Pengolahan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia

(1)

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Studi Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md)

Disusun Oleh:

JUNAIDI SAPUTRA S 112201020

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Kertas Karya : Pengolahan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia

Oleh : Junaidi Saputra S NIM : 112201020

Dosen Pembimbing : Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si NIP : 195607161979032002

Tanda Tangan : ...

Tanggal : ...

Dosen Pembaca : Dra. Eva Rabita, M.Hum NIP : 195603311986032001

Tanda Tangan : ...


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : Pengolahan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Universitas Sari

Mutiara Indonesia Oleh : Junaidi Saputra S NIM : 112201020

PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN

Ketua Jurusan : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd NIP : 195704071986032001

Tanda Tangan : ...

Tanggal : ...

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A NIP : 195110131976031001

Tanda Tangan : ...


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini yang berjudul

”PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA”, guna melengkapi syarat dalam memperoleh gelar Ahli Madya Perpustakaan pada program Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam kertas karya ini, masih banyak memiliki kekurangan, baik dari segi materi maupun penulisannya. Untuk itu demi kesempurnaannya, penulis mengharapkan saran dan kritik dari yang membacanya.

Dalam penulisan kertas karya ini penulis telah mendapatkan bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun material. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1) Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2) Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd selaku Ketua Program Studi D-III Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3) Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan fikirannya untuk memberikan bimbingan yang sangat berguna kepada penulis dalam penyusunan kertas karya ini.

4) Ibu Dra. Eva Rabita, M.hum selaku dosen Pembaca dalam penyusunan kertas karya ini.

5) Seluruh Staf pengajar pada Program Studi D-III Perpustakaan yang telah membimbing penulis selama tiga tahun hingga selesainya kertas karya ini. 6) Bapak Ishak S.S M.Hum , selaku kepala Perpustakaan Universitas Sari


(5)

penulis melakukan observasi dan mengumpulkan data sehingga kertas karya ini dapat selesai.

7) Ayahanda Baris Simanullang dan Ibunda tercinta Nurmisah manik, serta seluruh keluarga yang telah senantiasa mencurahkan kasih sayang, pembinaan, dukungan, baik moril maupun material selama ini.buat Bg Jhon, Kak Delta, Adik Tommi, Adik Ical, Adik Uki.

8) Buat Sahabat ku yang Senasip Sepenanggungan, ada Arco Hasugian, Riski Faldes Tarigan, Alan Mahar Manik, Abdul Baiz Ginting. Buat Rina Sundari Pangaribuan yang memberi dukungan dan semangat kepada penulis dalam penulisan kertas karya ini.

9) Teman-teman mahasiswa stambuk ’2011 yang telah banyak memberi dorongan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini, Baginda Harahap, ucok, Riski bibir, Fatur, Kevi Arsepta, Lina Haranggaol, Ade ike dan semua yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. 10)Teman-teman mahasiswa stambuk ’2012 yang telah banyak memberi

dorongan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini khususnya buat BASERDA, yang diketuai Hadrian Tumorang, beranggotakan Hendra siburian, Lindung, Juan Purba, Karya Ginting, Alar Tumangger, Kartison.

11)Teman- teman satu kos, posdam, jhon, roi nal, ical, delta, faldes, rawat.

Akhir kata, semoga kertas karya ini berguna bagi yang membacanya terutama bagi penulis sendiri.

Medan, 2014

Junaidi Saputa S 112201020


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah... 1

1.2. Tujuan Penulisan... 3

1.3. Ruang Lingkup Penulisan... 3

1.4. Metode Pengumpulan Data... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpustakaan Perguruan Tinggi... 4

2.1.1. Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi... 4

2.1.2. Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi... 6

2.1.3. Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi... 7

2.2. Pengertian Pengolahan Bahan Pustaka... 7

2.2.1. Tujuan Pengolahan Bahan Pustaka... 8

2.2.2. Fungsi Pengolahan Bahan Pustaka... 8

2.3. Tahapan Pengolahan Bahan Pustaka... 9

2.3.1. Inventarisasi... 9

2.3.2. Katalogisasi... 11

2.3.2.1 Deskripsi Bibliografi... 14

2.3.2.2 Penentuan Tajuk Entri Utama... 15

2.3.2.3 Mengindeks/ Menentukan Tajuk Subjek... 17

2.3.3. Klasifikasi... 18

2.3.3.1 Bagan Klasifikasi DDC... 20

2.3.4. Pelabelan dan Penyampulan... 21

2.3.4.1 Penyusunan buku... 23

BAB III PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA 3.1. Sejarah singkat Perpustakaan USM Indonesia... 25

3.2. Visi dan Misi Perpustakaan... 28

3.3. Struktur Organisasi Perpustakaan... 29


(7)

3.5. Koleksi Perpustakaan... 32

3.6. Pengolahan Bahan Pustaka... 40

3.6.1 Inventarisasi... 40

3.6.2 Katalogisasi... 42

3.6.2.1 Deskripsi Bibliografi... 43

3.6.2.2 Entri Data... 44

3.6.3 Klasifikasi... 44

3.6.4 Penyiapan Fisik Koleksi dan Penyusunan Bahan Pustaka………... 47

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan... 50

4.2. Saran... 51


(8)

DAFTAR GAMBAR

No. Hal.

Gambar 2.1 Label Buku... 22

Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi Perpustakaan USM Indonesia... 30

Gambar 3.2 Contoh Entri Data Perpustakaan USM Indonesia... 45

Gambar 3.3 Electronoik-Dewey Decimal Classification Edition 23... 46

Gambar 3.4 Contoh Label Bahan Pustaka... 47


(9)

DAFTAR TABEL

No. Hal.

Tabel 2.1 Sumber informasi utama deskripsi buku... 14

Tabel 3.1 Program Studi yang terdapat di USM Indonesia... 27

Tabel 3.2 Data Koleksi Perpustakaan USM Indonesia sampai dengan Tahun 2014... 34

Tabel 3.3 Jenis koleksi jurnal yang terdapat di Perpustakaan USM Indonesia... 35

Tabel 3.4 Jenis koleksi Surat Kabar yang terdapat di Perpustakaan USM Indonesia... 36

Tabel 3.5 Jenis Koleksi Referensi yang terdapat di Perpustakaan USM Indonesia... 36

Tabel 3.6 Jenis Majalah di Perpustakaan USM Indonesia... 37

Tabel 3.7 Karya Tulis Ilmiah Tahun 2014... 38

Tabel 3.8 Perolehan Skripsi Tahun 2014... 38

Tabel 3.9 Data Koleksi Akademika Analisis Kesehatan Perpustakaan USM Indonesia Tahun 2014... 39

Tabel 3.10 Jumlah Koleksi Bahan Pustaka sampai dengan Tahun 2014... 40

Tabel 3.11 Contoh Stempel Buku Induk... 42


(10)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perpustakaan sebagai pusat informasi memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. dan merupakan sarana penunjang dalam pendidikan formal maupun informal. Perpustakaan perguruan tinggi adalah unit pelaksana teknis yang bersifat akademis dalam menunjang pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Perpustakaan yang baik adalah perpustakaan yang dapat menyajikan informasi secara cepat dan tepat kepada pengguna. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat membuat bertambahnya bahan pustaka. Agar bahan pustaka tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal, di perlukan suatu sistem pengolahan bahan pustaka yang efektif dan efisien untuk memudahkan temu balik informasi dan memperlancar kegiatan pelayanan.

Informasi yang di kelola suatu perpustakaan umumnya adalah bahan pustaka monograf atau yang lazim disebut dengan buku. Tetapi pada dasarnya perpustakaan tidak hanya menyediakan informasi dalam bentuk buku atau mongraf saja tetapi juga informasi dalam bentuk jurnal, majalah, piringan hitam dan bentuk-bentuk penyajian informasi lainnya. Seluruh bentuk-bentuk penyajian informasi tersebut dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu informasi dalam bentuk tercetak dan non cetak, yang secara keseluruhan disebut dengan koleksi perpustakaan atau bahan pustaka.

Pengguna perpustakaan berasal dari berbagai kalangan yang berbeda. Begitu juga dengan perpustakaan perguruan tinggi, penggunanya adalah mahasiswa dan staf pengajar (dosen) yang sudah pasti mempunyai tingkat pendidikan dan spesialisasi ilmu pengetahuan yang berbeda. Oleh karena itu perpustakaan dituntut untuk dapat menyediakan layanan informasi yang lengkap, cepat, tepat dan akurat.


(11)

Perpustakaan pada dasarnya bertujuan untuk memberikan pelayanan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan, serta untuk mendukung dan memperlancar kegiatan belajar mengajar di perguruan itu sendiri. Sedangkan fungsinya adalah sebagai sarana pendidikan, penelitian, menyediakan bacaan untuk mahasiswa dan staf pengajar dalam mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas pribadi atau mutu pendidikan secara umum, dan sebagai sarana rekreasi pikiran disela-sela kegiatan belajar dan istirahat. Agar fungsi dan tujuan pepustakaan tercapai, maka proses pengolahan bahan pustaka sangat dibutuhkan. Pengolahan bahan pustaka merupakan kegiatan pokok dalam sebuah perpustakaan karena tanpa pengolahan bahan pustaka, maka bahan pustaka sulit untuk ditelusuri dan tidak dapat diorganisir dengan baik. Apabila pengguna kesulitan dalam menelusuri bahan pustaka, maka pengguna tidak akan berminat untuk datang berkunjung ke perpustakaan sehingga bahan pustaka yang dikelola tidak akan berdaya guna dengan baik sesuai dengan fungsi perpustakaan.

Di Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia dalam hal ini disingkat menjadi USM Indonesia telah melakukan pengolahan bahan pustaka yang diperoleh untuk mempermudah pengguna dalam menemukan informasi yang dibutuhkannya. Sudah tentu pengolahan yang dilakukan pada Perpustakaan USM Indonesia harus mengikuti pedoman standar baik dalam pembuatan deskripsi katalog, penentuan tajuk subjek (subjek abjad) maupun nomor klasifikasi. Untuk mengetahui lebih mendalam tentang pengolahan bahan pustaka yang dilakukan Perpustakaan USM Indonesia maka penulis tertarik untuk memilih judul kertas karya ini adalah ”PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA”


(12)

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah :

1. Untuk mengetahui lebih mendalam bagaimana sistem pengolahan bahan pustaka yang dilakukan oleh Perpustakaan USM Indonesia

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh Perpustakaan USM Indonesia, dalam pengolahan bahan pustaka.

1.3 Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup penulisan kertas karya ini mencakup beberapa aspek mengenai pengolahan bahan pustaka yang terdiri dari inventarisasi, katalogisasi, mencakup pembuatan deskripsi katalog, penentuan tajuk subjek, dan klasifikasi, pelabelan dan penyusunan buku.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut :

1. Studi kepustakaan

Data yang diperoleh melalui bahan pustaka atau literature serta dokumen yang berhubungan dengan topik yang dibahas dalam kertas karya ini.

2. Observasi (pengamatan)

Data yang diperoleh dengan cara melakukan pengamatan langsung ke Perpustakaan USM Indonesia terutama kebagian pengolahan bahan pustaka. 3. Wawancara

Penulis memperoleh data melalui hasil wawancara dengan pustakawan pada bagian pengolahan bahan pustaka.


