PENGARUH IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAO SIKAP DISIPLIN SISWA - Test Repository

  IENTASI TATA TERTIB SEROLAH TERHADAP ENGARUH IMPLE SIKAP DISIPLIN SISWA

  Sidorejo Lor 02 Salatiga Tahun P elajaran 2009/2010) (Studi Kasus S:

  S K R I PS I Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: AMANATUN NIM: 11408005 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 ebsite: www.stainsalatiea.ac. id Email:administrasi(a)stainsalatiea.ac.id

IMBING NOTA PEMI

  Lamp : 3 Eks : Naskah Skripsi

  Hal

  Saudara Amanatun

  Kepada Yth: Ketua STAIN Salatiga

  Di Salatiga

  ASSALAM U ALAIK U M , WR. WB

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama : Amanatun NIM : 11408005

  Jurusan : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam Judul : PENGARUH IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH

  TERHADAP SIKAP DISIPLIN SISWA (Studi Kasus SD Sidorejo Lor 02 Salatiga) Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosyahkan.

  Demikian agar menjadi perhatian.

  WASSALAM U’ALAIKUM, WR.WB

  NIP 19561202 198003 1 005

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Yang bertanda 1 angan di bawah ini: Nama : AMANATUN

  : 11408005 NIM

  : PENGARUH

  IMPLEMENTASI TATA TERTIB Judul Skripsi

  SEKOLAH TERHADAP SIKAP DISIPLIN SISWA (Studi Kasus SD Sidorejo Lor 02 Salatiga) menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya yang pernah

  Dengan ini sayt memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan diajukan untul uan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ditulis atau sepanjang penj diterbitkan olei orang lain kecuali secara tertulis di dalam naskah ini dan disebut

  j

  dalam daftar p Salatiga, 28 Agustus 2010

  Yang Menyatakan

  AMANATUN

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

> j k o M ^ ] j

  & j

  

Berbekallah, d m Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah

kepadt -Ku Hai orang-orang yang berakal (Q sAl Baqarah: 197)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

  

1. Suami la n anak-anak tersayang, yang selalu membimbing,

mendo'altan dan memberikan segalanya baik moral maupun spritual

bagi kelancaran studiku, sem oga Allah mengabulkan harapannya.

2 . Rekan-rekan guru di Dinas Pendidikan Kota Salatiga, yang senantiasa

memberi m otivasi kepada penulis untuk menyelesaikan studi

  KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang telah membeikan rahmat dan hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan gu ia meraih gelar Strata Satu (S-l) dalam Program Ilmu Tarbiyah.

  Penul s menyadari bahwa tanpa adanya dukungan dan bimbingan dari berbagai pihal„ penulis tidak akan mampu berbuat banyak dalam penyelesaian skripsi ini. Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Dr, mam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak Di s . Badwan, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing yang dengan iya telah memberikan bimbingan hingga tersusunnya skripsi ini. keikhlasan n: lestari, S.Pd, selaku Kepala SD N Sidorejo Lor 02 Salatiga yang

  3. Ibu Puji >eri kesempatan kepada penulis menyelesaikan studi, telah mem

  4. Rekan-rek m Ekstensi yang telah memberikan motivasi sehingga dapat menyelesa kan skripsi ini, terima kasih atas kekompakannya.

  5. Karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitasnya, Atas s sgala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo’a, semoga Allah SWT sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat mencatatnya ganda. Amin.

  Akhiri y; a penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak iu bahkan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik kekurangan aiai yang membar gun untuk kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa

  ABSTRAK Amanatun. 20 0. Pengaruh Implementasi Tata Tertib Sekolah terhadap Sikap

  Disiplin Siswa (Studi Kasus SD Sidorejo Lor 02 Salatiga). Skripsi,

  Jurus m Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing. Drs. Badwan, M.Ag

  Kata Kunci Tata Tertib dan Disiplin

  Sehubi tngan dengan teijadinya erosi disiplin dalam pendidikan telah mengakibatkai rendahnya mutu pendidikan, maka timbul pula pertanyaan lain, yaitu: Bagain ana mengatasi erosi disiplin? Jawabannya adalah kepatuhan, ketaatan, dan cesetiaan bangsa Indonesia untuk melaksanakan proses pendidikan ih diefektifkan. harus dapat lel

  Rumu< an masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah variasi tata- di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga? Bagaimanakah variasi sikap tertib sekolah

  SD Sidorejo Lor 02 Salatiga? Bagaimanakah implementasi tata- disiplin siswa .erhadap sikap disiplin siswa di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga? tertib sekolah dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui variasi tata tertib

  Tujuar Sidorejo Lor 02 Salatiga, untuk mengetahui variasi sikap disiplin sekolah di SD

  Sidorejo Lor 02 Salatiga, dan untuk mengetahui sejauh mana siswa di SD tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin siswa di SD Sidorejo Lor implementasi

  02 Salatiga.

  Peneli ian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan sampel sebanyak 19 orang ana c di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas, yaitu implementasi tata tertib dan variabel terikat berupa disipli i. Pengumpulan data menggunakan angket. Sedangkan analisisnya menggunakan analisis korelasi.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat implementasi tata tertib sekolah siswa SD N Sidorejo Lor 02 tahun 2010 yang berada pada kategori baik sekali mencapai 10,5%, kategori baik 73,8% dan kategori cukup 15,7%, sikap disiplin siswa SD N Sidorejo Lor 02 tahun 2010 yang berada pada kategori baik sekali menca] ai 73,7%, kategori baik 21% dan kategori cukup 5,3%, dan sikap disiplin siswa dipengaruhi oleh implementasi tata tertib sekolah dengan kategori cukup kuat yaitu nilai r yang diperoleh adalah sebesar 0,613 berada pada batas signifikan 1% dan 5%

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUlfHJL i

  NOTA PEMBlh BING ii

  PENGESAHAN v KEASLIAN TULISAN. PERNYATAAN v PERSEMBAHAN........... MOTTO DAN vi KATA PENGA NTAR.............................. viii ABSTRAK... ix

  DAFTAR ISI xi

  DAFTAR TAE EL xii

  DAFTAR LAMPIRAN

  BAB I PEN DAHULUAN

  

  

  

  

  

  F. _

  

   BAB H LA

  VDASAN TEORI A.

