Pengaruh ekstrak keong laut matah merah (cerithidea obtusa) terhadap sel kanker pada mencit C3H
don Per~kanan lndonesla I 2W7
1 Syr~thesis o f marine aaptamiue
aptamiuc parent dideinethoryaapta~llizn.
:: 6
:003. detection pl~annacologically
exarnplcs Indopasific marine aud
:d and Chctu (Nos 2-3):
E, Braekman JC. 2001. Extractiot~.
: ~ e n c e . u v a . ~ Marct 20061.
I 2005. Stem1 system pattrnl
cs 84-1 11.
;en Tratnper Wijffels 2005. Marins
1
.itless
WEG. 2004. I3iotechnotogical pote~ltial marine
LO Junc 200.1;
lin J L I I I ~ Lee H o ~ g Kiln cytotoxic
:s from sponge Nat (91: 121 5-
- 68
PROSIDING
Konferenr~ So~ns Kelor~tan d u n P e r ~ k i l n o n Indone:~a I <ampus FPIK - IPB Oramaga. 1 7- I e hli 2007
PENGARUH EKSTRAK U O N G LAUT MATAIT JIEKAH (c~rifliidea ohtusn) I'ERHADAP SKI, KANKEK PADA FIENCJT C311
Sri Pumaningsih
nripnrtelr~eti Tvknologi Has11 Perairan. Fakultas Pvrikanan dan Ilnju Ketautan IPB
Penrl~llan ini bertujuan untuk mengrlahu~ aktifitas dan keong laut matah rneral~ (C'erirhirlen obrrtro) srbagai anrikanker pada mencit CIH. Hasil UJI secara makrosLopis rnenunjukkan bahwa
semahrn tlnggi kolisen~rasi ekstrak keorlg laut matah rnerah yang drbenkan n~aka volume tumor
dan berat tomor pada rnencit, serta rasla tumor terhadap tubuh mencit adalah semakin rendah.
Hasil dari garnbamn secara rnlkroskopis merlunjukkan bahwa mencit kontrol mendapatkan skonng
l e s ~ o 13.05 (pcriurnbuhan tumor bath), nlerlcit yang diberi pelarut mempu~ai skorlng lesio 1 1,85
I perlumbuharl sedang), sedangkan pada nlellcii kclon~pok perlakuan ( konsentrasi 0,123 sanipai
dengan G.fi15 pglkg bcrat badan) mendapai skuring lcs~o 9.48 sampai drngsn 4,38 hcrani pertulnbuhan tumor buruk. l i a s i l pcnelitiarl srcara kcseluruhan meounjukkan bahwa ekstrak keong matah rnerah (Ctv~rhtrlerr ohrlrrn) mampu lnenghalnbat prrtumbuhan kanker pada menclt C'!H.
Kata kunci: Kanker, mencit CIH, dan keung n~atah merah ((L~-r/hirlcn nbrrrhrr)
Kankcr mcrupakatl pen yakit pcn ycbab kcmatian ~ ~ o ~ n o r 2 di h ~ n e r i k a
Seri kat. Pada tahun 200 1 j u ~ n l a h kctnatim yang disehabkan penyakit konkzr
sebanyak 553.78 h atau sekitar 22,95%. Kematian y ang disebabkan oleh kanker payudara untuk wanita pada t a h u ~ ~ 2001 scbesar 272.810 atau sebanyrll; 15% ( Stslistik kanker USA 20041, Di l~ldot~esia terdapa t kecenderunga~l pe~ingkatatl
iu~nlah yenderita kanker dari tahun ke tnhun. Depkes (2004) inenyatakan bahwa kebauyakan pet~derita k a t ~ k r r adalah wauita (b4,49%1 dtngan kasus tertinggi adalah kankcr rahitn dan payudara, adapu~l kisaran ulnur yang paliug tinggi adalah atltara utnur 45-75 tallu~l (5737%).
Scbagian besar penderita kanker di Indonesia memeriksakan diri ke dokter seteizh penyakit ?ang didcrita btrada dalain stadium yang sudah lunjut. Hal ini merlyuli tkan penanganan, dan ~nernsilukan tiudakan yatlg komplrk, waktu yalg lama serta biayn yang mahal, sedangkan hasilnya tnr~igecewakan dokter yang merarvat, pendcrita, maupun keluarganya. Scbenarnya kanker bukan merupakan pcnyakit yang tidak dapat discmbuhkat~. Sebaglat~ besar kanker dapat dintasi apabila dilakukan tindakan penanganan yai~g tepat dan dilakukai~ pada stadiuin dini (Mudigdo 2002).
Peneti tian tentang obat untuk kanker telah banyak dilakukan baik yang berasal dari darat tnaupun laut, termasuk
di
Indonesia. Indonesia inerupakan(2)
PROSIDING
Konfereni~ 5a1nr Kelouton don Perikanan lndonesla I K u m ~ l j r FPlK - tP8 Drornogg 1:-18 Juli 2007
negara kepulauarl dengan biodewrsitas tinggi. Kekayaan biota laut Indonesia sudah la~na dikenal dan diguilakan sebagai bahan baku dala~n pe~nbuatan obat- obatan. Dalam rat~gka memanfaatkan potensi ala~niah yang ada di perairan Indonesia dan dalan rangka tnenyediakan produk mcdis ala~ninh yang terkarakterisrtsi dengan baik dan terja~lgkau harganya, maka di lakukan pcneli tian tenlnng zat antikanker dari keong lnut matah merah.
Bahan dan Alat Penelitian
Penelitian ini menggunakan bahan utama dari keong lau! matah lnerah
(Ceri~hidea ohtrna) dan mencit C3H berasal dari WE.Heston National Cancer
Institute USA, mencit yang digunakan dipilih yang be rjenis ketami~l betina, serta bahan pei~dukung adalah bahan-bahan kimia untuk pewarnaan histopatologi.
Akat yaug digunakan pada prrlzli tian ini adalah alat-dat untuk eksrraksi dari keoi~g inatah nlrrah anlara lain erlenrneyer, carong pisah, kertas saring, I m c l i m cJl.uporuto~-, Jrcezc drying, timbangan, sedangkan untuk memelihara rnencit dibutuhkan kandang dan alat-alat untuk nle~nberi inakan. Adaputl alar-alat yang digunakat~ u~ltuk penleriksaan secara makroskopis dan pewanlaat1 histopntologi antara lait1 adalah janka sorot~g, parafinllilin, kaset, mrsin pe~rlotong jaringan, dll. Metode Penelitinn
Penelitian ini ~nenggunakau ckstrak dari kzong matah nlrrnh (Ct.rirl~icleu
ohrma) dcngan pelarut aceton uiltuk dicekokkan pada inencit dengan dosis 0; 0,123; 0,247 ; 0,37; 0,493; 0,6 1 5 palkg BB serta koiltrol pelarut I 0 ppm/kg BB.
Mewit yang dibutuhkan dalam penelitian ini adatah mencit resipie~l dan tnencii donor. Mencit resipien digunakan sebagai perlakuan pada penetitiail dipisahkan dalatn 7 kandang dan masing-masing kandang 5 mencit. Adapun lama perlakuan adalah 42 hari atau 7 minggu. Mencit dollor yang digunakan adalah ~nencit yang sudah dipasasi ke 9 dnri jaringan t u ~ ~ ~ o r jenis karsinolna tobular padat (sel kailker payudara tergolong malignan invasiflganas) sela~na 30 hari.
111. HASII, DAN PEMBAHASAW
Hasil pengamatan secara makroskopis terhadap volutne kanker karsinotna tobular padar menuiiukkan bahwa mrncit yang dibcri ekstrak keo~lg laut dari pzlarut aseton dengan konsentrasi semakin tinggi ~ n a k a ~ o l u m e kankcmya semakin kecil, ha1 ini dapat dilihat pada Gatnbar I .
