Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Jamur Tiram (Pleurotus spp.) Berbasis Web

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI
BUDIDAYA JAMUR TIRAM (Pleurotus spp.)
BERBASIS WEB

Oleh :
SATRIA POERNAMA
F14101132

2005
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI
BUDIDAYA JAMUR TIRAM (Pleurotus spp.)
BERBASIS WEB

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknik Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh :

SATRIA POERNAMA
F14101132

2005
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI
BUDIDAYA JAMUR TIRAM (Pleurotus spp.)
BERBASIS WEB
SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
SATRIA POERNAMA
F14101132
Dilahirkan Pada Tanggal 26 Mei 1983
Di Garut
Tanggal lulus :

September 2005

Menyetujui,
Bogor,

September 2005

Ir. Mohamad Solahudin, M.Si

Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Wawan Hermawan, MS
Ketua Departemen Teknik Pertanian

Satria Poernama. F14101132. Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya
Jamur Tiram (Pleurotus spp.) Berbasis Web. Di bawah bimbingan : Mohamad
Solahudin. 2005.
RINGKASAN
Jamur tiram (Pleurotus spp.) merupakan jamur konsumsi yang memiliki
nilai bisnis tinggi, mengandung senyawa bermanfaat dan luas penggunaannya.
Bentuk tudungnya seperti cangkang tiram. Rasanya sangat enak, kandungan
gizinya cukup tinggi. Jamur tiram merupakan jenis jamur kayu yan paling mudah
dibudidayakan karena dapat tumbuh di berbagai macam substrat dan mempunyai
kemampuan adaptasi terhadap lingkungan yang tinggi. Potensi pasar jamur tiram
masih sangat terbuka, apalagi jenis jamur ini baru mulai memasyarakat pada
kalangan menengah ke atas.
Prospek pengusahaan jamur tiram di Indonesia cukup cerah karena kondisi

alam dan lingkungan Indonesia sangat cocok untuk budidaya, bahan baku untuk
membuat substrat/log tanaman jamur tiram cukup melimpah, bibit jamur yang
unggul sudah tersedia (di Bandung, bibit jamur unggul dapat diperoleh di
Laboratorium Mikro-biologi, Jurusan Biologi, ITB) sehingga untuk memulai
usaha dalam skala terbatas tidak perlu membeli bibit dari luar apalagi mengimpor.
Tujuan penelitian ini adalah membangun suatu Sistem Informasi Budidaya
Jamur Tiram (Pleurotus spp.) Berbasis Web yang mampu menyajikan informasi
dengan cepat, mudah pemakaiannya dan mampu diakses di manapun dan
kapanpun melalui internet. Selain itu, penelitian ini juga memberikan informasi
data-data potensi dan gambaran perhitungan biaya pembuatan bibit jamur dan
budidaya jamur pada skala usaha tani.
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei - Agustus 2005 di Laboratorium
Sistem Manajemen dan Mekanisasi Pertanian, Departemen Teknik Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian, Insitut Pertanian Bogor. Metode yang digunakan
dalam membangun sistem informasi ini adalah System Development Life Cycle
(SDLC) yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : investigasi sistem, analisis
sistem, desain sistem, implementasi sistem, dan perawatan sistem.

Sistem Informasi Budidaya Jamur Tiram (Pleurotus spp.) menyajikan
informasi tentang sejarah, jenis, manfaat, kelemahan, dan kebutuhan nutrisi jamur

