PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Mengikuti PROPER dan Terdaftar di BUrsa Efek Indonesia periode 2012-20

(1)

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Mengikuti PROPER dan

Terdaftar di BUrsa Efek Indonesia periode 2012-2014) THE INFLUENCE OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

DISCLOSURE, PROFITABILITY, COMPANY SIZE AND ENVIRONMENTAL PERFORMANCES TOWARD VALUE OF THE

COMPANY

(Empirical study on Manufacture Company that Follow PROPER and Listed in Indonesian Stock Exchange Period 2012-2014)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana pada Fakuktas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

NISSA SABRINA GHAESANI 20130420201

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

(3)

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Mengikuti PROPER

dan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014) THE INFLUENCE OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

DISCLOSURE, PROFITABILITY, COMPANY SIZE AND ENVIRONMENTAL PERFORMANCES TOWARD VALUE OF THE

COMPANY

(Empirical study on Manufacture Company that Follow PROPER and Listed in Indonesian Stock Exchange Period 2012-2014)

NISSA SABRINA GHAESANI 20130420201

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(4)

(5)

MOTTO

َر ْ َع ِا هُا َذ ِ نَْ َ ََهُ ا َنهكََُاَ ا َذ ِ نَْ هَ او ََها نَلَم ِ َ َج ا ٍَ ا هُج مَاَهل مَم ا َ َرَيَر ٌ

Allah akan meninggikan orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang

berilmu pengetahuan beberapa derajat.

Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (Al-Mujadillah:11)

Harga kebaikan manusia adalah menurut apa yang telah dilaksanakan atau diperbuatnya (Ali Bin Abhi Thalib)

The best sword that you have is a limitless patience !!!

People don’t care how much you know untill they know much you care


(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah.... Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuata n, membekaliku ilmu, serta memperkenalkan cinta. Atas karunia-Mu akhirnya aku dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasul

Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya sederhana ini,

Untuk Kedua orangtuaku Muhammad Abdul Chalim dan Evi Fatimah, Sebagai tanda bakti, hormat dan terimakasih yang tak terhingga ku persembahkan karya kecil untuk

kalian yang tidak pernah berhenti memberikan kasih sayang, selalu sabar, tidak pernah putus untuk mendokan dan selalu memberikan dukungan. Semoga menjadi awal

kebahagiaanmu dan kelak menjadi pemberat pahalamu di akhirat. Aamiin. Untuk adikku tersayang Maudy dan Meli yang telah menjadi warna yang tak tergantikan. Maaf belum bisa menjadi panutan seutuhya. Semoga kita menjadi anak

Sholehah dan menjadi kebanggan keluarga....

Untuk sahabat-sahabatku dikampus Putri Novia Fajarini, Siska Erlita, Tiara Rahma Wahyuning Tyas, Farinza Tiara Indani, Ratnasari Mulyaningsih, Prasetya

Herlambang, Dzaky Faisal Prasista, Dodi Wibowo, Dyaz Aprila Kurniawan.

Terimakasih, kalian tidak terlupakan, ter-istimewa di tempat singgah perjalananku menimba ilmu

Untuk kalian yang pernah se-atap denganku, Aprilia Putri, Elisa Wahyuningsih, Soraya Nur Aina, Seta Kartika Sari, Ayu Melsa, Fenita Ujiyana. Terimakasih telah bersedia menjadi pendengar yang baik disegala bagian cerita kehidupanku dan

tidak pernah pergi ketika aku berada dibagian terburuk. Semoga studi kalian selalu lancar, cepat lulus, No more tears. Ghesa always hope the best n sweetest boy for

you all...

Untuk mas Rechi, mas Ajik,Johan dan mbak Fisa, Haloo kak.. terimakasih telah hadir untuk membantu adik-mu, memberi masukan, memberi dorongan, berbagi

banyak pengetahuan dan terimakasih telah menyayangi...

Untuk Thata dan Ara, Terimakasih selama ini telah menjadi Partner Terbaik, Partner Hitz, Parter Menthel, Partner Nongkrong, Partner Rempong dalam mengerjakan skripsi yang saling support ketika ada yang mulai menyerah dan tidak pernah bosan


(7)

Untuk Dieta, Dika, Meilinda, Astried, Dimas, Zaki yang telah membantuku

ngadepin ribednya “skripsweeet” dan sahabat “Kang Dolan” semua yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu (bcs too much) hehehe. Terimakasih telah menjadi bagian dari masa muda ku yang asyiiiik. Keep solid ya guys... Sukses untuk kita semua

and I hope we go DOLAN SOON !!!

Untuk teman satu bimbingan Mr.Andan, teman Akuntansi E, teman-teman KKN 19, teman-teman-teman-teman se-angkatan 2013Muhammadiyah University of


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO...... ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ... vi

KATA PENGANTAR ... ix

INTISARI ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah... ... 8

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ... 11

A. Teori ... ... 11

1. Teori Pensinyalan... . 11

2. Teori Pemangku Kepentingan ... 12

3. Teori Legitimasi ... ... 13


(9)

5. Profitabilitas ... 16

6. Ukuran Perusahaan ... 16

7. Kinerja Lingkungan ... 17

B. Penurunan Hipotesis……….... 17

C. Model Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN... ... 24

A. Objek Penelitian ... 24

B. Jenis dan Sumber Data ... 24

C. Teknik Sampling ... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ... 25

E. Pengukuran Variabel ... 26

F. Uji Kualitas Data... ... 30

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 33

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 36

B. Uji Kualitas Data ... 37

1. Statistik Deskriptif ... 38

2. Uji Asumsi Klasik ... 39

C. Hasil Penelitian(Uji Hipotesis) ... 43

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 53

A. Simpulan ... 54

B. Saran ... 54


(10)

DAFTAR TABEL

TABEL 4.1 PROSEDUR PEMILIHAN SAMPEL ... 37

TABEL 4.2 HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF ... 38

TABEL 4.3 HASIL PROPER ... 39

TABEL 4.4 HASIL UJI NORMALITAS ... 40

TABEL 4.5 HASIL UJI AUTOKORELASI ... 41

TABEL 4.6 HASIL UJI MULTIKOLINIERITAS ... 42

TABEL 4.7 HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS ... 43

TABEL 4.8 HASIL UJI DETERMINASI ADJUSTED ... 44

TABEL 4.9 HASIL UJI NILAI F ... 44

TABEL 4.10 HASIL UJI PARSIAL (t test) ... 45


(11)

DAFTAR GAMBAR


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Sampel Perusahaan Manufaktur

Lampiran 2. Data Outlier

Lampiran 3. Hasil Sampling Variabel Independen

Lampiran 4. Hasil Sampling Variabel Dependen

Lampiran 5. Item ceklist CSR

Lampiran 6. Hasil Regresi


(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

ABSTRACT

This study aims to discover the influence of Corporate Social Responsibility( CSR ) Disclosure, Profitability, Company Size and Environmental Performance on Firm Value. The data used to analyze the study was the annual reports and financial statements of companies listed on the Indonesia stock exchanges in 2014, Following PROPER year and disclose CSR in 2012-2014. This study using purposive sampling in selecting samples. There are 78 companies listed on the stock exchange Indonesia in 2012-2014 were used as a sample in this study. The analytical tool used in this study is SPSS version 15.0. The statistical method used to test the hypothesis is multiple regression analysis. Measurement of Corporate Social Responsibility based on Global Reporting Initiative (GRI) is observed from the company's annual report.

Based on the analysis, the results showed that the size of the company's profitability and positive effect on the value of the company and there is no influence of CSR and environmental performance of the company's value.

Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure, Profitability, Company Size and Environmental Performance and Value of the Company


(19)

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengungkapan

Corporate Social Responsibility (CSR), Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Kinerja Lingkungan pada Nilai Perusahaan. Data yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia pada 2012-2014, Mengikuti PROPER pada tahun 2012-2014 serta mengungkapkan CSR pada tahun 2012-2014. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dalam memilih sampel. Ada 78 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia pada 2012-2014 yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SPSS versi 15.0. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda. Pengukuran Corporate Social Responsibility didasarkan pada Global Reporting Initiative (GRI) yang diamati dari laporan tahunan perusahaan.

Berdasarkan hasil analisis, hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan tidak ada pengaruh dari CSR dan kinerja lingkungan terhadap nilai perusahaan.

Kunci: Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Kinerja Lingkungan dan Nilai Perusahaan.


(20)

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatkan nilai perusahaan merupakan tujuan utama dari sebuah perusahaan (Permanasari, 2010). Apabila suatu perusahaan berjalan dengan lancar maka hal tersebut dapat meningatkan nilai perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaan maka nilai dari saham kepemilikan dapat menjadi indeks yang tepat. Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk memaksimalisasikan harga saham yang diterbitkan atau maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan (Cecilia dkk, 2015).

