Pengolahan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil Medan

(1)

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

STMIK-STIE MIKROSKIL

Disusun Oleh :

GODLIP SARTIKA PASARIBU (102201002)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI D-3 PERPUSTAKAAN


(2)

LEMBARAN PERSETUJUAN

Judul Kertas Karya : Pengolahan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil Medan

Oleh : GodlipSartikaPasaribu

NIM : 102201002

Dosen Pembimbing : Dr.IrawatyA.kahar, M.pd.

NIP : 195111191986012001

Tanda Tangan :

Tanggal : Juli 2013

...

Dosen Pembaca : Hotlan Siahaan, S.Sos, M.I Kom

NIP : 197803312005012003

Tanda Tangan :

Tanggal : Juli 2013


(3)

LEMBARAN PENGESAHAN

Judul Kertas Karya :Pengolahan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil Medan

Oleh : GodlipSartikaPasaribu

NIM : 102201002

Program Studi D-III Perpustakaan dan Informasi

Ketua : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd.

NIP : 19570407 198603 2 001

Tanda Tangan :

Tanggal : Juli 2013


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kasih atas segala berkat, kasih dan penyertaan-Nya yang telah diberikan kepada penulis. Terima kasih kepada Bapaku yang di Surga selalu memberikan hikmat dan pengetahuan sehingga dapat menyelesaikan penulisan kertas karya dengan judul “PengolahanBahanPustakapadaPerpustakaan STMIK-STIE Mikroskil Medan”. Kertas karya ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Diploma Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari usaha dan kerja keras yang telah dilakukan penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini tidak akan berjalan sukses tanpa adannya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Penulis juga menyadari bahwa semua ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan dukungan dari keluarga besar penulis. Untuk itu penulis mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada: Ayahanda tercinta, Lisbon Pasaribu, yang tak henti-hentinya bertanya kapan kertas karya ini akan selesai dan kepada Ibunda tersayang, Tiurma boru Hombing yang selalu mendukung, berdoa, memberikan kasih sayang dan perhatian, serta dukungan moral maupun materil kepada penulis untuk menyelesaikan kertas karya ini. Terima kasih untuk semua cinta dan kasih sayang yang penulis dapatkan dari kakak Lamhot Diana pasaribu dan abang Jimmy Pasaribu, Arnod Pasaribu dan Kampar Pasaibu Semoga Bapa di Surga memberkati keluargaku yang tersayang dengan segala berkat, kesehatan, kebahagian, dan kedamaian.

Penulisan kertas karya ini dapat selesai karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu secara moral maupun material.


(5)

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku Ketua Departemen Studi Ilmu Perpustakaan di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr.IrawatyA.Kahar,M.Pd.selaku dosen pembimbing yang telah membantu membimbing penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini. 4. IbuHotlanSiahaan,S.Sos,M.I Kom selaku dosen pembimbing II yang telah

membantu membimbing penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini. 5. Seluruh staf pengajar pada Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan

Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

6. Kepada staff pegawai yang telah membantu dalam mengurus surat-surat yang berhubungan dengan penyusunan kertas karya.

7. Kepada kedua orangtua angkat saya Surya Dharma Ginting S.H dan Kolonel CHK (K) Tama Ulinta Br Tarigan, S.H,MKn penulis mengucapkan terima kasih buat doa, bantuan dan semangat yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan kertas karya ini.

8. Kepada BangkitSianturi Terimakasi sudah menemani dan membantu saya selama pembuatan kertas karyaku ini.

9. Kepada teman-temanku Terima kasih sudah berusaha menjadi teman yang baik, dan yang selalu bersabar menghadapi saya. Buat kenangan yang tak akan terlupakan. Semoga Bapa di Surga membalas kebaikan kalian, memberikan berkat-Nya dan semoga lulus juga tahun ini.

10.Terima kasih buat seluruh teman-teman satu kelas D-III Ilmu Perpustakaan angkatan’010. Buat kenangan yang indah dan pembelajaran hidup yang manis. Penulis banyak mendapat pengalaman dan pelajaran hidup dari kalian. Terima kasih buat kritikan yang membuat penulis mengoreksi diri. Senang berkenalan dengan kalian. Semoga ketemu lagi di lain kesempatan. Tuhan Yesus memberkati.


(6)

11.Terima kasih penulis ucapkan kepada STMIK-STIE MIKROSKIL sudah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat melakukan observasi.

Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapaun yang membutuhkan.

Medan, Juli 2013

Penulis

Godlip Sartika Pasaribu


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Tujuan Penulisan... 2

1.3 Ruang Lingkup... 2

1.4 Metode pengumpulan Data... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengolahan Bahan Pustaka... 4

2.2 Tujuan dan Fungsi Pengolahan Bahan Pustaka... 4

2.2.1 Tujuan Pengolahan Bahan Pustaka... 5

2.2.2 Fungsi Pengolahan Bahan Pustaka... 5

2.3 Tahapan Pengolahan Bahan Pustaka... 5

2.3.1 Inventarisasi... 5

2.3.2 Katalogisasi... 9

2.3.2.1 Deskripsi Bibliografi... 10

2.3.2.2 Menentukan Tajuk Entri Utama... 11

2.3.2.3 Menentukan Tajuk Subjek... 18

2.3.3 Klasifikasi... 19

2.3.4 Perlengkapan fisik buku... 23

2.3.4.1 Pelabelan... 23

2.3.4.2 Blanko kartu buku... 24


(8)

2.3.5 Penyusunan buku... 25

BAB III PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN STMIK- STIE MIKROSKIL MEDAN 3.1 Sejarah Perpustakaan STMIK-STIE MIKROSKIL... 26

3.2 Struktur Organisasi... 27

3.3 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan... 27

3.3.1 Visi STMIK Mikroskil... 27

3.3.2 Misi STMIK Mikroskil ... 28

3.3.3 Tujuan STMIK Mikroskil... 28

3.3.4 Visi STIE Mikroskil... 29

3.3.5 Misi STIE Mikroskil... 29

3.3.6 Tujuan STIE Mikroskil... 29

3.4 Sumber Daya Manusia... 30

3.5 Pengguna... 30

3.6 Koleksi... 31

3.7 Sistem Pelayanan... 33

3.8 Tahapan Pengolahan Bahan Pustaka... 34

3.8.1 Inventarisasi... 34

3.8.2 Katalogisasi dan klasifikasi... 36

3.8.3 Perlengkapan Fisik Buku... 38

3.8.3.1 Pelabelan... 38

3.8.3.2 Blanko Kartu Buku... 38

3.8.3.3 Pemasangan Kantong Kartu Buku... 38

3.8.3.4 Penyampulan... 40


(9)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan... 42 4.2 Saran... 42 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang dan Masalah

Meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini semakin membawa pengaruh dan perubahan dalam semua aspek kehidupan. Hal ini terlihat jelas bahwa manusia setiap waktu membutuhkan informasi tentang banyak hal dan untuk memenuhi akan hasrat informasi tersebut maka manusia membutuhkan sumber informasi. Salah satu lembaga yang memiliki wewenang dalam penyelenggaraan kegiatan yang berhubungan dengan penyediaan informasi adalah perpustakaan.

Perpustakaan merupakan pusat informasi dimana bahan-bahan perpustakaan dikumpulkan, diolah dan kemudian disebarluaskan agar dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh penggunanya. Perpustakaan menyediakan berbagai sumber informasi yang dibutuhkan oleh pengguna, maka dengan ini peranan perpustakaan perguruan tinggi sangatlah penting dalam memberikan jasa layanan kepada sivitas akademik untuk mendukung pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.

Perpustakaan sebagai salah satu sumber informasi diharapkan dapat mengumpulkan, mengolah, mengemas dan menyajikan informasi dengan cepat. Kegiatan pengolahan bahan pustaka merupakan salah satu bagian utama dalam proses pengemasan dan penyajian informasi. Kegiatan ini bertujuan agar para pengguna perpustakaan dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan mudah. Dalam menjalankan semua kegiatan perpustakaan, peran sumber daya manusia sangat penting maka diperlukan sumber daya manusia yang professional dan handal dalam bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Pengolahan atau processing koleksi perpustakaan merupakan serangkaian pekerjaan yang


(11)

dilakukan sejak bahan pustaka diterima perpustakaan sampai dengan siap dipergunakan oleh pemakai.

Tujuannya agar semua koleksi dapat ditemukan/ditelusur dan dipergunakan dengan mudah oleh pemakai. Pengolahan merupakan pekerjaan yang berurutan, mekanis, sistematik dan runtun.

Perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil merupakan salah satu perpustakaan perguruan tinggi swasta yang memiliki koleksi terbanyak karena memiliki koleksi lebih dari 5.140 judul dan 12.643 eksemplar. Melihat banyaknya koleksi buku perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil semua koleksi tersebut terlebih dahulu diolah sebelum dipajang di rak.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk memilih judul kertas karya ini adalah “Pengolahan Bahan Pustaka pada Perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil Medan”. Sesuai dengan judul penulis kertas karya ini maka masalah yang akan dibahas adalah kegiatan pengolahan bahan pustaka pada Perpustakaan STMIK-STIEMikroskil.

1.2. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan pengolahan bahan pustaka yang telah dilakukan di Perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil Medan dalam memenuhi kebutuhan informasi penggunanya.

2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi petugas perpustakaan dalam melaksanakan kegiatan pengolahan bahan pustaka di Perpustakaan STMIK-STIEMikroskil Medan

1.3Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup dalam penulisan kertas karya ini mencakup beberapa aspek tentang pengolahan bahan pustaka yang terdiri dari kegiatan inventarisasi, katalogisasi, mencakup pembuatan deskripsi katalog, penentuan


(12)

tajuk subjek, dan klasifikasi, perlengkapan fisik buku dan penyusunan buku pada perpustakaan STMIK-STIEMikroskil Medan

1.4 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian kepustakaan (library research), dengan mempelajari literatur, baik dalam bentuk buku maupun lainnya yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

2. Penelitian lapangan (field research), dimana penulis langsung melakukan pengamatan langsung ke perpustakaan Stimik-Stie Mikroskil Medan

3. Melakukan wawancara langsung dengan Kepala Perpustakaan dan Pustakawan di Perpustakaan STMIK-STIEMikroskil Medan


(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bahan Pustaka

Perpustakaan merupakan pusat informasi yang dapat dimanfaatkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan juga mempunyai peranan penting sebagai jembatan penguasaan ilmu pengetahuan dan juga tempat rekreasi yang menyenangkan. Perpustakan juga memberikan kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan. Sedangkan perpustakaan merupakan jantung bagi kehidupan akademik, karena dengan adanya perpustakaan dapat diperoleh data atau informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan.

Salah satu tugas perpustakaan adalah menyediakan bahan pustaka agar siap untuk dipergunakan oleh pengguna yang membutuhkannya. Upaya untuk membuat bahan pustaka agar siap digunakan oleh pengguna, biasanya disebut pengolahan bahan pustaka. Pengolahan bahan pustaka dilakukan sejak masuknya bahan pustaka ke perpustakaan sehingga siap digunakan atau dipinjam pengguna perpustakaan.

Kegiatan pengolahan bahan pustaka ialah kegiatan yang diawali sejak koleksi diterima di perpustakaan sampai dengan penempatan di rak atau tempat tertentu yang telah disediakan. Untuk kemudian siap dipakai oleh pemakai. Pekerjaan pengolahan bahan pustaka yang berbentuk tercetak (printed matter) dan terekam (recorded matter) dibedakan dan dipisahkan, meskipun ada pekerjaan yang memiliki kesamaan. (Sutarno 2006 : 179)


(14)

2.2. Tujuan dan Fungsi Pengolahan Bahan Pustaka

2.2.1. Tujuan Pengolahan Bahan Pustaka

Sebelum membahas lebih dalam tentang pengolahan bahan pustaka di perpustakaan, ada baiknya dipaparkan terlebih dahulu tujuan utama dari pengolahan bahan pustaka.

