TA : Transmisi Nirkabel Sinyal Auskultasi Suara Jantung Dengan Menggunakan Wireless Zigbee Network.
i
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
Nama : Eka Sari Oktarina
NIM : 11.41020.0033
Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Sistem Komputer
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM
SURABAYA 2015
(2)
x
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN SYARAT ... ii
MOTTO ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ... xxiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 2
1.4 Tujuan ... 3
1.5Sistematika Penulisan ... 3
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
(3)
xi
2.3 Arduino ... 9
2.3.1 Arduino Mega 2560 ... 10
2.4 Software Arduino IDE ... 15
2.5 Bahasa Pemrograman Arduino ... 17
2.6 Xbee ... 18
2.7 Xbee USB Adapter dan Software X-CTU ... 20
2.8 Visual Basic ... 21
2.9 Parameter QoS ... 23
BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM ... 26
3.1.Metode Penelitian ... 26
3.2.Model Perancangan ... 27
3.3.Perancangan Sistem ... 29
3.4.Perancangan Perangkat Keras ... 30
3.4.1 Perancangan Sensor Jantung ... 30
3.4.2 Perancangan Rangkaian Xbee Zigbee S2B ... 31
3.4.3 Perancangan Rangkaian USB to Serial Xbee ... 31
3.4.4 Arduino 2560 ... 33
3.4.5 Xbee ... 34
3.4.6 Visual Basic ... 35
(4)
xii
3.5.3 Algoritma Penerimaan dan Pemisahan Data pada Router ... 45
3.5.4 Algoritma Penerimaan Data pada End Device (Real Time) ... 46
3.5.5 Algoritma Penerimaan Data pada End Device (Offline) ... 48
3.6.Metode Analisa ... 51
3.6.1 Peletakan Sensor pada Jantung ... 51
3.6.2 Pengambilan Sinyal Auskultasi Jantung ... 52
3.6.3 Analisa Transmisi Sinyal Auskultasi Jantung ... 53
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN ... 57
4.1.Pengujian Xbee ... 57
4.1.1. Tujuan ... 57
4.1.2. Alat yang Digunakan ... 57
4.1.3. Prosedur Pengujian ... 58
4.1.4. Hasil Pengujian ... 59
4.2.Pengujian Komunikasi Xbee ... 59
4.2.1 Tujuan ... 59
4.2.2 Alat yang Digunakan ... 59
4.2.3 Prosedur Pengujian ... 60
4.2.4 Hasil Pengujian ... 60
4.3 Pengujian Arduino ... 61
(5)
xiii
4.3.4 Hasil Pengujian ... 63
4.4 Pengujian Tampilan Penerimaan Data pada Router ... 64
4.4.1 Tujuan ... 64
4.4.2 Alat yang Digunakan ... 64
4.4.3 Prosedur Pengujian ... 65
4.4.4 Hasil Pengujian ... 66
4.5 Pengujian Tampilan Penerimaan Data pada Coordinator ... 67
4.5.1 Tujuan ... 67
4.5.2 Alat yang Digunakan ... 68
4.5.3 Prosedur Pengujian ... 68
4.5.4 Hasil Pengujian ... 69
4.6 Pengujian Sistem ... 71
4.6.1 Tujuan ... 71
4.6.2 Alat yang Digunakan ... 71
4.6.3 Prosedur Pengujian ... 72
4.6.4 Hasil Pengujian ... 73
4.7 Hasil Analisa Keseluruhan Sistem ... 122
BAB V PENUTUP ... 125
5.1.Kesimpulan ... 125
(6)
xiv
(7)
1 1.1 Latar Belakang Masalah
Penyakit jantung dapat dialami oleh siapa saja dan terkadang tidak dapat di deteksi. Untuk mencegah terjadinya penyakit jantung sebaiknya melakukan pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter ahli. Proses pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter ahli disebut auskultasi (Puspasari, 2013). Auskultasi adalah pemeriksaan kinerja organ tubuh seperti jantung dengan cara mendengarkan suara yang di akibatkan oleh vibrasi yang berasal dari proses kerja jantung. Stetoskop merupakan alat yang digunakan pada proses pemeriksaan auskultasi. Pemeriksaan fisik pada pasien mewajibkan pasien membuka area tubuh pasien yang akan diperiksa, yaitu pada bagian dada Karena itu tidak setiap dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik secara langsung terhadap semua pasien yang berbeda gender
demi menjaga kenyamanan dan privacy pasien. Maka dari itu diperlukan ruangan
tersendiri antara ruangan dokter dengan ruangan pemeriksaan fisik. Agar pasien laki – laki dapat diperiksa oleh perawat laki – laki dan pasien wanita dapat dirawat oleh perawat wanita. Hal ini seudah bisa diatasi dengan penelitian sebelumnya yang telah berhasil mentransmisikan hasil askultasi sinyal jantung dari satu node
ke nodecoordinator. Hasil penelitian tersebut berhasil dilakukan dengan toleransi kesalahan sebanyak lebih kurang 13,06% untuk periode sampling 5ms ( Jusak, 2014)
Permasalahan lain adalah ketika terdapat banyak pasien yang ingin memerikasa keaadaan jantungnya, diperlukan pemeriksaan pasien secara
(8)
bersamaan dengan tujuan untuk mempersingkat waktu pemeriksaan. Sementara saat ini pemeriksaan fisik pada beberapa pasien tidak dapat dilakukan secara bersamaan. Dengan demikian diperlukan pentransmisian sinyal auskultasi dari beberapa pemeriksaan sinyal jantung pasien sekaligus yang berada pada ruangan pemeriksaan yang berbeda ke ruangan dokter. Agar dokter dapat sekaligus memeriksa kedua pasien secara bersamaan.
Dari permasalahan diatas maka dibuatlah Transmisi Nirkabel Sinyal Auskultasi Suara Jantung menggunakan Wireless Sensor Network. Perancangan ini dibuat agar dokter dapat mengetahui kondisi jantung dari pasien tanpa melakukan pemeriksaan fisik secara langsung dan dokter dapat memeriksa keadaan jantung pasien dari 2 node atau lebih secara bersamaan dengan tepat dan tidak tertukar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan:
1. Bagaimana mentransmisikan hasil auskultasi data analog dari 2 node
secara streaming dan bersama – sama ke 1 titik melalui wireless zigbee network?
2. Bagaimana melakukan pengujian terhadap unjuk kerja jaringan dengan
menggunakan perhitungan utilisasi bandwidth, delay transmisi, &
probability of loss?
1.3 Batasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang lebih luas terkait dengan transmisi
(9)
network. Terdapat beberapa batasan masalah, maka penelitian ini hanya ditentukan pada rung lingkup tertentu antara lain:
1. Acuan penelitian ini adalah kondisi jantung normal.
2. Topologi yang digunakan sudah ditentukan, yaitu dengan melakukan
pentransmisian hasil sinyal auskultasi dari 2 node sensor kepada 1 node coordinator yang akan dibaca oleh sebuah end device.
1.4 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mentransmisikan hasil auskultasi yang berupa data analog secara
streaming melalui wireless zigbee network.
2. Mengirimkan hasil auskultasi dari 2 node secara bersamaan dengan
meminimalkan kesalahan.
1.5 Sistematika Penulisan
Pembahasan Tugas Akhir ini secara Garis besar tersusun dari 5 (lima) bab, yaitu diuraikan sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
2. BAB II LANDASAN TEORI
Pada Bab ini akan dibahas teori penunjang dari permasalahan,
(10)
ZigBee (Xbee series 2) mode AT, software X-CTU, parameter Qos, dan Visual Basic.
3. BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada Bab ini akan dibahas tentang blog diagram sistem serta metode yang dilakukan dalam trnasmisi sinyal auskultasi jantung, meliputi cara pembuatan algoritma pengiriman dan pemisahan data dari dua node router ke satu coordiator, skrip pada software arduino IDE untuk komunikasi antara Xbee router sampai coordinator, konfigurasi Xbee series 2 dalam mode AT pada software X-CTU, flow cart software
visual basic untuk menampilkan data yang diterima oleh Xbee
coordinator, cara pengambilan data sinyal auskultasi, dan cara menentukan hasil dari parameter Qos.
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada Bab ini akan dibahas mengenai hasil yang diperoleh dari proses pengiriman dari dua node router sampai ke node coordinator. Data tersebut kemudian akan dianalisa kemampuan unjuk kerja
jaringannya. Parameter – parameter yang akan dianalisa adalah,
probability of loss, delay dan bandwidth selama proses transmisi sinyal auskultasi berlangsung.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian berdasarkan rumusan masalah serta saran untuk perkembangan penelitian selanjutnya.
(11)
5
2.1 Wireless sensor network
Wireless sensor network (jaringan sensor nirkabel) terbentuk dari kumpulan titik - titik sensor yang sangat banyak yang bersifat individu dan tersebar tidak beraturan dalam suatu area yang disebut sensor field, yang diletakkan dibeberapa tempat untuk memonitoring kondisi suatu tempat dan dapat
berinteraksi dengan lingkungannya dengan cara sensing, controlling dan
comunnication terhadap parameter – parameter fisiknya.
Gambar 2.1 Arsitektur WSN
Sumber : (http://digilib.tes.telkomuniversity.ac.id)
Tiap node sensor memiliki kemampuan untuk mengumpulkan data dan berkomunikasi dengan node sensor lainnya. Peletakan titik-titik node sensor tidak perlu direkayasa sedemikian rupa atau ditetapkan sebelumnya (fixed). Data yang dikirimkan melalui transmisi radio akan diteruskan menuju BS (Base Station)atau
(12)
sink node yang merupakan penghubung antara node dengan user. Informasi tersebut dapat diakses melalui berbagai platform seperti koneksi satelit sehingga
memungkinkan user untuk mengakses secara realtime melalui remote server.
(Sugiarto, & Sakti, 2009)
Setiap node dalam WSN (Wireless Sensor Network) terdiri dari lima komponen, yaitu kontroler / mikrokontroler, memori, sensor / aktuator,
perangakat komunikasi dan catu daya. Komponen – komponen dari sebuah node
ditunjukkan pada gambar 2.2 dibawah ini.
Gambar 2.2 Komponen – komponen penyusun Node dalam WSN (Wireless Sensor Network)
Sumber : (Sugiarto, & Sakti, 2009)
a. Communication Device
Berfungsi untuk menerima / mengirim data dengan menggunakan protokol IEEE 802.15.4 atau IEEE 802.11 b/g kepada device atau node
lainnya.