Indonesia telah mengalami krisis global pada tahun 2008 yang berdampak pada turunnya harga saham di pasar modal Indonesia. Hal ini menjadi perhatian para investor asing maupun domestik untuk berhati-hati dalam menanamkan modalnya. Namun, adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dapat membuat investor lebih leluasa melakukan investasi tanpa adanya batasan antar negara.

Memasuki Asean Economic Community (AEC) pada tahun 2015 akhir merupakan suatu tantangan besar bagi negara anggota AEC, termassuk Indonesia. Industri manufaktur merupakan sektor yang paling banyak di Indonesia. Dengan adanya pasar bebas di ASEAN yang memiliki 5 elemen kunci free flow of goods, services, investment, capital and skill labour maka perusahaan disektor manufaktur


(22)

harus memanfaatkan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya dengan memaksimalkan nilai perusahaan untuk menarik minat para investor.

Di Indonesia corporate social responsibility (CSR) telah menjadi salah satu perbincangan untuk meningkatkan citra perusahaan di mata investor atau masyarakat. Namun tidak semua perusahaan di Indonesia mengungkapkan CSR. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya sarana pendukung untuk mengungkapkan CSR kedalam annual report. Sarana yang tidak mendukung seperti standar dalam pelaporannya dan sektor di pasar modal Indonesia juga kurang mendukung yang ditandai dengan tidak adanya penerapan indeks saham perusahaan yang melakukan CSR.

Pada era globalisasi seperti saat ini perusahaan di Indonesia telah banyak yang mengungkapkan CSR di dalam annual report. Hal ini dikarenakan semakin berkembangnya perusahaan saat ini maka semakin mudah perusahaan tersebut untuk melakukan perusakan yang akan mencemari lingkungan sekitar dan nantinya akan berdampak buruk bagi masyarakat sekitar lingkungan perusahaan tersebut. Menurut John Elkington dalam Augustine (2014) Perusahaan tidak hanya dituntut untuk melakukan single buttom line yaitu nilai perusahaan dalam bentuk tangung jawabnya pada hal keuangan perusahaan saja namun juga harus berpijak pada triple bottom line yaitu tidak hanya keuangan perusahaan atau profit saja namun juga dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat(people) dan turut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet) khususnya lingkungan sekitar perusahaan.

Hal ini dikarenakan, kondisi keuangan saja tidak cukup untuk menjamin keberlangsungan hidup perusahaan sehingga perlu melaksanakan corporate social


(23)

responsibility dengan bertindak sesuai harapan masyarakat serta meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Hal tersebut telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) yang telah disahkan pada tanggal 20 Juli 2007, dimana perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Banyak media massa memberikan sorotan yang mendalam kepada perusahaan dengan kepedulian lingkungan yang rendah sehingga dapat memperburuk hubungan perusahaan dengan masyarakat (Nugraha,2015).

Pemikiran yang melandasi CSR yang dianggap inti dari etika suatu bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomi dan legal kepada shareholder saja namun juga kepada stakeholders yang jangkauannya meliputi pegawai, pelanggan, pemerintah, supplier, komunitas bahkan juga kompetitor. CSR sudah bukan lagi merupakan suatu hal atau kegiatan yang bersifat sukarela namun merupakan suatu kewajiban bagi setiap perusahaan untuk melakukannya agar mengurangi dampak yang negatif terhadap lingkungan.

Beberapa penelitian terdahulu menunjukan tetang pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan dalam penelitian (Arafat et al, 2012; Kusumadilaga, 2010) dan Susanto (2012). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa besar kecilnya pengungkapan corporate social responsibility yang dilakukan perusahaan dapat mempenngaruhi peningkatan nilai perusahaan. Namun, dalam penelitian yang dilakukan oleh Agustine (2012) dan Maspupah (2014) menunjukan hasil bahwa corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap nilai


(24)

perusahaan. Pernyataan ini didukung oleh penelitian Cecilia dkk (2015) yang menemukan hasil bahwa corporate social responsibility tidak berpengaruh secara sigifikan terhadap nilai perusahaan.

Tujuan utama perusahaan adalah profitabilitas yang merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Isu mengenai lingkungan merupakan hal yang sensitif yang dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profitabilitas. Tidak jarang para pesaing menggunakan isu lingkungan dalam menjatuhkan kredibilitas perusahaan sehingga berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profitabilitas (Suhardjanto, 2010).

Besar kecilnya profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Profitabilitas merupakan indikasi bagi perusahaan sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Keuntungan yang layak diberikan kepada pemegang saham adalah keuntungan pajak dan keuntungan setelah bunga. Semakin besar perusahaan mendapatkan keuntungan maka besar perusahaan tersebut dalam membayar deviden.

Apabila profitabilitas perusahaan baik maka para stakeholders yang terdiri dari kreditur, supplier, dan juga investor akan melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Jadi secara


(25)

teoritis semakin tinggi tingkat profitabilitas yang dicapai perusahaan maka semakin tinggi nilai suatu perusahaan. (Weston dan Coveland,1992)

Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan Yuniansih dan Wirakusuma (2007) menyimpulkan bahwa profitabilitas sebagai indikator kinerja perusahaan berpengaruh positif terhadap perusahaan. Karena dengan meningkatnya kinerja perusahaan akan meningkatkan ROA dan ROE yang merupakan contoh proksi dari rasio profitabilitas. Penelitian Agustine (2014), Maspuspah, (2014) juga menunjukan hasil bahwa profitablitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian tersebut sejalan dengan penemuan Cecilia dkk, (2015) yang menemkan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Semakin besar profitabilitas suatu perusahaan (ROA) memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik karena adanya potensi peningkatan keuntungan yang diinvestasikan oleh pemegang saham untuk mendapatkan pertumbuhan laba sehingga dapat memicu investor untuk membeli saham.

Secara umum, investor, kreditor, serta pihak manajemen akan lebih memberikan perhatian perhatian kepada perusahaan yang memiliki jumlah aset yang besar karena akan akan lebih leluasa dalam menggunakan aset yang ada untuk meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Sujoko dan Soebiantoro (2007) mengatakan bahwa ukuran perusahaan (firm size) yang besar menunjukkan perusahaan mengalami perkembangan sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat . Dalam menghadapi goncangan ekonomi, biasanya perusahaan yang berukuran besar akan lebih kokoh berdiri, meskipun tidak menutup kemungkinan perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan,


(26)

sehingga investor akan lebih cenderung menyukai perusahaan berukuran besar dari pada perusahaan kecil.

Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sulistiono (2012) menyabutkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh Maspupah (2014) menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Cecilia dkk (2015) menunjukan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Mereka berpendapat bahwa investor ataupun calon investor tidak memperhatikan ukuran dari suatu perusahaan seperti berapa besarnya aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan melainkan lebih memperhatikan profitabilitas perusahaan sehingga para investor akan dapat memperoleh dividen yang lebih tinggi.

Permasalahan lingkungan saat ini menjadi salah satu hal yang diperhatikan oleh para konsumen dan investor. Setiap orang harus menerapkan lingkungan yang bersih baik didalam lingkungan perusahaan maupun diluar lingkungan perusahaan. Apabila setiap orang menerapkan kebersihan maka nantinya hal tersebut akan berdampak baik bagi kita semua. Maka dari itu, ada baiknya untuk kita semua sadar akan lingkungan sekitar agar tetap melestarikan lingkungan hidup yang bersih.

Bentuk kepedulian lingkungan dari perusahaan ditandai dengan adanya kinerja lingkungan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Suratno dkk (2006) menyatakan bahwa kinerja lingkungan perusahaan (environmental performance)


(27)

adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (green). Penilaian kinerja lingkungan diukur dengan penilaian peringkat PROPER(Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan) yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Tujuan dari penilaian tersebut adalah untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam pelestarian di bidang lingkungan.

Pelaporan pengelolaan lingkungan yang dilakukan perusahaan merupakan faktor yang penting dalam transparasi dalam pengelolaan lingkungan karena perusahaan dapat dikatakan sebagai salah satu pihak penyumbang dalam pertumbuhan ekonomi dan penyumbang terhadap aspek lingkungan negara khususnya di Indonesia. Sistem manajemen lingkungan memberikan mekanisme untuk mencapai dan menunjukkan performasi lingkungan yang baik melalui upaya pengendalian dampak lingkungan dari kegiatan produk dan jasa. Sistem tersebut juga dapat digunakan untuk mengantisipasi perkembangan tuntutan dan peningkatan performasi lingkungan dari konsumen serta untuk memenuhi persyaratan peraturan lingkungan hidup dari pemerintah (Muti Sophira Hilman dan Ellia Kristiningrum, 2008)

Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Markus (2000), Figge dan Hahn (2004), dan Al-Najjar (2012) menjelaskan adanya hubungan antara kinerja lingkungan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mazda (2013) menunjukan hasil bahwa kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.


