yang diterima oleh node coordinator. Agar dapat diketahui berapa besar througput,
berapa data yang loss, dan delay ketika sistem ini dijalankan.
3.3 Perancangan Sistem
Adapun perancangan blok diagram ditunjukkan sebagaimana gambar 3.2:
Gambar 3.2
Blok Diagram Sistem
Dalam tugas akhir ini, penulis hanya akan memfokuskan penjelasan data yang dikirim dari dua node router ke node coordinator. Dan juga hasil unjuk kerja
jaringan pada transmisi sinyal auskultasi jantung dari dua node ke satu node coordinator.
3.4 Peracangan perangkat keras
3.4.1 Perancangan sensor jantung
Untuk dapat mendeteksi adanya detak jantung pasien secara elektronik,
maka dibutuhkan sensor. Sensor yang digunakan pada penelitan transimsi sinyal
auskultasi jantung ini adalah Heart Sound Sensor. Sensor ini telah dilengkapi degan pengkondisi sinyal dan fiter yang bertugas meredam dan mengolah sinyal
jantung dan mengkonversinya dalam bentuk tegangan. dengan demikian keluaran dari sensor Heart Sound sensor dapat langsung dibaca melalui ADC internal pada
modul Arduino Mega2560. Adapun perancangan rangkaian heart sound sensor ditunjukkan pada gambar 3.3
P W
M C
O M
U N
IC A
T IO
N
DIGITAL
A N
A L
O G
IN
A T
M E
G A
25 60
16 A
U 1
12 6
TX0 TX3
TX2 TX1
SDA SCL
RX0 RX3
RX2 RX1
PD0SCLINT0 21
PD1SDAINT1 20
PD2RXD1INT2 19
PD3TXD1INT3 18
PH0RXD2 17
PH1TXD2 16
PJ0RXD3PCINT9 15
PJ1TXD3PCINT10 14
PE0RXD0PCINT8 PE1TXD0PDO
1 PE4OC3BINT4
2 PE5OC3CINT5
3 PG5OC0B
4 PE3OC3AAIN1
5 PH3OC4A
6 PH4OC4B
7 PH5OC4C
8 PH6OC2B
9 PB4OC2APCINT4
10 PB5OC1APCINT5
11 PB6OC1BPCINT6
12 PB7OC0AOC1CPCINT7
13 AREF
P A
A D
22 P
A 1
A D
1 23
P A
2 A
D 2
24 P
A 3
A D
3 25
P A
4 A
D 4
26 P
A 5
A D
5 27
P A
6 A
D 6
28 P
A 7
A D
7 29
P C
6 A
14 31
P C
5 A
13 32
P C
4 A
12 33
P C
3 A
11 34
P C
2 A
10 35
P C
1 A
9 36
P C
A 8
37 P
D 7
T0 38
P G
2 A
LE 39
P G
1 R
D 40
P G
W R
41 P
L7 42
P L6
43 P
L5 O
C 5C
44 P
L4 O
C 5B
45 P
L3 O
C 5A
46 P
L2 T
5 47
P L1
IC P
5 48
P L0
IC P
4 49
P B
3 M
IS O
P C
IN T3
50 P
B 2
M O
S IP
C IN
T2
51 P
B 1
S C
K P
C IN
T1 52
P B
S S
P C
IN T0
53
PK7ADC15PCINT23 A15
PK6ADC14PCINT22 A14
PK5ADC13PCINT21 A13
PK4ADC12PCINT20 A12
PK3ADC11PCINT19 A11
PK2ADC10PCINT18 A10
PK1ADC9PCINT17 A9
PK0ADC8PCINT16 A8
PF7ADC7TDI A7
PF6ADC6TDO A6
PF5ADC5TMS A5
PF4ADC4TCK A4
PF3ADC3 A3
PF2ADC2 A2
PF1ADC1 A1
PF0ADC0 A0
RESET
P C
7 A
15 30
ARDUINO
ARDUINO MEGA2560 R3 5V
V cc
G nd
Vout
Heart Sound Sensor
Gambar 3.3
Hubungan Rangkaian Heart sound sensor dan Arduino
3.4.2 Perancangan rangkaian Xbee Zigbee S2B
Agar modul arduino dapat berkomunikasi secara serial wireless dengan perangkat lain, maka dibutuhkan rangkaian wireless yang dalam perancangan ini
menggunakan modul Zigbee S2B. modul zigbee dapat berkomunikasi wireless dan diakses menggunakan komunikasi serial TTL Time to Live. Adapun port
serial yang digunakan untuk pengendalian dan pembacaan modul Xbee adalah TX0 dan RX0 pada modul arduino sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3.4:
P W
M
C O
M U
N IC
A T
IO N
DIGITAL
A N
A L
O G
IN
A T
M E
G A
2 5
6 1
6 A
U 1
1 2
6 TX0
TX3 TX2
TX1 SDA
SCL RX0
RX3 RX2
RX1 PD0SCLINT0
21 PD1SDAINT1
20 PD2RXD1INT2
19 PD3TXD1INT3
18 PH0RXD2
17 PH1TXD2
16 PJ0RXD3PCINT9
15 PJ1TXD3PCINT10
14 PE0RXD0PCINT8
PE1TXD0PDO 1
PE4OC3BINT4 2
PE5OC3CINT5 3
PG5OC0B 4
PE3OC3AAIN1 5
PH3OC4A 6
PH4OC4B 7
PH5OC4C 8
PH6OC2B 9
PB4OC2APCINT4 10
PB5OC1APCINT5 11
PB6OC1BPCINT6 12
PB7OC0AOC1CPCINT7 13
AREF
P A
A D
2 2
P A
1 A
D 1
2 3
P A
2 A
D 2
2 4
P A
3 A
D 3
2 5
P A
4 A
D 4
2 6
P A
5 A
D 5
2 7
P A
6 A
D 6
2 8
P A
7 A
D 7
2 9
P C
6 A
1 4
3 1
P C
5 A
1 3
3 2
P C
4 A
1 2
3 3
P C
3 A
1 1
3 4
P C
2 A
1 3
5 P
C 1
A 9
3 6
P C
A 8
3 7
P D
7 T
3 8
P G
2 A
L E
3 9
P G
1 R
D 4
P G
W R
4 1
P L
7 4
2 P
L 6
4 3
P L
5 O
C 5
C 4
4 P
L 4
O C
5 B
4 5
P L
3 O
C 5
A 4
6 P
L 2
T 5
4 7
P L
1 I
C P
5 4
8 P
L I
C P
4 4
9 P
B 3
M IS
O P
C IN
T 3
5 P
B 2
M O
S I
P C
IN T
2
5 1
P B
1 S
C K
P C
IN T
1
5 2
P B
S S
P C
IN T
5 3
PK7ADC15PCINT23 A15
PK6ADC14PCINT22 A14
PK5ADC13PCINT21 A13
PK4ADC12PCINT20 A12
PK3ADC11PCINT19 A11
PK2ADC10PCINT18 A10
PK1ADC9PCINT17 A9
PK0ADC8PCINT16 A8
PF7ADC7TDI A7
PF6ADC6TDO A6
PF5ADC5TMS A5
PF4ADC4TCK A4
PF3ADC3 A3
PF2ADC2 A2
PF1ADC1 A1
PF0ADC0 A0
RESET
P C
7 A
1 5
3
ARDUINO
ARDUINO MEGA2560 R3
RXD TXD
wire antenna
Modul Xbee 2,4Ghz
GND Vcc
S2B
5V
Gambar 3.4 Hubungan Rangkaian Xbee dan arduino
3.4.3 Perancangan rangkaian USB to serial Xbee
Untuk dapat menerima data serial hasil pengiriman dari node 1 dan node 2 atau perangkat wireless Xbee pengirim, maka pada bagian penerima juga
dibutuhkan Xbee. Sementara itu agar hasil pembacaan dan pengiriman data pada Xbee dapat diproses menggunakan laptop atau PC, maka dibutuhkan konverter
USB to serial. Untuk itu pada perancangan ini digunakan modul USB to serial Xbee yang difungsikan khusus untuk menjembatani antarmuka UART antara
komputer dengan Xbee. Adapun rangkaian modul USB to serial Xbee ditunjukkan pada gambar 3.4:
VCC 1
D+ 3
D- 2
GND 4
J1
USBCONN vcc
D+ D-
Gnd
USB to TTL
RXD TXD
Gnd
ke USB PCLAPTOP
DTR CTS
RXD TXD
wire antenna
Modul Xbee 2,4Ghz
GND Vcc
S2B
5V
Gambar 3.5 Rangkaian modul USB to Serial Xbee pada base station
Sementara itu bentuk fisik dari modul USB to serial Xbee ditunjukkan pada gambar 3.6
Gambar 3.6
modul USB to serial Xbee
3.4.4 Arduino 2560
Pada gambar 3.2 terdapat 2 arduino 2560 yang memiliki fungsi yang sama yaitu membaca sensor yang memiliki nilai analog, pembacaan data
dilakukan dengan cara inputan yang berasal dari sensor diletakkan pada PORT A0, untuk membaca nilai dari sinyal analog tersebut digunakan fungsi
ReadAnalog didalam modul arduino.
