STRATEGI POSITIONING BFM RADIO 104,6 FM SEBAGAI RADIO MASYARAKAT BELITUNG Strategy of Positioning BFM Radio 104,6 FM As A Radio of Belitung People

(1)

STRATEGI POSITIONING BFM RADIO 104,6 FM SEBAGAI RADIO MASYARAKAT BELITUNG

Strategy of Positioning BFM Radio 104,6 FM As A Radio of Belitung People

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:

YOSKA PRANATA

20120530170

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

STRATEGI POSITIONING BFM RADIO 104,6 FM SEBAGAI RADIO MASYARAKAT BELITUNG

Strategy of Positioning BFM Radio 104,6 FM As A Radio of Belitung People

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:

YOSKA PRANATA

20120530170

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

“kupersembahkan untuk Kedua orang tuaku dan orang-orang hebat disekeliling hidupku yang mencintaiku”


(4)

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Yoska Pranata

NIM : 20120530170

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Konsentrasi : Broadcasting

Univerisitas : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar, Apabila dikemudian hari karya saya ini terbukti merupakan hasil plagiat/ menjiplak karya milik orang lain, maka saya bersedia dicabut gelar keserjanaannya.

Yogyakarta, 19 desember 2016

Yoska Pranata 20120530170


(5)

MOTTO

Be Yourself and As Long As You Happy. DO IT !!!

Where there is a will there is a way and do what you


(6)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur yang tak terkira penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan dan melimpahkan rahmat, kasih sayang, keseatan serta kemudahan, shingga penulis telah berhasil menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Skripsi ini berjudul STRATGI POSITIONING BFM RADIO 104,6 FM SEBAGAI RADIO MASYARAKAT BELITUNG. Karya tulis yang sederhana namun memiliki arti kebahagiaan tersendiri bagi penulis. Penelitian ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat guna mempeoleh gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Ilmu Komunikasi di Fakultas Illmu Sosial dan Illmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis sadar bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tiak luput dari bantuan dan dukungan serta masukan berbagai pihak, untuk itu tidak lupa penulis mengucapakn terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, MA, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Ali Muhammad, S.IP., M.A, selakuk Dekan Fakultas Illmu Sosial dan Illmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Bapak Haryadi Arief Nuur Rasyid S.IP, M.Sc selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dosen pembimbing skripsi penulis yang telah memberikan masukan dan koreksi dalam penulisan skripsi ini, terima kasih banyak.

4. Wulan Widyasari, S. Sos.,MA. Selaku dosen penguji 1. Terima kasih atas saran serta koreksinya saat ujian proposal dan ujian pendadaran.


(7)

5. Krisna Mulawarman, S.Sos,. MSn. Selaku dosen penguji 2Terima kasih atas saran serta koreksinya saat ujian proposal dan ujian pendadaran.

6. Segenap Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah banyak membantu penulis selama ini.

7. Bang Ozzie Azzura selaku Owner dari BFM Radio 104,6 FM yang telah membantu penulis dan bersedia menjadi narasumber pada penelitian ini. 8. Bang Zikri Hayat selaku Head of Operations BFM Radio 104,6 FM yang

telah membantu penulis dan bersedia menjadi narasumber pada penelitian ini.

9. Bang Indra Pablo selaku Manajer Siaran BFM Radio 104,6 FM yang telah membantu penulis dan bersedia menjadi narasumber pada penelitian ini. 10.Keluarga Besar BFM Radio 104,6 FM terima kasih atas bantuan dan

kerjasamanya.

11.Teman-teman Ilmu Komunikasi angkatan 2012.

12.Bapak Jono, bapak Yuli,dan Mbak Siti terima kasih banyak.

13.Segenap Civitas Akademika Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 14.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah membantu


(8)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan. Penulis berharap skripsi ini dapat diterima dan dapat di jadikan masukan yang berarti bagi keberhasilan dan kebaikan untuk semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr

Yogyakarta, 1 Desember 2016 Penulis

Yoska Pranata 20120530170


(9)

SPECIAL THANKS TO :

Allah SWT.

Nabi Muhammmad SAW.

KEDUA ORANGTUAKU

Hajeri dan Widiarti

SAUDARA-SAUDARA KANDUNGKU

Handika Saputra

Gesti Fatmasari

DOSEN PEMBIMBINGKU

Haryadi Arief Nuur Rasyid, S.IP, MSc.

DOSEN PENGUJI I DAN DOSEN PENGUJI II

Wulan Widyasari, S. Sos, MA.

Krisna Mulawarman, S. Sos., M. Sn.

STAFF JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

Mbak Siti Wijayanti

Pak Jono Pak Muryadi Pak Yuli

TEMAN-TEMAN TERBAIKKU DAN TEMAN-TEMAN

SEPERMAINAN SELAMA DI JOGJA

Risdayanti Nur Ulumi Rahmat Ajie Imam Syaifullah Iqbal Reza Belicka

Yan Oktaria Karina Julian Dovi Yandra Mentari Shulur Tasha Annisa

Duwi Wahyu Ningrum Jenita Fatiya Hanif Fatkhurochman Kharis

Fatkhurochman Syahidul Mubarok Tri Prasetyo Puspita Septi

Mahardani Devi Permatasari Rima Sulistya Ningsih Aulia Rahman

Viddya Dwi PradiantyIsnaeni Laitul Izza Winda Ariandani Dewi

Agustiani Mergie Zanna Martina Erna Ningsih Pratiwi YunitaDwiratna

Agustin Muhammad Sayogi Unggul Anggoro Abu Huraerah Syarifah

Khamsiawi Anisati Sauma Ningrum Nisa Akmala Ravi Setya Ayu Abu

Rima Sulistya Ningsih Yohanes Calvin Basudewa Surya Ajie Ibnu

Muslim Putra Darmawan Muhammad Abrar Puspa Arum


(10)

Kusumawardani Al fauza Adra Mepi Ainil Fadilah Titin Fitria Ade

Dian Saputra Ima Lestari. Thank you for everything.

Teman-teman Ilmu Komunikasi 2012 UMY

“terima kasih karrena bisa mengenal kalian”

TEMAN-TEMAN BROADCASTING 2012

Pamongkas Mohammad Fajar Adhi Kurniawan Galang Pambudi

Anggara Muhammad Naufal Fatur Albashorie Guruh Prasetya Putra

Septi Nuggraini Aisyah Aprilinda Muhammad Unggul Suci Anggoro

Muhammad Martina Erna Ningsih Hesti Susilowati Adhe Royand

Afrian Irfani Wahyu Sugiarto Intan Permatasari Maharani Dwi KW

Odi Susanto Ade Rio Reza Dovi Yunia Rahmah Pratiwi Yunita Anisati

Sauma Ningrum Bagus Haryo Fredy Susanto Harris Sugiarto Kasyfi

Fitra Rifki Putri Mahmubati Ardiansyah Putra Nashwan Ihsan Ragil

Susanto Rizal Hadis Slamet Arifin Septian Bayu Nisa Akmala Agung

Tri Prasetyo. Aulia Rahman Bimo Aprilianto Ameilia Arista Putri

Bayu Chandra Kumara Lisa Karunia Jati Tazar Prakoso Alief Maulana

Sintha Puspita Ningrum Danu Atmaja Ravie Setya Ayu Galuh Ratnatika

Erwin Rasyid Ary Prasatyo Syarifah KhamsiAwi

Thank you so much, for accompanying me in this recent 2 years during

our study.

Keluarga Besar Cinema Komunikasi (CIKO)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Terima kasih telah menjadi wadah bagi saya untuk berkarya di dalam

dunia perfilm-an. Banyak ilmu yang saya pelajari dari UKM ini.

Terus berkarya untuk sineas-sineas Muda.

Let’s Rec and Play

Keluarga Besar

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 112

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Riski Aulia Syahidul Mubarok Hafiza Hardianti Theo Mubarok Irvan

Ahsani Rizky Firdaus Hartanto Ajron Khusniardi Dwi Nikken Pratiwi

Eka Setyawan Khairunnisa Permata Hati Nazatul Aini Mustofa Tri

Anggita Rani Nike Tandra Nurhidayati Lastarini Saputri Roficoh

Noviati


(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iv

MOTTO... v

KATA PENGANTAR... vi

TERIMAKASIH KEPADA... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR BAGAN... xv

DAFTAR GAMBAR... xvi

ABSTRAK... xvii

ABSTRACT... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 9

C. Tujuan Penelitian... 9

D. Manfaat Penelitian... 9


(12)

1. Konsep STPFP ... 10

a. Segmentasi ... 11

b. Targeting ... 16

c. Positioning ... 19

d. Formating ... 24

e. Programing ... 26

F. Metode Penelitian... 31

1. Jenis Penelitian... 31

2. Waktu dan Objek Penelitian ... 32

3. Teknik Pengumpulan Data... 32

a. Wawancara ... 33

b. Studi Dokumentasi ... 33

c. Observasi... 34

4. Jenis Data... 34

a. Data Primer ... 34

b. Data Sekunder ... 35

5. Teknik Pengambilan Informan ... 35

6. Teknik Analisis Data ... 37


(13)

BAB II PROFIL PERUSAHAAN... 41

A. Latar Belakang BFM Radio 104,6 FM... 41

B. Lokasi Perusahaan ... 43

C. Tujuan, Visi dan Misi Perusahaan ... 43

D. Logo BFM Radio 104,6 FM ... 44

E. Slogan BFM Radio 104,6 FM ... 45

F. Lifestyle dan Karakteristik Pendengar ... 45

G. Data Perusahaan ... 46

H. Jadwal Program Acara BFM Radio 104,6 FM ... 48

I. Struktur Organisasi ... 49

J. Tarif Iklan ... 50

BAB III PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Sajian Data ... 51

1. Proses Perencanaan Positioning BFM Radio 104,6 FM ... 51

2. Pelaksanaan Positioning BFM Radio 104,6 FM ... 62

3. Evaluasi Positioning BFM Radio 104,6 FM ... 80

B. Analis Data ... 82

1. Penerapan Konsep STPFP Oleh BFM Radio 104,6 FM ... 82

a. Segmentasi BFM Radio 104,6 FM ... 83

b. Targeting BFM Radio 104,6 FM ... 88


(14)

d. Formating BFM Radio 104,6 FM ... 94

e. Programing BFM Radio 104,6 FM ... 97

2. Strategi positioning BFM Radio 104,6 FM Sebagai Radio Masyarakat Belitung... 101

BAB IV PENUTUP ... 115

1. Kesimpulan... 115

2. Saran... 116

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(15)

