ANALISIS PENGARUH TENAGA KERJA, INVESTASI DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI (Studi Kasus Provinsi Banten Tahun 2010 – 2014)

ANALISIS PENGARUH TENAGA KERJA, INVESTASI DAN PENGELUARAN
PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
(Studi Kasus Provinsi Banten Tahun 2010 – 2014)
ANALYSIS OF LABOUR, INVESTMENT AND GOVERMENT SPENDING
INFLUENCE TOWARDS ECONOMIC GROWTH
(Case Study of Banten Province Period 2010 – 2014)

Oleh
ADDIN AZRA MAULANA
20120430119

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

ANALISIS PENGARUH TENAGA KERJA, INVESTASI DAN PENGELUARAN
PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
(Studi Kasus Provinsi Banten Tahun 2010 – 2014)
ANALYSIS OF LABOUR, INVESTMENT AND GOVERMENT SPENDING
INFLUENCE TOWARDS ECONOMIC GROWTH
(Case Study of Banten Province, Period 2010 – 2014)


SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Ilmu Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh
ADDIN AZRA MAULANA
20120430119

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

ANALISIS PENGARUH TENAGA KERJA, INVESTASI DAN
PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI
(Studi Kasus Provinsi Banten Tahun 2010 – 2014)
ANALYSIS OF LABOUR, INVESTMENT AND GOVERMENT
SPENDING INFLUENCE TOWARDS ECONOMIC GROWTH AT

REGENCY/CITY IN PROVINCE BANTEN IN 2010-2014
(Case Study of Banten Province, Period 2010 – 2014)

SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Ilmu Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh
ADDIN AZRA MAULANA
20120430119

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

i

PERNYATAAN


Dengan ini saya,
Nama

: Addin Azra Maualana

Nomor Mahasiswa

: 20120430119

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul : “ANALISIS PENGARUH
TENAGA KERJA, INVESTASI, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA DI
PROVINSI BANTEN TAHUN 2010-2014” tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi
ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.


Yogyakarta, 17 Agustus 2016

Addin Azra Maulana

ii

MOTTO
MAKA NIKMAT TUHAN MU MANA LAGI YANG KAU DUSTAKAN
(QS. ARRAHMAN; 13)
CUKUPLAH ALLAH MENJADI PENOLONG KAMI DAN ALLAH ADALAH
SEBAIK-BAIK-NYA PELINDUNG
(QS. ALI IMRAN; 173)
TIDAK ADA DAYA DAN KEKUATAN KECUALI DENGAN
PERTOLONGAN ALLAH
(HR. Al-Bukhori no. 5909)
DO IT NOW. SOMETIME ‘LATER’ BECOME ‘NEVER’

YOULL NEVER WALK ALONE

Planning, Do It, Trying, Try Again

#Rencanakan apa yang kamu inginkan
#Lakukan
#Berusaha dengan sungguh-sungguh
#Coba lagi apa bila usahamu gagal

iii

PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah Skripsi ini saya persembahkan untuk :
 Kedua orang tua, Ayahanda S. Teguh Wiyono dan Mamah Disni Aisah
yang telah memberikan semangat, support dan nasihatnya sampai sejauh
ini, serta semangat kalian aku terus berjuang dan berusaha sampai saat ini.
 Adik-adik tersayang Rusyda, Naufal, Dio dan Dillara
 Bpk Agus Tri Basuki, SE,. M.Si Selaku dosen pembimbing skripsi
 Keluarga “Kontrakan Ceria” (Rangga dan Ihooy)
 Teman-teman seperjuangan Ilmu Ekonomi (Thomi, Oni, Diyah, Wida,
dkk.)
 Keluarga Besar Organisasi HIMIE (Adilah, Nadia, Malik, dkk)
 Teman-teman yang membantu awal proses hingga akhir skripsi
terselesaikan (Fitra, Endah, Indana, Ida dan Rendi)

 Team 7 Hari (Wafi, Weni, Ucup, Luki, Thomi dll)
 Keluarga “KKN 65” 2015
 Keluarga Lorong JAA Unires (Archil, Latapek, dkk)
 Keluarga ICM di Yogyakarta (Brada Mahmud, Amar, dkk)
 Seluruh jajaran dosen Ilmu Ekonomi UMY yang telah memberika ilmunya
yang sangat bermanfaat
 Seluruh teman-teman seperjuangan Ilmu Ekonomi 2012
 Almamter tercinta Universitas Muhamammadiyah Yogyakarta

iv

INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tenaga kerja, investasi,
dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi 8 kabupaten/kota di
Provinsi Banten tahun 2010-2014.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan
dalam penelitian ini berupa data sekunder dari 8 kabupaten/kota di Provinsi
Banten tahun 2010-2014. Model analisis yang digunakan adalah analisis data
panel dengan model Fixed Effect.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja berpengaruh

negatif dan signifikan, investasi berpengaruh positif dan tidak signifikan dan
pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi.
Kata Kunci : Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Tenaga Kerja, Pengeluaran
Pemerintah

v

ABSTRACT
This study aims to analysis the effect of labour, investment, and government
spending to economic growth in 8 Regencies/City in Banten Province in 20102014.
This study uses a quantitative approach. The research data were secondary
data from 8 regencies/city in Banten Province in 2010-2014. The analysis model
was panel data analysis with the Fixed Effect model.
The results showed that the variables of investment and government
spending and a significant positive effect on economic growth. While the labor
force and have not negative significant impact on economic growth.
Keywords : Economic Growth, Investment, Labour, Government Spending.

vi


KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan dan
kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
“Analisis Pengaruh Tenaga Kerja, Investasi dan Pengeluaran Pemerintah terhadap
Pertumbuhan Ekonomi (Studi kasus Provinsi Banten Tahun 2010 – 2014)”.
Shalawat dan salam senantiasa ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah menjadi uswatun khasanah bagi kita semua.
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Diharapkan skripsi ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak
terkait dalam memajukan sektor basis daerah.
Penyelesaian penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan
dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih sebanyak – banyaknya kepada :
1.