  

  B.

  

  BAB ffl LA PORAN HASIL PENELITIAN

  

  

  BAB IV A> A. B. C. ALISIS DATA Analisis Data Pertama..... Analisis Pengolahan Data Analisis Uji Hipotesis.....

  43

  52

  55 BAB v p e ; W TUP A. Cesimpulan............................................................................

  B. DAFTAR P l STAKA..................................................................................

  LAMPIRAN- LAMPIRAN

  57

  57

  59 I DAFTAR TABEL TABEL I Daftar Guru SD N Sidorejo Lor 02

  TABEL II Jumlah siswa SDN Sidorejo Lor 02

  TABEL III Daftar Nama Responden

  TABEL IV Hasil Angket Tata Tertib

  TABEL V Hasil Angket Disiplin

  TABEL VI Nilai Angket Tata Tertib TABEL VII Interval Tata Tertib TABEL VIII

  Nilai Nominasi Tata Tertib TABEL IX

  Komparasi Nilai Tata Tertib TABEL X

  Nilai Angket Disiplin TABEL XI Interval Disiplin TABEL XII

  Nilai Nominasi Disiplin TABEL XIII

  Komparasi Nilai Disiplin TABEL XIV Tabel Korelasi

  J

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Angket

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Bela kang Masalah

  Orang tua selalu memikirkan cara yang tepat untuk menerapkan sikap disiplin baj i anaknya sejak mereka kanak-kanak sampai usia sekolah. Anak- anak diarahkan untuk belajar mengenai hal-hal yang baik, yang mana merupakan persiapan bagi masa depannya, diharapkan, sikap disiplin yang tertanam f ada anak akan membuat mereka lebih berkonsentrasi belajar, sehingga rrereka berhasil di dalam sekolah.

  Sikap disiplin tumbuh bukan merupakan peristiwa mendadak yang teijadi seki tika. Sikap disiplin tumbuh secara bertahap, sedikit demi sedikit.

  Berhubungan dengan ini Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa sikap disiplin yang dibawa dari rumah akan sangat menentukan warna disiplin siswa di sekolah

  ►a senang melihat keberhasilan anak dan kekecewaan melihat sikap Ra anak yang buruk merupakan alat yang paling efektif dalam menerapkan disiplin pa ia anak. Di lingkungan sekolah penerapan sikap disiplin dilakukan inya pemberlakuan tata tertib sekolah. Tata tertib sekolah berlaku dengan ad siswa di sekolah itu. bagi semu ru merupakan orang tua di sekolah bagi siswa-siswinya. Oleh

  Gu karena guiu sangat berperan sekali dalam keberhasilan membentuk perilaku tata tertib siswa siswinya. Melalui tata tertib guru sebisa mungkin mampu menerapkan sikap disij lin pada setiap anak didiknya. Guru yang realistis, menyadari ada kalanya r pembuat konsekuensi bagi pelanggar tata-tertib sekolah. Tidak semua tab tertib akan diikuti dengan baik apabila tidak ada kemauan dengan pihak siswa untuk mematuhinya. Kesediaan siswa untuk mematuhi ataupun mengingk iri tata tertib tersebut sangat dipengaruhi oleh konsekuensi atau akibatnya baik positif maupun negatif. Di dalam proses pendidikan, hadiah dan hukuj nan merupakan akibat dari pematuhan dan pengingkaran terhadap dan keduanya itu dikategorikan sebagai alat-alat pendidikan2.

  A ah dalam Surat Ash-shaff ayat keempat mengisyaratkan kedisiplinan sebagai barisan yang kokoh.

  ,< t' *

  V P \u> °y Artinya

  ■ Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

  Disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan belajar yang teratur serta mencintai dan menghargai pekeijaannya. Untuk itu, guru memerlu can pemahaman tentang landasan ilmu kependidikan dan keguruan, sebab dewasa ini teijadi erosi sopan santun dan erosi disiplin dalam proses

  3

  pendidikan, pendidik3.

  Sehi mengakibat! lain, yaitu: kepatuhan, proses pend

  Dari judul: Peng Siswa (Stud baik yang dilakukan oleh peserta didik maupun oleh para bungan dengan teijadinya erosi disiplin dalam pendidikan telah can rendahnya mutu pendidikan, maka timbul pula pertanyaan

  Bagaimana mengatasi erosi disiplin? Jawabannya adalah cetaatan, dan kesetiaan bangsa Indonesia untuk melaksanakan dikan harus dapat lebih diefektifkan4. uraian di atas, penulis terdorong untuk meneliti dengan konsep mih Implementasi Tata Tertib Sekolah terhadap Sikap Disiplin

  Kasus di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga Tahun 2010).

B. Penegasan

  Unti yang seben istilah yang sebagai beri

  1. TataTeitib

  lk menghindari kesalahpahaman dalam memahami pengertian imya dari judul skripsi ini, penulis jelaskan pengertian istilah- ada di dalamnya hingga membentuk suatu pengertian yang utuh cut:

  'ata adalah aturan, kaidah dan susunan. Tertib adalah tertata dan terlaksaia dengan rapi teratur. Jadi tata tertib adalah peraturan-peraturan yang hams dituruti atau dilaksanakan5.

