Perbedaan Perubahan Berat Badan pada Ibu yang menggunakan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan dan 1 Bulan di Klinik Bersahn Mariani Medan

(1)

PERBEDAAN PERUBAHAN BERAT BADAN

PADA IBU YANG MENGGUNAKAN KONTRASEPSI SUNTIK

3 BULAN DAN 1 BULAN DI KLINIK BERSALIN MARIANI

MEDAN

SKRIPSI

Oleh

MISKAH HAYATI

111121061

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013


(2)

(3)

Judul : Perbedaan Perubahan Berat Badan pada Ibu yang menggunakan Kontrasepsi Suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan

Nama : Miskah Hayati

Jurusan : Keperawatan Fakultas Keperawatan Tahun : 2011/2012

Abstrak

Kontrasepsi suntik adalah metode kontrasepsi yang paling diminati karena pemakaiannya yang aman, sederhana, efektif, praktis dan harga relatif murah. Namun seiring tingginya minat tersebut diikuti dengan keluhan ibu terhadap efek samping penggunaan kontrasepsi suntik yaitu berupa perubahan berat badan. Penelitian deskriptif komparatif ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan perubahan berat badan pada ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan. Populasi ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik di Klinik Bersalin Mariani Medan sebesar 90 orang. Sampel yang diambil sebesar 42 responden kontrasepsi suntik 3 bulan dan 42 responden kontrasepsi suntik 1 bulan. Pengumpulan data berupa data demografi dan lembar observasi kemudian dianalisa dengan uji paired t-test dan independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan mengalami kenaikan berat badan. Hasil uji paired t-test pada kelompok kontrasepsi suntik 3 bulan menunjukkan nilai p=0,000 (p<0,05) dan pada kelompok kontrasepsi suntik 1 bulan menunjukkan nilai p=0,068 (p<0,05) yang artinya terdapat perbedaan perubahan berat badan antar kelompok ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan. Sedangkan uji independent t-test memperlihatkan bahwa nilai p=0,390 (p>0,05). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan perubahan berat badan antara ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan. Diharapkan bagi pelayanan kesehatan agar dapat memberikan penyuluhan yang intensif mengenai efek samping kontrasepsi suntik dan pemakaian jenis kontrasepsi dengan baik dan tepat.


(4)

Title : Differences in Body Weight Changes mother using Injectable Contraception 3 months and 1 month in Medan Mariani Maternity Clinic

Name : Miskah Hayati

Major : Nursing Faculty of Nursing Year : 2011/2012

Abstract

Injectable contraceptives are the most popular contraceptive method because its use is safe, simple, effective, practical and relatively inexpensive. But with the high interest of the mother followed by complaints of side effects in the form of injectable contraceptive use weight changes. This comparative descriptive study aimed to identify differences in changes in body weight in women using injectable contraceptives 3 months and 1 month. Population of women who use the injectable contraceptive in Medan Mariani Maternity Clinic by 90 people. Samples taken by 42 respondents injectable contraceptives 3 months and 42 respondents 1 month injectable contraceptives. Data collecting demographic data and observation sheets were analyzed by paired t-test test and independent t-test. The results showed that the majority of women who use injectable contraceptives 3 months and 1 month gain weight. The test results paired t-test on the 3 month injectable contraceptive demonstrate the value p = 0,000 (p <0,05) and at 1 month injectable contraceptive group showed p = 0,068 (p <0,05), which means there is a difference in weight change among mothers who use injectable contraceptives 3 months and 1 month. While the independent t-test test showed that the value of p=0,390 (p>0,05). From these results it can be concluded that there was no difference in weight change between women who use injectable contraceptives 3 months and 1 month. Expected to health services in order to provide intensive counseling about side effects of injectable contraceptives and contraceptive use by type of good and proper.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Perubahan Berat Badan pada Ibu yang menggunakan Kontrasepsi Suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan”.

Shalawat beriring salam tidak lupa pula penulis panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan sebagaimana yang kita rasakan pada saat sekarang ini.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Selama proses penelitian dan penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M. Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU, Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I, Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II, dan Bapak Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan III.


(6)

2. Ibu Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat selaku Ketua Departemen Keperawatan Maternitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku pembimbing yang selalu menyediakan

kesempatan waktu untuk membimbing penulis, memberikan arahan, masukan, serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Cholina T. Siregar, S.Kep, Ns, Sp. KMB selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan masukan dan saran bagi penulis.

5. Teristimewa orang tua tercinta Ibunda Anna Dewi Batubara, SH atas do’a, motivasi, dukungan moril, materi dan kasih sayangnya kepada penulis, serta untuk abangku Abdi Suryadi, ST dan adikku tersayang Arief Setiawan yang selalu memberikan dukungan dan do’a kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Sahabat-sahabat terbaikku Isya, Fija, Vera, Maya, Khairani, Tia, Ery, Nazly, Widia, Fitri, Tika, Fitria, Imel, dan Fazar yang telah memberikan semangat dan dukungannya, serta teman-teman seperjuanganku angkatan 2011 yang telah memberikan motivasi, partisipasi, dan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Staf administrasi di Program Studi Fakultas Keperawatan USU yang memberikan bantuan dalam kelancaran selama proses penelitian berlangsung. 8. Pimpinan Klinik Bersalin Mariani Medan yang telah memberikan ijin untuk


(7)

9. Semua pihak yang dalam kesempatan ini tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah banyak memberi bantuan dan perhatian dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah SWT selalu memberikan rezeki serta perlindungan dan kesehatan dalam melanjutkan ibadah kepada-Nya serta dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan profesi keperawatan selanjutnya.

Medan, Februari 2013

Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... ii

Abstrak ...iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Skema ... viii

BAB 1. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ... 1

2. Rumusan Masalah ... 3

3. Tujuan Penelitian ... 4

4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 1. Kontrasepsi ... 6

1.1 Pengertian ... 6

1.2 Jenis-jenis Kontrasepsi ... 6

1.2.1 Metode Kontrasepsi Sederhana ... 6

1.2.2 Metode Kontrasepsi Barrier ... 7

1.2.3 Metode Kontrasepsi Modern ... 8

2. Kontrasepsi Suntik ... 9

2.1 Pengertian ... 9

2.2 Jenis-jenis Kontrasepsi Suntik ... 9

2.3 Mekanisme Kerja ... 10

2.4 Penggunaan ... 10

2.5 Keuntungan ... 11

2.6 Kerugian ... 12

2.7 Efektifitas... 12

2.8 Indikasi ... 13

2.9 Kontraindikasi ... 13

2.10 Efek Samping ... 14

3. Perubahan Berat Badan pada Penggunaan Kontrasepsi Suntik ... 16

3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berat Badan ... 18

3.1.1 Faktor Internal ... 18

3.1.2 Faktor Eksternal ... 19

BAB 3. KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka Konseptual ... 20

2. Definisi Operasional ... 21


(9)

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian ... 22

2. Populasi, Sampel, dan Sampling ... 22

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

4. Pertimbangan Etik ... 23

5. Instrumen Penelitian ... 24

6. Alat Ukur dan Pengukuran ... 25

7. Pengumpulan Data ... 25

8. Analisa Data ... 26

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian ... 28

2. Pembahasan ... 33

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 42

2. Saran... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden 2. Instrumen Penelitian

3. Master Data

4. Jadwal Defenitif Penelitian 5. Taksasi Dana

6. Surat Penelitian dari Fakultas Keperawatan 7. Surat Balasan Penelitian dari Klinik 8. Lembar Bukti Bimbingan


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Deskriptif karakteristik ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan ... 29 Tabel 2. Perubahan berat badan pada ibu yang menggunakan kontrasepsi

suntik 3 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan ... 30 Tabel 3. Perubahan berat badan pada ibu yang menggunakan kontrasepsi

suntik 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan ... 30 Tabel 4. Perbedaan perubahan berat badan antar ibu yang menggunakan

kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan ... 31 Tabel 5. Perbedaan perubahan berat badan antara ibu yang menggunakan

kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan ... 33


(11)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka konseptual penelitian perbedaan perubahan berat badan pada ibu yang menggunakan kontrasepsi Suntik 3 bulan dan


(12)

Judul : Perbedaan Perubahan Berat Badan pada Ibu yang menggunakan Kontrasepsi Suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan

Nama : Miskah Hayati

Jurusan : Keperawatan Fakultas Keperawatan Tahun : 2011/2012

Abstrak

Kontrasepsi suntik adalah metode kontrasepsi yang paling diminati karena pemakaiannya yang aman, sederhana, efektif, praktis dan harga relatif murah. Namun seiring tingginya minat tersebut diikuti dengan keluhan ibu terhadap efek samping penggunaan kontrasepsi suntik yaitu berupa perubahan berat badan. Penelitian deskriptif komparatif ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan perubahan berat badan pada ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan. Populasi ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik di Klinik Bersalin Mariani Medan sebesar 90 orang. Sampel yang diambil sebesar 42 responden kontrasepsi suntik 3 bulan dan 42 responden kontrasepsi suntik 1 bulan. Pengumpulan data berupa data demografi dan lembar observasi kemudian dianalisa dengan uji paired t-test dan independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan mengalami kenaikan berat badan. Hasil uji paired t-test pada kelompok kontrasepsi suntik 3 bulan menunjukkan nilai p=0,000 (p<0,05) dan pada kelompok kontrasepsi suntik 1 bulan menunjukkan nilai p=0,068 (p<0,05) yang artinya terdapat perbedaan perubahan berat badan antar kelompok ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan. Sedangkan uji independent t-test memperlihatkan bahwa nilai p=0,390 (p>0,05). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan perubahan berat badan antara ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan. Diharapkan bagi pelayanan kesehatan agar dapat memberikan penyuluhan yang intensif mengenai efek samping kontrasepsi suntik dan pemakaian jenis kontrasepsi dengan baik dan tepat.


