IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH SMAN 1 BOHOROK.

(1)

IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH DALAM

MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN SISWA

DI SEKOLAH SMAN 1 BOHOROK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Almi Pratiwi Tarigan

NIM. 3123311005

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

i

ABSTRAK

Almi Pratiwi Tarigan. NIM. 3123311005. Implementasi Tata Tertib Sekolah Dalam Membentuk Karakter Disiplin Siswa Di Sekolah SMAN 1 Bohorok

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah penerapan tata tertib di sekolah dan bagaimanakah tata tertib mampu membentuk karakter disiplin siswa. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di sekolah SMAN 1 Bahorok yang berlokasi di Jl. Berdikari, Kelurahan Pekan Bohorok, Kecamatan Bohorok, Kab.Langkat. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi di SMAN 1 Bohorok yang berjumlah 574 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan purposive sampling, yang berarti sampel dipilih sesuai dengan kriteria, tujuan untuk memperoleh data yang akurat. Untuk itu sampel dalam penelitian ini memilih responden yang paling berkompeten dalam memberikan data-data yang berkaitan dengan implementasi tata tertib sekolah dalam membentuk karakter disiplin siswa di sekolah SMAN 1 bohorok kelas X dan XI. Teknik pengumpulan data yang dibutuhkan adalah angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif. Penemuan yang menarik dalam penelitian ini adalah Penerapan tata tetib sekolah dapat mengurangi tingkat pelanggaran siswa terhadap peraturan sekolah, membentuk karakter disiplin siswa sehingga siswa lebih taat dan patuh terhadap peraturan yang ada di lingkungan sekolah.Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa Implementasi tata tertib mampu membentuk karakter disiplin siswa SMAN 1 Bohorok. Kesimpulan tersebut diperkuat dengan data yang menegaskan bahwa 56 (65.11%) dari 86 responden menyatakan selalu datang tepat waktu dan 70 responden (81.39%) menyatakan mematuhi tata tertib sekolah. Isi tata tertib mencakup aturan yang mampu membentuk karakter disiplin diri siswa, salah satu penerapan tata tertib yang dilakukan sekolah, kehadiran guru yang profesional, guru datang tepat waktu ke sekolah juga menjadi model dan contoh teladan untuk siswa yang membentuk karakter displin siswa di SMAN 1 Bahorok.


(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Teriring salam dan do’a penulis sampaikan semoga kiranya para pembaca senantiasa dalam lindungan Allah Subhanahuwata’ala serta sukses dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah Subhanahuwata’ala berkat segala limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyeleasikan skripsi yang berjudul “Implementasi Tata Tertib Sekolah dalam Membentuk Karakter Displin Siswa di sekolah SMAN 1 Bohorok

Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang disusun untuk melengkapi dan memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan serta sebagai wahana untuk melatih diri dan mengembangkan wawasan berfikir dalam penulisan karya ilmiah ini. Bagi penulis skripsi ini adalah hasil dari sebuah perjuangan menempuh pendidikan selama (4) tahun di Universitas Negeri Medan yang sangat penulis banggakan.

Dalam penyelesaian skripsi ini, tentunya banyak mengalami kesulitan dan hambatan, namun semuanya bagi penulis adalah sebuah pengalaman. Penulis mengakui bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman penulis dalam penelitian, pengumpulan literature, maupun penulisan karya ilmiah. Namun berkat bimbingan dan arahan semua pihak, kesulitan yang ada dapat diatasi dan karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Terselesainya skripsi ini tidak lepas dari


(6)

iii

dukungan berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis baik dengan ide-ide pemikirannya serta motivasi untuk tetap semangat menyelesaikan skripsi dan pendidikan penulis.

Pada kesempatan kali ini, teristimewa dan yang paling utama penulis mengucapkan terima kasih yang sangat besar, kepada kedua sosok orang tua yang sangat saya sayangi, akan selalu saya banggakan dan yang sangat luar biasa bagi penulis. Ayahanda (Muller Tarigan) dan Ibunda tercinta (Rosmiati) sebagai motivator dan penuntun jalan dan penolong dalam hidup penulis yang banyak memberikan semangat, untaian doa, pengorbanannya baik dari segi moril dan materiil serta kasih sayangnya yang tak terhingga dan telah membesarkan penulis hingga seperti saat ini. Terimakasih Pak, Mak.

Sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan selama perkuliahan dan terutama dalam penyelesaian skripsi ini. Dengan segenap ketulusan hati pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dr. Reh Bungana Beru PA, SH, M.Hum, selaku Ketua Jurusan PPKn FIS Universitas Negeri Medan sekaligus Dosen Pembimbing Akademik dan juga sekaligus dosen penguji yang telah banyak memberikan motivasi, saran, dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini bisa diselesaikan.