(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang berada dibawah pengawasan dan dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan utama yakni membantu perguruan tinggi tersebut.

Pengertian perpustakaan perguruan tinggi menurut Sjahrial (2000,4) “adalah perpustakaan tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademi, perpustakaan sekolah tinggi”.

Sedangkan menurut Hasugian (2009,79) “Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang dibangun, diadministrasikan dan didanai oleh sebuah universitas untuk memenuhi kebutuhan informasi, penelitian dan kurikulum dari mahasiswa, fakultas dan stafnya”.

Berdasarkan pendapat di atas diketahui bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada atau didirikan di suatu perguran tinggi baik berbentuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, dan perguruan tinggi lainnya yang sederajat untuk memenuhi kebutuhan informasi, penelitian dan kurikulum dari mahasiswa, fakultas dan stafnya.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi memiliki peranan yang penting dalam mencapai tujuan perguruan tinggi dimana perpustakaan tersebut bernaung sehingga sudah semestinya setiap lembaga pendidikan tinggi memiliki perpustakaan yang dapat dimanfaatkan secara maksimal.


(14)

Sebagai bagian integral dari suatu perguruan tinggi, perpustakaan perguruan tinggi diselenggarakan dengan tujuan untuk menunjang pelaksanaan program perguruan tinggi sesuai dengan Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpusnas RI (2000,4) perpustakaan perguruan tinggi memiliki tujuan yaitu:

1. Dharma pertama yaitu pendidikan dan pengajaran dilaksanakan dengan cara mengumpulkan , mengelola, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi mahasiswa dan dosen sesuai demgam kurikulum yang berlaku. 2. Dharma kedua yaitu penelitian, dilakukan melalui kegiatan mengumpulkan,

mengelola, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi para peneliti.

3. Dharma ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat, diselenggarakan melalui kegiatan megumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebar luaskan informasi bagi masyarakat.

Menurut Hasugian (2009,80), ”Tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi”.

Sedangkan menurut Sjahrial (2000,5), “Tujuan perpustakaan perguruan tinggi untuk membantu perguruan tinggi dalam menjalankan program pengajaran.”

Tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah :

1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga administrasi perguruan tinggi.

2. Menyediakan bahan pustaka rujukan (refrensi) pada semua tingkatan akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa program pasca sarjana dan pengajar.

3. Menyediakan ruangan belajar untuk pemakai perpustakaan.

4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai. 5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan

perguruan tinggi tetapi juga lembaga industry sosial. (Basuki 1991,52)

Dari uraian pendapat di atas, jelas bahwa perpustakaan perguruan tinggi diselenggarakan dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.


(15)

2.1.3. Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu tugas yang harus dilaksanakan dalam perpustakaan tersebut.Sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya.

Fungsi perpustakaan perguruan tinggi dapat dirinci sebagai berikut: 1. Pusat pelestarian ilmu pengetahuan.

2. Pusat belajar. 3. Pusat pengajaran. 4. Pusat penelitian.

5. Pusat penyebaran informasi. (Perpusnas RI 2000,5)

Perpustakaan perguruan tinggi memiliki berbagai fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi Edukasi. Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika.

2. Fungsi Informasi. Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.

3. Fungsi Riset. Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

4. Fungsi Rekreasi. Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.

5. Fungsi Publikasi. Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademik dan staf non-akademik.

6. Fungsi Deposit. Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.

7. Fungsi Interpretasi. Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya. (Depdiknas 2004,3).

Berdasarkan uraian tersebut maka fungsi perpustakaan perguruan tinggi sebagai fungsi edukasi, fungsi informasi, fungsi riset, fungsi rekreasi, fungsi publikasi, fungsi deposit dan fungsi interpretasi bagi pengguna perpustakaan dalam mencapai visi dan misi perguruan tinggi.


(16)

2.1.4 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi

Tugas perpustakaan merupakan suatu kewajiban yang telah ditetapkan untuk dilakukan di perpustakaan Setiap perpus memiliki tugas yang diberi oleh lembaga induk yang menaunginya.

Tugas perpustakaan adalah menghimpun, menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan semua koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana dan pemanfaatannya, dan melayani masyarakat pengguna, yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan (Sutarno 2006,53).

Selain itu dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2000,5), “Tugas perpustakaan perguruan tinggi dapat dirinci sebagai berikut:

1. Mengikuti perkembangan kurikulum serta perkuliahan dan menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pengajaran.

2. Menyediakan pustaka yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam rangka studinya.

3. Mengikuti perkembangan mengenai program-program penelitian yang diselenggarakan di lingkungan perguruan tinggi induknya dan berusaha menyediakan literatur ilmiah dan bahan lain yang di perlukan bagi pra peneliti.

4. Memuktahirkan koleksi dengan mengikuti terbitan-terbitan yang baru baik berupa tercetak maupun tidak tercetak.

Berdasarkan uraian diatas maka tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah menyediakan, merawat dan mengadakan bahan pustaka yang dibutuhkan oleh pengguna untuk menyelesaikan semua kinerja yang dibutuhkan.

2.2 Pengertian Pengolahan Bahan Pustaka

Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan mempunyai peranan penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan yang sekaligus menjadi tempat rekreasi yang menyegarkan dan menyenangkan. Perpustakaan member kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan. Sedangkan perpustakaan merupakan jantung bagi kehidupan akademik, karena dengan adanya perpustakaan dapat di peroleh data atau informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan.


(17)

Setiap perpustakaan memiliki tugas menyediakan bahan pustaka serta mengolahnya agar dapat di sajikan kepada pengguna sehingga bahan pustaka tersebut dapat bermanfaat bagi pengguna perpustakaan. Sebelum bahan pustaka dilayankan kepada pengguna terlebih dahulu diolah dan disusun secara sistematis untuk memudahkan pengguna dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan.

Kegiatan pengolahan bahan pustaka ialah kegiatan yang diawali sejak koleksi diterima meliputi proses pengolahan, penyusunan, penyimpanan, pengemasan agar tersusun rapi, mudah di telusuri kembali(temu balik informasi) dan di akses oleh pemakai, dan merawat bahan pustaka. Pekerjaan pengolahan mencakup pemeliharaan atau perawatan agar seluruh koleksi perpustakaan tetap dalam kondisi bersih, utuh, dan baik. Sedangkan kegiatan mengolah dalam pengertian merawat adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka preservasi dan konservasi untuk menjaga nilai-nilai sejarah dan dokumentasi. (Suwarno, Wiji 2007:46)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengolahan bahan pustaka adalah suatu kegiatan diperpustakaan yaitu proses pengolahan, penyusunan, penyimpanan, dan perawatan bahan pustaka guna untuk menjalankan tugas atau kinerja diperpustakaan.

2.2.1 Tujuan Pengolahan Bahan Pustaka

Sebelum membahas lebih dalam tentang pengolahan bahan pustaka di perpustakaan, ada baiknya dipaparkan terlebih dahulu tujuan utama dari pengolahan bahan pustaka. Adapun tujuan utama dari pengolahan bahan pustaka adalah:

1. Untuk mempermudah pengaturan koleksi yang ada agar siap pakai dan berdaya guna secara optimal.

2. Agar semua koleksi dapat ditemukan/ditelusur dan dipergunakan dengan mudah oleh pemakai, karena pengolahan bahan pustaka merupakan kegiatan yang berurutan, mekanis dan sistematik.

2.2.2 Fungsi Pengolahan Bahan Pustaka

Pengolahan bahan pustaka memiliki fungsi sebagai prosedur yang mengolah koleksi bahan pustaka, dengan adanya pengolahan bahan pustaka, suatu perpustakaan akan menjadi lebih berstruktur. Oleh karena itu juga setiap bahan pustaka atau informasi yang dibutuhkan oleh pengguna sedapat mungkin harus disediakan oleh


(18)

perpustakaan. Disamping itu perpustakaan harus mampu menjamin bahwa setiap informasi atau koleksi yang berbentuk apapun mudah diakses oleh masyarakat pengguna yang membutuhkan.

Agar informasi atau bahan pustaka di perpustakaan dapat dimanfaatkan atau ditemukan kembali dengan mudah, maka dibutuhkan sistem pengolahan dengan baik dan sistematis yang biasa disebut dengan kegiatan pengolahan (processing of library materials) atau pelayanan teknis (technical service).

2.3 Tahapan Pengolahan Bahan Pustaka

Pengolahan bahan pustaka suatu kegiatan yang meliputi Inventarisasi, Katalogisasi, klasifikasi dan pelabelan serta penyampulan bahan pustaka.

2.3.1 Inventarisasi

Inventarisasi adalah pencatatan atau pendaftaran milik kantor (sekolah, rumah tangga dan lain-lain) yang dipakai dalam melaksanakan tugas. Pengertian lainnya, pencatatan atau pengumpulan data tentang kegiatan, hasil yang dicapai dan lain-lain.

Bahan pustaka baik buku maupun majalah, koran atau yang lainnya yang telah ada diperpustakaan perlu diolah sedemikian rupa sehingga lebih berdaya guna bagi pemakai. Pemesanan dan penerimaan bahan pustaka merupakan kegiatan awal yang harus dilakukan dan serangkaian kegiatan diperpustakaan. Bahan pustaka yang diterima diperpustakaan dapat berasal dari pembelian, tukar menukar, maupun sebagai hadiah.

Menurut Sutarno (2006) kegiatan Inventarisasi merupakan kegiatan yang terdiri dari pemeriksaan dan pengecekan bahan pustaka atau koleksi yang datang ke Perpustakaan dan pembubuhan stempel Perpustakaan pada bagian atau lembar tertentu pada seetiap buku milik Perpustakaan.


(19)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa inventarisasi adalah sutu proses pemberian identitas atau nomor induk untuk setiap buku yang datang keperpustakaan dimana setiap buku memiliki identitas yang berbeda.

Kegiatan inventarisasi terutama bertujuan agar pepustakaan dapat mengontrol pemiliknya. Dengan inventarisasi perpustakaan dapat membuat laporan, menyusun statistik, menerima khasanah bahan pustaka yang dimiliki atau mengetahui bahan pustaka yang belum atau sudah dimiliki. Selain itu dapat diketahui jumlah bahan pustaka yang dimiliki suatu perpustakaan pada kurun waktu tertentu dan mengetahui bahan pustaka yang hilang.

Pada intinya, kegiatan inventarisasi bahan pustaka ini adalah pencatatan semua bahan pustaka milik perputakaan yang dilakukan oleh petugas perpustakaan atau pustakawan.

Adapun langkah-langkah menginventarisasi buku adalah: 1. Pemberian stempel buku

Semua buku yang sudah masuk diperpustakaan harus perlu dibubuhi stempel. Tempat-tempat yang perlu dibubuhi stempel yaitu: dibalik halaman judul, bagian tengah halaman, bagian yang tidak ada tulisan atau gambar, pada halaman akhir, dan pada halaman yang dianggap rahasia.

Stempel itu ada bermacam-macam. Ada stempel inventaris dan stempel identitas perpustakaan. Stempel inventaris dibubuhkan dibubuhkan dibalik halaman judul yang memuat nama perpustakaan, kolom tanggal, serta nomor inventaris. Sedangkan nomor inventaris perpustakaan yang bersangkutan diletakkan dibagian yang dianggap perlu. Misalnya pada halaman judul, ditengah-tengah buku, dan dibagian akhir buku.