(28)

Setelah melihat penelitian terdahulu ditemukan research gap dimana ada ketidak konsistenan dalam setiap hasil penelitian sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu variabel penelitian dan jenis perusahaan. Penelitian ini akan ditambahkan variable kinerja lingkungan dan menggunakan sektor manufaktur agar lebih akurat dalam membandingkan hasil penelitian dari tahun ke tahun. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan merumuskan judul

’’Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Kinerja Lingkungan terhadap Nilai Perusahaan’’ B. Batasan Masalah

Penelitian ini membahas variabel-variabel yang mempengaruhi pengembangan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012-2014 yang mengungkapkan PROPER dan mengungkapkan Corporate Social Responsibility . Variabel - variabel independen yang akan dianalisis adalah Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Kinerja Lingkungan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah diantaranya:

1. Apakah pengaruh pengungkapan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan?


(29)

3. Apakah pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan ? 4. Apakah pengaruh kinerja lingkungan terhadap nilai perusahaan ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menjelaskan pengaruh pengungkapan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan

2. Menjelaskan pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan 3. Menjelaskan pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan 4. Menjelaskan pengaruh kinerja lingkungan terhadap nilai perusahaan

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang dikemukakan diatas, manfaat yang dapat diambil untuk beberapa pihak dengan menyusun penelitian ini yaitu sebagai berikut:


(30)

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta memperoleh pemahaman terhadap berbagai studi pada bidang akuntansi keuangan khususnya mengenai permasalahan yang diteliti.

2. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam membuat keputusan investasi yang tepat pada perusahaan yang lebih peduli terhadap isu lingkungan.

3. Bagi Manajemen Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan perusahaan untuk lebih perhatian terhadap lingkungan di Indonesia serta dapat menjadikan pertimbangan perusahaan untuk menerapkan Environmental Disclosure secara menyeluruh.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapakan dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat digunakan sebagai tambahan acuan untuk penelitian sejenis dan penelitian – penelitian selanjutnya.


(31)

(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Landasan Teori

1. Teori Pensinyalan (Signalling Theory)

Jama’an (2008), mengungkapkan Signalling Theory menjelaskan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Brigham dan Hauston (2011), menyatakan signal adalah suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimanak manajemen memandang prospek perusahaan. Teori sinyal menunjukan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Sinyal ini berupa informasi menegenai mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merelaisasikan keinginan pemilik.

Signalling Theory menyatakan pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan (Hasnawati,2005). Teori sinyal memberikan gambaran bahwa pengeluaran investasi mempunyai sinyal positif terhadap pertumbuhan suatu perusahaan di masa depan sehingga dapat meningkatkan harga saham.


(33)

2. Teori Pemangku Kepentingan (Theory steakholder)

Teori stakeholder merupakan teori yang menjelaskan tentang bagaimana manajemen perusahaan memenuhi atau mengelola harapan para stakeholder. Teori stakeholder lebih menekankan mengenai akuntabilitas organisasi melebihi kinerja kinerja ekonomi keuangan. Teori ini menyatakan bahwa organisasi akan memilih secara sukarela mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan, sosial dan intelektual mereka, melebihi dan di atas permintaan wajibnya, untuk memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui oleh stakeholders.

Pada dasarnya stakeholder dapat mengendalikan dan memiliki kemampuan dalam mempengaruhi kemampuan sumber ekonomi perusahaan. Menurut Ghozali dan Chariri (2007), kekuatan stakeholder ditentukan oleh besar kecilnya kekuatan yang dimiliki stakeholder atas sumber tersebut. Kekuatan ini berupa kemampuan untuk membatasi pemakaian sumber ekonomi yang terbatas, akses terhadap media yang berpengaruh, kemampuan untuk mengatur perusahaan dan kemampuan untuk mempengaruhi konsumsi atas barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Bagi sebuah perusahaan, stakeholder yang paling terpenting adalah masyarakat dan pemegang peranan penting dalam komunikasi aktivitas-aktivitas perusahaan kepada para

stakeholder adalah suatu media. Sehingga perusahaan perlu menerapkan prinsip CSR dan Good Corporate Governance.

Perkembangan bisnis yang semakin berkembang di zaman ini menuntut agar suatu perusahaan lebih memprihatinkan kepada seluruh pemangku kepentingan terhadap perusahaan tersebut dan tidak terbatas pada pemegang saham saja. Hal ini


(34)

merupakan suatu tuntutan yang etis dan nantinya akan mendatangkan manfaat ekonomis dan dapat menjaga keberlangsungan dalam bisnis perusahaan tersebut.

Stakeholder adalah semua pihak baik internal maupun eksternal yang memiliki hubungan baik bersifat memengaruhi maupun dipengaruhi, bersifat langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan (Retno, 2012). Dari perspektif hubungan antara perusahaan dengan para pemangku kepentingan terhadap perusahaan inilah teori stakeholder kemudian dikembangkan. Stakeholder ini meliputi pemasok, masyarakat, pemerintah, kreditor, pemegang saham, karyawan, manajer, dan pemilik perusahaan itu sendiri.

Konsep yang mendasari mengenai siapa saja yang termasuk dalam

stakeholder perusahaan sekarang ini telah berkembang karena adanya perubahan lingkungan bisnis dan kompleksnya aktivitas bisnis perusahan. Pemerintah bisa saja dikatakan sebagai stakeholder bagi perusahaan.

3. Teori Legitimasi (Legitimacy Theory)

Teori legitimasi menyatakan bahwa, organisasi secara terus menerus mencoba untuk memastikan bahwa kegiatan operasinya diterima sesuai dengan batasan dan norma oleh masyarakat, sehingga mereka mencoba untuk meyakinkan bahwa aktivitasnya diterima oleh pihak luar (Deegan dan Unerman, 2006).

Legitimasi masyarakat merupakan salah satu faktor strategis bagi suatu perusahaan untuk mengembangkan perusahaan ke depan. Hal itu dapat dijadikan sebagai cara untuk mengonstruksi strategi perusahaan, terutama terkait dengan cara untuk memposisikan diri ditengah stakeholder atau masyarakat. Legitimasi


(35)

organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat merupakan sesuatu yang ada dimasyarakat yang dicari oleh perusahaan. Dengan demikian yang berarti bahwa legitimasi memiliki manfaat untuk perusahaan dengan jangka panjang (going concern). Definisi tersebut mengisyaratkan, bahwa legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan berorientasi pada keberpihakan terhadap individu, masyarakat dan pemerintah. Untuk itu, sebagai suatu sistem mengedepankan keberpihakan kepada society,

operasi perusahaan harus kongruen dengan harapan masyarakat.

Teori legitimasi menyatakan bahwa, organisasi secara terus menerus mencoba untuk memastikan bahwa kegiatan operasinya diterima sesuai dengan batasan dan norma oleh masyarakat, sehingga mereka mencoba untuk meyakinkan bahwa aktivitasnya diterima oleh pihak luar (Deegan dan Unerman, 2006). Keberadaan organisasi akan dapat berlanjut apabila sistem nilai yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasinya sesuai dengan sistem nilai yang dimiliki masyarakat. Kegagalan organisasi dalam memenuhi kontrak sosial, akan menjadikan sebuah ancaman bagi keberlanjutan usaha (going concern) organisasi tersebut. Ancaman tersebut dapat berupa pemboikotan produk, pembatasan sumber daya (tenaga kerja, bahan baku, modal keuangan), bahkan hingga pencabutan ijin usaha. Jika organisasi mampu memenuhi kontrak sosial tersebut, maka keberadaan organisasi akan direspon positif oleh masyarakat. Adanya citra/image positif dari masyarakat diharapkan mampu meningkatkan laba organisi, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan (Isnin dan Yeney, 2013)


(36)

4. Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility merupakan bentuk tindakan yang dimulai dari pertimbangan yang etis oleh suatu perusahaan yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi ekonomi dengan meningkatkan kualitas hidup karyawan dan masyarakat sekitar perusahaan secara lebih luas. CSR merupakan kontribusi perusahaan untuk membangun perekonomian berkelanjutan dengan memperhatikan beberapa aspek seperti aspek ekonomi,sosial dan lingkungan.