(7)

4. Bapak Arief Wahyudi, SH, MH, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FIS Universitas Negeri Medan dan selalu memberikan arahan, bimbingan, dan nasehat yang bermanfaat kepada penulis. 5. Bapak Drs. Liber Siagian, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi penulis

yang telah sabar dan banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, dan masukan yang sangat bermanfaat untuk penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Dra. Rosnah Siregar, SH, M.Si, selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Sri Yunita, S.Pd, M.Pd, selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf Unimed, khususnya di jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberi bekal ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan.

9. Bapak Jon selaku bagian Tata Usaha Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah membantu penulis dalam menyeleaikan kelengkapan berkas terimakasih sekali dari hati ini saya ucapkan.

10. Bapak Esnur Ridwan, S.Pd, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bahorok yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini.

11. Kepada siswa-siswi SMAN 1 Bahorok yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(8)

v

12. Kepada kedua adikku tersayang Alginda Pranata Tarigan dan Alhadi Papayosa Tarigan yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis selama perkuliahan memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Kepada Abangda Quadi Azam yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, nasihat, dan memberikan dukungan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Kepada sahabat-sahabat terbaikku : Try Widianty, Intan Widi Arista, Thoibah Lubis, Rizky Adelina, Hulfah Islami, Nurmalina Panjaitan, Yessi Ardila Rahman, Ahmad Arfah Fansury Lubis, Chandra Fahmi Pratama Zega, Ahmad Faisal, M. Nasir Sinaga, yang telah menemani dari semester awal hingga akhir ini dan hingga selamanya. Sahabat rumahku Marizka, Dara Sagala, Shera, Desi Tarigan, Terimakasih buat segala support yang telah diberikan, serta suka duka yang selama ini kita rasakan bersama. Mudah-mudahan kita semua menjadi orang-orang yang sukses.

15. Kepada teman-teman seperjuangan PPLT SMA Dharma Patra Pangkalan Berandan tahun 2015 terkhusus buat Tri Utami Raudani, Widya Astuti, Alvina Rizki Utami serta teman-teman PPLT lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu namanya yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

16. Kepada teman seperjuangan khususnya kelas Ekstensi B 2012 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang tidak dapat disebutkan


(9)

satu-persatu namanya dan yang telah memberikan dukungan kebersamaannya selama perkuliahan.

17. Kepada keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat FIS Unimed, yang telah banyak memberikan arahan dan motivasi menyelesaikan skripsi ini.

18. Keluarga kecil ku di Kos Tuasan Gg. Gultom, mulai dari senioren Kak JW dan Kak Helda serta yang sebaya, Irawati, Elfri, Engli, Dani, Susan, Evi, serta adek bungsu kost kami Ayu , yang selalu menyemangati penulis di rumah untuk segera menyelesaikan skripsi dan secepatnya wisuda.

Dan kepada saudara-saudara, teman-taman serta pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu dalam kata pengantar ini tetapi telah banyak membantu penulis dalam proses menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih ada kesalahan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu saya sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun supaya lebih sempurna. Harapan saya sebagai penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua yang memerlukannya.

Penulis, Juni 2016

Almi Pratiwi Tarigan NIM. 3123311005


(10)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Perumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Kerangka Teori ... 11

1. Tinjauan Tentang Implementasi Tata Tertib Sekolah ... 11

2. Nilai – Nilai Karakter... 17

3. Disiplin ... 21

B. Kerangka Berpikir ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Lokasi Penelitian ... 31

B. Populasi Dan Sampel ... 31

C. Variabel Penelitian Definisi Operasional... 33

D. Teknik Pengumpulan Data ... 34

E. Teknik Analisis Data... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Deskripsi Objek Penelitian ... 37

1. Letak Geografis ... 37

2. Profil Sekolah SMA Negeri 1 Bahorok Kabupaten Langkat ... 38 3. Keadaan Siswa SMA Negeri 1 Bahorok Kabupaten Langkat . 42


(11)

4. Deskripsi Hasil Penelitian ... 42

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70 LAMPIRAN


(12)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tanggapan Responden Tentang Pengetahuan Siswa Terhadap

Keberadaan Tata tertib Sekolah ... 56 Tabel 2. Tanggapan Responden Tentang Pengetahuan Siswa Terhadap

Sosialisasi Sekolah Dalam Penerapan Tata Tertib Sekolah ... 47 Tabel 3. Tanggapan Responden Terhadap Kepatuhan Menaati Tata Tertib

Sekolah ... 48 Tabel 4. Tanggapan Responden Terhadap keterlibatan Siswa Dalam

Merumuskan Tata Tertib Sekolah ... 49 Tabel 5. Nilai Karakter Disiplin Terhadap Kedatangan Siswa Ke Sekolah