Adapun tujuan utama pengolahan bahan pustaka ialah:

1. Untuk mempermudah pengaturan koleksi yang ada agar siap pakai dan berdaya guna secara optimal

2. Agar semua koleksi dapat ditemukan/ditelusur dan dipergunakan dengan mudah oleh pemakai, karena pengolahan bahan pustaka merupakan pekerjaan yang berurutan, mekanis dan sistematik.

2.2.2 Fungsi Pengolahan Bahan Pustaka

Pengolahan bahan pustaka memiliki fungsi sebagai prosedur yang mengolah koleksi bahan pustaka, dengan adanya pengolahan bahan pustaka, suatu perpustakaan akan menjadi lebih berstruktur. Oleh karena itu setiap bahan pustaka atau informasi yang dibutuhkan oleh pengguna sedapat mungkin harus disediakan oleh perpustakaan. Disamping itu perpustakaan harus mampu menjamin bahwa setiap informasi atau koleksi yang berbentuk apapun mudah diakses oleh masyarakat pengguna yang membutuhkan.

Agar informasi atau bahan pustaka di perpustakaan dapat dimanfaatkan atau ditemukan kembali dengan mudah, maka dibutuhkan sistem pengelolaan dengan baik dan sistematis yang biasa disebut dengan kegiatan pengolahan (processing of library materials) atau pelayanan teknis (technical service).


(15)

2.3 Tahapan pengolahan bahan pustaka 2.3.1 Inventarisasi

Inventarisasi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah pencatatan atau pendaftaran milik kantor (sekolah, rumah tangga dan lain-lain) yang dipakai dalam melaksanakan tugas. Pengertian lainnya, pencatan atau pengumpulan data tentang kegiatan, hasil yang dicapai dan lain-lain.

Menurut Yulia, inventarisasi bahan pustaka adalah pencatatan setiap bahan pustaka yang diterima perpustakaan kedalam buku inventarisasi atau buku induk sebagai tanda bukti perbendaharaan pemilikan perpustakaan. (Yulia, 1993).

Kegiatan inventarisasi terutama bertujuan agar perpustakaan dapat mengontrol pemilikannya. Dengan inventarisasi perpustakaan dapat membuat laporan, menyusun statistik, memeriksa khasanah bahan pustaka yang dimiliki atau mengetahui bahan pustaka yang belum atau sudah dimiliki. Selain itu dapat diketahui jumlah bahan pustaka yang dimiliki suatu perpustakaan pada kurun waktu tertentu dan mengetahui bahan pustaka yang hilang.

Pada intinya, kegiatan inventarisasi bahan pustaka itu adalah pencatatan semua bahan pustaka miliki perpustakaan yang dilakukan oleh petugas perpustakaan atau pustakawan.

Dalam melaksanakan kegiatan inventarisasi bahan pustaka diperlukan ; buku induk atau buku inventarisasi, cap atau stempel inventarisasi dan cap atau stempel perpustakaan. Buku induk buku inventarisasi yang berisi kolom-kolom yang berhubungan dengan bahan pustaka, seperti judul buku, pengarang, penerbit tahun terbit dan lain lain. Cap atau stempel inventarisasi yang berisi nama perpustakaan yang bersangkutan, kolom inventaris, tahun dan tanggal buku tersebut tercatat dalam buku inventaris. Sedangkan cap atau stempel perpustakaan berisi nama, alamat dan simbol perpustakaan yang bersangkutan.


(16)

Adapun langkah –langkah menginventarisasi buku adalah :

1. Pemberian stempel buku a. Stempel inventarisasi

Semua buku yang masuk ke perpustakaan harus dibubuhi stempel inventarisasi. Stempel ini dibubuhkan pada halaman balik judul tanpa menggangu teks yang ada. Stempel inventarisasi berisi kolom nomor induk buku, nomor panggil, sumber dan tanggal pendaftaranya pada buku induk perpustakaan.

Contoh stempel induk perpustakaan:

Tanggal Terima : ... Asal dari : ...

Harga : ... Tanda Buku : ... Nomor Induk : ... Tgl Inventarisasi : ...

Sumber : Eryono, 1994 : 20

b. Stempel milik perpustakaan

Selain stempel inventarisasi, setiap buku juga harus dibubuhi stempel kepemilikan. Tempat tempat yang perlu dibubuhi stempel yaitu ; di balik halaman judul, bagian yang tidak ada tulisan atau gambar, pada halaman akhir, dan halaman halaman tertentu yang telah disepakati.

Contoh stempel milik perpustakaan:

MILIK PERPUSTAKAAN Sumber : Eryono, 1994 : 20

2. Pemberian nomor buku

Setiap buku yang tersusun di rak harus diberikan nomor tersendiri untuk membedakan antara buku yang satu dengan yang lainnya.


(17)

Pemberian nomor ini tidak hanya nomor induk saja, tetapi juga pemberian nomor panggil (call number). Nomor induk adalah nomor urut buku yang sudah ada dari nomor satu sampai nomor terakhir menunjukkan buku.

Adapun hal-hal yang dicatat dalam buku induk adalah : a. Kolom tanggal pendaftaran

Kolom ini diisi ketika buku didaftar di perpustakaan. Setelah buku diterima kemudian secepatnya didaftarkan pada buku induk, dan dalam pencatatan tanggal harus lengkap dengan bulan dan tahunnya.

b. Kolom nomor induk

Setiap buku yang masuk akan memperoleh nomor induk setelah didaftarkan pada buku induk. Nomor induk pendaftaran dimulai dengan nomor satu dan seterusnya secara berurut tanpa memperbaharuinya setiap tahun, atau setiap awal tahun dimulai kembali dengan nomor baru.

c. Kolom judul buku

Judul buku yang ditulis dalam kolom ini adalah judul yang tercantum dalam halam judul secara lengkap. Jika judul buku terlalu panjang dapat dipersingakat, dengan memotong bagian yang kurang penting.

d. Kolom nama pengarang

Kolom ini diisi dengan nama pengarang buku baik perorangan maupun badan. Cara menulis nama orang pada perinsipnya seperti menulis nama pada tajuk.

e. Kolom penerbit

Kolom ini diisi dengan nama bada yang menerbitkan buku, baik badan pemerintah maupun swasta. Dalam penulisan nama penerbit tidak perlu mencantumkan jenis badan seperti PT, Penerbit, Yayasan, Company, dan sebagainnya.

f. Kolom tahun terbit

Kolom ini diisi dengan tahun penerbitan buku. Buku dari cetakan ulang dicatat tahun copyright dan tahun cetak ulang.


(18)

g. Kolom asal/sumber

Kolom ini diisi sesuai dengan sumber buku diterima (berasal), misalnya pembelian, tukar menukar dengan siapa, hadiah dari siapa, titipan dari siapa dan seterusnya.

h. Kolom harga buku

Kolom ini diisi dengan harga yang tercantum di buku jika buku tersebut berasal dari pembelian tetapi jika buku tersebut tidak berasal dari pembelian, maka kolom ini dikosongkan.

i. Kolom jumlah halaman

Kolom ini diisi dengan jumlah halaman yang terdapat dalam buku. j. Kolom keterangan

Kolom ini diisi dengan hal-hal lain yang dianggap perlu. Misalnya jika diketahui buku dengan nomor induk tertentu hilang, maka perlu dicatat dalam kolom keterangan.

2.3.2 Katalogisasi

Katalog merupakan istilah umum yang sering diartikan sebagai suatu daftar barang atau benda yang terdapat pada tempat tertentu. Sebagai istilah umum katalog ini sering dijumpai pada penerbit, tempat pameran, toko buku, perpustakaan bahkan supermarket sekalipun. katalog-katalog tersebut biasanya memuat informasi-informasi yang perlu diketahui oleh masyarakat umum. sebagai contoh katalog penerbit, merupakan informasi daftar bahan pustaka yang telah atau akan diterbitkan oleh suatu atau beberapa penerbit yang berisi informasi tentang pengarang, judul bahan pustaka, edisi, tahun terbit dan harga bahan pustaka tersebut.

Menurut Suhendar, katalogisasi atau pengatalogan adalah proses pembuatan katalog, dimana dalam katalog tercantum informasi-informasi penting dari suatu bahan pusaka yang biasanya dipakai oleh pengunjung perpustakaan sebagai bahan informasi, yang menyangkut fisik bahan pustaka, isi, ataupun informasi-informasi lainnya, seperti judul bahan pustaka, nama pengarang, edisi, cetakan, kota terbit, penerbit, tahun terbit, subjek bahasan, ISBN, dan lain-lain. (Suhendar, 2005).


(19)

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa katalogisasi merupakan proses pengambilan keputusan yang menuntut kemampuan menginterpretasikan dan menerapkan berbagai standar sehingga hal-hal penting dari bahan pustaka terekam menjadi katalog.

Ada beberapa macam bentuk katalog sesuai dengan perkembangan perpustakaan, diantaranya adalah :

1. Katalog buku

2. Katalog berkas, merupakan katalog kumpulan kertas.

3. Katalog kartu, yaitu kartu catalog berukuran 7,5cm x 12,5cm, kemudian kartu katalog dijajarkan dalam laci.

4. Katalog komputer (OPAC), yaitu katalog yang terbacakan computer.

2.3.2.1Deskripsi Bibliografi

Deskripsi bibliografi disebut juga katalogisasi deskriptif yang merupakan salah satu sumber informasi yang dapat diakses oleh pengguna. Oleh karena itu, dalam penyususnan deskrisi ini diperlukan suatu standar agar pengguna dapat mengakses informasi ini dimanapun dan akan menemukan bentuk informasi yang sama atau setidaknya tidak mengalami kesulitan ketika mengakses ditempat yang berbeda.

Menurut Suhendar, deskripsi bibliografi adalah kumpulan informasi bibliografis dari suatu buku yang meliputi nama pengarang, judul, edisi, kota terbit, nama penerbit, tahun terbit, keterangan fisik (ukuran tinggi buku dan jumlah halaman), keterangan seri, ISBN, dan keterangan keterangan lain yang dianggap perlu dan sering menjadi bahan informasi bagi pengguna jasa perpustakaan didalam mencari dan menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan. (Suhendar,2005)

Garis-garis besar susunan deskripsi disusun dalam tujuh daerah :

1. Daerah judul dan pengarang

a. Judul sebenarnya/ asli

b. Judul sejajar, judul lain atau anak judul (yang terdiri atas judul tambahan atau keterangan judul)


(20)

c. Pernyataan kepengarangan

2. Daerah edisi

a. Pernyataan edisi

b. Pernyataan kepengarangan sehubungan dengan edisi

3. Daerah publikasi

a. Tempat terbit

b. Nama penerbit

c. Tahun terbit

4. Daerah deskripsi fisik

a. Jumlah halaman dan atau jumlah jilid

b. Ilustrasi

c. Ukuran

d. Lampiran dan tambahan

5. Daerah seri monografi

a. Pernyataan seri

b. Pernyataan anak seri (sub seri)

c. Pernyataan nomor seri

d. Seri disertasi

e. ISSN (International Standard Serial Number)

6. DaerahCatatan/anotasi


(21)

ISBN (International Standard Serial Number)

Tanda baca dalam deskripsi bibliografi

1. Daerah judul dan pengarang

Judul sebenarnya

= Judul sejajar

: Judul lain atau anak judul (terdiri atas judul tambahan atau keterangan judul)

/ Pernyataan kepengarangan yang pertama

; Pernyataan kepengarangan yang kedua dan selanjutnya

2. Daerah edisi

- Pernyataan edisi

/ Pernyataan kepengarangan yang pertama sehubungan dengan edisi itu

; Edisi yang bersangkutan

3. Daerah publikasi

.- Tempat terbit

; Tempat terbit kedua

: Nama penerbit

, Tahun terbit

4. Daerah deskripsi fisik

.-- Jumlah halaman dan atau jumlah jilid (jika tidak berparagraf) : pernyataan ilustrasi


(22)

& Lampiran dan tambahan

5. Daerah seri monografi

.-- Pernyataan seri

: Pernyataan anak seri (sub seri)

; Ukuran

& ISSN

6. Daerah catatan

7. Daerah ISBN dan harga

.-- ISBN

: Harga

Berikut ini akan dipaparkan tabel dari sumber informasi utama pada sebuah deskripsi bibliografi

1. sumber informasi


(23)

Tabel 1. Sumber Informasi Utama

NO DAERAH SUMBER INFORMASI UTAMA

1 Judul dan pernyataan penanggung jawab

Halaman Judul

2 Edisi Halaman judul, halaman lain, kolofon 3 Data khusus ( tidak dipakai) -

4 Terbitan dan Publikasi Halaman judul, halaman lain, kolofon 5 Deskripsi Fisik Terbitan tersebut

6 Seri Halaman judul seri, halaman buku

monograf, kulit buku, bagian lain dari publikasi

7 Catatan Sumber apa saja

8 Nomor standar dan harga Sumber apa saja

2.3.2.2Penentuan Tajuk Entri Utama

Tajuk entri utama adalah kata kata pertama yang terdapat dalam entri katalog sebagai dasar penulisan katalog.

