Pemetaan Salinitas Pada Sumur Bor Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

PEMETAAN SALINITAS PADA SUMUR BOR DI DESA PERCUT KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN
DELI SERDANG
SKRIPSI OLEH
DELIANA DONGORAN
090302031
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
Universitas Sumatera Utara

PEMETAAN SALINITAS PADA SUMUR BOR DI DESA PERCUT KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN
DELI SERDANG
SKRIPSI DELIANA DONGORAN
090302031 Skripsi sebagai satu diantara beberapa syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Perikanan di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Pemetaan Salinitas Pada Sumur Bor Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang


Nama Mahasiswa : Deliana Dongoran

NIM

: 090302031

Program Studi

: Manajemen Sumberdaya Perairan

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

Yunus Afifuddin, S.Hut, M.Si Ketua

Riri Ezraneti, S.Pi, M.Si Anggota

Mengetahui
Dr. Ir. Yunasfi, M.Si Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Tanggal Seminar : 19 Desember 2013
Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
Pemetaan Salinitas Pada Sumur Bor Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Medan, Desesmber 2013
Deliana Dongoran Nim. 090302031
Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Pasar Sipiongot pada tanggal 09 Februari 1991, Anak ketiga dari enam bersaudara ini merupakan putri dari pasangan dari Almarhum H. Anas Basri Dongoran S.Sos dan ibu Tinurjannah Simanungkalit. Penulis menyelesaikan pendidikan di MAN 1 Padang Sidimpuan dengan jurusan IPA tahun 2009. Penulis diterima di Universitas Sumatera Utara melalui jalur ujian tertulis Seleksi Penerimaan Program Studi Baru, terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian. Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga selama 1 (satu) bulan dan magang di Dinas Pertanian Dan Kelautan Unit Pelaksana Teknis Budidaya selama 1 bulan. Untuk menyelesaikan studi di Fakultas, penulis melaksanakan penelitian dengan judul “Pemetaan Salinitas Pada Sumur Bor Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.”
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Pemetaan Salinitas Pada Sumur Bor Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang” yang merupakan tugas akhir dalam menyelesaikan studi pada Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada ayahanda Almarhum H. Anas Basri Dongoran S,Sos dan ibunda Tinurjannah Simanungkalit, yang penuh pengorbanan, memberikan motivasi dan dukungan moril maupun material serta doa yang tidak henti kepada penulis selama mengikuti pendidikan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada abang saya Tanta Maydenni Dongoran, SP, kakanda Tanti Asrina Dongoran, Amkeb, dan adinda Ajanasyah Putra Dongoran, Annisyah Putri Dongoran, Doli Amriansyah Dongoran.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Yunus Afifuddin, S.Hut, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing dan kepada Ibu Riri Ezraneti, S.Pi, M.Si selaku anggota komisi pembimbing, yang telah banyak memberikan arahan dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Yunasfi M,Si dan Pindi Patana, S.Hut, M.Sc selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan.
Universitas Sumatera Utara

Penulis juga mengucapkan kepada Kepala Desa di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang telah memberikan kesempatan dan izin kepada penulis untuk pengambilan data dalam melakukan penelitian. Terima kasih kepada Intan Iksaura, Dewi Roma, Rina Sari lubis, S.Pi, Sharah Dina, Rika Wirani, Popy Aprilia, Nina Syafrianti, Ghanang Dhika Aria, Muhammad Riski, Dedi Pradana, Reza Alnanda, S.Pi, Hafis Fahrezi, Fhatul Khoiri, dan seluruh teman-teman seperjuangan di angkatan 2009 Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang manajemen sumberdaya perairan.
Medan, Desember 2013 Penulis
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACK
DELIANA DONGORAN. Salinity Mapping in Drilling Well In the Percut Village Percut Sei Tuan sub-district Deli Serdang Regency. Guided by Yunus Afifuddin and Riri Ezraneti.
The rapid development of technology, followed by the development of the population, resulting in the occurrence of ground water extraction including more drilling wells impact on the reduction of fresh water surface elevation that is lower than sea level. Drilling wells is one type of the most widely used in the unserved areas of clean water to meet their daily needs. This study aims to determine the salinity at each point of borehole water samples and determine the distribution of salinity that occurred in the wellbore and to know the effect of distance and depth of wells drilled in the Percut Village Percut Sei Tuan regency Deli Serdang. This research was conducted using ArcView GIS 3.3 software to obtain a map that will show the distribution of salty water. The results showed that the salinity of the water wells at each sample point occurs unevenly. Groundwater salinity in the borehole is affected by sea water intrusion, where seawater intrusion is the process of entry of sea water into the aquifer mainland as a result of the occurrence of excessive use of ground water. Salinity values ranged from 333 - 2333 mg / l. Depths ranging from 20 m - 110 m. Based on the calculation results are affected by salinity variations in the depth of the wells where the water is getting cleaner acquired. Keywords: Mappping, Salinity, Well Drilling.
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
DELIANA DONGORAN. Pemetaan Salinitas Pada Sumur Bor Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Dibimbing oleh Yunus Afifuddin dan Riri Ezraneti.
Pesatnya perkembangan teknologi yang diikuti dengan perkembangan penduduk, mengakibatkan terjadinya penyedotan air tanah termasuk sumur bor secara besar-besaran yang berdampak pada penurunan ketinggian permukaan air tawar sehingga lebih rendah dari permukaan air laut. Sumur bor merupakan salah satu tipe sumur yang paling banyak digunakan di daerah yang belum mendapatkan pelayanan sarana air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui salinitas pada tiap-tiap titik sampel air sumur bor dan mengetahui sebaran salinitas yang terjadi pada sumur bor serta mengetahui pengaruh jarak dan kedalaman sumur bor di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software ArcView GIS 3,3 untuk memperoleh peta yang akan memperlihatkan sebaran air asin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar garam air sumur pada tiap-tiap titik sampel terjadi tidak merata. Keasinan air tanah pada sumur bor dipengaruhi oleh intrusi air laut, dimana intrusi air laut adalah proses masuknya air laut ke dalam akuifer daratan sebagai dampak terjadinya pemanfaatan air tanah yang berlebihan. Nilai salinitas berkisar antara 333 – 2333 mg/l. Kedalaman berkisar antara 20 m – 110 m. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh variasi salinitas dipengaruhi oleh kedalamannya dimana semakin dalam sumur maka air yang diperoleh semakin bersih. Kata Kunci : Pemetaan, Salinitas, Sumur Bor.
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...........................................................................


