Pengelolaan pemangkasan apel (Malus sylvestris Mill.) di PT. Kusuma Agrowisata Batu, Malang, Jawa Timur

PENGELOLAAN PEMANGKASAN APEL
(Malus sylvestris Mill.) DI PT. KUSUMA AGROWISATA,
BATU, MALANG, JAWA TIMUR

KHAERUNNISA
A24050854

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010

RINGKASAN

KHAERUNNISA. Pengelolaan Pemangkasan Apel (Malus sylvestris Mill.) di
PT. Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur. (Dibimbing oleh
WINARSO D. WIDODO)
Kegiatan magang dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan,
pengalaman, dan ketrampilan kerja penulis mengenai pengelolaan perkebunan
apel baik dalam aspek teknis di lapangan maupun aspek manajerial. Aspek teknik
khusus yang dipelajari adalah pengelolaan pemangkasan tanaman apel. Kegiatan

magang dilaksanakan pada tanggal 12 Februari sampai 12 Juni 2009 di
PT. Kusuma Agrowisata (PT. KA), Batu, Malang, Jawa Timur.
Kegiatan magang dilaksanakan dengan mengikuti kegiatan perusahaan
meliputi kegiatan di divisi agrowisata (departemen Budidaya Tanaman Tahunan,
departemen trading, dan departemen pemasaran wisata), serta divisi industri.
Pengumpulan data terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
melalui pengamatan di lapangan, diskusi dengan staf, karyawan kebun, dan petani.
Data sekunder diperoleh dari arsip perusahaan dan studi pustaka.
Kegiatan budidaya yang dilakukan selama magang antara lain kegiatan
pemupukan, perompesan, pemangkasan, pelengkungan, dan panen. Selain itu juga
dilakukan kegiatan pasca panen di departemen trading dan pemasaran wisata di
departemen pemasaran wisata.
Pemangkasan yang dilakukan oleh PT. KA yakni pemangkasan bentuk dan
pemangkasan pemeliharaan. Pemangkasan pemeliharaan meliputi pemangkasan
produksi, pemangkasan ringan (pewiwilan), dan pemangkasan peremajaan.
Pemangkasan produksi dilakukan secara bergilir sekitar satu bulan setelah panen
dengan selang waktu pangkas antar blok antara 1 - 2 minggu.
Pengamatan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tunas setelah
pemangkasan dilakukan pada 5 blok (F5, F6, C5, E4, dan B1) selama 10 minggu.
Masing-masing blok ditentukan tiga pohon contoh kemudian dari masing-masing

pohon dipilih tiga cabang. Peubah yang diamati meliputi jumlah tunas per cabang,
persentase pecah tunas per cabang, jumlah kuncup daun per cabang, jumlah
kuncup bunga per cabang, jumlah bunga per cabang, persentase fruit set, jumlah

buah per cabang, dan diameter buah per cabang. Hasil analisis menunjukkan
perbedaan yang nyata antara blok yang satu dengan yang lain pada semua peubah
yang diamati. Blok F6 menunjukkan produksi terbaik dibandingkan blok yang lain.
Hal ini terlihat dari jumlah kuncup bunga, jumlah bunga mekar penuh, persentase
fruit set, dan jumlah buah tertinggi berturut-turut sebesar 6.53, 24.14, 36.02, dan
8.45. Hal ini dipengaruhi oleh rata-rata jumlah ranting per cabang, umur tanaman,
kondisi iklim, waktu pemangkasan dan waktu pemupukan. Waktu pemangkasan
dan pemupukan sebaiknya dilakukan pada waktu yang tepat.

PENGELOLAAN PEMANGKASAN APEL
(Malus sylvestris Mill.) DI PT. KUSUMA AGROWISATA,
BATU, MALANG, JAWA TIMUR

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor


KHAERUNNISA
A24050854

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010

Judul : PENGELOLAAN PEMANGKASAN APEL (Malus
sylvestris Mill.) DI PT. KUSUMA AGROWISATA, BATU,
MALANG, JAWA TIMUR
Nama : KHAERUNNISA
NRP : A24050854

Menyetujui,
Pembimbing

Dr. Ir. Winarso D. Widodo, MS.
NIP 19620831 198703 1 001


Mengetahui,
Ketua Departemen

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr.
NIP 19611101 198703 1 003

Tanggal Lulus : ……………………….

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pekalongan, Jawa Tengah pada tanggal 25 Desember
1987. Penulis merupakan anak kedua dari Bapak Zaeni dan Ibu Haemanah.
Tahun 1999 penulis lulus dari SD Muhammadiyah 03 Pekajangan,
kemudian pada tahun 2002 penulis menyelesaikan studi di SMP Muhammadiyah
Pekajangan, Pekalongan. Selanjutnya penulis lulus dari SMAN 1 Pekalongan
pada tahun 2005 dan pada tahun yang sama penulis diterima di IPB melalui
USMI. Tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi
dan Hortikultura, Fakultas Pertanian.
Selama kuliah penulis aktif di organisasi kemahasiswaan. Tahun 2007

penulis sebagai sekretaris Departemen Sosial Politik Kabinet Garda Pertanian
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian IPB dan pada tahun
2008 sebagai staff Departemen Kajian Strategis Kabinet Matahari BEM Fakultas
Pertanian IPB. Selain itu penulis juga aktif di beberapa kegiatan kepanitiaan.
Penulis menjadi panitia seminar nasional Festival Tanaman (FESTA) XXVIII
pada tahun 2006 serta panitia Masa Perkenalan Fakultas (MPF) dan Masa
Perkenalan Departemen (MPD) pada tahun 2007. Tahun 2008 penulis menjadi
panitia seminar nasional BEM Seluruh Indonesia di IPB dan olimpiade seni dan
olahraga antar mahasiswa Fakultas Pertanian IPB (U-Cup A). Penulis tergabung
dalam organisasi mahasiswa daerah Ikatan Mahasiswa Pekalongan (Imapeka).
Penulis pernah menjadi asisten praktikum beberapa mata kuliah di
Departemen Agronomi dan Hortikultura. Tahun 2008 penulis menjadi asisten
praktikum mata kuliah Ekologi Pertanian dan tahun 2009 penulis menjadi asisten
praktikum mata kuliah Praktik Usaha Pertanian dan Tanaman Buah.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pengelolaan Pemangkasan
Apel (Malus sylvestris Mill.) di PT. Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa

Timur” dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat
penyelesaian tugas akhir Program Sarjana Departemen Agronomi dan
Hortikuktura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyampaikan terimakasih kepada Dr. Ir. Winarso D. Widodo, MS.
atas bimbingan dan arahan selama pelaksanaan magang serta penyusunan skripsi
ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ir. Diny Dinarti, MSi. dan
Prof. Dr. Slamet Susanto, MSc. selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan untuk perbaikan skripsi, Dr. Ir. Faiza Suwarno, MS. selaku dosen
pembimbing akademik, Ir. Agus Sugiantoro selaku pembimbing lapangan dan
seluruh karyawan PT. Kusuma Agrowisata atas bantuan dan bimbingan selama
pelaksanakan magang, serta teman-teman Agronomi dan Hortikultura’42 atas
kebersamaan dan kekompakannya. Kepada orang tua, kakak, dan adik yang telah
memberikan kasih sayang, doa, dan semangat penulis mengucapkan banyak
terimakasih. Semoga skripsi ini berguna bagi yang memerlukan.

