ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN SEKTOR MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2014

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN SEKTOR MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2012-2014

ANALYSIS THE FACTORS THAT AFFECT DIVIDEND POLICY THE MANUFACTURING SECTOR WHICH IS LISTED ON BURSA EFEK INDONESIA

DURING THE PERIOD 2012-2014

Oleh : Suryo Nugroho

20120410320

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH YOGYAKARTA


(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN SEKTOR MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2014

ANALYSIS THE FACTORS THAT AFFECT DIVIDEND POLICY THE MANUFACTURING SECTOR WHICH IS LISTED ON BURSA EFEK

INDONESIA DURING THE PERIOD 2012-2014

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh : Suryo Nugroho

20120410320

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH YOGYAKARTA


(3)

(4)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO

“Man Jadda Wajada”

Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan berhasil, Insya Allah

(Anonim)

Setiap kamu merasa beruntung, percayalah doa Ibu mu telah didengar oleh Nya


(5)

PERSEMBAHAN Yang Utama Dari Segalanya...

Puji syukur kepada Allah SWT. Atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya karya yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya yang sederhana ini kepada orang yang kusayangi dan kukasihi, orang yang ada saat suka dan duka.

1. Alm. Bapak dan Mamah Tercinta

Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terimakasih yang tiada terhingga ku persembahkan karya sederhana ini kepada kedua orang tua ku Bapak Alm. Guritno dan Mamah tercinta Sarmiyati yang telah memberikan dukungan, semangat, dan kasih sayangnya selama ini. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Bapak dan Mamah bangga dan bahagia.

2. Kakak-kakak dan Keluarga Besar

Terimakasih untuk kakakku Retno Rusnawati, Retma Rindiyarini, Raras Ritdanti yang selalu memberikan semangat, dukungan, do’a dan kasih sayangnya selama ini, tanpa kalian aku tidak bisa belajar sejauh ini. Terimakasih untuk Bulek Ratmi, Om Sih, Bapak dan Ibu Muhasir yang sudah mau menjadi orang tua ku selama di Yogyakarta.

3. Dr. Arni Surwanti., M.Si. dan Staf Akademik

Terimakasih saya ucapkan untuk segala bantuan, nasihat, waktu, dukungan dan pengalaman yang telah bapak dan ibu berikan kepada saya.


(6)

4. Anggaria Calista Husent

Terimakasih atas kasih sayang, perhatian serta kesabarannya, waktu dan kebersamaannya, suka dan dukanya, badai, dan terangnya. Banyak waktu yang tak sedikit kita lewati bersama, semoga tetap terjaga sampai pada saatnya. Terimakasih sudah memberikan dukungan dan setia menemani dalam menyelesaikan karya ini. Semoga kita dapat meraih kesusksesan bersama-sama.

5. Sahabat Tercinta

Terimakasih untuk sahabat-sahabatku David Wahyu Haryono dan Dindin Cahyadin. Terimakasih sudah menjadi sahabat terbaik dalam suka dan duka, canda dan tawa, yang selalu memberikan dukungan dan nasihatnya selama saya kuliah di Yogyakarta. Sahabat yang selalu ada disaat apapun, dikondisi apapun, dalam suasana apapun. Semoga persahabatan kita terjalin sampai punya anak-cucuk. Sukses bersama-sama ya sahabat terbaik ku.

6. Manajemen H “ MAKALAH’

Terimakasih tak terhingga untuk kalian semua penghuni kelas H, yang selalu bersama dari maba sampai skripsi, juara manajemen cup 3 kali, kelas amazing yang paling disegani dari semua kelas manajemen 2012. Semoga seusai lulus ini silaturahim kita tetap terjalin. Sampai berjumpa dikesuksesan yang akan datang kawan.


(7)

7. Chockles Crew

Terimakasih kepada teman-teman Chockles Crew Alwi Arsyad, Khoda, dan Amin Rais yang telah membuat suasana-suasana seperti ini dan akan saya rindukan pada nantinya dan ingat jangan malas-malas latihan futsal karena skill kalian masih dibawah saya. Semoga kalian cepat segera menyusul menjadi sarjana.

8. Futsal Yogyakarta

Terimakasih kepada Acoey Futsal Academy (AFA), UKM Futsal UMY, Futsal KMFE UMY, SFC Planet, Fiesta FC, Protect Sport, Si Dobig Prembun, serta tim-tim yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terimakasih atas semua pengalaman yang tak terhingga, membuat prestasi dibidang non akademik, menyalurkan hobi saya, mambawa saya ketempat baru dan teman baru. Semoga kita bisa berjumpa dilain kesempatan. 9. Terimakasih untuk semua pihak yang terlibat dan mendukung saya selama

kuliah dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan semuanya. Terimakasih.


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... 1

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... 3

INTISARI ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 7

DAFTAR TABEL ... 10

DAFTAR GAMBAR ... 11

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah Penelitian ... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II ... 7

TINJAUAN PUSTAKA ... 7


(9)

1. Pengertian Dividen ... 7

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividen ... 8

3. Teori Kebijakan Dividen ... 10

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 11

C. Hubungan Antar Variabel dan Penurunan Hipotesis ... 14

D. Model Penelitian ... 19

BAB III ... 20

METODE PENELITIAN ... 20

A. Subyek/Obyek Penelitian ... 20

B. Jenis Data ... 20

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 20

D. Teknik Pengambilan Data ... 21

E. Definisi Operasioal Variabel Penelitian ... 22

F. Uji Analisis Data ... 24

G. Uji Asumsi Klasik ... 25

1. Uji Normalitas Data ... 25

2. Uji Multikolinieritas ... 26

3. Uji Autokorelasi ... 26

4. Uji Heteroskedastisitas ... 27

F. Uji Hipotesis ... 27

BAB IV ... 31

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31


(10)

B. Uji Analisis Data ... 33

C. Uji Asumsi Klasik ... 34

1. Uji Normalitas ... 34

2. Uji Multikolinearitas... 36

3. Uji Autokorelasi ... 37

4. Uji Heteroskedastisitas ... 39

D. Hasil Regresi Setelah Transformasi Data ... 40

E. Uji Hipotesis ... 42

BAB V ... 52

SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 52

A. Simpulan ... 52

B. Saran ... 53

C. Keterbatasan Penelitian ... 54

Daftar Pustaka ... 56


(11)

DAFTAR TABEL

4.1. Statistik Deskriptif ... 31

4.2. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogrov-Sminov Sebelum Transformasi ... 35

4.3. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogrov-Sminov Sesudah Transformasi ... 36

4.4. Hasil Uji Multikolinearitas ... 38

4.5. Nilai DW-Test ... 38

4.6. Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin Watson ... 38

4.7. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 40

4.8. Hasil Uji Regresi ... 41

4.9. Hasil Uji t ... 43

4.10. Hasil Uji F ... 45


(12)

DAFTAR GAMBAR


(13)

(14)

(15)

ABSTRACT

This research aims to determine whether the independent variables profitability, liquidity, debt and growth companies to the dependent variable, dividend policy. This study using secondary data, that was the annual financial report of manufacture companies listed on the Bursa Efek Indonesia (BEI) during the period 2012-2014. This study uses purposive sampling method and data analysis used are multiple regression analysis.

The result showed simultaneously variables profitability, liquidity, debt and growth collectively have significant effect on the dependent variable. While partially known that variables profitability and liquidity affect positively and significantly to the dividend policy, debt and growth negatively and significantly to the dividend policy.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan perusahaan dan kebijakan dividen merupakan kedua hal yang ingin dicapai perusahaan namun memiliki tujuan yang berbeda. Perusahaan yang sedang tumbuh pasti akan meningkatkan investasi untuk masa mendatang yang diambil dari laba yang ditahan, namun disisi lain para pemegang saham/investor menginginkan laba yang akan dibagikan dalam bentuk dividen. Kebijakan dividen adalah suatu kebijakan dari manajemen badan usaha/perusahaan dalam menentukan laba yang tersedia bagi pemegang saham yang akan dibagikan dalam bentuk dividen atau laba ditahan guna membiayai investasi perusahaan di masa yang akan datang.

Di masa lalu kebijakan dividen hal yang sering diperdebatkan oleh pemegang saham dan manajemen. Secara umum pemegang saham menginginkan dividen yang lebih royal (banyak), sedangkan manajemen lebih suka menahan laba dalam perusahaan demi “memperkuat modal perusahaan” (Zweig, 2003:647).

