Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir

(1)

PENGARUH WAKTU PENGIKATAN TALI PUSAT TERHADAP

INDEKS ERITROSIT BAYI BARU LAHIR

T E S I S

SUSILOWATI

057103001 / IKA

 

 

PROGRAM MAGISTER KLINIK - SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(2)

 

PENGARUH WAKTU PENGIKATAN TALI PUSAT TERHADAP INDEKS ERITROSIT BAYI BARU LAHIR

T E S I S

Untuk memperoleh gelar Magister Kedokteran Klinik (Anak) dalam program Magister Kedokteran Klinik

Konsentrasi Kesehatan Anak

pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

SUSILOWATI

057103001 / IKA

PROGRAM MAGISTER KLINIK-SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

Judul Tesis : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat

Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir Nama Mahasiswa : Susilowati

Nomor Induk Mahasiswa : 057103001

Program Magister : Magister Kedokteran Klinik

Konsentrasi : Kesehatan Anak

Menyetujui Komisi Pembimbing

( Prof. dr. Hj. Bidasari Lubis, SpA(K)) Ketua

( dr. Muhammad Ali, SpA(K)) Anggota

Ketua Program Magister Ketua TKP-PPDS

Prof. dr. H. Munar Lubis, SpA(K) dr. H. Zainuddin Amir, SpP(K)

Tanggal lulus : 22 Juni 2009

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 22 Juni 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. dr. Hj. Bidasari Lubis, SpA(K) ...

Anggota : 1. dr. Muhammad Ali, SpA(K) ..………

2. Prof. dr. H. Guslihan Dasa Tjipta, SpA(K) ..………

3. Prof. dr. H. M. Fauzie Sahil, SpOG(K) .………


(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, serta telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Tesis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dan merupakan tugas akhir pendidikan keahlian di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK-USU / RSUP H. Adam Malik Medan.

Penulis menyadari penelitian dan penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan masukan yang berharga dari semua pihak untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyatakan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Pembimbing utama Prof. dr. Hj. Bidasari Lubis, SpA(K), dan dr.

Muhammad Ali, SpA(K) yang telah memberikan bimbingan, bantuan, serta saran-saran yang sangat berharga dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian tesis ini.

2. Prof. dr. H. Munar Lubis, SpA(K), selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Anak FK-USU dan Prof. dr. Hj. Bidasari Lubis, SpA(K). selaku Sekretaris Program Studi periode tahun 2003-2007 dan dr. Hj.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(6)

Melda Deliana, SpA(K) selaku Sekretaris Program Studi periode tahun 2007 hingga saat ini, yang telah banyak memberikan nasehat dan bimbingan kepada penulis hingga selesainya penulisan tesis ini.

3. Prof. dr. H. Guslihan Dasa Tjipta, SpA(K), selaku Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU/RSUP H. Adam Malik Medan periode tahun 2003-2007 dan dr. H. Ridwan M. Daulay, SpA(K), selaku Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU/ RSUP H. Adam Malik Medan periode tahun 2007–2011 yang telah memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian tesis ini.

4. Prof. Dr. dr. H. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM), SpA(K), dr. Nelly Rosdiana, SpA, dr. Selvi Nafianti, SpA, dr. H. Emil Azlin, SpA, dr. Pertin Sianturi, SpA, dr. Hj. Bugis Mardina Lubis, SpA, dr. Muara P.Lubis, SpOG, dr. Zulfikar Lubis, SpPK, serta seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/ RSUP H. Adam Malik Medan dan RSU Dr. Pirngadi Medan, yang telah memberikan sumbangan pikiran, membantu saya dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini.

5. Dr. H. Adi Sutjipto, SpA(K) (Alm) yang telah memberikan bimbingan, bantuan, serta saran-saran yang sangat berharga dalam menempuh pendidikan ini.

6. Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. dr. H. Chairuddin P Lubis, DTM&H, SpA(K) dan Dekan FK-USU yang telah memberikan


(7)

kesempatan untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak di FK- USU.

7. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan, RSU Dr. Pirngadi Medan, RS Tembakau Deli Medan, yang telah memberi sarana pendidikan selama ini.

8. Teman-teman seangkatan yang tidak mungkin bisa saya lupakan, Gema Nazri Yanni, Ayodhia Pitaloka Pasaribu, Rini Savitri Daulay, Yunnie Trisnawati, Elvina Yulianti, dan Sisca Silvana Sitanggang. Selalu berusaha untuk saling menjaga dan mendukung dalam suka dan duka, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini.

9. Teman sejawat PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK USU, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam terlaksananya penelitian, serta penulisan tesis ini. Teristimewa untuk suami tercinta Ir. Muhaimin dan ananda tersayang Rihan Farih Bunyamin, terima kasih atas doa, pengertian, dukungan dan pengorbanan tanpa kenal lelah yang telah diberikan selama penulis menempuh pendidikan. Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, rezeki, dan karuniaNya buat kita semua.

Kepada yang tercinta orangtua, drg. H. Oeripto Soedjadi, Sp.KGA dan drg. Hj. Amalia Oeripto, MS, Sp.Ort, mertua H. Bunyamin (Alm) dan Hj. Maslachah, serta kakak Suci Utari, adik Iman Prasetio, abang Asmara Jaya, seluruh kakak, abang, adik, maupun teman-teman yang selalu mendoakan,

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(8)

memberikan dorongan, motivasi, bantuan moril dan materil selama penulis mengikuti pendidikan ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kasih sayang dan karuniaNya kepada kita semua dan segala budi baik yang telah diberikan mendapat balasan yang setimpal dari Allah Yang Maha Kuasa. Akhirnya, penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Medan, 22 Juni 2009


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Persetujuan Pembimbing iii

Ucapan Terima Kasih v

Daftar Isi ix

Daftar Tabel xi

Daftar Gambar xii

Daftar Singkatan dan Lambang xiii

Abstrak xiv

BAB 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 2

1.3. Hipotesis 3

1.4. Tujuan Penelitian 3

1.5. Manfaat Penelitian 3

BAB 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Peranan Indeks Eritrosit pada Anemia 4

2.2. Perubahan Fisiologis Hematologis Janin-Bayi 7

2.3. Transfusi Plasenta 8

2.4. Waktu Pengikatan Tali Pusat dan Dampak pada Bayi 10

2.5. Kerangka Konseptual 13

BAB 3. Metodologi 3.1. Desain Penelitian 14

3.2. Tempat dan Waktu 14

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 14

3.4. Perkiraan Besar Sampel 14

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 15

3.6. Persetujuan ( Informed Consent ) 16

3.7. Etika Penelitian 16

3.8. Cara Kerja 16

3.9. Identifikasi Variabel 17

3.10. Definisi Operasional 18

3.11. Pengolahan dan Analisis Data 19

BAB 4. Hasil 20

BAB 5. Pembahasan 23

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(10)

BAB 6. Kesimpulan dan Saran

6.1. Kesimpulan 30

6.2. Saran 30

Ringkasan 31

Daftar Pustaka 35

Lampiran 1. Lembar Penjelasan Penelitian Kepada Orang tua 39

2. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan ( Informed Consent ) 40

3. Lembar Kuesioner dan Data Khusus Bayi 41

4. Persetujuan Komite Etik 42

5. Riwayat Hidup 43

 


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Klasifikasi anemia berdasarkan nilai MCV dan RDW 7

Tabel 2.2 Nilai normal hematologis untuk darah tali pusat 9

Tabel 4.1. Karakteristik sampel penelitian 21

Tabel 4.2. Nilai indeks eritrosit pada kedua kelompok penelitian 21  

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka konseptual 13

Gambar 4.1. Profil penelitian 20

                       


(13)

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

cm : centimeter ml : mililiter Hb : hemoglobin Ht : hematokrit RBC : red blood cell

MCV : mean corpuscular volume MCH : mean corpuscular hemoglobin

MCHC : mean corpuscular hemoglobin concentration RDW : red cell distribution width

fL : femtoliter, 10-15/L pg : picogram, 10-12g, µµg g/dL : gram per deciliter % : persen

: alfa : beta

ml/kg : mililiter per kilogram SD : standar deviasi S : simpang baku mm3 : milimeter kubik RSU : rumah sakit umum DM : diabetes mellitus SC : sectio caesarian

RCT : randomized controlled trial

EDTA : ethylenediamine tetra acetic acid

SPSS : statistic package for the social sciences CI : confidence interval

n : jumlah subyek / sampel

Zα : deviat baku normal untuk α Zβ : deviat baku normal untuk β

X1-X2 : perbedaan klinis yang diinginkan (clinical judgement)

P : tingkat kemaknaan

≥ : lebih besar dari atau sama dengan > : lebih besar dari

< : lebih kecil dari

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(14)

ABSTRAK

Latar belakang. Bayi dipisahkan dari plasenta dengan cara dilakukan

pengikatan dan pemotongan tali pusat pada saat dilahirkan. Perbedaan waktu pengikatan tali pusat dapat memberikan dampak pada bayi baru lahir. Suatu studi meta-analisis menunjukkan bahwa penundaan pengikatan tali pusat selama minimal 2 menit bermanfaat untuk bayi baru lahir, dan hal ini telah disosialisasikan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Namun, hanya sedikit penelitian yang membahas pengaruh waktu pengikatan tali pusat terhadap indeks eritrosit pada bayi baru lahir.

Tujuan. Mengetahui pengaruh waktu pengikatan tali pusat terhadap indeks

eritrosit bayi baru lahir.