Bogor, Juni 2010

Penulis

DAFTAR ISI


Halaman
DAFTAR TABEL ...............................................................................

v

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................

vi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................

vii

PENDAHULUAN
Latar Belakang .........................................................................
Tujuan .....................................................................................

1
2


TINJAUAN PUSTAKA
Botani Apel ..............................................................................
Syarat Tumbuh Apel.................................................................
Pemangkasan ............................................................................

3
4
5

METODE MAGANG
Tempat dan Waktu ...................................................................
Metode Pelaksanaan .................................................................
Pengamatan dan Pengumpulan Data .........................................
Analisis Data dan Informasi......................................................

7
7
7
8


HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum PT. Kusuma Agrowisata ..................................
Budidaya Tanaman Apel di PT. Kusuma Agrowisata................
Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Apel ................................

9
15
23

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ..............................................................................
Saran ........................................................................................

34
34

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................

35


LAMPIRAN ........................................................................................

38

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1.

Data Klimatologi Kota Batu Bulan Januari - April 2009 ...........

9

2.

Luas Areal Budidaya Tanaman di PT. Kusuma Agrowisata .....


10

3.

Jumlah Karyawan Divisi Agrowisata PT. Kusuma Agrowisata .

12

4.

Jumlah Karyawan Departemen Budidaya Tanaman Tahunan.........

12

5.

Produktivitas Karyawan dalam Budidaya Apel di PT. Kusuma
Agrowisata ...............................................................................

14

6.

Pemupukan Anorganik di PT. Kusuma Agrowisata ..................

17

7.

Waktu Panen Beberapa Varietas Apel di PT. Kusuma
Agrowisata ...............................................................................

21

Kelas Apel Berdasarkan Varietas dan Jumlah Buah per
Kilogram ..................................................................................

21

Pergiliran Waktu Panen dan Waktu Pangkas antar Blok
Pertanaman Apel di PT. Kusuma Agrowisata ...............................

25

Rekapitulasi Sidik Ragam Pertumbuhan dan Perkembangan
Tunas setelah Pemangkasan per Cabang Tanaman ....................

27

11.

Jumlah Tunas per Cabang Tanaman Apel .................................

28

12.

Jumlah Kuncup Daun per Cabang Tanaman Apel...........................

28

13.

Jumlah Kuncup Bunga per Cabang Tanaman Apel .......................

29

14.

Jumlah Bunga per Cabang Tanaman Apel ................................

30

15.

Waktu Pemangkasan pada Masing-Masing Blok ......................

30

16.

Jumlah Buah per Cabang Tanaman Apel.........................................

31

8.
9.
10.

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1.

Varietas apel di PT. Kusuma Agrowisata ....................................

11

2.

Jenis Pengolahan Tanah di PT. Kusuma Agrowisata .................

15

3.

Alur Pupuk pada Tanaman Apel ................................................

16

4.

Kegiatan Perompesan dan Pelengkungan di PT. Kusuma
Agrowisata ...............................................................................

18

5.

Kegiatan PHPT di PT. Kusuma Agrowisata ..............................

19

6.

Hama dan Penyakit Pertanaman Apel di PT. Kusuma Agrowisata

20

7.

Pemangkasan Produksi di PT. Kusuma Agrowisata ..................

24

8.

Pemangkasan Peremajaan di PT. Kusuma Agrowisata ...............

26

9.

Luka pada Cabang Tanaman Apel setelah Pemangkasan
Peremajaan................................................................................

26

Grafik Perkembangan Diameter Buah Apel ..............................

32

10.

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1.

Jurnal Harian sebagai Karyawan Harian Lepas ...........................

39

2.

Jurnal Harian sebagai Asisten Pengawas Kebun .......................

41

3.

Jurnal Harian sebagai Staff Departemen Pemasaran ..................

45

4.

Jurnal Harian sebagai Staff Departemen Trading ......................

46

5.

Jurnal Harian sebagai Staff Divisi Industri ................................

47

6.

Data Curah Hujan Kota Batu Tahun 1999 – 2008 .....................

48

7.

Peta Areal Wisata Apel Kusuma Agrowisata ............................

49

8.

Luas Areal Pertanaman Apel Wisata Petik Masing-Masing Blok di
Kusuma Agrowisata ....................................................................

9.

50

Data Produksi Apel PT. Kusuma Agrowisata Tahun 2007 - Maret
2009 .........................................................................................

51

10.

Struktur Organisasi PT. Kusuma Agrowisata ............................

52

11.

Struktur Organisasi Departemen Budidaya Tanaman Tahunan........

53

12.

Sidik Ragam Jumlah Mata Tunas per Cabang Tanaman Apel ..

54

13.

Sidik Ragam Jumlah Kuncup Daun per Cabang Tanaman Apel

54

14.

Sidik Ragam Jumlah Kuncup Bunga per Cabang Tanaman ......

55

15.

Sidik Ragam Jumlah Bunga per Cabang Tanaman Apel...........

55

16.

Sidik Ragam Jumlah Buah per Cabang Tanaman Apel .............

56

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Buah-buahan memiliki peluang besar untuk dikembangkan para pelaku
usaha tani dalam negeri karena permintaan terhadap buah sangat besar dan terus
meningkat di pasar internasional. Namun dalam kurun waktu yang sama juga
terjadi peningkatan impor buah-buahan dengan volume lebih besar daripada
volume ekspornya. Tahun 2004 sampai tahun 2006 volume ekspor buah-buahan
mengalami peningkatan dari 171 823 ton menjadi 262 359 ton sedangkan volume
impor mengalami peningkatan dari 355 258 ton menjadi 427 484 ton (Direktorat
Jenderal Hortikultura, 2008)
Apel merupakan jenis buah dengan volume impor terbesar dibandingkan
buah-buahan impor lainnya. Tahun 2008 volume impor apel mencapai 145 000 ton,
pir 95 000 ton, dan jeruk 25 000 ton (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2008).
Selain itu apel juga memiliki perbedaan volume ekspor-impor yang besar. Volume
ekspor apel pada tahun 2006 sebesar 141.12 ton sedangkan volume impornya
mencapai 116 087 ton (Departemen Pertanian 2009). Hal ini dipengaruhi oleh
penurunan jumlah produksi, perbedaan selera konsumen, dan permintaan terhadap
varietas-varietas apel impor yang lain.
Menurut Dinas Pertanian Kota Batu (2008), produksi apel di Kota Batu,
Malang, Jawa Timur (sentra produksi apel di Indonesia) mengalami penurunan.
Jumlah tanaman apel produktif pada tahun 2004 sebanyak 2 603 086 pohon
mengalami penurunan menjadi 1 595 772 pohon pada tahun 2008 sedangkan
produksi apel pada tahun 2004 - 2007 meningkat dari 919. 01 ton menjadi 1 425.12
ton tetapi pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 868.10 ton. Hal ini terjadi
karena serangan hama penyakit dan kondisi pertanaman yang sudah tidak produktif.
Pemangkasan merupakan salah satu aspek penting dalam budidaya apel yang
perlu diperhatikan secara khusus dan dikelola dengan baik dan tepat agar dapat
meningkatkan kembali produksi apel yang sudah ada. Di daerah tropis perompesan dan
pemangkasan pada tanaman apel dilakukan untuk menyiasati kondisi tumbuh

tanaman agar seperti daerah asalnya yakni di daerah temperate yang memiliki
musim gugur dan musim dingin untuk mematahkan dormansi secara alami
Menurut Verheij dan Coronell (1997) pemangkasan diperlukan untuk
memperbaiki keseimbangan tanaman antara bagian tajuk dan akar, antara
pertumbuhan bagian yang tua dan muda, keseimbangan antar cabang, dan antara
pertumbuhan dan pembuahan. Ferree dan Schupp (2003) menyatakan bahwa
pemangkasan dapat memperbaiki bentuk pohon, mendorong pertumbuhan,
pembungaan, dan pembuahan, meningkatkan kualitas buah, mengisi tanaman, serta
meningkatkan penyebaran dan penetrasi cahaya.
Kegiatan magang sebagai salah satu upaya untuk mengetahui secara
langsung pengelolaan perkebunan apel yang baik dan tepat khususnya dalam
aspek pemangkasan tanaman apel.
Tujuan
1.