DAFTAR BAGAN


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Logo BFM Radio 104,6 FM ... 44

Gambar 2.2. Jadwal Program BFM Radio 104,6 FM satu minggu ... 48

Gambar 3.1. Logo BFM radio 104,6 FM ... 64

Gambar 3.2. Berkumpul Bersama Pendengar Setia BFM Radio ... 75

Gambar 3.3. BFM Radio 104,6 FM melakukan kegiatan Festival Besilat Pantun ... 76

Gambar 3.4. BFM radio 104,6 FM ikut pawai yang diadakan oleh Pemkab Belitung ... 76

Gambar 3.5. BFM radio 104,6 FM memberikan sumbangan buku ke sekolah ... 76

Gambar 3.6. Konser Musik D”Masiv di manage Berehun Organizer ... 77

Gambar 3.7. Tampilan facebook BFM Radio 104,6 FM ... 79

Gambar 3.8. Tampilan Facebok Group Pendengar Radio BFM 104,6 FM ... 79 Gambar 3.9. Tampilan Official Website BFM Radio 104,6 FM... 79

Gambar 3.10. Tampilan aplikasi streaming BFM Radio 104,6 FM di Appstore ... 80

Gambar 3.11. Tampilan tagline BFM Radio 104,6 FM di official website ... 107


(17)

(18)

ABSTRAK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

KONSENTRASI BROADCASTING Yoska Pranata

20120530170

STRATEGI POSITIONING BFM RADIO 104,6 FM SEBAGAI RADIO MASYARAKAT BELITUNG

Tahun Skripsi : 2016 + 117

Daftar Pustaka : 15 Buku + 3 sumber internet + 2 skripsi

Berangkat dari rasa cinta dan kepedulian dengan kampung halaman di Belitung, pada akhirnya Ozzie Azzura dan adiknya Zikri Hayat memutuskan untuk mendirikan BFM Radio 104,6 FM. Mereka melihat orang kampung susah mendapatkan informasi yang dibutuhkan kemudian melihat radio yang ada di Pulau Belitung ini tidak ada yang mampu menjangkau seluruh pulau Belitung. Maka pada tanggal 08 Agustus 2008 radio BFM resmi didirikan sebagai radio masyarakat Belitung yang memiliki tujuan untuk mengedukasi dan sekaligus memberikan hiburan kepada masyarakat Belitung. Sesuai dengan slogan BFM Radio yaitu

“Radio Belitung Rase Belitung” tujuan hadir sebagai radio milik masyarakat

Belitung dengan memberikan nuansa lokal masyarakat Belitung melalui nama program dan bahasa siaran. Penelitian Strategi Positining BFM Radio 104,6 FM

Sebagai Radio Masyarakat Belitung menggunakan Metode penelitian deskriptif

kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Lokai penelitian dilakukan di BFM Radio 104,6 FM. Teknik pengumpulan data melalui studi dokumentasi, observasi dan wawancara kepada Pemilik Radio, Head of Operations dan Manajer Siaran BFM Radio. Teknik analisis data menggunkan analisis kualitatif yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan strategi positioning BFM Radio 104,6 FM yang dilakukan sudah cukup baik dengan berbagai macam cara seperti slogan, stasiun identity serta kreatifitas program unggulan.


(19)

ABSTRACT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA FACULTY OF SOCIAL AND POLITICS SCIENCE DEPARTMENT OF COMMUNICATION SCIENCE CONCENTRATION OF BROADCASTING

YOSKA PRANATA 20120530170

STRATEGY OF POSITIONING BFM RADIO 104,6 FM AS A RADIO OF BELITUNG PEOPLE

Year of Thesis : 2016 + 117

References : 15 books + 3 internet sources + 2 thesis

Starting from the feeling of love and care about their hometown, Ozzie Azzura and his brother Zikri Hayat decided to establish BFM Radio 104,6 FM. They observed that the village people feel difficult to gain information needed and also realized that, in Belitung Island, the radio is not able to reach this whole island. Hence, on August 8th 2008, BFM Radio was officially established as a radio of Belitung people which has aims to educate as well as to give an entertainment to all Belitung people. In accordance with the slogan of BFM Radio which is "Radio Belitung Rase Belitung" that exists to be a radio belonged to Belitung people by giving local nuances of Belitung people through program name and broadcasting language. The research of Strategy of Positioning BFM Radio 104,6 FM as a radio of Belitung people used research method of qualitative descriptive with the approach of case study. The location of this research was in BFM Radio 104,6 FM. Data technique collection was going through documentation study, observation and interview with the radio's Owners, Head of Operations and Broadcasting Manager BFM Radio. Data analysis techniques used qualitative analysis that consists of data collection, data reduction, data serving, and conclusions. The results of this research shows that Strategy of Positioning BFM Radio 104,6 FM which is conducted well by doing various ways such as slogan, identity station and creativity of frontrunner programs.


(20)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Radio menjadi salah satu alternatif hiburan yang murah di era modernisasi ini. Radio bisa kita nikmati dimana saja bahkan dalam genggaman smartphone milik kita. Beberapa kelebihan yang dimiliki radio

diantaranya dapat secara langsung menyampaikan berita atau melaporkan peristiwa yang ada dilapangan, tidak rumit, tidak banyak pernik, baik bagi pengelolah maupun pendengar. Siaran radio menembus batas batas geografis, demografis, SARA (suku, agama, ras, antar golongan, dan kelas sosial). Dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau harga pesawat televisi, pesawat radio relatif jauh lebih murah. Pendengar pun tidak dipungut bayaran sepeser pun untuk mendengarkan radio. Siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain atau tanpa mengganggu aktivitas yang lain, seperti memasak, mengemudi, belajar, dan membaca koran atau buku.

Kehadiran sebuah radio tidak bisa terlepas dari pendengar setianya masing-masing karakteristik yang unik membuat radio dapat dinikmati dari berbagai kalangan dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa dan tidak memandang kelas sosial. Sebagian besar orang memilih radio untuk mendengarkan lagu dan musik walaupun ada yang mendengarkan untuk menapatkan informasi yang aktual yang baru saja terjadi. Karena radio merupakan media massa atau sarana yang sangat efektif untuk


(21)

menyampaikan suatu informasi dan hiburan untuk pendengarnya tanpa rutinitas yang lainnya.

Belitung merupakan daerah yang sedang berkembang dalam segala bidang termasuk dalam bidang media. Di Belitung ada beberapa radio lokal yang telah didirikan diantaranya BFM Radio 104,6 FM di Tanjung Pandan, Radio Jiss 17 88,80 FM Tanjung Pandan, Radio Voice of Belitung (VOB) 88,00 FM Tanjung Pandan , Radio HITZFM 91,2 FM Tanjung Pandan, Radio MUSICA 92 FM Tanjung Pandan, Radio Suara Praja 102,2 FM Tanjung Pandan, Radio Belitung Timur 89,7 FM di Belitung Timur, Radio Sisnet 96,4 Manggar Belitung Timur, Radio Cita 91,6 Gantung Belitung Timur. Dengan munculnya beberapa kompetitor, maka sebuah radio harus memiliki ciri khas (image) yang berbeda dengan radio lain supaya radio

tersebut bisa diingat oleh pendengarnya dalam sekali dengar.

Sebuah stasiun radio perlu memiliki strategi untuk menghadapi pesaingnya agar tetap bertahan didunia peradioan yang semakin ketat. Cara-cara yang dilakukan merupakan suatu pengaplikasian strategi yang dilakukan radio tersebut untuk memposisikan diri dengan pesaingnya lainnya di telinga para pendengar yang disebut dengan positioning. Stategi

positioning yang digunakan untuk mempertahankan posisi radio ditelinga

pendengar haruslah tepat. Dimulai dari Strategi untuk menarik pendengar seperti air identity, logo radio, gaya siaran, mengemas program acara yang

berkualitas serta jenis lagu yang dipilih untuk menunjukan identitas dari stasiun radio tersebut.


(22)

BFM Radio 104,6 FM adalah radio swasta dengan nama perusahaan PT. Radio Biliton Berehun yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman No. 22, Tanjung Pandan, Belitung, Kepulauan Bangka Belitung. Dengan jangkauan 100 KM, BFM Radio 104,6 FM104.6 adalah radio milik Belitung karena radio ini bisa didengarkan diseluruh Kabupaten Belitung Barat, Kabupaten Belitung Timur, meliputi 9 kecamatan dan pulau-pulau disekitarnya serta sebagian wilayah bangka dan dunia melalui website www.bilitonesefm.com dan merasakan bahwa Radio BFM adalah radio milik mereka. Karena rasa cinta dengan kampung halaman Belitung, radio BFM didirikan dengan tujuan mengedukasi dan memberikan hiburan kepada masyarakat Belitung dan untuk mengangkat masyarakat melayu Belitung. Memperhatikan arus informasi dan persoalan-persoalan yang terjadi di Pulau Belitung dengan berbagai macam persoalan, dan hal itu hanya diangkat oleh satu media saja yaitu koran. Merasa masih ada ruang untuk membuat masyarakat Belitung mendapatkan akses informasi (hasil wawancara dengan Ozzie Azzura, Pemilik BFM Radio 104,6 FM, tanggal 12 Juli 2016).

Bahasa yang digunakan di BFM Radio 104,6 FM adalah bahasa sehari-hari yang sering digunakan oleh masyarakat Belitung. Dengan penggunaan bahasa Indonesia 40% yang digabungkan dengan bahasa pergaulan Melayu Belitung sebanyak 60% sehingga akrab ditelinga masyarakat Belitung. Pemilihan bahasa tersebut sengaja dipilih, karena memang dikhususkan untuk masyarakat dan mengakat budaya melayu


(23)

Belitung. (Hasil wawancara dengan Indra Pablo, Manajer Siaran, tanggal 23 Juni 2016). BFM Radio 104,6 FM mengangkat budaya masyarakat melayu yang gemar berpantun dan berkias didalam menyampaikan pesan dimasukkan kedalam dunia penyiaran radio melalui program acara besilat pantun. BFM Radio 104,6 FM juga mencoba menghidupkan kembali cerita-cerita lucu sehari-hari masyarakat Belitung berupa obrolan singkat

dengan nama “Bebulak”.