Jika perusahaan memutuskan untuk membagikan dividen konsekuensinya laba yang ditahan akan berkurang, laba ditahan berkurang maka sumber pendanaan internal juga akan berkurang. Setiap perubahan dalam kebijakan pembayaran dividen akan memiliki dua dampak yang berlawanan (Brigham dan Gapenski, 1999) dalam (Tita, 2009). Berbagai pertimbangan mengenai penetapan jumlah yang tepat untuk dibayarkan sebagai dividen adalah sebuah keputusan finansial yang sulit bagi pihak manajemen (Ross 1977) dalam (Suharli, 2007).

Jika perusahaan memutuskan tidak membagikan dividen maka laba yang ditahan akan menjadi sumber pendanaan internal. Kemampuan sumber dana internal meningkat sehingga akan memperkuat posisi ekuitas pemilik karena semakin kecil


(17)

ketergantungan perusahaan kepada sumber dana eksternal. Dalam menentukan pembagian dividen, perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen itu sendiri. Setyawan (1995) dalam Ita (2013) mengelompokkan faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen menjadi dua yaitu faktor internal berupa tingkat laba, kemampuan untuk meminjam serta faktor eksternal antara lain pajak atas dividen, pajak atas capital gain, akses ke pasar modal dan perundang-undangan.

Hal ini yang sampai pada saat ini menjadi perdebatan kebijakan deviden terutama dihubungkan dengan pertumbuhan perusahaan. Kebijakan dividen yang optimal adalah kebijakan dividen yang bisa menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang yang bisa memaksimumkan harga saham perusahaan (Brigham & Houston, 2001). Pembayaran dividen yang dibagikan perusahaan tergantung dari kebijakan manajemen perusahaan. Di dalam menentukan besar kecilnya dividen yang dibayarkan, pihak manajemen harus memperhatikan kepentingan para pemegang saham dan kepentingan perusahaan (Darminto, 2008). Menurut (Ramli & Arfan, 2011) tujuan utama seorang investor dalam menanamkan dananya adalah untuk memperoleh pendapatan (return), baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Umumnya investor dalam penerimaan dividen lebih menginginkan perusahaan melakukan pembayaran dividen dalam bentuk tunai, hal ini dikarenakan pembayaran dividen dalam bentuk tunai akan mengurangi risiko ketidakpastian dalam melaksanakan aktivitas investasi pada suatu perusahaan (Ramli dan Arfan, 2011). Dengan kata lain tujuan investor untuk berinvestasi adalah untuk mendapatkan keuntungan dengan pembagian dividen. Pembagian dividen hanya akan mempengaruhi harga saham apabila dengan


(18)

pembagian tersebut para pemodal berubah pengharapan mereka terhadap prospek dan risiko perusahaan. Dalam situasi seperti itu, pembagian dividen dapat menaikkan atau menurunkan harga saham. Dividen juga mungkin dibagikan dalam bentuk saham

(stock dividend). Perusahaan juga dapat membagikan dana dengan cara membeli kembagi sebagian saham (stock repurchase) (Husnan, 1998:347).

Oleh karena itu perusahaan harus bisa menyeimbangkan antara investasi untuk pertumbuhan perusahaan atau membagikan dividen untuk memperhatikan kebutuhan para investor. Pendekatan teori tentang kebijakan dividenpun saling bertentangan satu sama lain, Modigliani Miller (MM) berpendapat bahwa di dalam kondisi bahwa keputusan investasi yang given, pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham. Lebih lanjut MM berpendapat bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi. Sementara itu keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk dividen atau akan ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan (Sartono, 2001:282). Sedangkan menurut Myron Gordon dan John Lintner berpendapat bahwa kemungkinan capital gains yang diharapkan adalah lebih besar risikonya dibanding dengan dividen yield yang pasti.

Melihat dari permasalahan diatas peneliti tertarik pada topik kebijakan dividen, karena masih banyak perdebatan tentang apakah perushaaan lebih baik menahan laba dalam bentuk laba ditahan untuk pembentukan dana internal perusahaan agar semakin besar, atau membagikan dividen kepada para investor untuk memperhatikan kebutuhan pemegang saham. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya di atas adalah meliputi batasan variabel yang diteliti, jenis perusahaan sampel, dan periode penelitian. Batasan variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan menguji dan menganalisis bagaimana pengaruh variabel bebas (profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan (growth), dan utang) secara simultan dan


(19)

parsial terhadap variabel terikat (kebijakan dividen). Penelitian pada nantinya dapat memberikan manfaat bagi investor untuk memahami kebijakan dividen dan perusahaan atau badan usaha untuk mempertimbangkan keputusan kebijakan dividen. Oleh karena itu penelitian ini layak untuk diteliti kembali dengan judul penelitian

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN

DIVIDEN SEKTOR MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2014”.

B. Batasan Masalah Penelitian

Adapun batasan masalah penelitan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan untuk meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data 3 tahun penelitian, yaitu 2012

sampai dengan 2014.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan sebelumnya, maka dapat diambil permasalahan dan di rumuskan sebagai berikut :

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen? 2. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen? 3. Apakah utang berpengaruh terhadap kebijakan dividen?


(20)

D. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah di atas dapat ditentukan tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen. 2. Menganalisis pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen. 3. Menganalisis pengaruh utang terhadap kebijakan dividen.

4. Menganalisis pengaruh pertumbuhan terhadap kebijakan dividen.

E. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Kegunaan Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang manajemen keuangan serta menjadi referensi untuk mengembangkan atau memperbaharui literatur-literatur yang telah terpapar di masa lalu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen.

2. Kegunaan Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan yang berguna terutama dalam hal publikasi laporan keuangan perusahaan pada sektor manufaktur. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui faktor yang menjadi pertimbangan dalam kebijakan manajemen tentang jumlah pembagian dividen pada perusahaan, serta membantu para investor dalam membuat keputusan investasi dengan mengetahui seberapa besar faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Pengertian Dividen

Dividen merupakan laba yang dibagikan pada pemegang saham sebagai dividen atau sebagai pembiayaan investasi di masa depan (Mawarni dan Ratnardi, 2014). Stice et al (2005) dalam Suharli (2007) mengartikan dividen sebagai pembagian laba kepada para pemegang saham perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik. Sedangkan menurut Downes dan Goodman (2001) dalam Deitiana (2011), dividen adalah pendistribusian laba kepada pemegang saham, secara prorata menurut kelas surat berharga dan dibayarkan dalam bentuk uang, saham, scrip atau produk atau properti perusahaan, walaupun ini jarang terjadi.

Dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain (Hanafi, 2004). Ross (1977) dalam Suharli (2007) mendefinisikan dividen sebagai pembayaran kepada pemilik perusahaan yang diambil dari keuntungan perusahaan, baik dalam bentuk saham maupun tunai. Dividen adalah pembagian laba perusahaan yang besarnya telah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) kepada para pemegang saham secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pemegang saham tersebut (Deitiana, 2011).

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividen

Menurut Riyanto (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran deviden suatu perusahaan adalah sebagai berikut:


(22)

a) Posisi Kas atau Likuiditas Perusahaan

Posisi kas atau likuiditas perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya deviden yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena deviden merupakan cash outflow, maka makin kuat posisi likuiditas perusahaan, berarti makin besar kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. Suatu perusahaan yang sedang tumbuh secara rendabel, mungkin tidak begitu kuat posisi likuiditasnya karena sebagian besar dari dananya aktiva tetap dan modal kerja dengan demikian kemampuanya untuk membayarkan deviden pun sangat terbatas. Dengan sendirinya likuiditas suatu perusahaan ditentukan oleh keputusan-keputusan di bidang investasi dan cara pemenuhan kebutuhan dananya.

b) Kebutuhan Untuk Membayar Utang

Apabila perusahaan akan memperoleh utang baru atau menjual obligasi baru untuk membiayai perluasan perusahaan, sebelumnya harus direncanakan bagaimana caranya untuk membayar kembali utang tersebut. Apabila perusahaan menentukan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatanya untuk keperluan tersebut, yang ini berarti berarti hanya sebagian kecil saja yang pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai deviden.

c) Tingkat Pertumbuhan Perusahaan

Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhanya. Perusahaan tersebut biasanya akan lebih senang untuk menahan pendapatanya daripada dibayarkan sebagai deviden dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian rupa sehingga perusahaan telah well


(23)

established, dimana kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal atau sumber dana ekstern lainya, maka keadaanya adalah berbeda. Dalam hal yang demikian perusahaan dapat menetapkan devidend payout ratio yang tinggi. d) Pengawasan Terhadap Perusahaan

Variabel penting lainya adalah kontrol atau pengawasan terhadap perusahaan. Ada perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai ekspansinya dengan dana yang berasal dari intern saja. Kebijakan tersebut dijalankan atas pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan kontrol dari kelompok dominan didalam perusahaan. Demikian pula kalau membiayai ekspansi dari utang akan menambah risiko finansiilnya. Mempercayakan pada pembelanjaan intern dalam rangka usaha mempertahankan control terhadap perusahaan, berarti mengurangi “devidend payout ratio"nya.