tiram. Selain itu, sistem informasi ini menyajikan informasi tentang potensi jamur
tiram, kandungan senyawa beberapa jamur, pertumbuhan jamur tiram, hama dan
penyakit jamur tiram serta pencegahan dan pemberantasannya, proses pembuatan
bibit jamur tiram, tahapan budidaya jamur tiram, gambaran analisis biaya
pembuatan bibit dan budidaya jamur tiram, serta informasi penyedia bibit, petani
dan pedagang, pakar, dan pustaka jamur.
Sistem Informasi Budidaya Jamur Tiram (Pleurotus spp.) dapat diakses
melalui internet dengan alamat URL : http://sijati.777mb.com/. Hasil pengujian
performansi pada internet menggunakan beberapa browser engine, yaitu Internet
Explorer 6.0, Mozilla Firefox 1.0.6, Opera 8.0, dan Netscape Browser 8.0.
menunjukan bahwa sistem informasi dapat bekerja cukup baik dan desain web
cukup sesuai dengan rancangan, seperti yang telah dilakukan pada server local
intranet. Hasil terbaik diperoleh dengan menggunakan browser engine Internet
Explorer 6.0 resolusi 1024 × 768 pixels. Perawatan sistem ini dilakukan oleh
pengelola sistem yang sudah terdaftar di administrator.
Secara umum, penilaian responden terhadap desain grafis sistem informasi
sudah bagus (86 %), kecepatan akses sistem cepat (88 %), sistem mudah
digunakan (82 %), kelengkapan isi sistem informasi sudah lengkap (74 %),
penjelasan sistem informasi sudah jelas (80 %), penambahan fasilitas multimedia
atau gambar sangat perlu (79 %), dan hal baru yang didapat dari sistem informasi

banyak (79 %).

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah S.W.T, Tuhan semesta alam. Shalawat
dan salam semoga tercurah ke haribaan Rasulullah S.A.W., keluarganya serta para
sahabatnya. Atas segala rahmat dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi berjudul “ Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya
Jamur Tiram (Pleurotus spp.) Berbasis Web”.
Pemilihan

pembangunan

sistem

informasi

berbasis

web


ini

dilatarbelakangi oleh semakin berkembangnya informasi dan jaringan internet di
seluruh dunia serta semakin meningkatnya jumlah pengguna internet dari tahun ke
tahun. Selain itu dimaksudkan juga untuk meningkatkan interaksi antara pengguna
dengan sistem melalui penyuguhan tampilan sistem yang interaktif dan
komunikatif. Kelebihan dari sistem yang dibangun dengan berbasis web, yaitu
dapat diakses oleh siapapun, kapanpun dan di manapun tanpa batasan tempat dan
waktu.
Penulis menyadari, penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan, dorongan dan dukungan dari pihak lain, maka pada kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih setulus hati kepada :
1. Keluarga tercinta, Ibu, Empah, De Krisna, dan De Dinar tercinta, yang
senantiasa memberikan do’a restu dan kasih sayangnya selama ini.
2. Bapak Ir. Mohamad Solahudin, M.Si sebagai pembimbing akademik. Tiada
balasan yang lebih baik dari cinta-Nya untuk kebahagiaan Bapak dan
keluarga. Terima kasih atas saran, kebijaksanaan, motivasi dan segala
masukan yang sangat berarti selama studi.
3. Departemen Pertanian Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

4. Direktorat Jenderal Hortikultura dan Tanaman Pangan Pasar Minggu, Jakarta
Selatan.
5. Masyarakat Agrobisnis Jamur Indonesia (MAJI) Bandung Raya.
6. Kelompok Tani Jamur bimbingan Pak Budi. Terima kasih atas waktu dan
dukungannya.

7. My web programmer, Refit dan Dodo. Terima kasih atas bantuannya selama
ini, your are the best…
8. Terakhir untuk semua pihak : dosen, staf, pegawai perpustakaan, rekan, kakak,
adik IPB dan SMIP khususnya, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu. Semoga Allah meridhoi kita semua.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skipsi ini banyak terdapat
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat
penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Penulis harapkan skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua orang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bogor,

Oktober 2005


Penulis

DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI .....................................................................................................

v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi
I.

PENDAHULUAN .....................................................................................

1


A. LATAR BELAKANG .......................................................................

1

B. TUJUAN PENELITIAN .................................................................... 3
II.

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4
A. BUDIDAYA JAMUR TIRAM .......................................................... 4
1. Pembuatan Bibit ........................................................................... 7
2. Budidaya ...................................................................................... 17
3. Hama dan Penyakit ...................................................................... 32
4. Analisis Biaya .............................................................................. 40
B. SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA (SMBD)…………………. 41
C. SISTEM INFORMASI …………………………………………….. 42
D. SERVER SIDE PROGRAMMING ………………………………... 42
E. PERSONAL HOME PAGE TOOLS (PHP) ……………………….. 43
F. INTERNET …………………………………………………………. 43
G. WORLD WIDE WEB ……………………………………………… 46
H. SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC) ……………… 46


III.