Agus Tri Basuki, SE., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan dan kemudahan dalam penilitian skripsi.


2.

Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Ekonomi: Dr. Imamudin Yuliadi,
SE.,M.Si., Dr. Masyhudi Muqorobin, SE.,Akt.,M.Ec., Dr. Lilies Setiartiti,
Ayif Faturrahman, M.Si, Dr. Nano Prawoto SE.,M.Si, , dan dosen-dosen
lain, Pak Umar, Pak Sahlan.

vii

3.

Keluarga, Ayahanda tercinta S.Teguh Wiyono dan Ibunda Tersayang Disni
Aisah serta adik-adikku yang selalu memberikan semangat dukungan
terhadap kesuksesan penelitian ini.

4.

Teman-teman Seperjuangan Skripsi Ilmu Ekonomi 2012

5.


Seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan semangat hingga
skripsi ini selesai.
Sebagai penutup, dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan

kesalahan, oleh karena itu dibutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk
hasil yang lebih baik lagi.

Yogyakarta, 20 Agustus 2016

Addin Azra Maulana

viii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .....................................


ii

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ..............................................

iii

HALAMAN PERNYATAAN ..............................................................................

iv

HALAMAN MOTTO ...........................................................................................

v

HALAMAN PERSEMBAHAN ..........................................................................

vi

INTISARI..............................................................................................................

vii

ABSTRAK ...........................................................................................................

viii

KATA PENGANTAR .........................................................................................

ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................

xi

DAFTAR TABEL .................................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................

xv

BAB I

PENDAHULUAN .................................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................

1

B. Batasan Masalah ..............................................................................

14

C. Rumusan Masalah ...........................................................................

15

D. Tujuan Penelitian ............................................................................

15

E. Manfaat Penelitian ..........................................................................

16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................

17

A. Landasan Teori .................................................................................

17

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi ..............................................

17

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik....................................

20

3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo-Klasik ............................

21

4. Teori Pertumbuhan Ekonomi David Ricardo.......................

22

5. Teori Pertumbuhan Ekonomi keynes ...................................

25

B. Hubungan Antar Variabel ...............................................................

28

1. Hubungan Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi ................

28

2. Hubungan Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi ........................

30

3. Hubungan Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi

33

C. Penelitian Terdahulu .......................................................................

34

ix

D. Kerangka Penelitian ........................................................................

35

E. Hipotesis .........................................................................................

36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...........................................................

38

A. Objek Penelitian ...............................................................................

38

B. Jenis Data .........................................................................................

38

C. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................

38

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian .........................................

39

E. Alat Analisis .....................................................................................

40

F. Model Analisis Data .........................................................................

40

G. Estimasi Model Regresi Panel c.......................................................

41

1. Metode Common Effect ..............................................................

41

2. Metode Fixed Effect ...................................................................

42

3. Metode Random Effect ...............................................................

43

H. Pemilihan Model Estimasi Data Panel ............................................

44

1. Uji Chow ...................................................................................

44

2. Uji Hausment ............................................................................

45

3. Uji LM ........................................................................................

46

I. Uji Asusmsi Klasik .........................................................................

47

1. Uji Multikolinearitas ....................................................................

47

2. Uji Heteroskedastisitas .................................................................

48

J. Teknik Penaksiran Model ................................................................

49

BAB IV GAMBARAN UMUM ..........................................................................

52

A. Kondisi Geografis Provinsi Banten ..................................................

55

B. Profil Kabupaten/Kota Provinsi Banten ..........................................

55

1. Kabupaten Lebak .......................................................................

56

2. Kabupaten Pandeglang ...............................................................

58

3. Kabupaten Serang ......................................................................

59

4. Kabupaten Tangerang ................................................................

50

5. Kota Serang ................................................................................

60

6. Kota Cilegon ..............................................................................

61

7. Kota Tangerang .........................................................................

61

x

8. Kota Tangerang Selatan .............................................................

63

C. Pertumbuhan Ekonomi ....................................................................

64

D. Kondisi Investasi..............................................................................

69

E. Kondisi Ketenagakerjaan .................................................................

73

F. Pengeluaran Pemerintah ..................................................................

77

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................

81

A. Uji Kualitas Data .............................................................................

81

1. Uji Heteroskedastisitas ...............................................................

81

2. Uji Multikolinearitas ..................................................................

82

B. Analisis Pemilihan Model ...............................................................

82

1. Uji Chow ....................................................................................

83

2. Uji Hausman .............................................................................

84

C. Analisis Model Terbaik ...................................................................

84

D. Hasil Estimasi Model Data Panel .....................................................

85

E. Uji Statistik .....................................................................................

90

1. Uji T ..........................................................................................

90

2. Uji F ..........................................................................................

91

3. R-Squared .....................................................................................

91

F. Analisis Pemilihan Model ............................................................

92

G. Interpensi Ekonomi .......................................................................

92

1. Tenaga Kerja ..........................................................................

93

2. Investasi ..................................................................................

95

3. Pengeluaran Pemerintah .........................................................

97

BAB VI SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN .......

99

A. Simpulan .........................................................................................

99

B. Saran .................................................................................................

101

C. Keterbatasan Penelitian ....................................................................

103

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai PDRB Di Pulau Jawa Dari 33 Provinsi Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia 2014 ......................................................................

4

Tabel 1.2 Perubahan Jumlah Orang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan 20102014 (Jiwa) ...........................................................................................

10

Tabel 1.3 Rekapitulasi Realisasi Pendapatan Dan Belanja Pemerintah Provinsi
Banten (Juta Rupiah) 2010-2014 .........................................................

12

Tabel 3.1 Penelitian Terdahulu ...........................................................................

34

Tabel 4.1 Produk Domestik Bruto Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha
Provinsi Banten Tahun 2010-2014 (Miliar Rupiah) ............................