Metode. Suatu penelitian uji klinis acak sederhana tersamar tunggal yang

dilakukan sejak bulan Maret sampai Juni 2009, di dua RSU di Medan, propinsi Sumatera Utara, dilakukan pada bayi baru lahir yang memenuhi kriteria dimana bayi diacak, terbagi dua kelompok, yaitu kelompok I yang dilakukan pengikatan tali pusat dini (15 detik setelah lahir) atau tertunda (2 menit setelah lahir) pada kelompok II. Bayi diletakkan di atas perut ibu sebelum dilakukan pemotongan tali pusat dan nilai indeks eritrosit bayi diukur dari darah vena umbilikal.

Hasil. Dari total 60 bayi, diperoleh 30 bayi di setiap kelompok. Nilai rerata

MCV pada kelompok I 101,76 (4,03)fL dan 103,95 (4,27) fL pada kelompok II (95% CI: -4,338 -0,042; P=0,046), rerata MCH 35,02 (1,52) pg pada kelompok I dan 35,21 (1,61) pg pada kelompok II (95% CI: -1,000 0,616;

P=0,635), rerata MCHC 34,24 (0,93) g/dL pada kelompok I dan 34,51 (0,79) g/dL pada kelompok II (95%CI: -0,716 0,176;P=0,230), rerata RDW 16,46 (0,92)% pada kelompok I dan 16,34 (0,85)% pada kelompok II (95%CI: -0,338 0,578; P=0,602).

Kesimpulan. Ada perbedaan bermakna pada nilai MCV antara pengikatan

tali pusat dini dan tertunda.


(15)

ABSTRACT

 

Background. The infant will be separated from the placenta by clamping

and cutting the umbilical cord at the time of birth. The difference timing of umbilcal cord clamp could have impact to the newborn infant. A meta-analysis study showed that delayed cord clamping for a minimum 2 minutes is beneficial to the newborn, also it has been socializated by the Health Department of Republic Indonesia. Unfortunately, there were only few studies which demonstrated the effect of timing of cord clamping on red cell indices values in newborn term infants.

Objective. We aimed to investigate whether a difference of timing of cord

clamping might have impact on red cell indices values in normal-weight, newborn term infants.

Methods. A randomized, single blind trial study was conducted on March to

June 2009, at two general hospitals in Medan, North Sumatera province, which eligible newborn infants were randomly assigned to early cord clamping = ECC (15 seconds after delivery) in the first group or delayed cord clamping = DCC (2 minutes after delivery) in the second group. The infants were placed on the mother’s abdomen before the umbilical cord were clamped and red cell indices values were measured from the umbilical cord blood.

Results. Totally 60 infants were eligible which consist of 30 infants of each

group. From red cell indices values, we found mean MCV value was 101.76 (4.03) fL in the ECC and 103.95 (4.27) fL in the DCC group (95% CI: -4.338 -0.042; P=0.046), mean MCH value was 35.02 (1.52) pg in the ECC and 35.21 (1.61) pg in the DCC group (95% CI: -1.000 0.616;

P=0.635), mean MCHC value was 34.24 (0.93) g/dL in the ECC and 34.51 (0.79) g/dL in the DCC group (95%CI: -0.716 0.176; P=0.230), mean RDW value was 16.46 (0.92)% in the ECC and 16.34 (0.85)% in the DCC group (95%CI: -0.338 0.578; P=0.602).

Conclusion. There was a significant difference on MCV value between early

and delayed cord clamping.

Keywords. Timing of umbilical cord clamping, red cell indices, term infant.

 

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(16)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada saat dalam kandungan, janin berhubungan dengan ibunya melalui tali pusat yang merupakan bagian dari plasenta. Namun pada saat dilahirkan, bayi tersebut dipisahkan dari plasenta dengan cara dilakukan pengikatan dan pemotongan tali pusat. Tindakan tersebut dilakukan pada kala ketiga persalinan, yaitu saat bayi lahir lengkap sampai plasenta lahir lengkap. Setelah tali pusat dijepit dengan cunam, kemudian dipotong dengan jarak 5 cm sampai 10 cm dari umbilikus.1,2

Waktu terbaik untuk pengikatan tali pusat telah menjadi perdebatan selama beberapa dasawarsa dan definisi pengikatan tali pusat dini serta tertunda bervariasi.3-6 Namun saat ini, menurut ulasan kolaborasi Cochrane

sebagian besar peneliti mendefinisikan pengikatan tali pusat dini bila dilakukan dalam 15 detik setelah lahir,sedangkan tertunda jika dilakukan 45 detik sampai 5 menit setelah lahir dimana pada rentang waktu tersebut terjadi perpindahan darah yang bermakna dari plasenta ke bayi (transfusi plasenta).3,7 Kebanyakan praktisi klinis di negara barat melakukan pengikatan dan pemotongan tali pusat dini setelah lahir, sedangkan di berbagai negara lain di seluruh dunia masih bervariasi.3-6 Suatu studi meta-analisis menyimpulkan bahwa penundaan pengikatan tali pusat pada bayi baru lahir cukup bulan selama minimal 2 menit ternyata bermanfaat untuk


(17)

bayi.4 Di Indonesia, Departemen Kesehatan sudah melakukan sosialisasi untuk melakukan penundaan pengikatan tali pusat hingga 2 menit untuk bayi normal.8

Perbedaan waktu pengikatan tali pusat dapat memberikan dampak pada bayi baru lahir. Disebutkan bahwa bayi baru lahir dapat menderita anemia karena pengikatan tali pusat dini sebagai penyebab utama,3,4 sedangkan di lain pihak, beberapa peneliti mendapatkan efek berbeda jika dilakukan pengikatan tali pusat tertunda, di antaranya meningkatnya kejadian neonatal jaundice dan polisitemia.3,5,7

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering ditemukan dimana anemia merupakan gejala dari suatu penyakit yang disebabkan oleh berbagai etiologi.9 Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk menegakkan anemia dan indeks eritrosit berguna untuk mengevaluasi klasifikasi anemia, serta dugaan penyebab yang mendasarinya yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut.9-10

1.2. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : apakah waktu pengikatan tali pusat mempengaruhi indeks eritrosit bayi baru lahir.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(18)

1.3. Hipotesis

Waktu pengikatan tali pusat berpengaruh terhadap indeks eritrosit bayi baru lahir.

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pengikatan tali pusat terhadap indeks eritrosit bayi baru lahir.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Di bidang akademik / ilmiah : memberi masukan terhadap Divisi Hematologi-Onkologi dan Departemen Obstetri dan Ginekologi, khususnya mengenai pengaruh waktu pengikatan tali pusat terhadap indeks eritrosit bayi baru lahir.

1.5.2. Di bidang pelayanan masyarakat : meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bayi, khususnya pencegahan anemia pada bayi baru lahir. 1.5.3. Di bidang pengembangan masyarakat : memberi masukan pada masyarakat umumnya bahwa waktu pengikatan tali pusat mempunyai pengaruh sebagai salah satu upaya pencegahan anemia pada bayi baru lahir.


(19)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

 

2.1. Peranan Indeks Eritrosit pada Anemia

Anemia didefinisikan sebagai penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) atau volume eritrosit (sel darah merah=red blood cell=RBC) di bawah kisaran nilai normal sesuai usia. Anemia bukan merupakan suatu diagnosis, namun merupakan gejala dari suatu penyakit yang disebabkan oleh berbagai etiologi. Untuk menegakkan anemia dengan benar diperlukan pemeriksaan laboratorium tertentu dan indeks eritrosit mean corpuscular volume (MCV),

mean corpuscular hemoglobin (MCH), mean corpuscular hemoglobin

concentration (MCHC), serta red cell distribution width (RDW) digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi klasifikasi anemia serta dugaan penyebab yang mendasarinya yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut.10,11

Nilai MCV menggambarkan rerata volume eritrosit, serta menunjukkan ukuran eritrosit dimana bila nilainya normal termasuk dalam normositik, mikrositik bila di bawah nilai normal, sedangkan makrositik bila di atas normal. Nilai MCH menggambarkan rerata jumlah Hb eritrosit dimana bila nilainya normal termasuk dalam kategori normokrom, hipokrom bila di bawah normal, sedangkan hiperkrom bila di atas normal. Nilai MCHC menggambarkan rerata konsentrasi Hb eritrosit, sedangkan nilai RDW menggambarkan variasi ukuran eritrosit.9,12-16 Pada anemia defisiensi besi,

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(20)

nilai indeks eritrosit MCV, MCH dan MCHC menurun sejajar dengan penurunan kadar Hb.17 Bila ditentukan secara manual, dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut :12,18,19

Hematokrit

Jumlah eritrosit (juta)

x 10

MCV (fL) =

Hb

Jumlah eritrosit (juta ) x 10

MCH (pg) =  

Hematokrit

Hb

x 100 MCHC (g/dL) =  

Penurunan indeks eritrosit MCV, MCH, dan MCHC dapat terjadi pada defisiensi besi yang kronik. Secara umum, penurunan indeks ini sejajar dengan penurunan konsentrasi Hb, dan indeks eritrosit dapat bernilai normal pada keadaan anemia ringan yang berlangsung secara singkat. Bila pengukuran nilai indeks eritrosit diperoleh dengan menggunakan alat elektronik, maka nilai indeks eritrosit MCV dan MCH lebih sensitif dibanding MCHC untuk mendeteksi defisiensi besi. Adapun klasifikasi anemia secara ringkas berdasarkan morfologi, yaitu :20

A. Anemia normositik normokromik 1. Kehilangan darah yang akut 2. Anemia hemolitik


(21)