Tajuk entri utama biasa berupa nama orang atau badan korporasi yang berperan sebaga pengarang atau penerbit yang bertanggung jawab terhadap isi buku sebagai karya intelektual atau artistik serta bisa juga berupa judul karya. ( Suhendar 2005 : 13).

Dalam penentuan tajuk adalah memilih kata utama dari tajuk dan susunan kata dalam tajuk. Uraian dalam pembuatan tajuk meliputi :

A. Cara menentukan tajuk nama orang menurut jenis karyanya

1. Karya pengarang tunggal

Karya pengarang tunggal adalah suatu karya (buku) yang ditulis oleh seorang pengarang tanpa bantuan pengarang lain. Tajuk entri utama pengarang tunggal ditentukan pada pengarang itu sendiri.


(24)

2. Karya pengarang bersama

a. Pengarang bersama tidak lebih dari tiga orang

Tajuk entri utama ditentukan pada pangarang yang ditulis pada urutan pertama, pengarang berikutnya ditetapkan sebagai tajuk entri tambahan.

b. Pengarang bersama lebih dari tiga orang

Jika pengarang lebih dari tiga orang, yang menjadi tajuk entri utama adalah judul, dengan tajuk entri tambahan pada pengarang pertama.

3. Karya campuran

a. Karya terjemahan

Tajuk entri utama adalah pengarang, sedangkan penerjemah sebagai tajuk entri tambahan.

b. Karya saduran

Tajuk entri utama ditetapkan pada penyadur, sedangkan pengarang sebagai tajuk entri tambahan.

4. Karya kumpulan

Karya kumpulan yaitu karya yang dikumpulkan dari beberapa pengarang, diterbitkan tanpa terlebih dahulu dilakukan penyuntingan oleh pengumpul. Tajuk entri utama untuk karya kumpulan ditentukan pada judul, sedangkan pengumpul ditetapkan sebagai tajuk entri tambahan (satu orang).

5. Karya pengarang tidak dikenal (anonim)

Tajuk entri utama pada karya pengarang tidak dikenal (anonim) ditentukan pada judul.


(25)

B. Cara menentukan tajuk badan korporasi menurut jenis karyanya

1. Karya pengarang tunggal

Tajuk entri utama untuk pengarang tunggal suatu badan korporasi ditetapkan pada badan korporasi tersebut.

2. Karya kepala negara dan pejabat tinggi

a. Komunikasi resmi

Tajuk entri utama ditetapkan pada badan korporasi yang bersangkutan. Sedangkan tajuk entri tambahan pada nama pribadi.

b. Karya-karya pribadi kepala negara dan pejabat tinggi

Tajuk entri utama ditetapkan pada nama pribadi kepala negara atau pejabat tinggi yang bersangkutan. Sedangkan tajuk entri tambahan pada jabatannya.

3. Karya pengarang bersama

a. Pengarang bersama tidak lebih dari badan korporasi

Tajuk entri utama ditetapkan pada badan korporasi yang ditulis pada urutan pertama atau pada badan korporasi yang dijadikan sebagai pengarang utama, pengarang korporasi berikutnya ditetapkan sebagai tajuk entri tambahan.

b. Pengarang bersama lebih dari tiga badan korporasi

Tajuk entri utama ditentukan pada judul karya, badan korporasi yang disebutkan pertama dijadikan sebagai tajuk entri tambahan.

4. Karya editor

Tajuk entri utama ditentukan pada judul, dengan tajuk entri tambahan pada editor.


(26)

a. Karya terjemahan

Tajuk entri utama ditentukan pada badan korporasi atau pengarang asli. Sedangkan penerjemah menjadi tajuk entri tambahan.

b. Karya saduran

Tajuk entri utama ditentukan pada penyadur, sedangkan pengarang asli ditetapkan sebagai tajuk entri tambahan.

6. Karya kumpulan

Tajuk entri utama pada judul, sedangkan pengumpul sebagai tajuk entri tambahan.

7. Karya perundang-undangan

a. Undang-undang dasar atau konstitusi dan piagam (charter)

Tajuk entri utama ditetapkan pada nama yurisdiksinya, termasuk dokumen amandemennya.

b. Undang-undang, peraturan dan sebagainya yang dikeluarkan suatu yurisdiksi baik pemerintah pusat maupun daerah

Tajuk entri utama ditentukan pada yurisdiksi bersangkutan.

c. Peraturan-peraturan administratif

Tajuk entri utama untuk peraturan-peraturan administratif yang dikeluarkan oleh pejabat pemerintah atau badan pemerintah, seperti mentri, gubernur dan sebagainya ditetapkan di bawah badan yang bersangkutan.

d. Kumpulan karya peraturan perundang-undangan

Jika kumpulan tersebut lebih dari tiga yurisdiksi, tajuk entri utama ditetapkan pada judul. Buatkan tajuk entri tambahan di bawah nama yurisdiksi pertama yang disebut pada halaman judul.


(27)

e. Undang-undang peraturan dan sebagainya yang diterbitkan bersama dengan peraturan-peraturan lain dalam satu publikasi

Tajuk entri utama ditetapkan pada sumber yang disebut pertama dalam halaman judul, dengan tajuk entri tambahan di bawah sumber lain yang tidak ditetapkan sebagai tajuk entri utama.

8. Perjanjian internasional, persetujuan antar pemerintah dan sebagainya

a. Perjanjian bilateral (dua pihak) dan trilateral (tiga pihak)

Tajuk entri utama ditentukan pada salah satu pihak (negara) yang ikut dalam perjanjian tersebut, dan tajuk entri tambahan pada pihak yang lain.

b. Perjanjian multilateral

Tajuk entri utama ditetapkan pada nama khas perjanjian tersebut. Bila perjanjian tersebut dibuat dalam satu konferensi buat entri tambahan pada konferensi tersebut.

9. Karya peradilan

a. Laporan pengadilan

Tajuk entri utama ditetapkan pada pengadilan yang bersangkutan, sedangkan tajuk entri tambahan ditetapkan pada pembuat laporan.

b. Laporan perkara pidana

Tajuk entri utama ditetapkan pada nama tertuduh diikuti dengan tulisan tertuduh, sedangkan tajuk entri tambahan pada pengadilan yang mengadili tertuduh tersebut.


(28)

2.3.2.3Penentuan Tajuk Subjek

Menentukan tajuk subjek adalah suatu kegiatan menentukan subjek atau isi buku dalam bentuk kata. Penentuan tajuk subjek bertujuan untuk dapat memudahkan menembukan bahan pustaka yang membahas suatu pokok masalah tertentu yang sedang kita butuhkan.

Menurut Suwarno, tajuk subjek adalah mendaftarkan dibawah satu kata atau frase yang seragam semua bahan pustaka tentang satu subjek tertentu yang dimiliki oleh perpustakaan. Subjek dari suatu buku adalah tema atau topik yang diolah oleh pengarang ( Suwarno 2010: 105).

Dalam pemilihan kata atau istilah yang akan ditetapkan untuk menjadi suatu subjek hendaknya disesuaikan dengan istilah yang lazim dipergunakan oleh pemakai, dengan demikian istilah yang digunakan dapat membantu memudahkan pengguna dalam melakukan penelusuran suatu subjek yang dibutuhkan melalui katalog.

Untuk menentukan daftar tajuk subjek yang dapat digunakan oleh perpustakaan, antara lain :

1. Library Of Congress Subject Headings

Pedoman ini digunakan pada perpustakaan yang memiliki bahan pustaka dalam jumlah besar, dipergunakan untuk menentukan subjek buku secara terperinci.

2. Search List of Subject headings

Pedoman penentuan tajuk subjek secara umum, biasanya digunakan pada perpustakaan yang memiliki bahan pustaka dalam jumlah yang tidak terlalu besar. 3. Medical Subject Headings

Pedoman ini digunakan khusus pada bidang kesehatan dan kedokteran. Untuk dapat menentukan ke dalam kelompok mana suatu buku harus digolongkan, maka terlebih dahulu harus menentukan subjek atau isi bahan pustaka tersebut. Ada beberapa cara untuk menentukan subjek bahan pustaka secara tepat dan mudah, yaitu dengan membaca buku, daftar isi, pendahuluan, dan lain lain.


(29)

2.3.3 Klasifikasi

Klasifikasi merupakan pengelompokan yang sistematis daripada sejumlah objek, gagasan, buku atau benda benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama.

Menurut Suwarno, klasifikasi adalah pengelompokan barang-barang atau objek berdasarkan tingkat persamaannya. Dengan demikian, klasifikasi merupakan kegiatan pemisahan benda-benda atau objek lain berdasarkan tingkat perbedaannya. Fungsi klasifikasi adalah untuk mempermudah dalam penelusuran terhadap benda-benda yang ingin kita peroleh secara cepat dan tepat (Suwarno 2010 : 118).

Secara umum, klasifikasi terbagi dalam dua jenis:

a. Klasifikasi artifisial, yaitu klasifikasi bahan pustaka berdasarkan sifat-sifat yang secara kebetulan ada pada bahan pustaka tersebut.

b. Klasifikasi Fundamental, yaitu klasifikasi bahan pustaka berdasarkan isi atau subjek buku, yaitu sifat yang tetap pada bahan pustaka, sekalipun kulitnya berganti-ganti atau formatnya diubah.

Diantara beberapa bagan klasifikasi, ada 4 macam yang banyak digunakan di berbagai perpustakaan di dunia, yaitu : DDC( Dewey Decimal Classification ), UDC(Universal Decimal Classification), LCC(Library of Congress Classification), CC (Colon Classification ).

DDC merupakan sistem klasifikasi yang paling popular dan paling banyak digunakan, hampir di semua perpustakaan, khususnya di Indonesia. Sistem klasifikasi ini menggunakan sistem decimal dan dalam mengembangkan notasinya menggunakan angka arab.

DDC pertama kali dirancang oleh Melvil Dewey (1851 – 1931), seorang pustakawan di Ambers College, Massachusset Amerika Serikat. Tahun 1876 menerbitkan DDC edisi pertama dengan judul : “A Classification and Subject Index for Cataloging and arranging the book and pamphlet of a library “. Pada tahun 2003 telah terbit edisi ke 22, di samping edisi lengkap DDC juga tersedia dalam bentuk “edisi ringkas”. Edisi ringkas dimaksudkan untuk digunakan pada perpustakaan yang memiliki koleksi kurang dari 20.000 judul.


(30)

Minimal setiap sepuluh tahun DDC keluar dengan edisi revisi terbarunya. Untuk komunikasi dengan warta (newsletter) dengan judul DC & ( Decimal Classification Added, Notes and Decissions ).