Pada modul arduino juga dilakukan pemberian identitas pada data yang akan ditransmisikan. Yang artinya data yang dikirim mendapatkan tambahan
identitas node. Dari tambahan itu yang akan membuat node dapat mengenali asal data tersebut. Contoh pemberian identitas yaitu diberi identitas N1 untuk node
router 1, dan N2 untuk node router 2. Identitas ini akan dikirimkan bersama
dengan inti data yang node router kirimkan kepada node coordinator. Pada isi data yang diterima router coordinator nantinya terdapat simbol N1 untuk data
dari node router 1 atau N2 untuk data dari node router 2 selanjutnya diikuti inti pesan yang dikirim masing
– masing node router.
Gambar 3.7 Form at Pengiriman Data
Berikut penjelasan dari gambar 3.7 : 1. : penanda awal pengiriman data
2. NI : ID darimana data berasal
3. DATA : data sinyal auskultasi jantung yang dikirimkan 4. : penanda akhir pengiriman data
5. : digunakan sebagai pemisah data dengan header Hal tersebut dibuat untuk memudahkan dalam pemisahan data pada saat
penerimaan data pada coordinator. Selanjutnya arduino mengirimkan informasi yang dipancar melalui pemancar data zigbee.
3.4.5 Xbee
Untuk mengirimkan data dari masing – masing node ke coordinator
diperlukan sebuah pemancar data. dalam penelitian ini penulis menggunakan Xbee Series 2 untuk pemancar data. Konfigurasi yang dilakukan pada Xbee
sangat penting, agar data dapat dikirimkan ke alamat yang sesuai. Untuk mengkonfigurasi Xbee tersebut dibutuhkan sebuah software.
Software yang biasa digunakan untuk mengkonfigurasi Xbee salah satunya ialah
X-CTU. Xbee dikonfigurasi untuk menjadi end device dalam mode AT untuk
Xbee yang terdapat pada node router dan coordinator dalam mode AT. Dalam mengkonfigurasi Xbee series 2 hal yang terpenting ialah mengisi nilai PAN ID,
DH dan DL. Langkah pertama untuk dapat berkomunikasi dalam satu jaringan, maka
PAN ID antar Xbee harus diisi dengan nilai yang sama. Langkah kedua yaitu mengisi DH dengan ID yang terdapat pada Xbee dan DL dengan nilai yang sesuai
dengan nilai DL pada Xbee yang digunakan sebagai node coordinator. Hal ini
dilakukan agar Xbee yang digunakan pada node router hanya berkomunikasi dengan Xbee coordinator.
3.4.6 Visual Basic
Visual basic pada komputer atau end device berfungsi untuk mengolah data yang dikirimkan oleh node coordinator. Data yang diterima tersebut masih
berupa sekumpulan informasi dan kode yang masih lengkap yang berup header dan data sesuai dengan protokol, sehingga diperlukan pemisahan data serta
pengelompakan pada data tersebut agar didapatkan sebuah data beserta informasi yang diinginkan dari data tersebut. Seperti yang dijelaskan pada gambar 3.3
pengelompokan data sesuai dengan kode yang terdapat pada satu paket data N1 atau N2, selanjutnya data yang sudah dipisah di simpan sesuai dengan
pengelompokan data. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh nantinya dapat dianalisa, sehingga dapat diketahui kemapuan algoritma dari sistem transmisi
auskultasi ini. Selanjutnya dari data yang telah dikelompokkan dan dipisah ditampilkan pada sebuah grafik agar dapat dilihat oleh user. Pada node
coordinator terdapat 2 penelitian yang akan dilakukan, yaitu penelitian untuk
penerimaan data secara real time dan tidak real time, agar dapat dibandingkan keakuratan data saat diterima secara real time dan tidak real time dan nantinya
dapat dijadikan acuan saat dibangun sebuah aplikasi pengiriman data auskultasi jantung. Maka dibuatlah sebuah desain dari Visual Basic.
Terdapat 3 desain yang harus dibuat, yaitu desain untuk penyimpanan data pada end device router dan desain pada end device coordinator real time dan
tidak real time untuk menampilkan data secara real time dan tidak real time.
Karena nantinya akan dibandingkan antara data pada router dan coordinator, apakah data yang dikirimkan node router sesuai dengan data yang diterima node
coordinator dan baik mana data yang diterima secara real time dan tidak real
time.
Gambar 3.8 Desain pada end device router
Dari desain diatas user dapat melihat secara langsung hasil sinyal jantung, sehingga dapat mengetahui benar tidaknya posisi heart sound sensor
pada jantung. Hal ini dikarenakan penempatan posisi sensor sangat berpengaruh terhadap hasil yang didapat, dimana jika posisi sensor tidak valid, maka akan
menyebabkan hasil pembacaan tidak akurat. Dan dapat dilihat langsung nilai dari sensor.
Dari gambar 3.8 terdapat pemilihan PORT, hal ini digunakan untuk memilih PORT yang telah terhubung dengan mikrokontroler. Selanjutnya ketika
mikrokontroler mengirimkan data pada pemancar, maka secara otomatis data juga akan terkirim secara serial ke komputer. Terdapat kolom data yang diterima dan
data yang telah dipisah agar dapat terlihat bahwa data dari masing – masing router
tidak tertukar pada saat proses pemisahan data. Grafik digunakan untuk dapat melihat apakah data yang diterima adalah data yang bersal dari sinyal jantung,
karena sifat dari sensor jantung yang digunakan adalah menangkap suara.
Gambar 3.9
Desain pada end device coordinator Real Time
Gambar 3.10 Desain pada end device coordinator tidak real time
Gambar 3.11
Desain pada end device coordinator untuk melihat grafik tidak real time
Sama halnya dengan desain pada end device router yang mengharuskan user
memilih PORT yang telah tersambung dengan komputer, pada end device coordinator
juga mengharuskan user melakukan hal yang sama. Hanya saja berbeda dengan desain pada end device router desain end device coordinator
terdapat dua grafik karena pada end device coordinator digunakan untuk melihat data auskultasi dari dua jantung.
Terdapat perbedaan desain antara node coordinator real time dengan coordinator
tidak real time, karena pada coordinator tidak real time membutuhkan perintah untuk mengambil data dari router yang telah disimpan
pada drive sedangkan pada coordinator real time tidak dibutuhkan perintah tersebut karena data disimpan setelah data ditampilkan pada grafik
Pada gambar 3.9 terdapat dua kolom data yang diterima dan data yang telah dipisah agar dapat terlihat bahwa data dari masing
– masing router tidak tertukar pada saat proses pemisahan data. Selain itu juga terdapat dua grafik yang
menampilkan sinyal jantung dari masing – masing node. Dan nantinya juga akan
terdapat dua file penyimpanan yang menyimpan data dari masing – masing node.
Pada gambar 3.10 hanya terdapat perintah untuk koneksi dengan serial dan perintah mengambil data, karena grafik tidak langsung ditampilkan, melaikna
disimpan terlebih dulu kedalam suatu file yang nantinya akan di baca setelah data selesai terkirim. Pemisahan grafik dengan tampilan utama dimaksudkan agar
program dapat menampilkan lebih dari 2 data pada grafik. Sehingga analisa dapat lebih fokus pada setiap node karena grafik setiap node ditampilkan dalan sebuah
form.
3.5 Perancangan Perangkat Lunak
Dari perancangan sistem diatas, selain perancangan hardware, juga dibutuhkan perancangan perangkat lunak untuk menjalankan perancangan
hardware yang telah dibuat.
Perangkat lunak terdiri dari beberapa algoritma perancangan dari sistem yang ditangani oleh pengontrol.
3.5.1 Algoritma Pembacaan Sinyal Jantung
Gambar 3.12 Flowchart pembacaan Heart Sound Sensor
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, hasil keluaran dari sensor jantung adalah berupa sinyal analog. Maka pada modul arduino dilakukan pembacaan
melalui salah satu fungsi yang dimiliki oleh Arduino Mega2560, fungsi tersebut adalah readAnalog. Pada pemrograman modul Arduino Mega2560, user
dimudahkan dengan beberapa fungsi yang sudah dimilikinya. Sinyal analog pada sensor diubah menjadi data ADC dengan resolusi10 bit. Hal ini ditujukan agar
sinyal analog yang dibaca lebih presisi saat dikonversi ADC. Fungsi yang terdapat pada Arduino untuk mengubah data analog menjadi data desimal dengan ukuran
10 bit adalah :
Gambar 3.13 Program pada modul Arduino Mega2560
Selanjutnya data yang diperoleh akan ditransmisikan oleh pemancar sesuai dengan data yang telah diolah. Proses pengiriman data tidak langsung dikirim, karena
data yang ada akan diberi ID untuk pengidentifikasian asal data sesuai dengan asal router.