Meningkatkan pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan kerja penulis
mengenai pengelolaan perkebunan apel baik secara teknis di lapangan maupun
secara manajerial terutama mengenai pengelolaan pemangkasan.

2.

Mempelajari pengelolaan pemangkasan pada tanaman apel.

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Apel
Apel (Mallus sylvestris Mill.) merupakan tanaman buah tahunan yang
berasal dari daerah Asia Barat Daya. Negara penghasil apel utama adalah Eropa
Barat, Rusia, Cina, Amerika Serikat, Turki, Iran, Jepang, dan Argentina (Kusumo
dan Verheij, 1997). Tanaman apel memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Divisio

: Spermatophyta

Subdivisio

: Angiospermae

Kelas

: Dycotyledoneae

Ordo

: Rosales

Famili

: Rosaceae

Genus

: Mallus

Spesies

: Mallus sylvestris Mill.

Pohon apel memiliki akar tunggang, berkayu cukup keras dan kuat, warna
kulit batang muda cokelat muda sampai cokelat kekuning-kuningan, dan setelah
tua berwarna hijau kekuning-kuningan sampai kuning keabu-abuan (Soelarso,
1996). Apel berdaun tunggal, berbentuk lonjong dengan ujung meruncing, berbulu
kasar dan tersebar di sepanjang cabang (Sunarjono, 2006).
Menurut Kusumo (1986) tanaman apel memilikik tiga macam tunas yakni
tunas campuran yang membentuk daun dan bunga yang kemudian disusul tunas
vegetatif di sampingnya, tunas taji yang beruas-ruas rapat dan pendek, dan ranting
yang tumbuh ke atas. Elliot dan Widodo (1996) menyatakan bahwa tanaman apel
pada umumnya membentuk bunga pada tunas campuran yakni tunas yang
mengandung mata tunas bunga sekaligus tunas daun, tunas bunga umumnya lebih
bulat dan berbulu dibandingkan dengan tunas yang menghasilkan daun saja.
Bunga apel termasuk bunga sempurna. Bunga ini memiliki bagian-bagian
yang lengkap yakni putik, benang sari, mahkota, dan kelopak (Untung, 1994). Bunga
berbentuk tunggal atau berkelompok dengan penyerbukan silang (Sunarjono, 2005).
Bunga apel bertangkai pendek, menghadap ke atas, bertandan, dan pada tiap tandan
terdapat 7 sampai 9 bunga (Soelarso, 1996). Mahkota bunga berjumlah lima helai
berwarna putih sampai merah jambu (Kusumo dan Verheij, 1997).

Buah apel mempunyai bentuk bulat sampai lonjong dengan pucuk buah
berlekuk dangkal. Biji berbentuk bulat dengan ujung meruncing, bulat berujung
tumpul, atau berbentuk antara keduanya. Warna buah merah tua, hijau kemerahmerahan, hijau kekuning-kuningan, hijau berbintik-bintik, dan sebagainya sesuai
dengan varietas. (Untung, 1994).
Syarat Tumbuh Apel
Tanaman apel di daerah tropik dapat tumbuh dan berbuah pada ketinggian
antara 700 - 1 200 m di atas permukaan laut. Suhu optimum yang dibutuhkan
berkisar antara 16 - 27 ºC dengan kelembaban udara antara 75 - 85 %. Selain itu
juga diperlukan curah hujan yang sesuai yakni antara 1 600 - 2 600 mm per tahun
dengan intensitas cahaya lebih dari 50 % (Kusumo, 1986).
Kusumo dan Verheij (1997) menyatakan bahwa di daerah asalnya yakni
daerah temperate pohon apel mengeluarkan daun secara serempak dan berbunga
pada musim semi yang diakhiri dengan terbentuknya kuncup sehingga dibutuhkan
suhu musim dingin yang rendah untuk pemecahan dormansi kuncup. Berbeda
halnya dengan kondisi di daerah tropik, pucuk tumbuh vertikal, dan daun bertahan
lebih lama sehingga tanaman apel menjadi hijau terus.
Menurut Palmer et al. (2003) di daerah temperate tunas menjadi dorman pada
akhir musim panas atau awal musim gugur dan tidak akan memulai tumbuh sampai
periode musim dingin yang diikuti kondisi lebih hangat pada musim semi. Menurut
Salisbury dan Ross (1995) dormansi kuncup dapat diakhiri dengan memberi suhu
rendah. Pematahan dormansi pada pohon buah-buahan pada suhu 5 - 7 ºC lebih
efektif daripada 0 ºC, apel misalnya memerlukan waktu 1 000 - 1 400 jam pada suhu
sekitar 7 ºC. Menurut Richardson et al. (1974) suhu efektif untuk pematahan
dormansi pada tanaman peach varietas Redhoven dan Elberta antara 0 - 15 ºC dan
respon maksimum diperoleh pada suhu antara 6 - 7 ºC.
Tanaman apel tumbuh baik pada tanah bersolum dalam, mempunyai bahan
organik tinggi, struktur tanah remah, dan gembur. Tanah tersebut harus
mempunyai aerasi, penyerapan air dan porositas yang baik. Jenis tanah latosol dan
andosol diniliai cocok untuk pertumbuhan tanaman apel sedangkan pH yang
dikehendaki adalah sekitar 6.5 (Soelarso, 1996).