METODE PENELITIAN ………………………………………………. 51
A. WAKTU DAN TEMPAT ………………………………………….. 51
B. ALAT DAN BAHAN …………………...…………………………. 51
C. PENDEKATAN SISTEM ..………………………………………... 52
1. Investigasi Sistem ………………………………………………. 52
2. Analisis Sistem …………………………………………………. 52
3. Desain Sistem …………………………………………………... 52

IV.

4. Implementasi Sistem ……………………………………………

53

5. Perawatan Sistem ……………………………………………….

53

HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………

54

A. INVESTIGASI SISTEM …………………………………………...

54

1. Kelayakan Teknis ……………………………………………….

54

2. Kelayakan Ekonomis …………………………………………...

54

3. Kelayakan Operasional ………………………………………....

54

B. ANALISIS SISTEM ………………………………………………..

55

1. Identifikasi Kebutuhan ………………………………………….

55

2. Identifikasi Fungsional ………………………………………….

56

3. Produk Sistem Informasi yang Ada ............................................. 57
C. DESAIN SISTEM …………………………………………………..

57

1. Deskripsi Sistem ………………………………………………...

58

2. Domain Sistem ………………………………………………….

59

3. Desain Sistem …………………………………………………...

59

4.1. Desain Internal ……………………………………………

59

a. Desain Database ………………………………………

59

b. Desain Input …………………………………………..

60

c. Desain Output …………………………………………

63

4.2. Desain Eksternal ………………

…………………………..

a. Desain Tampilan Awal (Home) ………………………

66
. 66

b. Desain Tampilan SubMenu …………………………

…67

c. Desain Tampilan Tentang Kami ……………………

… 68

D. IMPLEMENTASI SISTEM ………………………………………...

69

1. Pengujian pada Berbagai Browser Engine ................................... 69
2. Pengujian Performansi pada Server Local Intranet …................. 71
3. Pengujian Performansi pada Internet ........................................... 72
4. Pengujian Performasi oleh pengguna …………………………..
E. PERAWATAN SISTEM ……………………………………………

. 73
76

1. Pemeliharaan Sistem .................................................................... 76
2. Pengembangan Sistem ................................................................. 77

F. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM …………………..

. 77

1. Kelebihan Sistem .......................................................................... 77
2. Kekurangan Sistem ....................................................................... 78
IV.

KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………….

80

A. KESIMPULAN ………………………………………………………

80

B. SARAN ………………………………………………………………

81

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………

…. 82

LAMPIRAN ……………………………………………………………………

84

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI
BUDIDAYA JAMUR TIRAM (Pleurotus spp.)
BERBASIS WEB

Oleh :
SATRIA POERNAMA
F14101132

2005
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI
BUDIDAYA JAMUR TIRAM (Pleurotus spp.)
BERBASIS WEB

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh :

SATRIA POERNAMA
F14101132

2005
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI
BUDIDAYA JAMUR TIRAM (Pleurotus spp.)
BERBASIS WEB
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
SATRIA POERNAMA
F14101132
Dilahirkan Pada Tanggal 26 Mei 1983
Di Garut
Tanggal lulus :

September 2005

Menyetujui,
Bogor,

September 2005

Ir. Mohamad Solahudin, M.Si
Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Wawan Hermawan, MS
Ketua Departemen Teknik Pertanian