Tagline BFM Radio 104,6 FM adalah “Radio Belitung Rase

Belitung”. Kalimat Radio Belitung Rase Belitung dalam tagline tersebut yang digunakanbermakna bahwa BFM Radio 104,6 FM adalah radio untuk orang Belitung dan menyajikan program bernuansa Belitung dan untuk upaya memajukan Belitung melalui media radio. BFM Radio 104,6 FM akan memberikan sajian program yang positif atau bagus kepada pendengar dan menyiarkan musik, berita, jargon serta berbagai konten lainya yang bermanfaat. Dengan segmentasi yang dipilih adalah keluarga (family) yang

berasal dari berbagai tingkatan usia atau semua umur dimulai dari pekerja, ibu rumah tangga, karyawan, dan pelajar atau mahasiswa bahkan sampai pengusaha Pendengar Radio BFM adalah masyarakat melayu Belitung dan pendengar streaming radio BFM adalah perantauan-perantauan yang

merasa memiliki dan peduli dengan Belitung (Berdasarkan hasil wawancara dengan Indra Pablo, Manajer Siaran BFM Radio 104,6 FM, tanggal 23 Juni 2016).


(24)

BFM Radio 104,6 FM 104,6 menyasar target pendengar dengan status sosial Middle dan Lower (B & C+) 40% wanita dan 60% pria. Terdiri

dari 50% pekerja, 20% ibu rumah tangga, 25% pelajar dan mahasiswa, 3% pengangguran, 2% lain-lain. Dengan pilihan lagu Pop Indonesia 50%, Dangdut 25% dan Barat 25 %. Dengan psikografi pria dan wanita yang bangga menjadi warga Belitung dan memiliki keingintahuan yang besar terhadap berbagai hal yang baru dan peka terhadap lingkungan sosial (https://www.bilitonesefm.com.com).

BFM Radio 104,6 FM memposisikan diri dibenak pendengar (positioning) khususnya pendengar yang ada di Belitung sebagai Radio

Masyarakat Belitung. Positioning kita sederhana adalah membangun rasa

memilki Belitung makanya kita buat rasa Belitung. Kita ingin menjadi radio utama orang melayu dan radio orang Belitung makanya jargon kita radio Belitung dengan rasa Belitung alasannya memilih positioning karena

kecintaan dengan kampung halaman dan kebanggan kita menjadi orang melayu (hasil wawancara dengan Ozzie Azzura, Pemilik BFM Radio 104,6 FM, tanggal 12 Juli 2016).

BFM Radio 104,6 FM juga harus siap berperang ditengah persaingan radio-radio lokal swasta di Belitung dalam satu segmentasi usia pendengar yang sama seperti BFM radio, VOB ( Voice of Belitung) dan Radio Suara Praja. Beberapa radio swasta yang berlokasi di Belitung merupakan pesaing bagi BFM Radio 104,6 FM salah satunya yang menjadi pesaing utama adalah Radio Suara Praja yakni milik Pemerintah Kabupaten


(25)

Belitung. Radio Suara Praja mempunyai sejarah yang panjang, radio pertama yang berdiri di pulau Belitung, pertama mengudara pada tanggal 6 Februari 1968, dengan nama Radio Suara Belitung (RSB), lalu RSB berubah nama menjadi Radio Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung (RPDKB). Pada era tahun 1990-an RPDKB berubah nama menjadi Radio Siaran Pemerintah Kabupaten Belitung (RSPKBel). Akhirnya pada tanggal 11 April 2005, sesuai dengan surat Keputusan Bupati Belitung RSPKBel berganti nama menjadi Suara Praja hingga saat ini dengan frekuensi 102,2 FM. Sudah 48 tahun Radio Suara Praja menemani dan menghibur masyarakat Belitung, sehingga Radio Suara Praja sudah sangat akrab dan dikenal ditelinga masyrakat Belitung. Masyrakat Belitung sudah terbiasa untuk mendengarkan Radio Suara Praja dari generasi ke generasi. Radio Suara Praja 102,2 FM berada di kabupaten Belitung dimana radio BFM juga berada di kabupaten yang sama.

Radio Suara Praja 102,2 memiliki persamaan dalam hal segmentasi

dan positioning dengan BFM Radio 104,6 FM yaitu keluarga (family) atau

semua umur dan memiliki positioning yakni menjadi radio yang menjadi

radio masyarakat Belitung. Karena itu, menjadi tantangan tersendiri bagi BFM Radio 104,6 FM untuk merebut hati para pendengar di Pulau Belitung supaya BFM Radio 104,6 FM dapat dikenal sebagai radio masyarakat Belitung. Dimana image tersebut sudah lama disandang oleh radio Suara


(26)

patah semangat namun dijadikan motivasi agar bisa menarik perhatian pendengar di wilayah Belitung.

BFM Radio 104,6 FM merupakan radio yang bisa dikatakan ideal

karena pendengar bisa mendapatkan informasi, edukasi, hiburan bahkan

talkshow dalam satu radio. Sebagian besar nama program menggunakan

bahasa daerahnya dan menjadikan budaya lokal dari masyarakat melayu Belitung sebagai nama programnya sendiri untuk menarik dan lebih mendekatkan kepada para pendengar Radio BFM 104. Dibantu dengan kualitas penyiar yang humble saat mengudara dan jingle yang mudah diingat

dan menarik perhatian serta memutarkan musik-musik pilihan yang diputar saat on air. Hal inilah yang menarik dan mencerminkan bahwa BFM Radio 104,6 FM adalah radionya masyarakat Belitung.

Penyiar pun konsisten menggunakan bahasa daerah sehari-hari yang digunakan masyarakat Belitung. BFM Radio 104,6 FM konsisten mengajak masyarakat Belitung ikut berperan aktif dalam hal-hal yang terjadi di masyarakat Belitung seperti pada suatu acara programnya, BFM Radio 104,6 FM telah membuat sejarah di Propinsi Babel, untuk pertama kalinya telah membuat Debat Publik Calon Bupati Belitung 2008 secara Live On Air di Radio. Didengar pendengar lokal dan dunia. BFM Radio 104,6 FM juga menggelar beragam Talkshow Politik dan menyiarkan secara langsung

penghitungan suara pemkada. BFM Radio 104,6 FM dikenal sebagai Radio Pemilu 2009 (http://radio_bfm1046.indonetwork.co.id/).


(27)

Positioning merupakan ujung tombak BFM Radio 104,6 FM agar

bisa menjawab segala tantangan didunia Radio yang semakin kompetitif.

Positioning sangat penting karena akan mempermudah membedakan

stasiun radio satu dengan lainnya. Oleh karena itu BFM Radio 104,6 FM mencoba melakukan siaran dengan gaya siaran, pemilihan bahasa, gurauan, pemilihan lagu dan dengan stasiun identity yang digunakan bisa

mnggambarkan bahwa ini adalah BFM Radio 104,6 FM dalam sekali didengarkan. Ciri khas yang unik dari sebuah radio dapat melekat di dalam memori pendengar, ciri khas inilah yang dapat terlihat dari positioning.

Dengan bekal visi misi yang kuat BFM Radio 104,6 FM berharap bisa mempertahankan pendengar sekaligus meraup pangsa pasar pendengar. Dengan strategi yang tepat dan program yang menarik serta segmentasi pendengar yang jelas dituju, maka hasil yang akan dicapaipun akan maksimal. Maka akan tercipta pendengar yang setia untuk mendengarkan BFM Radio 104,6 FM. Karena pendengar merupakan aspek yang paling penting untuk dipertahankan.

Lalu bagaimana BFM Radio 104,6 FM menggunakan strategi

positioning didalam persaingan antara radio di pulau Belitung. Pendengar

tentunya akan berpindah ke radio lain jika radio tersebut tidak memiliki ciri khas. Stasiun radio yang unik dan berbeda dengan stasiun radio yang lain sudah pasti memiliki banyak pendengar. Dan sebaliknya radio yang tidak memilki ciri khas tidak akan terlalu diingat dari pendengar. Maka dari latar


(28)

belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang strategi

positioning BFM Radio 104,6 FM sebagai radio masyarakat Belitung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang telah dikemukakan diatas. Maka pertanyaan penelitian yang dirumuskan adalah sebagai berikut:

“Bagaimana strategi positioning yang dilakukan BFM Radio 104,6 FM sebagai radio masyarakat Belitung?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan diatas maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui langkah-langkah dan pengaplikasian strategi

positioning yang dilakukan BFM Radio 104,6 FM.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi pendorong dan penghambat dalam mempengaruhi kebijakan penerapan strategi

positioning BFM Radio 104,6 FM.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

a. Memperkaya kajian teori komunikasi khususnya mengenai strategi

positioning.

b. Menjadi bahan kajian studi banding dalam rangka penelitian lebih lanjut.


(29)

c. Mengembangkan dan menambah pengetahuan tentang apa yang selama ini belum pernah penulis pelajari.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil dari penelitian diharapkan bisa berguna bagi BFM Radio 104,6 FM sebagai informasi tambahan dan referensi untuk mengevaluasi upaya positioning yang akan diterapkan selanjutnya.

b. Bagi perusahaan lain sebagai pembanding dalam menentukan

positioning yang tepat untuk perusahaannya sehingga mampu

menempatkan posisi perusahaan dimata konsumen dengan tepat.

E. Kerangka Teori

Adapun teori yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah:

1. Konsep S-T-P-F-P (Segmentasi-Targeting-Positioning-Formating-Programing) dalam Sebuah Radio.

Dalam menghadapi persaingan antar radio dibutuhkan strategi-strategi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Strategi tersebut harus berkesinambungan dan tersusun dengan terarah. Bagaimana cara radio memasarkan produk siarannya dan apa yang dijual dalam produk siarannya serta bagaimana cara menarik pendengar agar mengingat radio miliknya adalah hal yang paling penting dalam startegi menjalankan sebuah radio.

BFM Radio 104,6 FM melakukan strategi supaya mampu bertahan dalam persaingan yang ketat dan menarik pengiklan serta pendengar. Radio yang baik bukanlah radio yang memanjakan


(30)

pendengarnya dengan suguhan program yang menarik namun juga bisa berguna dan berdampak pada sosial masyarakat sekitarnya. Dalam melakukan strategi pemasaran radio ada lima langkah dalam mencapai tujuan yang ingim dicapai. Lima langkah tersebut adalah Segmentasi,

Targeting, Positioning, Formatting dan Programing.

a. Segmentasi

Menurut Lupiyoadi (2008:4), segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang dibedakan menurut kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku, yang mungkin membutuhkan produk yang berbeda.