2. Pemberian nomor buku.

Setiap buku yang akan menjadi koleksi perpustakaan, yang harus disusun dirak buku harus diberikan nomor. Pemberian nomor tidak hanya nomor induk saja,


(20)

tetapi juga pemberian nomor berdasarkan klasifikasi (call number). Nomor induk adalah nomor urut buku yang sudah ada dari nomor satu sampaii nomor terakhir menunjukkan nomor buku. Nomor induk menandai setiap buku dalam perpustakaan dan sangat berguna untuk membedakan buku-buku dengan judul yang sama atau buku-buku yang dibeli lebih dari satu. Dalam buku induk, data yang perlu dicatat adalah:

a) Nomor induk

b) Tanggal pembelian/pencatatan c) Penulis

d) Judul ( tidak perlu seluruh kalimat judul perlu dicatat)

e) Darimana buku diperoleh (toko buku, penyalur, badan penyumbang) f) Harga

g) Catatan lain ( jumlah halaman, keterangan)

2.3.2 Katalogisasi

Pengguna perpustakaan menggunakan koleksi perpustakaan dengan bermacam-macam keperluan. Untuk mengetahui buku-buku apa saja yang dimiliki oleh suatu perpustakaan diperlukan alat bantu yang disebut dengan katalog perpustakaan. katalog merupakan istilah umum yang sering diartikan sebagai suatu daftar barang atau benda yang terdapat pada benda tertentu. Sebagai istilah umum catalog ini sering dijumpai pada penerbit, tempat pameran, toko buku, perpustakaan bahkan supermarket sekalipun katalog-katalog tersebut biasanya memuat informasi-informasi yang perlu diketahui oleh masyarakat umum. Sebagai contoh katalog penerbit, merupakan informasi daftar pustaka yang telah atau akan diterbitkan oleh suatu atau beberapa penerbit yang berisi informasi tentang pengarang, judul bahan pustaka,edisi, tahun terbit dan harga bahan pustaka tersebut.

Menurut Pawit M. Yusuf dan Priyo Subekti (2010: 215) “katalog adalah daftar susunan alfabetis (atau dengan cara lain) tentang suatu barang, item, atau bahan


(21)

lain dengan tambahan informasi singkat dari bahan atau item ini,, termasuk ukuran, warna, atau bahkan harga”.

Sedangkan menurut Siahaan (2013:1) Katalog merupakan sistem temu balik informasi yang utama diperpustakaan. Tanpa katalog pengguna akan mengalami kesulitan untuk melakukan pencarian terhadap sumber daya informasi yang tersedia diperpustakaan, katalog perpustakaan berisi uraian ringkas dari data-data fisik dari sebuah bahan pustaka.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa katalogisasi merupakan proses pengambilan keputusan yang menuntut kemampuan menginterpresentasikan dan menerapkan berbagai standar sehingga hal-hal penting dari bahan pustaka terekam menjadi katalog.

Ada beberapa macam bentuk fisik katalog sesuai dengan perkembangan perpustakaan saat ini yaitu:

1. Katalog cetak atau katalog buku ( printed catalog)

Bentuk katalog buku berupa daftar judul-judul bahan pustaka yang ditulis atau dicetak pada lembaran lembaran yang berbentuk buku.

Keuntungannya:

1. Biaya pembuatannya lebih murah 2. Mudah dicetak

3. Mudah dikirim ke berbagai perpustakaan atau instansi lain 4. Mudah dibawa kemana-mana

5. Dapat dibuat dalam jumlah eksemplar yang cukup banyak Kelemahannya:

Tidak fleksibel karena penyisipan dan pengeluaran entri katalog tidak mudah dilakukan.

2. Katalog kartu (card catalog)

Bentuk katalognya menggunakan kartu berukuran 7,5 cm x 12,5 cm Kelebihan katalog berbentuk kartu ini adalah

1. Awet dan tahan lama

2. Fleksibel, yaitu penyisipan entri baru dan pengeluaran entri yang tidak diperlukan mudah dilaksanakan

3. Ringkas, yaitu hemat dalam tempat

4. Akses langsung, yaitu dapat digunakan kapan saja oleh pegawai dan beberapa pengguna sekaligus


(22)

5. Tersedia lebih dari satu pendekatan. Kartu katalog pengarang, kartu katalog judul, dan kartu katalog subjek.

6. Dapat diperbanyak dengan mudah, murah, dan cepat

7. Ekonomis, tidak memerlukan biaya tinggi pada pembuatannya Kelemahannya:

Satu laci katalog hanya menyimpan satu jenis entri saja, sehingga pengguna harus antri menggunakannya, terutama bila melakukan penelusuran melalui entri yang sama. Sulit menggunakannya jika pada jumlah yang besar, karena harus memilah-milah jajaran kartu sesuai urutan indeksnya.

3. Katalog COM (Computer Output Microform)

Dalam COM rekaman bibliografisnya dibuat dengan microfilm atau mikrofis sehingga biayanya mahal. Dan untuk dapat menggunakan katalog ini, diperlukan alat khusus yaitu microreader.

Keuntungannya:

1. Katalog dalam bentuk mikro lebih murah disbanding katalog buku. 2. Biaya pemeliharaannya lebih murah dari katalog kartu.

3. Bentuknya ringkas dan mudah penyimpanannya Kelemahannya:

Menggunakan microreader, dan banyak para pelanggan menemukan versi microfiche tidak menyenangkan digunakan.

4. Katalog komputer terpasang (online computer catalog)

Sering disebut dengan OPAC (Online Public Access Catalogue). Program aplikasi yang digunakan diperpustakaan seperti CDS/ISIS, Inmagic, VTLS, Tinlib, dll

Keuntungannya:

1. Penelusuran informasi dapaat dilakukan secara cepat dan tepat

2. Penelusuran informasi dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa saling mengganggu

3. Jajaran tertentu tidak perlu di file

4. Penelusuran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan sekaligus, misalnya lewat judul, pengarang, subjek, tahun terbit, penerbit dsb, yaitu dengan memanfaatkan penelusuran Bolean Logic.

5. Rekaman bibliografis yang dimasukkan kedalam entri katalog tidak terbatas


(23)

6. Penelusuran dapat dilakukan dari beberapa tempat tanpa harus mengunjungi perpustakaan, yaitu dengan menggunakan sistem jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network) (Siahaan 2013 : 4)

Dari beberapa macam bentuk katalog seperti yang tercantum diatas dapat disimpulkan bahwa setiap bentuk katalog perpustakaan mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam melakukan sistem temu balik informasi.

2.3.2.1 Deskripsi Biblografi

Deskripsi biblografi disebut juga dengan katalogisasi deskriftif yang merupakan tahap kegiatan dari pencatatan data dari buku atau pemberian identitas setiap bahan pustaka. Oleh karena itu, dalam penyusunan deskripsi biblografi di butuhkan suatu standar agar orang atau pengguna yang membutuhkan informasi dapat mencari dan menelusur informasi yang dibutuhkan.

Menurut Siahaan, (2013: 5), “Katalogisasi deskriptif adalah kegiatan mencatat identitas setiap bahan pustaka yang diperlukan untuk dapat memberikan gambaran tentang bahan pustaka yang bersangkutan”.

Seperti yang dinyatakan oleh siahaan (2013: 9) deskrifsi bibliografi buku adalah sebagai berikut:

1. Sumber informasi utama deskripsi buku adalah

Tabel 2.1

DAERAH SUMBER INFORMASI UTAMA

Judul dan pernyataan tanggung jawab Halaman judul

Edisi Halaman judul, halaman lain, kolofon Publikasi Halaman judul, halaman lain, kolofon Deskripsi fisik Terbitan yang bersangkutan

Seri Halaman judul seri, halaman judul,

kulit buku, bagian dari publikasi

Catatan Sumber apa saja


(24)

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, sumber informasi utama deskripsi buku adalah daerah judul dan penanggung jawab, edisi, publikasi, deskripsi fisik, seri, catatan, nomor standar dan harga.

2. Tanda baca

Dalam peraturan katalogisasi deskriftif digunakan tanda baca yang setiap daerah deskripsi nya telah ditentukan. Berikut ini adalah penggunaan tanda baca terhadap susunan deskripsi seperti yang dituliskan (Siahaan, 2013 : 10)

a. Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab Tanda baca unsur deskrpsi bibliografi

Judul utamaa = judul pararel : judul lain atau anak judul / pernyataan kepengarangan yang pertama , pernyataan kepengarangan yang kedua dan selanjutnya ; pernyataan kepengarangan berikutnya yang berbeda peran dan kontribusinya

b. Daerah edisi

Tanda baca unsur deskrpsi bibliografi

,-- Pernyataan edisi / pernyataan tanggung jawab ; pernyataan tanggung jawab kedua dan selanjutnya sesuai dengan edisi

c. Daerah terbitan dan publikasi

Tanda baca unsur deskrpsi bibliografi

.-- Tempat terbit : nama penerbit , tahun terbit d. Daerah deskripsi fisik

Tanda baca unsur deskrpsi bibliografi

Jumlah halaman : pernyataan iliustrasi ;ukuran + bahan yang disertakan e. Daerah seri

Tanda baca unsur deskrpsi bibliografi

.--pernyataan seri : pernyataan anak seri ; nomor seri f. Daerah catatan

Tanpa tanda baca, penulisan pada paragraf baru g. Daerah nomor standar dan harga

Tanpa tanda baca, penulisan pada paragraf baru

2.3.2.2 Penentuan Tajuk Entri Utama

Dalam proses katalogisasi, hal yang dilakukan adalah membuat konsep entri utama, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi suatu buku atau karya. Tajuk entri utama adalah uraian lengkap katalog dari sebuah buku yang dibuat sebagai dasar untuk pembuatan entri-entri lainnya. Tajuk entri utama biasanya merupakan entri pengarang, yaitu uraian katalog dengan tajuk biasanya berupa nama pengarang.


(25)

Menurut Siahaan (2013 : 31) “Tajuk entri utama adalah kata pertama yang dicantumkan dalam katalog utama, disebut juga sebagai tajuk (heading) suatu karya (bahan pustaka)”.

Menurut Siregar (2013 : 43) tujuan dari pada pendekataan pada pengarang adalah untuk mengetahui:

a. Apakah bahan pustaka tertentu dapat diketahui pengarangnya ada dalam koleksi perpustakaan.

b. Bahan pustaka apa saja dari pengarang tertentu ada dalam koleksi perpustakaan.

A. Cara menentukan tajuk badan korporasi menurut jenis karyanya

Menurut Siahaan, (2013 : 31) badan korporasi ditetapkan sebagai tajuk entri utama pada suatu karya, apabila karya tersebut memuat/ berhubungan dengan

a. Administrasi yang berhubungan dengan badan korporasi yang bersangkutan, misalnya: laporan tahunan, kebijaksanaan, kegiatan, keuangan, personalia, hak milik, dsb

b. Suatu hukum atau kumpulan, peraturan administrasi, perjanjian c. Suatu laporan panitia, komisi

d. Suatu teks liturgy gereja, sekte

e. Suatu koleksi makalah yang disajikan pada suatu konferensi seperti prosiding.