Satria Poernama. F14101132. Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya
Jamur Tiram (Pleurotus spp.) Berbasis Web. Di bawah bimbingan : Mohamad
Solahudin. 2005.
RINGKASAN
Jamur tiram (Pleurotus spp.) merupakan jamur konsumsi yang memiliki
nilai bisnis tinggi, mengandung senyawa bermanfaat dan luas penggunaannya.
Bentuk tudungnya seperti cangkang tiram. Rasanya sangat enak, kandungan
gizinya cukup tinggi. Jamur tiram merupakan jenis jamur kayu yan paling mudah
dibudidayakan karena dapat tumbuh di berbagai macam substrat dan mempunyai
kemampuan adaptasi terhadap lingkungan yang tinggi. Potensi pasar jamur tiram
masih sangat terbuka, apalagi jenis jamur ini baru mulai memasyarakat pada
kalangan menengah ke atas.
Prospek pengusahaan jamur tiram di Indonesia cukup cerah karena kondisi
alam dan lingkungan Indonesia sangat cocok untuk budidaya, bahan baku untuk
membuat substrat/log tanaman jamur tiram cukup melimpah, bibit jamur yang
unggul sudah tersedia (di Bandung, bibit jamur unggul dapat diperoleh di
Laboratorium Mikro-biologi, Jurusan Biologi, ITB) sehingga untuk memulai
usaha dalam skala terbatas tidak perlu membeli bibit dari luar apalagi mengimpor.
Tujuan penelitian ini adalah membangun suatu Sistem Informasi Budidaya
Jamur Tiram (Pleurotus spp.) Berbasis Web yang mampu menyajikan informasi
dengan cepat, mudah pemakaiannya dan mampu diakses di manapun dan
kapanpun melalui internet. Selain itu, penelitian ini juga memberikan informasi
data-data potensi dan gambaran perhitungan biaya pembuatan bibit jamur dan
budidaya jamur pada skala usaha tani.
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei - Agustus 2005 di Laboratorium
Sistem Manajemen dan Mekanisasi Pertanian, Departemen Teknik Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian, Insitut Pertanian Bogor. Metode yang digunakan
dalam membangun sistem informasi ini adalah System Development Life Cycle
(SDLC) yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : investigasi sistem, analisis
sistem, desain sistem, implementasi sistem, dan perawatan sistem.

Sistem Informasi Budidaya Jamur Tiram (Pleurotus spp.) menyajikan
informasi tentang sejarah, jenis, manfaat, kelemahan, dan kebutuhan nutrisi jamur
tiram. Selain itu, sistem informasi ini menyajikan informasi tentang potensi jamur
tiram, kandungan senyawa beberapa jamur, pertumbuhan jamur tiram, hama dan
penyakit jamur tiram serta pencegahan dan pemberantasannya, proses pembuatan
bibit jamur tiram, tahapan budidaya jamur tiram, gambaran analisis biaya
pembuatan bibit dan budidaya jamur tiram, serta informasi penyedia bibit, petani
dan pedagang, pakar, dan pustaka jamur.
Sistem Informasi Budidaya Jamur Tiram (Pleurotus spp.) dapat diakses
melalui internet dengan alamat URL : http://sijati.777mb.com/. Hasil pengujian
performansi pada internet menggunakan beberapa browser engine, yaitu Internet
Explorer 6.0, Mozilla Firefox 1.0.6, Opera 8.0, dan Netscape Browser 8.0.
menunjukan bahwa sistem informasi dapat bekerja cukup baik dan desain web
cukup sesuai dengan rancangan, seperti yang telah dilakukan pada server local
intranet. Hasil terbaik diperoleh dengan menggunakan browser engine Internet
Explorer 6.0 resolusi 1024 × 768 pixels. Perawatan sistem ini dilakukan oleh
pengelola sistem yang sudah terdaftar di administrator.
Secara umum, penilaian responden terhadap desain grafis sistem informasi
sudah bagus (86 %), kecepatan akses sistem cepat (88 %), sistem mudah
digunakan (82 %), kelengkapan isi sistem informasi sudah lengkap (74 %),
penjelasan sistem informasi sudah jelas (80 %), penambahan fasilitas multimedia
atau gambar sangat perlu (79 %), dan hal baru yang didapat dari sistem informasi
banyak (79 %).