Pengungkapan CSR secara luas akan menyebabkan perusahaan memiliki citra yang baik sehingga akan lebih diminati oleh para investor. Indikator CSR dalam penelitian in menggunakan indikator menurut G3 Global Reporting Initiative (GRI). Indikator yang terdapat dalam GRI yang digunakan dalam penelitian:

a. Indikator Kinerja Ekonomi b. Indikator Kinerja Lingkungan

c. Indikator Kinerja Tenaga Kerja d. Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia e. Indikator Kinerja Sosial

f. Indikator Kinerja Produk

5. Profitabilitas

Profitabilitas dapat dikatakan sebagai salah satu alat ukur dari kinerja suatu perusahaan. Penilaian dari profitabilitas dilakukan dengan berbagai


(37)

macam cara.Profitabilitas dapat memprediksi keberlangsungan suatu usaha di masa yang akan datang sehingga setiap badan usaha akan selalu meningkatkan profitabilitas dari usahanya. Perusahaan dapat dijamin keberlangsungan hidupnya apabila memiliki profitabilitas yang tinggi.

ROA (Return on Asset) atau profitabilitas merupakan salah satu pengukur dari penghasilan atau income. ROA merupakan rasio yang penting untuk perusahaan karena akan menunjukan rasio pengembalian modal oleh pemilik perusahaan. Semakin tinggi ROA maka akan semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para investor.

6. Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan merupakan perbandingan besar atau kecilnya suatu usaha dari sebuah perusahaan atau organisasi. Ukuran perusahaan dapat dikatakan sebagai sesuatu yang dapat mengukur besar atau kecilnya nilai dari suatu perusahaan. Ukuran Perusahaan dapat dilihat dari log total aset. Apabila aset perusahaan besar maka manajemen perusahaan dapat menggunakan aset dengan lebih leluasa. Kebebasan yang dimiliki oleh manajemen sebanding dengan kehawatiran pemilik aset.

7. Kinerja Lingkungan

Kinerja Lingkungan adalah usaha yang dilakukan oleh perusahaan agar tetap menjaga lingkungan sekitar dan tidak menimbulkan dampak negatif


(38)

bagi masyarakat yang tinggal disekitar lingkungan perusahaan tersebut. Pengukuran kinerja lingkungan menggunakan PROPER yang merupakan salah satu upaya dari KLH agar perusahaan dapat menjaga kelestariam lingkungan sekitar perusahaan. PROPER diakses melalui web proper.mnlh.co.id. PROPER ini mencakup 5 peringkat warna yakni:

1. Emas dengan skor 5 menggambarkan bahwa perusahaan telah konsisten dalam pelaksanaan bisnis yang beretika, menjaga lingkungan serta bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar.

2. Hijau dengan skor 4 menggambarkan bahwa perusahaan melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang disyaratkan oleh KLH

3. Biru dengan skor 3 menggambarkan perusahaan melakukan pengelolaan lingkungan sesuai yang disyaratkan oleh KLH

4. Merah dengan skor 2 menggambarkan perusahaan belum melakukan pengelolaan lingkungan yang disyaratkan oleh KLH

5. Hitam dengan skor 1 menggambarkan perusahaan sengaja tidak melakukan pengelolaan lingkungan yang disyaratkan oleh KLH

B. Hasil Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis 1. Corporate Social Responsibility

Carrol (1979) mengemukakan konsep piramida CSR yang terdiri dari ekonomi, legal, etika dan filantropi. Arti dari piramida tersebut adalah perusahaan yang terlibat dalam CSR akan bekerja untuk membuat laba, mematuhi hukum, berperilaku etis dan menjadi perusahaan yang baik. Elkington (1997) mengemukakan konsep triple bottom line (people, profit,


(39)

planet) yang artinya bahwa agar perusahaan dapat mempertahankan keberlangsungannya maka perlu memperhatikan 3P, yaitu tidak hanya profit, namun juga mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat (people) serta ikut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet) sehingga perusahaan harus seimbang dalam kegiatan sosial, ekonomi dan lingkungan.

Dari dua pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa CSR sangat erat berkaitan dengan masalah etika, hukum dan tanggung jawab sosial. Signalling theory adalah teori yang menyatakan bahwa manajer memberikan sinyal berupa tindakan yang dilakukan oleh manajer yang memiliki kinerja bagus, dimana tindakan tersebut tidak mungkin dilakukan oleh manajer yang kinerjanya buruk (Scott, 2012).

Salah satu bentuk pengungkapan sukarela yang berkembang saat ini yaitu publikasi CSR. Melalui publikasi CSR (pengungkapan sosial dan lingkungan) perusahaan dapat memberikan informasi yang lebih cukup dan lengkap berkaitan dengan kegiatan dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat dan lingkungan (Ghozali dan Chariri 2007). Pengungkapan atas kegiatan CSR adalah sinyal yang bagus bagi investor dan stakeholder bahwa perusahaan aktif dalam melakukan kegiatan CSR, serta nilai pasar perusahaan berada dalam posisi yang bagus. Kinerja sosial perusahaan yang bagus membantu perusahaan untuk memperoleh reputasi dari pasar modal dan pasar utang sehingga membuat nilai suatu perusahaan meningkat(Cecilia dkk,2015).


(40)

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Arafat et al (2012), Kusumadilaga (2010) dan Susanto (2012) menemukan adanya hubungan positif Corporate Social Responsibility dengan nilai perusahaan. Berdasarkan pemikiran diatas maka dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut:

H1:Pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

2. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan dan merupakan salah satu faktor yang menjadi acuan investor dalam membeli saham. Bagi perusahaan, meningkatkan profitabilitas adalah suatu keharusan agar saham perusahaan tetap menarik bagi investor. Para investor melakukan overview suatu perusahaan dengan melihat rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi, karena rasio keuangan mencerminkan tinggi rendahnya nilai perusahaan. Apabila investor ingin melihat seberapa besar perusahaan menghasilkan return atas investasi yang mereka tanamkan, yang akan di lihat pertamakali adalah rasio profitabilitas, terutama ROA, karena rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan menghasilkan return bagi para investor.

ROA sebagai salah satu rasio profitabilitas merupakan indikator yang sangat penting bagi para investor. ROA dibutuhkan investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang berkaitan dengan aset. Pemilihan ROA sebagai proksi dari profitabilitas adalah karena


(41)

dalam ROA ditunjukkan, semakin tinggi ROA menunjukkan semakin efisien perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba investor yang ditanam pada perusahaan (Van Horn dan John,2005).

Naiknya rasio ROA dari tahun ke tahun pada perusahaan berarti terjadi adanya kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Naiknya laba bersih dapat dijadikan salah satu indikasi bahwa nilai perusahaan juga naik karena naiknya laba bersih sebuah perusahaan yang bersangkutan akan menyebabkan harga saham yang berarti juga kenaikan dalam nilai perusahaan (Analisa, 2011)

Profitabilitas yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mencapai keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Dengan rasio profitabilitas yang tinggi akan menarik mnat investor untuk menanamkan modal di perusahan (Sofyaningsih dan Hardiningsih, 2011). Semakin besarnya minat investor maka nilai perusahaan akan semakn meningkat.

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Agustine (2014), Maspupah (2014) dan Cecilia dkk (2015) menemukan adanya hubungan positif profitabilitas dengan nilai perusahaan. Berdasarkan pemikiran diatas maka dapat dikembangkan hipotesis berikut:

H2: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan 3. Ukuran perusahaan

Perusahaan yang memiliki total aset dengan jumlah besar atau disebut dengan perusahaan besar akan lebih banyak mendapatkan perhatian dari


(42)

investor, kreditor maupun para pemakai informasi keuangan lainnya dibandingkan dengan perusahaan kecil. Jika perusahaan memiliki total aset yang besar maka pihak manajemen akan lebih leluasa dalam menggunakan aset yang ada di perusahaan tersebut. Kemudahan dalam mengendalikan aset perusahaan inilah yang akan meningkatkan nilai perusahaan (Cecilia dkk, 2015)

Dalam menghadapi goncangan ekonomi, biasanya yang lebih kokoh berdiri adalah perusahaan yang berukuran besar, meskipun tidak menutup kemungkinan dialaminya kebangkrutan, sehingga investor akan lebih cenderung menyukai perusahaan berukuran besar daripada perusahaan kecil (Sujoko dan Soebiantoro, 2007).

Dengan semakin besar ukuran perusahaan, maka ada kecenderungan lebih banyak investor yang menaruh perhatian pada perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang besar cenderung memiliki kondisi yang lebih stabil. Kestabilan tersebut menarik investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Kondisi tersebut menjadi penyebab atas naikna harga saham perusahaan di pasar modal. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dianggap memiliki “nilai” yang lebih besar. Sehingga dengan total aset perusahaan yang bertambah atau besar, memberikan sinyal bagi para investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut.