Secara umum DDC terdiri dari tiga komponen 1. Bagan (Schedule)

Sistem klasifikasi dewey disebut “ persepuluhan” karena Dewey membawa sistem pengelompokan, baik untuk kelompok yang paling global maupun mengembangkan masing-masing kelompok selanjutnya. Di dalam bagan ini semua ilmu disusun sedemikin rupa dan diberi kode angka yang disebut dengan notasi. Notasi dalam bentuk angka yang terdiri dari tiga angka. Apabila terdapat lebih dari tiga angka, maka antara angka ketiga dan keempat diberi tanda titik (.).

contoh : 332.1 ( Bank dan Perbankan)

Dengan perinsip decimal, DDC memberikan tiga ringkasan yang terdiri dari: • 10 Kelas utama

• 100 Divisi • 1000 Subdivisi

Pembagian tersebut adalah sebagaui berikut: 000 – 099 Karya Umum

100 – 199 Filsafat 200 – 299 Agama 300 – 399 Ilmu Sosial 400 – 499 Bahasa

500 – 599 Ilmu Pengetahuan murni 600 – 699 Ilmu Terapan (Teknologi) 700 – 799 Kesenian

800 – 899 Kesusasteraan

900 – 999 Sejarah, Geografi dan Biografi

Masing-masing kelas utama dibagi lagi menjadi 10 divisi yang lebih kecil, misal:


(31)

300 – Ilmu Sosial 310 – Statistik 320 – Politik 330 – Ekonomi 340 – Hukum 350 – Pemerintahan

360 – Kesejahteraan Sosial 370 – Pendidikan

380 – Transportasi 390 – Adat Istiadat

Setiap divisi kemudian dibagai lagi menjadi 10 seksi, misal: 320 – Ilmu Politik

321 – Bentuk Negara

322 – Hubungan negara dengan organisasi dan anggotanya 323 – Hubungan negara dengan individu

324 – Pemilihan Umum 325 – Migrasi Internasional

326 – Penbudakan dan Emansipasi 327 – Hubungan Internasional 328 – Lembaga Legislatif

329 – Politik Praktis, partai politik

Masing-masing seksi dibagi lagi menjadi 10 sub seksi. Angka ketiga dan keempat dipisah dengan titik, misalnya :

914 – Geografi Eropa 914.1 Geografi Skotlandia 914.2 Geografi Inggris 914.3 Geografi Jerman 914.4 Geografi Perancis 914.5 Geografi Italia 914.6 Geografi Spanyol


(32)

914.7 Geografi Rusia

914.8 Geografi Skandainavia

914.9 Geografi Negara-negara lain di Erora

Selanjutnya dapat dibagi lagi secara decimal apabila dikehendaki.

2. Indeks Relative (Index Relatives)

Pada indeks relative ini terdapat sejumlah istilah yang disusun berabjad. Istilah-istilah tersebut mengacu ke notasi yang terdapat dalam bagan. Dalam ini didaftarkan juga sinonim untuk suatu istilah, hubungan-hubungan dengan subjek lain. Namun demikian tidak boleh menentukan klasifikasi berdasarkan indeks saja. Setelah notasi ditemukan dalam indeks, seharusnya diperiksa dalam bagan atau tabel.

Contoh indeks relative untuk subjek “Psikologi” terdapat sebagai berikut Psikologi 150

Abnormal 157 Anak 115.15 Pendidikan 370.15 Perbandingan 156 Populer 131 Remaja 155.5 Seks 155.3 Terapan 158

3. Tabel (Tables)

Untuk memperluas dan mengkhususkan suatu klasifikasi bahan pustaka dalam DDC terdapat notasi “ Tabel” yang dapat ditambahkan pada notasi dalam bagan. Dalam DDC terdapat 7 tabel yaitu :

1. Tabel Subdivisi Standar (T1) 2. Tabel Wilayah (T2)


(33)

4. Tabel Bentuk Bahasa (T4)

5. Tabel Ras, Suku, Etnik, dan Kebangsaan (T5) 6. Tabel Bahasa (T6)

7. Tabel Orang-orang/profesi (T7)

2.3.4 Perlengkapan Fisik Buku 2.3.4.1 Pelabelan

Pelabelan dilakukan untuk mempermudah pengguna mengenali bahan pustaka. Dengan kata lain pelabelan merupakan suatu pekerjaan memberi perlengkapan pada buku yang terutama juga untuk dipergunakan sebagai alat perlengkapan dalam tugas perpustakaan melayani peminjaman dan pengembalian buku.

Menurut Suwarno (2010 : 140) bahwa : Pelabelan adalah pemasangan label pada punggung buku yang berisi call number sesuai dengan yang tertulis dalam Katalog. Pelabelan ini sebaiknya diketikpada kertas label putih, atau pada kertas HVS biasa yang digunting satu ukuran (seragam), sesuai dengan kebutuhan perpustakaan.

Dengan demikian sebelum label ditempel pada punggung buku, terlebih dahulu dibuat nomor panggil yang memuat keterangan nomor klas, tiga huruf nama tajuk entri utama, nama pengarang utama, dan satu huruf pertama dari judul buku dengan huruf kecil. Label tersebut ditempatkan pada punggung buku kira-kira 2,5 cm dari bawah dalam posisi buku berdiri, agar jika buku dijajarkan akan tanpak rapi.

200 Har p

150 Bim i

375 Nas k


(34)

2.3.4.2 Blanko Kartu Buku

Blanko kartu buku ini berukuran tertentu yang berisi isian ataupun kolom untuk diisi dengan keterangan-keterangan yang berfungsi sebagai kartu kendali atau arsip peminjaman.

Blanko ini memuat keterangan-keterangan, seperti: Call number

Nama pengarang Judul buku

Nomor induk buku Nama peminjam Tanggal peminjaman Tanggal kembali Paraf

Bagi perpustakaan yang tidak menggunakan kartu buku, maka yang digunakan adalah slip peminjaman dan pengembalian yang ditempelkan di halaman depan buku. Setiap pengguna meminjam, maka slip peminjaman akan dibubuhi stempel tanggal harus kembali.

375 0234/1982 NAS Nasution, A.

A Asas-Asas Kurikulum No Nama Peminjam Tanggal

peminjaman


(35)

2.3.4.3 Pemasangan Kantong Kartu Buku

Kantong kartu buku dibuat dari kertas yang agak lebih tebal dan dibuat dengan perkiraan bisa untuk tempat kartu buku. Kantong ini berfungsi sebagai tempat kartu buku yang ditempel di bagian belakang (sampul) dalam buku. Kantong ini ada baiknya jika ditandai pula dengan keterangan, seperti call number,

nama pengarang dan judul buku yang berfungsi sebagai kontrol untuk kartu buku yang tidak sesuai.

2.3.4.4 Penyampulan

Penyampulan merupakan bagian dari kegiatan pengolahan bahan pustaka. Setelah buku selesai dilabel ada baiknya jika buku tersebut diberi sampul, agar buku tidak mudah rusak dan terlihat rapi. Biasanya proses penyampulan ini menggunakan plastik bening, agar buku terlihat jelas.

2.3.5 Penyusunan Buku

Penyusunan buku merupakan kegiatan menempatkan buku yang sudah selesai diolah dan telah dilengkapi dengan label di dalam rak buku, disusun berurutan sesuai dengan nomor klas buku. Dengan kata lain penyusunan buku adalah kegiatan menempatkan buku-buku yang sudah selesai diolah dan telah dilengkapi dengan label di dalam rak/lemari. Buku diatur sesuai dengan sandi buku yang merupakan kode kelompok subjek/isi buku. Dengan demikian dalam penyusunan buku di rak selalu diperhatikan nomor panggil buku karena fungsinya sebagai petunjuk tempat dan nomor urut dimana nomor urut ditempatkan.


(36)

Penyusunan buku di rak dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Penyusunan atau penempatan tetap

Penempatan tetap ialah buku yang sudah ditempatkan tidak akan berubah lokasinya.

2. Penyusunan atau penempatan relative

Penempatan relative ialah cara penyusunan buku yang tempatnya bisa bergeser atau berpindah-pindah sesuai dengan kebutuhan.


(37)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bahan Pustaka

Perpustakaan merupakan pusat informasi yang dapat dimanfaatkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan juga mempunyai peranan penting sebagai jembatan penguasaan ilmu pengetahuan dan juga tempat rekreasi yang menyenangkan. Perpustakan juga memberikan kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan. Sedangkan perpustakaan merupakan jantung bagi kehidupan akademik, karena dengan adanya perpustakaan dapat diperoleh data atau informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan.

Salah satu tugas perpustakaan adalah menyediakan bahan pustaka agar siap untuk dipergunakan oleh pengguna yang membutuhkannya. Upaya untuk membuat bahan pustaka agar siap digunakan oleh pengguna, biasanya disebut pengolahan bahan pustaka. Pengolahan bahan pustaka dilakukan sejak masuknya bahan pustaka ke perpustakaan sehingga siap digunakan atau dipinjam pengguna perpustakaan.

Kegiatan pengolahan bahan pustaka ialah kegiatan yang diawali sejak koleksi diterima di perpustakaan sampai dengan penempatan di rak atau tempat tertentu yang telah disediakan. Untuk kemudian siap dipakai oleh pemakai. Pekerjaan pengolahan bahan pustaka yang berbentuk tercetak (printed matter) dan terekam (recorded matter) dibedakan dan dipisahkan, meskipun ada pekerjaan yang memiliki kesamaan. (Sutarno 2006 : 179)


(38)

2.2. Tujuan dan Fungsi Pengolahan Bahan Pustaka

2.2.1. Tujuan Pengolahan Bahan Pustaka

Sebelum membahas lebih dalam tentang pengolahan bahan pustaka di perpustakaan, ada baiknya dipaparkan terlebih dahulu tujuan utama dari pengolahan bahan pustaka.

Adapun tujuan utama pengolahan bahan pustaka ialah:

1. Untuk mempermudah pengaturan koleksi yang ada agar siap pakai dan berdaya guna secara optimal

2. Agar semua koleksi dapat ditemukan/ditelusur dan dipergunakan dengan mudah oleh pemakai, karena pengolahan bahan pustaka merupakan pekerjaan yang berurutan, mekanis dan sistematik.

2.2.2 Fungsi Pengolahan Bahan Pustaka

Pengolahan bahan pustaka memiliki fungsi sebagai prosedur yang mengolah koleksi bahan pustaka, dengan adanya pengolahan bahan pustaka, suatu perpustakaan akan menjadi lebih berstruktur. Oleh karena itu setiap bahan pustaka atau informasi yang dibutuhkan oleh pengguna sedapat mungkin harus disediakan oleh perpustakaan. Disamping itu perpustakaan harus mampu menjamin bahwa setiap informasi atau koleksi yang berbentuk apapun mudah diakses oleh masyarakat pengguna yang membutuhkan.

Agar informasi atau bahan pustaka di perpustakaan dapat dimanfaatkan atau ditemukan kembali dengan mudah, maka dibutuhkan sistem pengelolaan dengan baik dan sistematis yang biasa disebut dengan kegiatan pengolahan (processing of library materials) atau pelayanan teknis (technical service).


(39)

2.3 Tahapan pengolahan bahan pustaka 2.3.1 Inventarisasi

Inventarisasi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah pencatatan atau pendaftaran milik kantor (sekolah, rumah tangga dan lain-lain) yang dipakai dalam melaksanakan tugas. Pengertian lainnya, pencatan atau pengumpulan data tentang kegiatan, hasil yang dicapai dan lain-lain.

Menurut Yulia, inventarisasi bahan pustaka adalah pencatatan setiap bahan pustaka yang diterima perpustakaan kedalam buku inventarisasi atau buku induk sebagai tanda bukti perbendaharaan pemilikan perpustakaan. (Yulia, 1993).