Communication Device
Controller Sensor /
Actuator
Power Supply Memory
(13)
b. Microcontroller
Berfungsi untuk melakukan fungsi perhitungan, mengontrol dan memproses device – device yang terhubung dengan mikrokontroler.
c. Sensor
Berfungsi untuk men-sensing besaran – besaran fisis yang hendak diukur. Sensor adalah suatu alat yang mampu untuk mengubah suatu bentuk energi ke bentuk energi lain, dalam hal ini mengubah energi yang diukur menjadi energi listrik yang kemudian diubah oleh ADC (Analog to Digital Converter) menjadi deretan pulsa terkuantisi yang kemudian bisa dibaca oleh mikrokontroler.
d. Memory
Berfungsi sebagai bahan tambahan memori bagi sistem wireless sensor. e. Power Supply
Berfungsi sebagi sumber energi bagi sistem Wireless Sensor secara keseluruhan. (Nugroho, 2014)
2.2 Zigbee
ZigBee adalah spesifikasi untuk jaringan protokol komunikasi tingkat tinggi, menggunakan radio digital berukuran kecil dengan daya rendah, dan berbasis pada standar IEEE (Institute of Electrical and ElectronicsEngineers) 802.15.4-2003 untuk jaringan personal nirkabel tingkat rendah, seperti saklar lampu nirkabel dengan lampu, alat pengukur listrik dengan inovasi In-Home Display (IHD), serta perangkat - perangkat elektronik konsumen lainnya yang menggunakan jaringan radio jarak dekat dengan daya transfer data tingkat rendah.
(14)
Teknologi yang memenuhi spesifikasi dari ZigBee adalah perangkat dengan pengoperasian yang mudah, sederhana, membutuhkan daya sangat rendah serta biaya yang murah jika dibandingkan dengan WPANs (Wireless Personal Area Networks) lainnya, yakni Bluetooth. ZigBee fokus pada aplikasi Radio Frequency (RF) yang membutuhkan data tingkat rendah, baterai tahan lama, serta jaringan yang aman (Faludi, 2011).
2.2.1 Topologi Jaringan Zigbee
Zigbee memiliki beberapa topology secara umum diantantaranya adalah :
a. Pair
Topology pair adalah topology yang terdiri dari 2 node. Salah satu berupa koordinator dan yang lain berupa router atau end device.
b. Star
Topology star adalah topology yang memiliki koordinator yang berada di tengah dari topology star yang terhubung melingkar dengan end device. Setiap data yang lewat selalu melalui koodinator terlebih dahulu.
End device tidak dapat berkomunikasi secara langsung.
c. Mesh
Topology mesh menugaskan setiap router sebagai koordinator radio. Radio dapat melewatkan pesan melalui router dan end device sesuai dengan kebutuhan. Koordinator bekerja untuk memanajemen jaringan. Dapat berupa pesan rute. Berbagai macam end device dapat ditambahkan pada koordinator dan router. Dengan ini dapat mengirimkan dan menerima
(15)
informasi, tapi masih membutuhkan bantuan “parent’s” untuk dapat berkomunikasi dengan node yang lain.
d. Cluster Tree
Topology cluster tree menjadikan router sebagai backbone dan setiap router terdapat end device yang mengililinginya. Konfigurasinya tidak jauh beda dengan topologi mesh.
Gambar 2.3Topology zigbee pair, star, mesh dan cluster tree
Sumber : (Faludi, 2011)
2.3 Arduino
Arduino adalah prototipe platform elektroonik opensource yang terdiri
mikrokontroler, bahasa pemrograman, dan IDE (Integrated Development
Environment). Arduino adalah alat untuk membuat aplikasi interaktif, yang dirancang untuk mempermudah proyek bagi pemula, tapi masih fleksibel bagi
(16)
2.3.1 Arduino Mega 2560
Arduino mega 2560 adalah papan mikrokontroler berdasarkan ATmega2560 (datasheet). Ini memiliki 54 digital pin input / output (pin 15 dapat
digunakan sebagai output PWM (Pulse Width Modulation)) , 16 analog input , 4
UART (Universal Asyncronous Receiver Transmitter) (hardware port serial) , osilator kristal 16 MHz , koneksi USB , jack listrik , header ICSP (In-Circuit Serial Programming) , dan tombol reset. Semuanya diperlukan untuk mendukung kerja mikrokontroler, cara mengaktifkan Arduino mega 2560 adalah dengan
menghubungkannya ke komputer dengan kabel USB atau memberikan power
dengan adaptor AC - DC atau baterai. Arduino Mega ini compatible dengan Arduino Duemilanove atau Diecimila.
Mega 2560 adalah update dari Arduino Mega. Mega 2560 berbeda dari
semua board sebelumnya yang tidak menggunakan FTDI (Future Technology
Devices International) chip driver USB - to -serial. Revisi ke 2 dari board Mega 2560 memiliki resistor 8U2, sehingga lebih mudah untuk dimasukkan ke dalam
mode DFU (Device Firmware Update).
Revisi 3 dari board Mega 2560 memiliki fitur-fitur baru berikut :
- 1.0 pinout : menambahkan SDA (Shouldbe Dhe Ather) dan pin SCL
(Simply Connect Last) yang dekat dengan pin AREF dan dua pin baru lainnya ditempatkan dekat dengan pin RESET , IOREF yang memungkinkan shield untuk beradaptasi dengan tegangan yang tersedia dari board. Nantinya , shield akan compatible baik dengan board yang
(17)
5V dan dengan Arduino Due yang beroperasi dengan 3.3V. Yang kedua adalah pin tidak terhubung , yang disediakan untuk tujuan lainnya.
- Sirkuit RESET kuat .
- Atmega 16U2 menggantikan 8U. (Arduino.cc)
Gambar 2.4 Arduino Mega 2560 Sisi Depan (Kiri) dan Belakang(Kanan) Sumber : (arduino.cc)
Secara umum arduino terdiri dari dua bagian, yaitu: 1. Hardware: papan input/output (I/O)
2. Software: software arduino meliputi IDE untuk menulis program, driver
untuk koneksi dengan komputer, contoh program dan library untuk
pengembangan program. (Djuandi, 2011)
Berikut adalah Tabel 1 spesifikasi dari arduino mega 2560.
Tabel 2.1 Spesifikasi Arduino Mega 2560
Mikrokontroler ATMega 2560
Tegangan Operasi 5V
Input tegangan(rekomendasi) 7 – 12V
Input tegangan (Maksimal) 6 – 20V
Digital I/O Pin 54 (15 pin PWM)
(18)
1. Daya (Power)
Arduino mega dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis. Eksternal ( non - USB ) daya dapat berasal baik dari adaptor AC - DC atau baterai. Adaptor ini dapat dihubungkan dengan menancapkan plug 2.1mm pusat - positif ke colokan listrik
board. Baterai dapat dimasukkan dalam Gnd dan Vin pin header dari konektor daya.
Board dapat beroperasi pada pasokan eksternal 6 sampai 20 volt. Jika
tegangan dengan kurang dari 7V , tegangan pada board kemungkinan akan tidak
stabil. Jika menggunakan lebih dari 12V , regulator tegangan bisa panas dan merusak board. Kisaran yang disarankan adalah 7 sampai 12 volt .
Pin listrik adalah sebagai berikut :
VIN : Tegangan input ke board Arduino ketika itu menggunakan sumber
daya eksternal ( ebagai lawan 5 volt dari koneksi USB atau sumber daya diatur lain). Kita dapat memasok tegangan melalui pin ini.
5V : Pin output 5V diatur dari regulator di board. Board dapat
diaktifkan dengan daya baik dari colokan listrik DC (7 - 12V) , konektor USB (5V) , atau pin VIN dari board (7-12V). Jika
DC current per I/O Pin 40mA
Pin DC Current untuk 3.3V 50Ma
Memori flash 256Kb, 8Kb digunakan untuk
bootloader
SRAM 8Kb
EEPROM 4Kb
(19)
tegangan diberika melalui 5V atau 3.3V melewati regulator , dan dapat merusak board, maka tidak disrankan.
3V3 : Sebuah pasokan 3,3 volt dihasilkan oleh regulator on-board yang
dapat menarik arus maksimum 50 mA.
GND : Pin tanah.
IOREF : Pin pada board Arduino memberikan tegangan referensi saat
mikrokontroler sedang beroperasi. Sebuah shield dikonfigurasi dengan benar agar dapat membaca pin tegangan IOREF dan memilih sumber daya yang tepat atau mengaktifkan penerjemah
tegangan pada output untuk bekerja dengan 5V atau 3.3V.
(arduino.cc)
2. Memori
ATmega2560 memiliki 256 KB dari flash memory untuk menyimpan
kode (8 KB digunakan untuk bootloader) , 8 KB SRAM dan 4 KB EEPROM (
yang dapat dibaca dan ditulis dengan library EEPROM ).(Arduino.cc)
3. Input dan Output
Masing-masing dari 54 digital pin (pin header) pada Mega dapat
digunakan sebagai input atau output, dengan menggunakan fungsi dari pinMode(
), digitalWrite( ), dan digitalRead( ). Mereka beroperasi pada tegangan 5V. Setiap pin dapat memberikan atau menerima maksimum 40 mA dan memiliki resistor
pull-up internal yang (terputus secara default) dari 20-50 KOhms. Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus :
(20)
Serial : 0(RX) dan 1(TX); Serial 1 : 19(RX) dan 18(TX) ; Serial 2 : 17(RX) dan 16 (TX) ; Serial 3 : 15 (RX) dan 14(TX). Yang digunakan untuk menerima (RX) dan mengirimkan (TX) TTL data serial. Pin 0 dan 1 juga terhubung ke pin yang sesuai dari ATmega16U2 USB - to- TTL
chip Serial. Letak PIN serial dapat dilihat pada gambar 2.25.
Eksternal Interupsi: 2 (interrupt 0) , 3 (interrupt 1) , 18 (interrupt 5) , 19 (interrupt 4) , 20 (interrupt 3) , dan 21 (interrupt 2). Pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu interrupt pada nilai yang rendah, naik atau jatuh tepi, atau perubahan nilai. Lihat AttachInterrupt( ) fungsi untuk rincian. Letak PIN interupsi dapat dilihat pada gambar 2.25.
PWM: Pin 2-13 dan 44 sampai 46. Menyediakan 8 - bit PWM output dengan
analogWrite ( ) function. Letak PIN PWM dapat dilihat pada gambar 2.25.
SPI (Serial Peripheral Intervace) : 50(MISO), 51(MOSI), 52(SCK), 53(SS).
Pin ini mendukung komunikasi SPI menggunakan library SPI. Pin SPI
juga pecah pada header ICSP, yang secara fisik kompatibel dengan Uno , Duemilanove dan Diecimila. Letak PIN SPI dapat dilihat pada gambar 2.25.
LED : 13. Ada built -in LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin dengan nilai TINGGI , LED menyala , ketika pin yang dipakai RENDAH , lampu akan mati.