THP
-
70 -PROSIDING
Konferensl Sains Keloutan don Per~konon lndoner~a
I;om,gur FPlK IPB Drumago. 18 Jull 2 N 7
I
Leterangan: K1 (Kontrol), K 2 (honrml K. ; 0,37;
BB). mall seitlah niinggu Cambar 1. Vrdume kanker paydara ~ncncit
analisis ragarn rnenu~~~ukkoll pelnberian ~nel-ah ( C e r i ~ A i d ~ a ohlrrsu) lninggu kc-1 sa~npai ming llyata (u= 0,05). mjnggu 11 prnitlgkatan voluine walaupun
tperlakuail tidal d~beri dail yan ini tncnunjukkaa pemberian mampu 1ne11g
I-Iassl analisis ragatn mznulljukan pc~nbcriail 1nrraI1 ( C r ~ i t h i r l ~ w uhf~lsu) me~nberikan pengaruh yaug nyat rasw berat jarillgin berat 1ne11cii akhi~
konsentmi scmakin reudah antara
bcra~ 4,53% pdkg
dengar1 ~naka kelolnpok rnencir ekstl
tnetnberikan sebzsar 73,94%. Kernampual r
pertumbuhan adenokarsinoma antan
kekualatl zat yatlg digunakau unluk uji, zat
lnrncit ujj tingkat 1'1ngkat tumor tinggi tuinr~r ~ n a k a seinakun dar
Ha1 int yemyman Priosot
nlznyatakan makin h a n p k tingkat ya ta11g coba terbentuknya tubuh sel
senlakin Pada penelitiail ini pasas1 jadi pzrlumbuhan sernakin gaans Prnga~natan
bent mcnclt dlsajikan Gambar ?
(3)
n Perikonon Indor,er~o 3gn 13 Jvli 2007
biodeversitas lndonesia
1 dan digunakan bahan pcmbuatan obat-
igka me~nanfaatkan potzilsi peralran
dam r a ~ & a tne~lyediakan rnedis
.gan tcrjangkau hargany ~ n a k a dilakukali penelitian matah
~nenggunakan bahan laul matah merah
.) mencit berasal dari WE.Heston lcit digurlakan dipilih berjcnis kela~nin
histopatologi. ;unakan pr~lelitiai~ alat-alat e k s t r h i .h erlenmeyer, pisah, sating, I8ocrrrn
t l ~ i r ~ ~ . timbangan, rncrnelihara ~nencit
16 alal-alat me~nberi slat-alat
leineriksaan secnra makroskopis dan pewarnaail histopatologi sarong, i i ~ u ' l i l i ~ ~ , kaset, mesin pernotong jaringan,
inc~lggut~akall ttiatah ~ n e n h ( C r ~ . i t l ~ i r f e n :larut acetoil dicekokkarl rnellcit dosis 0; '; 0,6 15 pg/kg BE serta koutrol pelarui 10 ppm/kg T3R.
dibutuhkan dalattl resipierl
mi
digunakat~ perlakuan pe~ieli tian'
dail kandang meucit. fa~naminggu. digunakarl
dipasasi jiiringan tunwr jenis karsinoma tobular padat
m tergolong inalignat1 invasiflganas) sela~na
111. HASlL
natan makruskopis karsillo~ila
unjukkaij ineticit ymg
n p n konsenlmsi volunie katlkernya
dapat Ga~nbar 1.
-
PROSlDlNG
Konferenr~ Lo4r.r Kelavton don Penkonon lndoneio I
Knmpus FPlK - IPB Dramago. 17-i8 J u l ~ 3hJ7
-
Keterangan: K1 (Kontrol), K 2 (Kontrol pelarut). K3, K4, K S , K b , K7
(knnsentrasi ekstrak: 0.123: 0,247 : 0.37; U,443: 0.615p@'kg
BB). Mencit kontrol mati setelah rnlnggu k e 4 .
Ganlbar I. Volume kanker payudara pada mrnci t C'3H selama 6 minggu Hasil analisis ragain tnenul~.iukkan bahwa pernberian ekstrak keong matah
~nerah (C~ri(hi~lt'll o h i i i ~ . ~ ~ ) dari minggu ke- 1 salnpai lninggu kc-6 ~neinberi katl pengaruh yang nyata
(u-
0,05). Pada mingpu ke-4 ~nulai terlihat adanya pet~ingkatan volume kanker, walaupun cliha~idingkan de;~gan kontrol masihIcbih
kecil @erIakuan yang tidak dibcri ekstrak d a ~ ~ psrlakuan y ~ n g dibcri pelarut), ha1 irii menu~ijukkan bahwa peinberin~l ekstrah mumpu lnengha~nbat pe~tumbuhnn kankur.
IIasil a~lalisis ragam tnenui~jukan bahwa pcmberian ekstrak keoilg watah
merah (C'o~ithii1t.u oh~rr.vu) lnemberikai~ pengaruh yang nyat n
(a=
0,05) terhadap ~.asio beru t jaringan kanker terl~adap berat t n e ~ ~ c i t pada akhir penelitian. Se~nakin tinggi konsentrasi ekstrak maka semakin rendah rasio antara berat jaringan kanker terhadap berat mencit, yaitu 4,539'0 pada dosis 0,615 p ~ ' k g B B Ri la dibandingkan dengan kontrol, rnaka kelolnpok rncllcil yang diberi ekstrak 11,615 pgtkg BBmemberikan respon sebesar 73,94%. Kelna~npuan dalam menghanbat
prrtu~nbuharl kanker adenokarsi~~oina pada mencit antara lain tergantung pada kekuatan znt ymg diguilakan untuk uji, koi~sci~trasi zat uj i . metabolislne dari metlci t u,j i dan tingkat pasase. T~ngkat pasase sel turnor sangat ~nenentukan, dimana semakin tinggi pasase tumor ~ n a k a setnakin ganas dan pertumbuhan tumor
semakin cepat. Hat ini sesual dengan pcmyataan Priosoeryanto (1994) yang menyatakan bahwa makin banyak tingkat pasase sel tumor yang di transplantasikan pada binatarlg coba maka terbentuknya tu~nor dalatn tubuh sanakin cepat dan sifat tumor seinakin ganas. Pada penclitian ini dipunakan pasase tutnor keseinbilan, jadi perturn buhan tumor s e ~ n a k i i ~ gatlas, Pengumatan terhadap rasio b e n t tuinor
(4)
PROSIDING
E~ntereni.~ 5o1nr Keloutiln 3an Per~kanan Indonesia I Rurrlpur. FPIK - IPB G r o m ~ y i l . 17-18 Juli 2007
Keterangan: K I (Kontrol), K2 (Lonrrol pelarut), K3, K4, KS, K6, K 7
(konsentrasi ekstrak: 0,123; IQ47; 0,37; 0,493; O.hl S ~ ~ g l k g BB).
Carnbar 2. Rasio berat kanker payudam dengan berat mencit C3H
Pengamatan terhadap berat tumor pada akhir peilelitiarl tnenujukkan bahwa pernherian ekstrak kcong matah ~ n e n h (Ceri~hilieu ohrtrsn) ~netnberikan p e ~ l g r u h yang ~lyain (u= 0.05). Hasil peilelitia~~ ~nenun,iukka~l bahwa ekstrak keong Inatah tnerah mampu menghambat proli frrasi sel kanker/cumor secara in v i l ~ o dan
lnekanisme kerjsnyn diduga dtngan cara rnengha~nbat petnbentukan pe~nbuluh darah baru alau hzrsi fat atitiat~giogctlesis. Menurut Bernik dan Jimeno (2001) menyatakan bahwa senyalva alanii laut yailg telah diuji ke~nampuannya d a i m ~ menghambal sel kanker baik secara ur i i i r a lnaupun in 1.i1.o adalah tcrrnasuk golongatl alkaloid (Ecteinascldins-743 dnri tunicat). Scuyawa i ~ l i tnelnpunyai ~nekanisme ke j a dengan ~ ~ e l a k u k a l ~ aikilasi dellgall residu g u a ~ ~ i n dau juga
bcrinterillsi d c n g n protein.
Pengarnatatl secara mikroskopis dilakukan dengall peineriksaan sccartl histopntologi. Adapun ciri dari sel kailker adenokarsinoma tobular prtdat adalah
tersusun dellgall struktur tobular yailg agak inonoton dan jaringan katlker trrsusuil secara kompak atau padat, jaringan stro~na sedikit hentuk se I bulat sampai bulat telut, berbentuk pseudolobular yang dipisahkarl oleh stromo (joringan ikat), rasio t~uklzus da11 sitoplasiila meniugkat Van Zwictcn (1 984).