  2. Implementasi

A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Guru dalam Proses B elajar Mengajar, losdakarya, 1983, him. 17

3 C ece Wijaya dan Bandung, R em aja! Istilah

  mplementasi artinya pelaksanaan, penerapan sesuatu yang membe lkan dampak atau efek6. Implementasi merupakan suatu proses peneraj an Ide, Konsep, Kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan, pengetahuan, ketrampilan maupun nilai dan sikap.

  Adapun variabel dari tata tertib adalah:

  1. Ha masuk sekolah

  2. Ke ivajiban murid

  3. La “angan murid 4. Hal pakaian murid dll.

  5. ha c-hak murid.

  3. Sikap kecen terfiac juga

  Sikap dalam kamus psikologi disebut "attitude" berarti derungan untuk memberi respon, baik berupa positif atau negatif, lap orang, benda-benda atau situasi tertentu7. Sikap dapat diartikan engan kesiapan pada seseorang untuk bertindak tertentu terhadap hal-h^l tertentu.

  4. Disip m dan i tatatsrtib .

  Menurut W.J.S Poerwadarminta, diartikan sebagai latihan batin vatak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati

  

Departemen F endidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke-2, Jakarta,

  Disiplin menurut Rudolf dan Pear Cassel adalah "bibit yang silkan kebebasan9. Orang yang boleh dikatakan sungguh-sungguh menghc adalah yang telah mempelajari dan memiliki ketrampilan- bebas

  >ilan yang luas, baik yang bersifat akademis, yang berhubungan ketram kesenian, kecekatan tubuh, maupun hubungan sosial. Sebagian dengan besar ketrampilan-ketrampilan ini diperoleh di sekolah.

  Sikap disiplin adalah sikap taat dan patuh pada peraturan,

  • an disini yang dimaksud adalah tata tertib sekolah. Sikap disiplin Peratu anak d apat terwujud melalui keberhasilan anak dalam mematuhi tata tertib sekolah.

  Adapi n indikator dari sikap disiplin adalah melaksanakan tata tertib dengan baik, bagi guru maupun bagi siswa10. Diantaranya bagi siswa adalal sebagai berikut:

  1. Ti dak terlambat datang ke sekolah

  2. M enghormati dan saling menghargai sesama murid 3. iV enjaga nama baik sekolah, guru dan pelajardi dalam maupun di luar stkolah

  4. Bertanggung jawab atas keberhasilan, keamanan dan ketertiban kelas 5. dak meninggalkan kelas saat jam pelajaran berlangsung

  6. Berpakaian rapi C. Rumusan Masalah Pckok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut

  1. B e gaimanakah tingkat implementasi tata-tertib sekolah di SD Sidorejo Lc • 02 Salatiga?

  2. Bagaimanakah kategori sikap disiplin siswa SD Sidorejo Lor 02 Sa atiga?

  3. Ba gaimanakah implementasi tata-tertib sekolah terhadap sikap disiplin sisiva di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga?.

D. Tujuan P< nelitian

  Se.uai dengan rumusan masalah diatas tujuan dari penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui tingkat implementasi tata tertib sekolah di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga. mengetahui kategori sikap disiplin siswa di SD Sidorejo Lor 02

  2. Untuk Salatiga.

  3. Untuk mengetahui sejauh mana implementasi tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin siswa di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga.

E. Hipotesis

  Hij otesa berasal dari kata "Hypo" yang berarti dibawah dan "thesa"

  7

  sebagai anggapan dasar yang menjadi teori sementara dan masih bisa di uji kebenaranrya11. Dapat disimpulkan bahwa hipotesa adalah dugaan sementara yang mungkin benar dan mungkin salah.

  Ad »pun hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah "bahwa implement isi tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin siswa SD Sidorejo Lor

  02 Salatigi sudah baik dan tata tertib sekolah memiliki pengaruh terhadap sikap disip m siswa.

F. Metode P« nelitian

1. Metod Penelitian Subyek

a. Po mlasi dan sampel

  Populasi adalah jumlah keseluruhan dari individu yang hendak disslidiki12. Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa SD Sidorejo Lor 02 Salatiga yang berjumlah 125 siswa,

  b. Sampel Yang dimaksud sampel adalah sejumlah individu yang diambil dai populasi untuk mewakilinya13. Dalam penelitian ini yang menjadi sanpel adalah siswa kelas V sebanyak 19 orang. Penentuan sampel yai g digunakan kelas V karena kelas VI sudah lulus sedangkan kelas laii masih belum dapat memahami angket yang diberikan.

  2. Mete de Pengumpulan Data (Angket) daftai secar» khusus dan digunakan untuk menggali dan menghimpun keter untai ngan dan/ atau informasi sebagaimana dibutuhkan dan cocok

  3. Metod statistik P = P F N

  Angket adalah alat pengumpulan data secara tertulis yang berisi pertanyaan (question) atau pernyataan (statement) yang disusun dianalisis14.

  Metode angket diberikan kepada siswa dan digunakan untuk mengumpulkan data yang bertujuan untuk mengetahui sejauhmana impli mentasi tata tertib sekolah terhadap disiplin siswa di SD Sidorejo Lor 2 Salatiga.