Tepat Waktu ... 50 Tabel 6. Tingkat Ketaatan Siswa Memakai Seragam dan Atribut Sekolah Yang Lengkap Sesuai Dengan Tata Tertib Sekolah ... 51 Tabel 7. Nilai Karakter Disiplin Siswa Dalam Mengikuti Upacaea Bendera

Sampai Selesai ... 52 Tabel 8. Nilai Karakter Displin Siswa Dalam Menjaga Kebersihan Kelas ... 53 Tabel 9 Nilai karakter disiplin siswa dalam mengerjakan tugas dari guru tepat

waktu ... 54 Tabel 10 Nilai karakter disiplin siswa dalam kebiasaan membuang sampah pada

Tempatnya ... 55 Tabel 11. Apakah siswa dalam proses belajar mengajar berlangsung bermain

hp ... 56 Tabel 12. Tingkat kebolosan siswa saat jam pelajaran berlangsung ... 57 Tabel 13. Keberadaan siswa lebih dulu dari guru di dalam kelas ... 58 Tabel 14. Tingkat pelanggaran siswa terhadap tata tertib sekolah mengenai

siswa merokok di lingkungan sekolah ... 59 Tabel 15. Tingkat pelanggaran siswa terhadap tata tertib sekolah mengenai Siswa pernah merusak fasilitas sekolah, seperti mencoret-coret


(13)

Tabel 16. Ketaatan siswa dalam melakukan tugas piket kelas... 61 Tabel 17. Ketaatan siswa terhadap tata tertib sekolah jika tidak masuk

sekolah membuat surat izin ... 62 Tabel 18. Tanggapan responden terhadap keterkaitan tata tertib sekolah

dengan proses belajar mengajar di sekolah ... 63 Tabel 19 Keterlibatan OSIS dalam pembuatan tata tertib sekolah ... 64 Tabel 20. Tanggapan responden terhadap implementasi tata tertib sekolah .... 65 Tabel 21. Tabulasi Jawaban Responden secara Keseluruhan ... 66


(14)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 : Daftar Angket Kepada Siswa SMAN 1 Bohorok Lampiran2 : Daftar Wawancara Kepada Guru SMAN 1 Bohorok Lampiran3 : Dokumentasi Hasil Penelitian

Lampiran4 : Nota Tugas

Lampiran5 : Kartu Bimbingan Skripsi

Lampiran6 : Kartu Mengikuti Seminar Proposal

Lampiran7 : Surat Penerbitan Izin Penelitian dari Jurusan PPKn FIS Unimed Lampiran8 : Surat Izin Melakukan Penelitian dari Fakultas

Lampiran9 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian Dari Tempat Penelitian Lampiran10 : Surat Keterangan Kepala Laboratorium Jurusan PPKn FIS Unimed Lampiran11 : Surat Keterangan Kepala UPT Perpustakaan Unimed

Lampiran12 : Pernyataan Keaslian Tulisan Lampiran13 : Daftar Riwayat Hidup


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, kecerdasan dan keterampilan manusia lebih terasah dan teruji dalam menghadapi dinamika kehidupan yang semakin kompleks. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanahkan bahwa sekolah berusaha untuk menerapkan tata tertib sekolah dalam upaya membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat serta mencetak generasi-generasi penerus bangsa sesuai dengan kepribadian manusia Indonesia yang berlandaskan Pancasila melalui pendidikan khususnya Pendidikan Kewarganegaraan.

Dapat diartikan, sekolah berusaha menerapkan kedisiplinan siswa dari awal seorang anak masuk dalam dunia pendidikan formal. Dalam segi pendidikan di Indonesia, masalah-masalah yang timbul masih sangat banyak. Salah satunya yaitu masalah yang berkaitan dengan kenakalan remaja di sekolah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa (Gunarsa dkk, 2007 : 06). Pada saat masa peralihan seperti ini, cara berfikir remaja cenderung labil. Remaja sering mengikuti tingkah teman sebayanya, tanpa berpikir benar atau salah yang terpenting adalah kepuasan pada diri mereka.

Selain melakukan kenakalan di luar lingkungan sekolah, banyak pula remaja yang masih melakukan kenakalan di lingkungan sekolah. Masa SMA


(16)

2

adalah masa dimana remaja sering melakukan hal-hal yang melanggar tata tertib sekolah. Tata tertib merupakan ketentuan yang harus dipatuhi dan diikuti bersama. Dewasa ini, dengan maraknya isu-isu moral di kalangan remaja seperti penggunaan obat-obat terlarang (narkoba), tawuran pelajar, pornografi dan lain-lain yang terjadinya degradasi moral pada generasi muda, sudah menjadi masalah sosial yang sampai saat ini belum dapat diatasi secara tuntas. Akibat yang ditimbulkan cukup serius dan tidak dapat lagi dianggap sebagai suatu persoalan sederhana, karena tindakan tersebut sudah menjurus kepada tindakan-tindakan yang bersifat kriminal. Remaja merupakan usia atau tahap seorang siswa mencari jati diri yang dilakukan melalui peniruan diri. Pergaulan remaja yang tanpa arah dan pengawasan terhadap tingkah laku remaja akan mempunyai kecenderungan mengarah pada pergaulan remaja yang negatif. Banyak anggapan dari siswa selama ini bahwa tata tertib sekolah hanya membatasi kebebasan remaja tersebut sehingga berakibat pelanggaran terhadap peraturan itu sendiri. Tanpa disadari bahwa kebebasan yang kurang bertanggung jawab akan merugikan diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