TWI (Two – Ware Inteerface ): Pin 20(SDA) dan pin 21(SCL). Dukungan
(21)
adalah bahwa pin ini tidak berada di lokasi yang sama dengan pin TWI pada Duemilanove atau Diecimila. Letak PIN TWI dapat dilihat pada gambar 2.25.
Arduino Mega2560 memiliki 16 input analog , yang masing-masing menyediakan 10 bit resolusi (yaitu 1024 nilai yang berbeda ). Secara default
mereka mengukur dari ground sampai 5 volt , meskipun mungkin untuk
mengubah jangkauan menggunakan pin AREF dan fungsi analogReference ( ). (Arduino.cc)
Gambar 2.5 Interface Arduino 2650
2.4 Software Arduino IDE
Arduino IDE adalah software yang ditulis menggunakan java dan
berdasarkan pengolahan seperti, avr-gcc, dan perangkat lunak open source lainnya (Djuandi, 2011). Arduino IDE terdiri dari:
PW M C O M U N IC AT IO N DIGITAL AN AL O G IN AT M EG A2 56 0 16 AU 11 26 TX0 TX3 TX2 TX1 SDA SCL RX0 RX3 RX2 RX1 PD0/SCL/INT0 21 PD1/SDA/INT1 20 PD2/RXD1/INT2 19 PD3/TXD1/INT3 18 PH0/RXD2 17 PH1/TXD2 16 PJ0/RXD3/PCINT9 15 PJ1/TXD3/PCINT10 14 PE0/RXD0/PCINT8 0 PE1/TXD0/PDO 1 PE4/OC3B/INT4 2 PE5/OC3C/INT5 3 PG5/OC0B 4 PE3/OC3A/AIN1 5 PH3/OC4A 6 PH4/OC4B 7 PH5/OC4C 8 PH6/OC2B 9 PB4/OC2A/PCINT4 10 PB5/OC1A/PCINT5 11 PB6/OC1B/PCINT6 12 PB7/OC0A/OC1C/PCINT7 13 AREF PA 0/ AD 0 22 PA 1/ AD 1 23 PA 2/ AD 2 24 PA 3/ AD 3 25 PA 4/ AD 4 26 PA 5/ AD 5 27 PA 6/ AD 6 28 PA 7/ AD 7 29 PC 6/ A1 4 31 PC 5/ A1 3 32 PC 4/ A1 2 33 PC 3/ A1 1 34 PC 2/ A1 0 35 PC 1/ A9 36 PC 0/ A8 37 PD 7/ T0 38 PG 2/ AL E 39 PG 1/ RD 40 PG 0/ W R 41 PL 7 42 PL 6 43 PL 5/ O C5 C 44 PL 4/ O C5 B 45 PL 3/ O C5 A 46 PL 2/ T5 47 PL 1/ IC P5 48 PL 0/ IC P4 49 PB 3/ M IS O /P CI NT 3 50 PB 2/ M O SI /P CI NT 2 51 PB 1/ SC K/ PC IN T1 52 PB 0/ SS /P CI NT 0 53 PK7/ADC15/PCINT23 A15 PK6/ADC14/PCINT22 A14 PK5/ADC13/PCINT21 A13 PK4/ADC12/PCINT20 A12 PK3/ADC11/PCINT19 A11 PK2/ADC10/PCINT18 A10 PK1/ADC9/PCINT17 A9 PK0/ADC8/PCINT16 A8 PF7/ADC7/TDI A7 PF6/ADC6/TDO A6 PF5/ADC5/TMS A5 PF4/ADC4/TCK A4 PF3/ADC3 A3 PF2/ADC2 A2 PF1/ADC1 A1 PF0/ADC0 A0 RESET PC 7/ A1 5 30 ARDUINO
(22)
1. Editor program, sebuah window yang memungkinkan pengguna menulis
dan mengedit program dalam bahasa processing.
2. Verify / Compiler, sebuah modul yang mengubah kode program (bahasa
processing) menjadi kode biner. Bagaimanapun sebuah mikrokontroler
tidak akan bisa memahami bahasa processing, yang dipahami oleh
mikrokontroler adalah kode biner.
3. Uploader, sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke dalam memori mikrokontroler di dalam papan arduino.
Gambar 2.6 Tampilan Software Arduino IDE
(Arduino, 2011)
Pada Gambar 2.6 terdapat menu bar, kemudian toolbar dibawahnya, dan
sebuah area putih untuk editing sketch, area hitam dapat kita sebut sebagai
(23)
2.5 Bahasa Pemograman Arduino
Arduino ini bisa dijalankan di komputer dengan berbagai macam
platform karena didukung atau berbasis Java. Source program yang dibuat untuk aplikasi mikrokontroler adalah bahasa C/C++ dan dapat digabungkan dengan
assembly. (Arduino.cc)
1. Struktur
Setiap program Arduino (biasa disebut sketch) mempunyai dua buah fungsi yang harus ada (Arduino.cc). Antara lain:
a) void setup( ) { }
Semua kode didalam kurung kurawal akan dijalankan hanya satu kali ketika program Arduino dijalankan untuk pertama kalinya.
b) void loop( ) { }
Fungsi ini akan dijalankan setelah setup (fungsi void setup) selesai. Setelah dijalankan satu kali fungsi ini akan dijalankan lagi, dan lagi secara terus menerus sampai catu daya (power) dilepaskan.
2. Serial
Serial digunakan untuk komunikasi antara arduino board, komputer atau perangkat lainnya. Arduino board memiliki minimal satu port serial yang berkomunikasi melalui pin 0 (RX) dan 1 (TX) serta dengan komputer melalui
USB. Jika menggunakan fungsi – fungsi ini, pin 0 dan 1 tidak dapat digunakan
untuk input digital atau output digital (Arduino.cc). Terdapat beberapa fungsi serial pada arduino, antara lain:
(24)
a. Syntax
Adalah elemen bahasa C yang dibutuhkan untuk format penulisan. (Arduino.cc)
b. Variabel
Sebuah program secara garis besar dapat didefinisikan sebagai instruksi untuk memindahkan angka dengan cara yang cerdas. Variabel inilah yang digunakan untuk memindahkannya. (Arduino.cc).
2.6 Xbee
Xbeemerupakan perangkat yang menunjang komunikasi data tanpa
kabel (wireless). Terdapat 2 jenis Xbee, yaitu :
a. Xbee 802.15.4 (Xbee Series 1)
Xbeeseri ini hanya dapat digunakan untuk komunikasipoint to pointdan
topologi star dengan jangkauan 30 meter indoordan 100 meteroutdoor.
b. Xbee ZB Series 2
Xbeeseries 2 dapat digunakan untuk komunikasipoint to point, point to multipoint dan topologi star, dan topologi mesh dengan jangkauan 40 meterindoor dan 100 meteroutdoor.
Xbeeseries 1 maupun series 2 tersedia dalam 2 bentuk berdasarkan
kekuatan transmisinya yaituxbeereguler dan xbee-pro.Xbee-PRO mempunyai
kekuatan transmisi lebih kuat, ukuran perangkatnya lebih besar, dan harganya
(25)
outdoor mencapai 1500 meter. Xbee ini dapat digunakan sebagai pengganti serial
/ USB atau dapat memasukkannya ke dalam command mode dan
mengkonfigurasinya untuk berbagai macam jaringan broadcast dan mesh. Shield
membagi setiap pin Xbee. Xbee juga menyediakan header pin female untuk penggunaan pin digital 2 sampai 7 dan input analog, yang di cover oleh shield (pin digital 8 sampai 13 tidak tercover oleh shield, sehingga dapat menggunakan header pada papan itu sendiri. (Arduino, 2011)
Gambar 2.7 Xbee dan Xbee Shield.
(Arduino, 2011)
Berikut parameter untuk mengkonfigurasi modul Xbee S2 dengan mode AT.
Tabel 2.2 Parameter Xbee
Perintah Keterangan Nilai valid Nilai Default
ID Id jaringan modul Xbee 0-0Xffff 3332
CH Saluran dari modul
Xbee. 0x0B-0x1A 0x0C
SH dan SL
Nomor seri modul Xbee(SH memberikan 32bit tinggi, SL32 bit rendah). Read-only.
0-0xFFFFFFFF
berbeda untuk setiap modul
MY Alamat16-bit dari
modul. 0-0xFFFF 0
Dh dan DL
Alamat tujuan untuk komunikasi
nirkabel(DH adalah 32bit tinggi, DL32 low).
0-0xFFFFFFFF 0(untuk kedua
DH dan DL) (untuk kedua
(26)
Perintah Keterangan Nilai valid Nilai Default
DH dan DL)
BD
baud rate yang digunakan untuk komunikasi serial dengan papan Arduino atau komputer.
0 (1200 bps)
3 (9600 baud) 1 (2400 bps)
2 (4800 bps) 3 (9600 bps) 4 (19200 bps) 5 (38400 bps) 6 (57600 bps) 7 (115200 bps)
Catatan : meskipun nilai-nilai yang valid dan standar dalam Tabel di atas ditulis dengan awalan "0x" (untuk menunjukkan bahwa mereka adalah nomor heksadesimal), modul tidak akan mencakup "0x" ketika melaporkan nilai parameter, dan anda harus menghilangkan ketika menetapkan nilai-nilai (Arduino, 2011).
2.7 Xbee Usb Adapter dan Software X-CTU
Xbee USB adapter (Gambar 2.8) merupakan alat untuk menghubungkan modul Xbee ke komputer dengan kabel mini USB dan selanjutnya dapat
dikonfigurasi menggunakan software X-CTU (Gambar 2.9). Software X-CTU
merupakan software yang digunakan untuk mengkonfigurasi Xbee agar dapat
berkomunikasi dengan Xbee lainya. Parameter yang harus diatur adalah PAN ID (Personal Area Network) ID yaitu parameter yang mengatur radio mana saja yang dapat berkomunikasi, agar dapat berkomunikasi PAN ID dalam satu jaringan harus sama. Xbee dapat berkomunikasi point to point dan point to multipoint
(27)
Gambar 2.8 Xbee Usb Adapter dan Kabel Mini Usb
(Arduino, 2011)
Gambar 2.9 Tampilan Software X-CTU
(Arduino, 2011)
2.8 Visual Basic
Visual Basic adalah salah suatu development tools untuk membangun
(28)
menggunakan pendekatan Visual untuk merancang user interface dalam bentuk
form. Tampilan Visual Basic terdapat pada Integrated Development Environment
(IDE) seperti pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Tampilan Utama Visual Basic 6.0
Sumber : (Octovhiana, 2003)
Adapun pejelasan jendela-jendela adalah sebagai berikut :
a) Menu Bar, digunakan untuk memilih tugas-tugas tertentu seperti menyimpan project, membuka project, dll
b) Main Toolbar, digunakan untuk melakukan tugas-tugas tertentu dengan cepat.
c) Jendela Project, jendela berisi gambaran dari semua modul yang
(29)
d) Jendela Form Designer, jendela merupakan tempat anda untuk merancang user interface dari aplikasi.
e) Jendela Toolbox, jendela berisi komponen-komponen yang dapat anda
gunakan untuk mengembangkan user interface.
f) Jendela Code, merupakan tempat bagi anda untuk menulis koding.