3.5.2 Algoritma Pengiriman Sinyal Jantung
Gambar 3.14 Flowchart
Pengiriman Data Auskultasi Jantung
Pada dasarnya konsep dari sensor jantung adalah menerima setiap suara, maka apabila ketika sensor jantung mendapatakan tegangan, secara langsung data
apapun akan ditransmisikan ke node coordinator, sehingga mengakibatkan banyaknya noise yang diterima oleh node coordinator diawal penerimaan data.
Selain itu, karena pada transmisi sinyal jantung ini data yang didapat dari dua node,
maka untuk mempermudah dalam pengolahan data, maka dibuatlah algoritma seperti gambar 3.14.
Pemrograman Ardunino Mega 2560 merupakan sebuah pemrograman modul, maka pemrograman langsung dilakukan pada setiap pin. Pin 10 digunakan
sebagai saklar. PIN 10 digunakan untuk memulai pengiriman data, dimana data dikirim ketika PIN 10 berlogika LOW. Pengiriman dianggap selesai ketika user
menonaktifkan PIN 10. Pengiriman data dilakukan sesuai dengan protokol yang sudah ditetapkan
pada gambar 3.7, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengiriman data berupa string
atau caracter. Pengiriman data akan dipancarkan oleh modul pemancar yang sudah disediakan.
Pengiriman dilakukan dengan delay 2ms sesuai dengan ketetapan yang ada, yaitu pengiriman dilakukan minimal dengan 2 kali frekuensi sampling
jantung normal Teori Sampling . Lynn, 1994
Pada tugas akhir ini, penulis menggunakan Arduino Mega2560 sebagai mikrokontrolernya. Software yang digunakan untuk memprogam arduino tersebut
ialah software Arduino IDE. Dan dari algoritma yang dibuat diatas maka dibuatlah program seperti gambar 3.15
Gambar 3.15 Tampilan program arduino pada software Arduino IDE
Berikut contoh pemrogaman modul arduino Mega 2560 pada node end device
yang diprogam pada Arduino IDE
a. Pembuatan variabel
Dalam pembuatan variabel, terdapat beberapa variabel yang digunakan oleh penulis seperti pada algoritma diatas. ini penulis menggunakan variabel tipe
string yang bernama “sensorValue” untuk menampung data dari sensor, “outputValue” untuk penampung data setelah dijadikan 10 bit. Pembuatan
variabel ini diletakkan diluar fungsi void agar variabel ini dapat digunakan secara global. Berikut sebagai contoh :
int Vst; int sensorValue = 0;
int outputValue = 0;
b. fungsi void setup
Dalam fungsi void setup perintah akan dibaca 1 kali setelah progam berjalan. Dalam tugas akhir ini penulis mengisikan baudrate dan variabel -
variabel dalam kondisi kosong, begitu juga pemberian nilai awal pada PIN – PIN
yang digunakan. Berikut sebagai contoh :
void setup {
Serial.begin115200; pinMode10, INPUT;
digitalWrite10, HIGH; }
c. fungsi void loop
Dalam void loop perintah akan dibaca berulang kali selama mikrokontroler teersambung dengan tegangan. Dalam tugas akhir ini penulis mengisi perintah
bagaimana data diolah dan akhirnya dikirimkan,semua perintah ditulis pada void loop ini. Dan progam ditulis sesuai dengan algoritma yang telah dibuat seperti
paga gambar 3.14. Berikut contohnya :
void loop {
Vst = digitalRead10;
sensorValue = analogReadA0; outputValue = mapsensorValue, 0, 1023, 0, 255;
analogWrite9, outputValue; if Vst == 0
{ Serial.printN1;
Serial.printsensorValue; Serial.println;
} delay2;
}
3.5.3 Algoritma Penerimaan dan Pemisahan Data pada Router
Gambar 3.16 Flowchart Pemisahan dan penyimpanan data pada end device
router
Pada transmisi sinyal jantung auskultasi juga diperlukan pemisahan data pada router dikarenakan data yang dikirim berupa data bersama dengan header,
sedangkan yang akan di analisa adalah data sinyal, maka pada router juga dilakukan pemisahan data, sehingga mempermudah penulis nantinya dalam
menganalisa data. Data yang dikirimkan pada end device secara serial, dalam pemisahan
dan penyimpanan data dilakukan pada saat data yang terambil sesuai dengan form
at yang telah ditentukan, maka data akan diambil dengan baik. Apbila data yang diterima tidak lengkap maka pemisahan data tidak dapat dilakukan. Hal ini
dikarenakan pemisahan data disesuaikan dengan format yang sudah ditentukan pada saat data dikirim. Data
– data yang tidak diperlukan akan diabaikan, dengan mengosongkan variable yang digunakan untuk menyimpan data.
3.5.4 Algoritma Penerimaan Data pada End Device Real Time
Berbeda dengan algoritma penerimaan data pada end device router, penerimaan data pada end device coordinator terdapat dua data yang diterima
yaitu data dari node 1 dan node 2. Maka selain pemisahan data juga dilakukan pengelompokan data. Proses pemisahan data dilakukan sama dengan pemisahan
data yang dilakukan pada end device router, hanya saja sebelum dilakukan pemisahan data dilakukan dulu pengelompokan data sesuai asal data.
Pengelompokan data dapat dilihat dari ID node yang dikirimkan bersamaan dengan data yang dikirim. Ketika data sudah dikelompokkan,
selanjutnya data baru dipisah. Hal ini akan memudahkan penulis dalam menganalisa data yang telah terkumpul. Karena data sudah otomatis dalam satu
kelompok, dan data tidak tertukar antara satu node dengan node yang lain. dan
penulis tidak perlu memisah data secara manual. Flowcart pemisahan dan penyimpanan data dapat dilihat pada gambar 3.17.
Gambar 3.17 Flowchart
Pemisahan dan penyimpanan data pada end device coordinator
Real Time
3.5.5 Algoritma Penerimaan Data pada End Device tidak Real Time
Gambar 3.18 Flowchart
penyimpanan data pada end device coordinator tidak Real Time
Pemisahan data pada coordinator real time dengan coordinator tidak real time
pada dasarnya sama, hanya saja berbeda dengan algoritma pada coordinator real time
karena data terlebih dahulu disimpan kedalam sebuah file, selanjutnya data akan ditampilkan ketika user ingin mengambil data dari file. Dan grafik akan
muncul sesuai dengan penerimaan data. Misalnya saja pada file tersebut terdapat data yang mengindikasikan berasal dari 2 node, tetapi apabila pada file tersebut
hanya mengindikasikan bersal dari node maka hanya akan ada 1 form grafik yang terbuka. Flowcart pemisahan dan penyimpanan data pada aplikasi offline dapat
dilihat pada gambar 3.19.
Gambar 3.19 Flowchart
Pemisahan dan penyimpanan data pada end device coordinator
tidak Real Time
3.6 Metode Analisa
Pada transmisi sinyal auskultasi ini, selain pembuatan algoritma pengiriman data, hal terpenting lainnya adalah analisa dari hasil pengiriman itu
sendiri agar dapat diketahui seberapa baik sistem yang telah dibangun.
3.6.1 Peletakan Sensor pada Jantung
Dalam transmisi sinyal auskultasi, komponen terpenting adalah data yang diambil dari auskultasi jantung. Maka tahapan yang pertama dilakukan adalah
mengambil data auskultasi dengan meletakkan sensor pada posisi jantung user dengan tepat.
Posisi jantung manusia adalah pada tulang iga manusia ke 6 di sebelah kiri dada manusia, atau 5 cm diatas ulu hati di sebelah kiri. Peletakan sensor
sangat berpengaruh, karena apabila sensor tidak diletakkan pada bagian jantung yang tepat maka data yang akan diterima berupa data noise. Posisi Mitral area
dapat dilihat pada gambar 3.20.
Mitral Area
Gambar 3.20
Letak posisi penempatan sensor pada jantung Mitral
Area Left Verticularr Area
sumber : Shank, 2014
3.6.2 Pengambilan Sinyal Auskultasi Jantung
Proses pengambilan data dilakukan saat semua alat terpasang, dan proses pengiriman data berlangsung. Seperti yang dijelaskan di atas, melalui grafik kita
dapat melihat apakah sensor sudah berada pada posisi yang tepat. Data pada masing
– masing router dan coordinator akan tersimpan pada sebuah file. File inilah yang nantinya digunakan untuk menganalisa seberapa baik
sistem dapat mentransmisikan sinyal auskultasi jantung dari 2 node ke 1 titik coordinator
secara bersamaan dan streaming. Pengambilan sinyal jantung dilakukan selama 30 detik untuk
mendapatkan hasil transmisi sinyal jantung. Hal ini dikarenakan penerimaan data pada titik coordinator lebih lama karena adanya proses pemisahan data yang
terjadi pada titik coordinator. Contoh sinyal jantung hasil auskultasi terlihat dalam gambar 3.21.