i

ABSTRAK.............................................................................................

iii

DAFTAR ISI .........................................................................................

v

DAFTAR TABEL .................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................


ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ............................................................................ Perumusan Masalah..................................................................... Kerangka Berpikir ....................................................................... Tujuan Penelitian ........................................................................ Manfaat Penelitian.......................................................................

1 2 3 3 4

TINJAUAN PUSTAKA Air Tanah ..................................................................................... Akuifer ......................................................................................... Pergerakan Air Tanah ................................................................... Pengambilan Air Tanah ................................................................ Pengambilan Air Tanah Melalui Sumur ........................................ Intrusi Air Laut ............................................................................. Kualitas Air Tanah........................................................................ Salinitas ........................................................................................ Efek Salinitas................................................................................ Hubungan Sumur Dengan Salinitas............................................... Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)................................

5 6 7 7 9 10 12 14 14 15 18

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat..................................................................... Alat dan Bahan .......................................................................... Metode Penelitian ..................................................................... Pengumpulan Data ............................................................ Penentuan Sampel ............................................................. Prosedur Penelitian............................................................ Analisi Data ......................................................................

20 20 20 20 21 21 22

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan .............. Pengukuran Salinitas Pada Sumur Bor .......................................... Peta Sebaran Salinitas dan Lokasi Sumur Bor ............................... Pengaruh Kedalaman Sumur Bor Terhadap Salinitas .................... Strategi Pengelolaan Sumberdaya Air Di Desa Percut…………….
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan................................................................................... Saran ............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


23 24 25 26 33
35 35

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Karakteristik Fisika dan Kimia Tanah .................................................

6

2. Klasifikasi Air Berdasarkan Jenis Air..................................................

13

3. Klasifikasi Air Berdasarkan Kadar Garam...........................................


14

4. Kondisi Hutan Mangrove Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang……

30

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kerangka Pemikiran..........................................................................

3

2. Kondisi Dimana Intrusi Air Laut Terjadi Karena Keseimbangan Terganggu Akibat Pengambilan Air ..................................................

17


3. Pengambilan Air Tanah.....................................................................

17

4. Peta Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan....................................

20

5. Pengukuran Salinitas Untuk Sumur Bor …………………………….

24

6. Klasifikasi Air Berdasarkan Jenis Air…………………………….....

24

7. Peta Sebaran Salinitas Dan Lokasi Sumur…………………………..

25


8. Pengaruh Kedalaman Sumur Bor Terhadap Nilai Salinitas…………..

26

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Data Pengukuran Salinitas...................................................................

40

2. Lokasi Penelitian …………………………………..............................

45

3. Pengukuran Salinitas…………………………………………… .........


46

4. Alat Dan Bahan...................................................................................

47

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACK
DELIANA DONGORAN. Salinity Mapping in Drilling Well In the Percut Village Percut Sei Tuan sub-district Deli Serdang Regency. Guided by Yunus Afifuddin and Riri Ezraneti.
The rapid development of technology, followed by the development of the population, resulting in the occurrence of ground water extraction including more drilling wells impact on the reduction of fresh water surface elevation that is lower than sea level. Drilling wells is one type of the most widely used in the unserved areas of clean water to meet their daily needs. This study aims to determine the salinity at each point of borehole water samples and determine the distribution of salinity that occurred in the wellbore and to know the effect of distance and depth of wells drilled in the Percut Village Percut Sei Tuan regency Deli Serdang. This research was conducted using ArcView GIS 3.3 software to obtain a map that will show the distribution of salty water. The results showed that the salinity of the water wells at each sample point occurs unevenly. Groundwater salinity in the borehole is affected by sea water intrusion, where seawater intrusion is the process of entry of sea water into the aquifer mainland as a result of the occurrence of excessive use of ground water. Salinity values ranged from 333 - 2333 mg / l. Depths ranging from 20 m - 110 m. Based on the calculation results are affected by salinity variations in the depth of the wells where the water is getting cleaner acquired. Keywords: Mappping, Salinity, Well Drilling.
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
DELIANA DONGORAN. Pemetaan Salinitas Pada Sumur Bor Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Dibimbing oleh Yunus Afifuddin dan Riri Ezraneti.
Pesatnya perkembangan teknologi yang diikuti dengan perkembangan penduduk, mengakibatkan terjadinya penyedotan air tanah termasuk sumur bor secara besar-besaran yang berdampak pada penurunan ketinggian permukaan air tawar sehingga lebih rendah dari permukaan air laut. Sumur bor merupakan salah satu tipe sumur yang paling banyak digunakan di daerah yang belum mendapatkan pelayanan sarana air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui salinitas pada tiap-tiap titik sampel air sumur bor dan mengetahui sebaran salinitas yang terjadi pada sumur bor serta mengetahui pengaruh jarak dan kedalaman sumur bor di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software ArcView GIS 3,3 untuk memperoleh peta yang akan memperlihatkan sebaran air asin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar garam air sumur pada tiap-tiap titik sampel terjadi tidak merata. Keasinan air tanah pada sumur bor dipengaruhi oleh intrusi air laut, dimana intrusi air laut adalah proses masuknya air laut ke dalam akuifer daratan sebagai dampak terjadinya pemanfaatan air tanah yang berlebihan. Nilai salinitas berkisar antara 333 – 2333 mg/l. Kedalaman berkisar antara 20 m – 110 m. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh variasi salinitas dipengaruhi oleh kedalamannya dimana semakin dalam sumur maka air yang diperoleh semakin bersih. Kata Kunci : Pemetaan, Salinitas, Sumur Bor.
Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang luas. Banyak kota besar di