Setiap stasiun radio pasti memiliki strateginya masing masing dalam hal menarik para pendengar. Segmentasi pasar pendengar pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami bagaimana struktur para pendengar dan pemasaran program. Eric Berkowitz dan rekannya (dalam Morissan, 2010:57) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai :

dividing up a market into distinct groups that (1) have common needs and (2) will respond similiary to a market

action. (membagi suatu pasar kedalam kelompok-kelompok

yang jelas yang (1) memiliki kebutuhan yang sama dan (2) memberikan respons yang sama terhadap suatu tindakan pemasaran)”.

Pasar dalam hal ini adalah para pendengar atau audiens, pendengar umumnya memiliki sifat heterogen atau bermacam-macam dalam hal keinginan dan kebutuhan dan tidak mungkin suatu stasiun radio menyediakan semuanya, maka dari itu radio memilih


(31)

segmen pasar yang homogen atau memiliki kesamaan dalam beberapa hal dengan kemampuan perusahaan tersebut untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka.

“Segmentasi adalah kegiatan membagi-bagi atau mengelompokkan audien yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen. Hal ini dapat diartikan sebagaimana media dalam membidik audiennya terlebih dahulu harus memilih salah satu kelompok tertentu atau beberapa keompok, yang dirasa memiliki karakter atau respon yang sama, kemudian dari kelompok tersebut nantinya akan diberikan tema program yang sudah disesuaikan sebelumnya dengan tema program yang diminati oleh kelompok audien sebelumnya yang menjadi sasaran pasarnya” (Morissan, 2008: 168).

Segmentasi pasar audiens juga merupakan salah satu konsep terpenting dalam memahami audien penyiaran maupun pemasaran program. Hal ini dikarenakan dengan melakukan segmentasi stasiun penyiaran dapat melayani audiensnya secara baik serta dapat berkomunikasi secara persuasif kepada audien sehingga pada akhirnya dapat memberikan kepuasan kepada audien yang dituju (Morissan, 2008:168).

Konsep Segmentasi menjadi pegangan sebuah stasiun radio untuk memilih calon pendengarnya. Konsep ini dianjurkan agar


(32)

stasiun radio memilih bagian tertentu saja dari sekian banyak khalayak audien yang luas sehingga bisa memberikan pelayanan yang maksimal. Selain itu penentuan segmentasi yang jelas akan mempermudah pihak stasiun radio untuk mendesain program acara nantinya.

Menurut Rhenald Kasali (2003:122) ada lima kuntungan yang diperoleh dengan melakukan segmentasi yaitu:

1) Mendesain produk-produk yang lebih responsive terhadap

kebutuhan pasar.

Dengan memahami segmen-segmen yang responsive terhadap suatu stimuli maka kita dapat mendesain produk yang sesuai dengan kebutuhan atau keinginan segmen tersebut. 2) Menganalisa pasar.

Segmentasi pasar membantu eksekutif mendeteksi siapa saja yang akan menggerogoti produknya.

3) Menentukan peluang (niche).

Setelah menguasai pasar, mereka yang menguasai segmen dengan baik umumnya adalah mereka yang menguasai konsep segmentasi dengan baik akan sampai pada ide untuk menemukan peluang.

4) Menguasai posisi yang superior dan kompetitif.

Mereka yang menguasai segmen dengan baik umumnya adalah mereka yang paham betul konsumennya. Mereka


(33)

mempelajari pergeseran-pergeseran yang terjadi dalam segmennya.

5) Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien. Segmentasi merupakan syarat untuk menentukan pasar sasaran syarat untuk melakukan positioning atau segmentasi

adalah upaya untuk membedakan konsumen, sedangkan

positioning merupakan usaha untuk membedakan produk kita

dengan produk pesaing.

Dalam hal melakukan segmentasi pasar ada beberapa hal yang menjadi dasar-dasar penentuannya menurut Lupiyoadi (2008:47) ada lima penentu dasar alternatif untuk segmentasi, yakni: a. Segmentasi Demografis

Melibatkan berbagai faktor seperti jenis kelamin,usia, ukuran keluarga, dan lain sebagainya. Sedangkan variabel sosioekonomi terdiri atas pendapatan, pendidikan, kelas sosial dan etnis.

b. Segmentasi Psikografis

Segmentasi Psikografis mengacu pada tingkah laku masyarakat dan gaya hidup yang dianut.

c. Segmentasi Geografi

Secara tipikal dimensi geografi dikelompokkan atas faktor lingkup pasar, termasuk pertimbangan dimana operasi jasa akan dilakukan dan pengukuran besar geografis, dimana


(34)

termasuk didalamnya pengujian tingkat kepadatan penduduk, faktor iklim yang berpengaruh, dan standarisasi area pasar.

Menurut Simamora (dalam Suroto, 2007:15-16) agar bermanfaat maka segmen pasar yang dihasilkan harus mempunyai karakteristik yaitu:

1. Berbeda/ distinctive, memiliki karakteristik dan perilaku

pembelian yang berbeda dengan segmen lain. Artinya segmen tersebut memiliki karakteristik yang khas yang cocok sebagai target audiens dari sebuah stasiun radio, misal dilihat berdasarkan usia, jenis kelamin, gaya hidup, dan lain-lain. Pendengar usia 15 tahun dan pendengar usia 35 tahun memiliki kebutuhan berbeda, bisa dalam hal musik atau informasi. Jadi karakteristik dari segmen tadi bisa digunakan sebagai pedoman dalam menentukan format radio.

2. Dapat diukur/ measurable, ukuran, daya beli dan profil

segmen yang dihasilkan harus dapat diukur. Artinya karakteristik pendengar yang dituju jelas, batasan usia, tingkat sosial ekonomi, jenis kelamin, dan lainnya. Sehingga sebuah stasiun radio tidak perlu membuang energi untuk membuat format radio yang dapat membidik semua segmen atau segmen yang terlalu luas.

3. Dapat dijangkau/ accessible, segmen yang dihasilkan dapat


(35)

berarti bahwa segmen yang dibidik berada dalam coverage

area atau daerah jangkauan siaran sebuah stasiun radio

sehingga dapat mendengarkan sebuah stasiun radio dengan baik. Ini bisa dibatasi dari faktor geografis dari segmen yang dituju.

4. Cukup besar/substantially, segmen tersebut harus besar dan

menguntungkan. Disini berkaitan dengan perolehan iklan sebuah stasiun radio. Pengiklan akan menggunakan stasiun radio tersebut sebagai media beriklan bila memang merasa bahwa yang mendengarkan cukup banyak sehingga potensial untuk mengiklankan produk atau jasa mereka..

5. Dapat digarap/actionable, artinya segmen yang dibidik dapat

digunakan sebagai acuan dalam membuat program yang efektif yang dapat didesain untuk menarik dan melayani segmen pasar.

b. Targeting

Tahapan selanjutnya setelah menetukan segmentasi dan mengetahui segmen yang dipilih maka stasiun radio harus melakukan tahap targeting pasar stasiun radio menentukan target

pasar yang ingin menjadi tujuan dan fokus perhatian kegiatan pemasaran. Radio menentukan tujuan dan sasaran berdasarkan target pasar.


(36)

Targetting atau menetapkan target pasar adalah tahap

selanjutnya dari analisis segmentasi. Produk targetting adalah target

market (pasar sasaran), yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran (Kasali, 2003:371).

Menurut Morrisan (2010:70) target pasar adalah memilih satu atau beberapa segmen yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran dan promosi. Kadang-kadang targeting disebut

juga dengan selecting karena audiensi harus diseleksi. Perusahaan

harus memiliki keberanian untuk memfokuskan kegiatannya pada beberapa bagian saja (segmen) konsumen dan meninggalkan bagian lainnya. Targeting menurut Kertajaya (2002:228) adalah memilih

satu atau lebih segmen pasar dalam hal ini pendengar radio yang akan dijadikan target market.

Menurut Clancy dan Shulman berdasarkan kutipan dari Morissan (2008:186-187), ada empat kriteria yang harus dipenuhi pengelola media penyiaran untuk mendapatkan audien sasaran yang optimal berdasarkan kutipan dari Morisssan dalam buku Manajemen Media Penyiaran. Keempat kriteria itu adalah:

1) Responsif, audien sasaran harus responsif terhadap program yang ditayangkan. Kalau audien tidak merespon, maka pengelola media penyiaran harus mencari tahu mengapa hal ini


(37)

terjadi. Hal ini harus dimulai dengan segmentasi audien yang jelas.

2) Potensi penjualan, setiap program yang akan disiarkan harus memiliki potensi penjualan yang cukup luas. Semakin besar kemungkinan program untuk mendapatkan audien sasaran, maka semakin besar nilainya. Besarnya bukan ditentukan oleh jumlah populasi, tetapi juga daya beli.

3) Pertumbuhan memadai, audien tidak dapat dengan segera bereaksi. Audien bertambah secara perlahan-lahan sampai akhirnya meningkat dengan pesat. Kalau pertambahan audien lambat, tentu diperkirakan langkah-langkah agar program bisa lebih diterima audien. Mungkin program yang dibuat tidak sesuai dengan audien sasaran.

4) Jangkauan iklan, pemasang iklan biasanya sangat memikirkan media penyiaran yang paling tepat untuk memasarkan produknya. Audien sasaran dapat dicapai dengan optimal jika pemasang iklan dapat dengan tepat memilih media untuk mempromosikan dan memperkenalkan produknya.

Dalam pemilihan target pasar pendengar sebaiknya dilakukan riset yang mumpuni dengan pertimbagan berbagai hal yang matang. Karena pemilihan targeting akan menentukan strategi yang digunakan dan program-program acara yang akan dibuat serta berpengaruhnya kegiatan promosi dan pengiklanan


(38)

c. Positioning

Positioning adalah kegiatan yang dilakukan sebuah stasiun

radio untuk membedakan dengan stasiun radio pesaing lainnya.