66

Tabel 4.2 Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha Dengan Harga
Konstan 2010 Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Banten 2010-2014
(Miliar Rupiah) .....................................................................................

68

Tabel 4.3 Jumlah Realisasi Investasi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Banten
Tahun Banten 2010-2014 (Juta Rupiah)...............................................

72

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Banten 2010-2014 ...............................................................................

76

Tabel 4.5 Jumlah Realisasi Belanja Daerah Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Banten Tahun 2010-2014 ....................................................................

79

Tabel 5.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................

81

Tabel 5.2 Hasil Uji Multikolinearitas ...................................................................

82

Tabel 5.3 Hasil Uji Chow......................................................................................

83

Tabel 5.4 Hasil Uji Hausman ................................................................................

84

Tabel 5.5 Hasil Estimasi Common Effect, Fixed Effect Dan Random Effect ......

85

Tabel 5.6 Hasil Estimasi Model Fixed Effect .......................................................

86

Tabel 5.7 Hasil Uji T .............................................................................................

90

xii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Laju Pertumbhan Ekonomi Provinsi Banten 2010-2014 ..................

7

Gambar 1.2 Realisasi Nilai Investasi Di Provinsi Banten Tahun 2012-2014 .......

8

Gambar 2.1 Gerakan Kearah Stasioner ................................................................

24

Gambar 2.2 Fungsi Produksi .................................................................................

26

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ..........................................................................

36

Gambar 4.1 Peta Provinsi Banten ........................................................................

52

Gambar 4.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten Tahun 2010-2014 ....

65

Gambar 4.3 Struktur Perekonomian Provinsi Banten ..........................................

67

Gambar 4.4 Realisasi Nilai Investasi PMA di Provinsi Banten 2010-2014 ........

70

Gambar 4.5 Realisasi Investasi PMDN di Provinsi Banten 2010-2014................

71

Gambar 4.6 Jumlah Tenaga Kerja Usia Produktif Yang Bekerja Menurut
Lapangan Pekerjaan Di Provinsi Banten ........................................

xiii

75

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan

ekonomi

merupakan

perkembangan

kegiatan

dalam

perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam
masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat
(Sukirno,1994). Menurut Boediono, pertumbuhan ekonomi merupakan proses
kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Sedangkan menurut Lincolin
(1997), pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP/GNP tanpa
memandang apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat
pertumbuhan penduduk, dan apakah terjadi perubahan struktur ekonomi atau
tidak.
Pertumbuhan ekonomi adalah masalah perekonomian suatu negara dalam
jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan
suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode
ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan
jasa akan meningkat yang disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang selalu
mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Menurut Sukirno
(2004) dalam analisis makro, tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh
suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai
suatu negara/daerah. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik menyatakan
pertumbuhan ekonomi (di daerah diukur dengan pertumbuhan PDRB)
1

2

bergantung pada perkembangan faktor-faktor produksi yaitu; modal, tenaga
kerja dan teknologi (Sukirno, 1994 : 456).
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang umumnya
dipergunakan untuk melihat kesuksesan keadaan perekonomian di suatu
wilayah. Pertumbuhan ekonomi mengukur hasil dan perkembangan suatu
perekonomian dari satu periode ke periode selanjutnya. Pertumbuhan ekonomi
suatu negara dapat dilihat dari proses produksi barang dan jasa yang ada di
negara tersebut. Proses produksi barang dan jasa itu dapat dilihat dari produk
domestik bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai barang dan
jasa yang dihasilkan dalam suatu negara dalam suatu tahun tertentu dengan
menggunakan faktor-faktor produksi milik warga negaranya dan milik
penduduk di negara-negara lain (Sukirno,2012: 61). Terjadinya kenaikan atau
penurunan PDB mengindikasikan terjadinya kenaikan atau penurunan dalam
proses produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara. Terjadinya
kenaikan PDB menunjukkan kegairahan ekonomi suatu negara karena ekonomi
di negara tersebut telah bergerak dan berekspansi sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat negara tersebut.
Pembangunan daerah merupakan bagian yang sangat penting dalam
mendongkrak pembangunan nasional yang dilaksanakan berdasarkan prinsip
otonomi daerah dan pengaturan sumberdaya nasional yang memberikan
kesempatan

bagi

peningkatan

demokrasi

dan

kinerja

daerah

untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat menuju masyarakat yang madani dan
sejahtera yang bebas dari segala bentuk kolusi, korupsi dan nepotisme.

3

Penyelenggaraan pemerintah daerah sebagai sub sistem negara dimaksudkan
untuk meningkatkan daya guna dan hasil dari penyelenggaraan pemerintahan
dan pelayanan masyarakat. Sebagai daerah otonom, Kabupaten/Kota untuk
bertindak sebagai “motor” sedangkan pemerintah Propinsi sebagai koordinator
mempunyai kewenangan dan tanggung jawab menyelenggarakan kepentingan
masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan, partisipasi masyarakat
dan pertanggung jawaban kepada masyarakat. Salah satu indikator penting
untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi di suatu negara adalah
pertumbuhan ekonomi, yang diukur dari perbedaan produk domestik bruto
tahun tertentu dengan tahun sebelumnya (Setiawan dan Handoko, 2005).
Disamping untuk meningkatkan pendapatan nasional riil juga untuk
meningkatkan produktivitas. Pembangunan ekonomi dapat memberikan kepada
manusia kemampuan yang lebih besar untuk menguasai alam sekitarnya dan
mempertinggi tingkat kebebasannya dalam mengadakan suatu tindakan
tertentu. Pembangunan ekonomi ini mempunyai tiga sifat penting, yang
pertama adalah suatu proses yang berarti merupakan perubahan yang terjadi
terus-menerus. Kedua, suatu usaha untuk menaikkan pendapatan per
jiwa/income per kapita. Ketiga, adalah kenaikan income per kapita itu harus
terus-menerus dan pembangunan itu dilakukan sepanjang masa (Hasibuan,
1987).
Pertumbuhan ekonomi negara pada umumnya didukung oleh pertumbuhan
ekonomi yang dihasilkan oleh tiap-tiap wilayah. Pertumbuhan ekonomi daerah
dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Sama halnya