Indonesia yang terletak di daerah pantai. Sari dan khadijah (2010), menyatakan bahwa salah satu daerah yang berdekatan dengan daerah pantai adalah Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara yang terletak lebih kurang 25 km dari Medan. Desa ini tepat berada di tepi Sungai Tuan yang alirannya bermuara ke Selat Malaka. Wilayah ini kelihatan kumuh setelah memasuki desa Percut yang dihuni sekitar 12.153 jiwa dan rumahrumah panggung yang terbuat dari papan. Daerah di sekitar pantainya memiliki sumur air tawar dengan kedalaman sumur yang relatif rendah. Kebanyakan penduduk di sana jarang menggunakan air PAM, tetapi penduduk disana kebanyakan menggunakan sumur bor. Sumur bor merupakan salah satu sumber daya air yang baik dibandingkan sumber air lainnya yang dipergunakan masyarakat setempat untuk konsumsi dan keperluan sehari-hari.
Kebutuhan air selalu meningkat sesuai dengan pertambahan penduduk. Kebutuhan air yang selalu meningkat sering membuat orang lupa bahwa daya dukung alam ada batasnya dalam memenuhi kebutuhan air. Umumnya sumber air minum yang berasal dari salah satu alternatif yang dilakukan manusia adalah penggunaan sumur bor guna memenuhi kebutuhan rumah tangga maupun kebutuhan industri, karena disamping mudah diperoleh dan juga sangat ekonomis.
Pesatnya perkembangan teknologi yang diikuti dengan perkembangan penduduk, mengakibatkan terjadinya penyedotan air tanah termasuk sumur bor
Universitas Sumatera Utara

secara besar-besaran yang berdampak pada penurunan ketinggian permukaan air tawar sehingga lebih rendah dari permukaan air laut. Hal ini menyebabkan terjadinya intrusi air laut. Intrusi air laut merupakan salah satu penyebab terjadinya penurunan kualitas air. Intrusi air laut menyebabkan terkontaminasinya air tawar menjadi payauhingga asin. Oleh sebab itu, perlu diidentifikasi keberadaannya agar tidak terjadi perluasan intrusi air laut.
Sehubungan dengan hal di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang ” Pemetaan Salinitas Pada Sumur BorDi Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis”. Perumusan Masalah
Masalah pokok penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berapa salinitas yang terkandung dalam air pada sumur bor penduduk di Desa
Percut Kecamatan Percut Sei Tuan? 2. Bagaimana gambaran sebaran salinitas yang terjadi pada sumur bor penduduk
di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan? 3. Bagaimana pengaruh kedalaman sumur terhadap kualitas air sumur bor ?
Universitas Sumatera Utara

Kerangka Pemikiran Peninjauan Lokasi Penelitian Penentuan Titik Sampel (GPS)

Pengambilan Data Lapangan

Dokumentasi

Studi Pustaka

Pengambilan air sumur bor penduduk

Pengukuran Salinitas

Pengukuran kedalaman sumur bor

Hasil Pengolahan Data (Arc View GIS 3.3)
Analisis Data Pemetaan Sebaran Salinitas Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis salinitas air sumur bor di DesaPercut. 2. Menganalisis sebaran salinitas yang terjadi pada sumur bor di Desa Percut
Kecamatan Percut Sei Tuan.
Universitas Sumatera Utara

3. Menganalisis pengaruh kedalaman terhadap kualitas airsumur bor. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi dan gambaran kondisi sumber air sumur bor di Desa Kecamatan Percut Sei Tuan bagi pemerintah sehingga dapat dijadikan salah satu pertimbangan untuk pembangunan sarana penyediaan air bersih di daerah tersebut.
Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Air Tanah Air tanah adalah semua air yang terdapat dalam ruang batuan dasar yang
bergerak dalam tanah yang terdapat di dalam ruang-ruang antara butir-butir tanah yang terbentuk di dalam retak-retak buatan. Kebanyakan air tanah berasal dari hujan. Air hujan yang merembes ke dalam tanah menjadi bagian dari air tanah, perlahan-lahan mengalir ke laut, atau mengalir langsung dalam tanah atau dipermukaan dan bergabung dengan aliran sungai (Hamzah, 2011).
Air tanah merupakan komponen dari suatu daur hidrologi (hydrologiccycle)yang melibatkan banyak aspek biogeofisik.Siklus hidrologi menggambarkan hubungan antara curah hujan, aliran permukaan, infiltrasi, evapotranspirasi, dan sumber berasal dari air yang ada di permukaan tanah (air hujan, air danau, dan sebagainya) kemudian meresap ke dalam tanah/akuifer dan mengalir menuju ke daerah pelepasan. Aliran di dalam akuifer memerlukan waktu lama bisa puluhan sampai ribuan tahun tergantung dari jarak dan jenis batuan yang dilaluinya (Rejekiningrum, 2009).
Menurut Effendi (2003) kemampuan tanah dan batuan dalam menahan air tergantung pada sifat porositasnya dan permeabilitas tanah. Pada dasarnya, berasal dari air hujan, baik melalui proses infiltrasi secara langsung maupun tidak langsung.Adapun karakteristik sifat tanah ditunjukkan dalam Tabel 1.
Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Karakteristik Fisika dan Kimia Tanah dengan Tekstur yang Berbeda

