Tanaman Mahkota Dewa Phaleria Macrocarpa [Scheff.] Boerl

sukrosa. Levan cepat dihidrolisis oleh bakteri-bakteri di dalam plak, oleh karena itu levan tidak seefisien dekstran dalam membentuk plak gigi. 21 Di dalam plak gigi, koloni S.mutans akan memetabolisme glukosa dan fruktosa menjadi asam sehingga terjadi penurunan pH plak gigi. Ion hirogen dari asam laktat sebagai hasil metabolime plak berdifusi ke dalam enamel dan mengakibatkan demineralisasi enamel gigi, demikian permulaan proses karies gigi. Pembentukan kavitas akan terjadi jika proses demineralisasi lebih dominan daripada proses remineralisasi. Oleh karena itu, polisakarida ekstraseluler dan pengasaman dari biofilm sangat penting untuk pembentukan plak gigi kariogenik. 20 2.4 Tanaman Mahkota Dewa Phaleria Macrocarpa [Scheff.] Boerl Alam Indonesia sangat kaya akan keaneknegararagaman hayati terutama tumbuh-tumbuhan yang dapat berguna sebagai bahan baku obat-obatan. 8 Keadaan ini sangat berguna untuk berbagai penyakit yang mengancam kehidupan manusia saat ini. Tanaman buah mahkota dewa Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl merupakan salah satu tumbuhan obat Indonesia yang sudah digunakan secara turun-temurun. Mahkota dewa Phaleria macrocarpa berasal dari Papua. Sejak dahulu keraton Solo dan Yogyakarta memeliharanya sebagai tanaman yang dianggap sebagai pusaka dewa karena dianggap mampu mengobati berbagai penyakit. Selain itu, pohon ini sering disebut Simalakama Melayu, Makuto Rojo, Makuto Ratu, Obat Dewa Jawa Tengah, Pau Cina, Crown Of God negara asing. 9 Klasifikasi buah mahkota dewa yaitu: Universitas Sumatera Utara • devisi: Spermatopyta • subdivisi: Angiospermae • kelas: Dicotyledoneae • ordo bangsa: Thymalaeales • famili suku: Thymelaeaceae • genus marga: Phaleria • spesies: Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl. 22 Mahkota dewa termasuk tanaman perdu yang dapat tumbuh subur pada dataran rendah hingga ketinggian 10-1200 m dpl. Tanaman mahkota dewa tergolong tanaman perdu yang tumbuh pada tanah jenis apa saja, baik tanah subur maupun tanah yang miskin unsur haranya. Buah mahkota dewa berbentuk bulat dengan ukuran bervariasi sebesar bola pingpong sampai sebesar buah apel, dengan ketebalan kulit 0,1-0,5 mm Hermanto,2002. Buah mahkota dewa terdiri atas kulit, daging, cangkang dan biji. Permukaan buah licin, beralur, berwarna hijau ketika masih muda atau berwarna merah marun ketika sudah tua. 23 Gambar 4: Buah mahkota dewa kiri dan pohon mahkota dewa kanan 23 Universitas Sumatera Utara Bagian daging buah putih, berserat dan berair, sedangkan bagian biji, bentuknya bulat, keras, berwarna cokelat, sangat toksik sehingga tidak dapat dimakan. 23 Penelitian Harmanto tahun 2002 menyatakan buah mahkota dewa tidak dikonsumsi secara langsung karena efek sampingnya cukup serius seperti sariawan, bengkak, mati rasa pada lidah, kaku, demam bahkan dapat menyebabkan pingsan. Oleh karena itu, sangat tidak dianjurkan konsumsi buah mahkota dewa secara langsung, melainkan harus direbus terlebih dahulu. 23 Pemanfaatan buah mahkota dewa secara empiris sebagai tanaman obat telah lama digunakan untuk mengatasi kanker dan tumor, impotensi, haemorroid, diabetes mellitus, alergi, hipertensi dan jantung, disentri, rematik, asam urat dan gangguan ginjal, stroke, migraine, berbagai penyakit kulit, jerawat dan lain sebagainya. Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan baku obat adalah batang, buah dan daun, sedangkan bagian biji hanya digunakan sebagai obat luar atau untuk penyakit kulit karena bersifat toksik. Bagian akar dan bunga mahkota dewa jarang digunakan sebagai obat. Pemanfaatan buah mahkota dewa untuk pengobatan biasanya tidak memisahkan daging buah dengan kulitnya sehingga kulit tidak perlu dikupas terlebih dahulu. Bagian biji harus dipisahkan atau dibuang. 9 Literatur sebelumnya menyebutkan bahwa tanaman marga Phaleria umumnya memiliki aktifitas antibakteri. Aktivitas ini berkaitan dengan toksisitas kandungan racun tanaman yang cukup tinggi sebagai salah satu bentuk mekanisme pertahanan diri. Mahkota dewa mengandung senyawa yang berkhasiat sebagai antibakteri seperti flavonoid, saponin, fenol, alkaloid minyak atsiri dan tanin. 8,9 Universitas Sumatera Utara

2.5 Nilai Farmakologis Mahkota Dewa