B. Menurut Siregar (2013 : 43) ada beberapa jenis dari karya, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Karya pengarang tunggal

Karya pengarang tunggal adalah karya yang disusun atau dikarang oleh seorang pengaraang.

2. Karya pengarang ganda

Karya pengarang ganda adalah karya dua orang atau lebih, yang bersama-sama menciptakan suatu karya.

3. Karya redaktur

Karya redaktur yang dimaksud disini adalah hanya karya pengarang ganda yang terdiri dari tiga pengarang dan berada dibawah pimpinan seorang redaktur.

4. Karya campuran

Karya campuran yang dimaksud disini adalah karya terjemahan, saduran, dan sebagainya.


(26)

2.3.2.3.Mengindeks/ Menentukan Tajuk Subjek

Penentuan tajuk subjek adalah suatu kegiatan menentukan subjek (isi) buku dalam bentuk kata. Tajuk subjek dapat ditentukan dari judul, daftar isi, pendahuluan atau timbangan buku. Penentuan tajuk subjek berguna untuk mengetahui masalah yang akan dibicarakan dalam suatu terbitan dan untuk memudahkan bahan pustaka yang membahas suatu pokok masalah tertentu yang sedang dicari oleh pengguna.

Menurut Siregar, (2014 : 21).Fungsi daftar tajuk subjek adalah:

1. Mencatat istilah-istilah yang digunakan dalam katalog, indeks, atau pangkalan data.(daftar hendak untuk istilah indeks) kata-kata indeks dan bentuknya. 2. Member rekomendasi menguasai pembuatan acuan, untuk memandu pemakai

dalam hal istilah yang berkaitan (menunjukkan hubungan semantik khusus nya).

Dalam penentuan tajuk subjek ada beberapa pedoman yang dapat digunakan oleh perpustakaan untuk menjaga keseragaman dalam mengindeks, seperti yang dikemukakan oleh (Perpustakaan Nasional, 1994: 22).

Untuk menentukan tajuk subjek suatu buku biasanya dipergunakan beberapa pedoman yaitu:

1. Library Of Congress Subject Heading (LCSH)

Pedoman ini digunakan pada perpustakaan yang memiliki bahan pustaka dalam jumlah besar, dipergunakan untuk menentukan subjek buku ini secara detail.

2. Sears Lists Subject Headings

Pedoman penentuan subjek secara umum, biasanya digunakan pada

perpustakaan yang memiliki bahan pustaka dalam jumlah yang tidak terlalu besar.

3. Medical Subjek Headings (MeSH)

Pedoman ini digunakan khusus untuk bidang kesehatan dan kedokteran. 4. Pedoman tajuk subjek untuk perpustakaan, yang diterbitkan oleh pusat


(27)

2.3.3 klasifikasi

Klasifikasi merupakan suatu pengelompokan yang sistematis dari sejumlah objek, gagasan, buku atau benda-benda lain kedalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan cirri-ciri yang sama.

Menurut Siregar, dalam temu kembali informasi yang didalam hal ini disebut kelas adalah kelompok dokumen yang paling sedikit mempunyai cirri yang sama. Kegiatan pengelompokan atau pembentukan kelas disebut klasifikasi, yang dalam kaitannya dengan temu kembali informasi sering disebut klasifikasi perpusataan (library classification) atau klasifikasi bibliografi (bibliographic classification) (Siregar, 2013 : 27).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa klasifikasi perpustakaan adalah proses pengelompokan bahan pustaka menurut nomor kelas dan subjek guna untuk menyajikan sistem temu balik informasi lebih relevan.

Secara umum klasifikasi terbagi dalam dua jenis, seperti yang dikemukakan oleh Suwano (2007 : 66) yaitu:

1. Klasifikasi artificial (artificial classification), yaitu klasifikasi bahan pustaka berdasarkan sifat-sifat yang secar kebetulan ada pada bahan pustaka tersebut. Misalnya, bahan pustaka berdasarkan warna kulit buku: buku yang berwarna merah dikelompokkan dengan warna merah, warna kuning dengan warna kuning dan sebagainya.

2. Klasifikasi fundamental (fundamental classification), yaitu klasifikasi bahan pustaka berdasarkan isi atau objek buku, yaitu sifat yang tetap pada bahan pustaka meskipun kulitnya berganti-ganti atau formatnya diubah.

Dari kedua jenis klasifikasi diatas, dapat diketahui kegunaan klasifikasi bagi perpustakaan yaitu:

1. Untuk menyusun buku-buku dalam penyimpanannya dirak. Untuk kepentingan ini, buku yang diberi label untuk tanda buku yang salah satu unsurnya adalah notasi klasifikasi.

2. Untuk menyusun katalog berdasarkan nomor klasifikasi (clsified catalog). (Suwarno 2007 : 67)


(28)

Sistem klasifikasi umum mencakup semua cabang ilmu pengetahuan. Sistem klasifikasi khususnya mencakup beberapa subjek. Sistem klasifikasi umum yang banyak digunakan seperti yang dikemukakan (Suwarno 2007 : 76)

1. DDC (Dewy Decimal Classification) 2. UDC ( Universal Decimal Classificaton) 3. LC (Library of Congress Classification) 1. DDC (Dewey Decimal Classification)

DDC merupakan sistem klasifikasi yang paling popular dan paling banyak pemakainya saat ini. Sistem klasifikasi ini menggunakan desimal dalam mengembanhkan notasinya dengan menggunakan angka Arab. Sistem klasifikasi ini telah dikembangkan sejak tahun 1873 oleh seorang pustakawan Amherst Collage yang bernama Melvil Dewey. Pada garis besarnya sistem klasifikasi ini menyediakan bagan yang meliputi seluruh bidang pengetahuan yang dibagi menjadi 10 bidang.

2. UDC (Universal Decimal Classification)

UDC seharusnya merupakan ekstensi dari DDC, deterbitkan pertama kali tahun 1905 dengan nama Classification Decimal.

3. LCC (Library of Congress Classification)

LCC melai dikembangkan pada awal tahun 1899 dan terbit pertama kali pada tahun 1901. Adanya sistem klasifikasi ini terutama karena kepentingan perpustakaan “Congress” Amerika yang begitu besar koleksinya dan dirasa kurang sesuai jika menggunakan system klasifikasi yang lain.

Leksmono (2009) menyebutkan apa yang menjadi keunggulan DDC?

a) Paling banyak digunakan di perpustakaan-perpustakaan di dunia.

b) Pembagian bagannya sistematis.

c) Bersifat universal, mencakup semua bidang ilmu pengetahuan.

d) Bersifat fleksibel, dapat menampung subyek-subyek baru.

e) Pembagian kelas logis dan konsisten.

f) Bagan merupakan notasi atau kode yang mudah diingat karena menggunakan angka murni.

g) Notasi klas dapat digunakan secara sederhana / secara lengkap sesuai dengan kebutuhan perpustakaan

h) Memiliki indeks agar memudahkan penggunanya.

i) Ada badan / lembaga khusus yang mengawasi perkembangan skema klasifikasi.


(29)

2.3.3.1 Bagan Klasifikasi DDC

DDC membagi ilmu pengetahuan dari subyek umum ke subyek khusus. DDC membagi subyek ilmu pengetahuan ke dalam 10 kelas besar atau disebut juga dengan 10 kelas utama (dijelaskan pada bagan di bawah ini). Selanjutnya dari masing-masing kelas utama dibagi lagi kedalam 10 bagian yang disebut divisi, dari masing-masing divisi diperinci lagi ke dalam 10 bagian yang disebut subdivisi,dan lebih diperinci lagi menjadi bagan lengkap.

Menurut Suwarno Wiji (2007 : 90)

pengelompokan pertama dalam sistem DCC yaitu: 000 – Karya utama

100 – Filsafat 200 – Agama 300 – Ilmu sosial 400 – Bahasa 500 – Ilmu murni 600 – Ilmu Terapan 700 – Kesenian 800 – Kesusasteraan 900 – Sejarah dan Geografi

Pengelompokan 10 sub divisi dari divisi pertama 300 – Imu-Ilmu Sosial

310 – Statistik 320 – Politik 330 – Ekonomi


(30)

340 – Hukum

350 – Administrasi Umum

360 – Masalah Sosial dan Pelayanan Sosial 370 – Pendidikan

380 – Perdagangan, Komunikasi dan Transfortasi 390 – Adat Istiadat, Cerita Rakyat

Pengelompokan 10 seksi dari sub divisi 370 – Pendidikan

371 – Faktor-Faktor Pendidikan 372 – Pendidikan Dasar

373 – Pendidikan Menengah 374 – Pendidikan Dewasa 375 – kurikulum

376 – Pendidikan Wanita 377 – Sekolah dan Agama 378 – Pendidikan Tinggi 379 – Pendidikan dan Negara

2.3.4 Pelabelan dan Penyampulan

Menurut Qalyubi (2007 : 67) “pelabelan adalah kegiatan pemasangan kelengkapan bahan pustaka sebagai identitas buku seperti label buku, dan lembaran tanggal kembali”.

Sedangkan menurut Suwarno (2010 : 140) bahwa : Pelabelan adalah pemasangan label pada punggung buku yang berisi call number sesuai dengan yang tertulis dalam Katalog. Pelabelan ini sebaiknya diketik pada kertas label putih, atau


(31)

pada kertas HVS biasa yang digunting satu ukuran (seragam), sesuai dengan kebutuhan perpustakaan.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Pelabelan suatu kinerja memberikan perlengkapan terhadap suatu bahaan pustaka sebelum disusun dan disediakan di rak perpustakaan.

Pelabelan dilakukan untuk memudahkan pengguna mengenali bahan pustaka. Dengan kata lain pelabelan merupakan suatu pekerjaan memberi perlengkapan pada buku yang terutama juga untuk dipergunakan sebagai alat perlengkapan dalam tugas perpustakaan melayani peminjaman dan pengembalian buku.

Dengan demikian sebelum label distempel pada punggung buku, terlebih dahulu dibuat nomor panggil yang memuat keterangan nomor kelas, tiga huruf nama tajuk entri utama, nama pengarang utama, dan satu huruf pertama dari judul buku dengan huruf kecil. Label tersebut ditempatkan pada punggung buku kira-kira 2,5 cm dari bawah dalam posisi buku berdiri, agar jika buku dijajarkan akan tampak rapi. Contoh label buku. Gambar 2.1 Label Buku

375 Nah J

523 Olm b

213 Bas L

221 Jun k

Menurut Sutarno ( 2005 : 107) pembuatan perlengkapan koleksi bahan pustaka antara lain:

Label Kartu buku Kantong buku Slip buku Slip tanggal

Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, perlengkapan pada buku adalah berupa bahan-bahan berupa label, kartu buku, kantong buku, slip buku,


(32)

slip tanggal yang dibuat dengan tujuan memberikan kemudahan kepada petugas didalam mengolah bahan pustaka ( buku )

Bahan pustaka yang telah selesai di bubuhi label harus diberi sampul plastik dengan tujuan supaya bahan pustaka lebih terawat dan terhindar dari serangga atau segala jenis perusak bahan pustaka.

2.3.4.1 Penyusunan Buku

Penyusunan buku atau bahan pustaka adaalah suatu proses pengolahan bahan pustaka, dimana buku atau bahan pustaka yang sudah selesai di katalog, di klasifikasi dan di beri perlengkapan seperti label di dususun didalam rak sesuai dengan urutan nomor klas buku atau bahan pustaka.