3. Teori Kebijakan Dividen

Beberapa teori telah dikembangkan dan mengalami kemajuan mengenai teori kebijakan dividen, dalam penelitian ini terdapat teori kebijakan dividen sebagai berikut :

1. The Bird in The Hand Theory

Teori ini dikembangkan oleh Myron Gordon dan John Lintne, mereka berpendapat bahwa investor lebih merasa aman untuk memperoleh pendapatan berupa pembayaran deviden dari pada menunggu capital gain. Investor lebih merasa aman untuk memperoleh pendapatan berupa pembayaran dividen dari pada menunggu

capital gain (Darminto, 2008). Pembayaran dividen dapat mengurangi ketidakpastian, yang berarti mengurangi risiko, yang pada giliran selanjutnya mengurangi tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemegang saham (Hanafi, 2004:366).


(24)

Dalam teori ini menjelaskan investor menghendaki pembayaran dividen yang tinggi dari keuntungan perusahaan sesuai tujuan investor yaitu menanamkan sahamnya untuk mendapatkan deviden, investor tidak ingin berinvestasi di perusahaan jika penerimaan deviden dalam jangka waktu yang lama. Investor akan bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk perusahaan yang membayar dividen saat ini. Pembayaran deviden saat ini terjadi karena ada anggapan bahwa mendapat dividen saat ini resikonya lebih kecil daripada mendapat capital gain di masa yang akan datang meskipun capital gain di masa mendatang dapat memberikan pengembalian yang lebih tinggi daripada dividen saat ini, selain resiko juga adanya ketidakpastian tentang arus kas perusahaan dimasa depan. Teori ini juga berpendapat bahwa kas ditangan dalam bentuk deviden lebih bernilai daripada kekayaan dalam bentuk lain atau dengan istilah “Para investor memandang satu burung ditangan lebih berharga daripada seribu burung di udara”. Laba dalam bentuk dividen adalah hal yang pasti, namun laba dalam bentuk capital gains lebih berisiko, oleh karena itu perusahaan harus menetapkan rasio pembayaran dividen yang besar untuk memaksimalkan harga saham perusahaan (Turki dan Ahmed, 2013).

2. Teori Dividen Sisa (Residual dividen)

Teori ini menjelaskan bahwa dividen yang dibayarkan oleh perusahaan merupakan sisa (residual). Teori dividen sisa merupakan, “Teori yang menyatakan bahwa perusahaan akan menetapkan kebijakan dividen setelah semua investasi yang menguntungkan habis dibiayai.” Dengan kata lain dividen yang dibayarkan merupakan „sisa‟ (residual) setelah semua usulan investasi yang menguntungkan habis dibiayai (Hanafi, 2013:372).


(25)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dibuat berdasarkan pada penelitian-penelitian terdahulu yang mempunyai hasil sebagai berikut:

1. Ita Lopolusi (2013) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di PT Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh profitability, liquidity, companies’ size, leverage, growth, dan arus kas terhadap kebijakan dividen pada badan usaha sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011. Penelitian ini menggunakan profitability, liquidity, companies’ size, leverage, growth, dan arus kas sebagai variabel independen dan kebijakan dividen sebagai variabel dependen. Hasil dari penelitian ini menunjukan variabel profitabilitas, likuiditas, ukuran badan usaha, utang, pertumbuhan, dan free cash flow secara serempak berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada badan usaha manufaktur yang terdaftar pada PT Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2011. 2. Lisa Marlina dan Clara Danica (2009) yang berjudul Analisis Pengaruh ”Cash

Posisition, Debt To Equity Ratio, Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio“. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh Cash Posisition (CP), Debt To Equity Ratio (DER), dan Return On Assets (ROA) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada sektor manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah variabel Cash Posisition (CP), Debt To Equity Ratio (DER), dan Return On Assets (ROA) berdasarkan uji simultan (uji statistik F) berpengaruhterhadap variabel

Dividend Payout Ratio (DPR). Variabel Cash Posisition (CP) dan Return On Assets (ROA) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) sedangkan variabel bebas yang lain, yaitu Debt To Equity Ratio (DER) tidak


(26)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)

berdasarkan hasil uji parsial (uji statistik t).

3. Tita Deitiana (2009) yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen Kas”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

Debt Equity Ratio, Earnings per Share, Price Earnings Ratio, Return On Asset, Current Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, dan Return On Equity terhadap kebijakan pembayaran dividen kas. Hasil dari penelitian ini adalah tidak terdapat pengaruh yang signifikan Debt Equity Ratio, Return On Asset, Current Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, dan Return On Equity terhadap Dividend Payout Ratio.

4. Darminto (2008) yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Dividen”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh profitabilitas, likuiditas, struktur kepemilikan saham secara simultan terhadap kebijakan dividen. Hasil dari penelitian ini adalah secara simultan variabel profitabilitas, likuiditas, struktur kepemilikan saham mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Secara parsial hanya variabel profitabilitas dan struktur modal yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijkan dividen, sedangkan variabel likuiditas dan struktur kepemilikan saham tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijkan dividen.

5. Rahmawati, Saerang, dan Rate (2014) yang berjudul “Kinerja Keuangan Pengaruhnya

Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan BUMN Di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh Total Asset Turn Over (TATO), Net Profit Margin (NPM), Return On Invesment (ROI), dan Debt Equity Ratio (DER) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada BUMN di BEI.


(27)

Menjelaskan variabel mana yang berpengaruh terhadap penentuan Dividen Payout Ratio (DPR) pada BUMN di BEI. Hasil dari penelitian ini adalah Total Asset Turn Over (TATO), Net Profit Margin (NPM), Return On Invesment (ROI), dan Debt Equity Ratio (DER) secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan BUMN di Bursa Efek Indonesia. Variabel Total Asset Turn Over (TATO), Net Profit Margin (NPM), dan Debt Equity Ratio (DER) secara parsial memiliki pengaruh signifikan, sedangkan, Return On Invesment (ROI) tidak memiliki pengaruh signifikan.

C. Hubungan Antar Variabel dan Penurunan Hipotesis

Menurut Sugiyono (2009:93) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris. Berdasarkan uraian dan hasil temuan penelitian terdahulu, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen

Menurut Teori bird in the hand yang menyatakan bahwa laba tahun berjalan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen saat ini selain dividen tahun sebelumnya dan Profitabilitas adalah metode mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba (Astuti,2004). Profitabilitas mempengaruhi kebijakan dividen dikarenakan profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan dividen akan dibagi apabila perusahaan


(28)

tersebut memperoleh laba (Darminto, 2008). Darminto menyebutkan perusahaan akan membagikan dividen apabila perusahaan memperoleh laba yang besar. Menurut Wirjolukito et al., dalam Suharli (2007) menyatakan bahwa pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberikan sinyal mengenai keberhasilan perusahaan dalam membukukan profit. Sudarsi (2002) dalam Dewi (2008) yang menyebutkan bahwa semakin besar keuntungan perusahaan maka semakin besar membayar dividennya. Argumentasi ini mengungkapkan bahwa suatu perusahaan akan membagikan dividen apabila perusahaan tersebut memperoleh keuntungan (laba), dengan semakin besarnya keuntungan suatu perusahaan maka akan meningkatkan jumlah kas yang besar pula dan perusahaan tersebut dapat membagikan dividen yang besar pula.

Hipotesis 1 : Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen.

2. Pengaruh Likuiditas Terhadap Kebijkana Dividen

Hanafi (2004) dan Nurnajamuddin (2004), menyatakan bahwa likuiditas suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum perusahaan mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Perusahaan yang mempunyai aliran kas yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. hal sebaliknya akan terjadi jika aliran kas tidak baik (Hanafi, 2013). Jika posisi likuiditas perusahaan baik maka kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya termasuk juga dividen adalah besar. Kas merupakan hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan menetapkan besarnya dividen. Hal ini karena besarnya dividen yang akan dibayarkan akan sangat dipengaruhi oleh besarnya posisi kas pada suatu perusahaan (Aggy dan Anis, 2013). Mawarni dan Ratnardi (2014) berpendapat


(29)

bahawa semakin besar kas maka likuiditas perusahaan akan meningkat. Semakin besar perusahan dapat membayar utang, semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayar deviden. Likuiditas, yaitu apabila laba yang ditahan diinvestasikan dalam bentuk aktiva tetap, seperti mesin dan peralatan, bahan dan persediaan dan barang-barang lainnya, maka hal tersebut dapat menunjukkan posisi likuiditas perusahaan yang rendah dan terdapat kemungkinan perusahaan tidak mampu lagi membayarkan dividennya (Rodoni dan Ali, 2010:123).