Pemangkasan
Pemangkasan merupakan upaya untuk menghilangkan dominansi pucuk
berupa penghambatan oleh titik tumbuh pada pertumbuhan tunas di bawahnya dan
merupakan fungsi dari distribusi auksin (Harjadi, 1989). Dominansi pucuk atau
dominansi apikal adalah peristiwa di mana pertumbuhan batang utama dan organ
bagian atas (terminal) pada suatu tanaman mendominasi sehingga menghambat
pertumbuhan organ tanaman lainnya terutama organ bagian bawah (lateral)
(Fisher, 1992). Pertumbuhan vegetatif biasanya meningkat cepat setelah
pemangkasan pucuk secara intensif. Pertumbuhan yang terjadi disebabkan
pengalihan air, zat hara, dan cadangan pangan dari sistem perakaran tanaman yang
terganggu ke arah tunas yang lebih kecil (Harjadi, 1989).
Pemangkasan juga dilakukan untuk memperbaiki bentuk pohon,
mendorong pertumbuhan, pembungaan dan pembuahan, meningkatkan kualitas
buah, memperbaiki luka, mengisi tanaman, serta meningkatkan penyebaran dan
penetrasi cahaya (Ferree dan Schupp, 2003). Pemangkasan juga dapat
mengendalikan kondisi percabangan yang tumbuh tanpa terkendali. Kusumo
(1986) menyatakan bahwa tunas yang tumbuh di bawah batang utama bila subur
merupakan tunas air yang memanjang ke atas dan dapat menekan pertumbuhan
tajuk sedangkan bila tidak subur merupakan cabang yang tidak menguntungkan.
Menurut Soria (1992) pengelolaan budidaya apel secara terpadu dengan
pemangkasan sebagai salah satu aspek didalamnya memberikan keuntungan lebih
besar karena berkurangnya perlakuan fitosanitari, peningkatan kualitas buah,
penurunan kontaminasi oleh pestisida, dan pencapaian hasil antara 20 - 30 ton/ha.
Menurut Childers (1973) jenis dan jumlah pemangkasan yang dilakukan
tergantung umur, kerangka tanaman, kondisi kayu dan kulit kayu, ciri tumbuh,
dan kebiasaan varietas berbuah.
Menurut Ferree dan Schupp (2003) pemangkasan dibedakan menjadi dua
yakni penipisan (thinning out) dan pemancungan (heading back). Penipisan
dilakukan dengan memangkas seluruh tunas, cabang buah (spur), cabang atau
dahan sedangkan pemancungan dilakukan dengan memangkas sebagian dari tunas
atau dahan dan meninggalkan bagian yang lain yang akan menjadi tempat
pertumbuhan dan perkembangan tunas baru.

Menurut Elliot dan Widodo (1996) tanaman apel Indonesia memiliki
kebiasaan cenderung berbuah di sepanjang cabang lateral. Oleh karena itu
tindakan

pemangkasan

yang

dilakukan

diharapkan

mampu

mendukung

pertumbuhan cabang lateral sehingga tanaman dapat berproduksi secara optimal.
Hasil penelitian Mika (1992) menunjukkan bahwa pemangkasan pada
tanaman apel muda mengurangi jumlah tunas buah, buah yang terbentuk, dan hasil
panen. Mata tunas yang tersisa dari pemangkasan mendapat suplai makanan lebih
banyak karena jarak antara mata tunas dan dasar tanaman diperpendek sehingga mata
tunas yang tersisa menghasilkan tunas-tunas lateral yang tidak mampu membentuk
kuncup bunga. Menurut Askew et al. (2005) tanaman muda memerlukan
pemangkasan ringan kecuali untuk memilih cabang yang tepat dan setelah
memasuki usia berbuah pemangkasan rutin dapat menjaga kesehatan tanaman,
memperbaiki struktur pohon, dan mendorong terjadinya pembuahan.
Menurut Combs et al. (1994) respon tanaman yang dipangkas berupa
perubahan rasio akar dan tunas. Jika cabang dipangkas, hormon dan metabolit
kompleks yang dihasilkan daun dan pucuk menjadi berkurang dan hal ini akan
mengurangi pertumbuhan akar. Di sisi lain jika akar dipangkas, aliran hara dari
tanah, suplai hormon, dan cadangan makanan dari akar akan berkurang.
Menurut Kusumo (1986) bagian pada tanaman apel yang harus dipangkas
antara lain cabang yang sakit dan kering, cabang yang saling bergeser, dan cabang
yang membentuk sudut lancip.aElliot dan Widodo (1996) mengemukakan bahwa
Pemangkasan dilakukan pada cabang-cabang

yang berpenampilan jelek dan

cabang yang terlalu cepat tumbuh sehingga tajuk tanaman dapat dipertahankan
kekompakannya. Menurut Polomskia(2000) bagian tanaman yang sebaiknya
dipangkas antara lain carang (sucker), cabang yang patah, cabang yang tumbuh ke
bawah, cabang yang bersilangan, cabang yang ternaungi, cabang yang menyaingi
cabang utama, cabang kecil, dan cabang dengan arah tumbuh melingkar.

METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di PT. Kusuma Agrowisata (PT. KA), Batu,
Malang Jawa Timur. Kegiatan magang dilaksanakan dari tanggal 12 Februari 2009
sampai 12 Juni 2009.
Metode Pelaksanaan
Kegiatan magang dilaksanakan dengan mengikuti kegiatan perusahaan
baik aspek teknis budidaya tanaman maupun aspek manajerial perusahaan.
Kegiatan yang dilaksanakan antara lain kegiatan sebagai karyawan harian lepas
dan pendamping pengawas kebun di departemen budidaya tanaman tahunan
(BTT). Selain itu juga dilakukan kegiatan sebagai staff di departemen trading,
departemen pemasaran wisata, dan divisi industri. Kegiatan yang telah
dilaksanakan selama kegiatan magang tercatat dalam jurnal harian yang
dilampirkan pada Lampiran 1 sampai Lampiran 5.
Selama magang juga dilakukan kegiatan pengamatan yakni pengamatan
mengenai pengelolaan pemangkasan di PT. Kusuma Agrowisata dan petani di daerah
sekitar. Selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tunas setelah pemangkasan .
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan diperoleh dengan
menggunakan metode langsung untuk data primer dan metode tidak langsung
untuk data sekunder. Pengumpulan data dengan metode langsung dilakukan
dengan melakukan kegiatan dan pengamatan langsung di lapangan serta
wawancara dan diskusi dengan staff dan karyawan kebun, petani di daerah sekitar,
dan pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan magang. Pengumpulan data dengan
metode tidak langsung dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder dari arsip
perusahaan dan melalui studi pustaka.
Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap tanaman
setelah dilakukan pemangkasan produksi. Pemangkasan ini bertujuan untuk
mematahkan dormansi tunas dan merangsang tumbuhnya kuncup daun dan bunga.

Pemangkasan dilakukan sekitar sebulan setelah panen dan setelah dilakukan
perompesan. Data sekunder yang diperoleh berupa lokasi dan letak geografis
kebun, kondisi iklim, luas areal dan tata guna lahan, kondisi pertanaman dan
produksi, serta organisasi dan manajemen perusahaan.
Pengamatan dilakukan pada lima blok pertanaman apel yakni blok F5, F6,
C5, E4, dan B1 selama 10 minggu setelah pangkas (MSP). Masing-masing blok
ditentukan tiga pohon contoh kemudian dari masing-masing pohon dipilih tiga
cabang. Pada blok-blok yang diamati terdapat perbedaan umur tanaman dan jumlah
ranting per cabang. Umur tanaman pada blok F5, F6, dan E4 adalah 13 tahun, blok
C5 berumur 9 tahun, dan blok B1 berumur 16 tahun. Blok F5, C5, dan B1 memiliki
jumlah ranting rata-rata 3 ranting per cabang, blok F6 memiliki 4 ranting per
cabang, dan blok E4 memiliki 2 ranting per cabang. Pengamatan dilakukan terhadap
jumlah tunas per cabang, persentase pecah tunas per cabang, jumlah kuncup daun
per cabang, jumlah kuncup bunga per cabang, jumlah bunga per cabang, persentase
fruit set, jumlah buah per cabang dan diameter buah per cabang.