Tekstur Tanah
Tanah liat/pekat (clay) Lumpur (silt)

Kapasitas penahan nutrien Baik
Sedang

Infiltrasi Air
Jelek
Sedang

Pasir (sand)

Jelek

Baik

Kapasitas penahan
Air Baik

Aerasi Jelek

Sedang Jelek

Sedang Baik

Tanah liat(loam) Sedang
Sumber : Effendi (2003).

Sedang

Sedang

Sedang

Sumber utama dari air tanah adalah air hujan yang masuk ke dalam tanah

atau melalui badan air seperti sungai dan mengalami poses perkolasi menuju

akuifer. Air yang mengalami proses infiltrasi masuk ke dalam tanah akan

meningkatkan kelembaban tanah dan setelah melampaui kapasitas jenuh maka air

akan bergerak vertikal untuk masuk ke dalam lapisan air tanah oleh pengaruh

gaya gravitasi. Pemanfaatan dan pengambilan air tanah yang tak terkendali dalam

arti pengambilan jumlah air tanah yang berlebihan tanpa diimbangi jumlah

pengisian air tanah akan merugikan manusia itu sendiri. Dalam penggunaan air

tanah diperlukan kualitas air tertentu untuk kebutuhan air minum maupun untuk

kebutuhan yang lain (Siswanto, 2011).

Akuifer

Akuifer merupakan suatu lapisan batuan atau formasi geologi yang jenuh

air yang bersifat permeabel, dapat menyimpan dan meneruskan air dalam jumlah

yang ekonomis. Akuifer merupakan lapisan pembawa air yang mempunyai

susunan sedemikian rupa, sehingga dapat menyimpan dan mengalirkan air.

Jumlah air tanah yang dapat diperoleh disembarang daerah tergantung pada sifat-

sifat akuifer yang ada di bawahnya serta luasan cakupan dan frekuensi. Lapisan

Universitas Sumatera Utara

permeable atau lapisan yang dapat dilalui oleh air tanah seperti lapisan pasir atau lapisan kerikil yang jenuh dengan air tanah disebut juga dengan akuifer. Dengan demikian pada dasarnya akuifer adalah kantong air yang berada di dalam tanah (Lestari, dkk 2012). Pergerakan Air tanah
Perbedaan potensi kelembaban total dan kemirinngan antara dua titik/lokasi dalam tanah dapat menyebabkan gerakan air dalam tanah. Air bergerak dari tempat dengan potensi kelembaban tinggi ke tempat dengan potensi kelembaban yang lebih rendah. Selanjutnya air akan bergerak mengikuti lapisan (lempengan) formasi geologi sesuai dengan arah kemiringan lapisan formasi geologi tersebut. Kelembaban tanah tidak selalu mengakibatkan gerakan air dari tempat basah ke tempat kering. Oleh pengaruh energi panas matahari, air juga dapat bergerak ke arah permukaan tanah, sampai tiba gilirannya menguap ke udara (Asdak, 2007). Pengambilan Air tanah
Menurut Siswanto (2001) Pemanfaatan dan pengambilan air tanah di suatu cekungan air tanah yang tidak terkendali dalam arti pengambilan jumlah air tanah melebihi jumlah pengisian air tanah, atau secara keseluruhan output sistem air lebih besar dari pada input, akan menimbulkan efek-efek antara lain: a. Penurunan cadangan air tanah. b. Penurunan muka air tanah secara terus-menerus. c. Terjadinya susupan air bergaram dari laut ke arah daratan. d. Terjadinya penurunan tanah (land subsidence).
Universitas Sumatera Utara

Meningkatnya kebutuhan air, baik untuk keperluan industri, pertanian dan kebutuhan rumah tangga, pengambilan air tanah juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini menjadi salah satu faktor pendorong besarnya pemanfaatan air tanah. Dalam merencanakan pengambilan air tanah, perlu persiapan yang meliputi teknik pengambilan air tanah, informasi hidrogeologi, peta pengendalian air tanah, informasi geologi, peta topografi, data meteorologi dan hidrologi di daerah yang akan dimanfaatkan air tanahnya(Siswanto, 2011).
Pengambilan air tanah terjadi karena adanya pengaruh dari pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin tinggi, hal ini mengakibatkan kebutuhan akan air semakin besar. Kebutuhan air yang besar mendorong manusia untuk mencari pengganti air sungai yang merupakan sumber utama air bersih mulai tercemar oleh berbagai macam limbah. Sebagai pengganti air sungai, penduduk beralih menggunakan air tanah sebagai air baku untuk kebutuhan hidup. Sebagai imbas dari peralihan penduduk yang menggunakan air sungai ke air tanah sebagai air bersih, maka muncul banyak sumur-sumur gali dan dilakukan pemboran sumur untuk kegiatan industri yang memerlukan banyak air untuk melakukan proses produksi. Kegiatan eksplorasi air tanah yang berlebihan ini merupakan sumber utama timbulnya masalah air tanah pada daerah urban (Putranto dan Kristi, 2009).
Effendi (2003) menyatakan air tanah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu bebas dan tertekan. Air tanah bebas adalah akuifer yang hanya sebagian terisi air, terletak pada suatu dasar yang kedap air, dan mempunyai permukaan bebas. Sedangkan air tanah tertekan adalah air dari akuifer yang sepenuhnya jenuh air, bagian atas dan bawah dibatasi oleh lapisan yang kedap air.
Universitas Sumatera Utara