(13)

Title : Differences in Body Weight Changes mother using Injectable Contraception 3 months and 1 month in Medan Mariani Maternity Clinic

Name : Miskah Hayati

Major : Nursing Faculty of Nursing Year : 2011/2012

Abstract

Injectable contraceptives are the most popular contraceptive method because its use is safe, simple, effective, practical and relatively inexpensive. But with the high interest of the mother followed by complaints of side effects in the form of injectable contraceptive use weight changes. This comparative descriptive study aimed to identify differences in changes in body weight in women using injectable contraceptives 3 months and 1 month. Population of women who use the injectable contraceptive in Medan Mariani Maternity Clinic by 90 people. Samples taken by 42 respondents injectable contraceptives 3 months and 42 respondents 1 month injectable contraceptives. Data collecting demographic data and observation sheets were analyzed by paired t-test test and independent t-test. The results showed that the majority of women who use injectable contraceptives 3 months and 1 month gain weight. The test results paired t-test on the 3 month injectable contraceptive demonstrate the value p = 0,000 (p <0,05) and at 1 month injectable contraceptive group showed p = 0,068 (p <0,05), which means there is a difference in weight change among mothers who use injectable contraceptives 3 months and 1 month. While the independent t-test test showed that the value of p=0,390 (p>0,05). From these results it can be concluded that there was no difference in weight change between women who use injectable contraceptives 3 months and 1 month. Expected to health services in order to provide intensive counseling about side effects of injectable contraceptives and contraceptive use by type of good and proper.


(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Salah satu masalah terpenting yang dihadapi oleh negara berkembang, seperti di Indonesia yaitu ledakan penduduk. Ledakan penduduk mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk yang pesat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah Indonesia telah menerapkan program keluarga berencana (KB) yang dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga Keluarga Berencana Nasional) yang kemudian dalam perkembangannya menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional). Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk mengontrol laju pertumbuhan penduduk dan juga untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Hartanto, 2004).

Program KB sebagai salah satu kebijakan pemerintah dalam bidang kependudukan, memiliki implikasi yang tinggi terhadap pembangunan kesehatan, oleh karena itu program KB memiliki posisi strategis dalam upaya pengendalian laju pertumbuhan penduduk melalui kelahiran dan pendewasaan usia perkawinan, maupun pembinaan ketahanan dan peningkatan kesejahteraan keluarga dalam mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera, sehingga memungkinkan program dan gerakan KB diposisikan sebagai bagian penting dari strategi pembangunan ekonomi (Suratun, 2008).


(15)

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003 terdapat kecenderungan peningkatan jumlah pemakai kontrasepsi jenis injeksi dari 11,7 % pada tahun 1991, pada tahun 1994 menjadi 15,2 %, dan 21,1 % pada tahun 1997, kemudian tahun 2002 - 2003 meningkat menjadi 27,8 % (Hartanto, 2004).

Jumlah PUS tahun 2008 di Sumatera Utara adalah 2.021.211 PUS, akseptor KB aktifnya adalah 1.322.653 (65,44%), dan akseptor KB baru sebanyak 283.142 akseptor. Dimana yang menggunakan IUD 15.515 (5,5%), pil 104193 (36,8%), kondom 22.158 (7,8%), suntik 113.358 (40%), implant 19.916 (7%), metode operasi 8002 (2,8%) (BPS, 2008).

Salah satu metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah kontrasepsi suntik. Kontrasepsi suntik yang digunakan adalah Noretisteron Enentat (NETEN), Depo Medroksi Progesteron Acetat (DMPA) dan Cyclofem.

(Hartanto, 2004).

Kontrasepsi suntik menimbulkan efek samping yang sering dikeluhkan para akseptor KB suntik yaitu berupa peningkatan berat badan. Hal ini disebabkan oleh efek progestin bukan karena adanya retensi cairan. Menurut para ahli, kontrasepsi suntik merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus sehingga menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya sehingga menyebabkan para akseptor KB suntik mengalami peningkatan berat badan, namun tidak semua akseptor akan mengalami kenaikan berat badan, karena efek dari obat tersebut tidak selalu sama pada masing-masing individu dan tergantung reaksi tubuh akseptor tersebut terhadap metabolisme progesteron (Hartanto, 2004).


(16)

Hasil penelitian yang dilakukan di RT 2 RW 7 Kelurahan Simomulyo Kecamatan Sukomanunggal Surabaya ditemukan 38 akseptor KB suntik 3 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menggunakan KB suntik 3 bulan sebagian besar (63,1%) mengalami kenaikan berat badan, sebagian kecil (15,8%) berat badan tetap, dan sebagian kecil (21%) mengalami penurunan berat badan (Fatrina, 2011).

Berdasarkan fenomena-fenomena di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitan mengenai “Perbedaan Perubahan Berat Badan pada Ibu yang menggunakan Kontrasepsi Suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan”.

2. Rumusan Masalah

Tingginya minat pemakai kontrasepsi suntik dikarenakan kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan penggunaannya aman. Namun seiring tingginya minat tersebut diikuti dengan keluhan ibu terhadap efek samping penggunaan kontrasepsi suntik yaitu berupa kenaikan berat badan. Namun tidak semua akseptor mengalami kenaikan berat badan, karena efek dari obat tersebut tidak selalu sama pada masing-masing individu. Berdasarkan fenomena ini penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut: “Adakah Perbedaan Perubahan Berat Badan pada Ibu yang menggunakan Kontrasepsi Suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan”.


(17)

3. Tujuan Penelitian 3.1 Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi perbedaan perubahan berat badan pada ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan.

3.2 Tujuan Khusus

3.2.1 Mengidentifikasi perubahan berat badan pada ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan.

3.2.2 Mengidentifikasi perbedaan perubahan berat badan antar ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan.

3.2.3 Mengidentifikasi perbedaan perubahan berat badan antara ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan.

5. Manfaat Penelitian 5.1 Bagi Pendidikan

Memberikan informasi tambahan tentang efek samping penggunaan kontrasepsi suntik khususnya pada mata kuliah Keperawatan Maternitas.


(18)

5.2 Bagi Pelayanan Kesehatan

Meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu yang menggunakan Kontrasepsi suntik secara komprehensif.

5.3 Bagi Peneliti

Dapat digunakan sebagai studi pustaka, khususnya penelitian yang sama yaitu tentang metode kontrasepsi suntik.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Kontrasepsi

1.1 Pengertian

Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma (Hartanto, 2004).

Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan dapat pula bersifat permanen (Meilani, 2010).

1.2 Jenis-jenis Kontrasepsi

Terdapat beberapa macam alat kontrasepsi yang dapat digunakan, yaitu:

1.2.1 Metode Kontrasepsi Sederhana

a. Metode Kalender merupakan salah satu cara atau metode kontrasepsi sederhana yang dapat dikerjakan sendiri oleh pasangan suami istridengan tidak melakukan senggama pada masa subur (Meilani, 2010)

b. Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau menyusui eksklusif merupakan suatu metode kontrasepsi sementara yang cukup efektif, selama klien belum m endapat haid dan waktunya kurang dari enam bulan pasca persalinan. Efektifnya dapat mencapai 98%. MAL efektif bila menyusui lebih dari delapan kali sehari dan bayi mendapat cukup asupan per laktasi (Saifuddin, 2006).

c. Metode Suhu Tubuh. Saat ovulasi peningkatan progesterone menyebabkan peningkatan suhu basal tubuh (SBT) sekitar 0,2°C-0,4°C. peningkatan suhu tubuh


(20)

adalah indikasi bahwa telah terjadi ovulasi. Selama 3 hari berikutnya (memperhitungkan waktu ekstra dalam masa hidup sel telur) diperlukan pantang berhubungan intim. Metode suhu mengidentifikasi akhir masa subur bukan awalnya (Meilani, 2010).

d. Senggama terputus (koitus interuptus) adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi. Efektifitas bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan senggama terputus setiap pelaksanaanya (Meilani, 2010).