Menurut Sutarno (2005 : 107) penyusunan bahan pustaka dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Penempatan tetap maksudnya bahwa setiap koleksi yang sudah ditempatkan pada suatu tempat seterusnya berada ditempat tersebut, tidak berubah, jika ada penambahan disusun pada urutan selanjutnya

2. Penempatan tidak tetap artinya bahwa penematan koleksi bias dipindahkan atau digeser jika ada enembahan atau pengurangan koleksi dengan yang sama atau berdekatan.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penyusunan bahan pustaka dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penempatan tetap dan penempatan tidak tetap dengan tujuan agar pengguna lebih nyaman dalam menelusur bahan pustaka. Menempatkan buku-buku yang sudah diolah dan telah dilengkapi dengan label didalam rak atau lemari. Buku diatur sesuai dengan sandi buku yang merupakan kode kelompok subjek atau isi buku.

Dengan demikian dalam penyusunan buku dirak diperhatikan nomor panggil buku karena fungsinya sebagai petunjuk tempat dan nomor urut dimana buku harus ditempatkan.

Pada saat menyusun buku atau bahan pustaka, rak tidak boleh diisi terlalu penuh karena buku akan rusak jika suatu saat pengguna menarik buku dari rak


(33)

kemungkinan besar akan merusak bagian depan dan bagian samping buku dan juga pegawai perpustakaan akan sulit untuk menyususn buku atau biasa di sebut Shelving.

Setiap tingkat pada rak sebaiknya diisi setengah atau tiga perempatnya agar buku atau bahan pustaka baru mudah untuk di susun. Tingkat paling bawah dari setiap rak sebaiknya tidak diisi dengan buku agar tambahan buku mudah ditempatkan. Karena koleksi umumnya bertambah dengan cepat, mengosongkan satu tingkat dari setiap rak akan menghindarkan pegawai dalam menggeser susunan buku terlalu sering. Setiap rak buku harus diberi label yang dapat membantu pengguna mencari buku atau bahan pustaka dengan mudah dan cepat.

Apabila ada kelompok buku yang sama, maka diurutkan 3 huruf dari nama pengarang utama mulai dari huruf pertama, kedua dan selanjutnya, maka diurutkan adalah huruf yang terakhir berbeda. Jika satu huruf pertama dari judul semua sama, maka yang diurutkan adalah urutan nomor berbeda yang masih ada tercantum dalam label. Penyusunan buku ini adalah kegiatan yang terakhir dari pengolahan bahan pustaka.


(34)

BAB III

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA PADA

PERPUSTAKAAN UNIVERITAS SARI MUTIARA INDONESIA (USM) INDONESIA

3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan USM Indonesia

Sejarah merupakan salah satu upaya mengenal lebih dalam tentang suatu peristiwa atau kejadian baik fenomena tertentu. Dalam hal ini, untuk mengetahui keberadaan Perpustakaan USM Indonesia, maka penting untuk diketahui sejarah singkat terbentuknya perpustakaan tersebut. Pada mulanya USM Indonesia berawal dari praktek bidan berijazah S. Sitanggang yang didirikan pada tanggal 29 September 1963, kemudian pada tanggal 11 januari 1969 namanya diganti menjadi Klinik Bersalin Sitanggang.

Pada tanggal 29 Februari 1874 Klinik Bersalin Sitanggang berganti nama menjadi Rumah Sakit Bersalin Sitanggang dan 4 (empat) tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 31 Maret 1878 menjadi Rumah Sakit Sitanggang. Pada tanggal 5 Februari 1887 Rumah Sakit Umum Sitanggang berganti nama menjadi Rumah Sakit Sari Mutiara dan pada saat itu rumah sakit tersebut telah memiliki Sekolah Perawat kesehatan (SPK). Pada tahun 1985 didirikan perpustakaan yang berukuran 12 m x 18 m yang terdiri dari ruang koleksi dan ruang baca. Pelayanannya dikhususkan bagi semua mahasiswa akademik dan dosen.

Kemudian pada tahun 1992 Yayasan Sari Mutiara mendirikan 3 (tiga) akademika yaitu : Akademika Perawatan Kesehatan, Akademika Analisis dan Akademika Gizi. Pada tahun 1994 Yayasan ini kembali mendirikan 2 (dua) akademika baru yaitu : Akademika Analisis Farmasi dan Akademika Kesehatan. Kemudian pada tahun 2000 Yayasan Sari Mutiara mendirikan STIKes Sari Mutiara dan Selanjutnya pada Tahun 2001 STIKes Sari Mutiara mendirikan Akademika Kebidanan.


(35)

Kemudian pada tanggal 2 Februari 2009 didirikan Perpustakaan Pusat STIKes Sari Mutiara Medan yang diresmikan oleh Dr. Ir. Akbar Tanjung, yang mana sebelumnya perpustakaan berada pada masing-masing akademik.

Terakhir perubahan dari STIKes Sari Mutiara Medan menjadi Universitas Sari

Mutiara Indonesia (USM) Indonesia sesuai dengan SK>KEMENDIKBUDNO.10/E/0/2013 pada tanggal 10 Januari 2013. Perpustakaan Universitas sari Mutiara Indonesia (USM) Indonesia terletak di jalan Kapten Muslim No. 97 Medan. Maka perubahan nama itulah Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia atau disingkat USM Indonesia. Sehingga bertambah Program Studi atau Jurusan/Departemen, lihat tabel- 3.1


(36)

Tabel 3.1 : Program Studi yang terdapat di USM Indonesia

No Program Studi Jenjang Studi Tahun Berdirinya

1. Ilmu Kesahatan Masyarakat S2 2001

2. Ners Profesi 2000

3. Ilmu Kesehatan Masyarakat S1 2000

4. Ilmu Keperawatan S1 2001

5. Farmasi S1 2003

6. Kimia S1 2013

7. Psikologi S1 2013

8. Ilmu Hukum S1 2013

9. Ilmu Komunikasi S1 2013

10. Ilmu Perpustakaan S1 2013

11. Akutansi S1 2013

12. Manajemen S1 2013

13. Keperawatan D3 1992

14. Analisis Kesehatan D3 1992

15. Kebidanan D3 2001

16. Analisa Farmasi & Makanan D3 1994

17. Teknik Elektro Medik D3 2000


(37)

3.2 Visi dan Misi Perpustakaan

Perpustakaan sebagai unit kerja, baik yang berdiri sendiri maupun yang tergabung dalam unit organisasi yang membawahinya harus menetapkan visi, misi, tugas dan fungsinya. Semua itu merupakan pedoman, arah dan tuntunan untuk mencapai tujuan akhir. Karena visi, misi, tugas dan fungsi perpustakaan disesuaikan dengan kebijakan dan keinginan lembaga dan induknya, maka antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya memiliki visi dan misi yang tidak sama. Adapun visi dan misi perpustakaan USM Indonesia sebagai berikut :

Visi

“ Menjadi pusat informasi Kesehatan untuk mendukung lulusan yang kompetitif secara global tahun 2020”.

Misi

1. Menyelenggarakan pengolahan perpustakaan yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan teknologi.

2. Melaksanakan pelayanan berbasis pengguna dengan mengoptimalkan sistem layanan terautomasi.

3. Berperan aktif dalam pengembangan koleksi perpustakaan sesuai kebutuhan pengguna, kurikulum pendidikan ilmu kesehataan dan pengembangan bidang ilmu kesehatan.

4. Berperan aktif dalam kegiatan seminar dan pelatihan perpustakaan untuk menambah wawasan dan kerjasama jaringan infornasi kesehatan baik ditinggat lokal, nasional dan intersnasional.


(38)

3.3 Struktur Organisasi Perpustakaan

Struktur organisasi merupakan bentuk atau figur yang akan mengganbarkan beberapa hal (Sutarno-NS; 2006 : 57), sebagaimana disebutkan berikut:

1. Formasi jabatan, yaitu pos-pos jabatan yang harus diisi dengan orang-orang yang tepat dan diberikan batasan ruang lingkup pekerjaan, misalnya kepala, deputi, bagian, sub bagian, seksi.

2. Garis komunikasi, pemerintah dan laporan, dan kerja sama. Dalam organisasi yang sehat jalannya arus komunikasi tidak hanya satu arah, tetapi paling tidak ada dua arah yaitu laporan.

3. Tugas, wewenang, dan tanggung jawab. Salah satu prinsip organisasi adalah pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab.

4. Kebutuhan pegawai. Sebuah perpustakaan yang sehat harus diisi dengan pegawai yang menandai dan memenuhi semua criteria yang dipersyaratan. 5. Komponen kepengurusan perpustakaan. komponen yang diperlukan untuk

mengisi struktur organisasi perpustakaan yang paling urgen mencakup hal berikut :

a. Kepala/pemimin perpustakaan dan pemimpin unit kerja didalamnya

b. Pustakawan yang ada pada instansi pemerintah/PNS disebut sebagai fungsional pustakawan, sedangkan pada lembaga swasta cukup disebut pustakawan.

c. Pegawai pelaksana teknis kepustakawanan untuk membantu pustakawan. d. Pegawai tata usaha atau kesekretariatan (administrassi)

Struktur organisasi perpustakaan akan menggambarkan struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja diperpustakaan. Oleh karena itu, struktur organisasi perpustakaan setidaknya mencakup tiga hal (1) struktur atau kerangka, (2) kelompok orang-orang tertentu, dan (3) sistem.

Perpustakaan USM Indonesia menggunakan sistem organisasi mikro, yang menggambarkan pembagian kegiatan unit kerja secara keseluruhan. Dalam hal ini kepala Perpustakaan bertanggung jawab enuh dalam setiap kegiatan kerja. Kepala Perpustakaan dibantu oleh empat orang pustakawan yang mengelola bagian pelayanan pengolahan, perawatan, pengadaan dan sirkulasi.

Tanpa adanya tugas masing-masing dari pustakawan, perpustakaan tersebut tidak akan berjalan lancer. Adapun struktur organisasi perpustakaan USM Indonesia, lihat Gambar-3.1 sebagai berikut :


(39)

Bagan Struktur Organisasi Perpustakaan USM Indonesia

Sumber : Perpustakaan USM Indonesia

Tugas dan wewenang dari masing-masing jabatan itu adalah :

1. Tugas Kepala Perpustakaan pada USM Indonesia bertanggung jawab, Memimpin dan mengontrol perpustakaan.

2. Pada bagian pengolahan yang juga merupakan bagian teknis memiliki tugas untuk menginventarisasi, mengklasifikasi, mengatalog buku sampai buku tersebut dapat disimpan dalam rak dan dapat dimanfaatkan oleh pengguna perppustakaan tersebut

3. Pada bagian perawatan bertugas untuk merawat koleksi yang ada di perpustakaan, jika ada koleksi yang mengalami kerusakan misalnya buku robek ataau koyak halamannya harus dijilid sampai koleksi tersebut layak lagi digunakan oleh pengguna. Dengan adanya perawatan buku tersebut maka mahasiswa dan dosen sebagai pengguna tidak merasa terganggu untuk menggunakan koleksi tersebut.

4. Pada bagian pengadaan sebagai bagian dari kegiatan teknis memiliki tugas untuk mengumpulkan, menghimpun, dan memilih bahaan pustaka sesuai dengan kebutuuhan mahasiswa dan dosen sebagai pendukung proses belajar mengajar pada perpustakaan tersebut.