Pengambilan Air Tanah Melalui Sumur Menurut Ginting (2011) Sumur merupakan sumber utama persediaan air
bersih bagi penduduk yang tinggal di daerah pedesaan maupun di perkotaan Indonesia. Secara teknis dapat di bagi menjadi 2 jenis yaitu: a. Sumur dangkal (shallow well)
Cara pengambilan yang paling tua dan sederhana adalah dengan membuat sumur gali dengan kedalaman lebih rendah dari posisi permukaan jumlah air yang dapat diambil dari sumur gali biasanya terbatas, dan air yang diambil adalah air dangkal. Untuk pengambilan air yang lebih besar diperlukan luas dan kedalaman galian yang lebih besar. Kedalaman sumur gali tergantung lapisan tanah, ketinggian dari permukaan air laut, dan ada tidaknya air bebas di bawah lapisan tanah. Sumur gali biasanya dibuat dengan kedalaman dari 5-8 meter di bawah permukaan tanah. Cara ini cocok untuk daerah pantai dimana berada di atas air asin. Berdasarkan jenis tanah dan kedalaman, air bebas sumur gali dapat diperoleh sebagai berikut: - Tanah berpasir: sumur gali cukup 6-8 m telah memperoleh air bebas - Tanah liat: kedalaman sumur >12 m baru memperoleh air bebas - Tanah kapur: umumnya sumur gali harus>40 m baru diperoleh air bebas a. Sumur dalam (deep well)
Pengambilan dilakukan dengan membuat sumur dalam atau lazim disebut sumur bor. Kedalaman sumur bor berdasarkan struktur dan lapisan tanah: - Tanah berpasir: biasanya kedalaman 30-40 m sudah memperoleh air, biasanya
airnya naik 5-7 m dari permukaan tanah
Universitas Sumatera Utara

- Tanah liat: biasanya kedalaman 40-60 m akan diperoleh air yang baik dan air akan naik mencapai 7 m dari permukaan tanah
- Tanah berkapur: biasanya sumur dengan kedalaman di atas 60 m kemungkinan baru mendapat air dan apabila ada air, airnya sukar/tidak bisa naik ke atas dengan sendirinya
- Tanah berbukit: biasanya sumur dibuat diatas 10 m atau diatas 20 m kemungkinan tipis sekali untuk memperoleh air. Air yang diperoleh sukar/tidak bisa naik keatas dengan sendirinya. Air tanah yang disedot secara besar-besaran menyebabkan terjadi
ketidakseimbangan antara pegambilan/pemanfaatan air tanah. Hal ini dapat menyebabkan menurunkan air tanah, di daerah pesisir penurunan permukaan air tanah akan mengakibatkan perembesan air laut ke daratan (intrusi), Karena tekanan menjadi lebih kecil dibandingkan dengan tekanan air laut (Ginting, 2011). Intrusi Air Laut
Pemanfaatan air tanah yang berlebihan dan pengelolaan sumber-sumber air yang tidak memperhatikan keadaan lingkungan dapat mengakibatkan penurunan muka air tanah, intrusi air laut, banjir, dan lain sebagainya. Intrusi air laut adalah proses masuknya air laut ke dalam akuifer daratan sebagai dampak terjadinya pemanfaatan air tanah yang berlebihan dan tidak terarah. Di daerah pantai kendala yang dihadapi adalah aspek kualitas air, khususnya dengan adanya air asin. Kepadatan penduduk yang tinggi dan banyaknya industri menyebabkan tingginya pencemaran air di pusat kota (dataran pantai), sehingga penduduk di daerah pantai banyak yang menggunakan sumur bor dengan akuifer dalam sebagai
Universitas Sumatera Utara

sumber air. Penyusupan air laut akan bergerak menjauh dari garis pantai selama pemompaan untuk pemasoknya di tempat-tempat yang terdekat dengan daerah batas air tawar dan air asin. Selain itu, meskipun pemompaan tidak melebihi pemasoknya, penyusupan air laut akan tetap terjadi.Hanya saja akan berhenti tetap di suatu tempat tertentu, jika tercapai pada keadaan tetap (stady state)(Siswanto, 2011).
Intrusi air laut di suatu wilayah dapat terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu muka air tanah di bawah muka air laut, curah hujan yang kurang, sifat fisik tanah dan batuan kurang/lambat meluluskan air, letaknya dekat dengan pantai, luas lahan terbangun sangat luas dan penduduknya sangat padat. intrusi air laut di suatu wilayah dapat dikenal dengan melakukan pendekatan kualitas air tanah, hidrolika air tanah dan lingkungan batuan yang menyusunnya (Siswanto, 2011).
Percampuran air asin dan air tawar dalam sebuah sumur dapat terjadi dalam hal-hal sebagai berikut: 1. Dasar sumur terletak dibawah perbatasan antara air asin dan air tawar. 2. Permukaan air dalam sumur selama pemompaan menjadi lebih rendah dari
permukaan air laut, sehingga pengaruhnya mencapai tepi pantai. 3. Keseimbangan perbatasan antara air asin dan air tawar tidak dapat
dipertahankan, perbatasan itu dapat naik secara abnornamal yang disebabkan oleh penurunan permukaan air di dalam sumur selama pemompaan. (Ginting, 2011).
Universitas Sumatera Utara