1.2.2 Metode Kontrasepsi Barrier

Menurut Saifuddin (2006) metode kontrasepsi barrier ada 3 yaitu, antara lain:

a. Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dapat dibuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastic (vinil), atau bahan alami yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Kondom tidak hanya mencegah kehamilan tetapi juga mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.

b. Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.

c. Spermisida adalah bahan kimia (non oksinol-9) digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk aerosol (busa), tablet vaginal suppositoria atau dissolvable film, dan dalam bentuk krim.


(21)

1.2.3 Metode Kontrasepsi Modern

Menurut Saifuddin (2006) metode kontrasepsi modern ada 5 yaitu, antara lain:

a. Kontrasepsi Pil. Kontrasepsi pil merupakan jenis kontasepsi oral yang harus diminum setiap hari yang bekerja mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh sperma. Terdapat dua macam yaitu kontrasepsi kombinasi atau sering disebut pil kombinasi yang mengandung progesteron dan estrogen, kemudian kontrasepsi pil progestin yang sering disebut dengan minipil yang mengandung hormon progesteron.

b. Kontrasepsi Implan adalah alat kontrasepsi silastik berisi hormon jenis

progesteron levonogestrol yang ditanamkan dibawah kulit, yang bekerja mengurangi transportasi sperma.

c. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan dalam rongga rahim wanita yang bekerja menghambat sperma untuk masuk ke tuba fallopii.

d. Kontrasepsi Mantap (KONTAP) merupakan suatu cara permanen baik pada pria dan pada wanita, dilakukan dengan tindakan operasi kecil untuk mengikat atau menjepit atau memotong saluran telur wanita, atau menutup saluran mani laki-laki.

e. Kontrasepsi Suntikan adalah kontrasepsi yang diberikan dengan cara disuntikkan secara intramuskuler di daerah otot pantat (gluteus maximus).


(22)

2. Kontrasepsi Suntik 2.1 Pengertian

Kontrasepsi suntik adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal (Octavianna, 2009).

Kontrasepsi suntik adalah suatu cara kontrasepsi dengan jalan penyuntikan sebagai usaha pencegahan kehamilan berupa hormone progesteron dan estrogen pada wanita usia subur (Meilani, 2010).

2.2 Jenis - jenis Kontrasepsi Suntik

Menurut Pinem (2009) Kontrasepsi suntik dibagi dalam 2 golongan yaitu golongan progestin dan golongan progestin dengan campuran esterogen propionate. Jenis kontrasepsi Suntik yang mengandung progestin ada 2 macam yaitu Depo Provera yang mengandung DMPA (Depo Medroxyprogesteron Asetat) yang diberikan setiap 3 bulan sekali dengan dosis 150 mg dan Noristerat yang mengandung NET-EN (Norethindrone Enanthate) yang diberikan dalam dosis 200 mg setiap 8 minggu sekali untuk 6 bulan pertama (3 kali suntikan pertama), kemudian selanjutnya sekali setiap 12 minggu. Sedangkan kontrasepsi suntik golongan progestin dengan campuran esterogen propionate adalah Cyclofem yang mengandung 25 mg Depo Medroxyprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol sipionat serta suntik kombinasi yang mengandung 50 mg Noretindrone Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan setiap bulan. Jenis-jenis kontrasepsi ini disuntikkan secara intramuskular.


(23)

2.3 Mekanisme Kerja

Menurut Pinem (2009) cara kerja kontrasepsi suntik secara umum yaitu : a. Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat lonjakan

luteinizing hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi ovulasi. Kadar

follicle-stimulating hormone (FSH) dan LH menurun dan tidak terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat perkembangan folikel dan mencegah ovulasi. Progestogen menurunkan frekuensi pelepasan (FSH) dan (LH).

b. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan siklus yang normal pada lendir serviks. Secret dari serviks tetap dalam keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga menyulitkan penetrasi spermatozoa.

c. Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum yang telah di buahi.

d. Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba fallopi

2.4 Penggunaan

Menurut Pinem (2009), Cara penggunaan Kontrasepsi suntik progestin DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular dalam didaerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan


(24)

kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Pemberian kontrasepsi suntik progestin Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi etil isopropil alcohol

60-90%. Sedangkan Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuskular. Klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari dan jadwal yang telah ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja.

2.5 Keuntungan

Menurut Pinem (2009) keuntungan kontrasepsi suntik sangat efektif dan mempunyai efek pencegahan kehamilan jangka panjang. Penggunaan kontrasepsi ini tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri. Kontrasepsi suntik ini memiliki sedikit kemungkinan untuk menimbulkan penyakit bagi akseptor kb suntik seperti penyakit jinak payudara, radang panggul, krisis anemia bulan sabit, kanker endometrium dan kehamilan ektopik. Kontrasepsi ini tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah. Kontrasepsi ini juga tidak memiliki pengaruh terhadap ASI dan perempuan yang berusia di atas 35 tahun sampai perimenopause dapat menggunakannya.


(25)

2.6 Kerugian

Menurut Pinem (2009) kerugian kontrasepsi suntik yaitu, antara lain : sering ditemukan gangguan haid. Pola haid yang normal dapat berubah menjadi amenorea (tidak datang bulan), perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, perubahan dalam frekuensi, lama dan banyaknya darah yang keluar, atau tidak haid sama sekali; Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga; Pada waktu tertentu harus kembali untuk mendapatkan suntikan; Penambahan berat badan, karena dapat merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus, yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada biasanya. Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama; Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV; Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian; Pada penggunaan jangka panjang terjadi perubahan pada lipid serum, sedikit menurunkan densitas (kepadatan) tulang, menimbulkan kekeringan pada vagina, dan menurunkan libido.

2.7 Efektivitas

Menurut Pinem (2009), baik DMPA maupun NET EN memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun asal penyuntikan dilakukan secara benar sesuai jadwal yang telah ditentukan. Sedangkan cyclofem sangat efektif yaitu 0,1 - 0,4 kehamilan per 100 perempuan pertahun.


(26)

2.8 Indikasi

Menurut Pinem (2009), ada beberapa indikasi kontrasepsi suntik, antara lain: perempuan usia reproduksi, nulipara, telah memiliki anak; menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi; Wanita menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai ; Setelah melahirkan dan tidak menyusui; Setelah abortus atau keguguran; Telah banyak anak tapi belum menghendaki tubektomi; Tekanan darah 180/110 mmHg, masalah gangguan pembekuan darah atau anemia bulan sabit; Menggunakan obat untuk epilepsy atau obat untuk tuberkulosis (rifampisin); Wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen; Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi; wanita yang mendekati usia menopause serta yang mengalami penyakit anemia defesiensi besi.

2.9 Kontraindikasi

Menurut Pinem (2009) ada beberapa indikasi kontrasepsi suntik, antara lain: Hamil atau diduga hamil karena resiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran; Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan; wanita yang mengalami pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya serta wanita yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea; wanita yang menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara, Diabetes Melitus disertai komplikasi serta kanker pada traktus genitalia; Usia > 35 tahun yang merokok, karena pada usia ini rentan terhadap penyakit yang mungkin menjadi


(27)

tinggi (> 180 / 110 mmHg), karena ada sedikit peninggian dari kadar insulin dan perubahan dalam metabolisme lemak, terutama penurunan kolesterol, dicurigai dapat menambah besar risiko timbulnya penyakit kardiovaskuler.

2.10 Efek samping

Menurut Saifuddin (2006) ada beberapa efek samping dari kontrasepsi suntik yaitu:

a. Gangguan siklus haid yang berupa : tidak mengalami haid (amenorhea) yang disebabkan atrofi endometrium, perdarahan berupa tetesan/ bercak-bercak (spotting), Perdarahan diluar siklus haid (metroragia/breakthrough bleeding), Perdarahan haid yang lebih lama dan lebih banyak daripada biasanya (menoragia), ini disebabkan karena adanya ketidakseimbangan hormon sehingga endometrium mengalami perubahan histologi.

b. Depresi. Gejala/keluhannya adalah perasaan lesu (lethargi) dan tidak bersemangat dalam kerja. Penyebabnya diperkirakan dengan adanya hormon progesterone terutama yang berisi 19-norsteroid menyebabkan kurangnya Vitamin B6 (Pyridoxin) di dalam tubuh.

c. Keputihan (Lechorea). Gejala/keluhannya adalah keluarnya cairan berwarna putih dari dalam vagina atau adanya cairan putih di mulut vagina (vagina discharge). Penyebabnya dikarenakan efek progesteron merubah flora dan PH vagina, sehingga jamur mudah tumbuh di dalam vagina dan menimbulkan keputihan.