Gambaran histopatologi secara uinuim rncnu~~jukkan sel berbentuk bulal , lonjong, poligonal, dan pada beberapa ternpat terdapa~ sel yang berbentuk kumpnran. Inti sel lnenunjukka~l hiperkromasi denpan kromaiin kasar dan sebagian inti mcnu~~jukkan adanya anak inti, serta rasio antara inti dengal? SI toplasma tne~lingkat (lensa okuler perbesaran 1 Ox dan obyekti f perbesaran 40x).
PROSIDING
lonfergnr~ So~nr d m Peritanon Indoneria Vurnpus IP6 Dramago. Juli
knnker. Di dnerah nckrosa ditemukai~ adarlya pembull ckstrak kznng matah rnerah
pel-tumbuhan kanker mrlalui pembuiuh Menurut nekrosis lnerupakan kematiaii sel meml
larurnya sel (kariolisis) penggumpalaa SI
fraglncntasi (karioreksis), hasil frakrnentasi ~ n t i
Ketcrangan: yang rnengala~lii
Gambar Jaringan
Ga~mbar (perbesanri 400.r) ~nrtiu~ljukkan g
perlilkuan dcngan konsentrasi rak matah n
ditulrlukn~l sel kmker. ynng ada hnnya sel a t a ~ ha1 ini dimungkinken pznahnnau
sesuai dellgan pernyataan ct al. lnerupnkan gel1 penek;ln yarlg s c r i ~ ~ g ~ncngalami
keganasan ditr~nukan matlusia. Iuaktifasi 1 aki admya mutasi gzr~ kare~la putusnya ikatal~ pro!ein
~lukleus sitoplasma. terdapat nonnal lnengatur siklus sel beserta kcrusaka
perbaikai~ jalur apoptosis, dan pro~nosi deferel
Ciambar 3 A dan B (pcrbcsaran 400x) menur~jukkan ga~nbaran histopatologi daerah ~iekrosa pada perlakuan pernberiaii ekstrak keorlg matah tnerah dengan
koilsentrasi ~nulai 0,37-U,6 15 pg/kg BB (K5 sa~rlpai K7) ditetnukan daerah nekrosa >50% bahkan IC10%, ha1 ini rrlctlutlj ukkan bahwa semakin ringgi konsentrasi yang diberi k ~ 1 1 111aka seinakir~ hzsar e frk yang ditimbulkan pada sel
(5)
K2 (Kontrol pelarut), t;J. K5, Kb,
:konstntrasi eksrrak: 0.247. 0,37: 0,493; 0.b 5pg'kg BB).
herat payudara dengau btrat C'3H
erhadap berat akhir penelitian ~~lenujukkan bahwa ;eong matah merah (Ceri~/tirl~ir ohtt~sn) ~ n e ~ n b e r i k a i ~ pengaruh 5). penr litian ~netiu~jukkatl matah nghambat proliferasi sel kanke~:itu~nor i.ivo ,a dengan cara ~nendlambal panbentukan petnbuluh ~rsifat antiangioge~lesis. Menurut Benlik datl limeno ) senyawa ala~ni taut yang telah diuji kcma~npuannya dalaill jnker sccara i l l ihirro 1 1 ~ q 1 1 9 1 i l l I ~ ~ I ~ O
(Ectcinascidins-743 Senyawa iui tnempunyai
kngan lnelakukan alkilasi dan juga
der~gan pemeri ksaall
bun ciri sel aderlokarsii~o~na tobular padat
~ k t u r agak tnonoton jaringan tersusun padat, stroma sedilut, bei-rtuk sel sa~npai bulat
:udolobular yarlg dipisahkan oteh strolna haringan ikat), ;ma ineningkat Zwicten
jtopatologi ulnuin metiur~jukkan dan tempat terdapat sel
menu~~jukkan hipcrkrotnasi dati
injukkan adanva wrta antara dengat1
okuler perbesaran 10x dan 40x).
Ian B 400x1 tnei~urijukkan gambaran
pel-lakuau ekstrak matah merah
0,37-0,615 pglkg sampai
lkan loo%, ha1 inenunjukkan sernakin berikan rnaka srmakin cfck ditin~bulkan
-
PROSlDlNG
Konferer,~~ Sains Ketoutan dan P e r i t ~ n o n Indonesio I
KOmpUS FPlK - IF0 Dromoga. 17- 18 Iur :Dl7
k a ~ k e r . Di dacrah nekr~sa juga ditemu kan adanya pernbuluh darah ha1 ini diduga bahwa ekstrak kcong rnatah merah mernbzrika~l respon penghanbaran
pertutnbuhau kanker ~nelalui peo~buluh darah. Menurut Hardjdukito (2006),
nekrosis merupdan kematian sel akibat kerusakan meinbran yang diikuti oleh ldrutnya inti srl (kariolisis) atau p e n g ~ u ~ n p a l a n inti dan selanjutnya diikuti otch
fragmentasi inti (karioreksis). dan hasil dari fralunentasi inti adalah sel debris.
Ketcrangan: A daerah yang rnengalarrli nekros~s; tl pembuluh darah
Cambar 3. Jaringall scl kanker
Ciatnhar 4 (perbesaran 4 0 0 ~ ) ~ n e n u ~ j u k k a n bahwa garnbarui~ histopatologi
pada pzriakuan denpail ko~ise~ltrasi eks trak keong matah merah 0,615 pg/kg BB tidak dite111uka11 sel Lanker, yang ada hanya sel lilnfosit ntau scl pertahanan tubuh, hnl ini dirnungkinken adauya pertahanan pada tubuh menci~ yang cukup tinggi. Ilal ini sesuai dengall pcmyataan dari Gita tpt al. (2004), dalam sel ada p53
~nerupahan gen penekan tulnur yang s e r i ~ ~ g mengalami inaktifasi pada sebagian besar keganasan yailg ditemukat~ pada manusia. Inaktifasi pada fu~igsi ini tejadi akibat adanya rnutasi gen karena purusnya ikatan protein atau keluamya protein p
53 dari uukleus ke dtoplasma. P53 terdapat secara nonnal dalaal tubuh, berfungsi
tnengatia siklus szl heserta respon seluler terhadap kerusakan DNA, replikasi, dan perbaikan DNA, induksi jalur apoptosis, dan proinosi deferensiasi seluler.
(6)
PROSIDING
Konferenr~ Solns Kelaulan dor~ Per~hanan Indones~o I
Kampur FPlK - IPB Orurnago 1 7 - 18 luli 2007
Keterangan: A: srl pertahanan. B: ~ntiltras~ jel tumor
Gambar 4. Payudara pada rnc~lci t perlakuan (perbesaran 400x)
Pada kotltrol perlakuan dan kontrol pelarut ditemukan adanya infiltrasi
kanker ke dalain epidermal, jaringan lemak dan otot, disa~rlping itu pada jarit~gan ini juga ditemukan pcm buluh darah datl jaringan nektusa antara 1 O0/6 salnpai
dengall 75%. Menurut Neri (2006) pelnbuluh darah yang terdapat pada daerah Lanker dibentuk olzh Tumor Angiognesis Faktor (TAF) atau yang dikenal dcngan
I.'a.soirlar Elrr/r>rc~lini Growth Fakror (VEGF). Jaringan kanker juga n~enghasilkan
kahohidrat, protein dan RNA yang diperlukan untuk inernbentuk kapiler-kapiIer ham.
Ganlharan ~ n i kroskupi k sccara keseluruha~l dilakukau cis11ga11 cam ~ n e ~ n b u n t skoring lesio. Dari hasil penelitinn dapat di simpulkan hahwa semakin ti tlggi
konmtrasi yaiig diberikau rnaka seinakit~ rcndah nilai skorii~g lesionya. Adapun skoring lesio hasil penrlitian disajjkan pada Tabcl 1.
'Tabel 1. Skoril~g lesio terhadap parameter pe~lilara~l kmker pada ~nerlcit U3 tI
Kcrcrangn. K I (Kontrol). K 2 (Kontrol pclarut), K3, K4, K5. Kb. K 7 (kol~sentrasi ekstrak: 0,123. 0.247, 0-37; 0,493; O . b l 5 vg,kg
BDI.