Menurut Morrisan (2010:72) “Positioning adalah strategi

komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, merek, atau perusahaan didalam otaknya, didalam alam khayalnya, sehingga khalayak memiliki

penilaian tertentu”. Dengan demikian, positioning harus dilakuakan dengan perencanaan yang matang dan langkah yang tepat. Pengelola pemasaran harus mengetahui bagaimana konsumen memproses informasi, menciptakan persepsi, dan bagaimana persepsi mempengaruhi pengambilan keputusannya. Sebab, sekali informasi ditempatkan pada posisi yang salah, ia akan sulit diubah.

Identitas dalam pembeda stasiun radio dapat mengingatkan

audiens kepada stasiun radio. Menurut Siregar (2000:101), ada

beberapa cara dalam positioning radio kepada audiens:

1) Be Creative

Dalam mengkomunikasikan positioning harus kreatif mencuri

perhatian pendengar.

2) Simplicity

Positioning dilakukan sesederhana dan sejelas mungkin

sehingga khalayak tidak kerepotan menangkap esensi


(39)

3) Consistent yet flexible

Setiap pemasar akan menghadapi positioning paradox dimana

disatu sisi harus selalu konsisiten dalam membangun positioning

sehingga bisa menghujam dalam benak konsumen

4) Own, dominate, protect

Memiliki satu kata atau beberapa kata ampuh dibenak konsumen.

5) Use their language

Mengkomunikasikan positioning, gunakanlan pendekatan

kepada konsumen.

Seperti yang dijelaskan juga oleh Kasali (2003:507) dalam buku Membidik Pasar Indonesia, ia menjelaskan bahwa:

Positioning bukanlah strategi produk, tetapi strategi

komunikasi. Positioning berhubungan dengan bagaimana

konsumen menempatkan produk didalam otaknya, di dalam alam khayalnya, sehingga calon konsumen memiliki penilaian tertentu dan mengidentifikasikan dirinya denga produk lain.

Positioning menjadi penting bagi perusahaan karena tingkat

kompetisi yang cukup tinggi saat ini. Persepsi terhadap perusahaan atau produk memegang peranan penting dalam konsep positioning

karena khalayak menafsirkan media bersangkutan melalui persepsi yaitu hubungan-hubungan asosiatif yang disimpan melalui proses sensasi. Persepsi membantu manusia memahami dunia di


(40)

sekelilingnya untuk disimpan dalam memorinya. Hiebing dan Cooper (1997) dalam buku Morissan (2010:73), mendefinisikan

positioning sebagai ‘membangun persepsi produk di dalam pasar

sasaran relatif terhadap persaingan.

Suatu produk harus memiliki pernyataan positioning yang

memiliki hubungan erat dengan strategi merebut konsumen dan harus bisa mewakili citra atau persepsi yang hendak dicetak dalam bentuk konsumen. Citra itu harus berupa suatu hubungan asosiatif yang mencerminkan karakter suatu produk. Pernyataan positioning

berupa kata-kata yang diolah dalam bentuk rangkaian kalimat menarik yang disampaikan dengan manis. Kata-kata itu adalah atribut yang menunjukkan segi-segi keunggulan suatu produk atau perusahaan terhadap para pesaingnya. Semua kata-kata harus dirancang berdasarkan informasi pasar. Pernyataan yang singkat, mudah diulang-ulang dalam iklan atau dalam bentuk-bentuk promosi lainnya, dan harus memiliki dampak yang kuat terhadap pasar sasaran. Pernyataan positioning yang baik dan efektif harus

mengandung dua unsur yaitu claim yang unik dan bukti-bukti yang

mendukung (Morissan, 2010:73).

Menurut Kotler dalam Lupiyoadi (2008:58), setidaknya ada tiga langkah dalam melakukan positioning, yaitu

1. Mengenali keunggulan-keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan dalam hubungan dengan pesaing.


(41)

2. Memilih-memilih keunggulan yang paling kuat dan menonjol. 3. Menyampaikan keunggulan itu secara efektif kepada target

pasar.

Dalam menciptakan radio positioning, menurut Temmy Lesanpura dalam (Triartanto, 2010:59-60) menjelaskan langkah-langkahnya dalam beberapa hal. Untuk itu, stasiun radio tersebut harus:

1. Menjadi stara ( stasiun radio) “ Yang Pertama” dalam sebuah/ sesuatu hal.

2. Menampilkan station identity atau ciri khas.

3. Menetapkan target audience/ segementasi yang menerima

posisi stara.

4. Nama dan slogan yang menarik dan tetap untuk menyatakan

positioning.

5. Sajian format yang sesuai dan konsisten yang dikehendaki

audience.

6. Musik yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pendengarnya.

7. Menyajikan keunggulan pada acara tertentu yang sesuai dengan format siaran.

8. Bahasa siaran yang sesuai dan menunjukkan positioning stara.


(42)

10. Air personality (penyiar) yang dapat membawa acara sesuai

dengan positioning.

11. Tidak meniru stara lain atau menjadi “me too station” (stara

pengekor).

12. Ditampilkan dalam falsafah perusahaan, struktur organisasi dan segala sistemnya.

Dari uraian diatas dapat dicermati, sejumlah radio yang mampu menciptakan positioning-nya dibenak pendengar,

dipastikan stasiun radio tersebut akan terus dikenang dan diakui keberadaanya.

Menurut Darmanto (2000:13) positioning dapat dilakukan melalui:

a. Slogan

Slogan merupakan pesan singkat yang dinyatakan

sebagai simbol radio. Bersifat mudah diingat dan berbeda dengan station lain yang menggambarkan filosofi dari perusahaan untuk tujuan pendekatan kepada audiens.

b. Stasiun Image

Stasiun image dapat dilakukan melalui publikasi meluas,

product, knowledge, gerak public, humas, salesmanship


(43)

c. Monitoring Stasiun

Minitoring stasiun meliputi melihat pergerakan radio

lain, mencatat tingkah laku dan kebutuhan pendengar dan menghimpun data yang akan diamati dan dipelajari.

d. Stasiun Identity

Bagaimana radio mengatakan who am I dan

menunjukkan eksistensi stasion dan bersifat mengingatkan. 1) Positioning (station call, jingle, program cue, tagline, etc)

2) Bahasa siaran (standar kata, kosa kata) 3) Air personality (gaya siaran, karakter khas)

4) Highlight program (acara khas)

5) Activities (program off air)

6) Visual & Grafis (logo)

7) Gifts (souvenir, giveaway)

e. Kreatifitas acara unggulan

Dilakukan dengan cara menciptakan USP (Unit Salling Point) dan menampilkan program unggulan yang tak terkalahkan. Acara unggulan merupakan acara yang menarik perhatian pendengar dan pengiklan.

d. Formatting

Seiring dengan perkembangan radio di ajang yang kompetitif, khususnya radio swasta, menjadikan pengelola stasiun radio perlu membuat suatu pola atau bentuk program-program yang


(44)

mencerminkan identitas dari suatu stasuiun radio hingga dapat memenuhi kebutuhan audiennya.

Dalam penyajian siaran radio ada dikenal istilah yang disebut format. Menurut Pringle-Starr-McCavit (1991), seperti

dikutip Morrisan (2005: 108) dalam Triartanto (2010:138) , “the programming of most stations is dominated by one principle content

element or sound, known as format (program sebagian besar stasiun

radio didominasi oleh satu elemen isi atau suara yang utama yang dikenal dengan format).

Format bisa dimaknai sebagai ukuran, pola, bentuk untuk menjelaskan tentang sesuatu. Format stasiun dimaksudkan sebagai pola atau bentuk dalam ciri tertentu yamg mendominasi siarannya. Secara garis besar format stasiun dibagi menjadi : (1) Format Berita; (2) Format Musik; (3) Format Khusus.

Sejalan dengan perkembangan zaman yang terus berubah, format stasiun justru sekarang menjadi salah satu identitas sebuah stasiun radio. Selain itu, format bisa menjadikan suatu radio diakui eksistensinya dan memiliki pendengar yang khas. Namun, sesungguhnya, kata format mempunyai penambahan tiga pengertian dibelakangnya, yaitu format program, format produksi, dan format siaran (Darmanto, 2000:45 dalam Triartanto, 2010:139).

Pengertian format program mengacu pada perencanaan penyajian suatu program yang didasari isi materi siarannya. Format


(45)

produksi mengandung pengertian bagaimana suatu program disajikan secara tekniknya. Sedangkan format siaran atau lebih dikenal dengan format station dapat dimaknai sebagai bentuk

kepribadian suatu stasiun penyiaran radio sebagaimana dapat didengarkan dari program siaranya (Triartanto, 2010: 139).

Morissan (2008:221) mendeskripsikan tujuan dari penentuan format siaran adalah untuk memenuhi sasaran khalayak secara spesifik dan untuk kesiapan berkompetisi dengan media lainnya disuatu lokasi siaran. Format siaran lahir dan berkembang seiring dengan tuntutan spesialisasi siaran akibat maraknya pendirian stasiun radio. Format sangatlah penting karena menjadikan pribadi sari stasiun radio untuk menarik pendengar dengan semaksimal mungkin.

Menurut Joseph (2001) dalam Morissan (2008:221), format stasiun penyiaran radio ketika diterjemahkan dalam kegiatan siaran harus tampil dalam beberapa wilayah, yaitu:

1) Kepribadian (personality) penyiar dan reporter;

2) Pilihan musik dan lagu;

3) Spot dan kemasan iklan, jinggle, dan bentuk promosi acara radio lainnya.

e. Programing

Programing merupakan proses dari perencanaan, prnyusunan hingga penyajian program. Program yang disajikan


(46)

harus memiliki ciri khas atau unik dan bisa membedakan dengan program-program yang lain.

Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang (goods)

atau pelayanan (services) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal

ini audien dan pemasang iklan. Dengan demikian, program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Program yang baik akan mendapatkan pendengar yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar (Morissan, 2008:200).

Pengertian program dalam konteks broadcasting (Triartanto,

2010:99), merupakan suatu acara atau paket sajian berisi muatan kata-kata terucap atau tertulis, gambar statis dan bergerak, lagu dan musik, efek suara, serta cahaya, yang bertujuan disuguhkan atau disampaikan melalui media elektronik (radio dan televisi) kepada khalayak. Radio siaran hanya berisi bahasa tuturan kata-kata penyiar/reporter/narator/narasumber, musik, dan lagu, efek suara, yang disusun dan dikemas sedemikian rupa dalam bentuk program agar menarik minat untuk didengar.