(28)

d. Jerawat. Gejalanya adalah timbul jerawat pada wajah. Penyebab adalah progestin yang menyebabkan peningkatan kadar lemak.

e. Rambut rontok. Gejala/keluhan adalah rambut rontok selama pemakaian suntikan atau bisa sampai sesudah penghentian suntikan. Penyebab adalah Progesteron terutama 19-norprogesterone yang dapat mempengaruhi folikel rambut, sehingga timbul kerontokan rambut.

f. Perubahan Berat Badan. Gejala/keluhannya adalah kenaikan berat badan rata-rata untuk setiap tahun bervariasi antara 2,3-2,9 kg. Kenaikan berat badan, kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah, selain itu hormon progesteron juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktivitas fisik.

g. Pusing/Sakit Kepala/Migrain. Keluhannya adalah sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau seluruh bagian kepala dan terasa berdenyut disertai rasa mual yang amat sangat. Penyebab biasanya dikaitkan dengan reaksi tubuh terhadap Progesteron.

h. Mual dan Muntah. Gejala/keluhannya adalah mual sampai muntah seperti hamil muda. Terjadi pada bulan-bulan pertama pemakaian suntikan. Penyebabnya adalah Reaksi tubuh terhadap hormon progesteron yang mempengaruhi produksi asam lambung.


(29)

3. Perubahan Berat Badan pada penggunaan Kontrasepsi Suntik

Menurut Suparyanto (2010), Perubahan berat badan adalah berubahnya ukuran berat, baik bertambah atau berkurang akibat dari konsumsi makanan yang diubah menjadi lemak dan disimpan di bawah kulit. Perubahan berat badan dibagi menjadi dua yaitu :

a. Berat badan meningkat atau naik jika hasil penimbangan berat badan lebih besar dibandingkan dengan berat badan sebelumnya.

b. Berat badan menurun atau turun jika hasil penimbangan berat badan lebih rendah dibandingkan berat badan sebelumnya

Kontrasepsi suntik umumnya menyebabkan pertambahan berat badan yang bervariasi antara 1-5 kg dalam tahun pertama. Kenaikan berat badan yang berlebihan merupakan salah satu efek samping dari penggunaan kontrasepsi suntik. Bertambahnya berat badan terjadi karena bertambahnya lemak tubuh. Hormon progesteron merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih daripada biasanya. Namun tidak semua akseptor akan mengalami kenaikan berat badan, karena efek dari obat tersebut tidak selalu sama pada masing-masing individu dan tergantung reaksi tubuh akseptor tersebut terhadap metabolisme progesteron (Hartanto, 2004).

Peningkatan berat badan kemungkinan disebabkan oleh hormon progesteron yaitu dengan meningkatkan nafsu makan yang disertai dengan peningkatan penimbunan simpanan lemak. Hormon progesteron mempengaruhi perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah. Selain itu hormon progesteron juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan


(30)

menurunkan aktivitas fisik akibatnya pemakaian kontrasepsi suntik dapat menyebabkan berat badan bertambah (Glasier, 2006).

Suatu penelitian menunjukkan adanya pengaruh penggunaan kontrasepsi suntik terhadap peningkatan berat badan, dari 35 sampel yang diamati sebanyak 24 atau sebanyak 68,57% akseptor KB suntik mengalami kenaikan berat badan. Hasil penelitian tersebut semakin memperkuat dugaan adanya keterkaitan penggunaan kontrasepsi suntik terhadap peningkatan berat badan (Ekawati, 2010). Wanita yang menggunakan kontrasepsi Depot medroxy progesterone acetate (DMPA) atau dikenal dengan KB suntik tiga bulan, rata-rata mengalami peningkatan berat badan sebanyak 11 pon atau 5,5 kilogram dan mengalami peningkatan lemak tubuh sebanyak 3,4% dalam waktu tiga tahun pemakaian, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh University of Texas Medical Branch (Mansjoer, 2003). Sedangkan pada kontrasepsi suntik bulanan efek samping terhadap berat badan sangatlah ringan, umumnya pertambahan berat badan sedikit (Hartanto, 2004).

Hasil penelitian yang dilakukan di Bidan Praktek Swasta Maria Purba Surabaya Barat, Jawa timur ditemukan jumlah sampel ibu yang memakai kontrasepsi suntik periode Oktober-Nopember tahun 2011 sebanyak 267 ibu. Dari penelitian di ketahui sebagian besar akseptor menggunakan suntik kombinasi (85,59%) mengalami kenaikan berat badan, serta hampir seluruh akseptor menggunakan kontrasepsi suntik DMPA (97,99%) mengalami kenaikan berat badan (Hawa, 2011).


(31)

3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi massa tubuh. Faktor-faktor itu dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal.

3.1.1 Faktor Internal

a. Faktor genetik.

Kegemukan dapat diturunkan dari generasi sebelumnya pada generasi berikutnya dalam sebuah keluarga. Dalam hal ini faktor genetik telah ikut campur menentukan jumlah unsur sel lemak dalam tubuh yang berjumlah besar melebihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkan kepada bayi yang ada di dalam kandungan (Nadilla, 2012).

b. Hormonal.

Hormon progesteron memerlukan terjadinya perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak sehingga lemak di bawah kulit bartambah, selain itu hormon progesteron menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunnya aktifitas fisik sehingga pemakaian suntikan KB progesteron dapat menyebabkan berat badan bertambah (Nadilla, 2012).

c. Metabolisme.

Metabolisme adalah proses pengolahan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya. Metabolisme lemak merupakan salah satu faktor penentu dalam diet. Seseorang dapat meningkatkan pembakaran lemak dengan meningkatkan massa otot didalam tubuh. Ketika massa otot meningkat, metabolisme makanan akan meningkat. Proses ini akan meningkatkan kebutuhan kalori (Suparyanto, 2010).


(32)

3.1.2 Faktor Eksternal

a. Aktivitas Fisik.

Setiap melakukan aktivitas fisik, manusia memerlukan sejumlah energi. Jika energi yang diberikan oleh makanan tidak cukup, maka energi diperoleh dari hasil pemecahan lemak didalam tubuh (Suparyanto, 2010).

Kegemukan dapat terjadi bukan hanya karena makanan berlebih, tetapi juga karena aktifitas fisik berkurang, sehingga terjadi kelebihan energi. Berbagai kemudahan hidup juga menyebabkan berkurangnya aktifitas fisik, serta kemajuan teknologi di berbagai bidang kehidupan mendorong masyarakat untuk menempuh kehidupan yang tidak memerlukan kerja fisik yang berat (Nadilla, 2012).

b. Asupan Nutrisi.

Berat badan dapat diturunkan dengan mudah dengan cara membatasi asupan nutrisi. Faktor pengali untuk energi yang umum diterima oleh banyak orang adalah 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal, 1 gram protein 4 kkal, dan 1 gram lemak 9 kkal (Suparyanto, 2010).

Pola makanan masyarakat perkotaan yang tinggi kalori dan lemak serta rendah serat memicu peningkatan jumlah penderita obesitas. Masyarakat diperkotaan cenderung sibuk, biasanya lebih menyukai mengkonsumsi makanan cepat saji, dengan alasan lebih praktis. Meskipun mereka mengetahui bahwa nilai kalori yang terkandung dalam makanan cepat saji sangat tinggi, dan didalam tubuh kelebihan kalori akan diubah dan disimpan menjadi lemak tubuh (Nadilla, 2012).


(33)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka konseptual

Kerangka konseptual ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan perubahan berat badan pada ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan.

Berdasarkan tinjauan pustaka maka kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Skema 1. Kerangka konseptual penelitian perbedaan perubahan berat badan pada ibu yang menggunakan kontrasepsi Suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan.

Akseptor KB Suntik 3 bulan (Depoprovera)

Faktor - faktor yang mempengaruhi

 Faktor Internal - Genetik - Hormonal - Metabolisme  Faktor Eksternal

- Aktifitas Fisik - Asupan Makanan Akseptor KB

Suntik 1 bulan (cyclofem)

Perubahan Berat Badan Ibu yang menggunakan

kontrasepsi suntik 1 bulan (cyclofem) Ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan (Depoprovera)


(34)

2. Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Operasional

Alat Ukur Skala Hasil Ukur

Perubahan berat badan pada Ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan Kondisi berat badan ibu setelah menggunakan kontrasepsi suntik dengan periode 3 bulan

Timbangan Nominal  Naik (jika hasil penimbangan berat badan sekarang lebih besar dibandingkan dengan berat badan awal)

 Turun (jika hasil penimbangan berat badan sekarang lebih rendah dibandingkan dengan berat badan awal)

Perubahan berat badan pada Ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan Kondisi berat badan ibu setelah menggunakan kontrasepsi suntik dengan periode 1 bulan

Timbangan Nominal  Naik (jika hasil penimbangan berat badan sekarang lebih besar dibandingkan dengan berat badan awal)

 Turun (jika hasil penimbangan berat badan sekarang lebih rendah dibandingkan dengan berat badan awal)


(35)

3. Hipotesa penelitian

Berdasarkan kerangka penelitian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesa penelitian sebagai berikut :

3.1. Ho : Tidak terdapat perbedaan perubahan berat badan pada ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan.

3.2. Ha : Terdapat perbedaan perubahan berat badan pada ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan.


(36)

BAB 4

METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif yaitu suatu metode penelitian yang mengidentifikasi perbedaan perubahan berat badan pada ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan.