  Analisa Data Untuk menganalisa data yang telah terkumpul digunakan analisa dengan rumus sebagai berikut: a. RimusanProsentase

  F N

  • -jcl 00%

  b. R : Angka prosentase yang diberi

  Frekuensi dari jawaban Jumlah Responden

  Ri mus ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana implementasi tata te tib sekolah terhadap sikap disiplin siswa SD Sidorejo Lor 02

  S&lt; latiga.

  imus korelasi Product Moment Dalam mengolah data, penulis menggunakan analisa data kualitatif

  Z*7- N Y x 2 ~

  N N J)

  Kel erangan: : koefisien korelasi antara x dan y rxy : skor variabel x x : skor variabel y

  y

  N : Jumlah responden : hasil kuadrat variabel x

  X Y : Hasil kuadrat variabel Y X \ : Produk dari X kali Y

  : Sigma (jumlah)

  I Sistemai ka Penulisan Skripsi S istematika dalam penulisan skripsi ini dipakai sebagai aturan yang kait dan saling melengkapi, adapun sistematika penulisan sebagai saling te berikut:

  Pendahuluan Bab

  I A. Latar Belakang Masalah

  B. Penjelasan Istilah

  C. Rumusan Masalah

  D. Tujuan Penelitian

  E. Hipotesa dan Anggapan Dasar

  F. Metode Penelitian Bab

  I Bab Bab Bab

  1

  2. Metode Pengumpulan Data

  3. Metode Analisa Data

  G. Sistematika Penulisan Landasan Teori

  A. Tinjauan tentang Tata tertib meliputi: pengertian tata tertib, hal-hal yang ada di dalam tatatertib, klasifikasi pelanggaran dan sanksi tata tertib

  B. Tinjauan tentang sikap disiplin meliputi: pengertian sikap, unsur sikap, ciri-ciri sikap, fungsi sikap, pembentukan sikap, perubahan sikap, pengertian disiplin, disiplin negatif, disiplin positif, disiplin kelas. Laporan Penelitian

  Bab IH berisi tentang: Gambaran umum tentang sejarah berdirinya SD Sidorejo Lor

  02 Salatiga, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan siswa dan fasilitas sekolah, penyjian data. Data tentang implementasi tata tertib sekolah dan sikap disiplin siswa di sekolah.

  Analisis Data

  A. Analisis Data

  1. Analisis Data tentang Implementasi Tata tertib sekolah

  2. Analisis data tentang sikap disiplin

  B. Analisis Pengolahan Data

  C. Analisis Uji Hipotesis Penutup Dalam bab ini akan disampaikan tentang: B. Saran Diakhiri dengan daftar pustaka, serta lampiran-lampiran yang dapat mendukung laporan penelitian ini.

  BAB n

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan tentang Tata Tertib

1. Peng» rtian Tata Tertib

  ata tertib adalah aturan, kaidah dan susunan tertib adalah peraturan-peraturan yang harus dituruti atau dilaksanakan.18 edangkan menurut Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal Mei 1974, No. 14/U/1974, tata tertib sekolah adalah ketentuan- ketentua yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan mengandung sanksi terhadap pelanggarnya.

  Dalam prakteknya, aturan tata tertib yang bersumber dari Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut perlu dijabarkan atau diperinci sejelas-jelasnya dan disesuaikan dengan kondisi sekolqah agar mudah d pahami oleh murid.

2. Hal-hal yang Ada dalam Tata Tertib Sekolah S etiap lembaga pendidikan tentu saja memiliki tata tertib sendiri.

  Namun j ada dasarnya tata tertib sekolah yang diperlukan bagi setiap murid adalah s&lt; bagai berikut: a. Hal /lasuk Sekolah 1). Semua murid harus datang ke sekolah selambat-lambatnya 5 menit sebelum pelajaran dimulai.

  2) . Ilurid yang datang terlambat tidak diperkenankan masuk kelas nelainkan harus lapor terlebih dahulu kepada Kepala Sekolah.

  3) . i. Murid absen hanya karena sungguh-sungguh sakit atau ada keperluan yang sangat penting.

  1. Urusan keluarga harus dikeijakan di luar sekolah atau waktu libur sehingga tidak mengganggu hari sekolah.

  (. Murid yang absen pada waktu masuk kembali harus melapor pada kepala Sekolah dengan membawa surat-suratnya yang diperlukan (surat dokter, orang tua/ walinya)

  « . Murid tidak boleh meninggalkan sekolah selama jam pelajaran berlangsung.

  . Murid yang sudah merasa sakit saat berada di rumah, lebih baik tidak masuk sekolah.

  b. Kev ajiban Murid Taat kepada guru-guru dan kepala sekolah.

  1) kut bertanggung jawab atas kebersihan, keamanan dan ketertiban

  )

  2 celas dari sekolah pada umumnya.

  kut bertanggung jawab atas pemeliharaan gedung, halaman, perabot

  3 )

  1 lembantu kelancaran pelajaran, baik di kelasnya maupun di 4) ekolah pada umumnya. cut menjaga nama baik sekolah, guru, dan pelajar pada umumnya

  5) Uaik di dalam maupun di luar sekolah. denghormati guru dan saling harga menghargai antar sesama murid.

  )

  6 delengkapi diri dengan keperluan sekolah.

  7) durid yang membawa kendaraan agar menempatkannya di tempat

  )

  8 angtelah ditentukan dalam keadaan terkunci.

  kut membantu agar tata tertib sekolah dapat beijalan dan ditaati. 9)

  c. Larai gan Murid 1) Meninggalkan sekolah selama jam pelajaran berlangsung, kecuali d&lt; ngan ijin guru kelas, guru piket.

  2) M embeli makanan dan minuman diluar sekolah. 3) M enerima surat-surat dan tamu di sekolah. 4) N emakai perhiasan yang berlebihan serta berdandan yang tidak sesuai di ngan etika di sekolah.

  5) N erokok di dalam atau diluar sekolah. 6) N [eminjam uang dan alat-alat pelajaran antara sesama murid 7) N [engganggu jalannya pelajaran antara sesama murid.