Menurut Triartanto dalam bukunya Broadcasting Radio


(47)

dapat dijabarkan berdasarkan jenis-jenis program acara sebagai berikut :

1. Program Musik

Suatu program yang materi siarannya mengutamakan aspek atau yang berkaitan dengan musik dan lagu dalam penyajian siarannya. Contohnya : acara tangga lagu, request lagu

(permintaan lagu), nonstop music DJ Style (program musik disco) dan lain sebagainya.

2. Program Drama Radio

Suatu program yang menyajikan secara audio pola pelakonan/dramatisasi para tokoh atau karekternya dalam suatu tema cerita tertentu yang dibawakan dengan gaya naratif, monolog, dialog yang diselingi dengan suara musik, lagu serta efek suara seperlunya.

3. Program Kuis Radio

Suatu program yang materi siarannya didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan, teka-teki, permainan/games bersifat auditif yang ditujukan kepada pendengar agar menanggapinya sebagai suatu bentuk partisipasinya atau interaktif yang dikompensasikan dengan suatu hadiah.

4. Program Variety Show

Suatu program sajian yang terdiri dari sejumlah kombinasi dari beragam format acara, yang dikemas secara


(48)

dinamis dan menarik dengan diselingi sisipan musik dan efek suara. Biasanya terdiri dari beberapa segment yang dapat berupa tips -tips, wawancara, kuis, permintaan lagu, info aktual dan lain sebagainya.

5. Program Komedi/Humor

Suatu program yang menyajikan unsur -unsur yang menggelitik dan mengundang kelucuan secara auditif sehingga merangsang pendengar untuk tersenyum atau tertawa. Program komedi secara genrenya meliputi : lawak, anekdot serta parodi. 6. Program Sponsor

Suatu program yang isi siarannya dimuati oleh informasi dan data produk tertentu yang disajikan dengan gaya perbincangan atau wawancara.

7. Program Cerita Dongeng dan Legenda

Bentuk penyajian program yang disajikan secara dramatisasi atau naratif berdasarkan pada kisah -kisah dongeng dan cerita legenda yang sudah dikenal luas. Contohnya seperti Legenda Singasari, Saur Sepuh dan lain sebagainya.

Menurut Sydney W Head dalam (Purwatomo, 2007:35) terdapat lima elemen penting dalam programming yaitu:

1) Compability (Kesesuaian)

Program acara yang disusun sesuai dengan sehari-hari khalayak. Misalnya seperti kebiasaan sarapan, kerja, istirahat


(49)

dalam berbeda waktu. Hal tersebut yang menjadi acuan stasiun radio dalam menjalankan kebijakan programmingnya.

2) Habit Formation (Membangun Kebiasaan)

Kebiasaan khalayak dibentuk melalui program acara yang ditayangkan. Tidak jarang dipembentukan ini timbul suatu sikap fanatik dari khalayak terhadap suatu program acara, sehingga khalayak pun enggan untuk meninggalkan program acara yang ditayangkan.

3) Control of Audience Flow (Mengontrol Aliran Pendengar)

Khalayak dimanjakan dengan program acara yang ditayangkan. Jika suatu program selesai, langsung diganti dengan program acara lain. Program acara yang ditayangkan tentunya tidak jauh dengan yang diinginkan oleh khalayak.

4) Conservation of Program Resources (Pemeliharaan Sumber

Daya Program).

Terkadang program acara yang terkenal dan digemari oleh banyak khalayak adalah program-program yang kuno ketika ditayangkan kembali pada saat sekarang. Untuk itu, dibutuhkan kreativitas stasiun radio dalam menyajikan materi program acara yang akan ditayangkan.


(50)

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitataif. Dikatakan kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan tidak memerlukan alat hitung atau prosedur sttistik. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha memahami dan menafsirkan makna dari suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut persfektif peneliti sendiri. Alat pengumpulan data atau instrument penelitian

adalah peneliti sendiri, yang langsung terjun kelapangan.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci (Sugiyono, 2009:15).

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskritif memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung (Juliansyah, 2011:34-35).

Peneliti disini bertindak sebagai pengamat, peneliti hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatat dalam buku observasinya. Peneliti tidak mencari atau menjelaskan hubungan,


(51)

tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi (Jalaluddin, 2004:4). Penelitian deskriptif ditujukan untuk : 1. mengumpulkana informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada 2. mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku 3. membuat perbandingan atau evaluasi 4. menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. (Rakhmat, 2004 : 25) Penelitian ini bermaksud untuk membuat mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti bisa tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dari satu.

2. Waktu dan Objek Penelitian

Objek dari Penelitian ini adalah PT. Radio Biliton Berehun yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman No. 22, Tanjung Pandan, Belitung, Kepulauan Bangka Belitung. Telepon 0719 24 977. Email radiobfm@live.com. Waktu Penelitian dimulai sejak April 2016.

3. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti terjun langsung kelapangan dan menghabiskan waktunya untuk mengumpulkan data serta menganalisis data yang ditemukan dilapangan adalah teknik pengumpulan data dari penelitian kualitatif. Data yang dikumpulkan bisa berupa kata-kata, gambar dan angka.


(52)

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik melalui :

a. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain. Wawancara merupakan alat

re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang

diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman

(guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat

dalam kehidupan sosial yang relatif lama. (Juliansyah, 2011: 138-139)

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut


(53)

pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subyek yang bersangkutan (Herdiansyah, 2009).

c. Observasi

Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari penelitian baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian. Instrumen yang dapat digunakan yaitu lembar pengamatan, panduan pengamatan. Beberpa informasi yang diperoleh dari hasil observasi antara lain: ruang (tempat), pelaku, kegiatan, obyek, perbuatan kejadian atau peristiwa, waktu dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi yaitu untuk menyajikan gambaran realistis perilaku atau kejadian menjawab pertanyaan, membantu mengerti perilaku manusia, dan evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut (Juliansyah, 2011: 140).

4. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data primer dan data sekunder, sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari lapangan yang menjadi obyek penelitian atau yang diperoleh langsung dari responden yang berupa keterangan


(54)

penelitian ini adalah hasil wawancara (interview) dengan

narasumber. Narasumber dari penelitian ini yaitu Manajer siaran BFM Radio 104,6 FM, Head of Operations BFM Radio 104,6 FM

dan Pemilik BFM Radio 104,6 FM. b. Data Sekunder

Data penunjang yang akan mendukung data primer yang diperoleh dari studi kepustakaan seperti buku-buku, jurnal, skripsi,

website dan sumber-sumber lainnya.

5. Teknik Pengambilan Informan

Dalam penelitian ini peneliti memilih informan untuk menggali informasi dengan benar dan jelas menegenai hal-hal yang diperlukan oleh peneliti. Informasi dan data yang diberikan oleh informan sebisa mungkin bisa dipertanggung jawabkan supaya tidak menyulitkan peneliti nantinya. Maka dari itu peneliti menentukan informan yang memahami situasi BFM Radio 104,6 FM dan terlibat dalam

pembuatan kebijakan-kebijakan dalam radio tersebut.

Pemilihan informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah berdasarkan pada asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data, dan bersedia memberikan informasi lengkap dan akurat. Informan yang bertindak sebagai sumber data dan informasi harus memenuhi syarat.

Adapun kriteria atau syarat yang harus dimiliki untuk menjadi informan pada penelitian ini adalah:


(55)

1. Informan memiliki kaitan dengan obyek atau organisasi yang akan dipilih dalam penelitian ini. Yang dimaksud obyek disini adalah BFM Radio 104,6 FM.

2. Memahami latar belakang dari BFM Radio 104,6 FM.

3. Menguasai seluk beluk dan program di BFM Radio 104,6 FM sehingga bisa memberikan data yang akurat dan lengkap kepada peneliti.

4. Mengetahui langkah-langkah, strategi dan kebijakan-kebijakan yang dilakukan radio BFM 194,6.

Apabila peneliti menemukan Informan yang tidak memenuhi kriteria diatas, maka bukan tidak mungkin penelitian tersebut akan gagal. Adapun dalam pengambilan informan ada tiga narasumber yang akan diwawancarai antara lain:

a. Pemilik Radio (Owner)BFM Radio 104,6 FM

Sudah dipastikan bahwa seorang owners atau pemilik radio

adalah orang yang mengetahui bagaimana situasi dan kondisi perusahannya sendiri. Bukan hanya bagaimana pemilihan strategi STPFP-nya, tetapi juga mengetahui sejarah radio tersebut dari awal berdiri hingga sekarang.

b. Head of Operation BFM Radio 104,6 FM

Proses perencanaan hingga pembuatan sebuah program hingga siap untuk disiarkan tidak lepas dari andil dari seorang Head


(56)

menjelaskan apa saja program-program unggulan dari BFM Radio 104,6 FM yang menjadi ciri khas dan pembeda dari kompetittor lainnya.

c. Manajer siaran BFM Radio 104,6 FM

Seorang manajer siaran bertugas dan bertanggung jawab terhadap segala proses dan hasil akhir dari produksi siaran.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong, 2001:103).

Sesuai karakteristik penelitian kualitatif dalam bentuk studi kasus, maka analisis data dilakukan sepanjang proses berlangsungnya penelitian. Data yang berhasil dikumpulkan di klasifikasikaan kemudian bergerak ke arah pembentukan kesimpulan. Proses analisis data didasarkan pada penyederhanaan dan interpretasi data yang dilaksanakan sebelum, selama dan sesudah proses pengumpulan data. Teknik analisis data yang penulis gunakan ialah kualitatif Miles dan Huberman (1992) dalam (Pawito, 2001: 104-106) kualitatif adalah analisis data reduction, data display, dan conclusion drawing/

verification. Langkah-langkah dalam menentukan analisis adalah


(57)

a. Reduksi data (data reduction): proses merangkum, memilah,

memfokuskan dan mencari hal-hal pokok, tema serta pola sehingga memberikan gambaran yang jelas.

b. Penyajian data (data display): mengorganisasi data dan menyusun

pola hubungan sehingga data mudah dipahami.

c. Verifikasi (conclusion verifying): menarik kesimpulan atas pola

keteraturan dan penyimpangan yang ada dalam fenomena yang dibahas.