Anda dapat menampilkan jendela dengan menggunakan kombinasi Shift-F7.
g) Jendela Properties, merupakan daftar properti-properti object yang sedang terpilih. Sebagai contohnya anda dapat mengubah warna tulisan (foreground) dan warna latar belakang (background). Anda dapat menggunakan F4 untuk menampilkan jendela properti.
h) Jendela Color Palette, adalah fasilitas cepat untuk mengubah warna suatu object.
i) Jendela Form Layout, akan menunjukan bagaimana form
bersangkutan ditampilkan ketika runtime. (Octovhiana, 2003)
2.9 Parameter QoS (Quality of Service)
Performansi mengacu ke tingkat kecepatan dan keandalan penyampaian berbagai jenis beban data di dalam suatu komunikasi. Performansi merupakan kumpulan dari beberapa parameter besaran teknis, yaitu :
Throughput, yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur
dalam bps. Troughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut.
(30)
Packet Loss, merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu
kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision dan congestion pada jaringan dan hal ini berpengaruh
pada semua aplikasi karena retransmisi akan mengurangi efisiensi
jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah bandwidth cukup tersedia untuk aplikasi-aplikasi tersebut. Umumnya perangkat jaringan memiliki
buffer untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi kongesti yang cukup lama, buffer akan penuh, dan data baru tidak akan diterima.
Tabel 2.3Packet Loss
KATEGORI DEGREDASI PACKET LOSS
Sangat bagus 0
Bagus 3 %
Sedang 15 %
Jelek 25 %
Delay (latency), adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh
jarak dari asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang lama.(Nurhayati, 2012)
(31)
Compression and Algoritmic delay Packetization Delay Serialisation Delay Decompression Delay De Jitter Buffer
Network Delay
Gambar 2.11 Network Delay
Tabel 2.4 Komponen Delay
Jenis Delay Keterangan
Algorithmic delay
Delay ini disebabkan oleh standar codec yang
digunakan. Contohnya, Algorithmic delay untuk
G.711 adalah 0 ms
Packetization delay
Delay yang disebabkan oleh peng-akumulasian bit
voice sample ke frame. Seperti contohnya, standar G.711 untuk payload 160 bytes memakan waktu 20 ms.
Serialization delay
Delay ini terjadi karena adanya waktu yang dibutuhkan untuk pentransmisian paket IP dari sisi
originating (pengirim).
Propagation delay
Delay ini terjadi karena perambatan atau perjalanan. Paket IP di media transmisi ke alamat tujuan. Seperti
contohnya delay propagasi di dalam kabel akan
memakan waktu 4 sampai 6 s per kilometernya.
Coder (Processing) Delay
Waktu yang diperlukan oleh Digital Signal Processing
(DSP) untuk mengkompres sebuah block PCM (Pulse
– Codec Modulation), nilainya bervariasi bergantung dari codec dan kecepatan prosesor
(32)
26 3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada perancangan ini adalah komunikasi data multipoint wireless sensor network. Perancangan terdiri dari 2
buah node dengan 1 base station yang dikomuikasikan secara bersamaan dengan
kecepatan data 115200bps. Dalam berkomunikasi, 2 node yang terdiri dari Xbee mengirim ke satu base station sehingga alamat destination pada masing - masing
node nilainya sama dengan nomor seri Xbee bagian base station.
Untuk melakukan komunkasi multipoint, 2 buah node diset menjadi
router (router 1 dan router 2) sementara pada base station diset sebagai
coordinator, alamat destination node (DH (Destinqtion High) dan DL (Destination Low)) adalah alamat source coordinator (SH (Source High) dan SL (Source Low)). Data yang diterima oleh coordiator selanjutnya dipilah untuk mengetahui arah data dari node pengirim, dalam hal ini masing - masing node
mengirimkan data dengan protokol data yang terdiri dari ID node, dan data yang
dibawa sehingga pemilahan data dapat diketahui dengan memeriksa ID yang masuk pada deretan protokol pengirim (node). Adapun data yag dikirim berupa nilai tegangan dari sensor heartbeat (jantung) yang dipresentasikan dalam bentuk ASCII yang selanjutnya ditampilkan dalam bentuk grafik pada form perangkat lunak VB (Visual Basic). Data tersebut selanjutnya disimpan dalam file txt sebagai arsip pembacaan yang dapat dibuka sewaktu - waktu.
(33)
3.2 Model Perancangan
Pada perancangan ini penulis menggambarkan perancangan sistemnya seperti pada gambar 3.1 berikut.
Gambar 3.1 Gambar Perancangan
Dari Gambar 3.1 didapatkan bahwa setiap node WSN memiliki tugas berbeda-beda seperti berikut:
a) Node Router 1
Pada node ini, node bertanggung jawab sebagai pencatat hasil auskultasi sinyal jantung pada pasien pertama, dan mengirimkan data pada node coordinator sesuai dengan protokol yang telah dibuat melalui modul arduino.
(34)
b) Node Router 2
Pada node ini, node bertanggung jawab sebagai pencatat hasil auskultasi sinyal jantung pada pasien kedua, dan mengirimkan data pada
node coordinator sesuai dengan protokol yang telah dibuat melalui modul Arduino.
c) Nodecoordinator
Pada node ini, node bertanggung jawab atas penerima data yang telah dikirimkan oleh kedua node sensor (router). Data yang diterima oleh node ini masih belum diolah, tapi data yang diterima sesuai dengan
protokol pengiriman data. Pada node coordinator data langsung
dikirimkan ke end device / PC tanpa pengolahan melalui modul arduino,
hal ini dikarenakan proses pengolahan data dilakukan pada end device.
d) End device / PC (Personal Computer)
Terdapat 3 end device yang masing – masing berkomunikasi secara unicast (point to point) dengan node coordinator, dan dengan
router. Pada end device yang tersambung dengan node coordinator
digunakan oleh user untuk melihat hasil auskultasi dari node sensor 1 dan
node sensor 2, dan data yang diperoleh falid (tidak tertukar). Dan dilakukannya pemisahan data dan pengelompokan data sinyal asukultasi berdasarkan asal data. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat ID yang sudah diberikan pada saat pengiriman data. Sedangkan penyimpanan data
pada masing – masing end device yang terhubung dengan router
(35)
yang diterima oleh node coordinator. Agar dapat diketahui berapa besar
througput, berapa data yang loss, dan delay ketika sistem ini dijalankan.
3.3 Perancangan Sistem
Adapun perancangan blok diagram ditunjukkan sebagaimana gambar 3.2:
Gambar 3.2 Blok Diagram Sistem
Dalam tugas akhir ini, penulis hanya akan memfokuskan penjelasan data yang dikirim dari dua node router ke node coordinator. Dan juga hasil unjuk kerja
(36)
jaringan pada transmisi sinyal auskultasi jantung dari dua node ke satu node coordinator.
3.4 Peracangan perangkat keras 3.4.1 Perancangan sensor jantung
Untuk dapat mendeteksi adanya detak jantung pasien secara elektronik, maka dibutuhkan sensor. Sensor yang digunakan pada penelitan transimsi sinyal auskultasi jantung ini adalah Heart Sound Sensor. Sensor ini telah dilengkapi degan pengkondisi sinyal dan fiter yang bertugas meredam dan mengolah sinyal jantung dan mengkonversinya dalam bentuk tegangan. dengan demikian keluaran
dari sensor Heart Sound sensor dapat langsung dibaca melalui ADC internal pada
modul Arduino Mega2560. Adapun perancangan rangkaian heart sound sensor
ditunjukkan pada gambar 3.3
P W M C O M U N IC A T IO N DIGITAL A N A L O G IN A T M E G A 25 60 16 A U 1 12 6 TX0 TX3 TX2 TX1 SDA SCL RX0 RX3 RX2 RX1 PD0/SCL/INT0 21 PD1/SDA/INT1 20 PD2/RXD1/INT2 19 PD3/TXD1/INT3 18 PH0/RXD2 17 PH1/TXD2 16 PJ0/RXD3/PCINT9 15 PJ1/TXD3/PCINT10 14 PE0/RXD0/PCINT8 0 PE1/TXD0/PDO 1 PE4/OC3B/INT4 2 PE5/OC3C/INT5 3 PG5/OC0B 4 PE3/OC3A/AIN1 5 PH3/OC4A 6 PH4/OC4B 7 PH5/OC4C 8 PH6/OC2B 9 PB4/OC2A/PCINT4 10 PB5/OC1A/PCINT5 11 PB6/OC1B/PCINT6 12 PB7/OC0A/OC1C/PCINT7 13 AREF P A 0/ A D 0 22 P A 1/ A D 1 23 P A 2/ A D 2 24 P A 3/ A D 3 25 P A 4/ A D 4 26 P A 5/ A D 5 27 P A 6/ A D 6 28 P A 7/ A D 7 29 P C 6/ A 14 31 P C 5/ A 13 32 P C 4/ A 12 33 P C 3/ A 11 34 P C 2/ A 10 35 P C 1/ A 9 36 P C 0/ A 8 37 P D 7/ T0 38 P G 2/ A LE 39 P G 1/ R D 40 P G 0/ W R 41 P L7 42 P L6 43 P L5 /O C 5C 44 P L4 /O C 5B 45 P L3 /O C 5A 46 P L2 /T 5 47 P L1 /IC P 5 48 P L0 /IC P 4 49 P B 3/ M IS O /P C IN T3 50 P B 2/ M O S I/P C IN T2 51 P B 1/ S C K /P C IN T1 52 P B 0/ S S /P C IN T0 53 PK7/ADC15/PCINT23 A15 PK6/ADC14/PCINT22 A14 PK5/ADC13/PCINT21 A13 PK4/ADC12/PCINT20 A12 PK3/ADC11/PCINT19 A11 PK2/ADC10/PCINT18 A10 PK1/ADC9/PCINT17 A9 PK0/ADC8/PCINT16 A8 PF7/ADC7/TDI A7 PF6/ADC6/TDO A6 PF5/ADC5/TMS A5 PF4/ADC4/TCK A4 PF3/ADC3 A3 PF2/ADC2 A2 PF1/ADC1 A1 PF0/ADC0 A0 RESET P C 7/ A 15 30 ARDUINO