B. Anemia mikrositik normokromik

1. Defisit Hb-massa eritrosit, di antaranya penyakit kronik, keganasan C. Anemia mikrositik hipokromik

1. Anemia defisiensi besi

2. Keracunan timah yang kronik 3. Talasemia

4. Gangguan lain yang jarang, di antaranya anemia sideroblastik D. Anemia makrositik normokromik

1. Anemia pernisiosa 2. Anemia megaloblastik

3. Gangguan pada pencernaan, di antaranya sindroma malabsorpsi, anomali, reseksi pembedahan

4. Defisiensi vitamin B12, C dan asam folat

5. Kegagalan atau hipoplasia sumsum tulang, di antaranya anemia aplastik, sindroma Diamond-Blackfan

Nilai indeks eritrosit MCV dan RDW juga dapat berguna untuk menganalisis anemia, serta klasifikasinya lebih lanjut, seperti yang tercantum pada Tabel 2.1.14

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(22)

Tabel 2.1. Klasifikasi anemia berdasarkan nilai MCV dan RDW 14

MCV rendah MCV normal MCV tinggi RDW normal mikrositik normositik makrositik talasemia normal anemia aplastik penyakit kronik transfusi preleukemia perdarahan

RDW tinggi mikrositik normositik makrositik defisiensi besi defisiensi besi defisiensi folat

talasemia atau folat dini defisiensi vitamin B12 hemoglobinopati anemia hemolitik

2.2. Perubahan Fisiologis Hematologis Janin-Bayi

Hemoglobin (Hb) merupakan kompleks protein yang terdiri dari heme yang mengandung besi dan globin di mana Hb merupakan bagian penting dari eritrosit. Rangkaian hematopoiesis dimulai dari yolk sac, limpa, hati, dan akhirnya sumsum tulang, yang diikuti juga dengan perubahan variasi sintesis Hb.21

Saat janin tumbuh, tidak hanya volume darah dalam sirkulasi janin- plasenta yang mengalami peningkatan secara umum, tetapi produksi eritrosit janin, serta konsentrasi Hb juga mengalami peningkatan. Nilai Hb janin meningkat secara bertahap sampai masa kehamilan sekitar 32 sampai 33 minggu, dan relatif konstan sampai usia cukup bulan. Nilai Hb janin pada pertengahan masa kehamilan berkisar 12 g/dL, dan pada saat cukup bulan berkisar 18 g/dL. Eritrosit yang beredar di sirkulasi janin pada mulanya


(23)

berukuran makrositik dengan nilai MCV sedikitnya 180 fL pada masa janin dan normalnya mengalami penurunan hingga 105 fL sampai 115 fL pada usia cukup bulan, sedangkan rerata retikulosit mengalami penurunan selama berjalannya masa kehamilan.1,22

Pada saat lahir, jumlah eritrosit tinggi dan berukuran makrositik dengan nilai MCV yang besar berkisar 110 fL sampai 128 fL, nilai hematokrit (Ht) bersamaan dengan kadar Hb meningkat tajam selama beberapa jam pertama kehidupan yang kemudian akan menurun perlahan, dan volume darah pada bayi normal cukup bulan berkisar 69 sampai 107 ml/kg, sedangkan pada bayi prematur yang kecil masa kehamilan berkisar 85 sampai 143 ml/kg.12 Setelah lahir, bayi akan mengalami penurunan kadar Hb karena bayi baru lahir mengalami transisi dari kondisi relatif hipoksia dalam kandungan menjadi hiperoksia pada saat lahir. Oksigenasi jaringan yang lebih baik ini akan menghentikan produksi eritropoetin dan proses eritropoiesis. Kadar Hb paling rendah pada bayi cukup bulan terjadi pada usia 6 sampai 12 minggu, yaitu sekitar 9,5 sampai 11,0 g/dL.23 Di sisi lain, disebutkan bahwa bayi cukup bulan memiliki jangka hidup eritrosit yang lebih singkat dibanding dewasa dan pada bayi prematur lebih singkat lagi bila dibandingkan dengan bayi cukup bulan.22

2.3. Transfusi Plasenta

Pada saat dalam kandungan, janin berhubungan dengan ibunya melalui

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(24)

tali pusat yang merupakan bagian dari plasenta dimana tali pusat memiliki rerata panjang 55 cm dengan diameter 0,8 cm sampai 2 cm, biasanya berisi dua pembuluh darah arteri umbilikal dan satu pembuluh darah vena umbilikal dimana diameter arteri lebih kecil dibanding vena.1 Adapun nilai normal hematologis untuk darah tali pusat tertera pada Tabel 2.2.

Pembuluh darah plasenta berisi sekitar 150 ml darah. Penundaan pengikatan tali pusat dapat meningkatkan volume darah, dan sejumlah darah yang diterima oleh bayi bergantung pada saat tali pusat diikat setelah dilahirkan.7,12

Tabel 2.2. Nilai normal hematologis untuk darah tali pusat 22 Parameter Mean ± SD Hb (g/dL) 15,3 ± 1,3 Ht (%) 49 ± 5 Eritrosit (x 106/mm3) 4,3 ± 0,4 MCV (fL) 112 ± 6 MCH (pg) 36,2 ± 2,2 MCHC (g/dL) 30,9 ± 1,3

Penundaan pengikatan tali pusat selama 5 menit dapat meningkatkan volume darah sampai 45%.12 Penundaan pengikatan tali pusat dapat menambah darah sekitar 100 ml terhadap sirkulasi bayi baru lahir. Pada bayi dengan pengikatan tali pusat dini memiliki rerata volume darah 78 ml/kg pada usia 30 menit, sedangkan pada bayi dengan pengikatan tertunda memiliki rerata 98,6 ml/kg. Seperempat dari transfusi plasenta terjadi dalam


(25)

15 detik pertama, 50% dalam menit pertama, dan 80% dalam 5 menit pertama setelah kelahiran. Penurunan volume darah sebesar 30% selama empat jam pertama terjadi pada bayi yang menerima transfusi plasenta, dan pada bayi dengan pengikatan tali pusat dini terjadi pencegahan transfusi plasenta dimana tidak terjadi perubahan volume darah bayi. Bayi dari ibu yang menderita diabetes mellitus (DM) disebutkan memiliki jumlah volume darah plasenta tersisa yang lebih besar. Adapun faktor yang berkaitan dengan penurunan transfusi plasenta, di antaranya plasenta previa, kehamilan kembar, dan sectio caesarian (SC). Posisi bayi terhadap plasenta sebelum dilakukan pengikatan tali pusat juga berpengaruh pada transfusi plasenta.12,22

2.4. Waktu Pengikatan Tali Pusat dan Dampak pada Bayi

Waktu terbaik untuk pengikatan tali pusat telah menjadi perdebatan selama beberapa dasawarsa, dan definisi pengikatan tali pusat dini serta tertunda bervariasi.3-6 Selama lebih dari seabad, pengertian dari pengikatan tali pusat dini adalah pengikatan tali pusat kurang dari 1 menit pertama setelah lahir, sedangkan bila dilakukan setelah 5 menit berarti pengikatan tertunda. Namun, berdasarkan ulasan kolaborasi Cochrane, saat ini sebagian besar peneliti mendefinisikan pengikatan tali pusat dini bila dilakukan dalam 15 detik setelah lahir,sedangkan tertunda jika dilakukan 45 detik sampai 5 menit setelah lahir dimana pada rentang waktu tersebut terjadi perpindahan

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(26)

darah yang bermakna dari plasenta ke bayi (transfusi plasenta).3,7 Suatu studi meta-analisis menyimpulkan bahwa penundaan pengikatan tali pusat pada bayi baru lahir cukup bulan selama minimal 2 menit ternyata bermanfaat untuk bayi.4

Penelitian di Lousiana pada bayi baru lahir ditemukan bahwa dengan penundaan pengikatan tali pusat (20 detik setelah lahir) dapat meningkatkan bermakna kadar Hb, Ht, dan eritrosit.24

Dari penelitian lain ditemukan bahwa volume darah meningkat bermakna pada penundaan pengikatan tali pusat (sampai plasenta terlepas), serta peningkatan jumlah eritrosit pada bayi dengan pengikatan tertunda (setelah pulsasi terhenti),25 dan dari lima penelitian lain pada bayi cukup bulan juga ditemukan bahwa penundaan pengikatan tali pusat dapat meningkatkan volume eritrosit bayi baru lahir.7

Penelitian pada bayi saat berusia 72 jam, bayi dengan pengikatan tali pusat tertunda memiliki rerata volume darah sekitar 93 ml/kg dan massa eritrosit 49 ml/kg, sedangkan pada pengikatan tali pusat dini memiliki rerata volume darah 82 ml/kg, dan massa eritrosit 31 ml/kg sehingga pengikatan tali pusat tertunda dapat meningkatkan Hb selama satu minggu pertama kelahiran.26

Suatu penelitian di Mesir pada masing-masing 15 bayi baru lahir cukup bulan yang dilakukan pengikatan tali pusat dini (dalam 15 detik setelah lahir) dan tertunda (3 menit setelah lahir) disimpulkan bahwa dengan


(27)

pengikatan tali pusat tertunda pada bayi baru lahir secara normal dan cukup bulan didapatkan peningkatan viskositas darah yang ditandai dengan meningkatnya Ht dan viskositas plasma.27

Di lain pihak, dampak lain dari tindakan pengikatan tali pusat tertunda pada bayi baru lahir juga ditemukan, di antaranya polisitemia dimana terjadi peningkatan Ht.4,7,28,29 Dari suatu ulasan artikel, ditemukan dua dari empat penelitian menunjukkan insidens ikterus yang lebih besar pada pengikatan tali pusat tertunda.25 Namun, dari sebuah penelitian di Belanda pada 37 bayi kurang bulan didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara penundaan pengikatan tali pusat dengan terjadinya polisitemia ataupun jaundice patologis.30

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(28)

2.5. Kerangka Konseptual

Penyakit pada ibu • Usia kehamilan • Komplikasi kehamilan

• Ibu hamil • Janin

Transfusi plasenta Proses persalinan

• Jumlah janin • Plasenta previa

• Posisi bayi terhadap plasenta • Cara persalinan

• Komplikasi persalinan • Perdarahan

• Trauma lahir • Skor APGAR bayi

Waktu pengikatan • Dini ( 15 detik ) • Tertunda ( 2 menit ) Pengikatan tali pusat

Jumlah darah transfusi

BAYI : • MCV • MCH • MCHC

• RDW • Usia kehamilan

• Saat pengambilan darah

Ruang lingkup penelitian


(29)

BAB 3. METODOLOGI

3.1. Desain Penelitian

Metode yang digunakan adalah uji klinis acak tersamar tunggal untuk menilai pengaruh waktu pengikatan tali pusat terhadap indeks eritrosit bayi baru lahir.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di RSUP. H. Adam Malik dan RSU Dr. Pirngadi Medan bekerjasama dengan Departemen Obstetri dan Ginekologi yang dilakukan pada bulan Maret sampai Juni 2009.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi target adalah semua bayi yang lahir di Medan. Populasi terjangkau adalah populasi target yang lahir di RSUP.H. Adam Malik dan RSU. Dr. Pirngadi Medan selama periode penelitian. Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.4. Perkiraan Besar Sampel

Besar sampel dihitung dengan rumus uji hipotesis terhadap rerata dua populasi independen.31

(Z + Z ) S 2 (X1 – X2)

n1

= n

2 = 2

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(30)

(1,96 + 0,842) 0,7 2 0,5

= 2

n1 = n2: besar sampel masing-masing kelompok.