  8) Berada di dalam kelas selama waktu istirahat. 9) E|erkelahi dan main hakim sendiri jika menemui persoalan antar t&lt; man.

  10) M&lt; njadi anggota perkumpulan anak-anak nakal dan gang-gang ter arang.

  d. Hal Pakaian 1) S ;tiap murid wajib memakai seragam sekolah lengkap sesuai d ;ngan ketentuan sekolah.

  2) h lurid-murid putri terlarang memelihara kuku panjang dan memakai aat-alat kecantikan kosmetik yang digunakan oleh orang-orang dpwasa. 3) F |ambut dipotong rapi, bersih dan terpelihara. 4) P akaian olah raga sesuai dengan ketentuan sekolah. lak Murid.

  e. Hak- urid-murid berhak mengikuti pelajaran selama tidak melanggar 1) . N t£ ta tertib urid dapat meminjam buku-buku dari perpustakaan sekolah

  2) . N

  d mgan mentaati peraturan perpustakaan yang berlaku, 3) urid-murid berhak mendapat perlakukan yang sama dengan . N n urid-murid yang lain sepanjang tidak melangggar peraturan tata teitib Lain lain f. al-hal yang belum tercantum dalam peraturan tata tertib ini akan

  D I

  iatur oleh sekolah raturan tata tertib sekolah ini berlaku sejak di umumkan lei

  2 )

  orang tua/ wali murid dimohon secara sadar dan positif membantu Catatan: i gar peralatan tata tertib sekolah dapat ditaati.

3. Kla sifikasi Pelanggaran dan Sanksi Siswa

  a. 1 dasifikasi Pelanggaran Siswa ) Datang terlambat masuk sekolah

  :) Keluar kelas tanpa ijin :) Piket kelas tidak melaksanakan tugasnya

  • ) Berpakaian seragam tidak lengkap :) Makan dalam kelas (waktu pelajaran) i ) Membeli makanan pada waktu pelajaran ' ) Membuang sampah tidak pada tempatnya

  :) Bermain di tempat parkir 1 ) Berhias berlebihan.

  0) Memakai gelang, kalung, anting, bagi pria 1) Memakai perhiasan berlebihan bagi wanita

  2) Tidak memperhatikan panggilan 3) Rambut gondrong tidak rapi.

  4) Berada di kantin pada waktu pergantian pelajaran. b. ! anksi Pelanggaran Sesuai Klasifikasi 1A ) Melakukan pelanggaran al tidak diijinkan mengikuti pelajaran sampai pergantian jam.

  ; ) Melakukan pelanggaran 3x diperingatkan dan harus membuat pernyataan yang harus diketahui orang tua, wali murid dan kepala sekolah. ;) Melakukan pelanggaran 4x di peringatkan dan membuat pernyataan yang harus diketahui orang tua, wali murid, dan kepala sekolah.

  • ) Melakukan pelanggaran 5X orang tua di undang.

  ) Melakukan pelanggaran 7X, diserahkan orang tua selama satu hari, dapat masuk kembali bersama orang tua selama satu minggu,dapat masuk kembali bersama orang tua. &gt;) Melakukan pelangggaran 9 X, diserahkan orang tua selama satu minggu, dapat masuk kembali bersama orang tua.

  ’) Melakukan pelanggaran lebih dari 9 X, dikembalikan ke orang tua/ pindah sekolah.

  K (asifikasi Pelanggaran Siswa 1 . Membuat ij in palsu 2 . Membolos/keluar meninggalkan sekolah tanpa ijin

  18 Melindungi teman yang salah

  4) Melompat pagar

  5) Tidak mengikuti upacara

  6)

  Mengganggu/mengacu kelas lain 7) Bersikap tidak sopan/menentang guru/karyawan.

  )

8 Mencoret-coret tembok, pintu, meja, kursi yang tidak

  9) semestinya.

  Sa iksi Pelanggaran Sesuai Klasifikasi IB 1) Melakukan pelanggaran satu kali di peringatkan

  2) Melakukan pelanggaran 2X diperingatkan dan membuat pernyataan yang harus diketahui orang tua, wali kelas dan kepala sekolah. 3) Melakukan pelanggaran 3 X, orang tua dipanggil kesekolah. 4) Melakukan pelanggaran 5 X, diserahkan ke orang tua selama satu hari baru boleh masuk kembali bersama orang tua.

  5) Melakukan pelanggran 7 X, diserahkan ke orangtua selama 1 minggu baru boleh masuk kembali bersama orang tua.

  6) Melakukan pelanggaran lebih dari 7 X, dikembalikan pada orang tua dan dipersilahkan mengajukan permohonan keluar sekolah. Klasifikasi pelanggaran Siswa 1) Memalsu tandatangan wali/kepala sekolah

  2) Membawa minuman keras 3) Berkelahi/ main hakin sendiri 4) Merusak sarana dan prasarana sekolah 5) mengambil milik orang lain 6) Membawa/menyebarkan selebaran yang menimbulkan keresahan 7) Berurusan dengan yang wajib karena melakukan kejahatan 8) Membawa senjata tajam tanpa sepengetahuan sekolah.

  9) Merubah/memalsu raport

  1C). Mengikuti organisasi terlarang 11 &gt;. Terlibat dalam penyalah gunaan narkoba/zat adiktif lainnya Nikah/kawin selama dalam pendidikan sekolah

  12

  ksi pelanggaran sesuai klasifikasi 1C Sai embalikan kepada orang tua dan dipersilakan mengajukan Dil nohonan keluar sekolah. pei La n-lain

  Apabila orang tua tidak memenuhi undangan sekolah maka siswa

  )

  1

  yang bersangkutan (kasus) tidak diperkenankan mengikuti pelajaran sampai orang tua wali murid datang ke sekolah.