4

dengan PDB, yang menjadi tolok ukur nilai PDRB adalah nilai barang dan jasa
yang dihasilkan dalam suatu daerah dalam suatu tahun tertentu dengan
menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki daerah tersebut. Nilai
PDRB inilah yang akan menunjukkan tingkat kemajuan pembangunan daerah
tersebut.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari sisi supply mencerminkan
besaran nilai tambah bruto yang tercipta sebagai akibat proses produksi barang
dan jasa yang dilakukan oleh berbagai unit produksi yang ada di suatu wilayah.
Dalam jangka pendek, supply ini ada untuk memenuhi demand. Karena itu dari
sisi demand, PDRB adalah jumlah permintaan akhir yang dilakukan oleh
berbagai pelaku ekonomi yang ada di suatu wilayah, baik untuk kepentingan
konsumsi rumah tangga dan investasi swasta maupun belanja pemerintah. Bila
supply berlebih, kelebihannya digunakan untuk memenuhi permintaan luar
daerah/luar negeri. Sebaliknya bila kurang, dipenuni melalui impor dari luar
daerah/luar negeri.
Tabel 1.1.
Nilai PDRB di Pulau Jawa dari 33 Provinsi terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia 2014
Provinsi

PDRB ADHK 2000

Kontribusi

DKI Jakarta

477.285.245,38

17,93%

Jawa Barat

386.838.839,6

14,54%

Banten

105.856.068,16

3,98%

Jawa Tengah

223.099.740,34

8,38%

24.567.476,12

0,92%

DI Yogyakarta

5

Jawa Timur

419.428.445,69

15,76%

Pulau Jawa

1.637.075.815,39

57,99%

33 Provinsi di
2.661.070.761,64
Indonesia
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015

100%

Tabel 1.1. di atas menjelaskan kontribusi PDRB di Pulau Jawa terhadap
pertumbuhan ekonomi di indonesia. Pulau Jawa memiliki kontribusi terbesar
dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi secara nasional. Kontribusi
terbesar di pulau Jawa yaitu sebesar 17,93% yang dicapai oleh Provinsi DKI
Jakarta, sedangkan kontribusi terendah sebesar 0,92% yang dicapai oleh DIY
dan Provinsi Banten sendiri sebesar mendapatkan 3,98%. Minimnya kontribusi
Provinsi Banten dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi secara nasional
dikarenakan banten masih dalam tahap perkembangannya pada sektor industri
dan jasa-jasa sehingga tidak banyak aktivitas ekonomi yang berskala besar
seperti Provinsi DKI Jakarta.
Pada dasarnya perekonomian Provinsi Banten cukup baik apabila di
sandingkan dengan

provinsi yang lain di indonesia, dengan luas wilayah

sekitar 9.163 km2 yang terbagi ke dalam 8 wilayah adminstratif kabupaten/kota
yaitu : Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang,
Kabupaten Lebak, Kota Tangerang, Kota Cilegon, Kota Serang, dan terakhir
Kota Tangerang Selatan. Provinsi Banten dengan posisi geografis yang
strategis sangat mendukung perkembangan pada kegiatan ekonomi daerahnya
di karnakan banten sendiri mememilik sumber daya yang berkecukupan dari
alam maupun manusia. Dari tahun 2013-2014 rata-rata perekonomian banten
tumbuh sebesar 5,83% pertahun, sedikit dibawah angka rata-rata pertumbuhan

6

ekonomi nasional (PDRB 33 provinsi) kontribusi PDRB Provinsi Banten
dalam pembentukan output nasional sebesar 3,98% (Tabel 1.1.).
Dari sisi besarnya perekonomian Provinsi Banten menduduki terendah ke
2 setelah Provinsi DIYogyakarta dalam lingkup Pulau Jawa dan tertinggi
adalah Provinsi DKI Jakarta, akan tetapi banten di kategorikan baik apabila
dengan luas wilayah yang tidak terlalu besar dengan provinsi-provinsi yang ada
di Pulau Jawa. Struktur perekonomian Provinsi Banten di dominasi oleh sektor
industri pengolahan di susul dengan sektor perdagangan, hotel dan restauan.
Kontribusi sektor industri pengolahan menyumbang sebesar 45,58% dan sektor
perdagangan sekitar 19,42%. Sektor industri memang menjadi salah satu sektor
keunggulan terbesar yang ada di Provinsi Banten yang banyak tersebar di
Kabupaten Tangerang dan Kota Tanggerang. Apalagi Provinsi Banten terkenal
dengan industri transportasi udara dan laut seperti Bandara Internasional
Soekarno-Hatta yang terluas di Indonesia serta Pelabuhan Merak yang aktivitas
ekonominya terus bergerak.

7

Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten
8

6,69

7

6,15

5,86

6
5

5,28
4,71

4
3
2
1
0
2010

2011

2012

2013

2014

Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten

Sumber : BPS Provinsi Banten, 2015
Gambar 1.1.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten Tahun 2010-2014
Pada Gambar 1.1. Diatas menerakangkan laju pertumbuhan ekonomi
provinsi banten dari tahun 2010-2014 dibilang cukup baik di karnakan bisa
tumbuh di atas 5% dimana dari tahun 2010-2011 mengalami kenaikan sebesar
1,98% akan tetapi di tahun berikutnya (2011-2014) justru mengalami
penurunan di setiap tahunya, tentu banyak kendala dan hambatan yang di
hadapi di setiap tahunnya seperti halnya di tahun 2014 yang terjadi cenderung
lebih lambat di bandingkan tahun-tahun sebelumnya disebabkan adanya
ketidakpastian kenaikan harga BBM, sehingga menyebabkan dari sisi domestik
menyebabkan kenaikan biaya ongkos produksi dan harga komoditas sehingga
mengurangi daya beli masyarakat. Akibatnya hanya tumbuh sebesar 5,28%.