Pendidikan moral kepada anak diawali saat anak berada pada lingkungan keluarga terutama orang tua melalui proses penerapan dan pembentukan norma dan aturan moral dalam keluarga sendiri serta lingkungan sekitar pergaulan sosial anak. Pada saat remaja inilah masa anak berhadapan dengan cara bertindak dan cara bernalar berbeda dengan yang selama ini sudah menjadi kebiasaannya, anak mulai ditantang untuk memilih dan mengambil keputusan sendiri, antara anak akan meneruskan kebiasaan yang selama ini telah ditanamkan dalam keluarganya


(17)

3

atau mengambil jarak terhadapnya dan lebih menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah. Kondisi saat ini adalah ketika anak berada pada masa memulai pilihan dirinya akan pendewasaan diri dari masa anak-anak ke masa dewasa. Kemudian saat anak masuk ke sekolah mulai diperkenalkan dan diajarkan sesuatu yang baru yang tidak diajarkan dalam keluarga. Meski tugas dan tanggung jawab utama untuk melakukan pendidikan moral terhadap anak terjadi dalam lingkungan keluarga, tempat anak itu lahir dan dibesarkan namun, itu tidak berarti sekolah tidak mempunyai tanggung jawab untuk melakukan pendidikan moral khususnya pada tahap pendidikan dasar dan menengah, tempat remaja masih dalam proses pembiasaan diri mengenal dan mematuhi aturan hidup bersama yang berlaku dalam masyarakatnya, berlatih disiplin, berbuat baik dan mengalami proses pembentukan identitas diri dan moral remaja tersebut, pendidikan moral perlu secara khusus mendapat perhatian oleh para guru dan seluruh civitas di sekolah.

Di sekolah banyak sekali ditemui komponen yang bisa menjadi sarana dari pendidikan moral. Salah satu nya adalah tata tertib sekolah. Tata tertib sekolah sebagai bentuk peraturan dalam tingkatan sekolah yang memuat aspek pendidikan moral dan tertib berperilaku. Peraturan yang dibuat tidak hanya sekedar pengesahan saja, akan tetapi menuntut adanya penerapan moral di dalamnya. Hubungan tersebut erat kaitannya dengan hakikat dan isi dari pembuatan peraturan. Internalisasi nilai-nilai moral kepada siswa diperlukan upaya yang optimal dalam rangka menegakkan tata tertib sekolah sehingga pelaksanaan tidak hanya sebatas wacana saja akan tetapi didasari oleh esensi pentingnya pendidikan


(18)

4

moral terhadap siswa. Kenyataan di sekolah masih ditemui banyak kasus atau pelanggaran terhadap tata tertib sekolah. Kenyataan tersebut menimbulkan berbagai persoalan dan permasalahan mengenai pelaksanaan pendidikan moral.

Sekolah, sebagai tempat penerapan dan pembentukan kedua setelah keluarga serta tempat anak ditetapkan kepada kebiasaan dan cara hidup bersama yang lebih luas lingkupnya serta ada kemungkinan berbeda dengan kebiasaan dan cara hidup dalam keluarganya, sehingga berperan besar dalam menumbuhkan kesadaran moral diri anak. Penanaman kebiasaan bersikap dan berbuat baik atau sebaliknya bersikap dan berbuat buruk, pada tahap awal pertumbuhannya, anak dapat sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekolah tempat anak belajar. Lingkungan sekolah merupakan lembaga pendidikan yang dapat menunjang terjadinya rekonstruksi sosial ke arah masyarakat yang lebih baik, dan mengemban misi membentuk watak yang baik dari anak bangsa.

Undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) No. 20 tahun 2003 bab II pasal 3 menyatakan bahwa :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berkaitan dengan Pendidikan, Tilaar dalam Mulyasa (2002) mengemukakan bahwa :

Pendidikan Nasional dewasa ini sedikitnya ada tujuh masalah pokok Sistem Pendidikan Nasional,

1. Menurunnya akhlak peserta didik; 2. Pemerataan kesempatan belajar;


(19)

5

3. Masih rendahnya efisiensi internal sistem pendidikan; 4. Terjadinya degradasi moral peserta didik;

5. Status kelembagaan;

6. Manajemen pendidikan yang tidak sejalan dengan pembangunan nasional;

7. Sumber daya yang belum profesional.

Pendidikan sebagai bagian dari proses pembinaan karakter siswa, bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan dan pelatihan serta penguasaan keterampilan-keterampilan teknis tertentu, namun pendidikan harus dipahami sebagai proses penumbuhan dan pengembangan siswa menjadi pribadi manusia yang berbudaya dan beradab. Tujuan menjadi pribadi manusia yang berbudaya dan beradab adalah mewujudkan personal yang tidak hanya cerdas dalam segi kognitif akan tetapi mampu mengembangkan dan menanamkan kemampuan tertinggi dalam mengaktualisasikan budaya yang dimiliki.

Demi mewujudkan tercapainya cita-cita tujuan Pendidikan Nasional, Tata Tertib Sekolah adalah salah satu yang harus ditaati oleh para pelajar agar mampu mencapai tujuan memperoleh pendidikan yang baik, selain berguna untuk diri sendiri juga bermanfaat untuk masyarakat luas. Apabila tata tertib itu tidak ada, maka ditakutkan dapat menyebabkan kurangnya nilai moral di lingkungan sekolah.

Pancasila dan UUD 1945 serta peraturan perundang-undanganNegara memiliki konstitusi, undang-undang dan peraturan perundang-undangan lainnya merupakan bagian dari tertib hukum bernegara yang memuat nilai-nilai dan moral dalam membentuk karakter bangsa melalui mekanisme hukum. Didalamnya juga memuat ketentuan dalam menjalankan proses pendidikan yang berkarakter dan


(20)

6

mekanisme pendidikan yang menuntut tentang pentingnya karakter dan disiplin siswa seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh satuan pendidikan Dasar dan Menengah.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa tata tertib itu sangat lah penting. Apalagi menyangkut kepada tata tertib di Lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA). Jika tidak adanya tata tertib, maka dampaknya akan menimbulkan ketidakharmonisan di lingkungan sekolah.

Dengan adanya tata tertib di sekolah maka akan tercipta pribadi yang lebih disiplin dan terarah serta lebih produktif. Secara sadar tata tertib yang ada akan menanamkan nilai moral dan agama untuk dapat diterapkan dalam kepribadian siswa di sekolah. Setiap aturan yang dibuat pastinya akan ada kasus-kasus seperti pelanggaran-pelanggaran. Tata tertib yang dibuat ternyata secara sadar pun masih terdapat beberapa pelanggaran. Ini mencerminkan belum adanya tingkat kesadaran akan aturan-aturan yang telah dibuat. Dampaknya tentu akan menimbulkan kekacauan dan bahkan lebih kepada menyebabkan sekolah-sekolah menjadi tidak beraturan dan rendahnya kualitas dari sekolah tersebut.

Pelanggaran terhadap tata tertib sekolah menunjukkan siswa kurang patuh terhadap peraturan sekolah. Berbagai upaya yang telah dilaksanakan disekolah sering kurang dihargai dan diperhatikan oleh siswa. Sekolah memegang peran yang sangat penting dalam menanamkan dan menumbuhkan aspek pendidikan moral. Kasus atau pelanggaran tata tertib sekolah tersebut terkait dengan


(21)

7

karakteristik siswa seperti perbedaan-perbedaan yang dimiliki setiap individu yang dipengaruhi oleh sikap, minat, kesadaran, pengetahuan dan faktor lain yang mempengaruhinya.

Sesuai dengan hasil pengamatan di SMA Negeri 1 Bohorok, bahwa pelaksanaan tata tertib belum dijalankan sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga masih ada pelanggaran yang dilakukan oleh beberapa siswa. Pelanggaran tata tertib sekolah yang sering dilakukan dan dilanggar oleh siswa antara lain, adalah keterlambatan datang ke sekolah, siswa yang tidak memakai atribut sekolah yang lengkap, adanya siswa yang sering membolos pada saat jam pelajaran, tidak masuk sekolah tanpa izin dari orang tua/wali murid, sering melalaikan tugas yang diberikan oleh bapak dan ibu guru, tidak mengikuti apel pagi dan siswa yang kurang disiplin datang di sekolah.

Dengan adanya pelaksanaan tata tertib diharapkan dapat berimplikasi dan menciptakan sikap/perilaku siswa dalam mematuhi aturan dan meningkatkan kedisiplinan siswa. Tata tertib sekolah bermanfaat bagi siswa yang harus diikuti oleh siswa terhadap peraturan sekolah. Tata tertib sekolah yang diterapkan di lingkungan sekolah kurang diperhatikan oleh siswa sehingga sekolah memegang peran penting dalam menanamkan kedisiplinan dan tata tertib di sekolah.