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Sulistiono (2012) menemukan adanya hubungan positif ukuran perusahaan dengan nilai perusahaan. Berdasarkan pemikiran diatas maka dapat dikembangkan hipotesis berikut:


(43)

H3:Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan 4. Kinerja Lingkungan

Berdasarkan legitimacy theory, legitimasi merupakan bentuk pengakuan keberadaan perusahaan dari masyarakat. Untuk dapat diterima masyarakat (society), organisasi harus dapat menyelaraskan antara tujuan ekonomi dengan tujuan lingkungan dan sosialnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa apabila perusahaan menginginkan nilai perusahaan meningkat, maka perusahaan harus mampu meningkatkan kinerja/pengelolaan lingkungannya. Hal ini dikarenakan masyarakat selaku konsumen akan menaruh kepercayaannya terhadap legitimasi tersebut (Ulya, 2014).

Investor lebih berminat pada perusahaan yang memiliki citra/image

baik di masyarakat, karena berdampak pada tingginya loyalitas konsumen terhadap produk perusahaan. Dengan demikian, dalam jangka panjang penjualan perusahaan akan membaik sehingga profitabilitasnya juga akan meningkat. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai perusahaan juga akan meningkat (Retno, 2012).

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Figgae dan Hahn (2004) dan Al-Najjar (2012) menemukan adanya hubungan positif kinerja lingkungan dengan nilai perusahaan. Berdasarkan pemikiran diatas maka dapat dikembangkan hipotesis berikut:


(44)

H4:Kinerja Lingkungan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

C. Model Penelitian

D.

E. F.

G.

Gambar 1 Model Penelitian

X1: pengungkapan CSR

(+)

X2: Profitabilitas(+)

X3: Ukuran perusahaan (+)

X4: Kinerja Lingkungan (+)

Y: Nilai perusahaan


(45)

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Obyek Penelitian

Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah analisis mengenai pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Kinerja Lingkungan terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan PROPER dan mengungkapkan CSR periode 2012-2014.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif. Periode observasi yang dipilih adalah tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Sehingga, penelitian ini menggunakan data time series untuk rentang waktu tahunan. Data time series ini merupakan data sekunder, yang diperoleh dari beberapa sumber. Hal ini mengacu pada pernyataan Verawaty (2012) bahwa rata-rata penelitian tentang nilai perusahaan menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan diakses melalui website www.idx.co.id

C. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2012-2014. Teknik sampel menggunakan teknik purposive


(47)

sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria sampel yang dimaksud yaitu:

1. Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2014

2. Menerbitkan laporan tahunan dan melaporkan corporate social responsibility secara berturut-turutpada tahun 2012-2014

3. Perusahaan yang mengikuti PROPER secara berturut-turut pada tahun 2012-2014.

D. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan metode dokumentasi yaitu cara pengumpulan data dengan menggunakan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini. Data diperoleh dari laporan keuangan tahunan periode 2012 sampai 2014 yang terdapat di annual report, dan BEI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 1. Variable Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan, diproksikan melalui perbandingan antara nilai pasar ekuitas dan


(48)

nilai buku dari total hutang dengan nilai buku dari total ekuitas dan total hutang. Rasio ini dikembangkan oleh James Tobin (1967), merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. Jika rasio Q di atas satu, berarti investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi dan akan merangsang investasi baru. Jika rasio Q di bawah satu, investasi dalam aktiva tidak menarik perhatian investor (Herawaty, 2008). Rumus perhitungan dapat ditulis dengan :

Q =

MV +

TA Dimana:

Q = nilai perusahaan

MVE = nilai pasar ekuitas (closing price x jumlah saham beredar)

D = nilai buku dari total hutang

TA = nilai buku dari total ekuitas

2. Variabel Independen

a. Pengungkapan Corporate social responsibility

Corporate social responsibility (CSR) merupakan komitmen perusahaan untuk berkontribusi terhadap pembangun ekonomi dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan serta keseimbangan


(49)

antara aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan. Kegiatan CSR perusahaan tercermin dalam pengungkapan CSR dalam laporan tahunan. Untuk mengukur tingkat pengungkapan CSR, penelitian ini menggunakan Content Analyze berdasarkan instrumen Global Reporting Initiative (GRI) versi G3.1 dengan indikator sebanyak 79 item dari enam kategori yaitu Ekonomi, Lingkungan, Tenaga Kerja, Hak Asasi Manusia, Sosial, dan Produk.

Untuk setiap item pengungkapan akan diberi skor 1 jika diungkapkan dan skor 0 jika tidak diungkapkan. Indeks corporate social responsibility disclosure diukur dengan skala rasio yaitu:

CSDI=

Keterangan:

CSDI = CSR Disclosure Index

Xij = Jumlah disclosure perusahaan, n ≤ 79

n = Jumlah item checklist disclosure¸n = 79

b. Profitabilitas

Menurut Weston dan Copeland (1997) profitabilitas merupakan sejauhmana perusahaan menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Brigham dan Houstoun (2011) mendefinisikan profitabilitas


(50)

adalah hasil akhir dari sejumlah keputusan dan kebijakan manajemen perusahaan.

Profitabilitas merupakan salah satu kemampuan dari suatu perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga dapat meningkatkan nilai dari pemegang saham. Rasio Profitabilitas merupakan mengukur keberhasilan manajemen sebagaimana ditunjukan oleh laba yang dihasilkan oleh penjulan dan investasi (Wresto dan Brigham, 1991) Ada beberapa macam cara untuk mengukur profitabilitas, namun dalam penelitian ini diproksikan melalui ROA dengan skala rasio, yang mencerminkan seberapa efektif perusahaan menghasilkan return bagi para investor.

� = � �� � �

Keterangan :

ROA : Rasio Profitabilitas

EAT : Laba bersih setelah pajak

Total Aset : Total Aset

c. Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan ialah besarnya suatu perusahaan yang diukur dengan jumlah aset perusahaan yang dilogaritmakan. Kemampuan perusahaan dalam mengelola suatu perusahaan dapat dilihat dari jumlah asetnya. Umumnya, perusahaan besar memiliki jumlah aset yang lebih


(51)

banyak daripada perusahaan kecil. Digunakannya jumlah aset sebagai pengukuran karena jumlah aset dari tahun ke tahun lebih stabil. Ukuran perusahaan diukur dengan Log Total Aset.

= LN (Total Aset)

d. Kinerja Lingkungan

Penilaian kinerja lingkungan ini menggunakan komponen warna di dalam penilaian PROPER, yang merupakan bentuk penyampaian kinerja lingkungan perusahaan kepada masyarakat, mulai dari terbaik, EMAS, HIJAU, BIRU, MERAH, sampai ke yang terburuk, HITAM. Secara sederhana masyarakat dapat mengetahui tingkat penaatan pengelolaan lingkungan pada perusahaan dengan hanya melihat peringkat warna yang ada.

Aspek penilaian PROPER adalah ketaatan terhadap peraturan pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah B3, AMDAL serta pengendalian pencemaran laut. Ketentuan ini bersifat wajib untuk dipenuhi. Jika perusahaan memenuhi seluruh peraturan tersebut maka akan diperoleh peringkat yang terbaik EMAS, HIJAU, BIRU, jika tidak maka MERAH atau HITAM, tergantung kepada aspek ketidak-taatannya (Prihadianti, 2012).

Pemberian penghargaan atau sanksi berdasarkan peringkat kinerja PROPER yang dibedakan menjadi 5 warna yang dinilai dari yang terbaik sampai dengan yang terburuk yaitu EMAS: Sangat baik peringkat 5 ; HIJAU:


(52)

sangat baik peringkat 4 ; BIRU : baik peringkat 3 ; MERAH : Buruk peringkat 2 ; HITAM : sangat buruk peringkat 1.

F. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Statistik Deskriptif

Penggunaan statistik deskriptif variabel penelitian dimaksudkan agar dapat memberikan penjelasan yang memudahkan dalam menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta penyajiannya yang biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi baik secara grafik dan atau numerik. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata – rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum (Ghozali, 2011) 2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini antara lain uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. Untuk memastikan persamaan regresi yang disusun memiliki ketepatan dalam estimasi, konsisten serta tidak bias maka perlu dilakukan uji kualitas data sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal


(53)

(Ghozali,2011). Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan

one sample kolmogorov-smirnov test adalah :

a) Jika nilai asymp.Sig (2 tailed) lebih kecil dari 0,05 maka data residual tidak berdistribusi normal

b) Jika nilai asymp.Sig (2 tailed) lebih besar dari 0,05 maka data residual berdistribusi normal

b. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinieritas, salah satunya dengan melihat nilai tolerance dan VIF. Nilai tolerance digunakan untuk mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi, karena VIF = 1/ tolerance. Nilai cut-off yang umum dipakai untuk menunjukkan adalah multikolinieritas adalah nilai

tolerance < 0.1 atau sama dengan nilai VIF < 10.

c. Uji Autokolerasi

Uji autokolerasi mempunyai tujuan untuk menguji apakah model regresi linear berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau periode sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinilai telah terjadi masalah autokorelasi. Pengujian autokorelasi dapat dilakukan dengan uji statistic


(54)

Durbin Waston. Secara umum deteksi autokorelasi dapat diambil patokan sebagai berikut:

a) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

b) Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. c) Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi positif.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas merupakan pengujian untuk mengetahui keadaan yang menunjukkan factor pengganggu (error) tidak konstan, yaitu terjadi korelasi antara variabel pengganggu dengan variabel penjelas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi hal ini, salah satunya dapat menggunakan uji glejser yang menguji heteroskedastisitas dengan cara meregresikan variabel independen terhadap nilai residual yang diabsolutkan. Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan nilai

absolute residual dengan variabel independen dalam model penelitian. Data dikatakan tidak terkena heteroskedastisitas apabila nilai signifikansinya yaitu < alpha 0,05 atau 5%.