8

9.000

8.081

8.000
7.000
6.000
5.000
3.720

4.000
3.000

2.176

2.490

4.008

2.034

2.000
1.000
0

PMA (Juta US$)

PMDN (Miliar Rupiah)

Sumber : BKM RI, 2015
Gambar 1.2.
Realisasi Nilai Investasi di Provinsi Banten tahun 2012-2014
Gambar 1.2. diatas menunjukan realisasi nilai investasi penanaman modal
asing (PMA) dari tahun 2012-2014 mengalami fluktuatif, artinya dari tahun
2012-2013 mengalami kenaikan dan kemudian turun pada tahun 2014 dari
2.716 (juta US$) naik menjadi 3.720 (juta US$) dan kemudian turun menjadi
2.034 (juta US$). Adapun dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN) di
Provinsi Banten sendiri disetiap tahunya justru mengalami kenaikan tahun
2012-2014 dari 2.490 (miliar rupiah) menjadi 4.008 (miliar rupiah) dan
memingkat tajam sebesar 8.081 (miliar rupiah). Provinsi Banten sendiri
memang menjadi lahan para investor untuk menanamkan modalnya karena
Provinsi Banten memiliki berbagai infrastruktur strategis dalam bidang
transportasi seperti pelabuhan merak dan ciganding serta bandara intermasional

9

Soekarno-Hatta dan juga akses yang mudah menuju pelabuhan internasional
tanjung periuk melalui tol (BPS, 2014).
Selain investasi sendiri Provinsi Banten juga memilliki faktor lain yang
menjadi penentu pertumbuhan ekonomi adalah kualitas tenaga kerja. Pada
sektor

ketenagakerjaan

yang

dimana

merupakan

suatu

faktor

yang

mempengaruhi output suatu daerah. Angkatan kerja yang besar akan terbentuk
dari

jumlah

penduduk

yang

besar.

Namun

pertumbuhan

penduduk

dikhawatirkan akan menimbulkan efek yang buruk terhadap pertumbuhan
ekonomi. Menurut Todaro (2000) pertumbuhan penduduk yang cepat
mendorong timbulnya masalah keterbelakangan dan membuat prospek
pembangunan menjadi semakin jauh. Selanjutnya dikatakan bahwa masalah
kependudukan yang timbul bukan karena banyaknya jumlah anggota keluarga,
melainkan karena mereka terkonsentrasi pada daerah perkotaan saja sebagai
akibat dari cepatnya laju migrasi dari desa ke kota. Namun demikian jumlah
penduduk yang cukup dengan tingkat pendidikan yang tinggi dan memiliki
skill akan mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi. Dari jumlah
penduduk usia produktif yang besar maka akan mampu meningkatkan jumlah
angkatan kerja yang tersedia dan pada akhirnya akan mampu meningkatkan
produksi output di suatu daerah.

10

Tabel 1.2.
Perubahan Jumlah Orang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan 20102014 (jiwa)
No.

Lapangan Pekerjaan

2010

2014

Perubahan

717.535

712.079

-5.456

20.897

47.687

26.790

863.269

1.088.392

225.123

12.334

18.323

5.989

1

Pertanian

2

Pertambangan

3

Industri

4

Listrik, Gas, Air

5

Bangunan

153.951

243.698

89.747

6

Perdagangan, dll

984.513

1.266.512

281.999

7

Telekomunikasi, dll

354.674

325.286

-29.388

8

Keuangan

105.460

297.410

191.950

9

Jasa-Jasa, dll

602.082

938.706

336.624

Total

3.814.715

4.938.093

1.123.378

Sumber: BPS Provinsi Banten, 2015
Dari Tabel 1.2. di atas dapat di lihat bahwa sebagian besar angkatan kerja
di Provinsi Banten bekerja pada sektor perdagangan dan disusul pada sektor
industri kemudian sektor jasa-jasa . Jumlah orang yang bekerja di provinsi
banten sendiri hingga tahun 2014 tercatat sekitar 4.938.093 jiwa dan akan terus
meningkat seiring pertumbuhan penduduk serta angkatan keja di Provinsi
Banten. Dari tahun 2010-2014 angkatan kerja mengalami kenaikan 1.123.378
jiwa, tercatat sektor perdagangan adalah penyumbang ekonomi terbesar saat ini
di provinsi banten di karnakan sebanyak 1.266.512 jiwa bekerja pada setor
tersebut dan susul oleh sektor industri sebanyak 1.088.392 jiwa. Akan tetapi
perubahan angkatan kerja di Provinsi Banten sendiri cenderung fluktuatif di
setiap tahunnya khususnya sektor pertanian yang dimana lahan untuk bertani

11

sudah mulai berkurang setiap tahunnya untuk di jadikan lahan industri dan juga
pada sektor komunikasi dikarnakan adanya pemutusan hubungan kerja.
Peranan sektor perdagangan di Provinsi Banten sangatlah dominan, hal ini
terlihat dari kontribusinya yang menyumbang hampir sebagian dari PDRB
Provinsi Banten setiap tahunnya. Pertumbuhan yang tinggi pada sektor
perdagangan tersebut pada satu sisi dapat menyediakan lapangan pekerjaan
cukup besar sehingga mampu menekan angka pengangguran. Tetapi pada sisi
lain hal itu bisa menjadi ancaman bagi sektor lain, terutama pertanian, di mana
proses regenerasi profesi pertanian akan terganggu. Apalagi pertanian
merupakan salah satu sektor potensial yang menjadi tumpuan pendapatan
masyarakat Provinsi Banten.
Pertumbuhan ekonomi regional sendiri tidak bisa lepas dari peran
pemerintah dalam hal belanja. Pengeluaran pemerintah di sektor layanan
publik. Pengeluaran pemerintah daerah diukur dari total belanja rutin dan
belanja pembangunan yang dialokasikan dalam anggaran daerah. Semakin
besar pengeluaran pemerintah daerah yang produktif maka semakin
memperbesar

tingkat

perekonomian

suatu

daerah.