  2) . Hal-hal yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan cemudian.

  3) . Peraturan ini berlaku sejak tanggal penetapan apabila dikemudian tari terdapat kekeliruan akan di tinjau dan ditetapkan kembali.

  I)eraturan sekolah yang berupa tata tertib sekolah merupakan aturan-aturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat di kumpulan lingkung an sekolah19. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa tata olah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu tertib se

  'ang lain sebagai aturan yang berlaku di sekolah agar proses dengan pendidikan dapat berlangsung dengan efektif dan efisien. Jadi, yang harus tata tertib sekolah adalah semua warga sekolah yaitu guru, menaati karyawai dan murid.

  Secara umum dibuatnya tata tertib sekolah mempunyai tujuan utama ia warga sekolah mengetahui apa tugas, hak dan kewajiban serta agar seni akan dengan baik sehingga kegiatan sekolah dapat beijalan dengan melaksai

  F rinsip tata tertib sekolah adalah diharuskan, dianjurkan dan ada lancar, yang tida k boleh dilakukan dalam pergaulan di lingkungan sekolah, ata tertib sekolah harus ada sanksi atau hukuman bagi yang melanggarnya. Menjatuhkan hukuman sebagai jalan keluar terakhir, harus dipertim tangkan perkembangan siswa. Sehingga perkembangan jiwa siswa tidak dai jangan sampai dirugikan. Tata tertib sekolah dibuat dengan tujuan sebagai 1 erikut20:

  1. Agai siswa mengetahui tugas, hak dan kewajibannya.

  2. Agai siswa mengetahui hal-hal yang diperbolehkan dan kreatifitas meningkat serta terhindar dari masalah-masalah yang dapat memailitkan dirinya.

  3. Agai siswa mengetahui dan melaksanakan dengan baik dan sungguh- sungjuh seluruh kegiatan yang telah diprogramkan oleh sekolah baik intra turikuler maupun ektrakurikuler.

  1 ata tertib sekolah bukan hanya sekedar kelengkapan dari sekolah, tetapi m irupakan kebutuhan yang harus mendapat perhatian dari semua pihak yatig terkait, terutama dari pelajar atau siswa itu sendiri. Sehubungan dengan 1 al tersebut, maka sekolah pada umumnya menyusun pedoman tata tertib sel olah bagi semua pihak yang terkait baik Guru, tenaga administrasi maupun siswa. Isi tata tertib sekolah secara garis besar adalah berupa tugas dan kewi jiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi.

  I engan penerapan tata tertib yang ditaati semua pihak maka seluruh proses yang ada didalamnya akan beijalan dengan lancar, itulah tujuan adanya ti ta tertib.

B. Tinjauai i tentang Sikap Disiplin

1. Pengertian Sikap

  a. Th irstone berpendapat bahwa sikap merupakan suatu tingkatan afektif, baik bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dei gan obyek-obyek psikologis, seperti: simbul, prase, slogan, orang, len baga, cita-cita dan gagasan.

  b. Hotvard Kendler mengemukakan, bahwa sikap merupakan kec enderungan (tendency) untuk mendekati (approach) atau menjauhi (av oid), atau melakukan sesuatu, baik secara positif maupun negatif terhadap sesuatu lembaga, peristiwa, gagasan atau konsep.

  c. Pai 1 Massen, dkk, dan David Krech, dkk berpendapat sikap itu melupakan suatu sistem dari tiga komponen yang saling berhubungan, yaitu kognisi (pengenalan), feeling (perasaan) dan action tendency (kecenderungan untuk bertindak).

  d. Sai ito Wirawan Sarwono mengemukakan, bahwa sikap adalah kesiapan seseorang bertindak terhadap hal-hal tertentu. la r i pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sikap adalah kondisi i pentalnya yang relatif menetap untuk merespon suatu obyek atau perangsang tertentu yang mempunyai arti, baik bersifat positif, netral, atau negatif, menyanggkut aspek-aspek kognisi,afeksi dan kecenderungan bertindak.21

  Pengertian diatas dapat dijelaskan dengan ilustrasi berikut: seorang mahasiswa muslim setelah mengetahui bahwa memakai jilbab/ busana muslim i u hukumnya wajib (aspek kognisi), timbul dalam hatinya perasaan senang e tau setuju untuk memakai jilbab itu (aspek afeksi), kemudian perasaan tersebut mendorong dirinya untuk memakai jilbab (aspek action

  tendency

  :dangkan menurut Prof Dr. Bimo Walgito, sikap dapat dipandang

  S

  &gt;rganisasi-organisasi keyakinan, pendapat seseorang mengenai sebagai objek yai g sedikit banyak bersifat konstan, yang disertai perasaan tertentu,

  )erikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau dan mem berperilal u dalam cara yang tertentu sesuai dengan yang dipilihnya .

2. Unsur (Komponen) Sikap

  a. Bimo Walgito menuliskan bahwa sikap itu mengandung 3 komponen, yaitu: 1) 1 komponen kognitif atau komponen perseptual, yaitu komponen j ang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan yaitu lal-hal yang berkaitan dengan bagaimana orang mempersepsi cfbjek sikap.

  2) itomponen afektif atau komponen emosional, yaitu komponen

  3 »ng berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap

  c Djek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan 2

  2 rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif atau negatif.