Hipotesis 2 : Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. 3. Pengaruh Utang Terhadap Kebijakan Dividen

(Gupta, 2010) mengungkapkan bahwa utang berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi perusahaan melakukan utang untuk sumber modalnya maka semakin besar pula kewajiban untuk memenuhi utang tersebut. Semakin tinggi hasil prosentasenya, cenderung semakin besar risiko keuangannya bagi kreditor maupun pemegang saham. Namun demikian, apabila perusahaan melakukan utang, maka akan dapat memberikan kompensasi kepada investor berupa dividen hingga maksimal, sehingga minat investor untuk menanamkan modalnya lebih besar. Dengan demikian adanya dana kas yang segar akan menguntungkan perusahaan, karena di kemudian hari tidak harus membayar biaya bunga yang tetap kepada pihak ketiga (Aggy dan Anis, 2013). Sehingga peningkatan utang dapat mempengaruhi laba bersih perusahaan karena harus membayarkan kewajiban utang dan bunganya. Perusahaan lebih memprioritaskan untuk membayar utang dan bunga dari pada membagikan dividen ke pemegang saham (investor).

Hipotesis 3: Utang berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen. 4. Pengaruh Pertumbuhan (Growth) Terhadap Kebijakan Dividen


(30)

Badan usaha yang pertumbuhannya tinggi akan lebih memilih untuk berinvestasi dibandingkan dengan membagikan dividen (Lapolusi, 2013). Dengan pernyataan diatas bahwa perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan lebih memilih laba perusahaan di tahan untuk berinvestasi di masa yang akan datang dari pada untuk membayarkan dividen kepada pemegang saham. Semakin cepat tingkat pertumbuhan, semakin besar dana yang dibutuhkan, karena untuk memenuhi kebutuhan dan pendanaan perusahaan jika menggunakan utang maka beban bunga makin tinggi, sehingga laba di pakai untuk membayar beban bunga maka rasio deviden akan menurun. Semakin besar kebutuhan dana dimasa mendatang, semakin mungkin perusahaan menahan keuntungan, bukan membayarkannya sebagai dividen (Aggy dan Anis, 2013). Tingkat pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen (Tampubolon, 2005). Semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, maka semakin besar kebutuhan dana yang diperlukan untuk membiayai pertumbuhan tersebut. Semakin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang maka perusahaan lebih senang untuk menahan labanya dari pada membayarkannya sebagai dividen kepada pemegang saham. Penelitian Suherli dan Harahap (2004), Marpaung dan Hadianto (2009), Prihantoro (2003), Raharja (2007) serta Hatta (2002) tidak menemukan adanya pengaruh antara pertumbuhan dengan kebijakan dividen.

Hipotesis 4 : Pertumbuhan berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen.


(31)

D. Model Penelitian

Adapun model penelitian pada penelitian ini sebagai berikut :

+ +

-

-

Gambar 2.1 Model Penelitian Profitabilitas

Likuiditas

Utang

Pertumbuhan

Kebijakan Dividen


(32)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Subyek/Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memilih Bursa Efek Indonesia sebagai tempat untuk melakukan riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan peneliti yaitu berupa laporan keuangan. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 melalui website : www.idx.co.id dan melalui situs situs yang berkaitan.

B. Jenis Data

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini menurut jenisnya merupakan data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka).

C. Teknik Pengambilan Sampel

Pemilihan sampel diseleksi secara purposive sampling dari seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan tujuan untuk memperoleh sampel yang representatif berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Teknik purposive sampling merupakan salah satu teknik pengambilan sampel non probabilitas dimana teknik pemilihan secara tidak acak yang informasinya diperoleh berdasarkan pertimbangan tertentu dan umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2002:131). Pada penelitian ini teknik pengumpulan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria sampel sebagai berikut :


(33)

2. Perusahaan manufaktur yang membagikan dividen selama periode 2012-2014. 3. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan tertulis berupa laporan keuangan

perusahaan.

Proses pengambilan sampel dalam penelitian ini tidak semua perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan sesuai dengan kriteria pemilihan sampel yang telah diuraikan diatas. Ada sebanyak 35 perusahaan manufaktur yang masuk dalam kriteria pemilihan sampel dan dapat dijadikan sampel dalam penelitian, yaitu perusahaan yang membagikan dividen selama 3 (tiga) tahun berturut selama tahun 2012-2014.

D. Teknik Pengambilan Data

Untuk keperluan penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Keuntungan data sekunder ialah sudah tersedia, ekonomis, dan cepat didapat sedangkan kelemahannya ialah tidak dapat menjawab secara keseluruhan masalah yang sedang diteliti dan kurang akurasi karena data dikumpulkan oleh orang lain untuk tujuan tertentu dengan metode yang tidak diketahui (Sarwono dan Suhayati, 2010:69).

E. Definisi Operasioal Variabel Penelitian

1. Variabel Independen Profitabilitas (PROFIT), Likuiditas (LIQ), Utang (DER), Pertumbuhan (GROWTH).

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(34)

a) Profitabilitas (PROFIT)

Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu meneghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima. Angka profitabilitas dinyatakan antara lain dalam angka laba sebelum atau sesudah pajak, laba investasi, pendapatan per saham, dan penjualan. Sedangkan menurut Michelle dan Megawati (2005) profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba atau profit yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan.

PROFITi,t = Laba Bersihi,t Total Aseti,t b) Likuiditas (LIQ)

Likuiditas suatu perusahaan berhubungan erat dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi. Untuk dapat memenuhi kewajiban tersebut, maka perusahaan harus mempunyai alat-alat likuid yang berupa aktiva lancar yang jumlahnya harus lebih besar dari jumlah kewajiban-kewajiban yang harus segera dipenuhi yang berupa utang-utang lancar.

Makin besar jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan utang lancar, maka makin besar tingkat likuiditas perusahaan tersebut. Dan sebaliknya apabila jumlah aktiva lancar lebih kecil daripada utang lancar, berarti bahwa perusahaan tersebut berada dalam likuid.

LIQi,t= Aktiva Lancari,t Utang Lancari,t


(35)

c) Utang (DER)

Utang adalah Kewajiban suatu badan usaha / perusahaan kepada pihak ketiga yang dibayar dengan cara menyerahkan aktiva atau jasa dalam jangka waktu tertentu sebagai akibat dari transaksi di masa lalu. Utang merupakan suatu sumber dana eksternal yang digunakan oleh badan usaha untuk membiyayai kebutuhan dananya (Gupta, 2010).

DERi,t = Total Utangi,t Total Ekuitasi,t d) Pertumbuhan (GROWTH)

Pertumbuhan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Pertumbuhan merupakan kemampuan badan usaha untuk mempertahankan posisi usahanya dalam perkembangan ekonomi dan industri di dalam perekonomian pada saat badan usaha manufaktur tersebut beroperasi (Deskmukh, 2005) dalam (Lopolusi, 2013).

Growthi,t = Total assetsi,t– Total assetsi, t-1 Total assetsi, t-1

e) Variabel Dependen Dividen Payout Ratio (DPR)

Warsono (2003:275) Dividend Payout Ratio merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa. DPR banyak digunakan dalam penilaian sebagai cara pengestimasian dividen untuk periode yang akan datang, sedangkan kebanyakan analis mengestimasikan pertumbuhan dengan menggunakan laba ditahan lebih baik daripada dividen.

DPRi,t= Dividen kas per lembar sahami,t


(36)

F. Uji Analisis Data

1. Analisis Regresi Berganda

Berdasarkan pola hubungan antar variabel dalam penelitian ini, metode pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda. Alasan menggunakan metode regresi linier berganda dikarenakan untuk melihat pengaruh langsung dari variabel dependen dan variabel independen. Pengolahan data ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 21.0 for Windows. Regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis satu variabel yang dependen (y) terhadap beberapa variabel independen yang lain. Persamaan yang digunakan dengan regresi linier ini untuk pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

DIVi,t= α + βi,tPROFIT i,t+ β i,t LIQ i,t+ β i,t DER i,t+ β i,t GROWTH i,t + e Ketereangan :

DIVi,t = Kebijakan dividen

α = Konstanta

β i,t = Koefisien regresi e = Standart error PROFIT = Profitabilitas LIQ = Likuiditas DER = Utang

GROWTH = Pertumbuhan G. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk menghasilkan model regresi yang baik. Untuk menghindari kesalahan dalam pengujian asumsi klasik maka jumlah


(37)

sampel yang digunakan harus bebas dari bias (Ghozali, 2012: 160). Uji asumsi klasik terdiri dari:

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik, yaitu:

Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis (Ghozali, 2012:164), yaitu:

H0: Data residual berdistribusi normal Ha: Data residual tidak berdistribusi normal

Dengan melihat angka probabilitas dengan ketentuan, probabilitas < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak, sedangkan probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak dan H0 diterima.

2. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2012:105) menyatakan bahwa uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dengan melihat nilai tolerance > 0,10 dan lawannya nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10 berarti data tidak ada masalah multikolinearitas.


(38)

3. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2012:110) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji Durbin-Waston (DW Test). 4. Uji Heteroskedastisitas

Uji yang bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Homoskedastisitas adalah kesamaan varians dari residual. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu melihat hasil output SPSS melalui grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID (Ghozali, 2012:139).

Dasar analisis:

a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

A. Uji Hipotesis

Langkah selanjutnya adalah teknik pengujian hipotesis yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap kebijakan dividen dengan Uji Statistik F dan Uji Statistik t.


(39)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2012:98).

Pengambilan keputusan pada uji statistik F dan uji statistik t dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikannya pada taraf kepercayaan 0,05. Jika nilai signifikannya ≥ 0,05 maka variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, sedangkan jika nilai signifikannya < 0,05 maka variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat, maka langkah-langkahnya :

a) Merumuskan hipotesis

H0 : β1, β2, β3, β4= 0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara PROFIT, LIQ, DER dan GROWTH terhadap Dividend Payout Ratio

(DPR).

H0: β1, β2, β3, β4≠ 0 : Ada pengaruh yang signifikan antara PROFIT, LIQ, DER dan GROWTH terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). b) Kesimpulan

Ha: diterima bila sig. ≤ α = 0,05 Ha: ditolak bila sig. > α = 0,05 2. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2012:98). Untuk menguji apakah


(40)

variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, maka langkah-langkahnya :

a) Merumuskan hipotesis

H0: β1, β2, β3, β4= 0 : PROFIT, LIQ, DER dan GROWTH secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio

(DPR). b) Kesimpulan

Ha: diterima bila sig. ≤ α = 0,05 Ha: ditolak bila sig. > α = 0,05 3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2012:97). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 akan meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan Adjusted R2.

Dengan menggunakan nilai Adjusted R2, dapat dievaluasi model regresi mana yang terbaik. Tidak seperti nilai R2, nilai Adjusted R2 dapat naik maupun turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Dalam kenyataan,


(41)

nilai Adjusted R2 dapat bernilai negatif walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapatkan nilai Adjusted R2 negatif, maka nilai Adjusted R2 dianggap bernilai nol (Ghozali, 2012:97-98).


(42)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berkaitan dengan proses pengumpulan, penyajian, dan peringkasan berbagai karakteristik data sehingga dapat menggambarkan karakter sampel yang digunakan dalam penelitian. Dengan Statistika deskriptif, kumpulan data yang diperoleh akan tersaji dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data yang ada. Analisis deskriptif dari data yang diambil pada penelitian ini adalah dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 yaitu sebanyak 105 data pengamatan. Deskriptif variabel dalam statistik deskriptif yang digunakan pada penelitian ini meliputi nilai minimum, nilai maksimum, mean, dan standar deviasi dari satu variable dependen yaitu kebijakan dividend dan empat variable independen yaitu profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan, dan utang.

Table 4.1 Statistik Deskriptif

N Minumum Maximum Mean Std. Deviation

PROFIT LIQ DER GRWOTH

DPR Valid N (listwise)

105 105 105 105 105 105 -.0028585 .4500000 .0852985 .0058380 -.2157032 .6572007 7.7300000 2.5770674 1.2731500 1.3815624 .133054182 2.120857143 .810824411 .150975162 .412114781 .1124161417 1.3473457627 .6440955604 .1596164219 .2904852141

Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan tabel 4.1 statistik deskriptif di atas dapat diketahui: a. Profitabilitas (PROFIT)

Berdasarkan hasil pengujian tersebut diketahui bahwa nilai terendah (minimum) profitabilitas pada data perusahaan yang digunakan dalam penelitian yaitu


(43)

-0,0028585 atau -0.28% dan nilai tertinggi (maximum) profitabilitas pada data perusahaan yang digunakan dalam penelitian yaitu sebesar 0,6572007 atau 65,72%

dengan standar deviasi sebesar 0,1124161417 atau 11,24%. Dan nilai rata-rata (mean) profitabilitas perusahaan yang diteliti sebesar 0,133054182 atau 13,30%.

b. Likuiditas (LIQ)

Berdasarkan hasil pengujian tersebut diketahui bahwa nilai terendah (minimum) likuiditas pada data perusahaan yang digunakan dalam penelitian yaitu 0,4500000 atau 45% dan nilai tertinggi (maximum) likuiditas pada data perusahaan yang digunakan dalam penelitian sebesar 7,7300000 atau 773% dengan standar deviasi 1,3473457627 atau 134,7%. Dan nilai rata-rata (mean) likuiditas 2,120857143 atau 212,08%.

c. Utang (DER)

Berdasarkan hasil pengujian tersebut diketahui bahwa nilai terendah (minimum) utang pada data perusahaan yang digunakan dalam penelitian yaitu 0,0058380 atau 0,58% dan nilai tertinggi (maximum) utang pada data perusahaan yang digunakan dalam penelitian sebesar 2,5770674 atau 257,7% dengan standar deviasi 0,6440955604 atau 64,4%. Dan nilai rata-rata (mean) utang 0,810824411 atau 81,08%

d. Pertumbuhan (Growth)

Berdasarkan hasil pengujian tersebut diketahui bahwa nilai terendah (minimum) pertumbuhan pada data perusahaan yang digunakan dalam penelitian yaitu 0,0058380 atau 0,58% dan nilai tertinggi (maximum) petumbuhan pada data perusahaan yang digunakan dalam penelitian sebesar 1,2731500 atau 127,3% dengan standar deviasi 0,1596164219 atau 15,96%. Dan nilai rata-rata (mean) pertumbuhan 0,150975162 atau 15,09%.


(44)

e. Kebijakan Dividen (DPR)

Berdasarkan hasil pengujian tersebut diketahui bahwa nilai terendah (minimum) kebijakan dividen pada data perusahaan yang digunakan dalam penelitian yaitu -0,2157032 atau -21,5% dan nilai tertinggi (maximum) kebijakan dividen pada data perusahaan yang digunakan dalam penelitian sebesar 1,3815624 atau 138,15% dengan standar deviasi 0,2904852141 atau 29,04%. Dan nilai rata-rata (mean) kebijakan dividen 0,412114781 atau 41,2%.

B. Uji Analisis Data

Menurut Nugroho (2005) model analisis regresi berganda (multiple regression analysis) dipakai untuk menggambarkan pola hubungan linier yang dibuat oleh suatu variabel respon dengan beberapa variabel faktor. Dalam model regresi berganda variabel bebas sebagai variabel faktor (X) sedangkan variabel tak bebas sebagai variabel respon (Y). Persamaan regresi dengan menginterpretasikan nilai dalam kolom B, baris pertama menunjukkan konstanta (a) dan baris selanjutnya menunjukkan konstanta variabel independen.

C. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan persyaratan pengujian statistik yang harus dipenuhi terlebih dahulu dalam analisi regresi berganda atau data yang bersifat ordinary least square (OLS). Setiap pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji yaitu uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas, dan uji autokorelasi. Adapun tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi linear yang didapatkan memiliki ketetapan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten.


(45)

Uji asumsi klasik yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Tujuan dilakukan uji asumsi normalitas adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen dan dependen mempunyai distribusi normal atau mendekati normal (Sigilipu, 2013). Menurut Gujarati (1998) dalam Samrotun (2015) normalitas adalah untuk menentukan uji analisis data yang mana data tersebut terdistribusi normal atau tidak. Salah satu cara dengann menggunakan metode Kolmogrov-Smirnov, yaitu dilihat dari Zhitung dengan p-value (signifikansi) > 0,05.