Zα = deviasi baku normal : 1,96 ( untuk = 0,05)

Zβ = power penelitian 80% :0,842 (untuk = 0,2) S = simpang baku kadar eritrosit pengikatan tali pusat dini dan tertunda :

0,7 g/dL.

X1 – X2 = perbedaan klinis yang diinginkan : 0,5

Dari hasil perhitungan diperoleh besar sampel minimal adalah 30 bayi pada setiap kelompok.

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria Inklusi

1. Neonatus cukup bulan, tunggal dan lahir secara partus spontan 2. Berat badan lahir 2500 gram – 4000 gram

3. Skor Apgar menit pertama ≥ 7

4. Orangtua bersedia ikut dalam penelitian

Kriteria Eksklusi

1. Ibu diabetes, plasenta previa, preeklamsia, eklamsia, hipertensi, mendapat diazepam.


(31)

2. Kelainan kongenital mayor

3. Trauma lahir : hematoma sefal, perdarahan subaponeurosis, kaput suksadenum, hematoma.

3.6. Persetujuan (Informed Consent)

Semua subyek penelitian akan diminta persetujuan dari orangtua setelah dilakukan penjelasan terlebih dahulu mengenai pengaruh waktu pengikatan tali pusat terhadap indeks eritrosit bayi baru lahir. Formulir penjelasan terlampir dalam usulan penelitian ini.

3.7. Etika Penelitian

Penelitian ini disetujui oleh Komite Etik Kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.8. Cara Kerja

Bayi yang memenuhi kriteria diacak secara sederhana, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pertama dengan pengikatan tali pusat dini (15 detik setelah seluruh badan bayi lahir) atau kelompok kedua dengan pengikatan tali pusat tertunda (2 menit setelah seluruh badan bayi lahir). Sampel dikumpulkan secara consecutive sampling. Pengacakan dilakukan dengan menggunakan amplop seragam dan tertutup yang berisi keterangan mengenai ketentuan tindakan yang akan dilakukan, dengan jumlah yang

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(32)

sesuai, dimana amplop akan dibuka sebelum ibu melahirkan saat di ruang persalinan dan ibu tidak diberitahukan mengenai ketentuan tindakan tersebut. Pengikatan tali pusat dilakukan sesuai dengan ketentuan isi amplop tersebut dimana waktu pengikatan tali pusat diukur dengan menggunakan pengukur waktu. Setelah seluruh badan bayi lahir, bayi diletakkan di atas perut ibu sebelum dilakukan pemotongan tali pusat. Berbagai tindakan ini dilakukan saat di ruang persalinan bekerjasama dengan Departemen Obstetri dan Ginekologi.

Setelah dilakukan pengikatan dan pemotongan tali pusat, bayi dibawa ke ruang rawat Perinatologi RS tersebut, serta dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang badan bayi. Darah bayi sebanyak 2 ml diambil dari vena umbilikal dengan menggunakan spuit pada saat bayi berusia sekitar 7 sampai 24 jam setelah lahir, lalu dimasukkan ke dalam tabung vaccutainer berisi EDTA untuk kemudian segera dikirim ke laboratorium guna dilakukan pengukuran darah lengkap dengan menggunakan alat elektronik (Advia 120, Bayer, Jerman), serta dilakukan pencatatan hasil pengamatan klinis mengenai efek sampingnya pada bayi tersebut, seperti pucat, maupun kuning, pada saat itu.

.

3.9. Identifikasi Variabel

Variabel bebas Skala


(33)

Variabel tergantung Skala

Mean corpuscular volume (MCV) numerik rasio

Mean corpuscular hemoglobin (MCH) numerik rasio

Mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC) numerik rasio

Red cell distribution width (RDW) numerik rasio

3.10. Definisi Operasional

1. Indeks eritrosit : perhitungan indeks eritrosit berdasarkan rasio terhadap volume eritrosit (mean corpuscular volume=MCV), jumlah eritrosit (mean corpuscular hemoglobin=MCH), konsentrasi Hb (mean corpuscular hemoglobin concentration =MCHC), serta variasi ukuran eritrosit (red cell distribution width=RDW)

2. Pengikatan tali pusat dini : pengikatan tali pusat pada 15 detik pertama setelah kelahiran

3. Pengikatan tali pusat tertunda : pengikatan tali pusat pada 2 menit pertama setelah kelahiran

4. Persalinan spontan : persalinan dengan presentasi belakang kepala tanpa menggunakan alat-alat

5. Usia kehamilan : dihitung dari hari pertama haid terakhir dengan menggunakan rumus Naegel atau new Ballard score dari bayi yang dilahirkan

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(34)

6. Neonatus cukup bulan : bayi baru lahir dengan usia kehamilan 38 sampai 42 minggu

3.11. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang terkumpul diolah, dianalisis dan disajikan dengan menggunakan program komputer SPSS for windows 14.0. Interval kepercayaan yang digunakan adalah 95% dan batas kemaknaan P < 0,05.

Untuk melihat gambaran karakteristik bayi disajikan dalam bentuk tabulasi dan dideskripsikan. Untuk melihat sifat hubungan pengikatan tali pusat detik ke-15 dan menit ke-2 setelah lahir dengan indeks eritrosit bayi digunakan uji-t independen.


(35)

BAB 4. HASIL

Selama periode penelitian, terdapat 272 ibu hamil yang direncanakan untuk melahirkan secara spontan. Sejumlah 180 ibu dieksklusikan dan akhirnya diperoleh 92 ibu yang memenuhi kriteria untuk kemudian dilakukan tindakan pengacakan (randomisasi) dimana didapatkan 46 bayi pada setiap kelompok, baik pada kelompok I (pengikatan tali pusat dini) ataupun kelompok II (pengikatan tali pusat tertunda). Total 32 bayi tereksklusikan, dan akhirnya diperoleh 30 bayi pada setiap kelompok yang memenuhi kriteria untuk diteliti (Gambar 4.1).

135 ibu menolak ikut serta

18 komplikasi kehamilan atau persalinan 25 melahirkan secara SC / ekstraksi vakum 2 kembar

272 ibu hamil yang direncanakan melahirkan spontan  

     

92 ibu memenuhi kriteria dan diacak            

  30 bayi dianalisis

46 bayi dengan pengikatan tali pusat tertunda 46 bayi dengan pengikatan

tali pusat dini

30 bayi dianalisis

• 9 trauma lahir

• 3 gagal pengambilan darah

• 4 skor Apgar < 7

• 8 trauma lahir

• 2 gagal pengambilan darah

• 6 skor Apgar < 7

Gambar 4.1. Profil penelitian

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(36)

Distribusi dan karakteristik sampel pada kedua kelompok terlihat pada Tabel 4.1. Besar sampel pada kelompok pengikatan tali pusat dini dan tertunda masing-masing 30 bayi, dengan jumlah bayi laki-laki lebih banyak ditemukan pada kelompok bayi dengan pengikatan tali pusat tertunda (63,3%), rerata berat badan lahir lebih besar pada kelompok pengikatan tali pusat dini (3143 gram), serta panjang badan bayi hampir sama antara kedua kelompok.

Tabel 4.1. Karakteristik sampel penelitian

Kelompok I Kelompok II ( n = 30 ) ( n = 30 ) Karakteristik Jenis kelamin (n,% )

- Laki-laki 13 (43,3) 19 (63,3) - Perempuan 17 (56,7) 11 (36,7)

Berat badan lahir (g) 3154 (0,31) 3064 (0,28) Panjang badan lahir (cm) 49,07 (0,98) 49,0 (1,26)

Nilai dalam mean (SD)

Gambaran nilai indeks eritrosit pada kedua kelompok terlihat pada Tabel 4.2. Terdapat perbedaan bermakna hanya pada nilai MCV antara kelompok pengikatan tali pusat dini dengan tertunda.

