2.5.1. Indeks Koil Tali Pusat dengan Ultrasonografi.
Degani et al, 1995, menunjukkan bahwa indeks koil tali pusat dapat ditentukan sebelum lahir dengan menggunakan ultrasonografi untuk menentukan korelasi indeks koil tali
pusat dengan indeks yang diukur setelah lahir. Indeks koil tali pusat pada masa antenatal dihitung dengan mengambil jarak rata-rata antara sepasang koil, diukur pada tiga segmen yang
berbeda. Berdasarkan perhitungan ini, memungkinkan indeks koil tali pusat dalam uterus lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan indeks koil tali pusat pada post partum yang
mengalami pengurangan koil ke arah insersi bayi dan cenderung lebih melingkar daripada ke arah insersi plasenta.
28
Selanjutnya, koil pada antenatal lebih penuh dengan darah, yang membuat putaran lebih padat karena koil pembuluh darah instrinsik. Torsi tali pusat mempengaruhi pengukuran
ultrasonografi pada saat antepartum, namun tidak pada post-partum setelah tali pusat dipotong. Meskipun arah koil tampaknya tidak mempunyai arti klinis.
28
Gambar 11. Umbilical cord coiling Color Doppler image shows a normally coiled umbilical cord. Dikutip dari: Dudiak et al. Scientific
Exhibit. RadioGraphics September 1995
Universitas Sumatera Utara
Gambar 12. Penilaian UCI Sonographic Coil-To-Coil distal. Dikutip dari: Degani et al, Obstet Gynecol 1995
Rana et al, 1996, tali pusat hypocoiling dapat dilihat di awal kehamilan dengan ultrasound dapat menjadi parameter peningkatan terjadinya kelainan janin, yang selanjutnya dapat
diketahui dengan amniosentesis untuk karyotyping. Jika koil tersebut dilihat pada kehamilanan pertengahan atau akhir, dapat memberikan peringatan adanya kemungkinan bahaya yang lebih
besar terhadap janin dan kemungkinan proses kelahiran dengan operasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi hasil luaran bayi lahir dengan hypocoiling dan hypercoiling tali
pusat.
5
Qin et al, 2002, melakukan pengukuran dengan ultrasonografi terhadap indeks koil tali pusat pada trimester kedua kehamilan. Mereka menemukan bahwa indeks koil tali pusat dapat
diukur dengan mudah dan hasil yang cukup jelas pada trimester kedua antara 12 dan 16 usia kehamilan.
30
Predanic et al, 2005, sebuah evaluasi sonografi dari koil tali pusat di trimester kedua berkorelasi dengan indeks koil tali pusat saat lahir. Membandingkan indeks koil tali pusat
antenatal dan setelah lahir menunjukkan adanya korelasi yang signifikan secara statistik korelasi Spearman, p 0,0001; r = 0,643. Dari hasil tersebut, tampak bahwa nilai indeks koil
tali pusat sekitar dua kali pengukuran indeks koil tali pusat saat lahir. Jika diterjemahkan, jarak antara sepasang koil pada pemeriksaan sonografi dilakukan selama trimester kedua
adalah kira-kira setengah jarak antara koil saat melahirkan.
31
Pada indeks koil tali pusat, atau
Universitas Sumatera Utara
pola koil tali pusat tidak berkorelasi dengan ketebalan tali pusat, terutama wharton’s jelly, tidak terkait dengan suatu pola koil tali pusat.
32
2.5.2. Aliran Darah Tali Pusat