Pelanggaran dari tata tertib sekolah terkait dengan karakteristik siswa yang dimiliki setiap individu dan dipengaruhi oleh sikap dan faktor lain. Tata tertib sekolah merupakan kesiapan yang ditanamkan oleh sekolah agar siswa memiliki sikap yang baik. Kepatuhan terhadap tata tertib sekolah adalah sebuah kesiapan yang harus ditanamkan kepada siswa di sekolah agar mempunyai sikap dan


(22)

8

perbuatan sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Seseorang akan patuh atau sadar dalam mematuhi peraturan atau hukum berkaitan pula dengan faktor peraturan atau hukum itu sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui tentang penerapan tata tertib sekolah dan bagaimana kendala-kendala yang dihadapi guru serta sistem yang dibangun sekolah dalam membentuk karakter disiplin siswa yang baik maka penulis mengambil judul : “Implementasi Tata Tertib Sekolah Dalam Membentuk Karakter Disiplin Siswa di Sekolah SMAN 1 Bohorok”

B.Indentifikasi Masalah

Mengacu pada latar belakang yang dikemukakan di atas maka dapat di identifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Terjadinya degradasi moral pada generasi muda. 2. Menurunnya akhlak siswa.

3. Kurangnya peran keluarga dalam memberikan bimbingan terhadap anak pada proses pembentukan identitas diri.

4. Ketidak patuhan siswa terhadap peraturan sekolah/tata tertib sekolah. 5. Upaya pihak sekolah dalam memaksimalkan penerapan tata tertib sekolah 6. Kendala yang dihadapi pihak sekolah dalam menerapkan tata tertib sekolah.


(23)

9

C.Batasan Masalah

Untuk kejelasan masalah serta memudahkan dalam pemecahannya, maka diperlukan adanya gambaran tentang apa yang akan diteliti dan bagaimana pembatasannya. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah penerapan tata tertib di sekolah?

2. Bagaimanakah tata tertib mampu membentuk karakter disiplin siswa? D.Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diberikan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah penerapan tata tertib di sekolah?

2. Bagaimanakah tata tertib mampu membentuk karakter disiplin siswa? E.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan dasar untuk mencapai sasaran penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan tata tertib di sekolah.

2. Untuk mengetahui tata tertib mampu membentuk karakter disiplin siswa. F.Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis sendiri adalah dapat mempertajam kemampuan penulis dalam penulisan karya ilmiah dan menambah pengetahuan secara umum dan khusus pada kajian lingkup pendidikan karakter serta dapat digunakan sebagai referensi bagi yang akan melakukan penelitian sejenis. Oleh karena itu, hasil


(24)

10

penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kajian-kajian dan teori-teori yang berkaitan dengan persoalan tersebut.

2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berharga dalam upaya meningkatkan pendidikan karakter terutama di sekolah. 3. Bagi siswa, sebagai motivasi untuk meningkatkan sikap dan tingkah lakunya

dalam mematuhi tata tertib yang dibuat oleh sekolah.

4. Bagi orang tua, sebagai bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan kualitas dalam mendidik dan memupuk pendidikan karakter khususnya di lingkungan keluarga.

5. Bagi sekolah, diharapkan dapat memberikan masukan yang digunakan untuk melaksanakan tata tertib sebagai sarana pendidikan karakter di sekolah dan menerapkan kebijakan-kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan pendidikan karakter khususnya kepada siswa.


(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerapan tata tetib sekolah dapat mengurangi tingkat pelanggaran siswa terhadap peraturan sekolah, membentuk siswa lebih taat dan patuh terhadap peraturan yang ada di lingkungan sekolah. Salah satu cara yang dilakukan sekolah SMAN 1 Bahorok dalam menerapkan tata tertib sekolah adalah membudidayakan tertib aturan melalui sosialisasi yang disampaikan oleh guru wali kelas saat penerimaan siswa baru, dan Kepala Sekolah memberikan arahan pada saat upacara. Hal yang demikian dinilai mampu membentuk ingatan siswa agar dapat mengingat tata tertib aturan tersebut sehingga siswa tertib aturan.

2. Tata tertib mampu membentuk karakter disiplin siswa terbukti dari hasil penelitian, siswa yang taat dan patuh akan tata tertib sekolah lebih banyak jumlahnya dibanding dengan siswa yang melanggar tata tertib sekolah. Karena isi tata tertib mencakup aturan yang mampu membentuk karakter disiplin diri siswa, salah satu penerapan tata tertib yang dilakukan sekolah, kehadiran guru yang profesional, guru datang tepat waktu ke sekolah juga menjadi model dan contoh teladan untuk siswa yang membentuk karakter displin siswa di SMAN 1 Bahorok.