Tabel 4.2. Nilai indeks eritrosit pada kedua kelompok penelitian Kelompok I Kelompok II

( n = 30 ) ( n = 30 ) CI P

MCV (fL) 101,76 (4,03) 103,95 (4,27) - 4,338 - 0,042 0,046 MCH (pg) 35,02 (1,52) 35,21 (1,61) - 1,000 0,616 0,635 MCHC (g/dL) 34,24 (0,93) 34,51 (0,79) - 0,716 0,176 0,230 RDW (%) 16,46 (0,92) 16,34 (0,85) - 0,338 0,578 0,602 Nilai dalam mean (SD)


(37)

Dari hasil pengamatan klinis yang dilakukan pada bayi, dijumpai 3 bayi (10%) yang menderita pucat pada kelompok I, tetapi tidak ditemukan bayi kuning, baik pada kelompok I maupun kelompok II.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(38)

BAB.5 PEMBAHASAN

Indeks eritrosit MCV, MCH, MCHC dan RDW dapat digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi klasifikasi anemia, serta dugaan penyebab yang mendasarinya yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut,32 dan saat ini nilai MCV, MCH, MCHC, dan RDW sudah dapat langsung diketahui dari perhitungan alat elektronik.9,12,13 Dari studi meta-analisis yang meliputi 1912 bayi baru lahir dalam 15 penelitian controlled trial (8 RCT dan 7 non-RCT) menyimpulkan bahwa penundaan pengikatan tali pusat pada bayi baru lahir cukup bulan selama minimal 2 menit ternyata bermanfaat untuk bayi, dimana pada kelompok bayi dengan pengikatan tali pusat tertunda ditemukan nilai Hb, Ht, dan volume darah yang lebih tinggi pada usia beberapa jam setelah lahir, kadar feritin bayi yang lebih tinggi saat berusia 2 sampai 6 bulan, serta risiko anemia yang lebih rendah dibanding pada bayi dengan pengikatan tali pusat dini.4

Walaupun terdapat peningkatan viskositas darah dan polisitemia, namun tidak ditemukan bukti yang bermakna yang membahayakan bayi, dan tidak ditemukan peningkatan risiko terjadinya neonatal jaundice pada bayi dengan pengikatan tali pusat tertunda.4 Namun, dari beberapa pembahasan ataupun kesimpulan studi meta-analisis ini, tidak ada ditemukan hal menyangkut nilai indeks eritrosit MCV, MCH, MCHC, maupun RDW bayi.


(39)

Pada karateristik sampel penelitian ini, ditemukan jumlah bayi laki-laki lebih banyak pada kelompok pengikatan tali pusat tertunda (19%) dibanding dini (13%), rerata berat badan lahir lebih tinggi pada kelompok pengikatan tali pusat dini (3154 gram) dibanding tertunda (3064 gram), dan rerata panjang badan bayi yang hampir sama di antara kedua kelompok penelitian. Namun, berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan di Zambia, Libya, Meksiko, dan Argentina, tidak disebutkan adanya keterkaitan antara jenis kelamin, berat badan lahir, maupun panjang badan lahir bayi terhadap nilai indeks eritrosit MCV, MCH, MCHC, maupun RDW bayi.33-36

Suatu penelitian di Inggris diperoleh bahwa rerata volume darah meningkat jika dilakukan penundaan pengikatan tali pusat (sedikitnya 30 detik setelah kelahiran), baik yang lahir secara pervaginam maupun SC.37

Pada penelitian ini, ibu yang termasuk dalam kriteria inklusi adalah ibu yang melahirkan secara spontan, dan pengikatan tali pusat tertunda dilakukan saat 2 menit setelah kelahiran. Akan tetapi, oleh karena keterbatasan sarana yang ada, pengukuran volume darah pada bayi tidak dapat dilakukan.

Pengikatan tali pusat dini disebutkan dapat menyebabkan terjadinya anemia pada bayi,3-5 dimana anemia didefinisikan sebagai penurunan konsentrasi Hb atau volume eritrosit di bawah kisaran nilai normal sesuai usia.11 Dari satu penelitian di India, ditemukan bahwa terdapat

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(40)

penurunan signifikan kadar Hb dan feritin bayi saat berusia 3 bulan dari kelompok bayi dengan pengikatan tali pusat dini dari ibu hamil yang anemia.38 Penelitian lain menemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kadar serum besi ibu yang rendah dengan status besi pada jaringan plasenta dan serum tali pusat yang rendah, sehingga diduga bahwa status besi janin proporsional dengan status besi ibu.39 Walaupun demikian, ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna dalam pemeriksaan rerata Hb dan serum besi bayi baru lahir dari kelompok ibu anemia defisiensi besi, non-anemia defisiensi besi, non anemia-non deplesi besi, tetapi nilai terendah rerata serum feritin bayi dijumpai dari kelompok ibu dengan anemia defisiensi besi.40 Dari penelitian di Guatemala, ditemukan bahwa pada usia 2 bulan didapatkan nilai Hb dan Ht lebih tinggi signifikan pada bayi dengan pengikatan tali pusat tertunda.41 Hal ini membuat beberapa peneliti merekomendasikan penundaan pengikatan tali pusat sebagai tindakan intervensi tambahan yang mudah, serta murah untuk menurunkan terjadinya anemia pada bayi di negara berkembang, terutama dari ibu yang anemia.38,41

Pada penelitian ini, penundaan pengikatan tali pusat dilakukan pada saat 2 menit setelah kelahiran dimana hal ini juga sesuai dengan sosialisasi dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan kesimpulan dari satu studi meta-analisis. Dari pengamatan klinis pada bayi, dijumpai 3 bayi pucat (10%) pada kelompok pengikatan tali pusat dini, namun penelitian ini tidak


(41)

mengikutsertakan pemeriksaan hematologis ibu, sehingga analisis lebih lanjut mengenai keterkaitan hasil pemeriksaan darah bayi dengan ibunya tidak dapat dilakukan, serta pengamatan bayi dilakukan dalam periode waktu yang singkat.

Penelitian yang membahas pengaruh waktu pengikatan tali pusat terhadap indeks eritrosit MCV, MCH, MCHC, dan RDW pada bayi masih sangat terbatas jumlahnya, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pengikatan tali pusat terhadap indeks eritrosit bayi baru lahir.

Untuk indeks eritrosit MCV, penelitian di Meksiko pada bayi baru lahir cukup bulan yang diperiksa saat usia 6 bulan memiliki rerata nilai MCV 79,5 (3,7) fL dijumpai pada pengikatan tali pusat dini dan 80,6 (3,2) fL pada pengikatan tertunda, dan dijumpai peningkatan MCV yang bermakna.35 Di Argentina, didapatkan nilai rerata MCV 105,1 ± 5,30 fL pada kelompok pengikatan tali pusat dini.42

Dari hasil penelitian ini, diperoleh nilai rerata MCV 101,76 (4,03) fL pada kelompok pengikatan tali pusat dini dan 103,95 (4,27) fL pada kelompok pengikatan tali pusat tertunda, serta dijumpai peningkatan MCV bermakna (P=0,046). Berdasarkan nilai MCV dan MCH, dapat dilakukan evaluasi lebih lanjut dimana bila ditemukan nilai MCV/MCH yang rendah, maka hal ini dapat ditemukan pada keadaan anemia fetal yang kronis, perdarahan fetomaternal, talasemia atau .22 Rerata nilai MCV ini

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(42)

lebih rendah dari normal yang menyatakan keadaan eritrosit yang berukuran mikrositer. Hal ini dapat ditemukan pada keadaan, seperti defisiensi besi, penyakit kronik, atau talasemia.14 Dengan demikian, ditemukan bahwa terbuka kemungkinan bayi pada penelitian ini menderita defisiensi besi atau anemia fetal yang kronis yang dialami sejak dalam kandungan.

Untuk nilai indeks eritrosit MCH, penelitian di Meksiko pada bayi baru lahir cukup bulan yang diperiksa saat usia 6 bulan memiliki rerata nilai MCH 25,9 (1,6) pg pada kelompok pengikatan tali pusat dini dan 26,2 (1,3) pg pada pengikatan tertunda (P=0,07).35 Di Argentina, didapatkan nilai rerata MCH 33,3 ± 1,2 pg pada kelompok pengikatan tali pusat dini.42

Pada penelitian ini, diperoleh nilai rerata MCH 35,02 (1,52) pg pada kelompok pengikatan tali pusat dini dan 35,21 (1,61) pg pada kelompok pengikatan tali pusat tertunda (P=0,635). Rerata nilai MCH ini masih dalam batas normal yang termasuk dalam kategori normokrom.

Untuk nilai indeks eritrosit MCHC, penelitian di Meksiko pada bayi baru lahir cukup bulan yang diperiksa saat usia 6 bulan memiliki rerata nilai MCHC 32,6 (12) g/dL pada kelompok pengikatan tali pusat dini dan 32,5 (9) g/dL pada pengikatan tertunda (P=0,56).35 Di Zambia, pada bayi cukup bulan didapatkan rerata nilai MCHC 30,0 (2,0) g/dL pada pengikatan tali pusat tertunda (setelah pulsasi tali pusat terhenti) dan 29,8 (1,6) g/dL pada pengikatan dini (dalam 10 detik setelah kelahiran).33


(43)

Dari hasil penelitian ini, diperoleh nilai rerata MCHC 34,24 (0,93) g/dL pada kelompok pengikatan tali pusat dini dan 34,51 (0,79) g/dL pada kelompok pengikatan tali pusat tertunda (P=0,230).