2. Populasi, Sampel, dan Sampling 2.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah para Ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan. Populasi Ibu yang menggunakan KB suntik di Klinik Bersalin Mariani Medan sebanyak 90 orang.

2.2 Sampel dan Sampling

Menurut Arikunto (2006) jika jumlah populasi kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua untuk dijadikan sampel penelitian, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi untuk itu jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 90 orang.

Sampling adalah menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2009). Pada penelitian ini tehnik sampling yang digunakan adalah total sampling.


(37)

Pada saat penelitian, sampel yang didapat terdiri dari ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan sebanyak 42 orang dan ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan sebanyak 48 orang. Maka untuk mengidentifikasi perbedaan perubahan berat badan pada ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan menggunakan sampel yang sama besar yaitu masing-masing terdiri dari 42 orang ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 42 orang ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Klinik Bersalin Mariani Medan. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di lokasi ini karena di Klinik Bersalin Mariani Medan terdapat jumlah populasi Ibu pengguna kontrasepsi suntik yang cukup banyak sehingga memudahkan peneliti untuk mendapatkan sampel. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November sampai Desember 2012.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari Dekan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan USU. Selanjutnya mengirimkan Surat Permohonan untuk mendapat izin penelitian dari Klinik Bersalin Mariani Medan. Dalam penelitian ini, pertimbangan etik yang harus diperhatikan adalah hak kebebasan dan kerahasiaan menjadi responden. Lembaran persetujuan diberikan kepada responden yang diteliti. Peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu serta menjelaskan maksud, tujuan, dan prosedur penelitian yang dilakukan kepada responden. Selanjutnya peneliti menanyakan kesediaan menjadi responden.


(38)

Jika responden bersedia maka responden diminta menandatangani Lembar Persetujuan (Informed Concent). Jika responden menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini maka peneliti tidak akan memaksa dan menghormati hak-haknya. Semua responden akan dilindungi dari kerugian materil, nama baik dan resiko yang timbul akibat penelitian ini. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar instrumen. Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, dan hanya kelompok data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.

5. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa Data demografi dan Lembar Observasi. Data demografi meliputi kode responden, umur dan lama menggunakan kontrasepsi suntik. Lembar observasi Perubahan Berat Badan pada Ibu yang menggunakan Kontrasepsi Suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan terdiri dari 3 kolom yang terdiri dari : Berat badan awal (kg), Berat badan saat ini (kg), dan kontrasepsi suntik 1 bulan / 3 bulan.

Perubahan berat badan pada Ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik baik yang 3 bulan maupun yang 1 bulan terdiri dari 2 kategori yaitu berat badan naik dan berat badan turun. Berat badan dikatakan naik jika hasil penimbangan berat badan saat ini lebih besar dibandingkan dengan berat badan awal. Berat badan dikatakan turun jika hasil penimbangan berat badan saat ini lebih rendah dibandingkan dengan berat badan awal.


(39)

6. Alat Ukur dan Pengukuran

Alat ukur yang digunakan peneliti untuk mengetahui berat badan ibu saat ini atau setelah menggunakan kontrasepsi suntik minimal 1 tahun adalah timbangan badan dewasa Onemed. Timbangan ini cukup praktis, tanpa menggunakan baterai, ukuran yang kecil yaitu 26x26x5 cm dengan kapasitas 150 kg.

7. Pengumpulan data

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan yaitu Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kemudian Surat Izin yang telah diperoleh dikirim ke Klinik Bersalin Mariani Medan. Setelah mendapat Surat izin dari Klinik Mariani Medan, peneliti mendatangi Klinik Bersalin Mariani Medan dan menentukan calon responden.

Setelah mendapatkan responden, peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian. Responden diminta untuk menandatangani informed consent ataupun memberikan persetujuan secara lisan lalu mengisi data demografi. Responden terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan kelompok ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan. Kemudian untuk mengetahui berat badan awal ibu, peneliti menanyakan berat badan ibu ketika pertama kali akan memakai kontrasepsi suntik lalu melakukan penimbangan berat badan langsung dengan menggunakan timbangan badan dewasa Onemed untuk mengetahui berat


(40)

badan ibu saat ini atau setelah menggunakan kontrasepsi suntik minimal 1 tahun pemakaian.

Langkah-langkah menimbang berat badan ibu dengan timbangan badan dewasa Onemed :

a. Memastikan jarum penunjuk pada angka 0 (nol). b. Ibu ditimbang.

c. Diamkan beberapa detik untuk memastikan jarum penunjuk benar-banar berhenti.

d. Menentukan berat badan ibu dengan membaca angka diujung jarum penunjuk.

e. Mencatat hasil penimbangan.

Setelah didapatkan data dari kedua kelompok tersebut, peneliti akan mulai mengolahnya dengan menggunakan komputerisasi untuk mengetahui perubahan dan perbandingan berat badan pada kedua kelompok.

8. Analisa Data

Setelah dilakukan pengumpulan data, maka dilakukan analisa data yaitu sebagai berikut :

8.1 Analisis Univariat. Analisis yang dilakukan untuk satu variabel atau pervariabel atau disebut juga dari analisis berdistribusi tunggal. Analisis univariat bertujuan untuk menggambarkan masing-masing variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi (umur dan lama


(41)

8.2 Analisis Bivariat. Analisis yang dilakukan untuk menganalisis hubungan dua variabel. Analisis bivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

8.2.1 Uji paired t-test digunakan untuk menguji dua sampel berpasangan, apakah mempunyai rata-rata yang berbeda secara signifikan pada data yang bertipe riel. Maka, uji paired t-test (t-test berpasangan) digunakan untuk meneliti perbedaan perubahan berat badan antar ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan dengan melihat nilai P (Probabilitas).

8.2.2 Uji independent t-test digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata dua kelompok sampel yang tidak berhubungan satu sama lain (independent), apakah mempunyai rata-rata yang sama atau berbeda secara signifikan. Uji independent t-test (t-test tidak berpasangan) digunakan untuk membandingkan perubahan berat badan antara ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan 1 bulan. Apabila nilai P

value < 0,05 maka Ho ditolak, dan apabila nilai P > 0,05 maka Ho gagal ditolak. Dalam tahap ini, pengujian dilakukan dengan komputerisasi.


(42)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab berikut ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan mengenai perbedaan perubahan berat badan pada ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan.

1. Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2012 di Klinik Bersalin Mariani Medan.

Hasil penelitian ini menguraikan karakteristik demografi responden, deskriptif perubahan berat badan pada ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan, perbedaan perubahan berat badan antar ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan serta perbedaan perubahan berat badan antara ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan.

1.1 Karakteristik Demografi Responden

Responden dari penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan. Responden terdiri dari 42 orang ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 42 orang ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan. Karakteristik ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan


(43)

Karakteristik ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan mayoritas berada pada usia 20-35 tahun (n=35; 83,3%) dan menggunakan kontrasepsi suntik 12 bln-24 bln(n=20; 47,6%) (Tabel 1).

Tabel 1. Deskriptif karakteristik ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan

Karakteristik KB Suntik 3 bulan KB Suntik 1 bulan

N % n %

Umur

- < 20 tahun - 20-35 tahun - > 35 tahun

Lama menggunakan KB suntik

- 12 bln - 24 bln - 25 bln - 36 bln - > 36 bln

1 32 9 11 24 7 2,4 76,2 21,4 26,2 57,1 16,7 2 35 5 20 18 4 4,8 83,3 11,9 47,6 42,9 9,5

1.2 Gambaran perubahan berat badan pada ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan

Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas responden yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan mengalami kenaikan berat badan (n=33; 78,6%) dan mengalami penurunan berat badan (n=9; 21,4%).


(44)

Tabel 2. Perubahan berat badan pada ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan (N = 42)

Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)

Naik Turun

33 9

78,6 21,4

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden yang menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan mengalami kenaikan berat badan (n=25; 59,5%) dan mengalami penurunan berat badan (n=17; 40,5 %).

Tabel 3. Perubahan berat badan pada ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan (N = 42)

Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)

Naik Turun

25 17

59,5 40,5

1.3 Perbedaan perubahan berat badan antar ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa terdapat perubahan berat badan yang berupa peningkatan berat badan dan penurunan berat badan pada kelompok ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan setelah pemakaian minimal 1 tahun. Perubahan berat badan ini diperoleh dari data berat badan awal ibu dan berat badan sekarang yang dilakukan dengan uji paired t-test. Hasil uji


(45)

Hasil ini menunjukkan bahwa nilai p < 0,05 (0,000) yang diartikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara berat badan awal ibu dan berat badan sekarang. Maka hal ini menunjukkan terdapat perbedaan perubahan berat badan yang signifikan pada kelompok ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan.