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogrov-sminov sebelum transformasi

Unstandarlized Residual N

Mean

Normal Parameters a,b Std. Deviation Absolute Most Extreme Differences Positive

Negative Kolmogrov –Sminov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

105 .00000000 .28397622 .122 .122 -.053 1.255 .006 Sumber : Lampiran 3

a. Test Distribution is Normal b. Calculated from data

Berdasarkan pada output tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Sminov maka dapat diambil kesimpulan bahwadata terdistribusi normal yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,006 yang berarti kurang dari taraf signifikansi sebesar 0,05. Hal ini yang menyebabkan hasil data tidak terdistribusi normal.


(46)

Dalam statistika data yang tidak terdistribusi normal dapat dilakukan tindakan untuk mentranformasi data, hal ini bertujuan agar mendapatkan kelompok data baru sehingga nantinya mampu mendapatkan output yang diinginkan.

Pada penelitian ini uji normalitas akan di transform menggunakan artan. Hasil uji normalitas setelah transformasi data menggunakan bantuan SPSS versi 21 dapat dilihat melalui tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogrov-sminov sesudah transformasi

Unstandarlized Residual N

Mean

Normal Parameters a,b Std. Deviation Absolute Most Extreme Differences Positive

Negative Kolmogrov –Sminov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

105 .00000000 .2107368954 .053 .050 -.053 .540 .932 Sumber : Lampiran 3

a. Test Distribution is Normal b. Calculated from data

Berdasarkan pada output tabel 4.3 One-Sample Kolmogorov-Sminov maka dapat diambil kesimpulan bahwa data terdistribusi normal yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,932 yang berarti lebih dari taraf signifikansi sebesar 0,05. Hal ini memperoleh hasil data yang terdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Gejala multikolineritas adalah gejala korelasi antara variabel independen. Multikolineritas dapat dideteksi pada model regresi apabila pada variabel terdapat variasi bebas yang saling berkorelasi kuat satu sama lain (Sigilipu, 2013). Menurut


(47)

Ferina, Tjandrakirana, dan Ismail (2015) pendekteksian terhadap nilai multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF dari hasil analisis regresi. Apabila nilai VIF > 10 maka terdapat gejala multikolinearitas yang tinggi dan sebaliknya apabila nilai VIF < 10 maka tidak terdapat gelaja multikolinearitas.

Hasil uji multikolinearitas menggunakan bantuan SPSS versi 21 dapat dilihat melalui tabel 4.4 berikut ini :

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) PROFIT LIQ UTANG GROWTH .299 .264 .178 -.135 -.043 .049 .095 .088 .072 .033 .263 .231 -.212 -.126 6.128 2.780 2.037 -1.869 -1.316 .000 .006 .044 .065 .191 .974 .680 .679 .953 1.026 1.471 1.472 1.049 a. Dependendt Variable : Dividen

Sumber : Lampiran 3 Hasil Output SPSS

Berdasarkan pada output tabel 4.5 hasil uji multikolonieritas dengan menggunakan bantuan SPSS versi 21 terlihat bahwa Keempat variabel independent yaitu profitabilitas (PROFIT), likuiditas (LIQ), utang (DER), dan pertumbuhan (GROWTH) menunjukkan angka VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance di atas 0,10. Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi tersebut tidak multikolinieritas maka model regresi yang ada layak untuk dipakai.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menunjukkan gangguan yang masuk dalam regresi dengan menggunakan koefisien durbin watson. Uji statistik durbin watson yaitu membandingkan angka durbin watson dengan nilai kritisnya (Kalengkongan, 2013). Jika durbin watson lebih besar dari nilai kritisnya maka tidak terjadi


(48)

autokorelasi. Sebaliknya jika durbin watson lebih kecil dari nilai kritisnya maka terjadi autokorelasi.

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW-test) dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 4.5 Nilai Durbin-Watson DW Ketentuan Nilai Durbin-Watson Kesimpulan

0 < DW <du Ada Autokorelasi

dl < DW <du Tanpa Kesimpulan

du < DW < (4-du) Tidak Ada Autokorelasi

Hasil uji autokorelasi dengan Durbin Watson menggunakan bantuan SPSS versi 21 dapat dilihat melalui tabel 4.5 sebagai berikut :

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson 1 .355a .126 .091 .2149103084 1.773

Sumber : Lampiran 3

a. Predictor; (Costant), PROFIT, LIQ, DER, GROWTH b. Dependent Variable : DPR

Berdasarkan pada output tabel 4.6 hasil uji autokorelasi dengan Durbin-Watson dapat dilihat bahwa nilai Durbin- Watson sebesar 1,773. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel alpha 5%, jumlah sampel (n) sebesar 105 dan jumlah


(49)

variabel independen yaitu profitabilitas (PROFIT), likuiditas (LIQ), utang (DER), dan pertumbuhan (GROWTH) sebesar 4 (k = 4), maka didapatkan nilai tabel Durbin Watson yaitu du : 1,761 dan DW : 1,773.

Dari nillai Durbin-Watson sebesar 1,773 maka dapat disimpulkan bahwa 1,761 < 1,773 < 2,239 sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak ada autokorelasi. 4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).

Dalam penelitian ini menunjukan bahwa nilai signifikan variabel independen yaitu profitabilitas (PROFIT), likuiditas (LIQ), utang (DER), dan pertumbuhan (GROWTH) menunjukan nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 (sig < 0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa terjadi gejala heterokedastisitas.

Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan bantuan SPSS versi 21 dapat dilihat melalui tabel 4.7 sebagai berikut :

Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Unstandardizd

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

(Constant) PROFIT LIQ DER GROWTH .200 ..066 .038 .055 .029 .030 .058 .054 .044 .020 .110 .083 .146 .144 6.681 1.128 .714 1.245 1.459 .000 .262 .477 .216 .061


(50)

Sumber : Lampiran 3

a. Dependendt Variable : ABS_RE

Berdasarkan pada tabel 4.7 hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat bahwa variabel profitabilitas, likuiditas, utang, dan pertumbuhan memiliki nilai signifikansi > 0,05. Hal itu berarti bahwa tidak ada gejala heterokedastisitas.

D. Hasil Regresi Setelah Transformasi Data

Setelah estimasi model dilakukan secara sekaligus dengan pengujian asumsi klasik, sehingga output yang dihasilkan dari pengolahan data dapat diketahui bahwa data mengalami masalah pada uji normalitas. Oleh karena itu didapatkan hasil output regresi baru setelah transformasi data. Persamaan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8 regresi linear setelah transformasi sebagai berikut :

Tabel 4.8 Hasil Regresi Setelah Transformasi Data Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta (Constant) PROFIT LIQ DER GROWTH .299 .264 .178 -.135 -.043 .049 .095 .088 .072 .033 .263 .231 -.212 .126 6.128 2.780 2.037 -1.869 -1.136 .000 .006 .044 .065 .191 Sumber : Lampiran 3

a. Dependent Variable : Dividen

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.8 regresi linear setelah transformasi maka dapat di susun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :

DIV = 0,299 + 0,264 PROFIT + 0,178 LIQ - 0,135 DER - 0,043 GROWTH


(51)

1. Hasil Pengujian Regresi Linear Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen

Angka koefisien regresi sebesar 0,264 mempunyai arti bahwa bila profitabilitas naik sebesar 1 poin, maka dividen akan naik sebesar 0,264 dengan asumsi variabel lainnya (likuiditas, utang, dan pertumbuhan) adalah konstan.

2. Hasil Pengujian Regresi Linear Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen

Angka koefisien regresi sebesar 0,178 mempunyai makna bahwa bila likuiditas naik sebesar 1 poin, maka dividen akan naik sebesar 0,178 dengan asumsi variabel lainnya (profitabilitas, utang, dan pertumbuhan) adalah konstan.

3. Hasil Pengujian Regresi Linear Utang Terhadap Kebijakan Dividen

Angka koefisien regresi sebesar -0,135 mempunyai makna bahwa bila utang naik sebesar 1 poin, maka dividen akan turun sebesar -0,135 dengan asumsi variabel lainnya (profitabilitas, likuiditas, dan pertumbuhan) adalah konstan.

4. Hasil Pengujian Regresi Linear Pertumbuhan Terhadap Kebijakan Dividen

Angka koefisien regresi sebesar -0,043 bermakna bahwa bila pertumbuhan naik sebesar 1 poin, maka dividen akan turun sebesar -0,043 dengan asumsi variabel lainnya (profitabilitas, likuiditas, dan utang) adalah konstan.

E. Uji Hipotesis

1. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji t bertujuan untuk menguji masing- masing variabel independen (profitabilitas, likuiditas, utang dan pertumbuhan) secara individu apakah berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Dividend) atau tidak, atau uji t digunakan


(52)

untuk mengetahui tingginya derajat satu variabel X terhadap variabel Y jika variabel X yang lain dianggap konstan.