Gambar 3.21 Hasil Sinyal Askultasi Jantung
3.6.3 Analisa Transmisi Sinyal Auskultasi Jantung
Cara menganalisa hasil transmisi jantung adalah dengan memindah data dari file penyimpanan ke file excel. Lalu data dibandingkan antara data inputan
dengan data yang berasal dari receiver. Posisi data pertama yang sesuai dengan data yang ada pada transmiter adalah data yang berhasil dikirim dan diterima.
Sehingga dapat diketahui delay penerimaan data dari data yang telah dikirim. Dari semua data yang dikirim terdapat loss data, loss data dapat diketahui
dari data yang tidak sesuai dengan data yang terdapat pada pengiriman, dan dengan mengurangkan jumlah data yang terkirim dengan jumlah data yang telah
diterima. Maka data yang loss akan dapat diketahui.
Gambar 3.22 Data yang diterima pada waktu 0,04 dari pengiriman
Gambar 3.23 Data yang loss
Dari pencarian delai dan data loss seperti pada gambar 3.21 dan gambar 3.22 maka dapa dilakukan perhitungan untuk mengetahui berapa packet loss yang
diterima, berapa lama pengiriman data serta berapa besar througput rata – rata
setiap pengiriman data. a. Delay
Setelah menyamakan data antara transmitter dan receiver maka terdapat selisih urutan antara kedua data tersebut, selisih urutan
tersebutlah yang disebut delay dalam pentransmisian sinyal auskultasi jantung.
Karena data dikirim setiap 2ms maka jarak antara data tersebut dikalikan dengan waktu pengiriman data, dan akan ditemukan berapa
lama data yang dikirimkan oleh transmitter diterima oleh receiver.
b. Packet Loss Pada pencarian packet loss seperti pada gambar 3.21 maka akan
ditemukan banyak data yang tidak dapat diterima dengan baik oleh receiver,
jumlah paket yang tidak diterima dengan sempurna tersebut adalah packet loss yang digunakan untun mecari berapa besar persentase
data yang hilang.
c. Througput Seperti yang telah dijelaskan pada bab 3, througput adalah besar
kecepatan data terkirim secara real. Maka untuk menemukan througput dilakukan dengan cara memsukkan jumlah data diterima selanjutnya
dibagi dengan lama waktu pengamatan.
Maksud dari rumus diatas adalah : Jumlah data masuk : keseluruhan data yang masuk dari ke 2 node
sebelum melalui proses pengelompokan data
Jumlah tiap packet data : dalam ngeritimkan 1 buah paket data terdapat ± 8 charakter
Besar pengiriman data : sebuah karakter terbentuk dari 10 bit data, yaitu 8 bit untuk setiap charatcter, 1 bit prmnbuka data dan juga 1 bit
penutup.
57
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan beberapa hasil pengujian dari hasil penelitian tugas akhir ini. Pengujian yang dilakukan meliputi
pengujian perangkat lunak software dan kinerja keseluruhan sistem, serta analisa hasil transmisi data dari node ke coordinator.
4.1 Pengujian Xbee
Pengujian Xbee dilakukan dengan menggunakan program X-CTU. Program X-CTU merupakan open source yang digunakan untuk menkonfigurasi
awal Xbee. 4.1.1 Tujuan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah Xbee yang digunakan dapat berfungsi dengan baik atau tidak.
4.1.2 Alat yang digunakan
Untuk melakukan percobaan ini maka diperlukan beberapa alat sebagai berikut.
a. Usb adapter
b. Xbee adapter
c. Xbee
d. Komputer laptop
e. Software
X-CTU
4.1.3 Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian alat : a.
Hubungkan xbee adapter dengan kabel usb adapter. b.
Nyalakan komputer kemudian hubungkan kabel usb adapternya ke komputerlaptop.
c. Buka software X-
CTU dan tekan tombol “ Test Query” pada tab “PC Setting”.
d. Maka akan muncul dialog yang dapat mengetahui apakah Xbee yang
digunakan dapat terbaca oleh X-CTU atau tidak.
Gambar 4.1
Tampilan Software X-CTU
4.1.4 Hasil Pengujian
Pada Gambar 4,2 tertulis “Communication with Modem OK ” hal ini menandakan bahwa Xbee yang digunakan dapat berkomunikasi dengan X-CTU.
Dengan demikian maka Xbee dapat digunakan pada pengerjaan tugas akhir ini.
Gambar 4.2
Xbee dalam keadaan normal
4.2 Pengujian Komunikasi Xbee
Pengujian komunikasi Xbee dilakukan dengan mengatur PAN ID, DL, DH sesuai dengan yang telah dijelaskan pada BAB III. Komunikasi yang baik
ketika Xbee yang digunakan menjadi coordinator dapat menerima pesan dari Xbee yang menjadi router1 dan router2.
4.2.1 Tujuan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah Xbee yang digunakan dapat berkamunikasi dengan baik.
4.2.2 Alat yang digunakan
Alat yang digunakan untuk melakukan pengujian antara lain : a.
Usb adapter
b. Xbee adapter
c. Xbee
d. Komputer laptop
e. Software
X-CTU 4.2.3
Prosedur Pengujian
PAN ID ketiga Xbee di samakan nilainya yaitu dengan nilai 2001, dan DH pada Xbee disamakan nilainya sesuai nilai DL yang berada pada belakang
Xbee 13A200, DH di pada router1 dan router2 diberi nilai sesuai dengan SL pada Xbee yang digunakan untuk coordinator.
4.2.4 Hasil Pengujian
Gambar 4.3 Komunikasi multipoint Xbee
Pada gambar 4.3 diatas, kalimat dengan warna biru menunjukkan bahwa xbee
sedang mengirim data kepada xbee yang menjadi coordinator, sedangkan kalimat dengan warna text merah menandakan bahwa xbee sedang menerima
kiriman data. Pada gambar 4.3 tersebut terlihat xbee coordinator dapat menerima dengan baik data dari masing
– masing xbee yang digunakan sebagai router. Hal ini ditandai dengan data yang diterima oleh xbee coordinator sama dengan data
yang dikirim oleh xbee router.
4.3 Pengujian Arduino
Pengujian arduino dilakukan dengan memasukan skrip program sederhana pada arduino menggunakan aplikasi arduino IDE. Arduino yang baik
dapat mengeksekusi program dengan baik.
4.3.1 Tujuan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah arduino yang digunakan tidak mengalami kerusakan. Sehingga saat aruino digunakan pada
sistem dapat membantu sistem berjalan dengan baik. 4.3.2 Alat yang digunakan
Alat yang digunakan untuk melakukan pengujian antara lain : a.
Kabel usb b.
Arduino Mega 2560 c.
Komputerlaptop d.
Software Arduino IDE
4.3.3
Prosedur Pengujian
a. Hubungkan Arduino dengan kabel usb
b. Nyalakan komputer kemudian hubungkan kabel usb tadi dengan
komputer. c.
Buka software Arduino IDE dan isi perintah dalam bahasa C. Sebagai contoh penulis memasukkan perintah sebagai berikut :
void setup {
Serial.begin9600; Serial.println“Cek Mulai :”;
} int i=0;
void loop {
Serial.print“Data ke”; Serial.printlni;
delay1000; i++;
}
d. Apabila telah selesai untuk mengisi perintah, maka tekan “Verify” untuk
mengecek apabila terdapat perintah yang salah dalam bahasa C. Dan tekan “Upload” untuk memasukkan perintah tersebut ke dalam Arduino
Mega 2560. e.
Setelah program telah berhasil dimasukkan, maka tekan icon Serial monitor
pada kanan atas. Maka akan muncul tampilan serial monitor. f.
Setelah window serial monitor muncul, amati kiriman data serial oleh arduino.
4.3.4 Hasil Pengujian
Hasil dari pengujian pengisian program ke arduino dapat dilihat pada Gambar 4.4. Lingkaran merah menunjukan bahwa arduino yang digunakan
berhasil diisi dengan program yang telah ditulis dalam software arduino IDE.