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah S.W.T, Tuhan semesta alam. Shalawat
dan salam semoga tercurah ke haribaan Rasulullah S.A.W., keluarganya serta para
sahabatnya. Atas segala rahmat dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi berjudul “ Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya
Jamur Tiram (Pleurotus spp.) Berbasis Web”.
Pemilihan

pembangunan

sistem

informasi

berbasis

web

ini

dilatarbelakangi oleh semakin berkembangnya informasi dan jaringan internet di
seluruh dunia serta semakin meningkatnya jumlah pengguna internet dari tahun ke
tahun. Selain itu dimaksudkan juga untuk meningkatkan interaksi antara pengguna
dengan sistem melalui penyuguhan tampilan sistem yang interaktif dan
komunikatif. Kelebihan dari sistem yang dibangun dengan berbasis web, yaitu
dapat diakses oleh siapapun, kapanpun dan di manapun tanpa batasan tempat dan
waktu.
Penulis menyadari, penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan, dorongan dan dukungan dari pihak lain, maka pada kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih setulus hati kepada :
1. Keluarga tercinta, Ibu, Empah, De Krisna, dan De Dinar tercinta, yang
senantiasa memberikan do’a restu dan kasih sayangnya selama ini.
2. Bapak Ir. Mohamad Solahudin, M.Si sebagai pembimbing akademik. Tiada
balasan yang lebih baik dari cinta-Nya untuk kebahagiaan Bapak dan
keluarga. Terima kasih atas saran, kebijaksanaan, motivasi dan segala
masukan yang sangat berarti selama studi.
3. Departemen Pertanian Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
4. Direktorat Jenderal Hortikultura dan Tanaman Pangan Pasar Minggu, Jakarta
Selatan.
5. Masyarakat Agrobisnis Jamur Indonesia (MAJI) Bandung Raya.
6. Kelompok Tani Jamur bimbingan Pak Budi. Terima kasih atas waktu dan
dukungannya.

7. My web programmer, Refit dan Dodo. Terima kasih atas bantuannya selama
ini, your are the best…
8. Terakhir untuk semua pihak : dosen, staf, pegawai perpustakaan, rekan, kakak,
adik IPB dan SMIP khususnya, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu. Semoga Allah meridhoi kita semua.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skipsi ini banyak terdapat
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat
penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Penulis harapkan skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua orang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bogor,

Oktober 2005

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI .....................................................................................................

v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi
I.

PENDAHULUAN .....................................................................................

1

A. LATAR BELAKANG .......................................................................

1

B. TUJUAN PENELITIAN .................................................................... 3
II.

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4
A. BUDIDAYA JAMUR TIRAM .......................................................... 4
1. Pembuatan Bibit ........................................................................... 7
2. Budidaya ...................................................................................... 17
3. Hama dan Penyakit ...................................................................... 32
4. Analisis Biaya .............................................................................. 40
B. SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA (SMBD)…………………. 41
C. SISTEM INFORMASI …………………………………………….. 42
D. SERVER SIDE PROGRAMMING ………………………………... 42
E. PERSONAL HOME PAGE TOOLS (PHP) ……………………….. 43
F. INTERNET …………………………………………………………. 43
G. WORLD WIDE WEB ……………………………………………… 46
H. SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC) ……………… 46

III.

METODE PENELITIAN ………………………………………………. 51
A. WAKTU DAN TEMPAT ………………………………………….. 51
B. ALAT DAN BAHAN …………………...…………………………. 51
C. PENDEKATAN SISTEM ..………………………………………... 52
1. Investigasi Sistem ………………………………………………. 52
2. Analisis Sistem …………………………………………………. 52
3. Desain Sistem …………………………………………………... 52

IV.

4. Implementasi Sistem ……………………………………………

53

5. Perawatan Sistem ……………………………………………….

53

HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………

54

A. INVESTIGASI SISTEM …………………………………………...

54

1. Kelayakan Teknis ……………………………………………….

54

2. Kelayakan Ekonomis …………………………………………...

54

3. Kelayakan Operasional ………………………………………....

54

B. ANALISIS SISTEM ………………………………………………..

55

1. Identifikasi Kebutuhan ………………………………………….

55

2. Identifikasi Fungsional ………………………………………….

56

3. Produk Sistem Informasi yang Ada ............................................. 57
C. DESAIN SISTEM …………………………………………………..

57

1. Deskripsi Sistem ………………………………………………...

58

2. Domain Sistem ………………………………………………….

59

3. Desain Sistem …………………………………………………...

59

4.1. Desain Internal ……………………………………………

59

a. Desain Database ………………………………………

59

b. Desain Input …………………………………………..