Kclompok perlaLuan K 3 sampai dzugan K7 (konsct~trasi 0,123 salnpal dengan 0,6 1 5 pdkg BB) ~neildapatkan skoring lesio rendah yaitu 9,48 sainpai dengan 4,38 yang berarti pertumbuhan tumor buruk. Kelo~npok kontrol (tanpa diberi apa-apa) ~ncrnpunyai nilai 13,OS ha1 ini berarti pertumbuhan tumor baik,
sedangkan kontrul pelatut (KP= diberi pelarur 10 pptn) mempunyai nilni 1 1.85 ha1
~ n i berarti pcrtumbuhan tumor sedang.
PROSIDING
Konferens~ X ~ n r Kelautan dan Per~ronon 1 Kampor FPlK - IPB Julr 2D07
tian tentang zat antikanker dai
c~lch pi (11. menur~jukkau Sp
tepung tulang 2,Q mgtkg B
pad3 pertuinbuhan kou
mernberi kan pcnghambatan 23.3% (a ~ 0 , 0 5 ) ke-11 setelah diillokulasi sel sarkoma S180
sedangkan kansuntrasi ing/kg BB ~nati ini inencir kontral inati sebelu~n hari sedane sa~npai hari ada
1V. KESIMPLTLAN
analisis ragam dari volume enal
kar~ker berat berat akhir pt
hahwn pemberian tnatah mdrah
i ~ ~ i me~~unjukkan huhwa rnainpu ~ n c r
Ga~nbaran secara keseluruha~~ irlrtlu kelo~npok perlakuatl dellgall (konsentrasi
pg!kg R R ) mendnpatka~~ skorillg re~tdah yailg berart i pertui~lhuha~~ tu~nor Kelotnpok i ~ ~ e ~ n p u t l y a i ha1 ini benrti pertu~nbuhai~
pclarut (KP- ~nrmpunyai nilai
prrtutnbuhatl tumor scdang.
Bemik dail Jimeno J . 2001. Dcpsipep~ide (NSC 26:26-33.
Gita Hernowo IM 7006. p53,
adenokarsi~loma kandu~tg empedu. Perhi~npunan Dol
-5.
Hardjolukito Prolil biomolekuker k s n k c r proknosis darl tctapi Perhimpunan Indunesin. 13:78-84.
Cheil L, Zhu k' d a ~ i 21
angiogenic
frotn cetorhinus maximum h:
(7)
- - - - - n f - - - - I "
-
-
, g f - ~ s
:l .sSrua .JeN ,a4q!uv3 runlu!xeur snu!qJolaa m!tr !s u ~ o q pahuapsroi~q!yu! yrmol% Journl pue 31ua;70!8utl j o uo!lazual?v~~q3 [a~!Rolo!q pue uo!le3g!~uap1 ' ~ 0 ; 'H o o ! ~ uep A
nyZ
'7 ~ U E M'M
O E ! ~ '1 u a q j '8 o c q.Sucp?s lorun] ut.qnqtunuad !u-tJaq !rl! ley ~ 8 ' 1 I !I?[!" ! ~ A u n d u ~ a u i (mdd 01 lrut'lad !Jaq!p d y ) ~rur?lad IOJIUOY ueqsuepas 'y !cq lousnl rrnqnqurnuad !cruaq !u! lay SO'$ I ~ c l t u !eLr~ndurarrr ( e d ~ - ~ d e uaq!p ~drrtl~) lo~lrroq y o d u ~ o l a y .yrunq jouinl rrcy nqrunvail !uwaq 3uvL ~ E ' P r~uSuap !vdui~s gk'6 ni!eL qepuaj o!ss[ Su!~oys u~qlodepuau~
(ag
8qfiiis
19'0uefiuap !cdui~s £2 1'0 !sei~uasuoy) ~ l j im3uap ~ c d u ~ ~ s 5~ rreny apad qc>duro[ay
aped EMyeq rrcyynr~rnwm uvyrunlasay ~ ~ 1 2 3 3 s ~ ! d o y s o ~ y !ur npmqureg 'lay uay u ~ q nqurnuad l e q u ~ ~ q l u s u ~ ndurcrrr p l s l y a uc~aqurad efilleq ~rcyynrunrraua !rl! [erI . e l ~ L u SiieiC qm~8rrad ueyp2quraur ywaii~ yeleur Brroay ywlsqa uepaqluad emyqq rwvnrunuaw ue!lqauad . I ! ~ E e p ~ d m q u q Jwaq uep ' ) ! ~ u ~ u I Icjaq depeq~al layueq J E J ~ O!SEJ 'n9;7u!ut uroua eurelas jayurq aum[oA uep urc3c~ S!SIlEUE?
NV'IfidMIIS31
'AT
yeur 3uuL ept! mnlaq ~ p - a y p y !edures u e n y q ~ d 1t3uau1 uey%uepas uvq 0~ urnlaqas !]ern jo~luoy 1!3uaru !u!
uc
!~!lauad rpcd '51 aq FEY ~ p ! ~ P U I ~ ds n y jaa
Z@UI 02 ay ~ S C ~ I U ~ S ~ ~ O J r p ~ d 1my8u~pas '!syafu! trc3uap 1x5 msaqas 08 [S e u r o q ~ ~ s ]as tselnyou!!p yejalas I 1-37!ley ~ p r d !,PUI snq!] ~ d v ~ a l (s(J'~> D) (y"/ur't~ rpsaqas ueiequ~tqfiuad my paqmaur
8~ S@ur 8 !se'iuasuoy rrped u~y4ucpas '~orrrni ueqnqurn~ad ~ p e d yru~8rrad rrvq!laquraur q ~ p y
~a
4y/Su1 0 ' ~ ! s u ~ ~ u ~ s u o q vpad (n!q u ~ y ! Suclnl Zui~dalpep PSYVJJ) g d~ uep g I d~ uvyaqruad aMyeq u u q n junuaut ( ~ 0 0 7 ) '10 13 O E ! ~ y a p
u~qnv1!p me[ I ! S E ~ !mp laylrcl!luc jez Buriua~ l!Duaul dcpey~al rrc!]!lauad
HE^ I!maur npcd ~alylmy ue!vl!uad ~a)aulmed d s p c q ~ a ~ o!s
~al!dt?y -~al!dey yn)uaquraur qwun q n p a d ! p 3uvL Q N ~ UEP ueq~~se$uaur ~ 3 n f layuey u ~ 3 t 1 u e i ' ( ~ 3 3 ~ ) J O J ~ ~ J Y I C ~ ~ O J ~
u ~ 3 l i a p Inrlay!p 9ueL nc)e ( 9 ~ 1 ) loiye,.j s!saua8o!SuV lotun1 I
q m e p eped ledep~a) Suv6 q m ~ p qnlnquisd (9002) uaN 1i-u
!edurcs %01 emlut? csoqau ue%uuer qcap qrqnqu~ad ua9upaf ~ p e d n,! Su!drues!p '10~0 u ~ p y w a [ ueSu!Jef '[euuap ! s ~ ~ l ~ ' j u ! cLuepe uaqnura)!p ruelad i o ~ ~ u o y uanycpad
S8'1i
SS'Z
52'1 06'2
-.-.
-
o ' q
8PL6
C'Z
0
00'1W80'1j1'2-
O'C8E'P
51'1 SL'O
0
0'1
NX
SO'€[ O'f
SE'I
06'7
-
1'5 - S'L
S9'I Stl'l
0'7
L'L
1l9' I
0'1 P'I
0 ' t O'Z
- I ! -
-
EY
_dxLY
fP'O
E6'I 00'1
OP'I
OLE
(8)
PROSIDING
KonIerensi Soins Keloulan don Penkonan Indones~o I
Kampus FPlK - lPB Dromogo. 17-18 Juli 2007
Ncri D. 2004. hlolccular targeting of angiogenesis: a definition. J . Biochimica et Biophysics Acta. 1654:39-49.
Pnosocrya~~ro B
P.
1994. Morphological attd cell biological studies of tumor i t 1domestic animals. Dissertation. Miyazaki
.
Japal-I.Van Zwieten M J . 1984. The Rat as Auimal Model in Breast Cancer Kesearch. Utrecht. Netherlands.