Analisis Data dan Informasi
Data yang diperoleh dianalisis baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Analisis kualitatif dilakukan dengan membandingkan fakta di lapangan dengan
ketentuan yang berlaku di perusahaan. Analisis kuantitatif dilakukan pada data
pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tunas setelah pemangkasan yakni
data jumlah tunas, kuncup daun, kuncup bunga, jumlah bunga, dan jumlah buah
dengan menggunakan uji F dan jika berbeda nyata dilakukan analisis nilai tengah
dengan uji lanjut metode Tukey pada taraf 5 %.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum PT. Kusuma Agrowisata
Letak Geografi atau Letak Wilayah Administratif
PT. Kusuma Agrowisata (PT. KA) terletak di Desa Ngaglik, Kecamatan
Batu, Kota Administratif Batu, Jawa Timur. Lokasi ini terletak sekitar 19 km dari
kota Malang dan berada pada ketinggian antara 680 - 1 700 m di atas permukaan
laut. Lokasi PT. KA berbatasan dengan Desa Ngaglik di sebelah utara, gunung
Panderman di sebelah selatan, Desa Pesanggrahan di sebelah timur, dan Desa Sisir
di sebelah barat.
Keadaan Tanah dan Iklim
Jenis tanah pada tempat ini adalah tanah andosol. Tipe iklim di daerah ini
termasuk tipe D (sedang) berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson dengan
rata-rata tinggi curah hujan 1539.8 mm/tahun (Lampiran 6). Suhu rata-rata
berkisar antara 16 - 30 °C. Kondisi klimatologi kota Batu selama bulan Januari
sampai April 2009 terdapat dalam Tabel 1.
Tabel 1. Data Klimatologi Kota Batu Bulan Januari - April 2009
No
1
2
3

Unsur Klimatologi
Curah Hujan
Hari Hujan
Lembab Nisbi Rata-Rata

Satuan
mm
hari
%

Januari
336
27
85

Februari
358
26
84

Maret
191
15
78

April
74
11
76

Sumber : Stasiun Klimatologi Karangploso Malang, 2009

Luas Areal dan Tata Guna Lahan
Total luas areal perusahaan adalah 62 ha dengan pemanfaatan utama untuk
areal budidaya dan sisanya untuk bangunan kantor dan fasilitas pendukung
lainnya. Areal budidaya terdiri atas tanaman tahunan dan tanaman semusim.
Tanaman tahunan meliputi apel, jeruk, jambu biji merah, kopi, dan buah naga
sedangkan tanaman semusim meliputi stroberi, rosella, paprika, tomat ceri, dan
tanaman hidroponik. Luas areal budidaya tanaman tahunan dan tanaman semusim
dapat dilihat pada Tabel 2 sedangkan pembagian areal kebun PT. KA dapat dilihat
melalui peta kebun yang terdapat pada Lampiran 7.

Tabel 2. Luas Areal Budidaya Tanaman di PT. Kusuma Agrowisata
Areal
Apel
Jeruk
Jambu Biji Merah
Buah Naga
Kopi

Luas (m2)
71 891
66 000
34 000
16 000
90 000

Areal
Stroberi
Paprika
Tomat Ceri
Hidroponik
Rosella

Luas (m2)
20 000
3 893
350
1 134
8 500

Sumber : Arsip Departemen Budidaya Tanaman PT. Kusuma Agrowisata, 2009, diolah.

Keadaan Tanaman dan Produksi
Apel sebagai komoditas andalan untuk tujuan agrowisata menempati areal
seluas ±7.2 ha, terdiri atas 32 blok dan terbagi dalam 7 blok besar yakni blok A,
B, C, D, E, F, dan G (Lampiran 8). Tanaman terdiri dari tanaman belum
menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM) karena ditanam pada
tahun tanam yang bervariasi dari tahun 1991 sampai tahun 2009. Secara umum
jarak tanam yang digunakan adalah 3 m x 3 m, tetapi pada beberapa areal
pertanaman terdapat juga jarak tanam 3 m x 3.25 m dan 2.5 m x 2.5 m sehingga
rata-rata populasi tanaman antara 1 111 - 1 500 tanaman/ha.
Produksi apel tahun 2007 mencapai 58.85 ton kemudian di tahun 2008
menurun menjadi 50.70 ton. Penurunan produksi masih terjadi pada tahun 2009,
selama Januari - Maret 2009 diketahui jumlah produksi apel sebesar 14.676 ton
lebih sedikit dari produksi pada bulan yang sama tahun sebelumnya yang
mencapai 20.515 ton (Lampiran 9). Hal ini terjadi disebabkan banyak tanaman
yang sudah mengalami penurunan produksi karena umur tanaman sudah tua atau
terserang penyakit yang sudah tidak dapat dikendalikan lagi.
Varietas yang ditanam antara lain Manalagi, Rome Beauty, Anna, dan
Wanglin tetapi pertanaman yang ada didominasi oleh varietas Manalagi. Apel
Manalagi memiliki rasa manis, daun lebar dan berwarna hijau tua, bunga
berwarna putih, kulit buah berwarna hijau kekuningan jika dibungkus sedangkan
jika dibiarkan terbuka maka akan muncul warna semburat merah. Apel Rome
Beauty memiliki rasa segar dan sedikit asam, daun panjang menyempit dan
berwarna hijau tua, bunga berwarna putih, dan kulit buah berwarna hijau
kemerahan. Anna memiliki rasa asam, daun meruncing dan berwarna hijau
kelabu, bunga berwarna putih kemerahan, dan kulit buah berwarna kuning
kemerahan. Apel Wanglin memiliki rasa manis, daun

oval dengan ujung

meruncing, bunga berwarna putih, dan kulit buah mulus berwarna hijau berbintik.
Gambar 1 menunjukkan jenis varietas apel yang ditanam di PT. Kusuma Agrowisata.

a

c

b

d

Gambar 1. Varietas Apel di PT. Kusuma Agrowisata : a) Anna, b) Manalagi,
c) Rome Beauty, d) Wanglin
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Perusahaan merupakan badan usaha milik perseorangan yang dipimpin
oleh seorang direktur utama. Perusahaan terdiri atas lima divisi yakni divisi
agrowisata, hotel, estat, agro industri, serta divisi klinik agribisnis dan agrowisata
(KAA). Masing-masing divisi terbagi dalam beberapa departemen (Lampiran 10).
Divisi agrowisata terdiri dari enam departemen yakni departemen Budidaya
Tanaman Tahunan (BTT), Budidaya Tanaman Semusim (BTS), Trading, Pemasaran
Wisata, Keuangan Umum dan Administrasi (KUA) dan Food and Beverage dan
Entertainment. Setiap departemen dipimpin seorang kepala departemen.
Jumlah karyawan di setiap departemen divisi agrowisata berbeda-beda sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan. Tabel 3 menunjukkan jumlah karyawan pada setiap

departemen di divisi agrowisata. Departemen BTT memiliki jumlah karyawan
terbanyak karena banyaknya kegiatan yang dilakukan terutama kegiatan di lapangan.
Tabel 3. Jumlah Karyawan Divisi Agrowisata PT. Kusuma Agrowisata
Departemen
Keuangan Umum dan Administrasi (KUA)
Trading
Pemasaran Agrowisata
Food and Baverage dan Entertainment
Budidaya Tanaman Semusim (BTS)
Budidaya Tanaman Tahunan (BTT)
Total