60

c. Desain Output …………………………………………

63

4.2. Desain Eksternal ………………

…………………………..

a. Desain Tampilan Awal (Home) ………………………

66
. 66

b. Desain Tampilan SubMenu …………………………

…67

c. Desain Tampilan Tentang Kami ……………………

… 68

D. IMPLEMENTASI SISTEM ………………………………………...

69

1. Pengujian pada Berbagai Browser Engine ................................... 69
2. Pengujian Performansi pada Server Local Intranet …................. 71
3. Pengujian Performansi pada Internet ........................................... 72
4. Pengujian Performasi oleh pengguna …………………………..
E. PERAWATAN SISTEM ……………………………………………

. 73
76

1. Pemeliharaan Sistem .................................................................... 76
2. Pengembangan Sistem ................................................................. 77

F. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM …………………..

. 77

1. Kelebihan Sistem .......................................................................... 77
2. Kekurangan Sistem ....................................................................... 78
IV.

KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………….

80

A. KESIMPULAN ………………………………………………………

80

B. SARAN ………………………………………………………………

81

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………

…. 82

LAMPIRAN ……………………………………………………………………

84

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Beberapa potensi tanaman pangan jamur ............................................

1

Tabel 2. Urutan negara penghasil beberapa jenis jamur
berdasarkan tingkat produksinya .........................................................

4

Tabel 3. Kandungan nutrisi beberapa jenis jamur kayu .................................... 90
Tabel 4. Kandungan vitamin dan mineral beberapa jenis jamur kayu .............

7

Tabel 5. Kandungan asam amino esensial beberapa jamur konsumsi dan
telur ayam (gram/100 gram protein) ...................................................

7

Tabel 6. Komposisi kimia kayu ........................................................................ 21
Tabel 7. Kebutuhan bahan-bahan dalam budidaya jamur tiram ....................... 22
Tabel 8. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dan kegunaannya .. 51
Tabel 9. Penilaian responden terhadap desain grafis sistem informasi ............. 88
Tabel 10. Penilaian responden terhadap kecepatan akses sistem informasi ....... 88
Tabel 11. Penilaian responden terhadap kemudahan penggunaan sistem
Informasi ............................................................................................. 88
Tabel 12. Penilaian responden terhadap kelengkapan isi sistem informasi ........ 88
Tabel 13. Penilaian responden terhadap penjelasan sistem informasi ................ 89
Tabel 14. Penilaian responden terhadap penggunaan fasilitas tambahan
(multimedia / gambar) sebagai media pendukung informasi .............. 89
Tabel 15. Penilaian responden terhadap hal baru yang didapat dalam
sistem informasi .................................................................................. 89

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) (Cahyana, Muchrodji,
dan Bakrun, 2004) ........................................................................... 6
Gambar 2. Denah bangunan budidaya jamur (Cahyana, Muchrodji,
dan Bakrun, 2004) ........................................................................... 19
Gambar 3. Akses informasi pada database menggunakan ADO dan
OLEDB (Mc. Mannus, 1998) ......................................................... 43
Gambar 4. Tahapan System Development Life Cycle (O’Brien, 1999) ............. 47
Gambar 5. Contoh relasi antar tabel database si-jati.mdb ................................. 60
Gambar 6. Desain input sasaran produksi ......................................................... 61
Gambar 7. Desain input penyedia bibit ………………….…………………… 61
Gambar 8. Desain input pada menu buku tamu ................................................ 62
Gambar 9. Desain input pada menu kuisioner .................................................. 62
Gambar 10. Desain input pada menu polling ...................................................... 63
Gambar 11. Output submenu jenis dari menu sekilas jamur tiram ..................... 64
Gambar 12. Output submenu sasaran produksi dari menu potensi ..................... 64
Gambar 13. Output submenu persiapan sarana produksi dari menu budidaya ... 65
Gambar 14. Desain output statistik hasil polling ……………………………… 6