PROSiD/#G
Konferensi So~ns Kelal~lon PenLonon lndones~o Kornpur F P ~ K
-
6 Lromngo. 18 Jull 2C07EKSPIAORASI ALGICIDAL RUMP
PEKANGANAN ALC,iIA BLOC
Amin Alamsjah
PS Budidaya Pcra~ran. (Jna~r; UNAlR Mulyorqln. S
11 t I ; Emall alamsjah{($unair.ac.id ala~n:
H~rnl/trl algrr/ blnnn~ (HcrB) h n . ~ h ~ c n rer,itrlrr prublcnr /or pri tndtisfrie.7 in year% if need.! drr.eloyor~rrt o l d novel un nre~hod ro con fro1 H A 8. Thir-ly-seven species nr~~cr~ocr/$yte ( I l l C ~ I lore)
Rhndophjlol Itmet'e screened hv rrsing nrerhunrd ~'r7rde r ' t t t ~ l c t s .for H A B siwcig.5 7Be .ctrrrrrr ~ t c y c L'lvo,fnscinm crt~d I 1 ptvr lrrsrr ~ I ~ I I ~ , L ~ ~ I the 5 rrrrannq nrctcr'~)nlgd< (cl.<!eil. Slnrct~rre dclcr-n~inarrrirr r,ftr/grc rrlirl cumpol
L' / ~ ~ - r - f i , ~ t ~ i t - ~ r t, ire T ( I ~ ~ c ~ I - 4 , 7, /(I. 13-1~1roenoic ( I ( , I , / iHDT4). / I ~ O / L # [ C * iia
1.4L.J). rrttrl ~~'tt~rlrt~rr-li. Y, I.?. 15-fcfrflenoic acid (OfiTA) F n ~ y nerd co
rrnd L1 pemr\rr ~~,er-e rrlso nnn1l::cd Iy c n ~ ~ i l l i r r v pus rhr.onrrrrugr rr/n~ron\hrp ~ v i r h nlgicidnl r i c ~ r v i f ~ ~ . r ~ ~ s ~ t l t s iridiclofc thrr~ highr
f(rw~rrra onti li, per,~rr.~a. rhnumetl Irrpher cotitcIits of HDT.1, LA,
/)oiyrrt1srr~iir~1t~'d fnrry rrcrd (POFA) urr p tbrmrl ru be I-iynrJicrm/!v ( I ,
(~n!iqtto, (,', t)~(it-irirr, Fibr-o~-~/~,vr ~ o ~ ~ o r i r ~ ~ ~ , /l~~f1~1-11~ig1~10 (~L~rshr\t,rj. Ktir-e~
( J ~ P C I I ~ . ~ rrqrrinct Hrfurnrlrprn rrr~crrk~r rrq~rlr~~rtr, P~~uroct~rrrrlmnt n
Scr.i{)l~.s~e\/rr f ~ n c h o i r / r ~ ( ~ . wh~~rc~rr.r /r,~\ r.l]ihcliitm (~grrirr rt .4 /L,.I N H L ~ ~ I I I I I I ( T ~ I
pulykr~ko~rles. I / ic .str,p,yesr~d rhr~r fhr PIJF.4 Ir ~rrqf~rl r~iili,~(r~iun rrgcn/, 4
t - f i r f s .
H ~ ~ I - I I ~ J I I / ulgul bloom specia dilapork
seluruh dunia allcaman ~nanusia d:
sangnt Atnnvsic Shrll/ish
Fisk Diarrheiic Shell/.sh P oiso~litrg, Neiirotoxi~
Pdrabiic Beberapa bahan se
I Irydrogc*tr pt-roxi~lt~ (Ryu 15
srbagai cfek sterilis;
Kontrol seperti halnya (Garry tJt al., 1998),
1 905), p l ~ n k ~ o n i c riliures (Kamiyama, dan hetero~r
(Nakamur3, juga diujicobakan. bebcrapa
berpotensi mcrusak lingkungan perairan u! nl.. 2
Studi tenlang b a h a ~ ~ nlgicidal rumput terh; L3kisatc.a PI al. (19881, Nagayalna er u i .
(9)
PROSIDING
Konferensi Sains Kelautan dan Perikanan Indonesia I Kampus FPIK – IPB Dramaga 17-18 Juli 2007
PENGARUH EKSTRAK KEONG LAUT MATAH MERAH (cerithidea
obtusa) TERHADAP SEL KANKER PADA MENCIT C
3H
Sri Purwaningsih
Departemen Teknologi Hasil Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB
ABSTRAK
Penelinan ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas dan keong laut matah merah (Cerithidea obutsa) sebagai antikanker pada mencit C3H. Hasil uji secara; makroskopis menunjukkan bahwa semakin
tinggi konsentrasi ekstrak keong laut matah merah yang diberikan maka volume tumor dan berat (omor pada mencit, serta rasio tumor terhadap tubuh mencit adalah semakin rendah. Hasil dari gambaran secara mikroskopis menunjukkan bahwa mencit kontrol mendapatkan skonng lesio 13.05 (pertumbuhan tumor baik), mencit yang diberi pelarut mempuyai skormg iesio 11,85 pertumbuhan sedang), sedangkan pada mencii kelompok perlakuan (konsentrasi 0,123 sampai dengan 0,615 ug/kg berat badan) mendapat skoring les-io 9,48 sampai dengan 4,38 berani pertumbuhan tumor buruk. Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa ekstrak keong matah merah [Ceriihidea obtusa) mampu menghambat pertumbuhan kanker pada mencit C3H.
Kata kunci: Kanker, mencit C3H, dan keong matah merah (Cerithidea obtusa)
I. PENDAHULUAN
Kanker merupakan penyakit penyebab kematian nomor 2 di Amerika Serikat. Pada tahun 2001 jumlah kematian yang disebabkan peuyakit kanker sebanyak. 553,786 atau sekitar 22,95%. Kematian yang disebabkan oleh kanker payudara untuk wanita pada tahun 2001 sebesar 272.810 atau sebanyak. 15% (Statistik kanker USA 2004), Di Indonesia terdapat kecenderungan peningkatan jumlah penderita kanker dari tahun ke tnhun. Depkes (2004) menyatakan bahwa kebanyakan penderita kanker adalah wauita (64,49%) dengan kasus tertinggi adalah kanker rahim dan payudara, adapun kisaran umur yang paling tinggi adalah antara umur 45-75 tahun (57,57%).
Sebagian besar penderita kanker di Indonesia memeriksakan diri ke dokter setelah penyakit yang diderita berada dalam stadium yang sudah lanjut. Hal ini menyulitkan penanganan, dan memerlukan tiudakan yang komplek, waktu yang lama serta biaya yang mahal, sedangkan hasilnya mengecewakan dokter yang merawat, penderita, maupun keluarganya. Sebenarnya kanker bukan merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Sebagian besar kanker dapat dintasi apabila dilakukan tindakan penanganan yang tepat dan dilakukan pada stadium dini (Mudigdo 2002).
Penetitian tentang obat untuk kanker telah banyak dilakukan baik yang berasal dari darat tnaupun laut, termasuk di Indonesia. Indonesia merupakan
(1)
PROSIDING
E~ntereni.~ 5o1nr Keloutiln 3an Per~kanan Indonesia I Rurrlpur. FPIK - IPB G r o m ~ y i l . 17-18 Juli 2007
Keterangan: K I (Kontrol), K2 (Lonrrol pelarut), K3, K4, KS, K6, K 7
(konsentrasi ekstrak: 0,123; IQ47; 0,37; 0,493; O.hl S ~ ~ g l k g BB). Carnbar 2. Rasio berat kanker payudam dengan berat mencit C3H
Pengamatan terhadap berat tumor pada akhir peilelitiarl tnenujukkan bahwa pernherian ekstrak kcong matah ~ n e n h (Ceri~hilieu ohrtrsn) ~netnberikan p e ~ l g r u h yang ~lyain (u= 0.05). Hasil peilelitia~~ ~nenun,iukka~l bahwa ekstrak keong Inatah tnerah mampu menghambat proli frrasi sel kanker/cumor secara in v i l ~ o dan lnekanisme kerjsnyn diduga dtngan cara rnengha~nbat petnbentukan pe~nbuluh darah baru alau hzrsi fat atitiat~giogctlesis. Menurut Bernik dan Jimeno (2001) menyatakan bahwa senyalva alanii laut yailg telah diuji ke~nampuannya d a i m ~ menghambal sel kanker baik secara ur i i i r a lnaupun in 1.i1.o adalah tcrrnasuk golongatl alkaloid (Ecteinascldins-743 dnri tunicat). Scuyawa i ~ l i tnelnpunyai ~nekanisme ke j a dengan ~ ~ e l a k u k a l ~ aikilasi dellgall residu g u a ~ ~ i n dau juga bcrinterillsi d c n g n protein.