Tabel 4. Perbedaan perubahan berat badan antar ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan

Kelompok Variabel Std.Deviasi t P Value

KB suntik 3 bulan KB suntik 1 bulan

BB awal – BB sekarang BB awal – BB sekarang 1,939 1,565 -5,810 -1,873 0,000 0,068

Pada kelompok ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan, hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat perubahan berat badan yang berupa peningkatan berat badan dan penurunan berat badan setelah pemakaian minimal 1 tahun. Perubahan berat badan ini diperoleh dari data berat badan awal ibu dan berat badan sekarang yang dilakukan dengan uji paired t-test. Hasil uji paired t-test pada kelompok ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan: SD=1,565; p value= 0,068 (Tabel 4).

Hasil ini menunjukkan bahwa nilai p < 0,05 (0,068) yang diartikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara berat badan awal ibu dan berat badan sekarang. Maka hal ini menunjukkan terdapat perbedaan perubahan berat badan yang signifikan pada kelompok ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan.


(46)

1.4 Perbedaan perubahan berat badan antara ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan

Analisa statistik uji independent t-test digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan perubahan berat badan antara ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kelompok ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan. Pada tabel 5 berikut ini dapat dilihat hasil analisa uji independent t-test

dengan memperlihatkan nilai rata-rata berat badan awal dan berat badan sekarang pada ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan analisa bivariat yaitu uji

independent t-test terlihat bahwa nilai probabilitas berat badan awal antara kelompok ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan kelompok ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan memiliki nilai p=0,965 dan nilai probabilitas berat badan sekarang antara kelompok ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan kelompok ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan memiliki nilai p=0,390 (Tabel 5).

Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikan (p value > 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima artinya tidak terdapat perbedaan perubahan berat badan yang bermakna antara ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan.


(47)

Tabel 5. Perbedaan perubahan berat badan antara ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan 1 bulan

No. Variabel Kelompok KB suntik 3 bulan

Kelompok KB suntik 1 bulan

t P value

Mean SD Mean SD

1. BB awal 68,52 7,680 68,45 6,982 0,045 0,965

2. BB sekarang 70,26 7,532 68,90 6,853 0,864 0,390

2. Pembahasan

2.1 Gambaran karakteristik ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan

Gambaran karakteristik ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan meliputi umur dan lama menggunakan kontrasepsi suntik.

1. Umur

Menurut Sarlito (2002) bertambahnya umur, maka tingkat perkembangan akan sesuai dengan pengetahuan yang pernah didapat juga dari pengalamannya sendiri. Menurut Saifuddin (2006) periode usia antara 20-35 tahun merupakan usia paling baik untuk melahirkan jumlah anak dua dan jarak antara dua kelahiran sebaiknya 2-4 tahun. Pemakaian KB Suntik progestin merupakan metode kontrasepsi yang cocok untuk menjarangkan kehamilan pada periode usia ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan pada umur 20-35 tahun (n=32; 76,2%) dan paling sedikit pada umur dibawah 20 tahun (n=1; 2,4%). Pada akseptor kontrasepsi suntik 1 bulan juga lebih banyak pada umur 20-35 tahun (n=35; 83,3%) dan paling sedikit pada umur dibawah 20 tahun (n=2; 4,8%).


(48)

Bila dikaitkan dengan jumlah responden maka hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Manuaba (2008) yang mengatakan bahwa usia reproduksi optimal bagi seorang wanita berada pada usia 20-35 tahun.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Susi (2012) yang menyatakan bahwa penggunaan alat kontrasepsi sudah mengarah kepada konsep pemilihan kontrasepsi yang rasional dimana responden pada umur 20-35 tahun bertujuan ingin menjarangkan kehamilan dan dianjurkan menggunakan kontrasepsi suntik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan yang mengalami perubahan berat badan berada pada rentang umur 20-35 tahun. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Darney (2004) yang menyatakan bahwa sebagian besar wanita yang mengkonsumsi kontrasepsi hormonal baik itu kontrasepsi oral maupun suntikan akan mengalami peningkatan berat badan seiring meningkatnya usia mereka. Hal tersebut bisa saja terjadi mengingat bahwa setiap kejadian suatu masalah kesehatan turut dipengaruhi oleh faktor orang perorang dan lingkungan dimana dia berada.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori Nadilla (2012) yang menyatakan bahwa semakin bertambah usia maka asupan makanan akan meningkat namun aktifitas fisik berkurang sehingga terjadi kelebihan energi. Berbagai kemudahan hidup juga menyebabkan berkurangnya aktifitas fisik, serta kemajuan teknologi di berbagai bidang kehidupan mendorong masyarakat untuk menempuh kehidupan yang tidak memerlukan kerja fisik yang berat sehingga


(49)

2. Lama menggunakan Kontrasepsi Suntik

Efek samping penggunaan kontrasepsi suntik diantaranya adalah kenaikan berat badan. Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg-5kg dalam 1 tahun pertama, rata-rata tiap tahun naik antara 2,3-2,9 kg. Penyebab kenaikan berat badan tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak tubuh (Hartanto,2004).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan 25 bln-36 bln (n=24; 57,1%) dan paling sedikit menggunakan kontrasepsi suntik lebih dari 36 bln (n=7; 16,7%). Pada akseptor kontrasepsi suntik 1 bulan lebih banyak menggunakan selama 12 bln - 24 bln (n=20; 47,6%) dan paling sedikit menggunakan kontrasepsi suntik lebih dari 36 bln (n=4; 9,5%) sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan mengalami perubahan berat badan setelah penggunaan minimal 1 tahun. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Nadilla (2012) yang menyatakan bahwa pada penggunaan yang lama (jangka panjang) pada kontrasepsi suntik yang mengandung hormon progesteron akan menyebabkan pertambahan berat badan akibat terjadinya perubahan anabolik dan stimulasi nafsu makan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Haryati (2010) yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh kuat antara lamanya pemakaian kontrasepsi suntik terhadap kenaikan berat badan.

Menurut asumsi peneliti, semakin lama pemakaian kontrasepsi suntik cenderung akan meningkatkan berat badan.


(50)

2.2 Gambaran perubahan berat badan pada ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan

Perubahan berat badan adalah berubahnya ukuran berat, baik bertambah atau berkurang (Suparyanto, 2010). Salah satu jenis kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi suntik 3 bulan atau Depo Provera yang mengandung DMPA (Depo Medroxyprogesteron Asetat) yang diberikan setiap 3 bulan sekali dengan dosis 150 mg.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan mayoritas mengalami kenaikan berat badan (n=33; 78,6%) dengan rata-rata kenaikan 2,63 kg dan mengalami penurunan berat badan (n=9; 21,4%) dengan rata-rata penurunan 1,56 kg.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Hartanto (2004) yang menyatakan bahwa alat kontrasepsi hormonal mempunyai sifat kimiawi sehingga memiliki efek samping yang relatif tinggi bila dibandingkan dengan alat kontrasepsi non hormonal seperti alat kontrasepsi mantap. Efek samping dari kontrasepsi hormonal salah satunya yaitu pertambahan berat badan. Pertambahan berat badan yang terjadi tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama penyuntikan, namun tidak semua akseptor akan mengalami kenaikan berat badan, karena efek dari obat tersebut tidak selalu sama pada masing-masing individu dan tergantung reaksi tubuh akseptor tersebut terhadap metabolisme progesteron . Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori Varney (2006) yang menyatakan bahwa efek samping utama pemakaian DMPA adalah


(51)

tahun pertama pemakaian dan selanjutnya meningkat secara bertahap selama 6 tahun. Begitu juga dengan Ratih (2009) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kenaikan berat badan ada bermacam-macam, salah satunya adalah karena pengaruh hormon progesteron menyebabkan meningkatnya waktu pengosongan lambung dan peristaltik sehingga nafsu makan meningkat.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Tyas (2012) yang menyatakan bahwa ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan mayoritas mengalami kenaikan berat badan. Hasil penelitian ini juga didukung dengan penelitian Kundarti (2012) mengenai hubungan KB suntik DMPA dengan peningkatan berat badan pada akseptor suntik menyatakan bahwa sebagian besar akseptor KB suntik DMPA mengalami peningkatan berat badan dan hal ini dikarenakan dalam kontrasepsi suntik mengandung hormon progesteron yang mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak dibawah kulit bertambah.

Salah satu jenis kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi suntik 1 bulan atau Cyclofem yang mengandung 25 mg Depo Medroxyprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol sipionat. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa responden yang menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan sebagian besar mengalami kenaikan berat badan (n=25; 59,5%) dengan rata-rata kenaikan 1,6 kg dan mengalami penurunan berat badan (n=17; 40,5%) dengan rata-rata penurunan 1,3 kg.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Hawa (2011) yang menyatakan bahwa sebagian besar ibu yang menggunakan kontrasepsi 1 bulan mengalami kenaikan berat badan dan sebagian kecil mengalami penurunan berat badan.