5

Gambar 15. Desain Tampilan awal (Home) ....................................................... 67
Gambar 16. Desain tampilan submenu sekilas jamur tiram ............................... 67
Gambar 17. Desain tampilan submenu pembuatan bibit .................................... 68
Gambar 18. Desain tampilan submenu budidaya ............................................... 68
Gambar 19. Desain tampilan tentang kami ......................................................... 69
Gambar 20. Tampilan sistem informasi pada browser engine Internet
Explorer .......................................................................................... 70
Gambar 21. Tampilan sistem informasi pada browser engine Mozilla Firefox . 70
Gambar 22. Tampilan sistem informasi pada browser engine Opera ................ 71

Gambar 23. Tampilan sistem informasi pada browser engine Netscape
Browser ........................................................................................... 71
Gambar 24. Tampilan sistem informasi pada server local intranet ................... 72
Gambar 25. Grafik penilaian responden terhadap desain grafis sistem
informasi ......................................................................................... 73
Gambar 26. Grafik penilaian responden terhadap kecepatan akses sistem
informasi ......................................................................................... 73
Gambar 27. Grafik penilaian responden terhadap kemudahan penggunaan
sistem informasi .............................................................................. 74
Gambar 28. Grafik penilaian responden terhadap kelengkapan isi sistem
informasi ......................................................................................... 74
Gambar 29. Grafik penilaian responden terhadap penjelasan sistem
informasi ......................................................................................... 75
Gambar 30. Grafik penilaian responden terhadap penggunaan fasilitas
tambahan (multimedia / gambar) dalam sistem informasi .............. 75
Gambar 31. Grafik penilaian responden terhadap hal baru yang didapat
dalam sistem informasi ................................................................... 76
Gambar 32. Tampilan kelemahan desain web untuk submenu jenis jamur
tiram pada browser engine Mozilla Firefox ….………………….. 78
Gambar 33. Tampilan kelemahan desain web untuk submenu jenis jamur
tiram pada browser engine Opera …………….…………………. 79
Gambar 34. Tampilan kelemahan desain web untuk submenu jenis jamur
tiram pada browser engine Netscape Browser …….…………….. 79

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kuesioner uji website ..................................................................... 85
Lampiran 2. Hasil kuisioner uji website ............................................................. 88
Lampiran 3. Tabel kandungan nutrisi beberapa jenis jamur kayu ..................... 90
Lampiran 4. Diagram pohon sistem ................................................................... 91
Lampiran 5. Aliran sistem .................................................................................. 92
Lampiran 6. Analisis biaya pembuatan bibit ...................................................... 97
Lampiran 7. Analisis biaya budidaya ................................................................. 111

I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Jamur tiram (Pleurotus spp.) merupakan salah satu jenis jamur kayu
yang banyak ditemukan pada media kayu yang sudah lapuk. Bentuk
tudungnya seperti cangkang tiram. Rasanya sangat enak, kandungan gizinya
cukup tinggi. Pembudidayaannya relatif mudah karena jamur tiram
mempunyai daya adaptasi yang cukup baik terhadap lingkungan. Untuk
membudidayakannya juga tidak terlalu membutuhkan modal yang besar
karena salah satu media tumbuhnya dapat menggunakan serbuk kayu
gergajian. Serbuk kayu ini mudah diperoleh dan umumnya merupakan limbah
yang berlimpah kurang berharga.
Potensi pasar jamur tiram masih sangat terbuka, apalagi jenis jamur ini
baru mulai memasyarakat pada kalangan menengah ke atas. Spesies jamur
tiram seperti Pleurotus ostreatus selain dapat dikonsumsi juga bernilai
ekonomi tinggi. Tabel 1 berikut disajikan beberapa potensi yang dimiliki
jamur sebagai tanaman pangan.
Tabel 1.
Potensi
Volume
Ekspor
(ton)
Nilai
Ekspor
(ribu
US$)
Volume
Impor
(ton)
Nilai
Impor
(ribu
US$)

Potensi tanaman pangan jamur
Bentuk
Komoditas
2000
Sayuran
3.049,80
segar
Sayuran
25.956,52
olahan
Sayuran
3.665,65
segar
Sayuran
31.007,14
olahan