Pengarnatatl secara mikroskopis dilakukan dengall peineriksaan sccartl histopntologi. Adapun ciri dari sel kailker adenokarsinoma tobular prtdat adalah tersusun dellgall struktur tobular yailg agak inonoton dan jaringan katlker trrsusuil secara kompak atau padat, jaringan stro~na sedikit hentuk se I bulat sampai bulat telut, berbentuk pseudolobular yang dipisahkarl oleh stromo (joringan ikat), rasio t~uklzus da11 sitoplasiila meniugkat Van Zwictcn (1 984).
Gambaran histopatologi secara uinuim rncnu~~jukkan sel berbentuk bulal , lonjong, poligonal, dan pada beberapa ternpat terdapa~ sel yang berbentuk kumpnran. Inti sel lnenunjukka~l hiperkromasi denpan kromaiin kasar dan sebagian inti mcnu~~jukkan adanya anak inti, serta rasio antara inti dengal? SI toplasma tne~lingkat (lensa okuler perbesaran 1 Ox dan obyekti f perbesaran 40x).
PROSIDING
lonfergnr~ So~nr d m Peritanon Indoneria Vurnpus IP6 Dramago. Juli
knnker. Di dnerah nckrosa ditemukai~ adarlya pembull ckstrak kznng matah rnerah
pel-tumbuhan kanker mrlalui pembuiuh Menurut
nekrosis lnerupakan kematiaii sel meml
larurnya sel (kariolisis) penggumpalaa SI
fraglncntasi (karioreksis), hasil frakrnentasi ~ n t i
Ketcrangan: yang rnengala~lii
Gambar Jaringan
Ga~mbar (perbesanri 400.r) ~nrtiu~ljukkan g
perlilkuan dcngan konsentrasi rak matah n
ditulrlukn~l sel kmker. ynng ada hnnya sel a t a ~ ha1 ini dimungkinken pznahnnau
sesuai dellgan pernyataan ct al.
lnerupnkan gel1 penek;ln yarlg s c r i ~ ~ g ~ncngalami keganasan ditr~nukan matlusia. Iuaktifasi 1
aki admya mutasi gzr~ kare~la putusnya ikatal~ pro!ein
~lukleus sitoplasma. terdapat nonnal
lnengatur siklus sel beserta kcrusaka
perbaikai~ jalur apoptosis, dan pro~nosi deferel
Ciambar 3 A dan B (pcrbcsaran 400x) menur~jukkan ga~nbaran histopatologi daerah ~iekrosa pada perlakuan pernberiaii ekstrak keorlg matah tnerah dengan koilsentrasi ~nulai 0,37-U,6 15 pg/kg BB (K5 sa~rlpai K7) ditetnukan daerah nekrosa >50% bahkan IC10%, ha1 ini rrlctlutlj ukkan bahwa semakin ringgi konsentrasi yang diberi k ~ 1 1 111aka seinakir~ hzsar e frk yang ditimbulkan pada sel
(2)
K2 (Kontrol pelarut), t;J. K5, Kb, :konstntrasi eksrrak: 0.247. 0,37: 0,493; 0.b 5pg'kg BB).
herat payudara dengau btrat C'3H
erhadap berat akhir penelitian ~~lenujukkan bahwa ;eong matah merah (Ceri~/tirl~ir ohtt~sn) ~ n e ~ n b e r i k a i ~ pengaruh
5). penr litian ~netiu~jukkatl matah
nghambat proliferasi sel kanke~:itu~nor i.ivo ,a dengan cara ~nendlambal panbentukan petnbuluh
~rsifat antiangioge~lesis. Menurut Benlik datl limeno )
senyawa ala~ni taut yang telah diuji kcma~npuannya dalaill jnker sccara i l l ihirro 1 1 ~ q 1 1 9 1 i l l I ~ ~ I ~ O
(Ectcinascidins-743 Senyawa iui tnempunyai
kngan lnelakukan alkilasi dan juga
der~gan pemeri ksaall bun ciri sel aderlokarsii~o~na tobular padat
~ k t u r agak tnonoton jaringan tersusun
padat, stroma sedilut, bei-rtuk sel sa~npai bulat :udolobular yarlg dipisahkan oteh strolna haringan ikat), ;ma ineningkat Zwicten
jtopatologi ulnuin metiur~jukkan
dan tempat terdapat sel
menu~~jukkan hipcrkrotnasi dati
injukkan adanva wrta antara dengat1
okuler perbesaran 10x dan 40x).
Ian B 400x1 tnei~urijukkan gambaran
pel-lakuau ekstrak matah merah
0,37-0,615 pglkg sampai
lkan loo%, ha1 inenunjukkan sernakin
berikan rnaka srmakin cfck ditin~bulkan
-
PROSlDlNG
Konferer,~~ Sains Ketoutan dan P e r i t ~ n o n Indonesio I KOmpUS FPlK - IF0 Dromoga. 17- 18 Iur :Dl7
k a ~ k e r . Di dacrah nekr~sa juga ditemu kan adanya pernbuluh darah ha1 ini diduga bahwa ekstrak kcong rnatah merah mernbzrika~l respon penghanbaran pertutnbuhau kanker ~nelalui peo~buluh darah. Menurut Hardjdukito (2006), nekrosis merupdan kematian sel akibat kerusakan meinbran yang diikuti oleh ldrutnya inti srl (kariolisis) atau p e n g ~ u ~ n p a l a n inti dan selanjutnya diikuti otch
fragmentasi inti (karioreksis). dan hasil dari fralunentasi inti adalah sel debris.
Ketcrangan: A daerah yang rnengalarrli nekros~s; tl pembuluh darah
Cambar 3. Jaringall scl kanker
Ciatnhar 4 (perbesaran 4 0 0 ~ ) ~ n e n u ~ j u k k a n bahwa garnbarui~ histopatologi pada pzriakuan denpail ko~ise~ltrasi eks trak keong matah merah 0,615 pg/kg BB
tidak dite111uka11 sel Lanker, yang ada hanya sel lilnfosit ntau scl pertahanan tubuh, hnl ini dirnungkinken adauya pertahanan pada tubuh menci~ yang cukup tinggi. Ilal ini sesuai dengall pcmyataan dari Gita tpt al. (2004), dalam sel ada p53 ~nerupahan gen penekan tulnur yang s e r i ~ ~ g mengalami inaktifasi pada sebagian besar keganasan yailg ditemukat~ pada manusia. Inaktifasi pada fu~igsi ini tejadi akibat adanya rnutasi gen karena purusnya ikatan protein atau keluamya protein p
53 dari uukleus ke dtoplasma. P53 terdapat secara nonnal dalaal tubuh, berfungsi tnengatia siklus szl heserta respon seluler terhadap kerusakan DNA, replikasi, dan perbaikan DNA, induksi jalur apoptosis, dan proinosi deferensiasi seluler.
(3)
PROSIDING
Konferenr~ Solns Kelaulan dor~ Per~hanan Indones~o I Kampur FPlK - IPB Orurnago 1 7 - 18 luli 2007
Keterangan: A: srl pertahanan. B: ~ntiltras~ jel tumor
Gambar 4. Payudara pada rnc~lci t perlakuan (perbesaran 400x)
Pada kotltrol perlakuan dan kontrol pelarut ditemukan adanya infiltrasi kanker ke dalain epidermal, jaringan lemak dan otot, disa~rlping itu pada jarit~gan
ini juga ditemukan pcm buluh darah datl jaringan nektusa antara 1 O0/6 salnpai
dengall 75%. Menurut Neri (2006) pelnbuluh darah yang terdapat pada daerah Lanker dibentuk olzh Tumor Angiognesis Faktor (TAF) atau yang dikenal dcngan I.'a.soirlar Elrr/r>rc~lini Growth Fakror (VEGF). Jaringan kanker juga n~enghasilkan kahohidrat, protein dan RNA yang diperlukan untuk inernbentuk kapiler-kapiIer ham.