(26)

69

B. Saran

Dari 3 kesimpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran, antara lain : 1. Bagi civitas sekolah agar dapat memahami kondisi siswa yang ada di

lingkungan sekolah karena karakter siswa sangat berbeda-beda dengan yang lain yang di sebabkan oleh kondisi lingkungan dan membina siswa yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan sekolah. Diharapkan pihak sekolah untuk tetap mempertahankan kedisiplinan dalam menaati tata tertib pada siswa SMA Negeri 1 Bahorok. Hendaknya sekolah meningkatkan pemahaman siswa terhadap tata tertib dan kedisiplinan. 2. Diharapkan pihak sekolah agar mengupayakan agar kebijakan yang di

berikan oleh sekolah kepada siswa yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan sekolah dapat bermanfaat dan memberikan efek jera terhadap siswa agar tidak mengulanginya lagi di lingkungan sekolah.

3. Diharapkan kepada guru agar memberikan pemahaman kedisplinan terhadap siswa-siswi. Mengingat kedisiplinan merupakan pangkal keberhasilan maka adapun hal-hal yang bisa dilakukan antara lain, penekanan yang kuat terhadap Misi kademik sekolah, tata tertib dan strandar disiplin yang jelas diterapkan secara tegas, adil dan konsisten.


(27)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Gunarsa, Ny. Singgih D. & Gunarsa, Singgih D. 2007. Psikologi Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.

Maman Rachman. (1997). Manajemen Kelas. Bandung: Depdiknas.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak Jilid 2. Edisi Keenam. Penerjemah: Dr. Med. Meitasari Tjandrasa. Jakarta: Erlangga.

H.A.R. Tilaar, dkk. (2001). Dimensi-dimensi Hak Asasi Manusia Dalam

Kurikulum Persekolahan Indonesia. Jakarta: P.T ALUMNI.

Mulyono. 2000. Kesadaran Berbangsa. Bandung: Angkasa

Setiawan, Deny. 2014. Metodologi Penelitian: Teknik Penulisan Skripsi. Medan:UNIMED.

Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia : Balai Pustaka.

KBBI, Tim Penyusun. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Syafaruddin,dkk. 2011. Panduan Penulisan Skripsi. Medan.

Syahrum, dan Salim. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Citapustaka Media.

Poerwadarminto. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


(28)

71

Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam

Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sumber Undang-undang

Republik Indonesia, Undang-undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Media Purana, 2009


(1)

C.Batasan Masalah

Untuk kejelasan masalah serta memudahkan dalam pemecahannya, maka diperlukan adanya gambaran tentang apa yang akan diteliti dan bagaimana pembatasannya. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah penerapan tata tertib di sekolah?

2. Bagaimanakah tata tertib mampu membentuk karakter disiplin siswa? D.Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diberikan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah penerapan tata tertib di sekolah?

2. Bagaimanakah tata tertib mampu membentuk karakter disiplin siswa? E.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan dasar untuk mencapai sasaran penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan tata tertib di sekolah.

2. Untuk mengetahui tata tertib mampu membentuk karakter disiplin siswa. F.Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis sendiri adalah dapat mempertajam kemampuan penulis dalam penulisan karya ilmiah dan menambah pengetahuan secara umum dan khusus pada kajian lingkup pendidikan karakter serta dapat digunakan sebagai referensi bagi yang akan melakukan penelitian sejenis. Oleh karena itu, hasil


(2)

10

penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kajian-kajian dan teori-teori yang berkaitan dengan persoalan tersebut.

2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berharga dalam upaya meningkatkan pendidikan karakter terutama di sekolah. 3. Bagi siswa, sebagai motivasi untuk meningkatkan sikap dan tingkah lakunya

dalam mematuhi tata tertib yang dibuat oleh sekolah.

4. Bagi orang tua, sebagai bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan kualitas dalam mendidik dan memupuk pendidikan karakter khususnya di lingkungan keluarga.

5. Bagi sekolah, diharapkan dapat memberikan masukan yang digunakan untuk melaksanakan tata tertib sebagai sarana pendidikan karakter di sekolah dan menerapkan kebijakan-kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan pendidikan karakter khususnya kepada siswa.


(3)

68 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerapan tata tetib sekolah dapat mengurangi tingkat pelanggaran siswa terhadap peraturan sekolah, membentuk siswa lebih taat dan patuh terhadap peraturan yang ada di lingkungan sekolah. Salah satu cara yang dilakukan sekolah SMAN 1 Bahorok dalam menerapkan tata tertib sekolah adalah membudidayakan tertib aturan melalui sosialisasi yang disampaikan oleh guru wali kelas saat penerimaan siswa baru, dan Kepala Sekolah memberikan arahan pada saat upacara. Hal yang demikian dinilai mampu membentuk ingatan siswa agar dapat mengingat tata tertib aturan tersebut sehingga siswa tertib aturan.