Kegiatan inventarisasi terutama bertujuan agar perpustakaan dapat mengontrol pemilikannya. Dengan inventarisasi perpustakaan dapat membuat laporan, menyusun statistik, memeriksa khasanah bahan pustaka yang dimiliki atau mengetahui bahan pustaka yang belum atau sudah dimiliki. Selain itu dapat diketahui jumlah bahan pustaka yang dimiliki suatu perpustakaan pada kurun waktu tertentu dan mengetahui bahan pustaka yang hilang.

Pada intinya, kegiatan inventarisasi bahan pustaka itu adalah pencatatan semua bahan pustaka miliki perpustakaan yang dilakukan oleh petugas perpustakaan atau pustakawan.

Dalam melaksanakan kegiatan inventarisasi bahan pustaka diperlukan ; buku induk atau buku inventarisasi, cap atau stempel inventarisasi dan cap atau stempel perpustakaan. Buku induk buku inventarisasi yang berisi kolom-kolom yang berhubungan dengan bahan pustaka, seperti judul buku, pengarang, penerbit tahun terbit dan lain lain. Cap atau stempel inventarisasi yang berisi nama perpustakaan yang bersangkutan, kolom inventaris, tahun dan tanggal buku tersebut tercatat dalam buku inventaris. Sedangkan cap atau stempel perpustakaan berisi nama, alamat dan simbol perpustakaan yang bersangkutan.


(40)

Adapun langkah –langkah menginventarisasi buku adalah :

1. Pemberian stempel buku a. Stempel inventarisasi

Semua buku yang masuk ke perpustakaan harus dibubuhi stempel inventarisasi. Stempel ini dibubuhkan pada halaman balik judul tanpa menggangu teks yang ada. Stempel inventarisasi berisi kolom nomor induk buku, nomor panggil, sumber dan tanggal pendaftaranya pada buku induk perpustakaan.

Contoh stempel induk perpustakaan:

Tanggal Terima : ... Asal dari : ...

Harga : ... Tanda Buku : ... Nomor Induk : ... Tgl Inventarisasi : ...

Sumber : Eryono, 1994 : 20

b. Stempel milik perpustakaan

Selain stempel inventarisasi, setiap buku juga harus dibubuhi stempel kepemilikan. Tempat tempat yang perlu dibubuhi stempel yaitu ; di balik halaman judul, bagian yang tidak ada tulisan atau gambar, pada halaman akhir, dan halaman halaman tertentu yang telah disepakati.

Contoh stempel milik perpustakaan:

MILIK PERPUSTAKAAN Sumber : Eryono, 1994 : 20

2. Pemberian nomor buku

Setiap buku yang tersusun di rak harus diberikan nomor tersendiri untuk membedakan antara buku yang satu dengan yang lainnya.


(41)

Pemberian nomor ini tidak hanya nomor induk saja, tetapi juga pemberian nomor panggil (call number). Nomor induk adalah nomor urut buku yang sudah ada dari nomor satu sampai nomor terakhir menunjukkan buku.

Adapun hal-hal yang dicatat dalam buku induk adalah : a. Kolom tanggal pendaftaran

Kolom ini diisi ketika buku didaftar di perpustakaan. Setelah buku diterima kemudian secepatnya didaftarkan pada buku induk, dan dalam pencatatan tanggal harus lengkap dengan bulan dan tahunnya.

b. Kolom nomor induk

Setiap buku yang masuk akan memperoleh nomor induk setelah didaftarkan pada buku induk. Nomor induk pendaftaran dimulai dengan nomor satu dan seterusnya secara berurut tanpa memperbaharuinya setiap tahun, atau setiap awal tahun dimulai kembali dengan nomor baru.

c. Kolom judul buku

Judul buku yang ditulis dalam kolom ini adalah judul yang tercantum dalam halam judul secara lengkap. Jika judul buku terlalu panjang dapat dipersingakat, dengan memotong bagian yang kurang penting.

d. Kolom nama pengarang

Kolom ini diisi dengan nama pengarang buku baik perorangan maupun badan. Cara menulis nama orang pada perinsipnya seperti menulis nama pada tajuk.

e. Kolom penerbit

Kolom ini diisi dengan nama bada yang menerbitkan buku, baik badan pemerintah maupun swasta. Dalam penulisan nama penerbit tidak perlu mencantumkan jenis badan seperti PT, Penerbit, Yayasan, Company, dan sebagainnya.

f. Kolom tahun terbit

Kolom ini diisi dengan tahun penerbitan buku. Buku dari cetakan ulang dicatat tahun copyright dan tahun cetak ulang.


(42)

g. Kolom asal/sumber

Kolom ini diisi sesuai dengan sumber buku diterima (berasal), misalnya pembelian, tukar menukar dengan siapa, hadiah dari siapa, titipan dari siapa dan seterusnya.

h. Kolom harga buku

Kolom ini diisi dengan harga yang tercantum di buku jika buku tersebut berasal dari pembelian tetapi jika buku tersebut tidak berasal dari pembelian, maka kolom ini dikosongkan.

i. Kolom jumlah halaman

Kolom ini diisi dengan jumlah halaman yang terdapat dalam buku. j. Kolom keterangan

Kolom ini diisi dengan hal-hal lain yang dianggap perlu. Misalnya jika diketahui buku dengan nomor induk tertentu hilang, maka perlu dicatat dalam kolom keterangan.

2.3.2 Katalogisasi

Katalog merupakan istilah umum yang sering diartikan sebagai suatu daftar barang atau benda yang terdapat pada tempat tertentu. Sebagai istilah umum katalog ini sering dijumpai pada penerbit, tempat pameran, toko buku, perpustakaan bahkan supermarket sekalipun. katalog-katalog tersebut biasanya memuat informasi-informasi yang perlu diketahui oleh masyarakat umum. sebagai contoh katalog penerbit, merupakan informasi daftar bahan pustaka yang telah atau akan diterbitkan oleh suatu atau beberapa penerbit yang berisi informasi tentang pengarang, judul bahan pustaka, edisi, tahun terbit dan harga bahan pustaka tersebut.

Menurut Suhendar, katalogisasi atau pengatalogan adalah proses pembuatan katalog, dimana dalam katalog tercantum informasi-informasi penting dari suatu bahan pusaka yang biasanya dipakai oleh pengunjung perpustakaan sebagai bahan informasi, yang menyangkut fisik bahan pustaka, isi, ataupun informasi-informasi lainnya, seperti judul bahan pustaka, nama pengarang, edisi, cetakan, kota terbit, penerbit, tahun terbit, subjek bahasan, ISBN, dan lain-lain. (Suhendar, 2005).


(43)

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa katalogisasi merupakan proses pengambilan keputusan yang menuntut kemampuan menginterpretasikan dan menerapkan berbagai standar sehingga hal-hal penting dari bahan pustaka terekam menjadi katalog.

Ada beberapa macam bentuk katalog sesuai dengan perkembangan perpustakaan, diantaranya adalah :

1. Katalog buku

2. Katalog berkas, merupakan katalog kumpulan kertas.

3. Katalog kartu, yaitu kartu catalog berukuran 7,5cm x 12,5cm, kemudian kartu katalog dijajarkan dalam laci.

4. Katalog komputer (OPAC), yaitu katalog yang terbacakan computer.

2.3.2.1Deskripsi Bibliografi

Deskripsi bibliografi disebut juga katalogisasi deskriptif yang merupakan salah satu sumber informasi yang dapat diakses oleh pengguna. Oleh karena itu, dalam penyususnan deskrisi ini diperlukan suatu standar agar pengguna dapat mengakses informasi ini dimanapun dan akan menemukan bentuk informasi yang sama atau setidaknya tidak mengalami kesulitan ketika mengakses ditempat yang berbeda.

Menurut Suhendar, deskripsi bibliografi adalah kumpulan informasi bibliografis dari suatu buku yang meliputi nama pengarang, judul, edisi, kota terbit, nama penerbit, tahun terbit, keterangan fisik (ukuran tinggi buku dan jumlah halaman), keterangan seri, ISBN, dan keterangan keterangan lain yang dianggap perlu dan sering menjadi bahan informasi bagi pengguna jasa perpustakaan didalam mencari dan menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan. (Suhendar,2005)

Garis-garis besar susunan deskripsi disusun dalam tujuh daerah :

1. Daerah judul dan pengarang

a. Judul sebenarnya/ asli

b. Judul sejajar, judul lain atau anak judul (yang terdiri atas judul tambahan atau keterangan judul)


(44)

c. Pernyataan kepengarangan

2. Daerah edisi

a. Pernyataan edisi

b. Pernyataan kepengarangan sehubungan dengan edisi

3. Daerah publikasi

a. Tempat terbit

b. Nama penerbit

c. Tahun terbit

4. Daerah deskripsi fisik

a. Jumlah halaman dan atau jumlah jilid

b. Ilustrasi

c. Ukuran

d. Lampiran dan tambahan

5. Daerah seri monografi

a. Pernyataan seri

b. Pernyataan anak seri (sub seri)

c. Pernyataan nomor seri

d. Seri disertasi

e. ISSN (International Standard Serial Number)

6. DaerahCatatan/anotasi


(45)

ISBN (International Standard Serial Number)

Tanda baca dalam deskripsi bibliografi

1. Daerah judul dan pengarang

Judul sebenarnya

= Judul sejajar

: Judul lain atau anak judul (terdiri atas judul tambahan atau keterangan judul)

/ Pernyataan kepengarangan yang pertama

; Pernyataan kepengarangan yang kedua dan selanjutnya

2. Daerah edisi

- Pernyataan edisi

/ Pernyataan kepengarangan yang pertama sehubungan dengan edisi itu

; Edisi yang bersangkutan

3. Daerah publikasi

.- Tempat terbit

; Tempat terbit kedua

: Nama penerbit

, Tahun terbit

4. Daerah deskripsi fisik

.-- Jumlah halaman dan atau jumlah jilid (jika tidak berparagraf) : pernyataan ilustrasi


(46)

& Lampiran dan tambahan

5. Daerah seri monografi

.-- Pernyataan seri

: Pernyataan anak seri (sub seri)

; Ukuran

& ISSN

6. Daerah catatan

7. Daerah ISBN dan harga

.-- ISBN

: Harga

Berikut ini akan dipaparkan tabel dari sumber informasi utama pada sebuah deskripsi bibliografi

1. sumber informasi


(47)

Tabel 1. Sumber Informasi Utama

NO DAERAH SUMBER INFORMASI UTAMA

1 Judul dan pernyataan penanggung jawab

Halaman Judul

2 Edisi Halaman judul, halaman lain, kolofon 3 Data khusus ( tidak dipakai) -

4 Terbitan dan Publikasi Halaman judul, halaman lain, kolofon 5 Deskripsi Fisik Terbitan tersebut

6 Seri Halaman judul seri, halaman buku

monograf, kulit buku, bagian lain dari publikasi

7 Catatan Sumber apa saja

8 Nomor standar dan harga Sumber apa saja

2.3.2.2Penentuan Tajuk Entri Utama

Tajuk entri utama adalah kata kata pertama yang terdapat dalam entri katalog sebagai dasar penulisan katalog.

Tajuk entri utama biasa berupa nama orang atau badan korporasi yang berperan sebaga pengarang atau penerbit yang bertanggung jawab terhadap isi buku sebagai karya intelektual atau artistik serta bisa juga berupa judul karya. ( Suhendar 2005 : 13).

Dalam penentuan tajuk adalah memilih kata utama dari tajuk dan susunan kata dalam tajuk. Uraian dalam pembuatan tajuk meliputi :

A. Cara menentukan tajuk nama orang menurut jenis karyanya

1. Karya pengarang tunggal

Karya pengarang tunggal adalah suatu karya (buku) yang ditulis oleh seorang pengarang tanpa bantuan pengarang lain. Tajuk entri utama pengarang tunggal ditentukan pada pengarang itu sendiri.