(Wibisono,

2003)

menyatakan bahwa pengeluaran konsumsi pemerintah yang terlalu kecil akan
merugikan pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah yang proporsional
akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran konsumsi
pemerintah yang boros akan menghambat pertumbuhan ekonomi. Pada
umumnya

pengeluaran

pertumbuhan ekonomi.

pemerintah

membawa

dampak

positif

bagi

12

Pengeluaran pemerintah sendiri merupakan alat intervensi pemerintah
terhadap perekonomian yang dianggap paling efektif. Selama ini, tingkat
efektifitas pengeluaran pemerintah dapat diukur melalui seberapa besar
pertumbuhan ekonomi. Keberhasilan pembangunan di suatu daerah disamping
ditentukan oleh besarnya pengeluaran pemerintah tersebut juga dipengaruhi
oleh besarnya investasi (Syafii, 2009).
Tabel 1.3.
Rekapitulasi Realisasi Pendapatan dan Belanja Pemerintah Provinsi
Banten (Juta Rupiah) 2013 -2014
Uraian

2013

1. Pendapatan Daerah
6.230.229,81
a. Pendapatan Asli Daerah
4.118.551,72
b. Dana Perimbangan
1.126 004,17
c. Lain - lain Pendapatan Daerah
985.673,92
Yang Sah /
2. Belanja Daerah
5.295 139,15
a. Belanja Langsung
3.316.069,66
b. Belanja Tidak Langsung
1.979.069,49
3. Surplus(Defisit)
935.090,66
4. Pembiayaan Daerah
134.714,20
a. Penerimaan Pembiayaan Daerah
450.814,20
b. Pengeluaran Pembiayaan Daerah
316.100,00
5. Sisa Lebih Penghitungan
1.069.804,86
Anggaran (SILPA) Tahun
Berkenan
Sumber: BPS Provinsi Banten, 2015

2014
7.068.432,91
4.899.125,74
1.159.872,63
1.009.434,54
6.192.155,57
4.013.607,70
2.178.547,86
876.277,34
1.031.716,86
169.804,86
38.088,00
1.907.994,21

Pada Tabel 1.3. dapat dilihat tahun anggaran 2014, realisasi pendapatan
Pemerintah Provinsi Banten mencapai 7,07 triliun rupiah, sementara belanja
daerah Pemerintah Provinsi Banten mencapai 6,19 triliun rupiah. Pada tahun
2014, Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih merupakan sumber penerimaan
rutin terbesar Pemerintah Provinsi Banten yaitu sebesar 4,90 triliun rupiah atau
memberi kontribusi sekitar 69,31 persen dari total penerimaan. Untuk belanja

13

daerah, porsi pengeluaran tertinggi digunakan untuk belanja tidak langsung
yang mencapai 4,01 triliun rupiah atau 69,31 persen dari total belanja daerah,
sementara sisanya sebanyak 2,18 triliun (35,18%) digunakan untuk belanja
langsung. Realisasi penerimaan pajak di Provinsi Banten sendiri pada tahun
2014 mencapai 24,64 triliun rupiah atau meningkat dari tahun sebelumnya
yaitu 21,52 triliun rupiah, dan ditargetkan mengalami peningkatan menjadi
34,69 triliun rupiah pada tahun 2015
Peran pemerintah sendiri sangatlah penting untuk di daerah yang relatif
kurang berkembang, seperti halnya Kabupaten Lebak dan Kota Serang yang
dimana daerah ini

cenderung lebih lambat

di

bandingkan

dengan

kabupaten/kota yang ada di provinsi banten di mana tingkat investasi swasta
masih rendah dan kurangnya tenaga kerja yang bekerja di daerah tersebut.
Karena di daerah tersebut kebanyakan di dominasi oleh sektor pertanian dan
pertambangan. Pada tahun 2014 sendiri perekonomian Provinsi Banten masih
di topang oleh Kota Tangerang Selatan, Cilegon dan Kabupaten Tangerang.
Hal ini dapat di pahami di karenakan struktur ekonomi di Provinsi banten
terpusat pada daerah tangerang yang di dominasi oleh sektor industri,
perdagangan dan jasa-jasa dengan tingkat pertumbuhan mencapai 8,48%
adapun Kota Cilegon dan Kabupaten Tangerang masing-masing tercatat 5,91%
dan 5,34%. Pada daerah ini investasi pemerintah sangat diharapkan dapat
meningkatkan daya tarik melalui pembangunan infrastruktur wilayah guna
mempercepat laju perekonomian seperti akses jalan, listrik, irigasi, dan sarana

14

prasarana umum, transportasi dan lainnya. Tanpa itu, sulit diharapkan dunia
usaha daerah dapat berkembang.
Berdasarkan

latar

belakang

yang

telah

dipaparkan

sebelumnya

pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai Provinsi Banten tidak lepas dari
kontribusi PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Banten. Sementara itu PDRB
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten di pengaruhi oleh beberapa factor seperti
Tenaga Kerja, Investasi dan Pengeluaran Pemerintah di masing-masing daerah.
Banyak penelitian sebelumnya yang menggunakan variable yang sama seperti
penelitian Fitrah Afrizal (2013) dengan judul “Pengaruh Investasi, Tenaga
Kerja dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi
Selatan”
Maka berdasarkan latar belakang tersebut, penulis memandang perlu untuk
mengkaji dan mendalami serta menganalisis lebih dalam. Dalam bentuk
proposal dengan judul “Analisis Pengaruh Tenaga Kerja, Investasi, dan
Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/
Kota di Provinsi Banten Tahun 2010-2014”.