Gambar 4.4 upload program berhasil
Program yang dimasukan kedalam arduino merupakan program untuk mengirimkan data menggunakan serial. Proses pengiriman ini apabila arduino
masih dihubungkan dengan USB PC maka kita dapat menerima data yang dikirim menggunakan menu serial monitor pada software arduino IDE. Hasil dari serial
monitor dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.5 Program berhasil berjalan
Gambar 4.5 menunjukan bahwa data dikirimkan sesuai dengan perintah program yang telah diisi pada arduino. Dengan begitu arduino ini dapat bekerja
dengan baik, dan dapat digunakan untuk sistem.
4.4 Pengujian tampilan penerimaan data pada router
Pengujian ini merupakan pengujian penerimaan pada aplikasi visual basic berjalan dengan baik dan dapat menerima sinyal jantung dan dapat
menampilkan hasil sinyal dengan baik.
4.4.1 Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui aplikasi dapat menerima sinyal jantung dengan baik. Dan dapat mempresentasikan sinyal jantung dengan baik ke
dalam grafik. Dan dapat menyimpan hasil sinyal jantung pada sebuah file.
4.4.2 Alat yang digunakan
Alat yang digunakan untuk pengujian sistem ini antara lain: a.
Arduino Mega 2560 b.
Heart Sound Sensor
c. Kabel USB
d. Komputerlaptop
e. Software
Arduino IDE f.
Software Visual Basic
g. Timer
4.4.3 Prosedur Pengujian
a. Hubungkan Arduino dan komputer dengan menggunakan kabel USB. b. Aktifkan komputer dan buka program Arduino IDE.
c. Upload skrip yang digunakan untuk pengiriman data. d. Buka aplikasi router dari Visual Basic.
e. Letakkan sensor pada jantung agar mendapatkan sinyal jantung yang
tepat. f.
Lakukan pengambilan data selama 20s, untuk memperoleh sinyal jantung.
g. Sambungkan PIN 10 pada Arduino dengan GND untuk mengkatifkan
pengiriman sinyal jantung. h. Amati data, apakah data dapat diterima oleh aplikasi dan sinyal yang
ditangkap merupakan sinyal jantung.
4.4.4 Hasil Pengujian
Gambar 4.6
Tampilan pengambilan data
Gambar 4.6 menunjukkan bahwa sinyal jantung dapat diterima oleh komputer dengan baik. Penerimaan sinyal pada komputer dilakukan dengan cara
pembacaan data secara serial melalui komponen pada Visual Basic. Dari gambar 4.6 dapat dilihat pada grafik sinyal auskultasi yang
diperoleh dari user. Nama file tersimpan merupakan nama file untuk data yang sudah terambil. Sebelum data diolah atau di pisah data yang diterima seperti yang
terlihat pada kolom data belum diolah, karena data yang diterima belum tentu sesuai dengan data yang dikirimkan karena terdapat data yang loss.
Hasil sinyal auskultasi yang dipresentasikan kedalam grafik merupakan hasil sinyal setelah dirubah kedalam tegangan. Cara merubah data menjadi
tegangan adalah dengan cara memasukkan rumus : x = data 1024 5
– 2,5
berikut adalah penjelasan dari rumus merubah data menjadi data tegangan : a.
Pembagian 1024 : dilakukan karena sinyal auskultasi jantung telah dikonversi menjadi data ADC dengan resolusi 10 bit.
b. Perkalian 5 : dikarenakan data diambil dari tegangan antara 0V
– 5V c.
Pengurangan 2,5 : agar data yang terambil berada pada posisi tengah. Pada saat pengambilan data jantung selain posisi jantung yang tepat, hasil
dari sinyal auskultasi jantung juga terpengaruh oleh gerakan yang dilakukan oleh subject percobaan. Misalnya saja ketika subject berteriak atau terjadi perubahan
pada letak sensor maka nilai hasil sinyal akan menunjukkan anggka yang sangat tinggi atau justru sangat rendah.
4.5 Pengujian tampilan penerimaan data pada coordinator
Pengujian ini merupakan pengujian prediksi pada aplikasi Visual Basic pada coordinator berjalan dengan baik dan dapat menerima sinyal jantung yang
berasal dari kedua router dengan baik dan dapat mempresentasikan hasil sinyal sinyal jantung pada grafik dengan baik.
4.5.1 Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui aplikasi pada coordinator dapat menerima sinyal jantung dengan baik. Dan dapat mempresentasikan sinyal
jantung dengan baik ke dalam grafik. Dan dapat menyimpan hasil sinyal jantung pada sebuah file.
4.5.2 Alat yang digunakan
Alat yang digunakan untuk pengujian sistem ini antara lain: a.
Arduino Mega 2560 b.
Heart Sound Sensor c.
Kabel USB d.
Komputerlaptop e.
Software Arduino IDE
f. Software
Visual Basic
g.
Timer
h. Software
Tera Term 4.5.3
Prosedur Pengujian
a. Hubungkan Arduino dan komputer dengan menggunakan kabel USB. b. Aktifkan komputer dan buka program Arduino IDE.
c. Upload skrip yang digunakan untuk pemberian data. d. Buka aplikasi router dari visual basic.
e. Buka aplikasi coordinator dari visual basic. f.
Letakkan sensor pada jantung agar mendapatkan sinyal jantung yang tepat.
g. Sambungkan PIN 10 pada Arduino dengan GND untuk mengkatifkan
pengiriman sinyal jantung. h.
Lakukan pengambilan data selama 30s.
i. Amati data pada aplikasi router dan coordinator, apakah data dapat
diterima oleh aplikasi dan sinyal yang ditangkap merupakan sinyal jantung.
4.5.4 Hasil Pengujian
Pada pengujian tampilan penerimaan data dilakukan dengan 2 cara yaitu melalui tampilan pada Visual Basic dan pada aplikasi Tera Term. Tampilan pada
Visual Basic adalah data yang telah diolah sehingga dapat dipresentasikan kedalam sebuah grafik seperti yang terlihat pada gambar 4.6. Terdapat nama file
pada tampilan VB merupakan nama dimana file tersimpan sesuai dengan asal data. File R11 merupakan fille yang berisi data yang berasal dari node 1
sedangkan R21 merupakan fille yang berisi data yang berasal dari node 2. Sedangkan kolom data terpisah adalah kolom nilai data yang telah diolah dan
dikelompokkan berdasarkan asal data. Sedangkan tampilan pada aplikasi Tera Term merupakan data mentah
yang diterima dari ke dua node. Dari aplikasi Tera Term ini dapat dilihat bahwa data yang masuk tercampur antara data dari node 1dan data dari node 2 seperti
yang terlihat pada gambar 4.7. Dan data tidak dapat langsung disimpan kedalam sebuah file secara otomatis, sehingga mengakibatkan penginputan data manual
kedalam file. Selain pada Tera Term pengamatan data juga dapat dilihat pada aplikasi
sejenis yang lain, seperi pada windows serial yang terdapat pada Arduino atau aplikasi hyperterminal.
1. Tampilan Penerimaan Data Pada Visual Basic
Gambar 4.7 Hasil tampilan pada coordinator
2. Tampilan Penerimaan Data Pada Tera Term
Gambar 4.8
Hasil tampilan coordinator pada Tera Term
4.6 Pengujian Sistem
Pengujian ini merupakan pengujian untuk pengambilan data, agar data yang telah diambil dapat dianalisa baudrate, loss data, dan juga delay yang terjadi
ketika proses pentransmisian data sinyal auskultasi jantung dari 2 node ke 1 titik coordinator.
Analisa dilakukan dengan melakukan beberapa pengujian.
4.6.1 Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan data hasil transimisi sinyal auskultasi jantung. Dan dapat menganalisa berapa besar bandwith yang
dibutuhkan dalam mentransmisikan sinyal auskultasi jantung, berapa persen data yang hilang saat pengiriman sinyal auskultasi berlangsung, serta berapa delay
yang dibutuhkan agar data sinyal auskultasi jantung dapat diterima oleh titik coordinator.
Sehingga dapat disimpulkan apakah pengiriman sinyal auskultasi jantung dengan protokol yang dibuat berjalan dengan baik.
4.6.2 Alat yang digunakan
Alat yang digunakan untuk pengujian sistem ini antara lain: a.
Arduino Mega 2560 b.
Heart Sound Sensor c.
Kabel USB d.
Komputerlaptop e.
Software Visual Basic
f. Timer
g. Software
Tera Term h.
Software Microsoft Excel
4.6.3 Prosedur Pengujian
a. Penentuan lokasi untuk pengambilan data.
Gambar 4.9
Denah pengambilan data 1
b. Hubungkan Arduino dan komputer dengan menggunakan kabel USB. c.
Buka aplikasi router dari Visual Basic. d.
Letakkan masing – masing sensor pada jantung subject uji pada agar
mendapatkan sinyal jantung yang tepat. e.