(55)

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data

Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Model persamaan regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut :

= � + � � + � + � + � + �

Keterangan

Β : Konstanta

β1–β6 : Koefisien Regresi NP : Nilai Perusahaan

CSR : Pengungkapan Corporate Social Responsibility

PROF : Profitabilitas

UKP : Ukuran Perusahaan

KL : Kinerja Lingkungan

e : Error Terms

Pengujian hipotesis menggunakan alat analisis SPSS15.0. diantaranya menggunakan :

1. Uji Koefisien Determinasi (adjusted R2)

Uji koefisien determinasi yaitu untuk melihat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi perubahan variabel dependen. Koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai adjusted R2, dimana untuk


(56)

menginterpretasikan besarnya nilai koefisien determinasi harus diubah dalam bentuk persentase. Kemudian sisanya (100% - persentase koefisien determinasi) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model.

2. Uji Statistik F

Uji f digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Hasil uji f dilihat pada tabel ANOVA dalam kolom sig. Jika nilai probabilitas < 0,05 atau 5%, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antar variabel bebas terhadap variabel terikat. Namun, jika nilai signifikan > 0,05 atau 5%, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antar variabel bebas terhadap variabel terikat


(57)

3. Uji Statistik T

Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel koefisien pada kolom sig. Jika probabilitas nilai t atau siginifikan < 0.05 atau 5%, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antar variabel bebas dan terikat secara parsial. Namun, jika probabilitas nilai t atau signifikan > 0,05 atau 5%, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antar masing-masing variabel bebas dan terikat.


(58)

(59)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan gambaran hasil penelitian beserta hipotesis dengan pembahasan pada bagian akhir. Hasil penelitian dan pembahasan ditampilkan secara sendiri-sendiri. Penelitian ini menggunakan alat bantu yakni perangkat lunak SPSS versi 15.0. Adapun penjelasan hasil penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut ini:

A.Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan sampel seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), terdaftar sebagai peserta PROPER secara berturut-turut dan mengungkapkan corporate social responsibility secara berturut-turut. Tahun penelitian mencakup data pada tahun 2012-2104, hal ini dimaksudkan agar lebih mencerminkan kondisi saat ini. Berdasarkan metode purposive sampling yang telah ditetapkan pada bab III, maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 78 perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria. Adapun prosedur pemilihan sampel adalah sebagai berikut

Tabel 4.1

Prosedur Pemilihan Sampel


(60)

Perusahaan manufaktur yang listing berturut-turut di BEI dari tahun 2012-2014

147 152 145 444

Perusahaan manufaktur yang tidak mendapat peringkat PROPER berturut-turut dari tahun 2012-2014

(112) (117) (110) (339)

Perusahaan manufaktur yang tidak mengungkapkan Corporate Social Responsibility berturut-turut dari tahun 2012-2014

(3) (5) (4) (12)

Data Outlier (4) (5) (8) (15)

Total sampel penelitian 28 25 23 78

Sumber: Data diolah peneliti

B.Uji Kualitas Data

1. Analisis Statik Deskriptif

Statistik deskriptif pada penelitian ini menyajikan jumlah data, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar deviation) dari variabel independen dan variabel dependen. Hasil statistik deskriptif ditunjukkan dalam Tabel 4.2

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CSR 78 6,33 89,87 21,6473 18,31611

PROF 78 -,54 ,40 ,0535 ,12982

UKP 78 2389,00 1131506,00 132697,7949 221655,30319

KL 78 2,00 5,00 3,0128 ,79762

NP 78 ,37 7,11 1,7806 1,32849


(61)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pengamatan dalam penelitian ini sebanyak 78 sampel, adapun hasil statistik deskriptif sebagai berikut: Variabel Nilai Perusahaan (Y) memiliki nilai minimum sebesar 0,37%; nilai maksimum sebesar 7,11% nilai rata-rata (mean) sebesar 1,7806% dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 1,32849%. Variabel pengungkapan corporate social responsibility (CSR) memiliki nilai minimum sebesar 6,33 %; nilai maksimum sebesar 89,87%; nilai rata-rata (mean) sebesar 21,6473%; dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 18,31611%. Variabel profitabilitas (PROF) memiliki nilai minimum sebesar -0,54%; nilai maksimum sebesar 0,40%; nilai rata-rata (mean) sebesar 0,0535%; dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 0,12982%. Variabel ukuran perusahaan (UKP) memiliki nilai minimum sebesar Rp 23.890.000; nilai maksimum sebesar Rp1.131.506.000.000 nilai rata-rata (mean) sebesar Rp 132.697.794.900; dan simpangan baku (standar deviation) sebesar Rp 221.655.303.190


(62)

Tabel 4.3 Hasil PROPER

Warna Skor Jumlah Prosentase

Emas 5 6 7,69 %

Hijau 4 5 6,41 %

Biru 3 63 80,76 %

Merah 2 4 5,12 %

Hitam 1 0 0 %

Total 78 100 %

Hasil PROPER pada tabel 4.3 menunjukan bahwa prosentase variabel kinerja lingkungan dari 78 sampel perusahaan yang mendapatkan peringkat warna emas dengan skor 5 sebesar 7,69% , peringkat warna hijau dengan skor 4 sebesar 6,41%, peringkat warna biru dengan skor 3 sebanyak sebesar 80,76 %, peringkat warna merah dengan skor 2 sebesar 5,12 % dan tidak ada perusahaan yang mendapat peringkat warna hitam dengan skor 1.

2. Analisis Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data dalam regresi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-Sample Kolmogorov Smirnov Test. Hasil uji normalitas dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual


(63)

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Berdasarkan Tabel 4.4 didapatkan hasil bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,103 (0,05). Jadi, dapat disimpulkan data pada penelitian tersebut berdistribusi

normal.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah antara variabel pengganggu masing-masing variabel saling mempengaruhi dalam model regresi. Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan DW (Durbin-Watson). Hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Durbin-Watson Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,525(a) ,276 ,236 1,16110 1,744

a Predictors: (Constant), KL, CSR, UKP, PROF b Dependent Variable: NP

Normal Parameters(a,b) Mean ,0000000

Std. Deviation 1,13054223

Most Extreme Differences

Absolute ,138

Positive ,138

Negative -,088

Kolmogorov-Smirnov Z 1,219


(64)

Berdasarkan Tabel 4.5 didapatkan hasil bahwa nilai DW sebesar 1,744. Nilai D-W antara -2 sampai +2 menunjukkan tidak adanya autokorelasi. Jadi, dapat disimpulkan data residual tidak terjadi autokolerasi.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Uji multikolinearitas dalam penelitian dapat dilihat dari nilai Tolerance atau Variance Inflation Factor (VIF). Hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.6


(65)

Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas

Coefficients(a)

a Dependent Variable: NP

Berdasarkan Tabel 4.6 didapatkan hasil bahwa VIF masing-masing variabel ≤ 10.

Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar 1,039 ; Profitabilitas (PROF) sebesar 1,044 ; Ukuran Perusahaan (UKP) sebesar 1,038 dan Kinerja Lingkungan (KL) sebesar 1,048. Jadi, dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian tersebut tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam model regresi. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.7.

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

CSR ,962 1,039

PROF ,957 1,044

UKP ,963 1,038


(66)

Tabel 4.7

Uji Heteroskedastisitas

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -5,496 4,404 -1,248 ,216

CSR -,001 ,005 -,022 -,192 ,848

PROF ,433 ,711 ,071 ,609 ,544

UKP 4,658 3,049 ,177 1,528 ,131

KL -,167 ,116 -,168 -1,440 ,154

a Dependent Variable: ABS_RES

Berdasarkan Tabel 4.7 didapatkan hasil bahwa nilai signifikasi dari masing-masing variable independen pada penelitian ini lebih besar dari (0,05). Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar 0,848 ; Profitabilitas (PROF) sebesar 0,544 ; Ukuran Perusahaan (UKP) sebesar 0,131 dan Kinerja Lingkungan (KL) sebesar 0,154. Jadi, dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian tersebut tidak terjadi multikolinearitas.