Adanya perubahan pada nilai Hb hendaknya memperhitungkan nilai MCHC dimana MCHC menyatakan konsentrasi Hb pada eritrosit, dan nilai MCHC yang meninggi dijumpai pada sferositosis dan serositosis herediter.13,22

Untuk nilai indeks eritrosit RDW, pada penelitian ini ditemukan rerata nilai RDW 16,46 (0,92)% pada kelompok pengikatan tali pusat dini dan 16,34 (0,85)% pada kelompok pengikatan tali pusat tertunda (P=0,602). Sedangkan dari penelitian lain pada bayi baru lahir cukup bulan, belum ditemukan kesimpulan hasil berkaitan dengan hal ini. Adapun nilai RDW pada bayi baru lahir, yaitu 22,1%.22

Nilai RDW menyatakan variasi atau perbedaan ukuran eritrosit, yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya anisositosis, dimana ditemukan ukuran eritrosit yang lebih bervariasi daripada keadaan normal. Semakin banyak variasi ukuran sel yang ditemukan, mencerminkan nilai RDW yang lebih besar. Nilai RDW yang meningkat dapat dijumpai pada anemia hemolitik, dan nilai RDW ini juga dapat dipergunakan sebagai indikator adanya anemia defisiensi besi.43 Berdasarkan nilai RDW dari penelitian ini, maka tidak banyak variasi ukuran eritrosit pada bayi.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(44)

Dari penelitian di Meksiko pada bayi baru lahir cukup bulan, pada pengamatan klinis ditemukan jumlah bayi kuning pada kelompok pengikatan tertunda lebih banyak (17%) dibanding pengikatan dini (14%).35 Hal berbeda dijumpai pada penelitian di Libya, dimana bayi kuning lebih banyak dijumpai pada kelompok pengikatan dini.34

Pada penelitian ini, dari pengamatan klinis pada bayi tidak ditemukan bayi kuning, baik pada kelompok pengikatan dini maupun tertunda.

Peneliti menyadari bahwa studi ini masih belum sempurna dimana masih mempunyai beberapa kelemahan, seperti jumlah sampel yang sedikit, cara pengambilan sampel, serta faktor penganggu yang dapat menimbulkan bias, seperti status gizi, maupun anemia pada ibu yang dapat mempengaruhi hasil akhir penelitian ini. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan suatu studi acak tersamar dalam jumlah sampel yang lebih besar .

Pada penelitian ini, sebaiknya juga dilakukan pemeriksaan darah lengkap dan kadar besi pada ibu karena pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendeteksi anemia dan defisiensi besi secara dini.


(45)

BAB. 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Pengikatan tali pusat tertunda selama 2 menit setelah kelahiran menunjukkan peningkatan nilai MCV secara bermakna. Namun hal ini tidak ditemukan pada nilai MCH, MCHC, maupun RDW.

6.2. Saran

Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan sampel yang lebih besar. Bila memungkinkan, dibandingkan berdasarkan posisi bayi terhadap plasenta, atau cara persalinan (spontan dengan SC). Sebaiknya dilakukan pemeriksaan status hematologis ibu dan penilaian status hematologis bayi lainnya sehingga evaluasi lebih lanjut dapat dilakukan bila ditemukan anemia pada bayi.

Dari hasil penelitian ini, kami sarankan untuk melakukan pengikatan tali pusat tertunda.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

30


(46)

RINGKASAN

Pada saat dalam kandungan, janin berhubungan dengan ibunya melalui tali pusat yang merupakan bagian dari plasenta, kemudian saat dilahirkan, bayi tersebut dipisahkan dari plasenta dengan cara dilakukan pengikatan dan pemotongan tali pusat. Perbedaan waktu pengikatan tali pusat dapat memberikan dampak pada bayi baru lahir dan waktu terbaik untuk pengikatan tali pusat telah menjadi perdebatan selama beberapa dasawarsa. Definisi pengikatan tali pusat dini dan tertunda juga bervariasi.

Berdasarkan ulasan kolaborasi Cochrane, saat ini sebagian besar peneliti mendefinisikan pengikatan tali pusat dini bila dilakukan dalam 15 detik setelah lahir, sedangkan dari suatu studi meta-analisis menyimpulkan bahwa penundaan pengikatan tali pusat pada bayi baru lahir cukup bulan selama minimal 2 menit ternyata bermanfaat untuk bayi, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah mensosialisasikan penundaan pengikatan tali pusat hingga 2 menit ini untuk bayi normal. Namun, hanya sedikit penelitian yang membahas pengaruh waktu pengikatan tali pusat ini terhadap indeks eritrosit bayi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pengikatan tali pusat terhadap indeks eritrosit bayi baru lahir.


(47)

Penelitian uji klinis acak sederhana tersamar tunggal ini dilakukan di dua RSU (RSUP H.Adam Malik dan RSU Pirngadi) di Medan, propinsi Sumatera Utara, dalam kurun waktu Maret sampai Juni 2009, yang dilakukan pada bayi baru lahir yang memenuhi kriteria dimana bayi diacak dengan menggunakan amplop seragam dan tertutup. Bayi dimasukkan dalam salah satu kelompok, yaitu kelompok I yang dilakukan pengikatan tali pusat dini (15 detik setelah kelahiran) atau tertunda (2 menit setelah lahir) pada kelompok II. Sampel penelitian dikumpulkan secara consecutive sampling. Bayi diletakkan di atas perut ibu sebelum dilakukan pemotongan tali pusat dan waktu pengikatan tali pusat diukur dengan menggunakan pengukur waktu. Penelitian ini bekerja sama dengan Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU. Adapun nilai indeks eritrosit bayi diukur dengan menggunakan alat elektronik dari darah yang diambil sebanyak 2 ml melalui vena umbilikal saat berusia 7 sampai 24 jam.

Selama periode penelitian terdapat 60 bayi yang dianalisis, yaitu 30 bayi pada setiap kelompok. Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan perbedaan bermakna pada nilai MCV (P < 0,05) antara pengikatan tali pusat dini dan tertunda, namun hal ini tidak ditemukan pada nilai MCH, MCHC, dan RDW.

Dapat disimpulkan bahwa pengikatan tali pusat tertunda selama 2 menit setelah lahir dapat meningkatkan nilai MCV secara bermakna pada bayi baru lahir.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(48)

SUMMARY

At the time of pregnancy, the fetal is still attached to the mother via the umbilical cord, which is part of the placenta, but at the time of delivery, the infant is separated from the placenta by clamping and cutting the umbilical cord.

The difference timing of umbilcal cord clamp could have impact to the newborn infant. The optimal timing of cord clamping has been a controversial issue for decades. The definition of early and delayed umbilical cord clamping varies between studies.

Based on the Cochrane collaboration review, currently most studies suggested that early cord clamping should be defined as occuring within 15 seconds after delivery, while from a meta-analysis study showed that delaying clamping of the umbilical cord in full-term neonates for a minimum of a 2 minutes following birth is beneficial to the newborn, also the Health Department of Republic Indonesia has socializated delaying cord clamping for 2 minutes in health term neonates. Unfortunately, there were only few studies which demonstrated the effect of timing of cord clamping on red cell indices values in infants.

In this study, we investigated the effect of timing of cord clamping on red cell indices values in normal-weight, newborn term infants.


(49)

A simple randomized single blind clinical trial study was performed at two general hospitals (H. Adam Malik and Dr. Pirngadi) in Medan, North Sumatera province, conducted on March to June 2009, which eligible newborn infants were randomly assigned by using uniform and sealed envelopes, into one of the two groups, the first group was performed early cord clamping = ECC (15 seconds after delivery) or delayed cord clamping = DCC (2 minutes after delivery) in the second group. Samples were collected consecutively. The infants were placed on the mother’s abdomen before the umbilical cord were clamped and timing of cord clamping was measured using time meter. This study was cooperated with the Obstetric and Gynaecology Department, Medical School of Sumatera Utara University. Red cell indices values were measured using electronic blood counting equipment from the vein umbilical cord blood as much as 2 ml at 7 until 24 hours of age.

During period of this research, there were 60 infants that we recruited which consists of 30 infants of each group. Based on the results of this study, there was a significant difference on MCV value (P < 0.05) between early and delayed cord clamping, but we did not found it on MCH, MCHC, and RDW values.

In conclusion, the delaying of cord clamping for 2 minutes after birth could increased MCV value significantly in the newborn infant.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(50)

Daftar Pustaka

1. Cunningham FG, Hauth JC, Leveno KJ, Gilstrap L, Bloom SL, Wenstrom KD. Anatomy and physiology. Dalam: Cunningham FG, Hauth JC, Leveno KJ, Gilstrap L, Bloom SL, Wenstrom KD, et al, penyunting. William obstetrics. Edisi ke-22. New York: McGraw-Hill; 2005. h.39-150.

2. Wiknjosastro H. Pimpinan persalinan. Dalam: Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, penyunting. Ilmu kebidanan. Edisi ke-3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 1999. h.192-201.

3. SJ McDonald, Middleton P. Effect of timing of umbilical cord clamping of term infants on maternal and neonatal outcomes. Cochrane Database Syst Rev. 2008; 2;CD004074.

4. Hutton EK, Hassan ES. Late vs early clamping of the umbilical cord in full-term neonates systematic review and meta-analysis of controlled trials. JAMA. 2007; 297(11):1241-52.

5. Rabe H, Reynolds G, Diaz-Rosello J. Early versus delayed umbilical cord clamping in preterm infants. Cochrane Database Syst Rev. 2004; 4;CD003248.

6. Van Rheenen PF, Brabin J. A practical approach to timing cord clamping in resource poor settings. BMJ. 2006; 333:954-7.

7. Philip AGS, Saigal S. When should we clamp the umbilical cord ? NeoReviews. 2004; 5(4):142-53.

8. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pelayanan obstetrik neonatal emergensi dan komprehensif. Jakarta; 2007. h.60-62.

9. Wahidiyat PAW. Pendekatan diagnosis anemia pada anak. Dalam: Abdussalam M, Trihono PP, Kaswandani N, Endyarni B, penyunting. Pendekatan praktis pucat: masalah kesehatan yang terabaikan pada bayi dan anak. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM; 2007. h.20-29.

10. Hastings C. Anemia. Dalam: Hastings C. The children’s hospital Oakland hematology/oncology handbook. Edisi ke-1. St.Louis: Mosby; 2002. h.1-10.