Menurut Purba (2009), intrusi air laut terjadi melalui tiga cara yaitu: 1. Pergeseran batas air laut dan air tawar (interface) di daerah pantai. Pergeseran
ini terjadi karena pengambilan air tanah yang berlebihan sehingga menurunkan muka air tanah. 2. Pemompaan air tanah semi tertekan yang berlebihan di daratan. Akibatnya air yang tersedot bukan lagi air tawar tetapi air asin. Akibatnya air asin yang tersedot akan menyebar dan mencemari air tanah bebas di sekitar pemompaan. 3. Intrusi melalui muara sungai. Intrusi air laut pada air sungai menyebabkan air berkadar garam tinggi ini bergerak dan mengisi air tanah disekitarnya. Akibatnya air tanah di sekitar sungai berkadar garam tinggi. Peningkatan intrusi air laut menurut Dinas KLH. ESDM Kota Medan (2003) disebabkan oleh beberapa hal antara lain adalah: 1. Pemanfaatan dan penggunaan air bawah tanah yang berlebihan tanpa memperhatikan faktor lingkungan. Pemompaan sejumlah air bawah tanah yang lebih besar akan mengakibatkan terjadinya kekosongan pori pada akuifer yang semakin besar sehingga tekanan pada akuifer semakin berkurang, dengan kondisi demikian maka akan memungkinkan air laut menerobos akuifer. 2. Terjadinya perubahan fungsi lahan mangrove dan penebangan hutan bakau yang berfungsi sebagai penahan air laut dan mencegah terjadinya abrasi saat ini semakin sering dilakukan karena dapat digunakan sebagai bahan baku kayu arang namun tanpa diikuti dengan penanaman pohon bakau kembali. Kualitas Air Tanah
Pencemaran kualitas air tanah dijumpai di daerah yang berbatasan dengan pantai dalam bentuk intrusi air laut ke dalam sumur-sumur penduduk. Dampak
Universitas Sumatera Utara

yang berkaitan dengan kuantitas air tanah umumnya dijumpai selama musim

kemarau, yaitu tinggi muka air tanah yang semakin jauh dari permukaan

sumur(Asdak, 2007).

Kualitas sumberdaya air bawah tanah tergantung pada komposisi batuan

yang membentuk akuifer serta pengaruh dari luar, misalnya air laut dan sumber

pencemaran. Secara umum kualitas air dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Kualitas baik untuk bahan baku air minum

b. Kualitas jelek untuk bahan baku air minum

Kualitas air baik yaitu memenuhi persyaratan fisik, jernih, atau tidak

keruh, tidak berwarnadan tidak pahit. Sedangkankualitas air jelek misalnya

mempunyai kadar salinitas yang tinggi sehingga bersifat payau ataupun asin atau

tidak layak untuk dijadikan bahan baku air minum (KepMen, 2000).

Berdasarkan AS Kapoor (2001) dalam Kurniati (2009) Klasifikasi air

menurut jenis air dapat dilihat pada Tabel 2.

Kadar Garam (mg/l) Jenis Air

5000 35000 >35000

Air Tawar/Bersih Sedang Payau Asin Sangat Asin Pahit

Kualitas air tanah tergantung pada perpaduan antara air yang masuk ke dalam tanah, batuan yang dilewati dan pada akhirnya mencapai lapisan air tanah yang ada dalam akuifer. Kualitas air tanah ditentukan oleh materi yang dilewati, yaitu jenis tanah, dan batuan, jenis aliran dan proses perubahan fisik, kimia maupun biologi air. Konsentrasi material yang terlarut dalam air tanah dapat

Universitas Sumatera Utara

meningkat atau turun sejalan dengan pergerakan air dalam siklus hidrologi. Jadi

kualitas air tanah ditentukan oleh lingkungan yang mempengaruhi selama dalam

perjalanan (Husni dan Roh, 2012).

Salinitas

Salinitas adalah larutan garam yang pada kadar tertentu akan

mempengaruhi kualitas air. Pada perairan laut dan limbah industri, salinitas perlu

diukur. Salinitas adalah konsentrasi total ion yang terdapat di perairan (Effendi,

2003).

Salinitas dinyatakan dengan satuan g/kg atau promil(‰). Nilai salinitas

perairan tawar biasanya kurang dari 0,5 ‰, perairan payau antara 0,5‰ - 30‰.

Pada perairan hipersaline, nilai salinitas dapat mencapai kisaran 40‰ -80‰. Pada

perairan pesisir nilai salinitas sangat dipengaruhi oleh masukan air tawar dari

sungai (Barus, 2004).

Efek salinitas

Menurut Kodoatie (1996) Efek salinitas berpengaruh terhadap manusia

karena kadar garam di dalam air melebihi dari yang diijinkan maka pengaruh

salinitas terhadap manusia adalah penurunan kualitas yang berdampak pada

kesehatan dan aktifitas manusia. Klasifikasi air berdasarkan konsentrasi garam

dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Klasifikasi Air Berdasarkan Konsentrasi Garam

Klasifikasi Sangat bagus Bagus Diijinkan Meragukan Berbahaya
Sumber : Kodoatie (1996)