(48)

2. Karya pengarang bersama

a. Pengarang bersama tidak lebih dari tiga orang

Tajuk entri utama ditentukan pada pangarang yang ditulis pada urutan pertama, pengarang berikutnya ditetapkan sebagai tajuk entri tambahan.

b. Pengarang bersama lebih dari tiga orang

Jika pengarang lebih dari tiga orang, yang menjadi tajuk entri utama adalah judul, dengan tajuk entri tambahan pada pengarang pertama.

3. Karya campuran

a. Karya terjemahan

Tajuk entri utama adalah pengarang, sedangkan penerjemah sebagai tajuk entri tambahan.

b. Karya saduran

Tajuk entri utama ditetapkan pada penyadur, sedangkan pengarang sebagai tajuk entri tambahan.

4. Karya kumpulan

Karya kumpulan yaitu karya yang dikumpulkan dari beberapa pengarang, diterbitkan tanpa terlebih dahulu dilakukan penyuntingan oleh pengumpul. Tajuk entri utama untuk karya kumpulan ditentukan pada judul, sedangkan pengumpul ditetapkan sebagai tajuk entri tambahan (satu orang).

5. Karya pengarang tidak dikenal (anonim)

Tajuk entri utama pada karya pengarang tidak dikenal (anonim) ditentukan pada judul.


(49)

B. Cara menentukan tajuk badan korporasi menurut jenis karyanya

1. Karya pengarang tunggal

Tajuk entri utama untuk pengarang tunggal suatu badan korporasi ditetapkan pada badan korporasi tersebut.

2. Karya kepala negara dan pejabat tinggi

a. Komunikasi resmi

Tajuk entri utama ditetapkan pada badan korporasi yang bersangkutan. Sedangkan tajuk entri tambahan pada nama pribadi.

b. Karya-karya pribadi kepala negara dan pejabat tinggi

Tajuk entri utama ditetapkan pada nama pribadi kepala negara atau pejabat tinggi yang bersangkutan. Sedangkan tajuk entri tambahan pada jabatannya.

3. Karya pengarang bersama

a. Pengarang bersama tidak lebih dari badan korporasi

Tajuk entri utama ditetapkan pada badan korporasi yang ditulis pada urutan pertama atau pada badan korporasi yang dijadikan sebagai pengarang utama, pengarang korporasi berikutnya ditetapkan sebagai tajuk entri tambahan.

b. Pengarang bersama lebih dari tiga badan korporasi

Tajuk entri utama ditentukan pada judul karya, badan korporasi yang disebutkan pertama dijadikan sebagai tajuk entri tambahan.

4. Karya editor

Tajuk entri utama ditentukan pada judul, dengan tajuk entri tambahan pada editor.


(50)

a. Karya terjemahan

Tajuk entri utama ditentukan pada badan korporasi atau pengarang asli. Sedangkan penerjemah menjadi tajuk entri tambahan.

b. Karya saduran

Tajuk entri utama ditentukan pada penyadur, sedangkan pengarang asli ditetapkan sebagai tajuk entri tambahan.

6. Karya kumpulan

Tajuk entri utama pada judul, sedangkan pengumpul sebagai tajuk entri tambahan.

7. Karya perundang-undangan

a. Undang-undang dasar atau konstitusi dan piagam (charter)

Tajuk entri utama ditetapkan pada nama yurisdiksinya, termasuk dokumen amandemennya.

b. Undang-undang, peraturan dan sebagainya yang dikeluarkan suatu yurisdiksi baik pemerintah pusat maupun daerah

Tajuk entri utama ditentukan pada yurisdiksi bersangkutan.

c. Peraturan-peraturan administratif

Tajuk entri utama untuk peraturan-peraturan administratif yang dikeluarkan oleh pejabat pemerintah atau badan pemerintah, seperti mentri, gubernur dan sebagainya ditetapkan di bawah badan yang bersangkutan.

d. Kumpulan karya peraturan perundang-undangan

Jika kumpulan tersebut lebih dari tiga yurisdiksi, tajuk entri utama ditetapkan pada judul. Buatkan tajuk entri tambahan di bawah nama yurisdiksi pertama yang disebut pada halaman judul.


(51)

e. Undang-undang peraturan dan sebagainya yang diterbitkan bersama dengan peraturan-peraturan lain dalam satu publikasi

Tajuk entri utama ditetapkan pada sumber yang disebut pertama dalam halaman judul, dengan tajuk entri tambahan di bawah sumber lain yang tidak ditetapkan sebagai tajuk entri utama.

8. Perjanjian internasional, persetujuan antar pemerintah dan sebagainya

a. Perjanjian bilateral (dua pihak) dan trilateral (tiga pihak)

Tajuk entri utama ditentukan pada salah satu pihak (negara) yang ikut dalam perjanjian tersebut, dan tajuk entri tambahan pada pihak yang lain.

b. Perjanjian multilateral

Tajuk entri utama ditetapkan pada nama khas perjanjian tersebut. Bila perjanjian tersebut dibuat dalam satu konferensi buat entri tambahan pada konferensi tersebut.

9. Karya peradilan

a. Laporan pengadilan

Tajuk entri utama ditetapkan pada pengadilan yang bersangkutan, sedangkan tajuk entri tambahan ditetapkan pada pembuat laporan.

b. Laporan perkara pidana

Tajuk entri utama ditetapkan pada nama tertuduh diikuti dengan tulisan tertuduh, sedangkan tajuk entri tambahan pada pengadilan yang mengadili tertuduh tersebut.


(52)

2.3.2.3Penentuan Tajuk Subjek

Menentukan tajuk subjek adalah suatu kegiatan menentukan subjek atau isi buku dalam bentuk kata. Penentuan tajuk subjek bertujuan untuk dapat memudahkan menembukan bahan pustaka yang membahas suatu pokok masalah tertentu yang sedang kita butuhkan.

Menurut Suwarno, tajuk subjek adalah mendaftarkan dibawah satu kata atau frase yang seragam semua bahan pustaka tentang satu subjek tertentu yang dimiliki oleh perpustakaan. Subjek dari suatu buku adalah tema atau topik yang diolah oleh pengarang ( Suwarno 2010: 105).

Dalam pemilihan kata atau istilah yang akan ditetapkan untuk menjadi suatu subjek hendaknya disesuaikan dengan istilah yang lazim dipergunakan oleh pemakai, dengan demikian istilah yang digunakan dapat membantu memudahkan pengguna dalam melakukan penelusuran suatu subjek yang dibutuhkan melalui katalog.

Untuk menentukan daftar tajuk subjek yang dapat digunakan oleh perpustakaan, antara lain :

1. Library Of Congress Subject Headings

Pedoman ini digunakan pada perpustakaan yang memiliki bahan pustaka dalam jumlah besar, dipergunakan untuk menentukan subjek buku secara terperinci.

2. Search List of Subject headings

Pedoman penentuan tajuk subjek secara umum, biasanya digunakan pada perpustakaan yang memiliki bahan pustaka dalam jumlah yang tidak terlalu besar. 3. Medical Subject Headings

Pedoman ini digunakan khusus pada bidang kesehatan dan kedokteran. Untuk dapat menentukan ke dalam kelompok mana suatu buku harus digolongkan, maka terlebih dahulu harus menentukan subjek atau isi bahan pustaka tersebut. Ada beberapa cara untuk menentukan subjek bahan pustaka secara tepat dan mudah, yaitu dengan membaca buku, daftar isi, pendahuluan, dan lain lain.


(53)

2.3.3 Klasifikasi

Klasifikasi merupakan pengelompokan yang sistematis daripada sejumlah objek, gagasan, buku atau benda benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama.

Menurut Suwarno, klasifikasi adalah pengelompokan barang-barang atau objek berdasarkan tingkat persamaannya. Dengan demikian, klasifikasi merupakan kegiatan pemisahan benda-benda atau objek lain berdasarkan tingkat perbedaannya. Fungsi klasifikasi adalah untuk mempermudah dalam penelusuran terhadap benda-benda yang ingin kita peroleh secara cepat dan tepat (Suwarno 2010 : 118).

Secara umum, klasifikasi terbagi dalam dua jenis:

a. Klasifikasi artifisial, yaitu klasifikasi bahan pustaka berdasarkan sifat-sifat yang secara kebetulan ada pada bahan pustaka tersebut.

b. Klasifikasi Fundamental, yaitu klasifikasi bahan pustaka berdasarkan isi atau subjek buku, yaitu sifat yang tetap pada bahan pustaka, sekalipun kulitnya berganti-ganti atau formatnya diubah.

Diantara beberapa bagan klasifikasi, ada 4 macam yang banyak digunakan di berbagai perpustakaan di dunia, yaitu : DDC( Dewey Decimal Classification ), UDC(Universal Decimal Classification), LCC(Library of Congress Classification), CC (Colon Classification ).

DDC merupakan sistem klasifikasi yang paling popular dan paling banyak digunakan, hampir di semua perpustakaan, khususnya di Indonesia. Sistem klasifikasi ini menggunakan sistem decimal dan dalam mengembangkan notasinya menggunakan angka arab.

DDC pertama kali dirancang oleh Melvil Dewey (1851 – 1931), seorang pustakawan di Ambers College, Massachusset Amerika Serikat. Tahun 1876 menerbitkan DDC edisi pertama dengan judul : “A Classification and Subject Index for Cataloging and arranging the book and pamphlet of a library “. Pada tahun 2003 telah terbit edisi ke 22, di samping edisi lengkap DDC juga tersedia dalam bentuk “edisi ringkas”. Edisi ringkas dimaksudkan untuk digunakan pada perpustakaan yang memiliki koleksi kurang dari 20.000 judul.


(54)

Minimal setiap sepuluh tahun DDC keluar dengan edisi revisi terbarunya. Untuk komunikasi dengan warta (newsletter) dengan judul DC & ( Decimal Classification Added, Notes and Decissions ).

Secara umum DDC terdiri dari tiga komponen 1. Bagan (Schedule)

Sistem klasifikasi dewey disebut “ persepuluhan” karena Dewey membawa sistem pengelompokan, baik untuk kelompok yang paling global maupun mengembangkan masing-masing kelompok selanjutnya. Di dalam bagan ini semua ilmu disusun sedemikin rupa dan diberi kode angka yang disebut dengan notasi. Notasi dalam bentuk angka yang terdiri dari tiga angka. Apabila terdapat lebih dari tiga angka, maka antara angka ketiga dan keempat diberi tanda titik (.).

contoh : 332.1 ( Bank dan Perbankan)

Dengan perinsip decimal, DDC memberikan tiga ringkasan yang terdiri dari: • 10 Kelas utama

• 100 Divisi • 1000 Subdivisi

Pembagian tersebut adalah sebagaui berikut: 000 – 099 Karya Umum

100 – 199 Filsafat 200 – 299 Agama 300 – 399 Ilmu Sosial 400 – 499 Bahasa

500 – 599 Ilmu Pengetahuan murni 600 – 699 Ilmu Terapan (Teknologi) 700 – 799 Kesenian

800 – 899 Kesusasteraan

900 – 999 Sejarah, Geografi dan Biografi

Masing-masing kelas utama dibagi lagi menjadi 10 divisi yang lebih kecil, misal:


(55)

300 – Ilmu Sosial 310 – Statistik 320 – Politik 330 – Ekonomi 340 – Hukum 350 – Pemerintahan

360 – Kesejahteraan Sosial 370 – Pendidikan

380 – Transportasi 390 – Adat Istiadat

Setiap divisi kemudian dibagai lagi menjadi 10 seksi, misal: 320 – Ilmu Politik

321 – Bentuk Negara

322 – Hubungan negara dengan organisasi dan anggotanya 323 – Hubungan negara dengan individu

324 – Pemilihan Umum 325 – Migrasi Internasional

326 – Penbudakan dan Emansipasi 327 – Hubungan Internasional 328 – Lembaga Legislatif

329 – Politik Praktis, partai politik

Masing-masing seksi dibagi lagi menjadi 10 sub seksi. Angka ketiga dan keempat dipisah dengan titik, misalnya :

914 – Geografi Eropa 914.1 Geografi Skotlandia 914.2 Geografi Inggris 914.3 Geografi Jerman 914.4 Geografi Perancis 914.5 Geografi Italia 914.6 Geografi Spanyol


(56)

914.7 Geografi Rusia

914.8 Geografi Skandainavia

914.9 Geografi Negara-negara lain di Erora

Selanjutnya dapat dibagi lagi secara decimal apabila dikehendaki.