Hasil pengujian uji t menggunakan data setelah transformasi karena pada uji asumsi klasik ada pengujian yang tidak lolos yaitu pada uji normalitas maka pengujian dapat diteruskan dengan transformasi data. Hasil uji t setelah data di transformasi dengan menggunakan SPSS versi 21 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.9 Hasil Uji t Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta (Constant) PROFIT LIQ DER GROWTH .299 .264 .178 -.135 -.043 .049 .095 .088 .072 .033 .263 .231 -.212 .126 6.128 2.780 2.037 -1.869 -1.136 .000 .006 .044 .065 .191 Sumber : Lampiran 3

a. Dependendt Variable : Kebijakan Dividen

a) Hasil Pengujian Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen

Pada hipotesis yang pertama (H1) yang menyatakan bahwa “profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen” terbukti. Hasil ini ditunjukkan dengan besarnya Hasil ini ditunjukkan dengan besarnya signifikansi t (sig.t) sebesar 0,006 dimana signifikansi ini jauh lebih kecil dari level signifikansi yang digunakan (0,05).

b) Hasil Pengujian Pengaruh Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen

Pada hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa “likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen terbukti. Hasil ini ditunjukkan


(53)

dengan besarnya signifikansi t (sig.t) sebesar 0,044 dimana signifikansi ini jauh lebih kecil dari level signifikansi yang digunakan (0,05).

c) Hasil Pengujian Pengaruh Utang Terhadap Kebijakan Dividen

Pada hipotesis yang ketiga (H3) yang menyatakan bahwa “utang berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen” terbukti. Hasil ini ditunjukkan dengan besarnya signifikansi t (sig.t) sebesar 0,065 dimana signifikansi ini lebih besar dari level signifikansi yang digunakan (0,05).

d) Hasil Pengujian Pengaruh Pertumbuhan Terhadap Kebijakan Dividen

Pada hipotesis yang keempat (H4) yang menyatakan bahwa “pertumbuhan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen” terbukti. Hasil ini ditunjukkan dengan besarnya signifikansi t (sig.t) sebesar 0,191 dimana signifikansi ini jauh lebih besar dari level signifikansi yang digunakan sebesar (0,05). 2. Uji Simultan (F hitung)

Uji statistik F atau Analisis Of Variance (ANOVA) pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama - sama terhadap variabel dependennya. Nilai F dalam tabel ANOVA juga untuk melihat apakah model yang digunakan sudah tepat atau tidak.

Hasil perhitungan Uji F ini dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut:


(54)

Tabel 4.10 Hasil Uji F Model Sum of

Squares

Df Mean Square

F Sig. Regression

1

Residual Total

.666 4.619 5.285

4 100 104

.167 .046

3.607 .009b

Sumber : Lampiran 3

a. Dependent Variables : Kebijakan Dividen

b. Predictors : (Constant), Pertumbuhan, Profitabilitas, Likuiditas, Utang Berdasarkan hasil output pada tabel 4.10 hasil uji F bahwa secara bersama-sama variabel independen profitabilitas (PROFIT), likuiditas (LIQ), utang (DER), dan pertumbuhan (GROWTH) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai signifikansi sebesar 0,009 lebih kecil dari nilai signifikansi yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05.

3. Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

R Square digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi (pengaruh) variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil perhitungan Uji koefisien determinasi ini dengan menggunakan SPSS versi 21 dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .355a .126 .091 .2149103084

a. Predictors :(Constant), Pertumbuhan, Profitabilitas, Likuiditas, Utang. Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan output tabel 4.12 hasil uji koefisien determinasi diketahui bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 9,1% menunjukan bahwa variabelpertumbuhan, profitabilitas, likuiditas, utang mampu menjelaskan variabel kebijakan dividen. Sedangkan sisanya 90,9% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini.


(55)

4. Pembahasan (Interprestasi)

Berdasarkan Uji Asumsi Klasik dapat disimpulkan bahwa keempat variabel memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen dan valid untuk dijadikan variabel. Dari uji hipotesis dapat diketahui bahwa secara simultan (Uji F) dapat diketahui bahwa keempat variabel independen yaitu profitabilitas, likuiditas, utang, dan pertumbuhan secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen.

Secara parsial (analisis uji t) dapat disimpulkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen adalah profitabilitas, likuiditas, utang, dan pertumbuhan. Berikut ini adalah pembahasanya:

a) Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Ita Lopolusi (2013), Lisa Marlina dan Clara Danica (2009), Darminto (2008) dan tidak mendukung penelitian Tita Deitiana (2009).

Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini searah dengan teori yang menyatakan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan dividen akan dibagi apabila perusahaan tersebut memperoleh laba (Darminto, 2008). Hal ini juga didukung dengan teori yang dikemukakan oleh Sudarsi (2002) dalam Dewi (2008) yang menyebutkan bahwa semakin besar keuntungan perusahaan maka semakin besar membayar dividennya.

Hal ini berarti laba yang didapatkan oleh perusahaan dapat menjadi sinyal bagi para pemegang saham untuk mendapatkan dividen. Suatu perusahaan akan membagikan dividen apabila perusahaan tersebut memperoleh keuntungan (laba).


(56)

Dari pernyataan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa semakin besar laba yang diperoleh perusahaan maka semakin besar pula dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham atau investor.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa profitabilitas dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam pembayaran besarnya dividen kas, sehingga para pemegang saham penting untuk mempertimbangkan profitabilitas ketika pemegang saham tersebut mengharapkan besarnya dividen kas yang akan dibayarkan oleh perusahaan.

b) Pengaruh Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Lisa Marlina dan Clara Danica (2009), Ita Lopolusi (2013), dan tidak mendukung penelitian Darminto (2008).

Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan perusahaan yang mempunyai aliran kas yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen, hal sebaliknya akan terjadi jika aliran kas tidak baik (Hanafi, 2013). Jika posisi likuiditas perusahaan baik maka kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya termasuk juga dividen adalah besar. Kas merupakan hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan menetapkan besarnya dividen. Hal ini karena besarnya dividen yang akan dibayarkan akan sangat dipengaruhi oleh besarnya posisi kas pada suatu perusahaan (Aggy dan Anis, 2013).

Hal ini berarti pembayaran dividen tunai merupakan arus cash keluar yang tentu saja memerlukan tersedianya cash yang cukup atau posisi likuiditas harus terjaga sehingga walaupun perusahaan memperoleh laba yang tinggi dan beban utang


(57)

beserta bunga yang rendah namun jika tidak didukung oleh posisi cash yang kuat maka kemampuan pembayaran dividennya rendah. Oleh sebab itu pihak manajemen dituntut untuk tetap mengelola kasnya atau aktiva-aktiva yang setara dengan kas secara tepat sehingga likuiditas perusahaan tidak terganggu.

Dari pernyataan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa semakin besar likuiditas perusahaan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibanya maka semakin tinggi juga kemampuan perusahaan dalam membayar dividen yang dijanjikan kepada para investor.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa likuiditas dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam pembayaran besarnya dividen kas, sehingga para pemegang saham penting untuk mempertimbangkan profitabilitas ketika pemegang saham tersebut mengharapkan besarnya dividen kas yang akan dibayarkan oleh perusahaan.

c) Pengaruh Utang Terhadap Kebijakan Dividen

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Tita Deitiana (2009), dan tidak mendukung penelitian Rahmawati, Saerang, dan Rate (2014), Lisa Marlina dan Clara Danica (2009).

Utang memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini menunjukkan besarnya aktiva sebuah perusahaan yang didanai dengan utang. Artinya, seberapa besar beban utang yang ditanggung oleh perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Semakin rendah tingkat utang dari perusahaan maka akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya pada pihak kreditur dan semakin tinggi juga kemampuan perusahaan untuk memenuhi


(58)

kewajibannya pada para pemegang saham dalam bentuk dividen (Thahib dan Taroreh, 2015).

(Gupta, 2010) mengungkapkan bahwa utang berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi perusahaan melakukan utang untuk sumber modalnya maka semakin besar pula kewajiban untuk memenuhi utang tersebut. Peningkatan utang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang akan diterimanya, karena kewajiban perusahaan akan lebih diprioritaskan dibanding pembagian dividen (Thahib dan Taroreh, 2015). Dari pernyataan diatas dapat simpulkan bahwa utang berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen, perusahaan lebih memilih membayarkan utang terlebih dahulu dari pada perusahaan harus membagikan dividen kepada pemegang saham.

d) Pengaruh Pertumbuhan Terhadap Kebijakan Dividen.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Suherli dan Harahap (2004), Marpaung dan Hadianto (2009), Prihantoro (2003), Raharja (2007), Hatta (2002).