(52)

Menurut Saifuddin (2006), kenaikan berat badan yang berlebihan merupakan salah satu efek samping dari penggunaan kontrasepsi suntik. Bertambahnya berat badan terjadi karena bertambahnya lemak tubuh. Hormon progesteron yang terkandung dalam kontrasepsi suntik mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah, selain itu hormon progesteron juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktivitas fisik, sehingga dapat menyebabkan berat badan bertambah.

2.3 Perbedaan perubahan berat badan antar ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan

Perubahan berat badan adalah berubahnya ukuran berat, baik bertambah atau berkurang akibat dari konsumsi makanan yang diubah menjadi lemak dan disimpan di bawah kulit (Suparyanto, 2010).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan pemakaian minimal 1 tahun akan mengalami perubahan berat badan yang signifikan. Hasil analisa data dengan menggunakan uji paired t-test data berat badan awal dan berat badan sekarang pada kelompok ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan memiliki nilai level of significance (p) = 0,000. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan perubahan berat badan yang signifikan antara berat badan awal dan berat badan sekarang pada kelompok ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan karena nilai signifikan yang diperoleh lebih kecil dari nilai uji hipotesis (p<0,05).


(53)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Agustina (2008) yang menyatakan bahwa penggunaan kontasepsi DMPA berpengaruh terhadap perubahan berat badan. Dari 57 responden yang diamati, 31 responden mengalami perubahan berat badan dan 19 tidak mengalami perubahan berat badan. Hasil penelitian tersebut semakin memperkuat dugaan adanya keterkaitan penggunaan kontrasepsi DMPA terhadap perubahan berat badan.

Hasil penelitian didapatkan bahwa setelah menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan dengan pemakaian minimal 1 tahun akan mengalami perubahan berat badan yang signifikan. Pada kelompok ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan dengan menggunakan data berat badan awal dan berat badan sekarang memiliki nilai level of significance (p) = 0,068. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan perubahan berat badan yang signifikan pada ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan karena nilai signifikan yang diperoleh lebih kecil dari nilai uji hipotesis (p<0,05).

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Saifuddin (2006) yang menyatakan bahwa salah satu efek samping dari kontrasepsi suntik adalah perubahan berat badan baik peningkatan berat badan maupun penurunan berat badan yang akan tampak setelah pemakaian minimal 1 tahun.

Menurut Puniyati (2010) sistem pengontrol yang mengatur perilaku makan terletak pada suatu bagian otak yang disebut hipotalamus. Hipotalamus mengandung lebih banyak pembuluh darah dari daerah lain di otak, sehingga lebih mudah dipengaruhi oleh unsur kimiawi darah. Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makanan yaitu Hipotalamus Lateral (HL) yang


(54)

menggerakkan nafsu makan (awal atau pusat makan), Hipotalamus Ventro Medial (HVM) yang bertugas menggerakkan nafsu makan (pemberian atau pusat kenyang). Hormon progesteron merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus, yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya sehingga akseptor kontrasepsi suntik beresiko mengalami perubahan berat badan terutama peningkatan berat badan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Yuni (2011) di BPS yang menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap berat badan sebelum dan sesudah menggunakan kontrasepsi suntik sehingga kontrasepsi suntik memiliki kecenderungan sebagai penyebab perubahan berat badan pada akseptor kontrasepsi suntik.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Wijayanti (2011) mengenai Hubungan antara Penggunaan Kontrasepsi Suntik dengan Perubahan Berat Badan dimana didapatkan hasil p = 0,003 < 0,05 sehingga Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi suntik dengan perubahan berat badan.

2.4 Perbedaan perubahan berat badan antara ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan

Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan uji independent t-test


(55)

badan awal pada kedua kelompok. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yaitu tidak ada perbedaan perubahan berat badan yang signifikan

antara ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Hidayah (2012) yang menyatakan bahwa pemakaian alat kontrasepsi suntik 1 bulan dan 3 bulan dapat menyebabkan perubahan berat dimana sebagian besar akseptor suntik 3 bulan dan 1 bulan mengalami perubahan berat badan. Hasil uji statistik yang didapat p value= 0,218 (p > 0,05), maka Ho diterima yaitu tidak ada perbedaan antara pemakaian alat kontrasepsi suntik 1 bulan dan 3 bulan terhadap perubahan berat badan akseptor.

Menurut asumsi peneliti, ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan memiliki resiko mengalami perubahan berat badan baik peningkatan berat badan maupun penurunan berat badan akibat hormon progesteron yang terkandung didalam kontrasepsi suntik dan tergantung reaksi tubuh terhadap metabolisme progesteron tersebut, hanya dosis progesteronnya yang berbeda. Pada kontrasepsi suntik 3 bulan memiliki dosis progesteron yang lebih tinggi yaitu 150 mg sehingga lebih beresiko terhadap peningkatan berat badan yang lebih tinggi dibandingkan kontrasepsi suntik 1 bulan yang hanya mengandung 25 mg hormon progesteron.


(56)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

1.1 Mayoritas ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan mengalami kenaikan berat badan. 1.2 Berdasarkan analisa uji paired t-test didapat hasil bahwa terdapat

perbedaan perubahan berat badan yang signifikan pada kelompok ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan (Sig = 0,000; p < 0,05) dan terdapat perbedaan perubahan berat badan yang signifikan pada kelompok ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan (Sig=0,068; p < 0,05).

1.3 Hipotesa pada penelitian ini diterima yaitu tidak ada perbedaan perubahan berat badan yang signifikan antara ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan (Sig=0,390; p > 0,05).

2. Saran

2.1 Dalam pendidikan keperawatan perlu menekankan pemahaman kepada peserta didik bahwa salah satu efek samping penggunaan kontrasepsi suntik adalah peningkatan berat badan yang terjadi minimal setelah 1 tahun pemakaian.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina. (2008). Hubungan Pemakian Kontrasepsi Suntik Depo Progestin dengan Perubahan Berat Badan Di BPS Yuni Winarta Weru Sukoharjo.

Karya Tulis Ilmiah, Surakarta: Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum. Diunduh pada tanggal 24 Januari 2013 melalui http://www. id.scribd.com.

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Darney, Speroff. (2004). Panduan Praktis Kontrasepsi. Jakarta: EGC.

Ekawati. (2010). Pengaruh KB Suntik DMPA terhadap Peningkatan Berat Badan di BPS Siti Syamsiyah Wonokarto Wonogiri. Surakarta. Diunduh pada tanggal 17 Mei 2012 melaui http://www.eprint.uns.ac.id.

Fatrina. (2011). Gambaran Perubahan Berat Badan pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan di RT 2 RW 7 Kel. Simomuliyo Kec. Sukomanunggal Surabaya. Diakses pada tanggal 15 Mei 2012 melalui http://share.stikesyarsis.ac.id. Glasier, A. (2006). Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC. Hartanto, H. (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan.

Haryati, N. (2010). Pengaruh Lamanya Pemakaian Alat Kontrasepsi Depo Medroxy Progesterone Acetate (DMPA) Terhadap Kenaikan Berat Badan Di Bps Supriyatni Desa Paketingan Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap. Diakses pada tanggal 10 Januari 2013 melalui http://www.ojs.akbidylpp.ac.id.

Hawa, S. (2011). Perbedaan antara Pemakaian Kontrasepsi Suntik Kombinasi dan Suntik Depomedroxy Progesteron Acetat (DMPA) dalam Perubahan Berat Badan di Bidan Praktek Swasta Maria Purba Surabaya Barat

Jawa timur. Diakses pada tanggal 14 Mei 2012 melalui

http://www.alumni.unair.ac.id.

Hidayah. (2012). Analisis Pemakaian Alat Kontrasepsi Suntik 1 Bulan Dan 3 Bulan Terhadap Perubahan Berat Badan Di BPS Ananda Sumput Driyorejo Gresik. Diakses pada tanggal 7 Januari 2013 melalui http://www.share.stikesyarsis.ac.id.


(58)

Kundarti. (2012). Hubungan KB suntik DMPA dengan Peningkatan Berat Badan pada akseptor suntik di Rumah Bersalin Kasih Ibu Desa Wonoasri Kec. Grogol Kab. Kediri. Diakses pada tanggal 10 Januari 2013 melalui http://www.isjd.pdii.lipi.go.id.

Mansjoer. (2003). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Manuaba. (2008). Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC

Maria. (2005). Dampak Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormon terhadap Perubahan Berat Badan pada Akseptor Keluarga Berencana. Diakses pada tanggal 2 Februari 2013 melalui http://www.isjd.pdii.lipi.go.id. Meilani, dkk. (2010). Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Fitramaya. Nadilla. (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan. Diakses pada

tanggal 15 Januari 2013 melalui http://www.jumaranadilla.blogspot.com. Notoadmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Octavianna, Paulina. (2009). Kontrasepsi Suntikan (Injeksi) -Depo Provera-. Diakses pada tanggal 21 Mei 2012 melalui http://yosefw.wordpress.com. Pinem, S. (2009). Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info

Media.