C.Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)

1. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk menguji kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi perubahan variabel dependen. Hasil uji koefisien determinasi dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8

Uji Koefisien Determinasi


(67)

a Predictors: (Constant), KL, CSR, UKP, PROF

b Dependent Variable: NP

Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan hasil bahwa besarnya koefisien determinasi (Adjusted R2) adalah 0,236 atau 23,6%, hal ini menunjukkan bahwa nilai perusahaan sebesar 23,6% oleh Corporate Social Responsibility (CSR), profitabilitas (PROF), ukuran perusahaan (UKP) dan Kinerja Lingkungan (KL). Sedangkan sisanya 76,4% (100% - 23,6%) dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian.

2. Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji signifikan simultan (Uji F) bertujuan untuk menguji apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen dalam model penelitian. Hasil uji signifikan simultan (Uji F) ditunjukkan pada Tabel 4.9

Tabel 4.9

Uji Signifikan Simultan (Uji F)

ANOVA(b)

a

Predictors: (Constant), KL, CSR, UKP, PROF

b Dependent Variable: NP

Berdasarkan Tabel 4.9 didapatkan hasil bahwa nilai F sebesar 6,950 dengan nilai signifikan sebesar 0,000 (0,05). Jadi, variabel independen (Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kinerja Lingkungan berpengaruh simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen (Nilai Perusahaan)

3. Uji Parsial (Uji t)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,525(a) ,276 ,236 1,16110

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 37,481 4 9,370 6,950 ,000(a)

Residual 98,416 73 1,348


(68)

Uji parsial (Uji t) bertujuan untuk menguji apakah variabel independen mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen dalam model penelitian. Hasil uji parsial (Uji t) dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.10

Tabel 4.10 Uji Parsial (Uji t)

Coefficients(a)

a Dependent Variable: NP

Berdasarkan pengujian pada Tabel 4.9 dapat dirumuskan model regresi sebagai berikut:

Y = -20,243 + 0,005CSR + 3,900PROF + 14,968UKP - 0,047KL

a. Pengujian Hipotesis Pertama (H1)

Hasil uji parsial Tabel 4.10 menunjukkan variable pengungkapan corporate social responsibility (CSR) mempunyai nilai koefisien regresi 0,005 dengan nilai

signifikasi sebesar 0.470 > α 0.05 yang berarti variable CSR tidak berpengaruh terhadap

Nilai Perusahaan. Dengan demikian hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa

Pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan dinyatakan ditolak .

b. Pengujian Hipotesis Kedua (H2)

Hasil uji parsial Tabel 4.10 menunjukan variabel profitabilitas (PROF) mempunyai nilai koefisien regresi 3,900 dengan signifikasi 0,000 < α 0.05 yang berarti variable CSR berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan. Dengan demikian

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error

1 (Constant) -20,243 6,451 -3,138 ,002

CSR ,005 ,007 ,074 ,726 ,470

PROF 3,900 1,042 ,381 3,744 ,000

UKP 14,968 4,467 ,340 3,351 ,001


(69)

hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa Profitabilitas berpengaruh positif terhadap

Nilai Perusahaan dinyatakan diterima. c. Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)

Hasil uji parsial Tabel 4.10 menunjukan variabel ukuran perusahaan mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 14,968 dengan nilai signifikasi 0.001 < α 0.05 yang berarti variable ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh


(70)

d. Pengujian Hipotesis Keempat (H4)

Hasil uji parsial Tabel 4.10 menunjukan variabel kinerja lingkungan mempunyai nilai koefisien regresi sebesar -0,047 dengan nilai signifikasi 0.781 > α 0.05 yang berarti variable ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai Perusahaan. Dengan demikian hipotesis keempat (H4) yang menyatakan bahwa kinerja lingkungan

berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan dinyatakan ditolak. TABEL 4.11

RINGKASAN SELURUH HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS

H1 Pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh

positif terhadap Nilai Perusahaan

Ditolak

H2 Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan Diterima

H3 Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan Diterima

H4 Kinerja Lingkungan berpengaruh positif terhadap Nilai

Perusahaan

Ditolak

D.Pembahasan

Penelitian ini menguji pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Kinerja Lingkungan terhadap Nilai Perusahaan. Berdasarkan pada pengujian empiris yang telah dilakukan terhadap beberapa hipotesis dalam penelitian, hasilnya menunjukan bahwa tidak semua variabel independen diatas berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

a. Hubungan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan

Fenomena yang mengungkapkan CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan diakibatkan oleh kecenderungan investor dalam membeli saham, rendahnya pengungkapan CSR dan variabel pengungkapan CSR yang tidak dapat diukur secara


(71)

langsung (Agustine,2014). Menurut portal Kementrian BUMN (2012) ada 3 alasan orang membeli saham :

1) Memperoleh capital gain atau peningkatan harga saham 2) Menerima pembayaran deviden

3) Mendapatkan hak suara dan mempengaruhi jalannya perusahaan

Investor di Indonesia pada umumnya cenderung akan membeli saham untuk mendapatkan capital gain yang cenderung membeli dan menjual saham secara harian tanpa melihat keberlangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Investor cenderung lebih memilih untuk membeli dan menjual saham dengan melihat ekonomi pasar dan berita yang beredar. Sedangkan CSR merupakan strategi jangka panjang perusahaan dalam rangka menjaga lingkungan sekitar yang tidak dapat dirasakan dalam jangka yang pendek.

Menurut Agustine (2014) pengungkapan CSR sebagai variabel independen tidak dapat secara langsung mempengaruhi nilai perusahaan. Pengungkapan CSR dalam penelitian ini hanya menjelaskan prosentase luas pengungkapan saja. Bagi masyarakat awam, hal tersebut merupakan ukuran yang tidak nyata dalam mempengaruhi keputusan investasi. Hal ini yang menyebabkan CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan

Hasil uji parsial menunjukan bahwa Pengungkapan Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang berarti hasil penelitian menolak hipotesis pertama (H1). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Agustine (2014) bahwa Corporate Social Responsibility

tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Penelitian ini menunjukan bahwa manfaat dari pelaknsanaan pengungkapan CSR tidak dapat dirasakan secara langsung dalam jangka pendek akan tetapi dapat dirasakan dalam jangka panjang dan tidak semua perusahaan melibatkan masyarakat dalam


(72)

pengungkapan CSR sehingga dapat dikatakan bahwa CSR tidak mempengaruhi nilai perusahaan.

b. Hubungan Profitabilitas dan Nilai Perusahaan

Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Keuntungannya yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarkan devidennya. Profitabilitas merupakan sejauh mana perusahaan menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Apabila profitabilitas perusahaan baik maka para

stakeholders yang terdiri dari kreditur, supplier, dan juga investor akan melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Jadi secara teoritis semakin tinggi tingkat profitabilitas yang dicapai perusahaan maka semakin tinggi nilai suatu perusahaan. (Weston dan Coveland,1992)

Apabila investor ingin melihat seberapa besar perusahaan menghasilkan return

atas investasi yang mereka tanamkan, yang akan di lihat pertamakali adalah rasio profitabilitas, terutama ROA, karena rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan menghasilkan return bagi para investor.

ROA sebagai salah satu rasio profitabilitas merupakan indikator yang sangat penting bagi para investor. ROA dibutuhkan investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang berkaitan dengan dividen. Pemilihan ROA sebagai proksi dari profitabilitas adalah karena dalam ROA ditunjukkan, semakin tinggi ROA menunjukkan semakin efisien perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba investor yang ditanam pada perusahaan (Van Horn dan John,2005).


(73)

Apabila profitabilitas perusahaan tinggi maka hal tersebut dapat mencerminkan kemampuan suatu perusahaan dalam mencapai keuntungan yang tinggi bagi para pemegang saham yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dengan rasio profitabilitas yang tinggi akan menarik minat investor untuk menanamkan modal di perusahan (Sofyaningsih dan Hardiningsih, 2011).