Dari data yang telah diperoleh baik dari hasil observasi, wawancara maupun dokumentasi dianalisis secara deskriptif, dengan memberikan gambaran secara khusus dan teliti dari hasil data yang diperoleh secara kualitatif. Sehingga menemukan jawaban dari perumusan masalah dengan menarik kesimpulan secara deduktif, dari hal yang bersifat umum ke hal yang besifat khusus, dan selanjutnya dipastikan kebenarannya.

7. Teknik Uji Keabsahan Data

Dalam menguji keabsahan data yang digunakan adalah teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu, untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang digunakan adalah pemeriksaan sumber lainnya.

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan data dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh


(58)

melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbgai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada dan orang pemerintahan.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isu suatu dokumen yang berkaitan. (Moleong, 2001:178)

Dalam penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan peneliti terkait teknik trigulasi sumber yaitu dengan cara:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dilapangan dengan data hasil wawancara dengan pihak BFM Radio 104,6 FM yang meliputi Pemilik Radio, Head of Operation dan Manajer Siaran.

2. Membandingkan hasil wawancara dengan data-data dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian.

Setelah proses triangulasi sumber data telah dilakukan, langkah selanjutnya adalah melakukan penafsiran data dan


(59)

kemudian menyajikannya berupa penggambaran fenomena yang terjadi dilapangan dengan menggunakan triangulasi sumber, selanjutnya data tersebut di analisis, disimpulkan kemudian diberi saran.


(60)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah dan Latar Belakang BFM Radio 104,6 FM

BFM Radio 104,6 FM berdiri pada tanggal 8 Agustus 2008. Berawal dari hobi dengan dunia broadcasting dan sempat menjadi penyiar di sebuah

radio. Dengan modal pribadi dari milik Ozzie Azzura dan saudaranya maka dibuatlah radio BFM. Memiliki tujuan selain profit adalah untuk mengedukasi dan memberikan hiburan kepada masyarakat Belitung dan untuk mengangkat melayu Belitung. Dengan penggunaan bahasa Belitung sebanyak 60% dan 40% menggunakan bahasa Indonesia, karena memang dikhususkan untuk masyarakat dan mengakat budaya melayu Belitung maka nama-nama programnya pun kebanyakan menggunakan bahasa Belitung .dan memang memang radio ini tidak mencontoh radio-radio lain acara buat sendiri dan tidak ada mencontoh program acara radio lain (Hasil

wawancara dengan Indra “Pablo”, Manajer Siaran, tanggal 23 Juni 2016)

Rasa cinta dengan kampung halaman Belitung, saya yang masih berada di Kuala Lumpur sebagai Professional Film Editor. Memperhatikan arus informasi dan persoalan-persoalan yang terjadi di Pulau Belitung dengan berbagai macam persoalan, dan hal itu hanya diangkat oleh satu media saja yaitu koran. Merasa masih ada ruang untuk membuat masyarakat Belitung mendapatkan akses informasi. Ketika itu ia merasa bahwa sebagai anak kampung, melihat orang kampung itu susah mendapatkan informasi


(61)

yang dibutuhkan kemudian ia melihat radio yang ada di Pulau Belitung ini tidak ada satupun radio yang mampu menjangkau seluruh pulau Belitung, maka dari itu kita membuat Radiio ini yang mampu menjangkau seluruh daerah yang ada di pulau Belitung bahkan ada sebagian di Pulau Bangka. Kala itu saya cukup aktif berada didalam lingkungan komunitas yahoo group yang bernama Belitungisland.com. kami mendapatkan beragam informasi-informasi persoalan tentang Belitung, yang paling utama adalah persoalan tentang lingkungan hidup. Dimana hutan kita tumbuh berubah menjadi lahan sawit dan tumbuh subur, besar, banyak dan bersifat masif. Masyarakat Belitung sepertinya tidak mengetahui hak-hak mereka, merasa mereka terpinggirkan dan tidak mendapatkan keuntungan dari tumbuhnya raksasa-raksasa perkebunan ini, merekapun jika menjadi pekerja itu hanya diawalnya saja setelah itu tidak berkelanjutan dan banyak tenaga kerja dari luar pulau Belitung ini. Karena masyarakat Belitung tipikal orang yang sudah merasa di kampung sendiri. Kemudian satu hal lagi ia memikirkan banyak persoalan-persoalan didalam masyarakat Belitung yang secara

tradisional berfikiran “negatif”, negatif dalam arti kata secara DNA melayu

itu ada yang disebut Melayu malas, melayu iri dengki lah pokoknya segala

macam hal-hal yang berbau negatif. Berangkat dari pemikiran itu pemilik BFM Radio 104,6 FM merencanakan membuat sebuah stasiun radio. Kenapa radio? Karena alasan pertama adalah ia berada dalam dunia broadcast dan bekerja dalam bidang perteleman dan film. Lalu ketika sekolah dulu memang sudah sempat hobi siaran di radio. Akhirnya


(62)

memutuskan untuk membuat radio BFM ini serta mengajak adik saya untuk bergabung dan mendirikan radio ini. (hasil wawancara dengan Ozzie, Pemilik BFM Radio 104,6 FM, tanggal 12 Juli 2016)

B. Lokasi Perusahaan

Lokasi perusahaan BFM Radio 104,6 FM di Jln. Jendral Sudirman No 22 Tanjung Pandan Belitung 33412 Bangka Belitung – Indonesia. Dengan No Telepon dan Faximile kantor 0719 24977 atau email di radiobfm@live.com.

C. Tujuan, Visi dan Misi Perusahaan

Visi BFM Radio 104,6 FM :

Menjadi Radio Profesional dan agen perubahan terbaik untuk Belitung. Misi BFM Radio 104,6 FM :

1. Memberdayakan masyarakat Belitung.

2. Mengembangkan program pilihan mencerdaskan.

3. Meningkatkan kepedulian akan budaya dan lingkungan Belitung. 4. Memberi kepuasan kepada pendengar dan mitra usaha.


(63)

D. Logo BFM Radio 104,6 FM

Gambar 2.1. Logo BFM Radio 104,6 FM FM

Lambang huruf “B” dalam nama radio BFM sebenarnya tidak

memiliki arti. Orang-orang bisa meerjemahkan apa saja pada huruf “B” tersebut, misalnya Belitung, Berehun apapun itu yang berawalan dengan

huruf “B”. Pihak radio tidak pernah melakukan klaim bahwa huruf “B” itu

adalah Belitung FM . Jadi “B” itu adalah kosa kata yang bebas. (hasil wawancara dengan Ozzie Azzurat, Pemilik BFM Radio 104,6 FM, tanggal 12 Juli 2016)

Pemilihan warna kuning dan hitam pada logo BFM Radio 104,6 FM juga tidak memiliki filosofi khusus, pemilihan warna tersebut hanya supaya terlihat icatching (enak dilihat) saja, lalu ditambahkannya kata “Spirit of Belitung” diharapkan agar Radio BFM menjadi spirit atau semangat baru


(64)

bagi masyarakat Belitung. (hasil wawancara dengan Zikri Hayat, Head of

Operations BFM Radio 104,6 FM, tanggal 13 Juli 2016)

E. Slogan BFM Radio 104,6 FM

Slogan BFM Radio 104,6 FM adalah “Radio Belitung Rase

Belitung”. Slogan tersebut dipilh agar Radio BFM tersebut memang dikhusukan untuk masyarakat Belitung dan sekitarnya namun juga tidak menutup kemungkinan pendengar dari luar. Radio BFM memberikan segala bentuk. Tujuan dari slogan ini sesuai dengan tujuan dari BFM Radio 104,6

FM sendiri yaitu untuk memberikan sugesti kepada msyarakat Belitung bahwa BFM Radio adalah milik dari masyarakat Belitung terutama masyarakat melayunya dan memberikan program-program acara yang bisa berdampak positif kepada masyarakat Belitung dengan nuansa kedaerahan dengan mengangkat program-program acara yang memberikan edukasi sekaligus hiburan.

F. Lifestyle dan karakteristik Pendengar

Segmentasi Pendengar BFM Radio 104,6 FM: Usia :

Dibawah 35 tahun : 20% 35 tahun keatas : 80% Jenis Kelamin :

 Laki-laki : 60%

 Perempuan : 40% Pendidikan dan Pekerjaan :


(65)

 Pekerja : 50%

 Pelajar & Mahasiswa : 25%

 Ibu Rumah Tamgga : 20%

 Pengangguran : 3%

 Lain-lain : 2% S.E.S :

 B : 20%

 C : 80% Psikografi:

Pendengar BFM adalah pria dan wanita yang bangga menjadi warga Belitung. Mereka memiliki keingintahuan yang besar terhadap berbagai hal yang baru dan peka terhadap lingkungan.

G. Data Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Radio Biliton Berehun Station Call : Positive Tune BFM 104,6

Pemancar : 1 unit RVR 1 Kilowat – Backup 900 Watt EMS Solid State

Panggilan untuk pendengar : Blovers

Slogan : Radio Belitung Rase Belitung

Frekuensi : FM 104,6 Mhz

Computirize ONAIR System RDS Text Support


(66)

Pandan Belitung

33412 Bangka Belitung – Indonesia Telepon : Office Telepon & Faximile 0719 24 9 77

Live 0813 90 911 911 – 0815 1046 1046 Advertising & Marketing 0813 17 700 12 Marketing BFM Jakarta : Komplek Perkantoran Tebet Mas Indah

No. 2 Tebet Barat 1. Jakarta 12810 Indonesia.

Telepon : 021 – 922 04291

Mobile : 0812 92 10000 – 0811 98 46 06 E-mail : Radiobfm@live.com

No. NPWP : 02.572.274.5-305.000 No. PKP : 119/WPJ.03/KP. 0703/2009 No. TDP : 310119200159

System Antena : 0mb 6 BAY First On Air : 08-08-2008


(67)

H. Jadwal Program Acara BFM Radio 104,6 FM FM


(68)

I. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi PT. Radio Biliton Berehun BFM Radio 104,6 FM Mhz

Bagan 2.1 Struktur Organisasi PT. Radio Bilitone Berehun

KOMISARIS

MANAGER SIARAN

PRODUSER

TIM KREATIF MUSIC DIRECTOR

MANAGER MARKETING

MARKETING & ADVERTISING HEAD OF MARKETING

OPERATION

TIM REDAKSI

PENYIAR

TEKNISI MANAGER STUDIO


(69)

J. Tarif Iklan

On Air 5x sehari di radio BFM selama 3 bulan Rp. 2.000.000/ bulan free 1x produksi iklan.

a. Onair 7x sehari di radio BFM selama 3 bulan Rp. 2.600.000,-/ bulan free 1x produksi iklan.

b. Onair Spot di radio BFM dengan harga Rp. 75.000.00,-/1x Tayang. c. Onair Addlips di radio BFM dengan harga Rp. 80.000.00,-/1x Baca. d. Onair 8x sehari di Radio BFM Rp. 2.800.000,-/bulan dan free 1 spot

produksi iklan.

e. Paket Combo – Onair 7 x sehari di Radio BFM dan onair juga 7 x setelah didiskon menjadi hanya Rp. 4.500.000,-/ bulan untuk pemasangan 3 bulan hanya Rp. 3.500.000/ bulan.

f. Talkshow di Radio 104,6 BFM dengan durasi selama 60 Menit Rp. 1.500.000,-.