ARDUINO MEGA2560 R3 5V V cc G nd Vout Heart Sound Sensor
(37)
3.4.2 Perancangan rangkaian Xbee Zigbee S2B
Agar modul arduino dapat berkomunikasi secara serial wireless dengan
perangkat lain, maka dibutuhkan rangkaian wireless yang dalam perancangan ini
menggunakan modul Zigbee S2B. modul zigbee dapat berkomunikasi wireless
dan diakses menggunakan komunikasi serial TTL (Time to Live). Adapun port serial yang digunakan untuk pengendalian dan pembacaan modul Xbee adalah TX0 dan RX0 pada modul arduino sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3.4:
P W M C O M U N IC A T IO N DIGITAL A N A L O G IN A T M E G A 2 5 6 0 1 6 A U 1 1 2 6 TX0 TX3 TX2 TX1 SDA SCL RX0 RX3 RX2 RX1 PD0/SCL/INT0 21 PD1/SDA/INT1 20 PD2/RXD1/INT2 19 PD3/TXD1/INT3 18 PH0/RXD2 17 PH1/TXD2 16 PJ0/RXD3/PCINT9 15 PJ1/TXD3/PCINT10 14 PE0/RXD0/PCINT8 0 PE1/TXD0/PDO 1 PE4/OC3B/INT4 2 PE5/OC3C/INT5 3 PG5/OC0B 4 PE3/OC3A/AIN1 5 PH3/OC4A 6 PH4/OC4B 7 PH5/OC4C 8 PH6/OC2B 9 PB4/OC2A/PCINT4 10 PB5/OC1A/PCINT5 11 PB6/OC1B/PCINT6 12 PB7/OC0A/OC1C/PCINT7 13 AREF P A 0 /A D 0 2 2 P A 1 /A D 1 2 3 P A 2 /A D 2 2 4 P A 3 /A D 3 2 5 P A 4 /A D 4 2 6 P A 5 /A D 5 2 7 P A 6 /A D 6 2 8 P A 7 /A D 7 2 9 P C 6 /A 1 4 3 1 P C 5 /A 1 3 3 2 P C 4 /A 1 2 3 3 P C 3 /A 1 1 3 4 P C 2 /A 1 0 3 5 P C 1 /A 9 3 6 P C 0 /A 8 3 7 P D 7 /T 0 3 8 P G 2 /A L E 3 9 P G 1 /R D 4 0 P G 0 /W R 4 1 P L 7 4 2 P L 6 4 3 P L 5 /O C 5 C 4 4 P L 4 /O C 5 B 4 5 P L 3 /O C 5 A 4 6 P L 2 /T 5 4 7 P L 1 /I C P 5 4 8 P L 0 /I C P 4 4 9 P B 3 /M IS O /P C IN T 3 5 0 P B 2 /M O S I/ P C IN T 2 5 1 P B 1 /S C K /P C IN T 1 5 2 P B 0 /S S /P C IN T 0 5 3 PK7/ADC15/PCINT23 A15 PK6/ADC14/PCINT22 A14 PK5/ADC13/PCINT21 A13 PK4/ADC12/PCINT20 A12 PK3/ADC11/PCINT19 A11 PK2/ADC10/PCINT18 A10 PK1/ADC9/PCINT17 A9 PK0/ADC8/PCINT16 A8 PF7/ADC7/TDI A7 PF6/ADC6/TDO A6 PF5/ADC5/TMS A5 PF4/ADC4/TCK A4 PF3/ADC3 A3 PF2/ADC2 A2 PF1/ADC1 A1 PF0/ADC0 A0 RESET P C 7 /A 1 5 3 0 ARDUINO ARDUINO MEGA2560 R3
RXD TXD
wire antenna
Modul Xbee 2,4Ghz
GND Vcc
S2B 5V
Gambar 3.4 Hubungan Rangkaian Xbee dan arduino
3.4.3 Perancangan rangkaian USB to serial Xbee
Untuk dapat menerima data serial hasil pengiriman dari node 1 dan node 2
(38)
dibutuhkan Xbee. Sementara itu agar hasil pembacaan dan pengiriman data pada Xbee dapat diproses menggunakan laptop atau PC, maka dibutuhkan konverter USB to serial. Untuk itu pada perancangan ini digunakan modul USB to serial Xbee yang difungsikan khusus untuk menjembatani antarmuka UART antara komputer dengan Xbee. Adapun rangkaian modul USB to serial Xbee ditunjukkan pada gambar 3.4:
VCC 1
D+ 3
D- 2
GND 4
J1
USBCONN
vcc D+ D-Gnd
USB to TTL RXD TXD
Gnd ke USB PC/LAPTOP
DTR CTS
RXD TXD
wire antenna
Modul Xbee 2,4Ghz
GND Vcc
S2B 5V
Gambar 3.5 Rangkaian modul USB to Serial Xbee pada base station
Sementara itu bentuk fisik dari modul USB to serial Xbee ditunjukkan pada gambar 3.6
(39)
3.4.4 Arduino 2560
Pada gambar 3.2 terdapat 2 arduino 2560 yang memiliki fungsi yang sama yaitu membaca sensor yang memiliki nilai analog, pembacaan data dilakukan dengan cara inputan yang berasal dari sensor diletakkan pada PORT A0, untuk membaca nilai dari sinyal analog tersebut digunakan fungsi
ReadAnalog didalam modul arduino.
Pada modul arduino juga dilakukan pemberian identitas pada data yang akan ditransmisikan. Yang artinya data yang dikirim mendapatkan tambahan identitas node. Dari tambahan itu yang akan membuat node dapat mengenali asal data tersebut. Contoh pemberian identitas yaitu diberi identitas N1 untuk node router 1, dan N2 untuk node router 2. Identitas ini akan dikirimkan bersama dengan inti data yang node router kirimkan kepada node coordinator. Pada isi data yang diterima router coordinator nantinya terdapat simbol N1 (untuk data dari node router 1) atau N2 (untuk data dari node router 2) selanjutnya diikuti inti pesan yang dikirim masing – masing node router.
Gambar 3.7 Format Pengiriman Data
Berikut penjelasan dari gambar 3.7 :
1. $ : penanda awal pengiriman data
(40)
3. DATA : data sinyal auskultasi jantung yang dikirimkan
4. # : penanda akhir pengiriman data
5. % : digunakan sebagai pemisah data dengan header
Hal tersebut dibuat untuk memudahkan dalam pemisahan data pada saat penerimaan data pada coordinator. Selanjutnya arduino mengirimkan informasi yang dipancar melalui pemancar data zigbee.
3.4.5 Xbee
Untuk mengirimkan data dari masing – masing node ke coordinator
diperlukan sebuah pemancar data. dalam penelitian ini penulis menggunakan Xbee Series 2 untuk pemancar data. Konfigurasi yang dilakukan pada Xbee sangat penting, agar data dapat dikirimkan ke alamat yang sesuai.
Untuk mengkonfigurasi Xbee tersebut dibutuhkan sebuah software.
Software yang biasa digunakan untuk mengkonfigurasi Xbee salah satunya ialah X-CTU.
Xbee dikonfigurasi untuk menjadi end device dalam mode AT untuk Xbee yang terdapat pada node router dan coordinator dalam mode AT. Dalam mengkonfigurasi Xbee series 2 hal yang terpenting ialah mengisi nilai PAN ID, DH dan DL.
Langkah pertama untuk dapat berkomunikasi dalam satu jaringan, maka PAN ID antar Xbee harus diisi dengan nilai yang sama. Langkah kedua yaitu mengisi DH dengan ID yang terdapat pada Xbee dan DL dengan nilai yang sesuai dengan nilai DL pada Xbee yang digunakan sebagai node coordinator. Hal ini
(41)
dilakukan agar Xbee yang digunakan pada node router hanya berkomunikasi dengan Xbee coordinator.
3.4.6 Visual Basic
Visual basic pada komputer atau end device berfungsi untuk mengolah data yang dikirimkan oleh node coordinator. Data yang diterima tersebut masih berupa sekumpulan informasi dan kode yang masih lengkap yang berup header
dan data (sesuai dengan protokol), sehingga diperlukan pemisahan data serta
pengelompakan pada data tersebut agar didapatkan sebuah data beserta informasi
yang diinginkan dari data tersebut. Seperti yang dijelaskan pada gambar 3.3 pengelompokan data sesuai dengan kode yang terdapat pada satu paket data (N1 atau N2), selanjutnya data yang sudah dipisah di simpan sesuai dengan pengelompokan data. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh nantinya dapat dianalisa, sehingga dapat diketahui kemapuan algoritma dari sistem transmisi auskultasi ini. Selanjutnya dari data yang telah dikelompokkan dan dipisah ditampilkan pada sebuah grafik agar dapat dilihat oleh user. Pada node coordinator terdapat 2 penelitian yang akan dilakukan, yaitu penelitian untuk penerimaan data secara real time dan tidak real time, agar dapat dibandingkan keakuratan data saat diterima secara real time dan tidak real time dan nantinya dapat dijadikan acuan saat dibangun sebuah aplikasi pengiriman data auskultasi jantung. Maka dibuatlah sebuah desain dari Visual Basic.
Terdapat 3 desain yang harus dibuat, yaitu desain untuk penyimpanan data pada end device router dan desain pada end device coordinator (real time dan tidak real time) untuk menampilkan data secara real time dan tidak real time.
(42)
Karena nantinya akan dibandingkan antara data pada router dan coordinator,
apakah data yang dikirimkan node router sesuai dengan data yang diterima node coordinator dan baik mana data yang diterima secara real time dan tidak real time.
Gambar 3.8 Desain pada end device router
Dari desain diatas user dapat melihat secara langsung hasil sinyal jantung, sehingga dapat mengetahui benar tidaknya posisi heart sound sensor
pada jantung. Hal ini dikarenakan penempatan posisi sensor sangat berpengaruh terhadap hasil yang didapat, dimana jika posisi sensor tidak valid, maka akan menyebabkan hasil pembacaan tidak akurat. Dan dapat dilihat langsung nilai dari sensor.
Dari gambar 3.8 terdapat pemilihan PORT, hal ini digunakan untuk memilih PORT yang telah terhubung dengan mikrokontroler. Selanjutnya ketika
(43)
mikrokontroler mengirimkan data pada pemancar, maka secara otomatis data juga akan terkirim secara serial ke komputer. Terdapat kolom data yang diterima dan data yang telah dipisah agar dapat terlihat bahwa data dari masing – masing router
tidak tertukar pada saat proses pemisahan data. Grafik digunakan untuk dapat melihat apakah data yang diterima adalah data yang bersal dari sinyal jantung, karena sifat dari sensor jantung yang digunakan adalah menangkap suara.