Puniyati. (2010). Pengaruh Kontrasepsi Suntik Depo Medroxy Progesteron Acetat (DMPA) terhadap Kenaikan Berat Badan di Bidan Praktek Swasta Hj. Syarifah Mranggen Demak. Diakses pada tanggal 10 Januari 2013 melalui http://www.digilib.unimus.ac.id.

Ratih, S. (2009). Kontrasepsi suntikan menyebabkan peningkatan berat badan, Diakses pada tanggal 11 Januari 2013 melalui http://www.semararatih.wordpress.com.

Saifuddin, A. (2006). Buku Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawinohardjo.


(59)

Suparyanto. (2010). Pengaruh KB Suntik terhadap Perubahan Berat Badan Pada Akseptor KB Suntik. Diakses pada tanggal 20 Mei 2012 melalui www.dr.suparyanto.blogspot.com.

Suratun, dkk. (2008). Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media.

Susi, C. (2012). Gambaran Karakteristik Akseptor Suntik dan Akseptor Pil di Puskesmas Petisah Kecamatan Medan Petisah Tahun 2006. Diakses pada tanggal 18 Januari 2013 melalui http://repository.usu.ac.id.

Tyas, R. (2012). Gambaran Perubahan Berat Badan Pada Akseptor Suntik 3 Bulan Di Bps Ari Wahyu Desa Tenggulunan Kecamatan Candi-Sidoarjo.

Diakses pada tanggal 25 Desember 2012. http://share.stikesyarsis.ac.id.

Varney, dkk. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.

Wijayanti. (2011). Hubungan Antara Penggunaan Kontrasepsi Suntik Dengan Perubahan Berat Badan Di Bps Wahyu Trisno S Sidoarjo. Diakses pada tanggal 2 Februari 2013 melalui http://share.stikesyarsis.ac.id.

Yuni. (2011). Analisis Perbedaan Berat Badan Sebelum Dan Sesudah Menggunakan KB Suntik Di BPS. Diakses pada tanggal 5 Februari 2013 melalui http://ebookbrowse.com.


(60)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

Nama : Miskah Hayati

Judul Penelitian : Perbedaan Perubahan Berat Badan pada Ibu yang menggunakan Kontrasepsi Suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan

Saya adalah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perubahan berat badan pada Ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Saya mengharapkan partisipasi Ibu untuk menjadi subjek dalam penelitian ini. Identitas Ibu akan dijamin kerahasiannya dan hanya digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak akan digunakan untuk maksud yang lain. Partisipasi Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela karena Ibu bebas menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika Ibu bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, silahkan Ibu menandatangani lembar persetujuan ini. Terima kasih atas partisipasi Ibu dalam penelitian ini.

Medan, 2012 Responden


(61)

DATA DEMOGRAFI

Kode :

Petunjuk :

a. Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dibawah ini dengan mengisi jawaban dan memberikan tanda checklist () pada tempat yang telah disediakan

b. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti

1. Umur : < 20 tahun 20-35tahun > 35 tahun

2. Lama menggunakan kontrasepsi suntik : 12 bln - 24 bln

25 bln – 36 bln > 36 bln


(62)

LEMBAR OBSERVASI

Perbedaan Perubahan Berat Badan pada Ibu yang menggunakan Kontrasepsi Suntik 3 bulan dan 1 bulan di Klinik Bersalin Mariani Medan

.

Kode Resp.

Berat badan awal (kg)

Berat badan sekarang (kg)

Jenis KB suntik 3 bln / 1 bln


(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

Taksasi Dana

1. Persiapan Proposal dan Perbaikan proposal

- Biaya kertas print proposal Rp 200.000,- - Fotokopi sumber-sumber tinjauan pustaka Rp 80.000,- - Biaya internet Rp 100.000,- - Perbanyak proposal dan penjilidan Rp 100.000,- - Konsumsi saat sidang proposal Rp 60.000,-

2. Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

- Biaya fotocopy Instrumen Penelitian Rp 50.000,- - Timbangan Berat Badan Rp 65.000,- - Biaya Transportasi Rp 180.000,-

- Beli Buku Rp 200.000,-

- Biaya fotocopy referensi Rp 85.000,-

3. Persiapan Skripsi

- Biaya print skripsi Rp 150.000,- - Penggandaan skripsi dan penjilidan Rp 100.000,- - Biaya sidang skripsi Rp 80.000,-

4. Biaya tidak Terduga Rp 150.000,-


(68)

(69)

(70)

(71)

Daftar Riwayat Hidup

I. Identitas

Nama : Miskah Hayati Nim : 111121061

Tempat/Tgl Lahir : Tebing Tinggi, 2 Juli 1989 Agama : Islam

Alamat : Jl. Sudirman Tebing Tinggi

II. Nama Orang Tua

Ayah : Alm. Abdullah Lubis Ibu : Anna Dewi Batubara, SH

III. Riwayat Pendidikan

SD R.A. Kartini Tebing Tinggi (1995 – 2001) SMP Negeri 1 Tebing Tinggi (2001 – 2004) SMA Negeri 1 Tebing Tinggi (2004 – 2007) D-III Keperawatan USU Medan (2008 – 2011) S1 Keperawatan USU Medan (2011 - 2013)


(1)

(2)

Taksasi Dana

1. Persiapan Proposal dan Perbaikan proposal

- Biaya kertas print proposal Rp 200.000,-

- Fotokopi sumber-sumber tinjauan pustaka Rp 80.000,-

- Biaya internet Rp 100.000,-

- Perbanyak proposal dan penjilidan Rp 100.000,-

- Konsumsi saat sidang proposal Rp 60.000,-

2. Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

- Biaya fotocopy Instrumen Penelitian Rp 50.000,-

- Timbangan Berat Badan Rp 65.000,-

- Biaya Transportasi Rp 180.000,-

- Beli Buku Rp 200.000,-

- Biaya fotocopy referensi Rp 85.000,-

3. Persiapan Skripsi

- Biaya print skripsi Rp 150.000,-

- Penggandaan skripsi dan penjilidan Rp 100.000,-

- Biaya sidang skripsi Rp 80.000,-

4. Biaya tidak Terduga Rp 150.000,-

Jumlah Rp 1.600.000,-


(3)

(4)

(5)

(6)

Daftar Riwayat Hidup

I. Identitas

Nama : Miskah Hayati

Nim : 111121061

Tempat/Tgl Lahir : Tebing Tinggi, 2 Juli 1989

Agama : Islam

Alamat : Jl. Sudirman Tebing Tinggi

II. Nama Orang Tua

Ayah : Alm. Abdullah Lubis

Ibu : Anna Dewi Batubara, SH

III. Riwayat Pendidikan

SD R.A. Kartini Tebing Tinggi (1995 – 2001)

SMP Negeri 1 Tebing Tinggi (2001 – 2004)

SMA Negeri 1 Tebing Tinggi (2004 – 2007)

D-III Keperawatan USU Medan (2008 – 2011)

S1 Keperawatan USU Medan (2011 - 2013)


Dokumen yang terkait

Analisis Perbedaan Berat Badan Ibu Sebelum Dan Sesudah Menggunakan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Di Klinik Bersalin Sumiariani Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2013

5 66 46

Analisis Perbedaan Berat Badan Ibu Sebelum Dan Sesudah Menggunakan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Di Klinik Bersalin Sumiariani Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2013

0 0 12

Analisis Perbedaan Berat Badan Ibu Sebelum Dan Sesudah Menggunakan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Di Klinik Bersalin Sumiariani Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2013

0 0 1

Analisis Perbedaan Berat Badan Ibu Sebelum Dan Sesudah Menggunakan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Di Klinik Bersalin Sumiariani Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2013

0 0 5

Analisis Perbedaan Berat Badan Ibu Sebelum Dan Sesudah Menggunakan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Di Klinik Bersalin Sumiariani Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2013

0 0 9

Analisis Perbedaan Berat Badan Ibu Sebelum Dan Sesudah Menggunakan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Di Klinik Bersalin Sumiariani Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2013

0 0 2

Analisis Perbedaan Berat Badan Ibu Sebelum Dan Sesudah Menggunakan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Di Klinik Bersalin Sumiariani Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2013

1 1 2

ANALISIS PERBEDAAN BERAT BADAN ASEPTOR KB MENGGUNAKAN KONTRASEPSI SUNTIK TIGA BULAN

0 0 15

Perbedaan Perubahan Berat Badan pada Ibu yang menggunakan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan dan 1 Bulan di Klinik Bersahn Mariani Medan

0 0 11

171 HUBUNGAN PENGGUNAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB

0 0 10