2. Indeks Relative (Index Relatives)

Pada indeks relative ini terdapat sejumlah istilah yang disusun berabjad. Istilah-istilah tersebut mengacu ke notasi yang terdapat dalam bagan. Dalam ini didaftarkan juga sinonim untuk suatu istilah, hubungan-hubungan dengan subjek lain. Namun demikian tidak boleh menentukan klasifikasi berdasarkan indeks saja. Setelah notasi ditemukan dalam indeks, seharusnya diperiksa dalam bagan atau tabel.

Contoh indeks relative untuk subjek “Psikologi” terdapat sebagai berikut Psikologi 150

Abnormal 157 Anak 115.15 Pendidikan 370.15 Perbandingan 156 Populer 131 Remaja 155.5 Seks 155.3 Terapan 158

3. Tabel (Tables)

Untuk memperluas dan mengkhususkan suatu klasifikasi bahan pustaka dalam DDC terdapat notasi “ Tabel” yang dapat ditambahkan pada notasi dalam bagan. Dalam DDC terdapat 7 tabel yaitu :

1. Tabel Subdivisi Standar (T1) 2. Tabel Wilayah (T2)


(57)

4. Tabel Bentuk Bahasa (T4)

5. Tabel Ras, Suku, Etnik, dan Kebangsaan (T5) 6. Tabel Bahasa (T6)

7. Tabel Orang-orang/profesi (T7)

2.3.4 Perlengkapan Fisik Buku 2.3.4.1 Pelabelan

Pelabelan dilakukan untuk mempermudah pengguna mengenali bahan pustaka. Dengan kata lain pelabelan merupakan suatu pekerjaan memberi perlengkapan pada buku yang terutama juga untuk dipergunakan sebagai alat perlengkapan dalam tugas perpustakaan melayani peminjaman dan pengembalian buku.

Menurut Suwarno (2010 : 140) bahwa : Pelabelan adalah pemasangan label pada punggung buku yang berisi call number sesuai dengan yang tertulis dalam Katalog. Pelabelan ini sebaiknya diketikpada kertas label putih, atau pada kertas HVS biasa yang digunting satu ukuran (seragam), sesuai dengan kebutuhan perpustakaan.

Dengan demikian sebelum label ditempel pada punggung buku, terlebih dahulu dibuat nomor panggil yang memuat keterangan nomor klas, tiga huruf nama tajuk entri utama, nama pengarang utama, dan satu huruf pertama dari judul buku dengan huruf kecil. Label tersebut ditempatkan pada punggung buku kira-kira 2,5 cm dari bawah dalam posisi buku berdiri, agar jika buku dijajarkan akan tanpak rapi.

200 Har p

150 Bim i

375 Nas k


(58)

2.3.4.2 Blanko Kartu Buku

Blanko kartu buku ini berukuran tertentu yang berisi isian ataupun kolom untuk diisi dengan keterangan-keterangan yang berfungsi sebagai kartu kendali atau arsip peminjaman.

Blanko ini memuat keterangan-keterangan, seperti: Call number

Nama pengarang Judul buku

Nomor induk buku Nama peminjam Tanggal peminjaman Tanggal kembali Paraf

Bagi perpustakaan yang tidak menggunakan kartu buku, maka yang digunakan adalah slip peminjaman dan pengembalian yang ditempelkan di halaman depan buku. Setiap pengguna meminjam, maka slip peminjaman akan dibubuhi stempel tanggal harus kembali.

375 0234/1982 NAS Nasution, A.

A Asas-Asas Kurikulum No Nama Peminjam Tanggal

peminjaman


(59)

2.3.4.3 Pemasangan Kantong Kartu Buku

Kantong kartu buku dibuat dari kertas yang agak lebih tebal dan dibuat dengan perkiraan bisa untuk tempat kartu buku. Kantong ini berfungsi sebagai tempat kartu buku yang ditempel di bagian belakang (sampul) dalam buku. Kantong ini ada baiknya jika ditandai pula dengan keterangan, seperti call number,

nama pengarang dan judul buku yang berfungsi sebagai kontrol untuk kartu buku yang tidak sesuai.

2.3.4.4 Penyampulan

Penyampulan merupakan bagian dari kegiatan pengolahan bahan pustaka. Setelah buku selesai dilabel ada baiknya jika buku tersebut diberi sampul, agar buku tidak mudah rusak dan terlihat rapi. Biasanya proses penyampulan ini menggunakan plastik bening, agar buku terlihat jelas.

2.3.5 Penyusunan Buku

Penyusunan buku merupakan kegiatan menempatkan buku yang sudah selesai diolah dan telah dilengkapi dengan label di dalam rak buku, disusun berurutan sesuai dengan nomor klas buku. Dengan kata lain penyusunan buku adalah kegiatan menempatkan buku-buku yang sudah selesai diolah dan telah dilengkapi dengan label di dalam rak/lemari. Buku diatur sesuai dengan sandi buku yang merupakan kode kelompok subjek/isi buku. Dengan demikian dalam penyusunan buku di rak selalu diperhatikan nomor panggil buku karena fungsinya sebagai petunjuk tempat dan nomor urut dimana nomor urut ditempatkan.


(60)

Penyusunan buku di rak dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Penyusunan atau penempatan tetap

Penempatan tetap ialah buku yang sudah ditempatkan tidak akan berubah lokasinya.

2. Penyusunan atau penempatan relative

Penempatan relative ialah cara penyusunan buku yang tempatnya bisa bergeser atau berpindah-pindah sesuai dengan kebutuhan.


(61)

BAB III

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN STMIK- STIE MIKROSKIL MEDAN

3.1 Sejarah Perpustakaan STMIK-STIE MIKROSKIL

Perpustakaan STMIK MIKROSKIL berdiri bersamaan dengan berdirinya STMIK MIKROSKIL yaitu pada tahun 1992 dengan nama IMC. Lembaga tersebut oleh yayasan Bina Pertiwi yang menyelenggarakan pendidikan paket training dengan jangka waktu 3, 4, dan 6 bulan. Pada tanggal 1 Agutus 1997 berkembang menjadi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Mikroskil yang disingkat dengan STMIK MIKROSKIL dengan surat keputusan Mendikbud No. 45/D/O/1997. Pada tahun 2007 STMIK MIKROSIL berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer ditambah dengan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi yang disingkat STMIK-STIE MIKROSKIL.

Pada tahun 1997 perpustakaan terletak di Jalan Thamrin No. 140 Kampus B Mikroskil yang memiliki luas gedung 130 m2. Sejak tahun 2007 perpustakaan pindah di Jalan Thamrin No. 72 dengan luas 207, 474 m2. Sampai saat ini perpustakaan telah berdiri selama kurang lebih 15 tahun. Pelayanan perpustakaan dilakukan dengan sistem terbuka dimana pemakai bebas mengambil sendiri bahan pustaka yang diinginkan.

Pelayanan peminjaman dan pengembalian hanya terbatas pada lingkungan STMIK-STIE Mikroskil saja. Pengguna Perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil yaitu:

a) Pegawai STMIK-STIE MIKROSKIL


(62)

3.2 Struktur Organisasi

Sumber : Perpustakaan STMIK-STIE MIKROSKIL Gambar 7: Struktur Organisasi

3.3 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan

Dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, Perpustakaan STMIK Mikroskil memiliki tujuan dan fungsi yang sama dengan perguruan tinggi tempatnya bernaung. Dibawah ini dapat dilihat visi, misi serta tujuan Perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil.

Waka I

Djoni, S.T, M.ti

Ketua STMIK-STIE Mikroskil

Mimpin Ginting

Kepala UPT Perpustakaan

Rospi Marlena, S.Kom

Staf Perpustakaan

Maria Evi Ginting

Pustakawan

Sri Ita Barus, S.Sos

Pustakawan


(63)

3.3.1 Visi STMIK MIKROSKIL

Visi Perpustakaan STMIK Mikroskil dan STIE Mikroskil. Adapun visi dari STMIK Mikroskil adalah “menjadi institusi pendidikan yang unggul dalam iptek berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi”.

3.3.2 Misi STMIK MIKROSKIL

Untuk menopang pencapaian visi tersebut, STMIK Mikroskil merumuskan 4 (empat) buah misi utama yang nantinya dijadikan sebagai acuan dalam mencapai program rencana kerja secara baik dan berkelanjutan.

1. Melaksanakan Proses Belajar dan Mengajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan.

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi.

3. Menyiapkan sumber daya manusia yang mampu menyebarkan ilmu pengetahuan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi.

4. Mengembangkan organisasi dalam meningkatkan kulaitas tata kelola yang transparan dan akuntabel berbasiskan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

3.3.3 Tujuan STMIK MIKROSKIL

Tujuan Perpustakaan STMIK Mikroskil sama dengan tujuan lembaga induknya yaitu:

1. Sebagai penghasil lulusan berkualitas pada bidang Teknologi informasi dan Komunikasi, bertaraf nasional dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.


(64)

2. Peningkatan partisipasi elemen masyarakat yang bervariasi untuk melanjutkan pendidikan tinggi.

3. Peningkatan tatakelola sehingga tercapai Good University Governance.

4. Peningkatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang relevan dan berdaya guna.

3.3.4 Visi STIE MIKROSKIL

Visi, misi, serta tujuan yang diuraikan di atas merupakan visi, misi, dan tujuan Perpustakaan STMIK Mikroskil. Berbeda lagi visi, misi, dan tujuan dari Perpustakaan STIE Mikroskil. Adapun visi dari STIE Mikroskil adalah: “menjadi institusi pendidikan di bidang ekonomi yang di kenal di Sumatera Utara pada tahun 2018 yang mampu mengembangkan sumber daya manusia yang kreatif, cerdas, dan berjiwa kewirausahaan”.

3.3.5 Misi STIE MIKROSKIL

Untuk menopang pencapaian visi tersebut, STIE Mikroskil merumuskan 3 (tiga) buah misi utama yang nantinya dijadikan sebagai acuan dalam mencapai program kerja secara baik dan berkelanjutan.

1. Menyelenggarakan pendidikan ilmu ekonomi sesuai dengan dinamika dan kebutuhan dunia sehingga mampu menyiapkan lulusan yang berkemampuan akademik dalam ilmu ekonomi serta memiliki karakter yang unggul.

2. Mengembangkan dan menerapkan ilmu ekonomi sehingga mampu memberikan pelayanan dalam ranah ilmu ekonomi.

3. Menjalin kemitraan strategis demi perkembangan institusi dan para pemangku kepentingan.


(65)

3.3.6 Tujuan STIE MIKROSKIL

Tujuan yang ingin dicapai STIE Mikroskil adalah:

1. Dihasilkannya lulusan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan memberikan solusi yang inovatif terhadap masalah ekonomi yang dihadapi dalam dunia usaha.

2. Terjalinnya kerja sama dengan berbagai perusahaan, instansi pemerintah, san swasta, baik sebagai subjek dalam peningkatan kompetensi dan jiwa kewirausahaan maupun sebagai objek pengabdian.