Konsentrasi garam(mg/l) < 175
175 – 525 525 – 1400 1400 – 2100
>2100

Universitas Sumatera Utara

Hubungan Sumur Dengan Salinitas Menurut Kodoatie (1996) Salinitas terjadi bila keseimbangan antara air
laut terganggu baik itu dari air laut maupun dari aliran air tanah. Gangguan ini biasanya terjadi di daerah pantai dimana banyak penduduk tinggal. Semakin banyak manusia semakin banyak pula aktivitas yang dilakukan terhadap pantai khususnya dalam pemanfaatan sebagai sumber air bersih. Hubungan pemukiman dan salinitas akan saling memberikan dampak timbal balik, dalam pengertian bahwa pemukiman baik secara kuantitatif maupun kualitatif akan mempengaruhi salinitas di daerah pantai, demikian juga sebaliknya. Pada prinsipnya dampak tersebut dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu dampak langsung dan dampak tidak langsung. Perlu diketahui bahwa umumnya dampak ini berkembang secara perlahan dan dalam jangka waktu yang relatif lama. Salah satu penyebabnya adalah karena umumnya aliran bersifat laminar dengan kecepatan rambat yang sangat kecil. a. Dampak langsung
Pengambilan terutama dengan sumur baik dangkal maupun dalam secara tidak teratur akan menyebabkan jumlah air bersih yang mengalir ke laut akan berkurang, sehingga keseimbangan antara air laut dan air tawar terganggu. Hasilnya adalah bahwa intrusi air laut akan berkembang lebih ke hilir. Masyarakat yang tinggal di pantai baru akan menyadari ketika penggunaan air bersih dari sumur yang tadinya merupakan air tawar menjadi air asin
Universitas Sumatera Utara

b. Dampak tidak langsung Dampak ini merupakan akibat dari aktivitas di daerah pantai yang secara
tidak langsung memberi pengaruh pada salinitas, kegiatan yang positif (mengurangi intrusi air laut) antara lain: - Pengembangan irigasi di daerah pantai karena membutuhkan air tawar dengan
sumber dari aliran permukaan - Peningkatan peresapan air permukaan ke dalam tanah, misalnya pembuatan
sumur resapan. Kegiatan yang negatif (penyebab intrusi air laut) antara lain: - Peningkatan industri, pemukiman, yang mengakibatkan kebutuhan air bersih
meningkat.Sehingga menimbulkan pengambilan yang tidak terkendali, akibatnya terjadi intrusi air laut yang berkembang secara perlahan. - Pemadatan tanah, mengakibatkan tanah yang tadinya kedap air menjadi tidak kedap air, hal ini juga merupakan efek tidak langsung dari peningkatan pembangunan bangunan-bangunan industri dan pemukiman (Kodoatie, 1996).
Sebelum ada pengambilan air tawar maka akan terjadi keseimbanganantara air tawar dan air laut di dalam tanah. Begitu ada pengambilan air tawar dari sumur pengeboran maka terjadi gangguan keseimbangan, air laut akan mendesak lebih ke hulu seperti pada gambar 2 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara

Pengambilan air tanah yang berlebihan

Gambar 2. Kondisi dimana intrusi air laut terjadi karena keseimbangan terganggu akibat pengambilan air (Kodoatie, 1996).
Di daerah pantai, penurunan muka air tanah dapat mengakibatkan terjadinya intrusi air laut. Ilustrasi proses terjadinya intrusi air laut dapat dilihat pada gambar 3. Di zona akifer air tanah bebas yang terletak di dekat permukaan air laut, air tanah tawar terletak di bagian atas air laut. Pengambilan lebih (overeksploitation) air tanah di daerah sekitar pantai dapat mengakibatkan melengkungnya tinggi muka air tanah (atas dan bawah) di sekitar sumur.

(a) (b) Gambar 3. Pengambilan air tanah (a) sebelum, (b) sesudah (Asdak, 2007).

Sistem Informasi Geografis (SIG)

Universitas Sumatera Utara

Sistem Informasi Geografis (SIG) atau disebut juga dengan GIS (Geographic Information System) merupakan seperangkat sistem/alat untuk membuat, mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, menvisualisasikan, mentransformasi, memanggil kembali, menampilkan dan menganalisis informasi dikaitkan dengan posisi pada permukaan bumi (georeferensi). Sistem informasi geografis juga dapat dikatakan sebagai sistem pendukung keputusan yang computerized, yang melibatkan integrasi data spasial dalam memecahkan masalah lingkungan. Sistem informasi geografis juga mempunyai kemampuan untuk melakukan teknik analisis spasial misalnya bufffering, overlaying, dan lain-lain (Oktrafina, 2010).
Sistem informasi geografis (SIG) dapat mempresentasikan real world (dunia nyata) di atas monitor komputer sebagaimana lembaran peta dapat mempresesntasikan dunia nyata di atas kertas. Tetapi, sistem informasi geografis memiliki kekuatan lebih fleksibel dari pada lembaran peta kertas. Peta merupakan representasi grafis dari dunia nyata, objek-objek yang direpresentasikan di atas peta disebut unsur peta. Peta menggunakan titik, garis, dan poligon, dalam mempresentasikan objek-objek dunia nyata (Prahasta, 2005).
Keuntungan penggunaan sistem informasi geografis antara lain: - Ada koordinasi pemrosesan data-data tersimpan dalam basis data beratribut dan
saling berhubungan - Mengurangi volume aktifitas manusia yang sifatnya rutin dan membosankan - Penyajian informasi cepat, tepat, dan terhindar dari duplikasi disertai nilai seni
tinggi dan komunikatif melalui visualisasi dan penelusuran
Universitas Sumatera Utara