5. Pada bagian pelayanan yaitu sirkulasi (peminjaman, pengembaalian dan perpanjangan) pustakawan Perpustakaan USM Indonesia bertugas

Kepala Perpustakaan


(40)

memberikan layanan kepada pengguna perpustakaan yakni melayani peminjaman, pengembalian dan perpanjangan koleksi atau bahan pustaka yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan dan juga membantu pengguna untuk mencarikan informasi dan memberikan konsultasi kepada pengguna sesuai keperluan yang benar-benar diperlukan oleh mahasiswa dan dosen pada perguruan tinggi tersebut.

3.4 Peraturan Perpustakaan

Setiap anggota perpustakaan berkewajiban untuk mematuhi tata tertib dan pelanggaran tata tertib dapat dikenakan sanksi denda atau sanksi administrasif.

1. Perpustakaan USM Indonesia memiliki jam layanan kepada pengguna perpustakaan yaitu :

Senin s/d jum’at : 08.00 – 16.00 WIB Sabtu : 08.00 – 13.00 WIB

2. Sistem keanggotaan, semua mahasiswa terdaftar dan staff pengajar yang masih aktif secara otomatis menjadi anggota perustakaan :

a) Untuk mahasiswa dengan menunjukkan kartu mahasiswa yang masih berlaku

b) Untuk staff pengajar dan pegawai dengan melampirkan fotocopy SK pengangkatan atau surat keterangan dari atasan/kepala unit kerja. c) Kartu anggota perpustakaan berlaku selama mahasiswa, staf pengajar

dan pegawai masih berada di USM Indonesia.

3. Pengguna harus menitipkan tas, jaket dan yang sejenisnya pada tempat penitipan tas atau loker yang telah disediakan.

4. Setiap pengunjung diharuskan mengisi daftar buku tamu yang telah disediakan oleh perpustakaan.

5. Pengguna harus berkelakuan baik dan berpakaian rapi selama berada di perpustakaan.


(41)

6. Selama berada didalam gedung atau ruangan perpustakaan dilarang untuk : a) Merokok, makan dan minum

b) Mencoret, merobek atau merusak lembar koleksi atau bahan pustaka yang ada diperpustakaan

c) Memindahkan koleksi dari rak ke rak lain d) Mencoret atau merusak perabotan

e) Menimbulkan suara yang menggangu ketentraman dan sehingga mengganggu kenyamanan pengunjung

f) Membuang sampah sembarangan

g) Mengembalikan sendiri buku yang selesai dibaca ke dalam rak buku. 7. Pengguna harus mencatatkan semua koleksi yang akan dipinjamkan pada

meja peminjaman sebelum meninggalkan peminjaman

8. Jumlah buku yang dipinjam maksimal 2 (dua) buku, masa ppeminjaman 7 (tujuh) hari

9. Pengguna harus menjaga dengan baik koleksi yang dipinjam, apabila terjadi kerusakan akan dikenakan denda mengganti dengan koleksi yang baru.

10.Mengembalikan peminjaman koleksi tidak melampaui batas tanggal kembali, perpanjangan koleksi maksimal 2 (dua) kali

11.Membayar denda sesuai dengan tarif yang ditentukan 12.Mengganti buku yang hilang dengan buku yang sama

Peraturan pada Perpustakaan USM Indonesia harus dipatuh dan dijalankan sehingga tercipta ketentraman dan kedisplinan, apabila peraturan tersebut tidak dipatuhi maka pihak perpustakaan akan memberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang sudah ada agar setiap pengguna atau mahasiswa tetap disiplin.

3.5 Koleksi Perpustakaan

Koleksi merupakan unsur pokok dalam setiap perpustakaan, karena pelayanan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal apabila tidak didukung oleh adanya koleksi yang memadai. Untuk dapat memberikan pelayanan informasi secara maksimal maka


(42)

perpustakaan harus berusaha menyediakan berbagai sumber informasi atau bahan pustaka yang dibutuhkan. Koleksi perpustakaan hendaknya dapat memenuhi kebutuhan pengguna Perpustakaan guna menunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus diterapkan oleh USM Indonesia yang menyelenggarakan perpustakaan tersebut. Dalam hal ini, pengguna perkuliahan yang diikuti oleh pengguna perpustakaan.

Koleksi yang terdapat di Perpustakaan USM Indonesia adalah sebagai berikut: unsur jenis koleksi dapat dibagi dalam dua jenis yaitu bahan buku dan bahan non buku. Jenis koleksi terbentuk berupa buku teks, fiksi, dan non fiksi sedangkan bahan bukan buku berupa e-journal.

Koleksi perpustakaan USM Indonesia yang paling banyak berupa buku-buku mengenai kesehatan. Karena ruang lingkup program studi mengenai kesehatan sesuai kebutuhan sivitas akademik. Koleksi perppustakaan hendaknya dapat memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan guna menunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi yang di emban oleh USM Inndonesia yang menyelenggarakan perpustakaan tersebut. Dalam hal ini, pengguna perpustakaan membutuhkan informasi serta koleksi yang sesuai dengan program perkuliahan yang diikuti oleh pengguna perpustakaan.

Koleksi yang terdapat di Perpustakaan USM Indonesia yang telah disediakan oleh perpustakaan adalah sebagai berikut :

1. Buku

Ketersediaan buku atau bahan pustaka yang terdapat diperpustakaan lebih banyak dibandingkan dengan bahan koleksi lainnya. Sampai saat ini jumlah buku yang dapat dimanfaatkan oleh sevitas akademika terdapat diperpustakaan adalah 1013 judul dengan 3357 eksemplar.

Adapun jumlah koleksi buku di Perpustakaan USM Indonesia dapat dilihat pada Tabel- 3.2


(43)

Tabel-3.2 Data Koleksi Perpustakaan USM Indonesia sampai dengan Tahun 2014

Data Koleksi Perpustakaan

Nomor Kelas Jumlah (judul) Jumlah (eksemplar)

000 – 099 : Karya Umum 155 413

100 – 199 : Filsafat 34 142

200 – 299 : Agama 5 19

300 – 399 : Imu Sosial 264 677

400 – 499 : Bahasa 6 6

500 – 599 : Imu Murni 87 225

600 – 699 : Ilmu Terapan 446 1849

700 – 799 : Kesenian 4 4

800 – 899 : Kesusasteraan 4 4

900 – 999 : Sejarah 8 15

Jumlah 1013 3357

Sumber : Perpustakaan USM Indonesia

2. Jurnal

Koleksi jurnal yang dimiliki oleh Perpustakaan USM Indonesia adalah sebanyak 20 judul dengan 377 eksemplar dan semua jurnal adalah mengenai kebidanan dan kesehatan

Adapun jumlah koleksi jurnal di Perpustakaan USM Indonesia dapat dilihat pada Tabel- 3.3


(44)

Tabel-3.3. Jenis koleksi jurnal yang terdapat di Perpustakaan USM Indonesia

No Judul Jumlah Eksemplar

1. Media Penelitian dan Pengembangan kesehatan 6

2. Jurnal Saintech 2

3. Jurdikti (jurnal Ilmiah Pendidikan Tinggi 139 4 Jurnal D III Kebidanan STIKes Mutiara

Indonesia

50

5. Cermin Dunia Kedokteran 12

6. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional 13 7. Jurnal Akademi Keperawatan Sari Mutiara 40 8. Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mutiara 30 9. Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia 10

10. Jurnal Mutiara Ners 25

11. Jurnal Ekologi Kesehatan 4

12. Jurnal Klinik Indonesia 5

13. Jurnal Pnelitian Kesehatan 4 14. Arctive of Community Health 2

15. Stevia 1

16. Jurnal Kesehatan Reproduksi 5 17. Jurnal Kesehatan Masyarakat aceh 1 18. Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan 4

19. Mutiara Medica 12

20. Buletin Holistik 2

Jumlah 377


(45)

3. Surat Kabar

Perpustakaan berlangganan secara rutin beberapa surat kabar baik terbitan daerah maupun terbitan Ibukota. Adapun jenis koleksi surat kabar yang terdapat di Perpustakaan USM Indonesia dapat dilihat pada Tabel-3.4

Tabel- 3.4. Jenis koleksi Surat Kabar yang terdapat di Perpustakaan USM Indonesia

No. Judul

1. Analisa 2. Waspada 3. Warta Kita 4. Harian Global

Sumber : Perpustakaan USM Indonesia

4. Referensi

Perupustakaan juga menyediakan koleksi yang hanya bisa dibaca di perpustakaan saja. Adapun jumlah koleksi referensi yang terdapat di Perpustaakaan USM Indonesia dapat dilihat pada Tabel- 3.5

Tabel- 3.5. Jenis Koleksi Referensi yang terdapat di Perpustakaan USM Indonesia

No. Judul Jumlah

Eksemplar

1. Ensiklopedia 27

2. Kamus 8

3. Bibliografi 1

4. Atlas Kedokteran 1

5. Atlas Kebidanan 1

6. Atlas of Mamography 1

7. Year Book 13

Jumlah 52


(46)

5. Majalah

Perpustakaan USM Indonesia memiliki koleksi yang dilanggan sebanyak 12 judul dengan 110 eksemplar.

Adapun jumlah koleksi Majalah di Perpustakaan USM Indonesia dapat dilihat pada Tabel- 3.6

Tabel- 3.6 Jenis Majalah di Perpustakaan USM Indonesia

No. Judul Jumlah Eksemplar

1. Warta 3

2. Media Kom 2

3. LB VIP Magazine 2

4. Medition Instrumente 3

5. Jia Xiang 3

6. Vocation And Travel 3

7. Bussines 3

8. Gatra 25

9. Tempo 30

10. Forum 15

11. Torqne 10

12. Interaksi 8

Jumlah 110

Sumber: Perpustakaan USM Indonesia

6. Koleksi Deposit

` Karya Ilmiah

Karya ilmiah merupakan koleksi yang berupa karya tulis ilmiah mahasiswa. Bagi mahasiswa yang akan wisuda wajib menyumbangkan karya tulis ilmiahnya kepada perpustakan. Sampai saat ini koleksi karya tulis ilmiah mahasiwa yang ada di


(47)

Perpustakaan USM Indonesia sebanyak 664 judul dari 5 program studi dapat dilihat pada Tabel-3.7

Tabel- 3.7. Karya Tulis Ilmiah Tahun 2014

No. Program Studi Jumlah

Judul/Eksemplar

1. Analisa Kesehatan 144

2. Farmasi 100

3. D III Kebidanan USM Indonesia 194 4. Akademi Kebidanan Sari Mutiara 185

5. Akademi Keperawatan 41

Jumlah 664

Sumber : Perpustakaan USM Indonesia

Skripsi

Tahun 2014 Skripsi berjumlah 353 judul dari Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Keperawatan

Tabel-3.8 Perolehan Skripsi Tahun 2014

Program Studi Jumlah judul

Ilmu Keperawatan 261

Ilmu Kesehatan Masyarakat 93

Jumlah 353

Sumber: Perpustakaan USM Indonesia

7. Koleksi E-Book

Data Koleksi E-Book Perpustakaan USM Indonesia adalah sebagai berikut: a) Introduction to Oecuptional Health In Public Health Practice

b) Hand Book of Environmental Health Ed.4,Vol.1 c) Environmental policy and Public Health