Ganlharan ~ n i kroskupi k sccara keseluruha~l dilakukau cis11ga11 cam ~ n e ~ n b u n t skoring lesio. Dari hasil penelitinn dapat di simpulkan hahwa semakin ti tlggi konmtrasi yaiig diberikau rnaka seinakit~ rcndah nilai skorii~g lesionya. Adapun skoring lesio hasil penrlitian disajjkan pada Tabcl 1.
'Tabel 1. Skoril~g lesio terhadap parameter pe~lilara~l kmker pada ~nerlcit U3 tI
Kcrcrangn. K I (Kontrol). K 2 (Kontrol pclarut), K3, K4, K5. Kb. K 7 (kol~sentrasi ekstrak: 0,123. 0.247, 0-37; 0,493; O . b l 5 vg,kg
BDI.
Kclompok perlaLuan K 3 sampai dzugan K7 (konsct~trasi 0,123 salnpal dengan 0,6 1 5 pdkg BB) ~neildapatkan skoring lesio rendah yaitu 9,48 sainpai dengan 4,38 yang berarti pertumbuhan tumor buruk. Kelo~npok kontrol (tanpa diberi apa-apa) ~ncrnpunyai nilai 13,OS ha1 ini berarti pertumbuhan tumor baik,
sedangkan kontrul pelatut (KP= diberi pelarur 10 pptn) mempunyai nilni 1 1.85 ha1 ~ n i berarti pcrtumbuhan tumor sedang.
PROSIDING
Konferens~ X ~ n r Kelautan dan Per~ronon 1 Kampor FPlK - IPB Julr 2D07
tian tentang zat antikanker dai
c~lch pi (11. menur~jukkau Sp
tepung tulang 2,Q mgtkg B
pad3 pertuinbuhan kou
mernberi kan pcnghambatan 23.3% (a ~ 0 , 0 5 )
ke-11 setelah diillokulasi sel sarkoma S180
sedangkan kansuntrasi ing/kg BB ~nati
ini inencir kontral inati sebelu~n hari sedane
sa~npai hari ada
1V. KESIMPLTLAN
analisis ragam dari volume enal
kar~ker berat berat akhir pt
hahwn pemberian tnatah mdrah
i ~ ~ i me~~unjukkan huhwa rnainpu ~ n c r
Ga~nbaran secara keseluruha~~ irlrtlu
kelo~npok perlakuatl dellgall (konsentrasi
pg!kg R R ) mendnpatka~~ skorillg re~tdah yailg berart i pertui~lhuha~~ tu~nor Kelotnpok i ~ ~ e ~ n p u t l y a i ha1 ini benrti pertu~nbuhai~
pclarut (KP- ~nrmpunyai nilai
prrtutnbuhatl tumor scdang.
Bemik dail Jimeno J . 2001. Dcpsipep~ide (NSC 26:26-33.
Gita Hernowo IM 7006. p53,
adenokarsi~loma kandu~tg empedu. Perhi~npunan Dol
-5.
Hardjolukito Prolil biomolekuker k s n k c r
proknosis darl tctapi Perhimpunan
Indunesin. 13:78-84.
Cheil L, Zhu k' d a ~ i 21
angiogenic
frotn cetorhinus maximum h:
(4)
- - - - - n f - - - - I "
-
-
, g f - ~ s
:l .sSrua .JeN ,a4q!uv3 runlu!xeur snu!qJolaa m!tr !s u ~ o q pahuap sroi~q!yu! yrmol% Journl pue 31ua;70!8utl j o uo!lazual?v~~q3 [a~!Rolo!q pue uo!le3g!~uap1 ' ~ 0 ; 'H o o ! ~ uep AnyZ
'7 ~ U E M'M
O E ! ~ '1 u a q j '8 o c q.Sucp?s lorun] ut.qnqtunuad !u-tJaq !rl! ley ~ 8 ' 1 I !I?[!" ! ~ A u n d u ~ a u i (mdd 01 lrut'lad !Jaq!p d y ) ~rur?lad IOJIUOY ueqsuepas 'y !cq lousnl rrnqnqurnuad !cruaq !u! lay SO'$ I ~ c l t u !eLr~ndurarrr ( e d ~ - ~ d e uaq!p ~drrtl~) lo~lrroq y o d u ~ o l a y .yrunq jouinl rrcy nqrunvail !uwaq 3uvL
~ E ' P r~uSuap !vdui~s gk'6 ni!eL qepuaj o!ss[ Su!~oys u~qlodepuau~
(ag
8qfiiis
19'0 uefiuap !cdui~s £2 1'0 !sei~uasuoy) ~ l j im3uap ~ c d u ~ ~ s 5~ rreny apad qc>duro[ay aped EMyeq rrcyynr~rnwm uvyrunlasay ~ ~ 1 2 3 3 s ~ ! d o y s o ~ y !ur npmqureg'lay uay u ~ q nqurnuad l e q u ~ ~ q l u s u ~ ndurcrrr p l s l y a uc~aqurad efilleq ~rcyynrunrraua !rl! [erI . e l ~ L u SiieiC qm~8rrad ueyp2quraur ywaii~ yeleur Brroay ywlsqa uepaqluad emyqq rwvnrunuaw ue!lqauad . I ! ~ E e p ~ d m q u q Jwaq uep ' ) ! ~ u ~ u I Icjaq depeq~al layueq
J E J ~ O!SEJ 'n9;7u!ut uroua eurelas jayurq aum[oA uep urc3c~ S!SIlEUE?
NV'IfidMIIS31
'AT
yeur 3uuL ept! mnlaq ~ p - a y p y !edures
u e n y q ~ d 1t3uau1 uey%uepas uvq 0~ urnlaqas !]ern jo~luoy 1!3uaru !u!
uc
!~!lauadrpcd '51 aq FEY ~ p ! ~ P U I ~ ds n y j
aa
Z@UI 02 ay ~ S C ~ I U ~ S ~ ~ O J r p ~ d 1my8u~pas '!syafu! trc3uap 1x5 msaqas 08 [S e u r o q ~ ~ s ]as tselnyou!!p yejalas I 1-37!ley ~ p r d !,PUI snq!] ~ d v ~ a l (s(J'~> D) (y"/ur't~ rpsaqas ueiequ~tqfiuad my paqmaur
8~ S@ur 8 !se'iuasuoy rrped u~y4ucpas '~orrrni ueqnqurn~ad ~ p e d yru~8rrad rrvq!laquraur q ~ p y
~a
4y/Su1 0 ' ~ ! s u ~ ~ u ~ s u o q vpad (n!q u ~ y ! Suclnl Zui~dal pep PSYVJJ) g d~ uep g I d~ uvyaqruad aMyeq u u q n junuaut ( ~ 0 0 7 ) '10 13 O E ! ~ y a pu~qnv1!p me[ I ! S E ~ !mp laylrcl!luc jez Buriua~ l!Duaul dcpey~al rrc!]!lauad
HE^ I!maur npcd ~alylmy ue!vl!uad ~a)aulmed d s p c q ~ a ~ o!s
~al!dt?y -~al!dey yn)uaquraur qwun q n p a d ! p 3uvL Q N ~ UEP ueq~~se$uaur ~ 3 n f layuey u ~ 3 t 1 u e i ' ( ~ 3 3 ~ ) J O J ~ ~ J Y I C ~ ~ O J ~
u ~ 3 l i a p Inrlay!p 9ueL nc)e ( 9 ~ 1 ) loiye,.j s!saua8o!SuV lotun1 I
q m e p eped ledep~a) Suv6 q m ~ p qnlnquisd (9002) uaN 1i-u
!edurcs %01 emlut? csoqau ue%uuer qcap qrqnqu~ad
ua9upaf ~ p e d n,! Su!drues!p '10~0 u ~ p y w a [ ueSu!Jef '[euuap ! s ~ ~ l ~ ' j u ! cLuepe uaqnura)!p ruelad i o ~ ~ u o y uanycpad
S8'1i SS'Z 52'1 06'2 -.-. -
o ' q
8PL6C'Z
0
00'1W80'1j1'2-
O'C
8E'P 51'1 SL'O 0
0'1
NX SO'€[
O'f
SE'I
06'7
-
1'5 -
S'L S9'I Stl'l 0'7
L'L
1l9' I 0'1 P'I 0 ' t
O'Z
-
I !