Note : Harga produksi Iklan 1 spot Rp. 500.000, sudah termasuk skrip dan mixing.


(70)

BAB III

SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. SAJIAN DATA

1. Proses Perencanaan Positioning BFM Radio 104,6 FM

Sebuah perencanaan sangat penting untuk memulai segala sesuatunya dalam menyampaikannya positioning kepada khalayak

ramai dalam hal ini adalah BFM Radio 104,6 FM. Pertumbuhan beberapa industri dunia penyiaran di Belitung menandakan bahwa masyarakat Belitung mulai melirik media satu ini sebagai media untuk mencari hiburan serta informasi, maka dari itu stasiun radio berusaha menciptakan stasiun image (citra perusahaan) yang dibangun sehingga

dapat membedakan satsiun radio miliknya dengan stasiun radio lainnya. Untuk menjadi radio yang diminati pendengar, radio tersebut haruslah mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan oleh pendengarnya, dengan cara memberikan suguhan program yang menarik dan sesuai dengan target serta segmentasi yang dituju oleh radio tersebut. Positioning yang baik akan meningkatkan jumlah

pendengar dan pengiklan pada BFM Radio 104,6 FM, karena pendengar dan pengiklan adalah unsur yang penting dan memiliki pengaruh yang besar dalam industri penyiaran. Saat ini terdapat stasiun radio di Belitung yang format siaran dan segmennya sama dengan BFM Radio 104,6 FM yaitu Radio Suara Praja 102,2 FM milik dari Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung, yang mana radio tersebut sudah lebih dulu


(71)

menemani dan menghibur masyarakat Belitung dibandingkan dengan BFM Radio 104,6 FM dan telah mendapatkan tempat di hati pendengarnya.

Dalam melakukan positioning radio melakukan perencanaan

dan tahap-tahapan yang harus direncanakan agar apa yang diinginkan bisa tercapai sesuai dengan keinginan dari radio tersebut. BFM Radio 104,6 FM menunjukkan bahwa radio ini adalah radio masyarakat Belitung dengan menyuguhkan program berisi edukasi dan hiburan kepada masyarakat Belitung dan sekitarnya, memberikan hiburan dengan memutarkan berbagai lagu dan genre musik yang beragam serta

menyuguhkan informasi-informasi untuk sekitaran area lokal pulau Belitung, nasional bahkan mancanegara serta memberikan pemahan kepada masyarakat Belitung untuk bangkit. Menjaga kedekatan dengan para pendengar dengan cara selalu menyapa melalui program-program

on-air yang interaktif dan kegiatan off-air yang diadakan.

Terdapat langkah-langkah yang harus diencanakan terlebih dahulu dalam melakukan positioning agar apa yang dituju bisa dicapai

sesuai keinginan. Hal ini dilakuakn agar BFM Radio 104,6 FM bisa lebih mendapatkan pengakuan dari khalayak khususnya masyarakat Belitung dan sekitarnya sebagai radio yang membanggakan bagi masyarakat Belitung. Selain itu juga bisa menjadi radio yang menyajikan apa yang menjadi kebutuhan khalayak


(72)

Perencanaan positioning BFM Radio 104,6 FM ditentukan

disaat awal berdirinya radio melalui rapat bersama dengan karyawan dan pemilik radio yaitu Ozzie Azzura dan Zikri Hayat. Karena rasa kekhawatiran dengan masyarakat Belitung yang masih dirasa kurang dalam menerima informasi dan edukasi dan ingin mengganti hiburan on

ground (panggung dangdut) yang banyak negatifnya maka BFM Radio

104,6 FM mengganti hiburannya dengan media radio yang menyajikan musik dan lagu serta mempererat silahturahmi setiap pelosok desa. Pada rapat tersebut diputuskan bahwa positioning BFM Radio 104,6 FM

adalah radio untuk masyarakat Belitung yang menyajikan hiburan sekaligus edukasi serta mengangkat segala potensi yang ada di Pulau Belitung. Adapun proses perencanaan yang dilakukan Radio BFM 104,5 seperti yang diutarakan oleh Zikri Hayat selaku Head Operation dan Indra Pablo selaku Manajer Siaran BFM Radio 104,6 FM, yaitu diantaranya:

a. Menentukan visi dan misi sebagai pegangan seluruh komponen radio.

Visi dan Misi yang telah ditetapkan oleh BFM Radio 104,6 FM bertujuan supaya dapat berjalan dengan fungsi dari BFM Radio 104,6 FM yang telah ada, dimana visi dan misi yang dimiliki dari BFM Radio 104,6 FM adalah sebagai berikut:


(1)

15.00 - 16.30 Buka Kartu Program acara yang menantang para pendengar Radio BFM untuk membuka rahasianya selama ini. 16.30 - 17.35 10 Terajana 10 tembang teratas

dangdut asik / tangga lagu dangdut populer. 17.35 - 18.00 Bansai Sore – Barisan lagu

santai Indonesia Recycle + Tips Sehat

Acara yang

memutarkan lagu-lagu recycle di tambah dengan tips-tips tentang kesehatan.

18.15 - 20.30 BELITUNG Oi Belitung orang Indonesia (Iwan Fals Program)

Acara program yang memutarkan lagu-lagu dari Iwan Fals.

20.50 - 22.30 Begalor dot com Kampong Kite

Acara talksow kelakar seputar persoalan di Belitung.

22.30 - 24.00 ORALIT Obrolan ringan

sebelum tidur.

24.00 – 24.10 INSPIRASI HATI Program acara yang memberikan motivasi


(2)

dan inspirasi ke pendengar BFM. Jadwal Program Acara BFM Radio 104,6 FM hari Jumat Hari Sabtu

WAKTU SIARAN

NAMA ACARA DESKRIPSI

05.00 – 07.20 La Pagi Malaysia Pilihan pagi musik Malaysia.

07.20 – 08.10 Chart INTIPS (Indi Top HITS)

Tangga Lagu Musik Indi yang hits.

08.15 - 08.45 Voice Of Islam Acara talkshow Dunia Islam dibawakan dengan ringan.

08.45 - 09.00 Beripat Berita dan informasi pagi terkini, merupakan sekilas peristiwa yang terjadi didalam maupun luar negeri.

09.00 - 11.00 Talkshow Polemik (live from SINDO RADIO)

Siaran Relay dari TRIJAYA FM, radio Talkshow.


(3)

memberikan edukasi tentang hal apapun mrengenai Belitung. 13.00 - 15.00 BLAGU LADIES for

Ladies Only (Berbagi salam dan lagu)

Berbagi salam dan request lagu dikhusukan hanya untuk para wanita. 15.00 - 16.50 Belitung Sepekan Program acara berita

yang mengabarkan kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam sepekan belakangan. 16.50 – 18.00 AW TOP 20 Tangga lagu terbaik

live dari Los Angeles. 18.10 - 19.35 PILPEN MINGGUAN Memutarkan lagu-lagu

yang paling banyak dan sering di request dari pendengar dalam seminggu belakangan. 19.35 - 22.00 B-MADUN PANAAS Acara berbagi musik

dangdutan dan request lagu dangdut.


(4)

Nyarik Biak) mingguan merupakan acara kontak

jodohmencari pasangan hidup

yangdisiarkan ditengah malam.

24.30 - 03.30 BLAGU BEGADANG (Berbagi salam dan lagu)

Berbagi salam dan request lagu di tengah malam.

Jadwal Program Acara BFM Radio 104,6 FM hari Sabtu Hari Minggu

WAKTU SIARAN

NAMA ACARA DESKRIPSI

05.00 – 07.00 LA PAGI MINGGU – GOBEL – Goyang Belitung Hits

Merupakan acara

musik yang

memutarkan lagu lagu dangdut hits. 07.00 – 07.30 Voice of Islam Acara talkshow

Dunia Islam dibawakan dengan ringan.

07.35 - 09.35 Bdendang Show Rhoma Irama

Program acara yang memutarkan


(5)

lagu-lagu dari Rhoma Irama.

09.45 – 11.00 BELUNTAS ASYEEK 11.00 - 12.25 BRANSAI – Barisan

Musik Santai Indonesia recycle + VOA

Gondangdia

Acara yang

memutarkan lagu-lagu recycle di tambah dengan tips-tips tentang kesehatan.

12.30 - 13.00 CLASIC ROCK WEEKEND

Acara yang

memutarkan lagu-lagu rock classic. 12.30 - 13.00 B LAGU MINGGU/ B

INDY

Acara berbagi salam dan lagu dari band-band Indy.

13.00 - 15.30 KUNDANGAN Acara request lagu dan menyampaikan salam dan lagu bagi pendengar yang sedang melakukan hajatan pernikahan dan lainnya dengan pilihan lagu dangdut


(6)

lawas, pop lawas, dan keroncong. 18.10 – 18.35 VOA PILIHAN KITA Radio dengan

sindikasi jaringan VOA untuk berbagi acara dari VOA. 18.10 - 19.45 RBT 10 Jam Ring Back Tone

Popular di tanah air saat ini, disiarkan di BFM.

19.45 - 20.15 NEW PERSPEKTIF by Wimar Witular

Program Talkshow Wimar Witular Insight dari Jakarta 20.15 - 21.00 BEKEMAS (Bekisah

Masa Lalu)

Acara yang mengajak pendengar

mengenang masa lalu bagaimana getirnya kehidupan dimasa lalu.

23.30 - 24.00 VOA SMART JAZZ/ TOP COUNTRY

Acara dari VOA dan memutarkan lagu coontry dan jazz.