Pertumbuhan berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen. Badan usaha yang pertumbuhannya tinggi akan lebih memilih untuk berinvestasi dibandingkan dengan membagikan dividen (Lapolusi, 2013). Dengan pernyataan diatas bahwa perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan lebih memilih laba perusahaan di tahan untuk berinvestasi di masa yang akan datang dari pada untuk membayarkan dividen kepada pemegang saham. Tingkat pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen (Tampubolon, 2005).


(59)

BAB V

SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara simultan variabel Profitabilitas, likuiditas, utang dan pertumbuhan bersama- sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependenpada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.

2. Secara parsial dapat diketahui bahwa masing- masing variabel yaitu Profitabilitas, likuiditas, utang dan pertumbuhan memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap kebijakan dividen berdasarkan hasil penelitianya adalah sebagai berikut :

a. Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 dengan nilai signifikansi yang disyaratkan sebesar 0,05.

b. Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadapkebijakan dividen pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 dengan nilai signifikansi yang disyaratkan sebesar 0,05.

c. Utang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014d engan nilai signifikansi yang disyaratkan sebesar 0,05.


(60)

d. Pertumbuhan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 dengan nilai signifikansi yang disyaratkan sebesar 0,05.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dari penelitian tersebut di atas, maka diajukan saran sebagai berikut

1. Penilaian prestasi suatu perusahaan dapat diukur dari kemampuan perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba. Dengan kata lain, perusahaan haruslah lebih meningkatkan kinerja perusahaan agar dapat memenuhi tujuannnya, yaitu mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Dengan kemampuan menghasilkan laba yang baik maka perusahaan juga dapat memenuhi kewajibannya serta dapat mensejahterakan para pemegang sahamnya dengan membayarkan dividennya, yang kemudian akan lebih meningkatkan nilai dari perusahaan tersebut.

2. Hasil pada penelitian ini yaitu profitabilitas, dan likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Penulis menyarankan kepada perusahaan untuk berfokus pada peningkatan kestabilan laba dan memperbaiki kas perusahaan, dengan begitu perusahaan akan mampu mendapatkan dividen. Pada nantinya dividen tersebut akan dibagikan kepada pemegang saham atau menahannya dalam bentuk laba ditahan untuk kelangsungan hidup perusahaan. 3. Hendaknya pada penelitian yang akan datang dapat mengambil jangka waktu

lebih dari 3 tahun pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia, sehingga dapat mencerminkan kondisi perusahaan dalam jangka panjang.


(61)

4. Penelitian ini dapat diperluas dengan menambah data sampel, karena pada penelitian ini jenis perusahaan yang digunakan sebagai sampel hanya perusahaan manufaktur sehingga kurang mewakili seluruh emiten yang ada di Bursa Efek Indonesia.

5. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan menambah variabel independen yang lain, karena dimungkinkan faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

C. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa keterbatas penelitian. Antara lain adalah sebagai berikut :

1. Dalam penelitian ini hanya menggunakan empat variabel independen saja yaitu profitabilitas, likuiditas, utang dan pertumbuhan sedangkan ada variabel lainnya yang memengaruhi kebijakan leverage tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Dividend Payout Ratio (DPR).

2. Keterbatasan dalam mengambil jenis perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur, sehingga kurang mewakili seluruh emiten yang ada di Bursa Efek Indonesia.

3. Keterbatasan dalam mengambil periode pengamatan penelitian, hanya mengambil periode 2012-2014 (tiga tahun pengamatan), sehingga hasil yang diperoleh kemungkinan tidak konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya.


(1)

(2)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel Penelitian

No Kode Emiten

Nama Emiten

1

AALI

ASTRA ARGO LESTARI Tbk

2

AKRA

AKR CORPORINDO Tbk

3

ASII

ASTRA INTERNATIONAL Tbk

4

ASGR

ASTRA GRAPHIA Tbk

5

AUTO

ASTRA AUTOPART Tbk

6

BATA

SEPATU BATA Tbk

7

CPIN

CHAROEN POKPHAND INDONESIA Tbk

8

EKAD

EKADHARMA INTERNATIONAL Tbk

9

GJTL

GAJAH TUNGGAL Tbk

10

GGRM

GUDANG GARAM Tbk

11

HMSP

HANDJAYA MANDA SAMPOERNA Tbk

12

ICBP

INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk

13

INDF

INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk

14

INDS

INDOSPRING Tbk

15

INTP

INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk

16

IMAS

INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL

17

JAWA

JAYA AGRA WATTIE Tbk

18

KAEF

KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk

19

KLBF

KALBE FARMA Tbk

20

KIAS

KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI Tbk

21

LSIP

LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

22

LTLS

LAUTAN LUAS Tbk

23

MERK

MERCK Tbk

24

MLBI

MULTI BINTANG INDONESIA Tbk

25

MTDL

METRODATA ELECTRONICS Tbk

26

SIMP

SALIM IVOMAS PRATAMA Tbk

27

SMCB

PT HOLCIM INDONESIA Tbk

28

SMGR

SEMEN GRESIK Tbk

29

SMSM

SELAMAT SEMPURNA Tbk

30

TCID

MANDOM INDONESIA Tbk

31

TKIM

PABRIK KERTAS TJIWI KIMIA Tbk

32

TOTO

SURYA TOTO INDONESIA Tbk

33

TURI

TUNAS RIDEAN Tbk

34

UNTR

UNITED TRACTORS Tbk

35

UNVR

UNILEVER INDONESIA Tbk


(3)

Lampiran 2 Hasil Output

1.

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Profitabilitas 105 -.0028585 .6572007 .133054182 .1124161417

Likuiditas 105 .4500000 7.7300000 2.120857143 1.3473457627

Utang 105 .0852985 2.5770674 .810824411 .6440955604

Pertumbuhan 105 .0058380 1.2731500 .150975162 .1596164219

Kebijakan Dividen 105 -.2157032 1.3815624 .412114781 .2904852141

Valid N (listwise) 105

2.

Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 105

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .28397622

Most Extreme Differences

Absolute .122

Positive .122

Negative -.053

Kolmogorov-Smirnov Z 1.255

Asymp. Sig. (2-tailed) .006

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

3.

Hasil Uji Normalitas Sesudah Transformasi


(4)

Unstandardized Residual

N 105

Normal Parametersa,b Mean .000000000

Std. Deviation .2107368954

Most Extreme Differences

Absolute .053

Positive .050

Negative -.053

Kolmogorov-Smirnov Z .540

Asymp. Sig. (2-tailed) .932

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

4.

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) .299 .049 6.128 .000

Profitabilitas .264 .095 .263 2.780 .006 .974 1.026

Likuiditas .178 .088 .231 2.037 .044 .680 1.471

Utang -.135 .072 -.212 -1.869 .065 .679 1.472

Pertumbuhan -.043 .033 -.126 -1.316 .191 .953 1.049

a. Dependent Variable: Kebijakan Dividen

5.

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .355a .126 .091 .2149103084 1.773

a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan, Profitabilitas, Likuiditas, Utang b. Dependent Variable: Kebijakan Dividen

6.

Hasil Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients


(5)

B Std. Error Beta

1

(Constant) .200 .030 6.681 .000

Profitabilitas .066 .058 .110 1.128 .262

Likuiditas .038 .054 .083 .714 .477

Utang .055 .044 .146 1.245 .216

Pertumbuhan .029 .020 .144 1.459 .148

a. Dependent Variable: ABS_RES

7.

Hasil Uji Regresi Linier Berganda Setelah Transformasi

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .299 .049 6.128 .000

Profitabilitas .264 .095 .263 2.780 .006

Likuiditas .178 .088 .231 2.037 .044

Utang -.135 .072 -.212 -1.869 .065

Pertumbuhan -.043 .033 -.126 -1.316 .191

a. Dependent Variable: Kebijakan Dividen

8.

Hasil Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta


(6)

Profitabilitas .264 .095 .263 2.780 .006

Likuiditas .178 .088 .231 2.037 .044

Utang -.135 .072 -.212 -1.869 .065

Pertumbuhan -.043 .033 -.126 -1.316 .191

a. Dependent Variable: Kebijakan Dividen

9.

Hasil Uji Simultan (F hitung)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression .666 4 .167 3.607 .009b

Residual 4.619 100 .046

Total 5.285 104

a. Dependent Variable: Kebijakan Dividen

b. Predictors: (Constant), Pertumbuhan, Profitabilitas, Likuiditas, Utang

10.

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .355a .126 .091 .2149103084