2.5 Nilai Farmakologis Mahkota Dewa
Bioaktifitas suatu tanaman berkaitan erat dengan senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman tersebut.
Dari sejumlah pengalaman eksperimental terbukti bahwa tanaman yang mempunyai aktivitas antimikroba juga menunjukkan
aktivitas antikanker, demikian juga sebaliknya. Hal ini disebabkan karena toksisitas yang dimiliki tanaman sebagai antibakteri juga bekerja terhadap fase tertentu dari
siklus tumor. Penelitian Lisdawati pada tahun 2002 menunjukkan bahwa buah dan daun mahkota dewa dapat menghambat pertumbuhan sel hela sel kanker rahim.
Disamping itu terbukti juga bahwa adanya potensi antioksidan dan antikanker dari ekstrak buah dan kulit buah mahkota dewa dengan nilai hambat 50 sel leukimia
setelah masa inkubasi 48 jam.
8
Kulit buah mengandung alkaloid, saponin dan flavonoid. Daging buah mahkota dewa dan cangkang biji mengandung mengandung senyawa alkaloid,
flavonoid, fenol, lignan, tanin dan saponin. Sementara daun mahkota dewa mengandung antihistamin, alkaloid, saponin dan polifenol lignan.
8,9,23
Flavonoid beperan sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein ekstraseluler yang mengganggu integritas membran
bakteri. Alkaloid berperan untuk mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan
menyebabkan kematian sel tersebut. Tanin dapat merusak membran sel bakteri, mengkerutkan dinding sel atau membran sel sehingga mengganggu permeabilitas sel
itu sendiri. Akibat terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga pertumbuhannya terhambat bahkan mati. Selain itu tanin juga
Universitas Sumatera Utara
mempunyai daya antibakteri dengan cara mempresipitasi protein Masduki 1966. Minyak atsiri juga bersifat antibakteri karena efeknya dapat mengganggu
pembentukan membran atau dinding sel sehingga tidak terbentuk atau pembentukannya tidak sempurna.
24
Untuk mendapatkan senyawa aktif seperti tanin, polifenol, flavonoid, terpenoid, sterol dan alkaloid perlu diekstraksi dengan penambahan pelarut etanol.
Hal ini disebabkan karena pada proses perendaman simplisia dalam pelarut etanol, sel tanaman mengalami kondisi jenuh sehingga sel-selnya akan mengeluarkan zat aktif
yang diikat olet pelarut etanol tersebut.
24
2.6 Peran Tanaman Mahkota Dewa Sebagai Antibakteri