2. Tata tertib mampu membentuk karakter disiplin siswa terbukti dari hasil penelitian, siswa yang taat dan patuh akan tata tertib sekolah lebih banyak jumlahnya dibanding dengan siswa yang melanggar tata tertib sekolah. Karena isi tata tertib mencakup aturan yang mampu membentuk karakter disiplin diri siswa, salah satu penerapan tata tertib yang dilakukan sekolah, kehadiran guru yang profesional, guru datang tepat waktu ke sekolah juga menjadi model dan contoh teladan untuk siswa yang membentuk karakter displin siswa di SMAN 1 Bahorok.


(4)

69

B. Saran

Dari 3 kesimpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran, antara lain : 1. Bagi civitas sekolah agar dapat memahami kondisi siswa yang ada di

lingkungan sekolah karena karakter siswa sangat berbeda-beda dengan yang lain yang di sebabkan oleh kondisi lingkungan dan membina siswa yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan sekolah. Diharapkan pihak sekolah untuk tetap mempertahankan kedisiplinan dalam menaati tata tertib pada siswa SMA Negeri 1 Bahorok. Hendaknya sekolah meningkatkan pemahaman siswa terhadap tata tertib dan kedisiplinan. 2. Diharapkan pihak sekolah agar mengupayakan agar kebijakan yang di

berikan oleh sekolah kepada siswa yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan sekolah dapat bermanfaat dan memberikan efek jera terhadap siswa agar tidak mengulanginya lagi di lingkungan sekolah.

3. Diharapkan kepada guru agar memberikan pemahaman kedisplinan terhadap siswa-siswi. Mengingat kedisiplinan merupakan pangkal keberhasilan maka adapun hal-hal yang bisa dilakukan antara lain, penekanan yang kuat terhadap Misi kademik sekolah, tata tertib dan strandar disiplin yang jelas diterapkan secara tegas, adil dan konsisten.


(5)

70 Gunung Mulia.

Maman Rachman. (1997). Manajemen Kelas. Bandung: Depdiknas.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak Jilid 2. Edisi Keenam. Penerjemah: Dr. Med. Meitasari Tjandrasa. Jakarta: Erlangga.

H.A.R. Tilaar, dkk. (2001). Dimensi-dimensi Hak Asasi Manusia Dalam Kurikulum Persekolahan Indonesia. Jakarta: P.T ALUMNI.

Mulyono. 2000. Kesadaran Berbangsa. Bandung: Angkasa

Setiawan, Deny. 2014. Metodologi Penelitian: Teknik Penulisan Skripsi. Medan:UNIMED.

Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia : Balai Pustaka.

KBBI, Tim Penyusun. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Syafaruddin,dkk. 2011. Panduan Penulisan Skripsi. Medan.

Syahrum, dan Salim. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Citapustaka Media.

Poerwadarminto. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


(6)

71

Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sumber Undang-undang

Republik Indonesia, Undang-undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Media Purana, 2009


Dokumen yang terkait

Penerapan tata tertib sekolah sebagai salah satu upaya pembinaan karakter disiplin siswa di SMK Sumpah Pemuda Joglo Jakarta Barat

0 39 0

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKHLAK DALAM MENANAMKAN KEDISIPLINAN TATA TERTIB SEKOLAH SISWA KELAS ATAS Implementasi Pembelajaran Akhlak dalam Menanamkan Kedisiplinan Tata Tertib Sekolah Siswa Kelas Atas MI Ahmad Maryam Surakarta Tahun 2016/ 2017.

0 2 16

IMPLEMENTASI KETELADANAN GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN DISIPLIN MELALUI Implementasi Keteladanan Guru dalam membentuk Karakter Peduli Sosial dan Disiplin Siswa melalui Pendidikan Sekolah Ramah Anak pada Siswa Kelas Atas SD Muhammad

0 2 16

IMPLEMENTASI KETELADANAN GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN DISIPLIN MELALUI Implementasi Keteladanan Guru dalam membentuk Karakter Peduli Sosial dan Disiplin Siswa melalui Pendidikan Sekolah Ramah Anak pada Siswa Kelas Atas SD Muhamma

0 2 16

IMPLEMENTASI PENILAIAN SIKAP BERDASARKAN KURIKULUM 2013 UNTUK MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SEKOLAH Implementasi Penilaian Sikap Berdasarkan Kurikulum 2013 Untuk Membentuk Karakter Siswa Di Sekolah Menengah Pertama.

0 2 16

IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH DALAM PENANAMAN BUDAYA DISIPLIN SISWA: Studi Deskriptif di SMPN I Tanjungsiang.

0 5 45

CONTOH TATA TERTIB SEKOLAH GuruPintar tata tertib sekolah

0 0 2

Tata Tertib Siswa Sekolah Langsung Cetak - Administrasi Sekolah TATA TERTIB SISWA

0 0 1

PERAN SEKOLAH DALAM SOSIALISASI TATA TERTIB PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

2 1 17

PENGARUH IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAO SIKAP DISIPLIN SISWA - Test Repository

1 2 72