Hasil uji parsial menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan yang berarti hasil penelitian menerima hipotesis kedua (H2). Hasil

penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yuniansih dan Wirakusma (2007) bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Penelitian ini menunjukan bahwa apabila profitabilitas perusahaan tinggi maka calon investor dapat melihat sejauh mana perusahaan akan memberikan hasil yang baik sehingga banyak investor yang akan menanamkan saham dan nilai perusahaan akan semakin meningkat.

c. Hubungan Ukuran Perusahaan dan Nilai Perusahaan

Apabila sebuah perusahaan mempunyai ukuran besar yang dapat dilihat dari total aset maka perusahaan tersebut mempunyai nilai perusahaan yang besar pula. Masyarakat atau investor akan sangat memperhatikan ukuran dari sebuah perusahaan sebelum investor melakukan investasi. Semakin besar ukuran perusahaan maka perusahaan tersebut memiliki komitmen dan semakin mudah untuk memperbaiki kinerja perusahaan sehingga hal tersebut dapat menarik minat investor untuk menanamkan saham diperusahaan. Kemudahan dalam mengendalikan aset perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan (Cecilia dkk,2015)

Hasil uji parsial menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang berarti hasil penelitian menerima hipotesis ketiga (H3).


(74)

Sulistiono (2012) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Penelitian ini menunjukan bahwa menandakan bahwa perusahaan memiliki aset yang besar perusahaan tersebut cenderung diperhatikan oleh banyak investor yang berinvestasi yang akan menyebabkan naiknya permintaan saham yang dapat memicu peningkatan harga saham di pasar modal. Peningkatan harga saham menjadi indikasi terjadinya peningkatan nilai perusahaan.

d. Hubungan Kinerja Lingkungan dengan Nilai Perusahaan

Investor lebih berminat pada perusahaan yang memiliki citra/image baik di masyarakat, karena berdampak pada tingginya loyalitas konsumen terhadap produk perusahaan. Dengan demikian, dalam jangka panjang penjualan perusahaan akan membaik sehingga profitabilitasnya juga akan meningkat. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai perusahaan juga akan meningkat (Retno, 2012)

Kinerja lingkungan merupakan kinerja perusahaan untuk menciptakan lingkungan yang baik atau ketika suatu perusahaan mengeluarkan biaya yang berkaitan dengan lingkungan maka secara otomatis akan membangun citra yang baik di mata para

stakeholder sehingga perusahaan akan mendapatkan respon positif oleh pasar karena telah melakukan tanggungjawab sosial dan peduli terhadap lingkungan (Pujiasih, 2013).

Hasil uji parsial menunjukan bahwa kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang berarti hasil penelitian menolak hipotesis keempat (H4).

Penelitian ini menunjukan bahwa tidak semua investor melihat kinerja lingkungan sebagai kriteria dalam berinvestasi karena kinerja lingkungan yang baik belum tentu menunjukan suatu perusahaan dapat memberikan feedback atau keuntungan bagi para investor. Citra/image perusahaan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan akan


(75)

menyebabkan investor dan konsumen loyal terhadap perusahaan. Loyalitas tersebut akan meningkatkan penjualan sehingga profitabilitas perusahaan akan meningkat dalam jangka panjang. Namun, penjualan dalam jangka pendek belum tentu dapat meningkatkan profitabilitas. Apabila perusahaan belum mendapatkan profitabilitas yang tinggi hal tersebut tidak dapat menambah nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mazda (2013) bahwa kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.


(76)

BAB V

SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

A.Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh pengungkapan corporate social responsibility, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan kinerja lingkungan dengan bahan observasi pengungkapan laporan tahunan perusahaan manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014. Berdasarkan analisis dan pengujian data dalam penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa pengungkapan

corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

2. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

3. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

4. Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.


(1)

Variabel Independen Kinerja Lingkungan

2013

No KODE PERINGKAT WARNA

1 SMBC 5 EMAS

2 INTP 5 EMAS

3 TOTO 3 BIRU

4 NIKL 3 BIRU

5 KBRI 3 BIRU

6 ARGO 3 BIRU

7 INDR 3 BIRU

8 TRIS 3 BIRU

9 PTSN 3 BIRU

10 ICBP 5 EMAS

11 INDF 3 BIRU

12 ULTJ 3 BIRU

13 GGRM 3 BIRU

14 HMSP 3 BIRU

15 KAEF 3 BIRU

16 KLBF 3 BIRU

17 AALI 3 BIRU

18 LSIP 3 BIRU

19 UNSP 3 BIRU

20 JPFA 3 BIRU

21 FASW 3 BIRU

22 INDS 3 BIRU

23 ADMG 3 BIRU

24 CNTX 3 BIRU

25 KBLM 2 MERAH

26 INRU 3 BIRU

27 HDTX 3 BIRU

28 SGRO 3 BIRU

29 MLBI 3 BIRU

30 MBTO 3 BIRU


(2)

Variabel Independen Kinerja Lingkungan

2014

No KODE PERINGKAT WARNA

1 SMBC 5 EMAS

2 INTP 4 HIJAU

3 TOTO 3 BIRU

4 NIKL 3 BIRU

5 KBRI 2 MERAH

6 ARGO 3 BIRU

7 INDR 3 BIRU

8 TRIS 3 BIRU

9 PTSN 3 BIRU

10 ICBP 3 BIRU

11 INDF 4 HIJAU

12 ULTJ 3 BIRU

13 GGRM 3 BIRU

14 HMSP 3 BIRU

15 KAEF 3 BIRU

16 KLBF 4 HIJAU

17 AALI 3 BIRU

18 LSIP 3 BIRU

19 UNSP 3 BIRU

20 JPFA 3 BIRU

21 FASW 3 BIRU

22 INDS 3 BIRU

23 ADMG 3 BIRU

24 CNTX 2 HIJAU

25 KBLM 3 BIRU

26 INRU 3 BIRU

27 HDTX 3 BIRU

28 SGRO 3 BIRU

29 MLBI 3 BIRU

30 MBTO 3 BIRU


(3)

Lampiran 6 Hasil Regresi

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CSR 78 6,33 89,87 21,6473 18,31611

PROF 78 -,54 ,40 ,0535 ,12982

UKP 78 2389,00 1131506,00 132697,7949 221655,30319

KL 78 2,00 5,00 3,0128 ,79762

NP 78 ,37 7,11 1,7806 1,32849

Valid N (listwise )

78

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandard ized Residual

N 78

Normal

Parameters(a,b)

Mean ,0000000

Std. Deviation 1,1305422

3 Most Extreme

Differences

Absolute ,138

Positive ,138

Negative -,088

Kolmogorov-Smirnov Z 1,219

Asymp. Sig. (2-tailed) ,103

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,525(a) ,276 ,236 1,16110 1,744

a Predictors: (Constant), KL, CSR, UKP, PROF b Dependent Variable: NP


(4)

Coefficients(a)

a Dependent Variable: NP

Coefficients(a) Mod el Unstandardized Coefficients Standardiz ed

Coefficients t Sig.

B

Std.

Error Beta B

Std. Error

1 (Consta

nt) -5,496 4,404 -1,248 ,216

CSR -,001 ,005 -,022 -,192 ,848

PROF ,433 ,711 ,071 ,609 ,544

UKP 4,658 3,049 ,177 1,528 ,131

KL -,167 ,116 -,168 -1,440 ,154

a Dependent Variable: ABS_RES

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,525(a) ,276 ,236 1,16110

a Predictors: (Constant), KL, CSR, UKP, PROF b Dependent Variable: NP

Mod el Unstandardized Coefficients Standardi zed Coefficient

s t Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta

Tolera

nce VIF B

Std. Error

1 (Consta

nt)

-20,243 6,451 -3,138 ,002

CSR ,005 ,007 ,074 ,726 ,470 ,962 1,039

PROF 3,900 1,042 ,381 3,744 ,000 ,957 1,044

UKP 14,968 4,467 ,340 3,351 ,001 ,963 1,038


(5)

ANOVA(b) Mod

el

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regressi

on 37,481 4 9,370 6,950 ,000(a)

Residual 98,416 73 1,348

Total 135,896 77

a Predictors: (Constant), KL, CSR, UKP, PROF b Dependent Variable: NP

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B

Std.

Error Beta B

Std. Error

1 (Constant

) -20,243 6,451 -3,138 ,002

CSR ,005 ,007 ,074 ,726 ,470

PROF 3,900 1,042 ,381 3,744 ,000

UKP 14,968 4,467 ,340 3,351 ,001

KL -,047 ,170 -,028 -,279 ,781


(6)

Lampiran 7 Hasil PROPER

Warna Skor Jumlah Prosentase

Emas 5 6 7,69 %

Hijau 4 5 6,41 %

Biru 3 63 80,76 %

Merah 2 4 5,12 %

Hitam 1 0 0 %


Dokumen yang terkait

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI)

0 8 22

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia)

0 5 19

PENGARUH PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI)

2 28 21

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Tambang yang Terdaftar di BEI)

0 4 25

PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

2 39 44

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN NKEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 10 42

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAl RESPONSIBILITY (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012)

2 6 70

PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Food dan Beverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia)

1 14 63

IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)

1 58 98

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, DAN NILAI PERUSAHAAN

0 0 8