B. Batasan Masalah Penelitian
Mengingat ruang lingkup pertumbuhan ekonomi daerah sangat luas
maka penulis membatasi pembahasan masalah dengan melihat seberapa besar
pengaruh investasi, tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah terhadap
pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Banten. Dengan faktorfaktor yang membatasi dengan pengeluaran pemerintah, investasi meliputi

15

PMDN dan PMA, dan tenaga kerja yang sudah bekerja. Sedangkan
pertumbuhan ekonomi menggunakan data PDRB dengan harga konstan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana pengaruh tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Banten tahun 2010-2014.
2. Bagaimana pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Banten tahun 2010-2014.
3. Bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan
ekonomi di Provinsi Banten tahun 2010-2014.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan, tujuan yang dicapai dalam penelitian
ini adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tenaga kerja terhadap
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten tahun 2010-2014.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh investasi terhadap
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten tahun 2010-2014.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengeluran pemerintah
terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten tahun 2010-2014.
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian yang akan dilakukan, kiranya dapat memberikan kegunaan
sebagai berikut :

16

1. Sebagai gambaran bagi pemerintah provinsi tentang pengaruh
investasi, tenega kerja dan pengeluaran pemerintah terhadap
pertumbuhan ekonomi dalam rangka penentuan arah, kebijakan serta
pengambilan keputusan dalam pembangunan ekonomi daerah maupun
nasional.
2. Sebagai

tambahan

pengetahuan

mengenai

besarnya

pengaruh

investasi, tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah terhadap
pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1.

Teori Pertumbuhan Ekonomi
Prof. Simon Kuznet (1871) mendefinisikan bahwa pertumbuhan ekonomi

sebagai kenaikan jangka panjang untuk menyediakan berbagai jenis barang
ekonomi yang terus meningkat kepada masyarakat. Kemampuan ini tumbuh
atas dasar kemajuan teknologi, institusional dan idiologis yang diperlukannya.
Definisi

tersebut

mempunyai

3

(tiga)

komponen

penting:

pertama,

pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terusmenerus persediaan barang. Kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam
pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan
dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk. Ketiga, penggunaan
teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang
kelembagaan dan idiologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu
pengetahuan dapat dimanfaatkan secara tepat dan baik (Suryana, 2000).
Pertumbuhan

ekonomi

adalah

perkembangan

kegiatan

dalam

perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan
dimasyarakat bertambah serta kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah
pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam
jangka panjang (Sukirno, 2004).

17

18

Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kemampuan dari suatu
perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Maka dapat disimpulkan
bahwa makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula
kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu
distribusi pendapatan (Nanga, 2005). Adapun penelitian yang mengkaitkan
hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan tenaga kerja yaitu teori fungsi
produksi Cobb Douglas dalam teori ini menjelaskan adanya pembagian
pendapatan nasional diantara modal dan tenaga kerja tetap konstan selama
periode yang jangka panjang. Dengan kata lain, ketika perekonomian
mengalami pertumbuhan yang mengesankan, pendapatan total pekerja dan
pendapatan total pemilik modal tumbuh pada tingkat yang nyaris sama. Jika
pembagian faktor yang konstan maka ada faktor-faktor selalu menikmati
produk marjinalnya. Fungsi produksi tersebut harus mempunyai unsur dimana.
Pendapatan Modal = MPK x K = αY
dan
Pendapatan Tenaga Kerja = MPL x L = (1-α)Y
Dimana α adalah konstanta antara nol dadn satu yang mengukur bagian
modal dari pendapatan. Yaitu α menentukan betapa bagian pendapatan yang
masuk ke modal dan berapa yang masuk ke tenaga kerja. Cobb menunjukan
fungsi dengan unsur ini adalah F(K,L) = A KαL1-α Dimana A adalah
parameter yang lebih besar dari nol yang mengukur produktivitas yang ada.
Fungsi ini dikenal sebagai fungsi produksi cobbdouglas. Bila lihat dari unsur
dalam fungsi produksi ini. Pertama, fungsi produksi cobb-douglas memiliki

19

skala konstan. Yaitu, jika modal dan tenaga kerja meningkat dalam propornsi
yang sama, maka output meningkat menurut proporsi yang sama. Dinyatakan
produk marjinal untuk fungsi produksi cobbdouglas. Produk marjinal tenaga
kerja adalah MPL = (1-α) k α L-α dan MPK = α K α-1L1-α dari persamaan ini,
dengan mengetahui bahwa α berada antara nol, kita melihat apa yang
menyebabkan produk marjinal dari kedua faktor berubah. Kenaikan dalam
jumlah modal meningkat MPL dan mengurangi MPK. Demikian pula,
kenaikan dalam jumlah tenaga kerja mengurangi MPL dan meningkatkan
MPK. Maka produk marjinal fungsi produksi cobb-douglas bisa ditulis sebagai:
MPL = (1-α) Y/L
MPK = α Y/K
MPL proposional terhadap output per pekerja dan MPK proporsional
terhadap output per unit modal. Y/L disebut produktivitas tenaga kerja rata-rata
dan Y/K di sebut produktivitas modal rata-rata. Jika fungsi produksi adalah
cobb-douglas, maka produktivitas marjinal sebuah faktor proporsional terhadap
produktivitas rata-rata. (Mankiw, 2007:55)
Teori Peacock & Wiseman dianggap sebagai teori sering disebut sebagai
The Displacement Effect, dimana teori ini didasarkan pada suatu pandangan
bahwa pemerintah senantiasa memperbesar pengeluaran sedangkan masyarakat
tidak suka membayar pajak yang semakin besar untuk membiayai pengeluaran
pemerintah yang semakin besar tersebut. Peacock dan Wiseman mendasarkan
teori mereka pada suatu teori bahwa masyarakat mempunyai suatu tingkat
toleransi pajak, suatu tingkat dimana masyarakat dapat memahami besarnya
pungutan pajak yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk membiayai