(48)

d) Environmental Health Policy e) Environmental Health Ed.3

f) Environmental Health Procedures Ed.7 g) Hand book Environmental Health Ed.4, Vol.2

8. Koleksi E-Journal

Data Koleksi E-Journal Perpustakaan USM Indonesia a) Proquest

b) Camridge University Press c) Ebrary

d) EBSCO e) IG Publishing f) Lexis Nexis g) My Ilibrary h) Ulrichs i) Weslaw

9. Koleksi Khusus Akademi Analisis Kesehatan

Data koleksi Akademi Analisis Kesehatan Perpustakaan USM Indonesia lihat Tabel- 3.9

Tabel-3.9 data Koleksi Akademika Analisis Kesehatan Perpustakaan USM Indonesia Tahun 2014

No Kelas Tahun 2013 Tahun 2014

530 – 539 Fisika 65 65

540 – 549 kimia 208 208

570 – 579 Biologi 190 234

616 Penyakit 475 687

Jumlah 938 1194


(49)

Adapun Jumlah dan jenis koleksi bahan pustaka Yang terdapat di Perpustakaan USM Indonesia Tahun 2014 dapat di lihat pada Tabel-3.10

Tabel 3.10 Jumlah Koleksi Bahan Pustaka sampai dengan Tahun 2014

No Jenis Koleksi Jumlah Judul

Koleksi

Jumlah Eksemplar

1. Buku 1013 3357

2. Jurnal 20 377

3. Surat Kabar 4 8

4. Referensi 52 -

5. Majalah 12 110

6. Koleksi Deposit 1017 1017

7. Koleksi E-Book 7 -

8. Koleksi E-Journal 9 -

9. Koleksi Khusus Akademi Analisis Kesehatan

- 1194

Jumlah 2126 6063

Sumber: Perpustakaan USM Indonesia

3.6 Pengolahan Bahan Pustaka

Pengolahan bahan pustaka adalah suatu kegiatan diperpustakaan yaitu proses pengolahan, penyusunan, penyimpanan, dan perawatan bahan pustaka guna untuk menjalankan tugas atau kinerja diperpustakaan dan untuk mempermudah pengguna dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan terlebih dahulu bahan pustaka tersebut diolah dan disusun secara sistematis. Untuk itu Perpustakaan USM Indonesia melaksanakan beberapa tahapan dalam pengolahan bahan pustaka adalah sebagai berikut:

3.6.1 Inventarisasi

Inventaris adalah salah satu kegiatan untuk mencatat data bahan pustaka yang diterima baik dalam bentuk buku, majalah, jurnal maupun bentuk elektronik dan sebagainya kedalam sebuah buku inventaris. Selain melakukan pencatatan data bahan


(50)

pustaka yang diterima kedalam buku inventaris, ada juga kegiatan yang perlu dilakukan yaitu dengan memberikan stempel kepemilikan dan stempel inventaris sebagai bahan tanda bahwa koleksi tersebut milik perpustakaan. dengan adanya inventaris tersebut maka perpustakaan akan mengetahui beberapa banyak jumlah koleksi yang dimiliki Perpustakaan USM Indonesia.

Proses inventarisasi Perpustakaan USM Indonesia sudah menggunakan sistem komputer sehingga dapat mempermudah proses kerja inventarisasi dan dapat menghemat waktu. Adanya prosedur inventarisasi bahan pustaka yang dilakukan di Perpustakaan USM Indonesia yaitu:

1. Pemberian stempel buku

Semua buku yang sudah masuk diperpustakaan harus perlu dibubuhi stempel. Tempat-tempat yang perlu dibubuhi stempel yaitu: dibalik halaman judul, bagian tengah halaman, bagian yang tidak ada tulisan atau gambar, pada halaman akhir, dan pada halaman yang dianggap rahasia.

Stempel itu ada bermacam-macam. Ada stempel inventaris dan stempel identitas perpustakaan. Stempel inventaris dibubuhkan dibubuhkan dibalik halaman judul yang memuat nama perpustakaan, kolom tanggal, serta nomor inventaris. Sedangkan nomor inventaris perpustakaan yang bersangkutan diletakkan dibagian yang dianggap perlu. Misalnya pada halaman judul, ditengah-tengah buku, dan dibagian akhir buku.

Pada stempel inventaris ada beberapa hal yang perlu diisi yaitu: a. No. Induk Buku (pemberian nomor induk harus berurutan)

Nomor induk terdiri dari angka tahun pembelian (angka tahun perpustakaan berdiri) dan angka urut pencatatan.

b. Sumber (asal buku diperoleh dari mana)

Sumber berisikan asal buku diperoleh darimana seperti: toko buku, badan penyalur, hadiah dan sumbangan


(51)

c. Tanggal Terima

Tanggal terima berisikan tanggal, bulan dan tahun buku atau bahan pustaka tersebut diterima.

2. Mendaftar bahan pustaka kedalam komputer inventarisasi

Buku yang telah diberi stempel tanda milik perpustakaan dan stempel inventaris perpustakaan di proses lagi dengan memberikan data buku kedalam sistem komputer. Data yang dimasukkan adalah judul buku, pengarang, tempat terbit, penerbit, tahun terbit, bahasa, asal (pembelian atau hadiah), dan keterangan jumlah eksemplar. Adapun contoh tabel pengisian buku induk dalam inventaris bahan pustaka di perpustakaan USM Indonesia dapat dilihat dai Tabel- 3.11

Tabel- 3.11. Contoh Stempel Buku Induk

Stempel Inventaris Perpustakaan Universitas

Sari Mutiara Indonesia

MEDAN

NO. INDUK : ……… SUMBER :………. TGL. TERIMA :……… Sumber: Perpustakaan USM Indonesia

Adapun contoh tabel pengisian inventaris bahan pustaka di Perpustakaan USM Indonesia dapat dilihat pada Tabel- 3.12


(52)

Tabel- 3.12. Buku Inventaris Perpustakaan USM Indonesia No.

Urut Tgl Terima

Tgl Pencatatan

No. Induk

No. Kelas

Pengarang Judul Sumber Bahasa Harga Keterangan

Sumber : Perpustakaan USM Indonesia

3.6.2 Katalogisasi

Katalogisasi merupakan proses pengambilan keputusan yang menuntut kemampuan menginterpresentasikan dan menerapkan berbagai standar sehingga hal-hal penting dari bahan pustaka terekam menjadi katalog. Katalogisasi suatu proses pembuatan katalog sampai sarana temu balik bahan pustaka. Dalam mempersiapkan buku serta bahan pustaka lainnya dengan entri-entri yang sesuai dengan katalog perpustakaan USM Indonesia. Saat ini penggunaan katalog kartu telah digantikan dengan katalog ofline yaitu menggunakan Database Athenaum Light 8,5v1 Sebagai alat bantu penelusuran bahan pustaka. Proses pengatalogan yang ada di Perpustakaan USM Indonesia yaitu:

3.6.2.1 Deskripsi biblografi

Deskripsi biblografi disebut juga dengan katalogisasi deskriftif yang merupakan tahap kegiatan dari pencatatan data dari buku atau pemberian identitas setiap bahan pustaka. Oleh karena itu, dalam penyusunan deskripsi biblografi di butuhkan suatu standar agar orang atau pengguna yang membutuhkan informasi dapat mencari dan menelusur informasi yang dibutuhkan.


(53)

Data yang harus di masukkan dalam deskripsi buku atau bahan pustaka yaitu: 1. Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab

2. Daerah edisi 3. Daerah publikasi 4. Daerah deskripsi fisik 5. Daerah seri

6. Daerah catatan

7. Daerah nomor standart dan harga

3.6.2.2 Entri Data

Entri data koleksi menggunakan Athenauem Light cukup dilakukan satu kali. Artinya dengan melakukan sekali pendaftaran, data tersebut sudah dapat langsung digunakan pada bagian peminjaman dan katalog ofline. Dalam penentuan tajuk entri utama pada dasarnya sama dengan menentukan pengarang dalam suatu bahan pustaka. Pada umumnya yang menjadi tajuk entri utama adalah pengarangatau yang bertanggung jawab atas bahan pustaka tersebut. Tajuk entri utama pada katalog dapat berupa pengarang (perorangan/ badan kororasi), judul, badan korporasi dan lain-lain.


(54)

Adapun contoh entri data Perpustakaan USM Indonesia lihat Gambar-3.2

Gambar- 3.2. Tampilan Untuk Entri Data Sumber : Perpustakaan USM Indonesia

3.6.3 klasifikasi

Klasifikasi merupakan suatu pengelompokan yang sistematis dari sejumlah objek, gagasan, buku atau benda-benda lain kedalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan cirri-ciri yang sama. Diperpustakaan USM Indonesia berbagai jenis koleksi dan bahan pustaka dikumpulkan, baik melalui pembelian, hadiah dan wajib simpan karya ilmiah. Tujuannya ialah agar semua jenis bahan pustaka itu dapat didayagunakan semaksimal mungkin oleh pemakai atau pengguna. Untuk itu, kegiatan klasifikasi menjadi kebutuhan bagi perpustakaan. klasifikasi bahan pustaka diperpustakaan USM Indonesia juga dimaksudkan untuk memudahkan pengguna


(55)

dalam memilih dan mendapatkan buku atau bahan pustaka yang diperlukan secara tepat dan tepat.

Untuk setiap buku yang dimiliki oleh Perpustakaan USM Inddonesia harus melalui proses klasifikasi sebelum dilayankan kepada pengguna. Untuk melekukan proses klasifikasi di Perpustakaan USM Indonesia sudah ada cara-cara tertentu atau prosedur dalam pengklasifikasian bahan pustaka.

Dalam menentukan notasi klasifikasi Perpustakaan USM Indonesia dalam penentuan klasifikasi dapat berpedoman pada klasifikasi electronoik-dewey Decimal Classification Edition 23. Koleksi yang telah dicatat dalam buku induk, proses selanjutnya adalah penentuan nomor klasifikasi. Penentuan klasifikasi diperlukan untuk memudahkan proses temu kembali koleksi atau bahan pustaka, mengumpulkan pengetahuan yang sama dalam satu subjek dan penyusunan koleksi dirak. electronoik-dewey Decimal Classification Edition 23 versi sederhana dapat dilihat juga pada Software Atheneaum. Adapun contoh gambar electronoik-Dewey Decimal Classification Edition 23 Software Atheneaum Light di Perpustakaan USM Indonesia dapat dilihat pada Gambar- 3.3

Gambar- 3.3. electronoik-Dewey Decimal Classification Edition 23 Sumber : Perpustakaan USM Indonesia


(56)

3.6.4 Penyiapan Fisik Koleksi dan Penyusunan Bahan Pustaka

Penyiapan fisik koleksi merupakan pekerjaan akhir dari proses pengorganisasian bahan pustaka yaitu:

1. Percetakan label buku atau koleksi bahan pustaka

Percetakan label buku atau bahan pustaka dilakukan untuk mempermudah pengguna mengenali bahan pustaka. Sehingga dilakukan pencetakan label buku.