3. Tercapainya Goo.

3.4 Sumber Daya Manusia

Sebuah perpustakaan tidak akan dapat menjalankan kegiatan serta mencapai tujuan tanpa keberadaan sejumlah pegawai. Olehn karena itu, sebuah perpustakaan sangat membutuhkan sejumlah pegawai yang dapat menjalankan segala kegiatan yang dilaksanakan setiap harinya. Perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil memiliki 2 orang pustakawan, 1 orang staf perpustakaan, dan seorang pemimpin perpustakaan.


(66)

Tabel 1: Jumlah Pegawai Perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil

Tahun 2013

No. Nama Jabatan Pendidikan

1. Rospi Marlena, S.Kom Kepala

UPT Perpustakaan

S1 Ilmu Komputer

2. Sri Ita Barus, S.Sos Pustakawan S1 Ilmu Perpustakaan

3. Merpita Pustakawan D3 Ilmu Perpustakaan

4. Maria Evi Ginting Staff Perpustakaan Tamatan SMA

3.5 Pengguna

Adapun pengguna pada Perpustakaan Mikroskil adalah Direktur STMIK-STIE Mikroskil, Dosen STMIK-STIE Mikroskil mahasiswa dan pegawai STMIK-STIE Mikroskil.

Sebelum memasuki perpustakaan setiap pengguna harus mematuhi peraturan yang dibuat oleh pihak perpustakaan. Adapun peraturan atau syarat untuk memasuki perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil adalah:

1. Mengisi buku tamu

2. Memiliki kartu perpustakaan/KTM/KRS 3. Kartu tidak boleh dipinjamkan

4. Setelah selesai membaca buku, mahasiswa mengembalikan buku ke tempatnya

5. Setiap mahasiswa diwajibkan meminjam 3 buku 6. Dilarang membawa tas

7. Dilarang memakai sandal 8. Dilarang membawa minuman 9. Dilarang berbicara keras 10.Menjaga kebersihan


(67)

Pengguna yang datang ke perpustakaan setiap harinya ± 100 orang per hari. Pengguna di luar dari civitas akademik tidak diperkenankan masuk.

3.6 Koleksi

Perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil mempunyai koleksi buku sebanyak 5.140 judul dan 12.643 eksemplar, yang terdiri dari koleksi tentang Ilmu Komputer dan Manajemen dan koleksi-koleksi umum untuk memenuhi bahan matakuliah. Adapun rincian jenis bahan perpustakaan yang dimiliki Perpustakaan STMIK-STIEMikroskil saat ini yaitu:

Tabel 2: Jenis-jenis Koleksi Perpustakan STMIK-STIE MIKROSKIL

No. Jenis Koleksi Jumlah

Judul Eksemplar

1 Buku 5.140 12.643

2 Jurnal 150 320

3 Karya Tulis Ilmiah 500 850

4 Majalah 230 230

5 CD-ROM 2.085 2.114

6 Surat Kabar - -


(68)

Tabel 3: Nama – Nama Bidang Ilmu

No. Bidang Ilmu Jumlah Judul Jumlah Eksemplar

1 Administrasi 125 203

2 Agama 122 188

3 Akuntansi 289 724

4 Bahasa 104 229

5 Ekonomi 207 520

6 Geografi 3 8

7 Hukum 29 67

8 Internet 185 493

9 Kewirausahaan 7 100

10 Kimia 12 44

11 Komputer 1435 4330

12 Komunikasi 63 118

13 Manajemen 739 1767

14 Matematika 92 360

15 Metodologi 12 33

16 Motivasi 58 61

17 Novel 39 89

18 Perpustakaan 4 7

19 PPKN 4 8

20 Psikologi 36 77

21 Referensi 423 484

22 Sistem Informasi 162 750

23 Statistika 85 237


(69)

3.7 Sistem pelayanan

Perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil sama seperti perpustakaan perguruan tinggi lainnya dalam memberikan pelayaanan kepada penggunanya menetapkan sistem dan kegiatan pelayanan. Sistem yang diterapkan pada perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil Medan adalah sistem pelayanan terbuka, dimana pengguna dapat secara langsung menuju dan searching koleksi yang diinginkan sesuai kebutuhannya.

Tabel 4 : jam buka Perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil

S

Sumber : Perpustakaan STMIK-STIEMikroskil Medan 2013

3.8Tahapan Pengolahan Bahan Pustaka

Pengolahan bahan pustaka adalah kegiatan mengolah bahan pustaka yang masuk ke perpustakaan hingga bahan pustaka tersebut dapat dimanfaatkan oleh penggunanya. Untuk memudahkan pengguna dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan terlebih dahulu bahan pustaka tersebut diolah dan disusun secara sistematis. Untuk itu perpustakaan STMIK-STIE MikroskilMedan melaksanakan beberapa tahapan dalam pengolahan bahan pustaka. Pengolahan bahan pustaka yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Hari Waktu

Senin-jumat 10.00 – 20.00 WIB

Sabtu 10.00 - 14.00 WIB


(70)

3.8.1Inventarisasi

Langkah awal yang dilakukan di perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil Medan dalam pengolahan bahan pustaka adalah inventarisasi. Bahan pustaka yang baru diterima oleh perpustakaan sebelum diinventarisasi ke dalam buku induk terlebih dahulu diberi cap/stempel kepemilikan dan stempel inventarisasi.

Stempel kepemilikan Perpustakaan STMIK-STIEMikroskil Medan

Milik Perpustakaan STMIK-STIE MIKROSKIL

Perpustakaan STMIK-STIEMikroskil Medan 2013

Stempel inventarisasi Perpustakaan STMIK-STIEMikroskil Medan

STMIK-STIE MIKROSKIL Tgl. Terima :

Asal : No. Inventarisasi : No. Klass : No. Rak :

Di perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil pemberian stempel pada halaman buku tidak memiliki ciri khas, hanya saja pemberian stempel yang utama adalah halaman judul dan sisi buku.

Dalam menginventarisasi bahan pustaka ke dalam buku induk yang dicatat adalah :

• Nomor inventasisasi • Tanggal terima • Nomor kelas


(1)

3.8.3.4 . Penyampulan

Penyampulan merupakan bagian dari kegiatan pengolahan bahan pustaka. Setelah buku selesai dilabel ada baiknya jika buku tersebut diberi sampul, agar buku tidak mudah rusak dan terlihat rapi. Biasanya proses penyampulan ini menggunakan plastik bening, agar buku terlihat jelas.

3.9. Penyusunan Buku

Penyusunan buku di rak dengan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan akan mempermudah menemukan buku kembali. Kesalahan dalam penempatan buku akan menyulitkan pengguna, sebab buku tersebut sulit untuk ditemukan kembali. Oleh sebab itu, penyusunan buku sebaiknya dilakukan dengan teliti dan secermat mungkin. Tulisan nomor penempatan label yang ditempelkan pada punggung buku berfungsi sebagai penunjuk tempat dan nomor urut dimana buku harus diletakkan. Karena itu, sebelum menyusun buku di rak terlebih dahulu memperhatikan nomor penempatan. Pertama-tama buku disusun berdasarkan menurut urutan nomor klas, mulai dari yang terkecil sampai dengan terbesar, kemudian dilanjutkan dengan tiga huruf pertama nama pengarang dan satu huruf pertama dari judul. Selanjutnya diteruskan dengan urutan nomor atau huruf lain yang kiranya masih tercantum dalam label penempatan.

Kegiatan terakhir pengolahan bahan pustaka pada perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil Medan adalah penyusunan buku di rak. Penyusunan dilakukan berdasarkan urutan dari nomor terkecil sampai dengan nomor terbesar.

Contoh penyusunan buku di rak :

005.5 657.1 657.9 658.6 658.8 Pur Lub Sug Sin Sir

i a p m m


(2)

Dengan disusunnya buku secara sistematis di rak, dapat mempermudah petugas dalam menyusun bahan pustaka dan pengguna dapat dengan mudah menemukan bahan pustaka yang diinginkan. Penyusunan buku yang dilakukan perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil Medan sudah teratur dan rapi menurut nomor kelas terkecil hingga terbesar, sehingga pengguna dapat dengan mudah menemukannya informasi yang dibutuhkanya.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya, penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Kegiatan Pengolahan bahan pustaka yang dilakukan oleh perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil Medan cukup baik karena dengan adanya kegiatan pengolahan bahan pustaka dapat diketahui jumlah koleksi yang dimiliki, nomor induk buku dan kapan koleksi tersebut menjadi milik perpustakaan. 2. Koleksi yang dimiliki sampai tahun 2013 berjumlah 5.140 judul dan 12.643

eksemplar dengan jumlah pengguna sebanyak 578 orang yang berarti perbandingan rata-rata pengguna dan jumlah koleksi 1:7.

3. Perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil Medan menggunakan e-DDC dalam penentuan nomor kelas.

4. Perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil Medan belum memiliki katalog online sebagai sarana penelusuran informasi.

5. Perlengkapan fisik buku dimulai dari pelabelan, pembuatan blanko kartu buku, pemasangan kantong kartu buku dan penyampulan.

4.2 Saran

Setelah dilakukan pembahasan dan ditarik kesimpulan mengenai Perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil Medan, maka penulis mengajukan beberapa saran untuk pengembangan perpustakaan pada masa yang akan datang yaitu :

1. Perpustakaan STMIK-STIE Mikroskil Medan perlu membuat katalog online untuk lebih mudah menelusuri seluruh koleksi yang dimiliki perpustakaan. 2. Rak untuk koleksi referensi sebaiknya jangan terlalu tinggi. Menurut prosedur

yang ada, tinggi sebuah rak buku sebaiknya 200 cm.


(4)

3. Jarak antara satu buku dengan rak buku lainya sedikit lebih luas. Karena pemustaka membutuhkan ruang untuk menjangkau koleksi pada posisi rendah dan juga tinggi. Terlebih lagi bentuk dari rak tersebut saling berhadapan satu sama lain.

4. Sebaiknya letak sirkulasi dengan TPT (tempat penitipan tas) dipisah karena akan menggangu proses berlangsungnya kegiatan sirkulasi. Seperti yang diketahui secara umum meja sirkulasi berfungsi sebagai tempat terjadinya kegiatan peminjaman dan pengembalian koleksi. Dari hasil pengamatan penulis selama melakukan observasi, setiap terjadinya proses peminjaman ataupun pengembalian ada saja pemustaka yang datang untuk memasukkan tasnya di tempat penitipan tas. Saat pemustaka hendak mengeluarkan laptop/notebook, pulpen, KTM, dan lainnya maka pemustaka akan meletakkan tasnya di meja sirkulasi. Sehingga proses sirkulasi harus tertunda sedikit waktu. Terlebih lagi ruang bergerak di sirkulasi sangat sempit.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional R.I. 2004. Buku Pedoman Perguruan Tinggi. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional R.I.

Eryono, Muh Kaliani. 1994. Pengolahan Bahan Pustaka. Jakarta : Universitas Terbuka.

Gober. 2007. Pengolahan Bahan Pustaka.

http://gober31.multiply.com/journal/item/11. 09/04/2011. Mashuri, Ilham. 2008. Penentuan Tajuk dan Klasifikasi.

http://perpusstainkdr.multiply.com/journal/item/4/Penentuan_Tajuk_dan_Klas ifikasi. 09/04/2011.

Rohanda. 2008. Pengolahan Bahan Pustaka.

http://media.diknas.go.id/media/document. 09/04/2011

Suhendar, Yaya. 2005. Pedoman Katalogisasi : Cara Mudah Membuat Katalog perpustakaan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sunarno. 2009. Katalogisasi. http://sunarno.staff.uns.ac.id/. 09/04/2011

Sutarno NS. 2006. Manajemen Perpustakaan : Suatu pendekatan Praktik. Jakarta : Sagung Seto.

Suwarno, Wiji. 2010. Pengetahuan Dasar Kepustakaan. Bogor : Ghalia Indonesia.

Yulia, Yuyu. 1993. Pengadaan Bahan Pustaka. Jakarta :Universitas Terbuka, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


(6)