20

pengeluaran pemerintah. Tingkat toleransi ini merupakan kendala bagi
pemerintah untuk menaikkan pungutan pajak. Teori Peacock dan Wiseman
adalah sebagai berikut: pertumbuhan ekonomi menyebabkan pemungutan
pajak semakin meningkat walaupun tarif pajak tidak berubah, dan
meningkatnya penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah juga
semakin meningkat. Peningkatan pada PDB dalam keadaan normal
menyebabkan penerimaan pemerintah yang semakin besar, begitu juga dengan
pengeluaran pemerintah.
Apabila keadaan normal tersebut terganggu, misalnya karena adanya
perang,

maka

pemerintah

harus

memperbesar

pengeluarannya

untuk

membiayai perang. Salah satu cara umtuk meningkatkan penerimaannya
tersebut dengan menaikkan tarif pajak sehingga dana swasta untuk investasi
dan konsumsi menjadi berkurang Keadaan ini disebut efek pengalihan
(Displacement effect) yaitu adanya gangguan sosial menyebabkan aktivitas
swasta dialihkan pada aktivitas pemerintah.
2.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik
Adapun ekonomi klasik menurut Arsyad (2010:115) pertumbuhan

ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni dua faktor utama yakni
Pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk . Unsur pokok dari
sistem produksi suatu negara ada tiga:
a) Sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah paling
mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat dimana jumlah

21

sumber daya alam yang tersedia mempunyai batas maksimum bagi
pertumbuhan suatu perekonomian.
b) Sumber daya insani (jumlah penduduk) merupakan peran pasif
dalam proses pertumbuhan output, maksudnya jumlah penduduk
akan menyesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja.
c) Stok modal merupakan unsur produksi yang sangat menentukan
tingkat pertumbuhan output. Laju pertumbuhan ekonomi sangat
dipengaruhi oleh produktivitas sektor- sektor dalam menggunakan
faktor-faktor produksinya.
Produktivitas dapat ditingkatkan melalui berbagai sarana pendidikan, pelatihan
dan manajemen yang lebih baik.
3.

Teori Pertumbuhan Neo Klasik
Teori pertumbuhan neoklasik dikembangkan oleh Solow dan Swan. Model

Solow-Swan menggunakan unsur pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital,
dan besarnya output yang saling berinteraksi. Perbedaan utama dengan model
Harrod-Domar adalah dimasukkannya unsur kemajuan teknologi dalam
modelnya. Selain itu, Solow, dan Swan menggunakan model fungsi produksi
yang memungkinkan adanya substitusi antara kapital (K) dan tenaga kerja (L).
Adapun model pertumbuhan ekonomi Neo Klasik Solow (Solow Neo Classical
Growth Model) maka fungsi produksi agregat standar adalah sama seperti yang
digunakan dalam persamaan dibawah ini:

22

Yi = i ( K, L)
Dalam kerangka ekonomi regional, menderivasikan rumus diatas menjadi
sebagai berikut:
Yi = ai Ki + (1- ai ) ni
Dimana:
Yi

= besarnya output

ai

= bagian yang dihasilkan dari faktor modal

Ki

= tingkat pertumbuhan modal

(1- ai ) = bagian yang dihasilkan diluar faktor modal
ni

= tingkat pertumbuhan tenaga kerja

Teori Neoklasik sebagai penerus dari teori klasik menganjurkan agar
kondisi selalu diarahkan untuk menuju pasar sempurna. Dalam keadaan pasar
sempurna, perekonomian bisa tumbuh maksimal. Hal khusus yang perlu dicatat
adalah bahwa model neoklasik mengasumsikan I=S. Hal ini berarti kebiasaan
masyarakat yang suka memegang uang tunai dalam jumlah besar dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi. Analisis lanjutan dari paham neoklasik
menunjukkan bahwa untuk terciptanya suatu pertumbuhan yang mantap
(steady growth), diperlukan suatu tingkat saving yang tinggi dan seluruh
keuntungan pengusaha diinvestasikan kembali.
4.

Teori David Ricardo
Menurut Lincoln Arsyad (2010:100), proses pertumbuhan ekonomi masih

memacu antara laju pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan output.
Selain itu Ricardo juga menganggap bahwa jumlah faktor produksi tanah

23

(sumber daya alam) tidak bisa bertambah sehingga akhirnya faktor pembatas
dalam proses pertumbuhan suatua masyarakat. Perekonomian yang diciricirikan Ricardo sebagai berikut:
a. Tanah terbatas
b. Tenaga kerja meningkat atau menurun sesuao tingkat upah diats
atau dibawah tingkat upah minimal
c. Akumulasi modal terjadi apabila tingkat keuntungan yang diperoleh
pemilik modal berada diatas tingkat keuntungan minimal yang
diperlukan untuk menarik meraka melakukan investasi
d. Sektor pertanian dominan dari faktor produksi tanah dan tenaga kerja,
ada satu kekuatan dinamis yang selalu menarik perekonomian kearah
tingkat upah minimum, yaitu bekerjanya the lawa of diminishing
return. Pada akumulasi modal juga berlaku hukum tersebut.
Dimana the law of diminishing return yang akan menang. Keterbatasan
faktor produksi tanah akan membatas pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Suatu negara hanya bisa tumbuh sampai batas yang dimungkinkan oleh
sumber-sumber alamnya. Apabila sumber daya alam ini telah diekspolitasi
secara penuh maka perekonomian berhenti tumbuh, masyarakat akan mencapai
stationernya.

24

Product/Upah

W

Y

P4
P3

S

P

P2

W3
P1
W2

W1
O N1

N2

N3

N4

N5

X
Tenaga Kerja

Sumber : Suryana, 2000

Gambar 2.1.
Gerakan Kearah Stasioner
Pada Gambar 2.1. Tenaga kerja diukur sepanjang garis horizontal (X),
dan jumlah produk dikurangi sewa sumbu vertikal (Y), kurva OP adalah fungsi
produksi yang menunjukkan total produk dikurangi sewa sebagai fungsi dari
penduduk. Karena penduduk meningkat, maka kurva OP mendatar sesuai
dengan Law of deminshing return. Garis lurus yang melalui ti