Jumlah (orang)
35
15
16
25
20
53
164

Sumber : Arsip Departemen Keuangan Umum dan Administrasi PT. Kusuma Agrowista, 2009, diolah

Departemen BTT menangani budidaya tanaman apel, jeruk, buah naga, jambu
biji merah, dan kopi. Departemen ini yang mengatur jenis buah dan area pertanaman
yang akan dijadikan kawasan petikan. Departemen BTT dipimpin oleh seorang kepala
departemen yang membawahi 3 pengawas kebun dan 1 staf administrasi, serta
memiliki 44 karyawan harian lepas (KHL) (Tabel 4 dan Lampiran 11).
Tabel 4. Jumlah Karyawan Departemen Budidaya Tanaman Tahunan
Jabatan
Kepala Departemen
Pengawas Kebun
Staff Administrasi
KHL

Laki-Laki
1
3
1
44
49

Jumlah
Perempuan
0
0
0
4
4

Total
1
3
1
48
53

Sumber : Departemen Budidaya Tanaman Tahunan PT. Kusuma Agrowisata, 2009, diolah

Pengelolaan Tenaga Kerja Tingkat Staf
Pengelolaan manajemen departemen BTT dipimpin oleh kepala departemen
yang dibantu oleh pengawas kebun dan staf administrasi. Kepala departemen
memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membuat dan melaksanakan anggaran
pendapatan dan belanja yang telah disetujui, membuat rencana kerja tahunan,
bulanan, dan harian, bertanggung jawab terhadap keseluruhan kegiatan produksi di
kebun, serta mampu mengarahkan pengawas dan staf administrasi dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Pengawas kebun bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengelolaan
kebun pada seluruh komoditas tanaman tahunan yang ada. Tugas pengawas kebun

antara lain mengecek kelengkapan alat dan bahan, memberikan pengarahan
kepada karyawan harian, mengawasi, mengontrol dan menilai pekerjaan
karyawan, mengamati dan memperhatikan pengaruh hasil kerja yang dilakukan
terhadap kondisi pertanaman, menganalisis dan mengevaluasi dengan tepat,
melaporkan, dan mendiskusikan dengan kepala departemen.
Staf administrasi bertanggung jawab terhadap pengelolaan kegiatan
administrasi kebun. Tugas staf administrasi antara lain menyiapkan buku absensi
karyawan, menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan, menerima, memeriksa
dan mencatat pengiriman atau pengeluaran dan penerimaan barang, memeriksa
buku laporan pengawas dan membuat laporan gaji harian, mingguan, dan bulanan.
Staf administrasi juga diberi tanggung jawab dalam pengawasan kegiatan
pengendalian hama dan penyakit tanaman (PHPT). Staf administrasi menyiapkan
kebutuhan bahan-bahan untuk kegiatan PHPT, mengawasi pelaksanaan kegiatan,
mengontrol hasil kegiatan, dan melihat pengaruhnya terhadap kondisi pertanaman.
Pengelolaan Tenaga Kerja di Lapangan
Pengawas memberikan pengarahan setiap pagi sebelum ke lapangan
kepada KHL mengenai kegiatan yang akan dilakukan dan membagi mereka ke
dalam beberapa kegiatan tersebut. Jam kerja berlangsung selama enam jam dari
pukul 06.00 - 12.30 dengan waktu istirahat pada pukul 09.00 - 09.30.
Kegiatan yang dilakukan terbagi atas sistem harian dan sistem borongan.
Sistem ini menentukan upah yang diberikan. Pada sistem harian upah didasarkan
pada banyaknya jumlah hari kerja, Rp 21 000 untuk karyawan pria dan Rp 18 500
untuk karyawan wanita. Jika dilakukan lembur maka diberikan upah tambahan
sebesar Rp 3 500 per jam, baik karyawan pria maupun wanita. Sistem borongan
dilakukan dengan pertimbangan efisiensi waktu dan biaya. Upah pada sistem
borongan didasarkan pada prestasi yang telah dicapai karyawan berupa luasan
lahan atau jumlah pohon yang telah dikerjakan.
Kegiatan pengelolaan yang dilakukan oleh KHL antara lain pemupukan,
pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, serta panen. Kegiatan
yang dilakukan dengan sistem borongan antara lain pengolahan tanah,
perompesan, dan persiapan pemupukan. Kegiatan pengolahan tanah dilakukan

oleh KHL tetapi upah diberikan dengan sistem borongan sesuai dengan luasan
lahan yang dikerjakan. Kegiatan perompesan biasanya dilakukan oleh tenaga kerja
dari luar dengan sistem upah didasarkan pada luasan lahan yang dikerjakan.Upah
kegiatan persiapan pemupukan didasarkan pada jumlah dan jenis pohon untuk
TBM Rp 300 per pohon sedangkan TM Rp 400 per pohon.
Berdasarkan pengamatan di lapangan diketahui bahwa produktivitas
karyawan belum mencapai standar yang ditetapkan perusahaan pada beberapa
kegiatan budidaya yang dilakukan. Tabel 5 menunjukkan prestasi kerja karyawan
untuk kegiatan pemupukan, pewiwilan, penyemprotan, pelengkungan, dan panen
masih jauh dari standar prestasi kerja perusahaan, tetapi prestasi kerja pada kegiatan
perompesan yang telah mencapai standar prestasi kerja perusahaan yakni
10 pohon per HOK. Kegiatan pemangkasan dengan prestasi kerja antara 8 - 10 pohon
per HOK karyawan hampir mencapai standar prestasi kerja perusahaan yakni
12 pohon per HOK .
Tabel 5. Produktivitas
Agrowisata
Kegiatan
Pemupukan
Perompesan
Pemangkasan
Pewiwilan
Penyemprotan
Pelengkungan
Panen

Karyawan dalam Budidaya Apel di Kusuma

Standar
----------------1600
10
12
30
0.37 Ha
50 TBM
300 kg

Prestasi Kerja
Karyawan
( Pohon/HOK)
1320
8 - 10
8 - 10
20
0.1 Ha
30 TBM
160 kg

Keterangan ; HOK : Hari Orang Kerja (1 HOK = 6 jam/hari)

Mahasiswa
---------------525

5-6
5
12
30 TBM
160 kg

Budidaya Tanaman Apel di PT. Kusuma Agrowisata
Budidaya tanaman apel yang dilakukan PT. Kusuma Agrowisata (PT. KA)
berhubungan dengan fungsi pertanaman untuk petikan wisata yang membutuhkan
produksi secara kontinyu. Kegiatan budidaya dilakukan secara rutin dan bergilir
antara blok yang satu dengan yang lain sejak bibit ditanam sampai tanaman
berproduksi. Kegiatan budidaya yang dilakukan antara lain pengolahan tanah,
pemupukan, perompesan, pemangkasan, pelengkungan cabang, pengendalian
hama dan penyakit tanaman, panen, dan pasca panen.
Pengolahan tanah
Kegiatan pengolahan tanah yang dilakukan yakni sengkreng dan silep.
Sengkreng dan silep dilakukan sebelum pemupukan untuk membersihkan lahan dari
gulma di bawah tajuk pohon agar pupuk yang diberikan lebih efektif. Pada kegiatan
sengkreng gulma yang telah dibersihkan dijadikan mulsa (Gambar 2a) sedangkan
pada kegiatan silep gulma dimasukkan kembali ke dalam tanah (Gambar 2b).
Kegiatan pengolahan tanah selain memperbaiki struktur dan tekstur tanah
juga sebagai bentuk sanitasi lahan. Sanitasi lahan dapat mengurangi kompetisi
tanaman dengan gulma dalam memperoleh makanan sehingga tanaman dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal.

a

b
Gambar 2. Jenis Pengolahan Tanah di PT. Kusuma Agrowisata: a)
Sengkreng, gulma yang telah dibersihkan dijadikan mulsa b)
Silep, gulma yang telah dibersihkan dimasukkan kembali ke
dalam tanah.