Gambar 3.9 Desain pada end device coordinator (Real Time)
(44)
Gambar 3.11 Desain pada end device coordinator untuk melihat grafik(tidak
real time)
Sama halnya dengan desain pada end device router yang mengharuskan
user memilih PORT yang telah tersambung dengan komputer, pada end device coordinator juga mengharuskan user melakukan hal yang sama. Hanya saja berbeda dengan desain pada end device router desain end device coordinator
terdapat dua grafik karena pada end device coordinator digunakan untuk melihat
data auskultasi dari dua jantung.
Terdapat perbedaan desain antara node coordinator real time dengan
coordinator tidak real time, karena pada coordinator tidak real time
membutuhkan perintah untuk mengambil data dari router yang telah disimpan pada drive sedangkan pada coordinator real time tidak dibutuhkan perintah tersebut karena data disimpan setelah data ditampilkan pada grafik
(45)
Pada gambar 3.9 terdapat dua kolom data yang diterima dan data yang telah dipisah agar dapat terlihat bahwa data dari masing – masing router tidak tertukar pada saat proses pemisahan data. Selain itu juga terdapat dua grafik yang
menampilkan sinyal jantung dari masing – masing node. Dan nantinya juga akan
terdapat dua file penyimpanan yang menyimpan data dari masing – masing node.
Pada gambar 3.10 hanya terdapat perintah untuk koneksi dengan serial dan perintah mengambil data, karena grafik tidak langsung ditampilkan, melaikna disimpan terlebih dulu kedalam suatu file yang nantinya akan di baca setelah data selesai terkirim. Pemisahan grafik dengan tampilan utama dimaksudkan agar program dapat menampilkan lebih dari 2 data pada grafik. Sehingga analisa dapat lebih fokus pada setiap node karena grafik setiap node ditampilkan dalan sebuah
form.
3.5 Perancangan Perangkat Lunak
Dari perancangan sistem diatas, selain perancangan hardware, juga
dibutuhkan perancangan perangkat lunak untuk menjalankan perancangan
hardware yang telah dibuat.
Perangkat lunak terdiri dari beberapa algoritma perancangan dari sistem yang ditangani oleh pengontrol.
(46)
3.5.1 Algoritma Pembacaan Sinyal Jantung
Gambar 3.12 Flowchart pembacaan Heart Sound Sensor
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, hasil keluaran dari sensor jantung adalah berupa sinyal analog. Maka pada modul arduino dilakukan pembacaan melalui salah satu fungsi yang dimiliki oleh Arduino Mega2560, fungsi tersebut
adalah readAnalog. Pada pemrograman modul Arduino Mega2560, user
dimudahkan dengan beberapa fungsi yang sudah dimilikinya. Sinyal analog pada sensor diubah menjadi data ADC dengan resolusi10 bit. Hal ini ditujukan agar sinyal analog yang dibaca lebih presisi saat dikonversi ADC. Fungsi yang terdapat pada Arduino untuk mengubah data analog menjadi data desimal dengan ukuran 10 bit adalah :
(47)
Selanjutnya data yang diperoleh akan ditransmisikan oleh pemancar sesuai dengan data yang telah diolah. Proses pengiriman data tidak langsung dikirim, karena data yang ada akan diberi ID untuk pengidentifikasian asal data sesuai dengan asal router. 3.5.2 Algoritma Pengiriman Sinyal Jantung
(48)
Pada dasarnya konsep dari sensor jantung adalah menerima setiap suara, maka apabila ketika sensor jantung mendapatakan tegangan, secara langsung data
apapun akan ditransmisikan ke node coordinator, sehingga mengakibatkan
banyaknya noise yang diterima oleh node coordinator diawal penerimaan data. Selain itu, karena pada transmisi sinyal jantung ini data yang didapat dari dua
node, maka untuk mempermudah dalam pengolahan data, maka dibuatlah algoritma seperti gambar 3.14.
Pemrograman Ardunino Mega 2560 merupakan sebuah pemrograman modul, maka pemrograman langsung dilakukan pada setiap pin. Pin 10 digunakan sebagai saklar. PIN 10 digunakan untuk memulai pengiriman data, dimana data dikirim ketika PIN 10 berlogika LOW. Pengiriman dianggap selesai ketika user
menonaktifkan PIN 10.
Pengiriman data dilakukan sesuai dengan protokol yang sudah ditetapkan pada gambar 3.7, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengiriman data berupa
string atau caracter. Pengiriman data akan dipancarkan oleh modul pemancar yang sudah disediakan.
Pengiriman dilakukan dengan delay 2ms sesuai dengan ketetapan yang ada, yaitu pengiriman dilakukan minimal dengan 2 kali frekuensi sampling jantung normal ( Teori Sampling ). (Lynn, 1994)
(49)
Pada tugas akhir ini, penulis menggunakan Arduino Mega2560 sebagai
mikrokontrolernya. Software yang digunakan untuk memprogam arduino tersebut
ialah software Arduino IDE. Dan dari algoritma yang dibuat diatas maka dibuatlah program seperti gambar 3.15
Gambar 3.15 Tampilan program arduino pada software Arduino IDE
Berikut contoh pemrogaman modul arduino Mega 2560 pada node
(50)
a. Pembuatan variabel
Dalam pembuatan variabel, terdapat beberapa variabel yang digunakan oleh penulis seperti pada algoritma diatas. ini penulis menggunakan variabel tipe
string yang bernama “sensorValue” untuk menampung data dari sensor,
“outputValue” untuk penampung data setelah dijadikan 10 bit. Pembuatan
variabel ini diletakkan diluar fungsi void agar variabel ini dapat digunakan secara global. Berikut sebagai contoh :
int Vst;
int sensorValue = 0; int outputValue = 0;
b. fungsi void setup
Dalam fungsi void setup perintah akan dibaca 1 kali setelah progam berjalan. Dalam tugas akhir ini penulis mengisikan baudrate dan variabel -
variabel dalam kondisi kosong, begitu juga pemberian nilai awal pada PIN – PIN
yang digunakan. Berikut sebagai contoh :
void setup() {
Serial.begin(115200); pinMode(10, INPUT); digitalWrite(10, HIGH); }
c. fungsi void loop
Dalam void loop perintah akan dibaca berulang kali selama mikrokontroler teersambung dengan tegangan. Dalam tugas akhir ini penulis mengisi perintah bagaimana data diolah dan akhirnya dikirimkan,semua perintah ditulis pada void loop ini. Dan progam ditulis sesuai dengan algoritma yang telah dibuat seperti paga gambar 3.14. Berikut contohnya :
(51)
void loop() {
Vst = digitalRead(10);
sensorValue = analogRead(A0);
outputValue = map(sensorValue, 0, 1023, 0, 255); analogWrite(9, outputValue);
if (Vst == 0) {
Serial.print("$N1%"); Serial.print(sensorValue); Serial.println("#");
}
delay(2); }
3.5.3 Algoritma Penerimaan dan Pemisahan Data pada Router
Gambar 3.16 Flowchart Pemisahan dan penyimpanan data pada end device router
Pada transmisi sinyal jantung auskultasi juga diperlukan pemisahan data pada router dikarenakan data yang dikirim berupa data bersama dengan header,
(52)
sedangkan yang akan di analisa adalah data sinyal, maka pada router juga dilakukan pemisahan data, sehingga mempermudah penulis nantinya dalam menganalisa data.
Data yang dikirimkan pada end device secara serial, dalam pemisahan dan penyimpanan data dilakukan pada saat data yang terambil sesuai dengan
format yang telah ditentukan, maka data akan diambil dengan baik. Apbila data yang diterima tidak lengkap maka pemisahan data tidak dapat dilakukan. Hal ini dikarenakan pemisahan data disesuaikan dengan format yang sudah ditentukan pada saat data dikirim. Data – data yang tidak diperlukan akan diabaikan, dengan mengosongkan variable yang digunakan untuk menyimpan data.
3.5.4 Algoritma Penerimaan Data pada End Device (Real Time)
Berbeda dengan algoritma penerimaan data pada end device router,
penerimaan data pada end device coordinator terdapat dua data yang diterima yaitu data dari node 1 dan node 2. Maka selain pemisahan data juga dilakukan pengelompokan data. Proses pemisahan data dilakukan sama dengan pemisahan data yang dilakukan pada end device router, hanya saja sebelum dilakukan pemisahan data dilakukan dulu pengelompokan data sesuai asal data.
Pengelompokan data dapat dilihat dari ID node yang dikirimkan
bersamaan dengan data yang dikirim. Ketika data sudah dikelompokkan, selanjutnya data baru dipisah. Hal ini akan memudahkan penulis dalam menganalisa data yang telah terkumpul. Karena data sudah otomatis dalam satu kelompok, dan data tidak tertukar antara satu node dengan node yang lain. dan
(53)
penulis tidak perlu memisah data secara manual. Flowcart pemisahan dan penyimpanan data dapat dilihat pada gambar 3.17.
Gambar 3.17 Flowchart Pemisahan dan penyimpanan data pada end device coordinator (Real Time)
(54)
3.5.5 Algoritma Penerimaan Data pada End Device (tidak Real Time)
Gambar 3.18 Flowchart penyimpanan data pada end device coordinator (tidak
Real Time)
Pemisahan data pada coordinator real time dengan coordinator tidak real time pada dasarnya sama, hanya sajaberbeda dengan algoritma pada coordinator real time karena data terlebih dahulu disimpan kedalam sebuah file, selanjutnya data akan ditampilkan ketika user ingin mengambil data dari file. Dan grafik akan muncul sesuai dengan penerimaan data. Misalnya saja pada file tersebut terdapat data yang mengindikasikan berasal dari 2 node, tetapi apabila pada file tersebut hanya mengindikasikan bersal dari node maka hanya akan ada 1 form grafik yang terbuka. Flowcart pemisahan dan penyimpanan data pada aplikasi offline dapat dilihat pada gambar 3.19.
(55)
(56)
Gambar 3.19 Flowchart Pemisahan dan penyimpanan data pada end device coordinator (tidak Real Time)
(57)
3.6 Metode Analisa
Pada transmisi sinyal auskultasi ini, selain pembuatan algoritma pengiriman data, hal terpenting lainnya adalah analisa dari hasil pengiriman itu sendiri agar dapat diketahui seberapa baik sistem yang telah dibangun.
3.6.1 Peletakan Sensor pada Jantung
Dalam transmisi sinyal auskultasi, komponen terpenting adalah data yang diambil dari auskultasi jantung. Maka tahapan yang pertama dilakukan adalah mengambil data auskultasi dengan meletakkan sensor pada posisi jantung user
dengan tepat.
Posisi jantung manusia adalah pada tulang iga manusia ke 6 di sebelah kiri dada manusia, atau 5 cm diatas ulu hati di sebelah kiri. Peletakan sensor sangat berpengaruh, karena apabila sensor tidak diletakkan pada bagian jantung yang tepat maka data yang akan diterima berupa data noise. Posisi Mitral area dapat dilihat pada gambar 3.20.