Lakukan pengambilan data selama 1 menit, untuk memperoleh sinyal jantung.
f. Sambungkan PIN 10 pada Arduino dengan GND untuk mengkatifkan
pengiriman sinyal jantung. g. Amati data, apakah data dapat diterima oleh aplikasi dan sinyal yang
ditangkap merupakan sinyal jantung.
h. Pada coordinator amati hasil pengriman data yang dilakukan pada
aplikasi Tera Term. i.
Kumpulkan data auskultasi jantung dari router 1 dan router 2 yang telah didapat kedalam sebuah komputer agar dapat dianalisa.
j. Copy
data yang tersimpan pada file ke dalam file Excel untuk melihat jumlah data yang dikirimkan oleh transmitter dan diterima oleh receiver.
k. Sorting
data yang berasal dari aplikasi Tera Term menurut asal data untuk di analisa.
4.6.4 Hasil Pengujian
Pada penelitian transmisi sinyal auskultasi jantung dilakukan beberapa kali variasi perobaan untuk mendapatkan kesimpulan dari penelitian yang telah
dilakukan. Percobaan tersebut diantaranya adalah : 1.
Pengiriman Data Menggunakan Baudrate 115200 Tera Term a.
Percobaan 1 Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman
data dilakukan setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data per detik.
Gambar 4.10 Percobaan 1 data node 1 pada Router dengan baudrate 115200
Gambar 4.11 Percobaan 1 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate
115200
Gambar 4.12 Percobaan 1 data node 2 pada Router dengan baudrate 115200
Gambar 4.13 Percobaan 1 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate
115200
Dari gambar 4.10 – gambar 4.13 didapatkan hasil perhitungan paket loss
dan delay seperti tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1
Tabel Hasil Percobaan 1 dengan baudrate 115200
Asal Data Delay
Paket Loss
Node 1 8,592s
13,18 Node 2
9,696s 8,376
b. Percobaan 2
Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan datasebesar 500 pengambilan data
per detik.
Gambar 4.14 Percobaan 2 data node 1 pada Router dengan baudrate 115200
Gambar 4.15 Percobaan 2 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate
115200
Gambar 4.16 Percobaan 2 data node 2 pada Router dengan baudrate 115200
Gambar 4.17 Percobaan 2 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate
115200
Dari gambar 4.14 – gambar 4.17 didapatkan hasil perhitungan paket loss
dan delay seperti tabel 4.2 dibawah ini.
Tabel 4.2 Tabel Hasil Percobaan 2 dengan baudrate 115200
Asal Data Delay
Paket Loss
Node 1 5,072s
18,57 Node 2
7,942s 25,58
c. Percobaan 3
Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data
per detik.
Gambar 4.18 Percobaan 3 data node 1 pada Router dengan baudrate 115200
Gambar 4.19 Percobaan 3 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate
115200
Gambar 4.20 Percobaan 3 data node 2 pada Router dengan baudrate 115200
Gambar 4.21 Percobaan 3 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate
115200
Dari gambar 4.18 – gambar 4.21 didapatkan hasil perhitungan paket loss
dan delay seperti tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 4.3
Tabel Hasil Percobaan 3 dengan baudrate 115200
Asal Data Delay
Paket Loss
Node 1 8,592s
22,76 Node 2
9,126s 23,74
d. Percobaan 4
Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan datasebesar 500 pengambilan data
per detik.
Gambar 4.22 Percobaan 4 data node 1 pada Router dengan baudrate 115200
Gambar 4.23 Percobaan 4 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate
115200
Gambar 4.24 Percobaan 4 data node 2 pada Router dengan baudrate 115200
Gambar 4.25 Percobaan 4 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate
115200
Dari gambar 4.22 – gambar 4.25 didapatkan hasil perhitungan paket loss
dan delay seperti tabel 4.4 dibawah ini.
Tabel 4.4
Tabel Hasil Percobaan 4 dengan baudrate 115200
Asal Data Delay
Paket Loss
Node 1 8,592s
20,91 Node 2
7,808s 23,11
e. Percobaan 5
Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data
per detik.
Gambar 4.26 Percobaan 5 data node 1 pada Router dengan baudrate 115200
Gambar 4.27 Percobaan 5 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate
115200
Gambar 4.28 Percobaan 5 data node 2 pada Router dengan baudrate 115200
Gambar 4.29 Percobaan 5 data node pada 2 Coordinator dengan baudrate
115200
Dari gambar 4.26 – gambar 4.29 didapatkan hasil perhitungan paket loss
dan delay seperti tabel 4.5 dibawah ini.
Tabel 4.5
Tabel Hasil Percobaan 5 dengan baudrate 115200
Asal Data Delay
Paket Loss
Node 1 2,3s
11,49 Node 2
0,784s 35,02
Kesimpulan dari percobaan transmisi sinyal auskultasi jantung dengan menggunakan baudrate 115200 dalam dalam 5 kali percobaan dapat dilihat pada
tabel 4.6 dan tabel 4.7 Tabel 4.6
Hasil Rata – Rata Loss Data Baudrate 115200
Tabel 4.7 Hasil Rata
– Rata Delay Data Baudrate 115200
Dari data pada tabel 4.6 dan tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa pengiriman sinyal auskultasi jantung pada saat yang bersamaan pada node 1 lebih
baik dari pada node 2. Hal ini dikarenakan posisi node 1 berada diseberang ruang node coordinator
berada, yang memungkinkan banyaknya orang yang lalu lalang sehingga terdapat banyak noise yang menghalangi transmisi sinyal antara node 1
dan node coordinator. Dengan rata – rata througput 13332.53.
Asal Data Min
Avg Max
Node 1 11,49
17,38 22,76
Node 2 8,376
23,17 35,02
Asal Data Min
Avg Max
Node 1 2,3
6,63 8,59
Node 2 0,784
7,07 9,70
2. Pengiriman Data dengan Baudrate 115200 Visual Basic Real Time
Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data
per detik.
Gambar 4.30 Percobaan Visual Basic data node 1 pada Router dengan
baudrate 115200
Gambar 4.31 Percobaan Visual Basic data node 2 pada Router dengan baudrate
115200
Gambar 4.32 Percobaan Visual Basic data node 2 pada Router dengan baudrate
115200
Dari gambar 4.30 – gambar 4.32 didapatkan hasil perhitungan paket loss
dan delay seperti tabel 4.8 dibawah ini.
Tabel 4.8
Tabel Hasil Percobaan VB dengan baudrate 115200
Asal Data Delay
Paket Loss
Node 1 0s
95,34 Node 2
0,05 97,59
Dari gambar 4.32 data yang diterima oleh aplikasi VB paket loss-nya sangat tinggi, hal ini dikarenakan dibutuhkannya waktu untuk Visual Basic
mengolah data, selain itu proses penyimpanan data kedalam disk juga membutuhkan waktu.sehingga data yang dapat diolah dan disimpan menjadi
sangat sedikit, karena pada saat komputer mengolah data dan disaat bersamaan data masuk akan diabaikan oleh komputer.
3. Pengiriman Data dengan Baudrate 115200 Visual Basic Offline
a. Percobaan 1
Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data
per detik.
Gambar 4.33 Percobaan 1 data node 1 pada Router dengan baudrate 115200
VB Offline
Gambar 4.34 Percobaan 1 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate
115200 VB Offline
Gambar 4.35 Percobaan 1 data node 2 pada Router dengan baudrate 115200
VB Offline
Gambar 4.36 Percobaan 1 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate
115200 VB Offline
Dari gambar 4.33 – gambar 4.36 didapatkan hasil perhitungan paket loss
dan delay seperti tabel 4.9 dibawah ini.
Tabel 4.9 Tabel Hasil Percobaan 1 dengan baudrate 115200 VB Offline
Asal Data Delay
Paket Loss
Node 1 0,01s
27,61 Node 2
1,004s 23,37
b. Percobaan 2
Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan datasebesar 500 pengambilan data
per detik.
Gambar 4.37 Percobaan 2 data node 1 pada Router dengan baudrate 115200
VB Offline
Gambar 4.38 Percobaan 2 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate
115200 VB Offline
Gambar 4.39 Percobaan 2 data node 2 pada Router dengan baudrate 115200
VB Offline
Gambar 4.40 Percobaan 2 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate
115200 VB Offline
Dari gambar 4.37 – gambar 4.40 didapatkan hasil perhitungan paket loss
dan delay seperti tabel 4.10 dibawah ini.
Tabel 4.10
Tabel Hasil Percobaan 2 dengan baudrate 115200 VB Offline
Asal Data Delay
Paket Loss
Node 1 0,01s
32,17 Node 2
0s 21,56
c. Percobaan 3
Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data
per detik.
Gambar 4.41 Percobaan 3 data node 1 pada Router dengan baudrate 115200
VB Offline
Gambar 4.42 Percobaan 3 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate
115200 VB Offline
Gambar 4.43 Percobaan 3 data node 2 pada Router dengan baudrate 115200
VB Offline
Gambar 4.44 Percobaan 3 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate
115200 VB Offline
Dari gambar 4.41 – gambar 4.44 didapatkan hasil perhitungan paket loss
dan delay seperti tabel 4.11 dibawah ini.