Pemupukan
Pemupukan yang dilakukan oleh PT. KA menggunakan pupuk organik dan
pupuk anorganik. Sebelum dilakukan pemupukan dilakukan persiapan pemupukan
yakni pembuatan alur pupuk. Menurut Soelarso (1996) pupuk di berikan mengelilingi
tanaman dengan membuat alur sedalam 20 cm dan pada jarak selebar tajuk daun.
Jarak untuk TM sekitar 1 m dan untuk TBM sekitar 0.5 m (Gambar 3).

a

b
Gambar 3. Alur Pupuk pada Tanaman Apel: a) TBM, b) TM
Pupuk organik diberikan melalui tanah. Pupuk yang digunakan adalah pupuk

kandang dengan dosis 40 kg per tanaman dan pupuk hijau dari sisa tanaman di sekitar
pertanaman apel. Pupuk kandang diberikan satu kali dalam setahun. Pupuk anorganik
yang diaplikasikan dapat berupa pupuk padat atau pupuk cair. Pupuk padat seperti
NPK dan ZA diaplikasikan melalui tanah sedangkan pupuk cair seperti gandasil D,
gandasil B, dan mono kalium fosfat (MKP) diaplikasikan melalui daun.
Gandasil D diaplikasikan bersamaan dengan penyemprotan pestisida
untuk sedangkan gandasil B diaplikasikan bersamaan dengan penyemprotan ZPT.
Gandasil B diberikan setelah perompesan sampai menjelang berbunga sebanyak 4
sampai 5 kali sedangkan gandasil D diberikan 2.5 bulan setelah rompes sampai
menjelang panen sebanyak 2 sampai 4 kali. Aplikasi pupuk anorganik cair
dilakukan bersamaan dengan aplikasi penyemprotan pestisida dan zat pengatur
tumbuh. MKP diberikan dengan konsentrasi 10 g/l untuk merangasang
pertumbuhan akar dan pembungaan.

Tabel 6 menunjukkan jenis dan dosis pupuk padat yang diberikan pada
tanaman. Kusumo (1986) menyatakan bahwa jenis dan dosis pupuk pada tanaman
apel dibedakan untuk tanaman belum berbuah (TBM) dan telah berbuah (TM).
TBM membutuhkan lebih banyak unsur N untuk mendorong pertumbuhan
vegetatifnya sedangkan TM membutuhkan pupuk dengan kandungan unsur lebih
komplek yakni N, P, K untuk mendukung produksi buah yang dihasilkan.
Tabel 6. Pemupukan Anorganik di PT. Kusuma Agrowisata
Umur

Jenis

TBM1
TBM II
TBM III
TBM IV
TM I

Dosis (g/pohon)

ZA
ZA
ZA
ZA
NPK

100
200
300
300
500

Sumber : Pengamatan di lapang

Perompesan dan Pelengkungan
Perompesan merupakan kegiatan menggugurkan daun secara buatan untuk
mematahkan dormansi mata tunas yang disebabkan oleh perbedaan iklim yang terjadi.
Di daerah asalnya yakni daerah temperate tanaman apel mampu

mematahkan

dormansi secara alami karena adanya musim gugur.aMenurut Soelarso (1997)
perompesan dapat menstimulasi terbukanya kuncup lateral dan terminal. Perompesan
di PT. KA dilakukan secara manual dengan tangan (Gambar 4a). Pelaksanaan
perompesan di PT. KA biasanya satu bulan setelah panen dan dilakukan secara
rutin dan bergilir mengikuti jadwal pemetikan yang ada.
Menurut Kusumo dan Verheij (1997) gabungan antara pelengkungan,
perompesan, dan pemangkasan pucuk akan memicu pertumbuhan pucuk lateral
secara maksimum untuk mengisi kerangka pohon. Pelengkungan dilakukan untuk
mengatur arah percabangan, membentuk kerangka pohon, dan memicu
pertumbuhan tunas lateral sehingga dapat tumbuh merata di sepanjang cabang.
Pelengkungan dilakukan setelah tanaman dirompes dan dipangkas. Pelengkungan
di PT. KA membentuk pohon tetap pendek sehingga memudahkan pemetikan..
Pelengkungan mulai dilakukan pada tahun ke-2 sampai tahun ke-4 dengan
mengikatkan tali rafia pada cabang utama (Gambar 4b).

b

a

Gambar 4. Kegiatan perompesan (a) dan Pelengkungan (b) di PT. Kusuma
Agrowisata
Pemangkasan
Secara umum pemangkasan dilakukan untuk memperbaiki bentuk tanaman
dan meningkatkan produksi dan kualitas buah. Pemangkasan pada tanaman apel
dibedakan atas pangkas bentuk dan pangkas pemeliharaan. Aspek teknis ini
selanjutnya akan dibahas tersendiri pada bab berikutnya.
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (PHPT)
Pengendalian hama dan penyakit tanaman (PHPT) merupakan kegiatan
penting dalam budidaya tanaman apel di PT. KA karena hama dan penyakit yang
menyerang pertanaman mempengaruhi pertumbuhan dan produksi buah yang
dihasilkan. Kegiatan PHPT yang dilakukan meliputi monitoring, sanitasi dan
penggunaan pestisida.
Kegiatan PHPT intensif dilakukan karena hama dan penyakit dapat
menyerang kapan saja bahkan di setiap fase pertumbuhan tanaman. Kegiatan
monitoring setiap blok dilakukan 2 atau 3 hari sekali. Jika dalam monitoring
ditemukan gejala serangan hama atau penyakit maka dilakukan tindakan sanitasi
sebagai bentuk pengendalian tahap awal. Sanitasi dilakukan dengan memangkas
bagian yang terserang, membuangnya dari kebun atau dibakar. Penyemprotan
dengan bahan kimia dilakukan jika pengendalian tahap awal tidak dapat
mencegah serangan hama dan penyakit.
Dosis dan jenis pestisida yang digunakan untuk penyemprotan disesuaikan
dengan fase pertumbuhan tanaman karena jenis hama dan penyakit yang

menyerang hampir tidak pernah sama di setiap fase pertumbuhan. Penyemprotan
dilakukan dengan menggunakan power sprayer (Gambar 5a).
Bentuk pengendalian hama dan penyakit yang lain adalah pengolesan
fungisida pada batang tanaman (Gambar 5b). Fungisida yang diberikan adalah
fungisida berbahan aktif tembaga oksida 56 % dengan dosis 2 g/liter air dan sulfur
15 % berdosis 3 – 6 ml/liter air. Pengolesan dilakukan untuk mencegah penyakit
terutama jamur yang disebabkan oleh kelembaban yang tinggi pada saaat musim
hujan atau yang disebabkan oleh perlakuan pemangkasan.