Mitral Area
Gambar 3.20 Letak posisi penempatan sensor pada jantung ( Mitral Area / Left Verticularr Area)
(58)
3.6.2 Pengambilan Sinyal Auskultasi Jantung
Proses pengambilan data dilakukan saat semua alat terpasang, dan proses pengiriman data berlangsung. Seperti yang dijelaskan di atas, melalui grafik kita dapat melihat apakah sensor sudah berada pada posisi yang tepat.
Data pada masing – masing router dan coordinator akan tersimpan pada sebuah file. File inilah yang nantinya digunakan untuk menganalisa seberapa baik sistem dapat mentransmisikan sinyal auskultasi jantung dari 2 node ke 1 titik
coordinator secara bersamaan dan streaming.
Pengambilan sinyal jantung dilakukan selama 30 detik untuk mendapatkan hasil transmisi sinyal jantung. Hal ini dikarenakan penerimaan data pada titik coordinator lebih lama karena adanya proses pemisahan data yang terjadi pada titik coordinator. Contoh sinyal jantung hasil auskultasi terlihat dalam gambar 3.21.
(59)
3.6.3 Analisa Transmisi Sinyal Auskultasi Jantung
Cara menganalisa hasil transmisi jantung adalah dengan memindah data dari file penyimpanan ke file excel. Lalu data dibandingkan antara data inputan dengan data yang berasal dari receiver. Posisi data pertama yang sesuai dengan data yang ada pada transmiter adalah data yang berhasil dikirim dan diterima. Sehingga dapat diketahui delay penerimaan data dari data yang telah dikirim.
Dari semua data yang dikirim terdapat loss data, loss data dapat diketahui dari data yang tidak sesuai dengan data yang terdapat pada pengiriman, dan dengan mengurangkan jumlah data yang terkirim dengan jumlah data yang telah diterima. Maka data yang loss akan dapat diketahui.
(60)
Gambar 3.23 Data yang loss
Dari pencarian delai dan data loss seperti pada gambar 3.21 dan gambar
3.22 maka dapa dilakukan perhitungan untuk mengetahui berapa packet loss yang
diterima, berapa lama pengiriman data serta berapa besar througput rata – rata setiap pengiriman data.
a. Delay
Setelah menyamakan data antara transmitter dan receiver maka terdapat selisih urutan antara kedua data tersebut, selisih urutan tersebutlah yang disebut delay dalam pentransmisian sinyal auskultasi jantung.
Karena data dikirim setiap 2ms maka jarak antara data tersebut dikalikan dengan waktu pengiriman data, dan akan ditemukan berapa lama data yang dikirimkan oleh transmitter diterima oleh receiver.
(61)
b. Packet Loss
Pada pencarian packet loss seperti pada gambar 3.21 maka akan ditemukan banyak data yang tidak dapat diterima dengan baik oleh
receiver, jumlah paket yang tidak diterima dengan sempurna tersebut adalah packet loss yang digunakan untun mecari berapa besar persentase data yang hilang.
c. Througput
Seperti yang telah dijelaskan pada bab 3, througput adalah besar kecepatan data terkirim secara real. Maka untuk menemukan througput
dilakukan dengan cara memsukkan jumlah data diterima selanjutnya dibagi dengan lama waktu pengamatan.
Maksud dari rumus diatas adalah :
Jumlah data masuk : keseluruhan data yang masuk dari ke 2 node
(62)
Jumlah tiap packet data : dalam ngeritimkan 1 buah paket data terdapat
± 8 charakter
Besar pengiriman data : sebuah karakter terbentuk dari 10 bit data, yaitu 8 bit untuk setiap charatcter, 1 bit prmnbuka data dan juga 1 bit penutup.
(63)
57 BAB IV
HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan beberapa hasil pengujian dari hasil penelitian tugas akhir ini. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian perangkat lunak (software) dan kinerja keseluruhan sistem, serta analisa hasil transmisi data dari node ke coordinator.
4.1 Pengujian Xbee
Pengujian Xbee dilakukan dengan menggunakan program X-CTU.
Program X-CTU merupakan open source yang digunakan untuk menkonfigurasi
awal Xbee.
4.1.1 Tujuan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah Xbee yang digunakan dapat berfungsi dengan baik atau tidak.
4.1.2 Alat yang digunakan
Untuk melakukan percobaan ini maka diperlukan beberapa alat sebagai berikut.
a. Usb adapter
b. Xbee adapter
c. Xbee
d. Komputer/ laptop
(64)
4.1.3 Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian alat :
a. Hubungkan xbee adapter dengan kabel usb adapter.
b. Nyalakan komputer kemudian hubungkan kabel usb adapternya ke
komputer/laptop.
c. Buka software X-CTU dan tekan tombol “ Test / Query” pada tab “PC
Setting”.
d. Maka akan muncul dialog yang dapat mengetahui apakah Xbee yang
digunakan dapat terbaca oleh X-CTU atau tidak.
(65)
4.1.4 Hasil Pengujian
Pada Gambar 4,2 tertulis “Communication with Modem OK ” hal ini
menandakan bahwa Xbee yang digunakan dapat berkomunikasi dengan X-CTU. Dengan demikian maka Xbee dapat digunakan pada pengerjaan tugas akhir ini.
Gambar 4.2 Xbee dalam keadaan normal
4.2 Pengujian Komunikasi Xbee
Pengujian komunikasi Xbee dilakukan dengan mengatur PAN ID, DL, DH sesuai dengan yang telah dijelaskan pada BAB III. Komunikasi yang baik ketika Xbee yang digunakan menjadi coordinator dapat menerima pesan dari Xbee yang menjadi router1 dan router2.
4.2.1 Tujuan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah Xbee yang digunakan dapat berkamunikasi dengan baik.
4.2.2 Alat yang digunakan
Alat yang digunakan untuk melakukan pengujian antara lain :
(66)
b. Xbee adapter
c. Xbee
d. Komputer/ laptop
e. Software X-CTU
4.2.3 Prosedur Pengujian
PAN ID ketiga Xbee di samakan nilainya yaitu dengan nilai 2001, dan DH pada Xbee disamakan nilainya sesuai nilai DL yang berada pada belakang Xbee 13A200, DH di pada router1 dan router2 diberi nilai sesuai dengan SL pada Xbee yang digunakan untuk coordinator.
4.2.4 Hasil Pengujian
(67)
Pada gambar 4.3 diatas, kalimat dengan warna biru menunjukkan bahwa
xbee sedang mengirim data kepada xbee yang menjadi coordinator, sedangkan
kalimat dengan warna text merah menandakan bahwa xbee sedang menerima
kiriman data. Pada gambar 4.3 tersebut terlihat xbee coordinator dapat menerima dengan baik data dari masing – masing xbee yang digunakan sebagai router. Hal ini ditandai dengan data yang diterima oleh xbee coordinator sama dengan data yang dikirim oleh xbee router.
4.3 Pengujian Arduino
Pengujian arduino dilakukan dengan memasukan skrip program sederhana pada arduino menggunakan aplikasi arduino IDE. Arduino yang baik dapat mengeksekusi program dengan baik.
4.3.1 Tujuan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah arduino yang digunakan tidak mengalami kerusakan. Sehingga saat aruino digunakan pada sistem dapat membantu sistem berjalan dengan baik.
4.3.2 Alat yang digunakan
Alat yang digunakan untuk melakukan pengujian antara lain :
a. Kabel usb
b. Arduino Mega 2560
c. Komputer/laptop
(68)
4.3.3 Prosedur Pengujian
a. Hubungkan Arduino dengan kabel usb
b. Nyalakan komputer kemudian hubungkan kabel usb tadi dengan
komputer.
c. Buka software Arduino IDE dan isi perintah dalam bahasa C. Sebagai contoh penulis memasukkan perintah sebagai berikut :
void setup() {
Serial.begin(9600);
Serial.println(“Cek Mulai :”); }
int i=0;
void loop() {
Serial.print(“Data ke”); Serial.println(i);
delay(1000); i++;
}
d. Apabila telah selesai untuk mengisi perintah, maka tekan “Verify” untuk
mengecek apabila terdapat perintah yang salah dalam bahasa C. Dan
tekan “Upload” untuk memasukkan perintah tersebut ke dalam Arduino
Mega 2560.
e. Setelah program telah berhasil dimasukkan, maka tekan icon Serial
monitor pada kanan atas. Maka akan muncul tampilan serial monitor. f. Setelah window serial monitor muncul, amati kiriman data serial oleh
(69)
4.3.4 Hasil Pengujian
Hasil dari pengujian pengisian program ke arduino dapat dilihat pada Gambar 4.4. Lingkaran merah menunjukan bahwa arduino yang digunakan berhasil diisi dengan program yang telah ditulis dalam software arduino IDE.
Gambar 4.4 uploadprogram berhasil
Program yang dimasukan kedalam arduino merupakan program untuk mengirimkan data menggunakan serial. Proses pengiriman ini apabila arduino masih dihubungkan dengan USB PC maka kita dapat menerima data yang dikirim menggunakan menu serial monitor pada software arduino IDE. Hasil dari serial monitor dapat dilihat pada Gambar 4.4.
(70)
Gambar 4.5 Program berhasil berjalan
Gambar 4.5 menunjukan bahwa data dikirimkan sesuai dengan perintah program yang telah diisi pada arduino. Dengan begitu arduino ini dapat bekerja dengan baik, dan dapat digunakan untuk sistem.
4.4 Pengujian tampilan penerimaan data pada router
Pengujian ini merupakan pengujian penerimaan pada aplikasi visual basic berjalan dengan baik dan dapat menerima sinyal jantung dan dapat menampilkan hasil sinyal dengan baik.
4.4.1 Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui aplikasi dapat menerima sinyal jantung dengan baik. Dan dapat mempresentasikan sinyal jantung dengan baik ke dalam grafik. Dan dapat menyimpan hasil sinyal jantung pada sebuah file.
4.4.2 Alat yang digunakan
Alat yang digunakan untuk pengujian sistem ini antara lain:
a. Arduino Mega 2560
(71)
c. Kabel USB
d. Komputer/laptop
e. Software Arduino IDE f. Software Visual Basic g. Timer
4.4.3 Prosedur Pengujian
a. Hubungkan Arduino dan komputer dengan menggunakan kabel USB. b. Aktifkan komputer dan buka program Arduino IDE.
c. Upload skrip yang digunakan untuk pengiriman data. d. Buka aplikasi router dari Visual Basic.
e. Letakkan sensor pada jantung agar mendapatkan sinyal jantung yang tepat.
f. Lakukan pengambilan data selama 20s, untuk memperoleh sinyal
jantung.
g. Sambungkan PIN 10 pada Arduino dengan GND untuk mengkatifkan
pengiriman sinyal jantung.
h. Amati data, apakah data dapat diterima oleh aplikasi dan sinyal yang ditangkap merupakan sinyal jantung.