  3) Komponen konatif atau komponen perilaku atau action component, yaitu komponen yang berkaitan dengan kecenderungan untuk &gt;erperilaku terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan ntensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan &gt;ertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap. Komponen-komponen tersebut di atas merupakan komponen yang ituk struktur sikap seperti telah dipaparkan di depan upaya melihat membe ien-komponen yang membentuk sikap disebut analisis komponen kompoi ilisis struktur. atau an

  b. Syamsi] Yusuf dan Juntika Nurihsan juga menuliskan unsur sikap ada 3 yaitu: ur Kognisi (Cognition)

  1) Uns ir ini terdiri atas keyakinan atau pemahaman individu terhadap Un: objiik-objek tertentu, misalnya sikap kita terhadap peijudian, minuman ken s, dan sebagainya. Kita memahami dan meyakini bahwa peijudian dan minuman keras itu hukumnya haram.

  2) Unstir Afeksi (Feeling/ perasaan) Unsir ini menunjukkan perasaan yang menyertai sikap individu terh tdap suatu objek. Unsur ini bisa bersifat positif (menyenangi, menyetujui, bersahabat) dan negatif (tidak menyenangi, menyetujui, siki p bermusuhan). Kita sebagai orang Islam tidak menyenangi per udian atau minuman keras, karena kita tahu hukumnya haram.

  3) Uns ur kecenderungan bertindak (action tendency) Unsur ini meliputi seluruh kesediaan individu untuk bertindak/ merbaksi terhadap objek tertentu. Bentuk dari kecenderungan bert ndak ini sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur sebelumnya, misrlnya seorang muslim yang sudah meyakini bahwa judi itu hukumnya haram, dia akan membenci judi tersebut, dan dia cenderung akan menjauhi dan berusaha akan menghilangkannya.

3. Ciri-cirSikap

  Ijntuk membedakan sikap dengan aspek-aspek psikis lain seperti motif, k( biasaan, pengetahuan dan lainnya, Sarlito mengemukakan ciri- ciri sikap sebagai berikut:

  a. Dalai |i sikap selalu terdapat hubungan antara subjek-objek Tidak ada sikap yang tanpa objek-objek sikap itu bisa berupa benda, orang nilai-nilai, pandangan hidup, agama, hukum, lembaga masy&lt; irakat dan sebagainya.

  b. Sikap dapat tidak dibawa sejak lahir, melainkan dipelajari dan dibentuk melah i pengalaman-pengalaman karena sikap dipelajari, maka sikap jerubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan. Dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan.

  4. Fungsi Sbkap Sikap itu mempunyai beberapa macam fungsi (Katz dalam Secord dan Baclkman, 1964) yaitu: a. Sikap sebagai instrumen atau alat untuk mencapai sesuatu tujuan

  (inst mmental function)

  Sese prang mengambil sikap tertentu terhadap objek atas dasar pemi tiran sampai sejauhmana objek sikap tersebut dapat digunakan sebadai alat atau instrumen untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Kalau objek itu mendukung dalam pencapaian tujuan, maka orang akan mempunyai sikap yang positif terhadap objek yang bersabgkutan, demikian pula sebaliknya. Fungsi ini juga sering disebut sebagai fungsi manfaat (utility) atau juga disebut sebagai fungsi peny« suaian (&lt;adjustment) karena dengan mengambil sikap tertentu seseoang akan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingki ingannya.

  b. Sikap sebagai pertahanan ego Kadar g-kadang orang mengambil sikap tertentu terhadap suatu objek kareni hanya untuk mempertahankan ego atau akunya. Apabila seseorang merasa egonya terancam maka ia akan mengambil sikap tertenl i terhadap objek sikap demi pertahanan egonya. Misalnya orang tua mt ngambil sikap begitu keras (walaupun sikap itu sebetulnya tidak benar) hal tersebut mungkin karena dengan sikap tersebut keadaan ego ah u aku-nya dapat dipertahankan. c. Sik tp sebagai ekspresi nilai Yai g dimaksud ialah bahwa sikap seseorang menunjukkan bagaimana nila -nilai yang ada pada orang itu, misalnya berbagai macam sikap tent ng iklan di TV, ada yang setuju, tetapi juga ada yang tidak setuju. Sikap yang Diambil oleh seseorang mencerminkan sistem nilai yang ada i»ada diri orang tersebut.

  d. Sika

  5 sebagai Fungsi Pengetahuan

  Ini berarti bahwa bagaimana sikap seseorang terhadap sesuatu objek akan mencerminkan keadaan pengetahuan dari orang tersebut. Apabila peng etahuan seseorang mengenai sesuatu belum konsisten maka hal itu alan berpengaruh pada sikap orang itu terhadap objek tersebut.

  S. Pembentu kan Sikap

  Sikap bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir. Sikap itu dibentuk dan dipelajari melalui interaksi dengan lingkungannya, khususnyi lingkungan social termasuk lingkungan keluarga. Sikap yang ada pada seseorang terbentuk melalui persepsi. Yang dimaksud persepsi adalah pluses pengorganisasian dan penginterpresian stimulus yang diterima &lt; leh individu yang berlangsung secara integrated dalam diri individu, sehingga stimulus tersebut mempunyai arti (Walgito, 1990). Objek sik; p akan dipersepsikan oleh individu, dan hasil persepsi akan dicerminki n dalam sikap yang diambil oleh individu yang bersangkutan. pengetal uannya, pengalamannya, keyakinannya, proses belajarnya. Hasil mengena proses persepsi akan merupakan pendapat atau keyakinan individu menggiring hasil kognisi terhadap objek sikap sebagai aspek evaluatif, yang dap objek sikap, dan ini terkait dengan segi kognisi. Afeksi akan at bersifat positif atau negative. Hasil evaluasi dari segi afeksi akan mer gait segi kognisi, merupakan kesiapan untuk memberikan respon terhadap pbjek sikap. Salah satu media untuk pembentukan sikap adalah melalui komunikasi.