Dapat diaplikasikan untuk berbagai kepentingan, pengelolaan fasilitas, sumber daya alam, lingkungan, perencanaan, serta dilengkapi dengan fasilitasfasilitas perangkat lunak untuk perubahan data secara dinamis (Soenarmo, 2009).
Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei- Juni 2013 di Desa Percut
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara. Berikut peta lokasi penelitian:
Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah refraktometer, GPS (Global Position system), kamera digital, alat-alat tulis, tisu, pipet tetes, dan perangkat komputer. Bahan yang digunakan adalah aquadest dan air sumur bor di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan. Metode Penelitian Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan adalah berupa data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari pengambilan sampel air sumur bor sebanyak 106 sumur
Universitas Sumatera Utara

bor untuk menentukan kandungan salinitas. Sedangkan data sekunder adalah berupa data luas wilayah Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan, data jumlah penduduk, dan data pendukung lainnya.
Penentuan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dengan Intensitas Sampling.
Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan luas wilayah Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan yakni 1063 Ha dengan jarak antara unit sampel berkisar antara 80-100 meter. Intensitas sampling yang digunakan sebesar 10%. Dalam menentukan jumlah sampel yang akan diukur kadar salinitas dari air sumur bor ditentukan berdasarkan intensitas sampling (Siregar, 2007).
n = IS x N Keterangan: n = Jumlah unit contoh IS = Besarnya intensitas sampling N = Jumlah unit populasi
Prosedur Penelitian a. Survei Lapangan
Kegiatan survei lapangan merupakan kegiatan pengumpulan data sekunder yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan melalui wawancara dengan pegawai kantor Kecamatan Percut Sei Tuan dan kantor Kelurahan Percut. Data yang diperoleh berupa luas wilayah, jumlah penduduk sehingga diperoleh gambaran keadaan lapangan.
Universitas Sumatera Utara

b. Penentuan lokasi sumur Penentuan lokasi sumur ditentukan berdasarkan intensitas sampling, Jumlah sumur bor yang akan diukur salinitasnya sekitar 106 sumur, dimana jarak antara sumur yang satu dengan sumur yang lain berkisar antara 80-100 meter. Untuk pengambilan contoh dimulai dari garis pantai sebagai titik acuan, kemudian dari titik acuan garis pantai menuju sumur-sumur bor di Desa Percut. Lokasi setiap sumur diidentifikasi menggunakan peralatan GPS. Dari peralatan ini diperoleh koordinat spasial geografis dari masing-masing sumur.
c. Pengukuran salinitas Dari masing-masing sumur diambil airnya, selanjutnya air yang telah diambil, diukur salinitasnya dengan menggunakan refraktometer. Dalam pengukuran salinitas dilakukan pengambilan sebanyak 3 sampel ulangan.
d. Dokumentasi Dokumentasi berupa foto yang dapat menghasilkan deskripsi sebagai data pelengkap untuk meyakinkan keadaan yang sebenarnya di lapangan.
e. Studi Pustaka Merupakan teknik yang digunakan untuk mendapatkan data-data sekunder, berupa data-data kependudukan, lokasi penelitian, luas lahan dan data-data lain yang dibutuhkan dalam penelitian. data ini diperoleh dari kantor kelurahan dan kantor kecamatan.
Universitas Sumatera Utara

Analisis Data Hasil pengukuran air sumur dan data koordinat geografiskemudian diolah
dengan menggunakan Software Arc View GIS 3,3 untuk memperoleh peta yang akan memperlihatkan sebaran air asin.
Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Kondisi Umum Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan
Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan merupakan salah satu daerah yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Desa Percut berada pada posisi 03° 41’ 33” Lintang Utara dan 98° 46’ 6” Bujur Timur. Luas wilayah Desa Percut yaitu sebesar 1063 Ha.Berdasarkan laporan kependudukan tahun 2011, Desa Percut memiliki jumlah penduduk 12.153 jiwa. Desa Percut memiliki ketinggian berkisar 1- 2 meter dari permukaan laut, beriklim tropis, suhu udara rata-rata 23°C – 30 °C. Memiliki kecepatan angin 30 km/jam. Secara administrasi Desa Percut mempunyai batas-batas wilayah antara lain sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cinta Damai, sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tanjung Rejo, sebelah Timur berbatasan dengan Desa TanjungSelamat dan Pematang Lalang. Topografi pantai yang datar, memiliki dataran pantai yang rendah. Desa ini memiliki kelembapan udara sedang, memiliki jenis tanah aluvium, yang terdiri dari kerikil, pasir, lempung dan batu gamping, dan memiliki warna tanah abu-abu (Profil Desa Percut, 2009).
Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan merupakan daerah pesisir yang berbatasan langsung dengan selat malaka. Daerah pesisir ini banyak ditanami hutan mangrove.Menurut Susilo et al (2010) Desa Percut Sei Tuan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Deli Serdang, yang memiliki potensi ekosistem mangrove dengan luas sekitar 3600 hektar, luas yang dirambah sebesar
Universitas Sumatera Utara

2.872 hektar, sedangkan yang utuh sebesar 728 hektar yang berada di sepanjang sungai menuju laut. Pengukuran Salinitas Pada Sumur Bor
Data hasil pengukuran salinitas pada sumur bor berdasarkan klasifikasi airnya didapatkan jumlah air sumur yang sangat bagus sebesar 6,8%, bagus sebesar 1,8%, diijinkan sebesar 49,1%, meragukan sebesar 40,5%, dan berbahaya 1,8% dapat dilihat pada Gambar 5.

40,5%

Klasifikasi Air Berdasarkan Salinitas

1,8% 6,8% 1,8% 49,1%

Sangat Bagus(175) Bagus(175 – 525) Diijinkan (525 – 1400) Meragukan (1400-2100) Berbahaya (>2100)

Gambar 5. Klasifikasi Air Berdasarkan Salinitas

Air sumur bor yang termasuk dalam klasifikasi air berdasarkan jenis airnya didapatkan kategori air tawar sebesar 8,5%, payau sebesar 67,9%, dan sedang sebesar 23,6% dapat dilihat pada Gambar 6 berikut ini:

23,6%

Klasifika si Air Berda sarka n Jenis Air

8,5% 67,9%

Air tawar (