(72)
4.4.4 Hasil Pengujian
Gambar 4.6 Tampilan pengambilan data
Gambar 4.6 menunjukkan bahwa sinyal jantung dapat diterima oleh komputer dengan baik. Penerimaan sinyal pada komputer dilakukan dengan cara pembacaan data secara serial melalui komponen pada Visual Basic.
Dari gambar 4.6 dapat dilihat pada grafik sinyal auskultasi yang diperoleh dari user. Nama file tersimpan merupakan nama file untuk data yang sudah terambil. Sebelum data diolah atau di pisah data yang diterima seperti yang terlihat pada kolom data belum diolah, karena data yang diterima belum tentu sesuai dengan data yang dikirimkan karena terdapat data yang loss.
Hasil sinyal auskultasi yang dipresentasikan kedalam grafik merupakan hasil sinyal setelah dirubah kedalam tegangan. Cara merubah data menjadi tegangan adalah dengan cara memasukkan rumus :
(73)
berikut adalah penjelasan dari rumus merubah data menjadi data tegangan :
a. Pembagian 1024 : dilakukan karena sinyal auskultasi jantung telah
dikonversi menjadi data ADC dengan resolusi 10 bit.
b. Perkalian 5 : dikarenakan data diambil dari tegangan antara 0V – 5V
c. Pengurangan 2,5 : agar data yang terambil berada pada posisi tengah.
Pada saat pengambilan data jantung selain posisi jantung yang tepat, hasil dari sinyal auskultasi jantung juga terpengaruh oleh gerakan yang dilakukan oleh subject percobaan. Misalnya saja ketika subject berteriak atau terjadi perubahan pada letak sensor maka nilai hasil sinyal akan menunjukkan anggka yang sangat tinggi atau justru sangat rendah.
4.5 Pengujian tampilan penerimaan data pada coordinator
Pengujian ini merupakan pengujian prediksi pada aplikasi Visual Basic pada coordinator berjalan dengan baik dan dapat menerima sinyal jantung yang berasal dari kedua router dengan baik dan dapat mempresentasikan hasil sinyal sinyal jantung pada grafik dengan baik.
4.5.1 Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui aplikasi pada coordinator
dapat menerima sinyal jantung dengan baik. Dan dapat mempresentasikan sinyal jantung dengan baik ke dalam grafik. Dan dapat menyimpan hasil sinyal jantung pada sebuah file.
(74)
4.5.2 Alat yang digunakan
Alat yang digunakan untuk pengujian sistem ini antara lain:
a. Arduino Mega 2560
b. Heart Sound Sensor
c. Kabel USB
d. Komputer/laptop
e. Software Arduino IDE f. Software Visual Basic g. Timer
h. Software Tera Term
4.5.3 Prosedur Pengujian
a. Hubungkan Arduino dan komputer dengan menggunakan kabel USB. b. Aktifkan komputer dan buka program Arduino IDE.
c. Upload skrip yang digunakan untuk pemberian data. d. Buka aplikasi router dari visual basic.
e. Buka aplikasi coordinator dari visual basic.
f. Letakkan sensor pada jantung agar mendapatkan sinyal jantung yang tepat.
g. Sambungkan PIN 10 pada Arduino dengan GND untuk mengkatifkan
pengiriman sinyal jantung.
(1)
Tabel 4.29 Hasil perbandingan antara baudrate 115200 dengan 57600 dengan menggunakan Visual Basic Secara offline
Parameter Perbandingan
115200 57600
Node 1 Node 2 Node 1 Node 2 Rata – Rata
Delay (s)
0,0076 0,21 0,048 0,048
Rata – Rata Paket Loss (%)
25,53 26,39 18,32 10,67
Rata – Rata Througput (bps)
(2)
125 BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan seluruh hasil analisa dari transmisi sinyal auskultasi jantung dari 2 node menuju 1 titik coordinator, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Pentransmisian sinyal auskultasi jantung dengan baudrate 115200 menggunakan aplikasi Tera Term menghasilkan rata – rata loss sebesar 17,39% untuk node 1dan 23,17% untuk node 2 dan delay data sebesar 6,63s untuk node 1 dan 7,07s untuk node 2. Dengan rata – rata througput 13332,53 bps.
2. Pentransmisian sinyal auskultasi jantung dengan baudrate 115200 menggunakan aplikasi Visual Basic secara real time dalam waktu 1 menit yang telah dibuat menghasilkan rata – rata delay sebesar 0s untuk node 1dan 0,05s untuk node 2 dan loss data sebesar 95,34% untuk node 1 dan 97,59% untuk node 2. Dengan rata – rata througput 2584 bps.
3. Pentransmisian sinyal auskultasi jantung dengan baudrate 115200 menggunakan aplikasi Visual Basic secara offline dalam waktu 1 menit yang telah dibuat menghasilkan rata – rata delay sebesar 0,0076s untuk node 1dan 0,21s untuk node 2 dan loss data sebesar 25,53% untuk node 1 dan 26,39% untuk node 2. Dengan rata – rata througput 23232 bps.
(3)
4. Pentransmisian sinyal auskultasi jantung dengan baudrate 57600 menggunakan aplikasi Tera Term dalam waktu 1 menit menghasilkan rata – rata delay sebesar 0,055s untuk node 1dan 0,057s untuk node 2 dan loss data sebesar 9,43% untuk node 1 dan 7,13% untuk node 2. Dengan rata – rata througput 2960,001 bps.
5. Pentransmisian sinyal auskultasi jantung dengan baudrate 57600 menggunakan aplikasi Visual Basic secara real time dalam waktu 1 menit menghasilkan rata – rata data loss sebesar 91,35% untuk node 1dan 88,31% untuk node 2 dan delay data sebesar 0,05s untuk node 1 dan 0,05s untuk node 2. Dengan rata – rata througput 2960,001 bps.
6. Pentransmisian sinyal auskultasi jantung dengan baudrate 57600 menggunakan aplikasi Visual Basic secara offline dalam waktu 1 menit menghasilkan rata – rata data loss sebesar 18,32% untuk node 1dan 10,67% untuk node 2 dan delay data sebesar 0,048s untuk node 1 dan 0,048s untuk node 2. Dengan rata – rata througput 2891,999 bps.
7. Posisi node 1, node 2 dan node coordinator mempengaruhi delay dan juga banyak data loss.
8. Semakin tinggi baudrate pengiriman data semakin cepat tapi paket loss yang didapat juga semakin besar. Dan semakin besar baudrate maka delay antara pengiriman dan penerimaan data semakin kecil.
9. Transmisi sinyal auskultasi jantung dapat dilakukan, dengan memperhatikan baudrate pengiriman data. Karena semakin besar
(4)
127
kecepatan pengiriman data maka packet loss yang diterima juga semakin besar. Begitu juga dengan delay pada baudrate 57600 lebih sedikit dibandingkan dengan delay pada baudrate 115200.
10. Dari hasil penelitian yang dilakukan pengaplikasian transmsi sinyal auskultasi jantung dapat dibagun dengan ccara penerimaan data oleh coordinator dilakukan secara offline.
5.2 Saran
Dari kesimpulan yang telah dibuat, maka agar transmisi sinyal auskultasi jantun berjalan dengan baik, maka hal yang perlu dipertibangkan adalah :
1. Deperlukannya enkripsi data, karena data yang dikirim berupa sinyal jantung dari seseorang yang merupakan privacy setiap orang.
2. Karena bandwidth yang dimiliki oleh Xbee kecil yaitu 250kb, agar efisien maka diperlukan compresi terhadap data yang dikirim.
(5)
128
DAFTAR PUSTAKA Arduino. 2011. Arduino XBee Shield.
http://arduino.cc/en/Guide/ArduinoXbeeShield diakses 11 Oktober 2014. Arduino.cc. 2013. Arduino Xbee Shield, [online],
(http://arduino.cc/en/Main/ArduinoXbeeShield, diakses tanggal 17 Oktober 2014)
Arduino.cc. 2013. Arduino Program Language Reference, [online], (http://arduino.cc/en/Reference/HomePage , diakses tanggal 17 Oktober 2014)
Arduino.cc. 2013. Arduino Board Uno SMD, [online], (http://arduino.cc/en/Main/ ArduinoBoardMega2560, diakses tanggal 17 Oktober 2014)
Banzi, M. 2009. Getting Started with Arduino.America: O’reilly.
Depkes. 2014. Lingkungan Sehat, Jantung Sehat. http://www.depkes.go.id/article/view/201410080002/lingkungan-sehat-jantung-sehat.html diakses 16 Oktober 2014
Djuandi, F. 2011. Pengenalan Arduino. Banten : www.tokobuku.com. Faludi, R. (2011). Building Wireless Sensor Networks. America: O'Reilly.
Gani, Abdul. 2010. Aplikasi Pengaruh Quality Of Service (Qos) Video Conference Pada Trafik H.323 Dengan Menggunakan Metode Differentiated Service (Diffserv). Universitas Syiah Kuala.
Inc, D. I. 2007. Xbee Series 2 OEM RF Modules. Lindon : MaxStream.
Shank, Jessica. 2014. Auscultation Skills. Philadelphia : Lippincott William & Wilkins.
Jusak., Puspasari, I., Martadinata, D. Y. 2014. Real Time Wereless Tele-Auscultation for Phonocardiograph Signal Recording Through Zigbee Network. STIKOM Surabaya.
(6)
129
Krisna D. Octovhiana,2003,Belajar Cepat Visual Basic 6.0
http://mfile.narotama.ac.id/files/Zakki%20Falani/Ilham%20VB%206/1%20 %20Pengenalan%20Microsoft%20Visual%20Basic.pdf, diakses 17 Oktober 2014.
Lynn, P. A. 1994. Introductory Digital Signal Processing With Computer Aplication. New York : John Wiley & Sons.
Nugroho, B. H. 2014. Rancang Bangun Prototipe Aplikasi Wireless Network untuk Peringatan Dini Terhadap Banjir.STIKOM Surabaya.
Nurhayati, O. D .2012. Sistem Komunikasi Multimedia. Sistem Komputer. Universitas Diponegoro.
Puspasari, Ira. 2013. Study Analisis Metode Ekstraksi Ciri pada Sinyal Suara Jantung Diastolik. ITS Surabaya.
Sugiarto, B., & Sakti, I. 2009. Rancang Bangun Sistem Monitoring Kualitas Udara Menggunakan Teknologi Wireless Sensor Network (WSN). Jakarta : INKOM