  D ipat dikemukakan bahwa sikap yang ada pada seseorang akan dipengaruhi oleh factor internal, yaitu segi fisiologis dan psikologis, serta factor-fak[or eksternal. Factor eksternal dapat berupa situasi yang dihadapi oleh individu, norma-norma yang ada dalam masyarakat, dan hambatan- hambatan serta pendorong-pendorong yang ada dalam lingkungan atau masyarakc t. Semua ini akan berpengaruh terhadap sikap yang ada pada diri seseor mg. Reaksi-reaksi yang dapat diberikan individu terhadap objek sikap dapat bersifat positif, tetapi juga dapat bersifat negative.

  Sedangkan menurut Sartain dkk ada 4 faktor yang mempengaruhi terbentukn ^a sikap yaitu: a. Faktor Pengalaman Khusus (Specific Experience)

  Hal ini berarti bahwa sikap terhadap suatu objek itu terbentuk melalui pengakjman khusus, misalnya para mahasiswa yang mendapat perlakuan baik dari dosennya, baik pada waktu belajar maupun diluar jam pe ajaran, maka akan terbentuk pada dirinya sikap yang positif

  29

  terhidap dosen tersebut. Sebaliknya apabila sikap perlakuan dosen senng marah-marah, menghukum, atau kurang simpati dalam peatmpilannya, maka pada diri mahasiswa akan terbentuk sikap neg; tive terhadap dosen tersebut.

  b. Fakor Komunikasi dengan orang lain {Communication with other

  people)

  Banyak sikap individu yang terbentuk disebabkan oleh adanya kon unikasi dengan orang lain. Komunikasi itu baik langsung (face to

  fa c t) maupun tidak langsung, yaitu melalui media massa seperti: TV, radio, film, Koran, dan majalah.

  c. Faktor Model Baryak sikap terbentuk terhadap sesuatu itu dengan melalui jalan mei gimitasi (meniru) suatu tingkah laku yang memadai model dirinya sep&lt; rti perilaku orang tua, guru, pemimpin, bintang film, biduan dan sebagainya. Seorang anak merasa senang membaca Koran, karena melihat ayahnya suka membaca Koran.

  d. Fak tor Lembaga-lembaga Sosial (Institutional) Sua w lembaga dapat juga menjadi sumber yang mempengaruhi terbentuknya sikap seperti: lembaga keagamaan, organisasi ken lasyarakatan, partai politik dan sebagainya.

  30

  6. Perubahan Sikap ! Larena sikap merupakan aspek psikis yang dipelajari, maka sikap itu dapjt berubah. Perubahan ini tidak terjadi dengan sendirinya, akan tetapi d pengaruhi oleh factor-faktor tertentu. Mc Guire mengemukakan tentang eorinya mengenai perubahan sikap itu sebagai berikut: a. Lea \ning Theory Approach (Pendekatan Teori Persepsi)

  Peni ekatan ini beranggapan bahwa sikap itu berubah disebabkan oleh pros es belajar atau materi yang dipelajari.

  b. Pen \eptual Theory Approach (Pendekatan Teori Persepsi) Pen ekatan teori ini beranggapan bahwa sikap seseorang itu berubah bila persepsinya tentang objek itu berubah.

  c. Cor sistency Theory Approach (Pendekatan teori Konsistensi) Dasar pemikiran dari pendekatan ini adalah bahwa setiap orang akan ben saha untuk memelihara harmoni internasional, yaitu keserasian atai keseimbangan (kenyamanan) dalam dirinya. Apabila kesi rasiannya terganggu, maka ia akan menyesuaikan sikap dan pen akunya demi kelestarian harmonisnya itu.

  d. Fur ctional Theory Approach (Pendekatan Teori Fungsi) Mei turut pendekatan teori ini, bahwa sikap seseorang itu akan berubah atai tidak, sangat tergantung pada hubungan fungsional (kemanfaatan) k bagi dirinya atau pemenuhan kebutuhan dirinya. obji

  31

7. Pengertu n Disiplin

  'engertian disiplin mengandung banyak arti. Good's dictionary o f

  1

  n Educatit menjelaskan disiplin sebagai berikut:

  s atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan, dorongan

  a. Pros kepentingan demi suatu cita-cita atau untuk mencapai tindakan atau yang lebih efektif.

  b. Pen&lt; arian suatu cara bertindak yang terpilih dengan gigih, aktif, dan hkan sendiri, sekalipun menghadapi rintangan dian

  c. Pen j endalian perilaku dengan langsung dan otoriter melalui hukuman atau hadiah dan/

  ;ekangan dorongan, sering melalui cara yang tidak enak

  d. Penj men sakitkan.

  Sedang "disiplin sekolah" didefinisikan sebagai kadar karakteristik keadaan serba teratur pada suatu sekolah tertentu atau cara-cara dan je n i; mana keadaan teratur itu diperoleh; pemeliharaan kondisi yang dengan membai tu kepada pencapaian fungsi-fungsi sekolah23 uga Webster's New World Dictionary memberikan sejumlah definisi kepada kata "disiplin" itu, empat yang pokok diantaranya adalah sebagai berikut:

  1) . Latihan yang mengembangkan pengendalian diri, karakter atau kea&lt; aan serba teratur dan efisiensi.

  2) . Has 1 latihan serupa itu; pengendalian diri, perilaku yang tertib;

  3) . Pen&lt; rimaan atau kepatuhan terhadap kekuasaan dan control; 4) . Perl ikuan yang menghukum atau menyiksa24.

  )efinisi-defmisi tersebut di atas menyarankan adanya dua pengerti m pokok tentang disiplin. Pengertian pertama adalah proses atau hasil p&lt; ngembangan karakter, pengendalian diri, keadaan teratur dan efisiensi Ini adalah jenis disiplin yang sering disebut "disiplin positif"

  L