2. Penempelan label pada punggung buku atau koleksi bahan pustaka

Setelah label buku dicetak, selanjutnya penempelan label buku. Pelabelan dilakukan untuk memudahkan pengguna mengenali bahan pustaka. Dengan kata lain pelabelan merupakan suatu pekerjaan memberi perlengkapan pada buku yang terutama juga untuk dipergunakan sebagai alat perlengkapan dalam tugas perpustakaan melayani peminjaman dan pengembalian buku. Di Perpustakaan USM Indonesia dilakukan pelabelan bahan pustaka. Adapun contoh label bahan pustaka di USM Indonesia dilihat pada Gambar-3. 4

Gambar- 3.4 contoh label bahan pustaka Sumber: Perpustakaan USM Indonesia


(57)

3. Barcode

Tampilan barcode hanya dapat muncul dan dapat dicetak apabila kita mengcopy Font barcode. Adapun contoh barcode Perpustakaan USM Indonesia lihat Gambar- 3.5

Gambar-3. 5. Tampilan label barcode Sumber : Perpustakaan USM Indonesia

4. Penempelen kantong buku atau bahan pustaka.

Setelah bahan pustaka diberi label dan barcode, Selanjutnya dilakukan penempelan kantong buku.

5. Penyampulan buku atau bahan pustaka

Penyampulan buku atau bahan pustaka dilakukan dengan tujuan supaya bahan pustaka terhindar dari hal-hal yang dapat menimbulkan kerusakan buku atau bahan pustaka.

6. Penyusunan bahan pustaka

Penyusunan bahan pustaka di rak berdasarkan nomor klasifikasi pada punggung buku. Penyusunan buku atau bahan pustaka adaalah suatu proses pengolahan bahan pustaka, dimana buku atau bahan pustaka yang sudah selesai di


(58)

katalog, di klasifikasi dan di beri perlengkapan seperti label disusun didalam rak sesuai dengan urutan nomor klas buku.


(59)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “ Pengolahan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia” yang dilakukan penulis serta membandingkan dengan landasan teori, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia dalam mendirikan Perpustakaan Perguruan Tinggi telah berpedoman pada hasil keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Pengolahan bahan pustaka di Perpustakaan Universitas Sari mutiara Indonesia termasuk Pengolahan yang bisa dikatakan memadai dalam membantu proses kelancaran kegiatan-kegiatan yang ada pada Perpustakaan.

3. Proses inventarisasi Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia sudah menggunakan sistem komputer sehingga dapat mempermudah proses kerja inventarisasi dan dapat menghemat waktu.

4. Pada bagian pengatalogisasian bahan pustaka menggunakan Database Athenaum Light 8,5v1 yang dapat mempermudah pustakawan dalam mengelola bahan pustaka.

5. Dalam menentukan notasi klasifikasi Perpustakaan USM Indonesia dalam penentuan klasifikasi dapat berpedoman pada klasifikasi electronoik-dewey Decimal Classification Edition 23 sehingga ketentuan atau aturan dalam pengklasifikasian bahan pustaka cukup baik.

6. Penyiapan fisik dan penyusunan bahan pustaka yang terdapat di Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia sudah memadai sehingga buku tertata dengan rapi menurut kelasnya masing-masing.


(60)

4.2 SARAN

Dari hasil peninjauan dan pembahasan yang telah penulis uraikan, penulis mencoba memberikan saran yang sifatnya mencoba untuk membangun dan sebagai pertimbangan, antara lain:

1. Pengolahan bahan pustaka yang ada di Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia sudah mengarah kea rah yang lebih baik tetapi belum

seluruhnya. Oleh sebab itu perpustakaan perlu lebih meningkatkan lagi kinerja pengolahan bahan pustaka, agar perpustakaan dapat menjadi lebih baik.

2. Perpustakaan perlu menyusun koleksi atau bahan pustaka lebih rapi lagi. Sehingga pengguna lebih mudah mencari koleksi yang dibutuhkan.

3. Perpustakaan Perlu Memisahkan Koleksi Jurnal dan koleksi Majalah dengan rak masing-masing koleksi.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2000. Perpustakaan Perguruan tinggi: Buku Pedoman. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Hasugian, jonner. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU press

NS, Sutarno. 2006. Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Sagung Seto

Pawit M. Yusuf. 2010. Teori dan Praktik Penelusuran Informasi: Information Retrieval, Jakarta : Kencana

Pawit M. Yusuf dan Subekti Priyo. 2010 Teori dan Praktik : Penelusuran Informasi/ Information Retrieval. Jakarta : Pranada Media Group

Sjahrial_Pamuntjak. Rusina. 2000. Pedoman Penyelenggaran perpustakaan. Jakarta: Djambataan

Siahaan, Hotlan. 2013. Pengatalogan Deskriptif Bahan Pustaka Monograf, Medan : Universitas Sumatera Utara

Siregar, Belling. 2014. Pengindeksan Subjek. Medan : Universitas Sumatera Utara Siregar, Belling. 2013. Terbitan Berseri Pengelolaan dan Pengolahan, Medan : Universitas Sumatera Utara

Qalyubi, Syihabuddin, Dkk. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adap UIN Yogyakarta

Wiji, Suwarno. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan, Sebuah Pendekatan Praktis, Yogyakarta : AR- Ruz

http://Kartika-s-n-fisip 08. Web. Unair. Ac. Id/ artikel detail-37859- Hardskill% 20- KLASIFIKASI % 20 DAN % 20KATALOGISASI % 20. Html diakses 27 Juni 2014 pukul 15. 55 WIB


(1)

3.6.4 Penyiapan Fisik Koleksi dan Penyusunan Bahan Pustaka

Penyiapan fisik koleksi merupakan pekerjaan akhir dari proses pengorganisasian bahan pustaka yaitu:

1. Percetakan label buku atau koleksi bahan pustaka

Percetakan label buku atau bahan pustaka dilakukan untuk mempermudah pengguna mengenali bahan pustaka. Sehingga dilakukan pencetakan label buku.

2. Penempelan label pada punggung buku atau koleksi bahan pustaka

Setelah label buku dicetak, selanjutnya penempelan label buku. Pelabelan dilakukan untuk memudahkan pengguna mengenali bahan pustaka. Dengan kata lain pelabelan merupakan suatu pekerjaan memberi perlengkapan pada buku yang terutama juga untuk dipergunakan sebagai alat perlengkapan dalam tugas perpustakaan melayani peminjaman dan pengembalian buku. Di Perpustakaan USM Indonesia dilakukan pelabelan bahan pustaka. Adapun contoh label bahan pustaka di USM Indonesia dilihat pada Gambar-3. 4

Gambar- 3.4 contoh label bahan pustaka Sumber: Perpustakaan USM Indonesia


(2)

3. Barcode

Tampilan barcode hanya dapat muncul dan dapat dicetak apabila kita mengcopy Font barcode. Adapun contoh barcode Perpustakaan USM Indonesia lihat Gambar- 3.5

Gambar-3. 5. Tampilan label barcode Sumber : Perpustakaan USM Indonesia

4. Penempelen kantong buku atau bahan pustaka.

Setelah bahan pustaka diberi label dan barcode, Selanjutnya dilakukan penempelan kantong buku.

5. Penyampulan buku atau bahan pustaka

Penyampulan buku atau bahan pustaka dilakukan dengan tujuan supaya bahan pustaka terhindar dari hal-hal yang dapat menimbulkan kerusakan buku atau bahan pustaka.

6. Penyusunan bahan pustaka

Penyusunan bahan pustaka di rak berdasarkan nomor klasifikasi pada punggung buku. Penyusunan buku atau bahan pustaka adaalah suatu proses pengolahan bahan pustaka, dimana buku atau bahan pustaka yang sudah selesai di


(3)

katalog, di klasifikasi dan di beri perlengkapan seperti label disusun didalam rak sesuai dengan urutan nomor klas buku.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “ Pengolahan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia” yang dilakukan penulis serta membandingkan dengan landasan teori, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia dalam mendirikan Perpustakaan Perguruan Tinggi telah berpedoman pada hasil keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Pengolahan bahan pustaka di Perpustakaan Universitas Sari mutiara Indonesia termasuk Pengolahan yang bisa dikatakan memadai dalam membantu proses kelancaran kegiatan-kegiatan yang ada pada Perpustakaan.

3. Proses inventarisasi Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia sudah menggunakan sistem komputer sehingga dapat mempermudah proses kerja inventarisasi dan dapat menghemat waktu.

4. Pada bagian pengatalogisasian bahan pustaka menggunakan Database Athenaum Light 8,5v1 yang dapat mempermudah pustakawan dalam mengelola bahan pustaka.

5. Dalam menentukan notasi klasifikasi Perpustakaan USM Indonesia dalam penentuan klasifikasi dapat berpedoman pada klasifikasi electronoik-dewey Decimal Classification Edition 23 sehingga ketentuan atau aturan dalam pengklasifikasian bahan pustaka cukup baik.

6. Penyiapan fisik dan penyusunan bahan pustaka yang terdapat di Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia sudah memadai sehingga buku tertata dengan rapi menurut kelasnya masing-masing.


(5)

4.2 SARAN

Dari hasil peninjauan dan pembahasan yang telah penulis uraikan, penulis mencoba memberikan saran yang sifatnya mencoba untuk membangun dan sebagai pertimbangan, antara lain:

1. Pengolahan bahan pustaka yang ada di Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia sudah mengarah kea rah yang lebih baik tetapi belum

seluruhnya. Oleh sebab itu perpustakaan perlu lebih meningkatkan lagi kinerja pengolahan bahan pustaka, agar perpustakaan dapat menjadi lebih baik.

2. Perpustakaan perlu menyusun koleksi atau bahan pustaka lebih rapi lagi. Sehingga pengguna lebih mudah mencari koleksi yang dibutuhkan.

3. Perpustakaan Perlu Memisahkan Koleksi Jurnal dan koleksi Majalah dengan rak masing-masing koleksi.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2000. Perpustakaan Perguruan tinggi: Buku Pedoman. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Hasugian, jonner. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU press

NS, Sutarno. 2006. Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Sagung Seto

Pawit M. Yusuf. 2010. Teori dan Praktik Penelusuran Informasi: Information Retrieval, Jakarta : Kencana

Pawit M. Yusuf dan Subekti Priyo. 2010 Teori dan Praktik : Penelusuran Informasi/ Information Retrieval. Jakarta : Pranada Media Group

Sjahrial_Pamuntjak. Rusina. 2000. Pedoman Penyelenggaran perpustakaan. Jakarta: Djambataan

Siahaan, Hotlan. 2013. Pengatalogan Deskriptif Bahan Pustaka Monograf, Medan : Universitas Sumatera Utara

Siregar, Belling. 2014. Pengindeksan Subjek. Medan : Universitas Sumatera Utara Siregar, Belling. 2013. Terbitan Berseri Pengelolaan dan Pengolahan, Medan : Universitas Sumatera Utara

Qalyubi, Syihabuddin, Dkk. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adap UIN Yogyakarta

Wiji, Suwarno. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan, Sebuah Pendekatan Praktis, Yogyakarta : AR- Ruz

http://Kartika-s-n-fisip 08. Web. Unair. Ac. Id/ artikel detail-37859- Hardskill% 20- KLASIFIKASI % 20 DAN % 20KATALOGISASI % 20. Html diakses 27 Juni 2014 pukul 15. 55 WIB