-
-
EY
_dxLY
fP'O
E6'I
00'1 OP'I OLE
(5)
PROSIDING
KonIerensi Soins Keloulan don Penkonan Indones~o I Kampus FPlK - lPB Dromogo. 17-18 Juli 2007
Ncri D. 2004. hlolccular targeting of angiogenesis: a definition. J . Biochimica et
Biophysics Acta. 1654:39-49.
Pnosocrya~~ro B
P.
1994. Morphological attd cell biological studies of tumor i t 1domestic animals. Dissertation. Miyazaki
.
Japal-I.Van Zwieten M J . 1984. The Rat as Auimal Model in Breast Cancer Kesearch. Utrecht. Netherlands.
PROSiD/#G
Konferensi So~ns Kelal~lon PenLonon lndones~o Kornpur F P ~ K
-
6 Lromngo. 18 Jull 2C07EKSPIAORASI ALGICIDAL RUMP
PEKANGANAN ALC,iIA BLOC
Amin Alamsjah
PS Budidaya Pcra~ran. (Jna~r; UNAlR Mulyorqln. S
11 t I ; Emall alamsjah{($unair.ac.id ala~n:
H~rnl/trl algrr/ blnnn~ (HcrB) h n . ~ h ~ c n rer,itrlrr prublcnr /or pri tndtisfrie.7 in year% if need.! drr.eloyor~rrt o l d novel un nre~hod ro con fro1 H A 8. Thir-ly-seven species nr~~cr~ocr/$yte ( I l l C ~ I lore) Rhndophjlol Itmet'e screened hv rrsing nrerhunrd ~'r7rde r ' t t t ~ l c t s .for
H A B siwcig.5 7Be .ctrrrrrr ~ t c y c L'lvo,fnscinm crt~d I 1 ptvr lrrsrr ~ I ~ I I ~ , L ~ ~ I the 5
rrrrannq nrctcr'~)nlgd< (cl.<!eil. Slnrct~rre dclcr-n~inarrrirr r,ftr/grc rrlirl cumpol L' / ~ ~ - r - f i , ~ t ~ i t - ~ r t, ire T ( I ~ ~ c ~ I - 4 , 7, /(I. 13-1~1roenoic ( I ( , I , / iHDT4). / I ~ O / L # [ C * iia
1.4L.J). rrttrl ~~'tt~rlrt~rr-li. Y, I.?. 15-fcfrflenoic acid (OfiTA) F n ~ y nerd co
rrnd L1 pemr\rr ~~,er-e rrlso nnn1l::cd Iy c n ~ ~ i l l i r r v pus rhr.onrrrrugr rr/n~ron\hrp ~ v i r h nlgicidnl r i c ~ r v i f ~ ~ . r ~ ~ s ~ t l t s iridiclofc thrr~ highr
f(rw~rrra onti li, per,~rr.~a. rhnumetl Irrpher cotitcIits of HDT.1, LA,
/)oiyrrt1srr~iir~1t~'d fnrry rrcrd (POFA) urr p tbrmrl ru be I-iynrJicrm/!v ( I ,
(~n!iqtto, (,', t)~(it-irirr, Fibr-o~-~/~,vr ~ o ~ ~ o r i r ~ ~ ~ , /l~~f1~1-11~ig1~10 (~L~rshr\t,rj. Ktir-e~ ( J ~ P C I I ~ . ~ rrqrrinct Hrfurnrlrprn rrr~crrk~r rrq~rlr~~rtr, P~~uroct~rrrrlmnt n
Scr.i{)l~.s~e\/rr f ~ n c h o i r / r ~ ( ~ . wh~~rc~rr.r /r,~\ r.l]ihcliitm (~grrirr rt .4 /L,.I N H L ~ ~ I I I I I I ( T ~ I
pulykr~ko~rles. I / ic .str,p,yesr~d rhr~r fhr PIJF.4 Ir ~rrqf~rl r~iili,~(r~iun rrgcn/, 4
t - f i r f s .
H ~ ~ I - I I ~ J I I / ulgul bloom specia dilapork
seluruh dunia allcaman ~nanusia d:
sangnt Atnnvsic Shrll/ish
Fisk Diarrheiic Shell/.sh P oiso~litrg, Neiirotoxi~
Pdrabiic Beberapa bahan se
I Irydrogc*tr pt-roxi~lt~ (Ryu 15
srbagai cfek sterilis;
Kontrol seperti halnya (Garry tJt al., 1998),
1 905), p l ~ n k ~ o n i c riliures (Kamiyama, dan hetero~r
(Nakamur3, juga diujicobakan. bebcrapa
berpotensi mcrusak lingkungan perairan u! nl.. 2 Studi tenlang b a h a ~ ~ nlgicidal rumput terh; L3kisatc.a PI al. (19881, Nagayalna er u i .
(6)
PROSIDING
Konferensi Sains Kelautan dan Perikanan Indonesia I Kampus FPIK – IPB Dramaga 17-18 Juli 2007
PENGARUH EKSTRAK KEONG LAUT MATAH MERAH (cerithidea
obtusa) TERHADAP SEL KANKER PADA MENCIT C
3H
Sri Purwaningsih
Departemen Teknologi Hasil Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB
ABSTRAK
Penelinan ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas dan keong laut matah merah (Cerithidea obutsa) sebagai antikanker pada mencit C3H. Hasil uji secara; makroskopis menunjukkan bahwa semakin
tinggi konsentrasi ekstrak keong laut matah merah yang diberikan maka volume tumor dan berat (omor pada mencit, serta rasio tumor terhadap tubuh mencit adalah semakin rendah. Hasil dari gambaran secara mikroskopis menunjukkan bahwa mencit kontrol mendapatkan skonng lesio 13.05 (pertumbuhan tumor baik), mencit yang diberi pelarut mempuyai skormg iesio 11,85 pertumbuhan sedang), sedangkan pada mencii kelompok perlakuan (konsentrasi 0,123 sampai dengan 0,615 ug/kg berat badan) mendapat skoring les-io 9,48 sampai dengan 4,38 berani pertumbuhan tumor buruk. Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa ekstrak keong matah merah [Ceriihidea obtusa) mampu menghambat pertumbuhan kanker pada mencit C3H.
Kata kunci: Kanker, mencit C3H, dan keong matah merah (Cerithidea obtusa)
I. PENDAHULUAN
Kanker merupakan penyakit penyebab kematian nomor 2 di Amerika Serikat. Pada tahun 2001 jumlah kematian yang disebabkan peuyakit kanker sebanyak. 553,786 atau sekitar 22,95%. Kematian yang disebabkan oleh kanker payudara untuk wanita pada tahun 2001 sebesar 272.810 atau sebanyak. 15% (Statistik kanker USA 2004), Di Indonesia terdapat kecenderungan peningkatan jumlah penderita kanker dari tahun ke tnhun. Depkes (2004) menyatakan bahwa kebanyakan penderita kanker adalah wauita (64,49%) dengan kasus tertinggi adalah kanker rahim dan payudara, adapun kisaran umur yang paling tinggi adalah antara umur 45-75 tahun (57,57%).
Sebagian besar penderita kanker di Indonesia memeriksakan diri ke dokter setelah penyakit yang diderita berada dalam stadium yang sudah lanjut. Hal ini menyulitkan penanganan, dan memerlukan tiudakan yang komplek, waktu yang lama serta biaya yang mahal, sedangkan hasilnya mengecewakan dokter yang merawat, penderita, maupun keluarganya. Sebenarnya kanker bukan merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Sebagian besar kanker dapat dintasi apabila dilakukan tindakan penanganan yang tepat dan dilakukan pada stadium dini (Mudigdo 2002).
Penetitian tentang obat untuk kanker telah banyak dilakukan baik yang berasal dari darat tnaupun laut, termasuk di Indonesia. Indonesia merupakan