Tabel 4.11
Tabel Hasil Percobaan 3 dengan baudrate 115200 VB Offline
Asal Data Delay
Paket Loss
Node 1 0,004s
17,05 Node 2
0,024s 34,70
d. Percobaan 4
Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan datasebesar 500 pengambilan data
per detik.
Gambar 4.45 Percobaan 4 data node 1 pada Router dengan baudrate 115200
VB Offline
Gambar 4.46 Percobaan 4 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate
115200 VB Offline
Gambar 4.47 Percobaan 4 data node 2 pada Router dengan baudrate 115200
VB Offline
Gambar 4.48 Percobaan 4 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate
115200 VB Offline
Dari gambar 4.45 – gambar 4.48 didapatkan hasil perhitungan paket loss
dan delay seperti tabel 4.12 dibawah ini.
Tabel 4.12
Tabel Hasil Percobaan 4 dengan baudrate 115200 VB Offline
Asal Data Delay
Paket Loss
Node 1 0,004s
26,09 Node 2
0,012s 20,93
e. Percobaan 5
Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data
per detik.
Gambar 4.49 Percobaan 5 data node 1 pada Router dengan baudrate 115200
VB Offline
Gambar 4.50 Percobaan 5 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate
115200 VB Offline
Gambar 4.51 Percobaan 5 data node 2 pada Router dengan baudrate 115200
VB Offline
Gambar 4.52 Percobaan 5 data node pada 2 Coordinator dengan baudrate
115200 VB Offline
Dari gambar 4.49 – gambar 4.52 didapatkan hasil perhitungan paket loss
dan delay seperti tabel 4.13 dibawah ini.
Tabel 4.13
Tabel Hasil Percobaan 5 dengan baudrate 115200 VB Offline
Asal Data Delay
Paket Loss
Node 1 0,01s
26,09 Node 2
0,004s 20,93
Kesimpulan dari percobaan transmisi sinyal auskultasi jantung dengan menggunakan baudrate 115200 menggunakan aplikasi Visual Basic secara tidak
real time
selama 5 kali percobaan dapat dilihat pada tabel 4.14 dan tabel 4.15
Tabel 4.14
Hasil Rata – Rata Loss Data Baudrate 115200
Tabel 4.15 Hasil Rata
– Rata Delay Data Baudrate 115200
Dari data pada tabel 4.14 dan tabel 4.15 dapat disimpulkan bahwa pengiriman sinyal auskultasi jantung pada saat yang bersamaan pada node 2 lebih
baik dari pada node 1. Hal ini berarti bahwa hasil yang diperoleh baik dengan menggunakan Tera Term ataupun Visual Basic sama yaitu posisi node
berpengaruh pada keakuratan pengiriman data. Dengan rata – rata througput
23232 bps. 4.
Pengiriman Data Menggunakan Baudrate 57600 Tera Term Pada pengambilan data dengan menggunakan baudrate 57600, dilakukan
perubahan letak node 1 dan letak node 2.
Asal Data Min
Avg Max
Node 1 17,05
25,53 32,17
Node 2 20,93
26,39 34,70
Asal Data Min s
Avg Max
Node 1 0,004
0,0076 0,01
Node 2 0,2088
1,004
Gambar 4.53
Denah pengambilan data 2
a. Percobaan 1
Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan
data per detik.
Gambar 4.54 Percobaan 1 data node 1 pada Router dengan baudrate 57600
Gambar 4.55 Percobaan 1 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate 57600
Gambar 4.56 Percobaan 1 data node 2 pada Router dengan baudrate 57600
Gambar 4.57 Percobaan 1 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate 57600
Dari gambar 4.53 – gambar 4.57 didapatkan hasil perhitungan paket loss
dan delay seperti tabel 4.16 dibawah ini.
Tabel 4.16
Tabel Hasil Percobaan 1 dengan baudrate 57600
Asal Data Delay
Paket Loss
Node 1 0,05s
9,21 Node 2
0,05s 7,79
b. Percobaan 2
Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data
per detik.
Gambar 4.58 Percobaan 2 data node 1 pada Router dengan baudrate 57600
Gambar 4.59 Percobaan 2 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate 57600
Gambar 4.60 Percobaan 2 data node 2 pada Router dengan baudrate 57600
Gambar 4.61 Percobaan 2 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate 57600
Dari gambar 4.58 – gambar 4.61 didapatkan hasil perhitungan paket loss
dan delay seperti tabel 4.17 dibawah ini.
Tabel 4.17
Tabel Hasil Percobaan 2 dengan baudrate 57600
Asal Data Delay
Paket Loss
Node 1 0,064s
9,07 Node 2
0,065s 6,76
c. Percobaan 3
Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan
data per detik.
Gambar 4.62 Percobaan 3 data node 1 pada Router dengan baudrate 57600
Gambar 4.63 Percobaan 3 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate 57600
Gambar 4.64 Percobaan 3 data node 2 pada Router dengan baudrate 57600
Gambar 4.65 Percobaan 3 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate 57600
Dari gambar 4.62 – gambar 4.65 didapatkan hasil perhitungan paket loss
dan delay seperti tabel 4.18 dibawah ini.
Tabel 4.18 Tabel Hasil Percobaan 3 dengan baudrate 57600
Asal Data Delay
Paket Loss
Node 1 0,05s
10,00 Node 2
0,052s 6,85
Kesimpulan dari percobaan transmisi sinyal auskultasi jantung dengan menggunakan baudrate 57600 dalam 3 kali percobaan dapat dilihat pada tabel
4.19 dan tabel 4.20
Tabel 4.19
Tabel Hasil Rata – Rata Loss Data Baudrate 57600
Tabel 4.20
Hasil Rata – Rata Delay Data Baudrate 57600
Baudrate adalah jumlah bit yang bisa dikirim oleh sebuah komputer per
detik, sehingga apabila baudrate semakin kecil maka semakin kecil pula banyak bit data yang dikirimkan per detik. Hal ini yang menyebabkan pengiriman data
pada baudrate 57600 memiliki througput lebih kecil sehingga jumlah data yang diterima lebih sedikit dibandingkan pada baudrate 115200. Namun karena
pengiriman data relatif lebih sedikit dibandingkan dengan pengiriman data pada baudrate
115200 maka komputer dapat menangkap menerima hampir keseluruhan data yang dikirimkan oleh transmitter paket loss lebih kecil. Rata
– rata througput pada transmisi data pada baudrate 57600 adalah 2960,0001 bps.
5. Pengiriman Data dengan Baudrate 57600 Visual Basic Real Time
Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data
per detik.
Asal Data Min
Avg Max
Node 1 9,07
9,43 ± 0,50 10,00
Node 2 6,85
7,13 ± 0,57 7,79
Asal Data Min
Avg Max
Node 1 0,05
0,055 ± 0,0080 0,064
Node 2 0,05
0,057 ± 0,0081 0,065
Gambar 4.66 Percobaan Visual Basic data node 1 pada Router dengan baudrate
57600
Gambar 4.67 Percobaan Visual Basic data node 2 pada Router dengan baudrate
57600
Gambar 4.68 Percobaan Visual Basic data node Coordinator dengan baudrate
57600
Dari gambar 4.66 – gambar 4.68 didapatkan hasil perhitungan paket loss
dan delay seperti tabel 4.21 dibawah ini.
Tabel 4.21 Tabel Hasil Percobaan VB dengan baudrate 57600
Asal Data Delay
Paket Loss
Node 1 0,05s
91,35 Node 2
0,05s 88,31
Sama halnya dengan penerimaan data yang dilakukan pada baudrate 115200 percobaaan yang dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay
pengiriman data dilakukan setiap frekuensi pengambilan datasebesar 500
pengambilan data per detik ini data yang diterima oleh aplikasi VB memiliki Pket loss
yang tinggi, hal ini dikarenakan dibutuhkannya waktu untuk Visual Basic mengolah data, selain itu proses penyimpanan data kedalam disk juga
membutuhkan waktu. Sehingga data yang dapat diolah dan disimpan menjadi sangat sedikit, karena pada saat komputer mengolah data dan disaat bersamaan
data masuk akan diabaikan oleh komputer. 6.
Pengiriman Data dengan Baudrate 57600 Visual Basic Offline a.
Percobaan 1 Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman
data dilakukan setiap setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data per detik.
Gambar 4.69 Percobaan 1 data node 1 pada Router dengan baudrate 57600
VB Offline
Gambar 4.70 Percobaan 1 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate 57600
VB Offline
Gambar 4.71 Percobaan 1 data node 2 pada Router dengan baudrate 57600
VB Offline
Gambar 4.72 Percobaan 1 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate 57600
VB Offline
Dari gambar 4.69 – gambar 4.72 didapatkan hasil perhitungan paket loss
dan delay seperti tabel 4.22 dibawah ini.