11. Glader B. The anemias. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia: Saunders; 2005. h.1604-6.

12. Miller DR. Normal blood values from birth through adolescence. Dalam: Miller DR, Baehner RL, Miller LP, penyunting. Blood diseases of infancy and childhood. St.Louis: Mosby; 2005. h.30-53.

13. Bridges KR, Pearson HA. Principles of anemia evaluation. Dalam: Bridges KR, Pearson HA, Rusko J, Naglieri C, penyunting. Anemias and


(51)

other red cell disorders. Edisi ke-1. New York: McGraw Hill; 2008. h.3-27.

14. Lanzkowsky P. Classification and diagnosis of anemia during childhood. Dalam: Lanzkowsky P, penyunting. Manual pediatric hematology and oncology. Edisi ke-2. New York: Churchill Livingstone; 1995. h.1-13. 15. Bates I. Approach to the diagnosis of blood diseases. Dalam: Lewis SM,

Bain BJ, Bates I, penyunting. Dacie and Lewis practical haematology. Edisi ke-9. London: Elsevier; 2001. h.579-87.

16. Newman WA. Dorland’s illustrated medical dictionary. Edisi ke-28. Philadelphia: Saunders; 1994. h.995.

17. Raspati H, Reniarti L, Susanah S. Anemia defisiensi besi. Dalam: Permono HB, Sutaryo, Ugrasena IDG, Windiastuti E, Abdulsalam M, penyunting. Buku ajar hematologi onkologi anak. Edisi ke-1. Jakarta: BP IDAI; 2005. h.30-43.

18. Kosasih EN, Kosasih AS. Bidang hematologi klinik. Dalam: Kosasih EN, Kosasih AS, penyunting. Tafsiran hasil pemeriksaan laboratorium klinik. Edisi ke-1. Tangerang: Karisma; 2008. h.58-60.

19. Bain BJ, Bates I. Basic haematological techniques. Dalam: Lewis SM, Bain BJ, Bates I, penyunting. Dacie and Lewis practical haematology. Edisi ke-9. London: Elsevier; 2001. h.19-43.

20. Miller DR. Anemias: general conciderations. Dalam: Miller DR, Baehner RL, Miller LP, penyunting. Blood diseases of infancy and childhood. St.Louis: Mosby; 2005. h.111-27.

21. Lubis B. Eritropoisis. Dalam: Permono HB, Sutaryo, Ugrasena IDG, Windiastuti E, Abdulsalam M, penyunting. Buku ajar hematologi onkologi anak. Edisi ke-1. Jakarta: BP IDAI; 2005. h.1-6.

22. Brugnara C, Platt OS. The neonatal erythrocyte and its disorders. Dalam: Nathan DG & Orkin SH, penyunting. Nathan and Oski’s hematology of infancy and childhood. Edisi ke-5. Philadelphia: WB Saunders; 1998. h.19-52.

23. Amir I, Dhewi S. Anemia pada bayi prematur. Dalam: Abdussalam M, Trihono PP, Kaswandani N, Endyarni B, penyunting. Pendekatan praktis pucat: masalah kesehatan yang terabaikan pada bayi dan anak. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM; 2007. h.93-101.

24. Ibrahim HM, Krouskop RW, Lewis DF, Dhanireddy R. Placental transfusion: umbilical cord clamping and preterm infants. J Perinatol. 2000; 20:351-4.

25. Moss AJ, Couchard MM. Placental transfusion: early versus late clamping of the umbilical cord. Pediatrics.1967; 40(1):109-26.

26. Usher R, Sephard M, Lind J. The blood volume of the newborn infant and placental transfusion. Acta Paediatr Scand. 1963; 52(5):497-512.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(52)

27. Aziz SFA, Shaheen MY, Hussein S, Soliman MS. Early cord clamping and its effect on some hematological determinants of blood viscosity in neonates. Diunduh dari: http://www.OBGYN.net. Diakses Desember 2007.

28. Cunningham MD, Gomella TL, Hall BD, Kruger J, Alpan G, Allen MC, dkk. Polycythemia dan hyperviscosity, Dalam: Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG, Zenk KE, penyunting. Neonatology: management, procedures, on call problems, diseases and drugs. Edisi ke-5. New York: McGraw–Hill; 2004. h.341-4.

29. Sarkar S, Rosenkrantz TS. Neonatal polycythemia and hyperviscosity. Fetal & Neonatal Medicine. 2008; 13:248-55.

30. Ultee CA, Van der Deura J, Swart J, Lasham C, Van Baar AL. Delayed cord clamping in preterm infants at 34–36 weeks gestation: a randomized controlled trial. Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed. 2008; 93(1):77.

31. Madiyono S, Moeslichan S, Sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto H. Perkiraan besar sampel. Dalam: Sastroasmoro S, Ismael S, penyunting. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-3. Jakarta: Sagung Seto; 2008. h.311.

32. Hoffbrand AV. Pembentukan sel darah (haemopoiesis). Dalam: Hoffbrand AV, Petit JE, penyunting. Kapita selekta haematology (Essential haematology). Edisi ke-4. Jakarta: EGC; 2005. h.1-37

33. Van Rheenen P, De Moor L, Eschbach S, De Grooth H, Brabin B. Delayed cord clamping and haemoglobin levels in infancy: a randomised controlled trial in term babies. Tropical Medicine and International Health. 2007; 12(5):603-16

34. Emhamed MO, Van Rheenen P, Brabin BJ. The early effects of delayed cord clamping in term infants born to Libyan mothers. Tropical Doctor. 2004; 34:218-22.

35. Chaparro CM, Neufeld LM, Alavez GT, Cedillo REL, Dewey KG. Effect of timing of umbilical cord clamping on iron status in Mexican infants: a randomised controlled trial. Lancet. 2006; 367:1997-2004.

36. Cernadas JMC, Carroli G, Pellegrini L, Otano L, Ferreira M, Ricci C, dkk. The effect of timing of cord clamping on neonatal venous hematocrit values and clinical outcome at term: a randomized, controlled trial. Pediatrics. 2006; 117(4):779-86.

37. Aladangady N, McHugh S, Aitchison TC, Wardrop CAJ, Holland BM. Infants’s blood volume in controlled trial of placental transfusion at preterm delivery. Pediatrics. 2006; 117(1):93-8.

38. Gupta R, Ramji S. Effect of delayed cord clamping on iron stores in infants born to anemic mothers: a randomized controlled trial. Indian Pediatr. 2002; 39:130-5.


(53)

39. Singla PN, Chand S, Agarwal KN. Cord serum and placental tissue iron status in maternal hypoferremia. AMJ. 1979; 32:1462-5.

40. Hokama T, Takenaka S, Hirayama K, Yara A, Yoshida K, Itokazu K, dkk. Iron status of newborns born to iron deficient anaemic mothers. J Trop Pediatr. 1996; 42:75-7.

41. Grajeda R, Escamilla RP, Dewey KG. Delayed clamping of the umbilical cord improves hematologic status of Guatemalan infants at 2 mo of age. Am J Clin Nutr. 1997; 65:425-31.

42. Noguera NI, Detarsio G, Perez SM, Bragos IM, Lanza O, Rodriguez JH, et al. Hematologic study of newborn umbilical cord blood. Medicina. 1999; 59:446-8.

43. Cavaliere TA. Red blood cell indices: implications for practice. Newborn and Infant Nursing Reviews. 2004; 4(4):231-9.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(54)

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN KEPADA ORANG TUA

Bapak / Ibu Yth,

Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri, nama saya dr. Susilowati. Saat ini saya sedang mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak di FK-USU dan sedang melakukan penelitian di Divisi Hematologi-Onkologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan, dengan judul

Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru

Lahir” , yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pengikatan tali pusat

terhadap indeks eritrosit bayi baru lahir, dimana penundaan pengikatan tali pusat bermanfaat untuk bayi baru lahir, yaitu sebagai tindakan pencegahan anemia pada bayi baru lahir.

Bayi Bapak / Ibu akan dilakukan pengikatan tali pusat sesuai dengan penelitian ini dan diambil darahnya sebanyak 2 ml (± ½ sendok teh), lalu akan dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan darah (indeks sel darah merah). Dari penelitian yang ada, tidak ditemukan bukti yang dapat membahayakan bayi. Kemungkinan timbulnya efek samping dapat terjadi, bayi Bapak /Ibu akan diamati selama penelitian, dan bila timbul efek samping, seperti pucat ataupun kuning, maka bayi Bapak /Ibu akan ditatalaksana sesuai efek samping yang timbul. Tetapi, bila Bapak / Ibu tidak berkenan, maka tidak akan mempengaruhi prosedur perawatan terhadap bayi Bapak / Ibu. Adapun biaya penelitian ini tidak akan dibebankan kepada Bapak / Ibu dan data ini akan saya rahasiakan.

Bila Bapak / Ibu menyetujuinya dengan sukarela, silahkan mengisi lembar persetujuan setelah penjelasan (informed consent) yang telah dipersiapkan. Bila ditemukan hal-hal yang tidak diinginkan, ataupun yang ingin ditanyakan, silahkan menghubungi saya, dr. Susilowati (061-77866547).

Demikian yang saya sampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang Bapak / Ibu berikan, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya Peneliti dr. Susilowati


(55)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN ( INFORMED CONSENT )

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :

Umur : Pekerjaan : Alamat :

Telah menerima dan mengerti penjelasan dokter tentang penelitian

PENGARUH WAKTU PENGIKATAN TALI PUSAT TERHADAP INDEKS

ERITROSIT BAYI BARU LAHIR”, termasuk tujuan, keuntungan, serta efek

samping yang dapat ditimbulkannya. Dengan kesadaran, serta kerelaan sendiri, saya bersedia menjadi peserta penelitian tersebut.

Demikianlah surat persetujuan ini saya perbuat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan siapapun.