a

b
Gambar 5. Kegiatan PHPT di PT. Kusuma Agrowisata: a) Penyemprotan
Pestisida, b) Pengolesan Fungsida
Penyemprotan pada setiap blok dilakukan dengan intensitas yang cukup

tinggi yakni setiap satu minggu sekali. Meskipun demikian kegiatan ini kurang
berfungsi optimal karena siklus serangan hama dan penyakit tidak dapat terputus.
Perbedaan fase tumbuh tanaman antara blok yang satu dengan yang lain yang
menyebabkan perbedaan siklus kegiatan budidaya yang dilakukan, seperti
perompesan dan pemangkasan. Perbedaan tersebut menyebabkan penyebaran hama
dan penyakit sangat mudah terjadi.
Gambar 6 menunjukkan beberapa jenis hama dan penyakit yang
menyerang pertanaman apel di PT. KA. Jenis hama utama yang menyerang yakni
kutu daun (Aphis pomi) dan ulat daun (Spodoptera litura (Rhagoletis pomonella).
Penyakit utama yang menyerang yakni bercak daun (Marssonina coronaria) dan
jamur upas (Corticium salmonicolor).

a

c

b

d

Gambar 6. Hama dan Penyakit Pertanaman Apel di PT. Kusuma Agrowisata:
a) Kutu Daun (Aphis pomi), b) Ulat Daun (Spodoptera litura) c)
Bercak Daun (Marssonina coronaria), e). Jamur Upas (Corticium
salmonicolor).
Panen
Panen yang baik dilakukan pada umur panen yang tepat karena hal ini
akan berpengaruh terhadap kondisi dan kualitas buah yang dihasilkan. Menurut
Childers (1973) apel yang dipanen sebelum matang biasanya berukuran lebih
kecil, warna kurang cerah, asam, keras, hambar, dan mudah terserang penyakit.
Sebaliknya, apel yang dipanen terlalu matang maka buah tersebut tidak tahan
simpan, dan cepat busuk. Sunarjono (2006) menyatakan bahwa tanda-tanda buah
yang sudah tua antara lain kulit mengkilap licin, pangkal buah padat rata, tangkai
buah retak, dan daun kelopak pada ujung regang.
Beberapa varietas apel memiliki perbedaan waktu panen. Menurut
Yuniarti et al. (1990) apel Manalagi mulai matang pada umur 114 hari setelah
bunga mekar sedangkan apel Rome Beauty siap petik ketika berumur 120 - 135 hari
setelah bunga mekar, saat diameter buah mencapai ± 7 cm dan warna merah hampir
mencapai 45 %. Tabel 7 menunjukkan waktu panen beberapa varietas apel di PT. KA.

Tabel 7. Waktu Panen beberapa Varietas Apel di PT. Kusuma Agrowisata
Varietas
Manalagi
Anna
Rome Beaty
Wanglin

Waktu Panen (BSR*)
4.5 - 5
4 - 4.5
5 - 5.5
5 - 5.5

Sumber : Hasil diskusi dengan pengawas departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT), 2009
* Bulan setelah rompes

Kegiatan panen di PT. KA terdiri atas panen untuk petikan wisata oleh
pengunjung dan panen sisa petikan oleh karyawan. Pengunjung diberikan
kebebasan memilih buah yang ingin dipetik. Panen sisa petikan dilakukan setelah
blok tersebut selesai dijadikan kawasan petik. Buah sisa petikan biasanya
langsung disortir di kebun. Buah kemudian dibawa ke departemen trading untuk
dijual ke konsumen atau ke divisi industri untuk dijadikan bahan baku olahan.
Pasca Panen
Kegiatan pasca panen dilakukan hanya untuk buah sisa petikan wisata.
Kegiatan pasca panen yang dilakukan antara lain penyortiran, pengkelasan,
pengemasan, dan pengepakan. Penyortiran dapat langsung dilakukan di kebun.
Sortasi dilakukan dengan memisahkan buah yang layak dikonsumsi dan buah yang
akan dijadikan bahan baku produk olahan.
Kriteria buah untuk konsumsi yakni berbentuk normal, ukuran sesuai standar,
tidak busuk, atau cacat sedangkan kriteria buah untuk produk olahan yakni berukuran
kecil, bentuk abnormal dan tidak busuk. Buah yang layak konsumsi dapat langsung
dijual kepada konsumen tanpa dikelaskan terlebih dahulu seperti pada pedagang
apel pada umumnya. Buah dihargai berdasarkan jumlah kilogram buah yang
dibeli. Pedagang apel pada umumnya mengkelaskan berdasarkan varietas dan
jumlah buah per kilogram, yakni kelas A, B, dan C. (Tabel 8).
Table 8. Kelas Apel berdasarkan Varietas dan Jumlah Buah per Kilogram
Varietas
Rome Beauty
Manalagi
Anna

A (Buah/kg)
4
6-7
6-7

B (Buah/kg)
5- 6
8 - 10
8 - 10

Sumber : Diskusi dengan karyawan departemen trading

C (Buah/kg)
7- 8
11 - 13
11 - 13

Proses pasca panen buah apel di PT. KA tidak ditangani secara khusus.
Buah apel yang akan dijual di departemen trading pada umumnya hanya
diletakkan pada keranjang plastik yang diletakkan pada tempat terbuka tanpa
dilakukan pengemasan khusus. Namun terkadang dilakukan pengemasan terhadap
buah yang akan dijual ke pasar swalayan. Buah apel dikemas dalam plastik khusus
(wrapping). Bentuk kemasan ini dapat meningkatkan nilai jual buah karena tampilan
menjadi lebih menarik dan mengurangi kerusakan mekanis seperti memar atau
goresan pada kulit buah yang disebabkan oleh tekanan, benturan, atau gesekan.
Pengolahan Buah
Pengolahan buah apel menjadi beberapa produk olahan dilakukan untuk
memanfaatkan buah-buah apel yang tidak dijual karena kurang layak dikonsumsi
dalam bentuk segar dan merupakan buah apel sisa petikan wisata. Buah apel
diolah menjadi beberapa produk olahan antara lain jus apel, jenang, sari buah,
cider, dan cuka.
Pemasaran
Pemasaran di PT. KA dibedakan atas pemasaran produk barang dan
pemasaran produk jasa. Pemasaran produk barang berupa sayur dan buah segar
ditangani oleh departemen trading sedangkan pemasaran produk jasa berupa
pemasaran wisata ditangani oleh departemen pemasaran wisata.
Pemasaran sayur dan buah dilakukan dengan penawaran langsung ke
konsumen melalui penjualan di kawasan wisata atau melalui pemesanan (taking
order). Teknik pemasaran melalui pemesanan biasanya dilakukan oleh
supermarket atau restauran yang memesan dalam jumlah banyak dan produk
bermacam-macam.
Pemasaran produk wisata bertujuan untuk menarik pengunjung dan
menjadikan PT. KA sebagai salah satu tujuan wisata yang akan dikunjungi.
Produk ditawarkan dalam bentuk paket-paket wisata dan dalam berbagai tingkat
harga sesuai dengan sasaran dan keinginan pengunjung. Daerah pemasarannya
meliputi beberapa kota besar di Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Bali.

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Apel
Pemangkasan pada Tanaman Apel
Pemangkasan merupakan salah satu aspek penting dala