Tabel 4.22
Tabel Hasil Percobaan 1 dengan baudrate 57600 VB Offline
Asal Data Delay
Paket Loss
Node 1 0,004s
17,26 Node 2
0,14s 10,81
b. Percobaan 2 Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman
data dilakukan setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan data per detik.
Gambar 4.73 Percobaan 2 data node 1 pada Router dengan baudrate 57600
VB Offline
Gambar 4.74 Percobaan 2 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate 57600
VB Offline
Gambar 4.75 Percobaan 2 data node 2 pada Router dengan baudrate 57600
VB Offline
Gambar 4.76 Percobaan 2 data node 2 pada Coordinator dengan baudrate 57600
VB Offline
Dari gambar 4.73 – gambar 4.76 didapatkan hasil perhitungan paket loss
dan delay seperti tabel 4.23 dibawah ini.
Tabel 4.23
Tabel Hasil Percobaan 2 dengan baudrate 57600 VB Offline
Asal Data Delay
Paket Loss
Node 1 0,132s
18,68 Node 2
0,002s 11,05
c. Percobaan 3
Percobaaan dilakukan dengan waktu 1 menit, dengan delay pengiriman data dilakukan setiap setiap frekuensi pengambilan data sebesar 500 pengambilan
data per detik.
Gambar 4.77 Percobaan 3 data node 1 pada Router dengan baudrate 57600
VB Offline
Gambar 4.78 Percobaan 3 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate 57600
VB Offline
Gambar 4.79 Percobaan 3 data node 2 pada Router dengan baudrate 57600
VB Offline
Gambar 4.80 Percobaan 3 data node 1 pada Coordinator dengan baudrate 57600
VB Offline
Dari gambar 4.77 – gambar 4.80 didapatkan hasil perhitungan paket loss
dan delay seperti tabel 4.24 dibawah ini.
Tabel 4.24
Tabel Hasil Percobaan 3 dengan baudrate 57600 VB Offline
Asal Data Delay
Paket Loss
Node 1 0,01s
19,047 Node 2
0,002s 10,16
Kesimpulan dari percobaan transmisi sinyal auskultasi jantung dengan menggunakan baudrate 57600 dalam 3 kali percobaan dapat dilihat pada tabel
4.25 dan tabel 4.26.
Tabel 4.25
Tabel Hasil Rata – Rata Loss Data Baudrate 57600 VB Offline
Tabel 4.26 Hasil Rata
– Rata Delay Data Baudrate 57600 VB Offline
Sama halnya dengan percobaan pengiriman data pada baudrate 57600 memiliki througput lebih kecil sehingga jumlah data yang diterima lebih sedikit
dibandingkan pada baudrate 115200. Rata – rata througput pada transmisi data
pada baudrate 57600 dengan menggunakan Visual Basic secara tidak real time adalah 2891,99 bps.
4.7 Hasil Analisa Keseluruhan Sistem
Setelah melakukan percobaan – percobaan dengan beberapa variasi
baudrate dan dengan menggunakan aplikasi maka dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi baudrate pengiriman data maka througput akan semakin besar, tetapi paket loss yang dihasilkan juga semakin besar. Di samping, itu semakin
besar baudrate juga akan mempengaruhi lama penerimaan data delay semakin besar. Seperti yang terlihat pada tabel 4.27 dibawah ini.
Penggunaan aplikasi dapat dilakukan untuk pengiriman sinyal auskultasi jantung, hanya saja jumlah packet loss yang diterima lebih besar dibandingkan
Asal Data Min
Avg Max
Node 1 17,26
18,329 19,05
Node 2 11,05
10,67 11,05
Asal Data Min s
Avg Max
Node 1 0,004
0,048 0,132
Node 2 0,002
0,048 0,14
dengan menggunakan Tera Term. Hal ini disebabkan karena adanya proses penyimpanan data terlebih dahulu, sedangkan pada Tera Term data langsung
ditampilkan. Dan penggunaan aplikasi yang dilakukan secara offline mendapatkan pavket loss
lebih baik daripada real time, hanya saja jumlah packet loss yang diterima lebih besar dari packet loss pada Tera Term. Seperti yang terlihat pada
tabel 4.28 dan tabel 4.29 dibawah ini.
Tabel 4.27 Hasil perbandingan antara baudrate 115200 dengan 57600
Parameter Perbandingan
115200 57600
Node 1 Node 2
Node 1 Node 2
Rata – Rata
Delay s
6,63 ± 2,56 7,07 ± 2,33
0,055 ± 0,008 0,057 ±
0,0081 Rata
– Rata Paket Loss
17,39 ± 4,36 23,17 ± 9,56
9,43 ± 0,50 7,13 ± 0,57
Rata – Rata
Througput bps
13332,53 2960,001
Tabel 4.28
Hasil perbandingan antara baudrate 115200 dengan 57600 dengan menggunakan Visual Basic Secara online
Parameter Perbandingan
115200 57600
Node 1 Node 2
Node 1 Node 2
Rata – Rata
Delay s
0,5 0,05
0,05 Rata
– Rata Paket Loss
95,34 97,59
91,35 88,31
Rata – Rata
Througput bps
2584 88,31
Tabel 4.29
Hasil perbandingan antara baudrate 115200 dengan 57600 dengan menggunakan Visual Basic Secara offline
Parameter Perbandingan
115200 57600
Node 1 Node 2
Node 1 Node 2
Rata – Rata
Delay s
0,0076 0,21
0,048 0,048
Rata – Rata
Paket Loss 25,53
26,39 18,32
10,67 Rata
– Rata Througput
bps 23232
2891,999
125
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan seluruh hasil analisa dari transmisi sinyal auskultasi jantung dari 2 node menuju 1 titik coordinator, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut. 1.
Pentransmisian sinyal auskultasi jantung dengan baudrate 115200 menggunakan aplikasi Tera Term menghasilkan rata
– rata loss sebesar 17,39 untuk node 1dan 23,17 untuk node 2 dan delay data sebesar
6,63s untuk node 1 dan 7,07s untuk node 2. Dengan rata – rata througput
13332,53 bps. 2.
Pentransmisian sinyal auskultasi jantung dengan baudrate 115200 menggunakan aplikasi Visual Basic secara real time dalam waktu 1
menit yang telah dibuat menghasilkan rata – rata delay sebesar 0s untuk
node 1dan 0,05s untuk node 2 dan loss data sebesar 95,34 untuk node 1
dan 97,59 untuk node 2. Dengan rata – rata througput 2584 bps.
3. Pentransmisian sinyal auskultasi jantung dengan baudrate 115200
menggunakan aplikasi Visual Basic secara offline dalam waktu 1 menit yang telah dibuat menghasilkan rata
– rata delay sebesar 0,0076s untuk node
1dan 0,21s untuk node 2 dan loss data sebesar 25,53 untuk node 1 dan 26,39 untuk node 2. Dengan rata
– rata througput 23232 bps.
4. Pentransmisian sinyal auskultasi jantung dengan baudrate 57600
menggunakan aplikasi Tera Term dalam waktu 1 menit menghasilkan rata
– rata delay sebesar 0,055s untuk node 1dan 0,057s untuk node 2 dan loss
data sebesar 9,43 untuk node 1 dan 7,13 untuk node 2. Dengan rata
– rata througput 2960,001 bps. 5.
Pentransmisian sinyal auskultasi jantung dengan baudrate 57600 menggunakan aplikasi Visual Basic secara real time dalam waktu 1
menit menghasilkan rata – rata data loss sebesar 91,35 untuk node 1dan
88,31 untuk node 2 dan delay data sebesar 0,05s untuk node 1 dan 0,05s untuk node 2. Dengan rata
– rata througput 2960,001 bps. 6.
Pentransmisian sinyal auskultasi jantung dengan baudrate 57600 menggunakan aplikasi Visual Basic secara offline dalam waktu 1 menit
menghasilkan rata – rata data loss sebesar 18,32 untuk node 1dan
10,67 untuk node 2 dan delay data sebesar 0,048s untuk node 1 dan 0,048s untuk node 2. Dengan rata
– rata througput 2891,999 bps. 7.
Posisi node 1, node 2 dan node coordinator mempengaruhi delay dan juga banyak data loss.
8. Semakin tinggi baudrate pengiriman data semakin cepat tapi paket loss
yang didapat juga semakin besar. Dan semakin besar baudrate maka delay
antara pengiriman dan penerimaan data semakin kecil. 9.
Transmisi sinyal auskultasi jantung dapat dilakukan, dengan memperhatikan baudrate pengiriman data. Karena semakin besar