Medan, tgl... bulan ... tahun... Yang menyatakan persetujuan

______________________

      

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(56)

Lampiran 3

LEMBAR KUESIONER

Nama pasien : ………..

Lahir tanggal : ……….. pkl…………..

IDENTITAS IBU :

1. Nama : ……….. Nama suami : ……….. Alamat : ... Umur : ……….. ... Pekerjaan : ... Pendidikan : ... 2. Riwayat menstruasi :

Siklus ……… hari sekali

HPHT………. usia kehamilan : ……..minggu

3. Riwayat obstetrik : Gravida : ... Paritas : ... Abortus : ...

DATA KHUSUS BAYI 1. Apgar skor menit ke 1 dan 5 : …./…..

2. Berat badan lahir : ... gram 3. Panjang badan lahir : ...cm

4. Jenis kelamin : laki-laki / perempuan 5. Efek samping* : pucat ( ya / tidak ) kuning ( ya / tidak )


(57)

Lampiran 4

PERSETUJUAN KOMITE ETIK

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008


(58)

Lampiran 5

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap : dr. Susilowati

Tempat / Tanggal lahir : Medan / 14 November 1970

Alamat : Jl. Prof.T. Zulkarnain S.H no.14 Medan 20154 Nama suami : Ir. Muhaimin

Nama anak : Rihan Farih Bunyamin

Pendidikan

1. Taman Kanak- Kanak di TK Bhayangkari Medan, selesai tahun 1977 2. Sekolah Dasar di SD Bhayangkari Medan, tamat tahun 1983

3. Sekolah Menegah Pertama di SMP Negeri 1 Medan, tamat tahun 1986 4. Sekolah Menegah Atas di SMA Negeri 1 Medan, tamat tahun 1989 5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, tamat tahun 1996

Riwayat Pekerjaan

1. Dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Puskesmas Kota Sigli, Kecamatan Kota Sigli, Kabupaten Pidie, Propinsi Nangroe Aceh Darussalam, tahun 1996 - 1999.

Pendidikan Spesialis

1. Adaptasi di BIKA FK. USU : 01-12-2004 s/d 31-12-2004 2. Pendidikan Tahap I : 01-01-2005 s/d 31-12-2005 3. Pendidikan Tahap II : 01-01-2006 s/d 24-06-2007 4. Pendidikan Tahap III : 25-06-2007 s/d 12-01-2009 5. Penelitian dan tesis : Maret – Juni 2009


(59)

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

LEMBAR PENJELASAN KEPADA ORANG TUA

Yth. Bapak / Ibu…..

Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri, nama saya dokter……., bertugas di Divisi Hematologi-Onkologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan.

Saat ini Departemen Kesehatan RI merekomendasikan pemotongan tali pusat pada bayi dilakukan 2 menit setelah lahir (pengikatan tali pusat tertunda) karena pada pengikatan tali pusat tertunda ini banyak keuntungan yang dapat diambil, seperti berkurangnya kejadian anemia, meningkatnya kadar dan cadangan besi pada bayi. Namun hal ini belum dilaksanakan secara menyeluruh di RS karena adanya kemungkinan efek samping pada bayi, seperti terjadi ikterus (kuning) atau polisitemia (kekentalan darah meningkat karena peningkatan kadar Hb), akan tetapi dari penelitian yang ada tidak ditemukan bukti bermakna yang dapat membahayakan bayi.

Oleh karena itu, kami akan melakukan pengikatan tali pusat sesuai dengan penelitian ini kepada bayi Bapak/Ibu dan mengambil sampel darah bayi sebanyak 2 ml setelah lahir untuk pemeriksaan darah lengkap. Jika Bapak/Ibu bersedia, maka kami mengharapkan Bapak/Ibu menandatangani lembar persetujuan setelah penjelasan.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian Bapak / Ibu, kami ucapkan terima kasih.


(1)

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN KEPADA ORANG TUA

Bapak / Ibu Yth,

Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri, nama saya dr. Susilowati. Saat ini saya sedang mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak di FK-USU dan sedang melakukan penelitian di Divisi Hematologi-Onkologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan, dengan judul

Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru

Lahir” , yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pengikatan tali pusat

terhadap indeks eritrosit bayi baru lahir, dimana penundaan pengikatan tali pusat bermanfaat untuk bayi baru lahir, yaitu sebagai tindakan pencegahan anemia pada bayi baru lahir.

Bayi Bapak / Ibu akan dilakukan pengikatan tali pusat sesuai dengan penelitian ini dan diambil darahnya sebanyak 2 ml (± ½ sendok teh), lalu akan dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan darah (indeks sel darah merah). Dari penelitian yang ada, tidak ditemukan bukti yang dapat membahayakan bayi. Kemungkinan timbulnya efek samping dapat terjadi, bayi Bapak /Ibu akan diamati selama penelitian, dan bila timbul efek samping, seperti pucat ataupun kuning, maka bayi Bapak /Ibu akan ditatalaksana sesuai efek samping yang timbul. Tetapi, bila Bapak / Ibu tidak berkenan, maka tidak akan mempengaruhi prosedur perawatan terhadap bayi Bapak / Ibu. Adapun biaya penelitian ini tidak akan dibebankan kepada Bapak / Ibu dan data ini akan saya rahasiakan.

Bila Bapak / Ibu menyetujuinya dengan sukarela, silahkan mengisi lembar persetujuan setelah penjelasan (informed consent) yang telah dipersiapkan. Bila ditemukan hal-hal yang tidak diinginkan, ataupun yang ingin ditanyakan, silahkan menghubungi saya, dr. Susilowati (061-77866547).

Demikian yang saya sampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang Bapak / Ibu berikan, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya Peneliti dr. Susilowati


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN ( INFORMED CONSENT )

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Alamat :

Telah menerima dan mengerti penjelasan dokter tentang penelitian

PENGARUH WAKTU PENGIKATAN TALI PUSAT TERHADAP INDEKS

ERITROSIT BAYI BARU LAHIR”, termasuk tujuan, keuntungan, serta efek samping yang dapat ditimbulkannya. Dengan kesadaran, serta kerelaan

sendiri, saya bersedia menjadi peserta penelitian tersebut.

Demikianlah surat persetujuan ini saya perbuat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan siapapun.

Medan, tgl... bulan ... tahun... Yang menyatakan persetujuan

______________________


(3)

LEMBAR KUESIONER

Nama pasien : ………..

Lahir tanggal : ……….. pkl…………..

IDENTITAS IBU :

1. Nama : ……….. Nama suami : ……….. Alamat : ... Umur : ……….. ... Pekerjaan : ... Pendidikan : ... 2. Riwayat menstruasi :

Siklus ……… hari sekali

HPHT………. usia kehamilan : ……..minggu

3. Riwayat obstetrik : Gravida : ... Paritas : ... Abortus : ...

DATA KHUSUS BAYI

1. Apgar skor menit ke 1 dan 5 : …./…..

2. Berat badan lahir : ... gram

3. Panjang badan lahir : ...cm

4. Jenis kelamin : laki-laki / perempuan 5. Efek samping* : pucat ( ya / tidak ) kuning ( ya / tidak )


(4)

(5)

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap : dr. Susilowati

Tempat / Tanggal lahir : Medan / 14 November 1970

Alamat : Jl. Prof.T. Zulkarnain S.H no.14 Medan 20154

Nama suami : Ir. Muhaimin

Nama anak : Rihan Farih Bunyamin

Pendidikan

1. Taman Kanak- Kanak di TK Bhayangkari Medan, selesai tahun 1977 2. Sekolah Dasar di SD Bhayangkari Medan, tamat tahun 1983

3. Sekolah Menegah Pertama di SMP Negeri 1 Medan, tamat tahun 1986 4. Sekolah Menegah Atas di SMA Negeri 1 Medan, tamat tahun 1989 5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, tamat tahun 1996

Riwayat Pekerjaan

1. Dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Puskesmas Kota Sigli, Kecamatan Kota Sigli, Kabupaten Pidie, Propinsi Nangroe Aceh Darussalam, tahun 1996 - 1999.

Pendidikan Spesialis

1. Adaptasi di BIKA FK. USU : 01-12-2004 s/d 31-12-2004

2. Pendidikan Tahap I : 01-01-2005 s/d 31-12-2005

3. Pendidikan Tahap II : 01-01-2006 s/d 24-06-2007

4. Pendidikan Tahap III : 25-06-2007 s/d 12-01-2009


(6)

Yth. Bapak / Ibu…..

Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri, nama saya dokter……., bertugas di Divisi Hematologi-Onkologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan.

Saat ini Departemen Kesehatan RI merekomendasikan pemotongan tali pusat pada bayi dilakukan 2 menit setelah lahir (pengikatan tali pusat tertunda) karena pada pengikatan tali pusat tertunda ini banyak keuntungan yang dapat diambil, seperti berkurangnya kejadian anemia, meningkatnya kadar dan cadangan besi pada bayi. Namun hal ini belum dilaksanakan secara menyeluruh di RS karena adanya kemungkinan efek samping pada bayi, seperti terjadi ikterus (kuning) atau polisitemia (kekentalan darah meningkat karena peningkatan kadar Hb), akan tetapi dari penelitian yang ada tidak ditemukan bukti bermakna yang dapat membahayakan bayi.

Oleh karena itu, kami akan melakukan pengikatan tali pusat sesuai dengan penelitian ini kepada bayi Bapak/Ibu dan mengambil sampel darah bayi sebanyak 2 ml setelah lahir untuk pemeriksaan darah lengkap. Jika Bapak/Ibu bersedia, maka kami mengharapkan Bapak/Ibu menandatangani lembar persetujuan setelah penjelasan.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian Bapak / Ibu, kami ucapkan terima kasih.