Tahun
2001

2002

2003

3.690,45

3.740,41

1.594,78

21.822,13

13.247,98

13.247,98

3.978,77

3.621,29

1.710,31

25.379,76

14.602,04

15.876,64

Sayuran
olahan

613,72

838,54

633,63

802,30

Sayuran
olahan

241,14

261,14

410,97

404,69

(Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura dan Tanaman Pangan, 2000)

Terdapat banyak daerah yang strategis dan potensial di Indonesia
untuk agrobisnis jamur khususnya jamur tiram. Jamur tiram bisa hidup pada
daerah yang bersuhu antara 10 oC sampai 32 oC. Artinya, jika suhu 32 oC, maka jamur tiram tumbuh kurang baik. Lokasi ideal jamur yaitu
800 m dpl dan RH 60-90 %. Walaupun kebanyakan jamur kuping dan jamur
tiram dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 25-30 oC, kondisi
pertumbuhan optimum dicapai pada kisaran suhu 16-22 oC (Daryani, 1999).
Pada umumnya jamur tiram yang ditanam di dataran tinggi memiliki tudung
lebih lebar dibandingkan dengan yang ditanam di dataran rendah.
Prospek pengusahaan jamur tiram di Indonesia cukup cerah karena
kondisi alam dan lingkungan Indonesia sangat cocok untuk budidaya, bahan
baku untuk membuat substrat/log tanaman jamur tiram cukup melimpah, bibit
jamur yang unggul sudah tersedia (di Bandung, bibit jamur unggul dapat
diperoleh di Laboratorium Mikro-biologi, Jurusan Biologi, ITB) sehingga
untuk memulai usaha dalam skala terbatas tidak perlu membeli bibit dari luar
apalagi mengimpor. Menurut H. Unus Suriawiria (2001), sebuah perusahaan
jamur tiram dalam skala menengah ke atas dapat memproduksi rata-rata per
hari 650 kg, sedangkan sebuah perusahaan jamur tiram dalam skala menengah
ke bawah dapat memproduksi rata-rata per hari 100 kg sampai 250 kg jamur
tiram segar.
Permasalahan memperoleh informasi budidaya jamur tiram (Pleurotus
spp.) yang cepat, mudah dan dapat diakses di manapun dan kapanpun dapat
diatasi dengan barbagai cara, di antaranya dengan membangun suatu sistem
informasi budidaya jamur tiram (Pleurotus spp.) berbasis web sehingga bisa
diakses melalui internet. Sistem informasi ini memungkinkan pihak-pihak
yang berkepentingan bisa mengetahui informasi budidaya jamur tiram
(Pleurotus spp.) tanpa terbatas oleh tempat dan waktu.

2

B. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah :
a. Rancang bangun Sistem Informasi Budidaya Jamur Tiram (Pleurotus
spp.) Berbasis Web yang mampu menyajikan informasi dengan cepat,
mudah pemakaiannya dan mampu diakses di manapun dan kapanpun
melalui internet.
b. Memberikan informasi data-data potensi dan gambaran perhitungan biaya
pembuatan bibit jamur dan budidaya jamur pada skala usaha tani.

3

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. BUDIDAYA JAMUR TIRAM
Jamur tiram (Pleurotus spp.) telah dibudidayakan di Cina daratan
sejak 200 – 300 tahun lalu. Jamur ini kemudian menyebar ke negara tetangga,
khususnya ke Korea, Myanmar, Jepang, Taiwan, Filipina, Singapura,
Vietnam, Indonesia, Malaysia, dan negara tetangga lainnya (H. Unus
Suriawiria, 2001). Di Indonesia, jamur tiram telah dibudidayakan sejak tahun
1935 (Kurtzman dan Zadrazil (1982) dalam MAJI Bandung Raya, 2000)
bahkan sejak tahun 1916 jamur ini sudah ditanam pada kayu (Kurtzman dan
Zadrazil (1982) dalam MAJI Bandung Raya, 2000). Budidaya jamur dikenal
pada awal tahun 1950-an untuk jenis jamur merang, kemudian pada awal
1970-an untuk jenis jamur tiram, jamur shiitake, dan jamur kuping (H. Unus
Suriawiria, 2001).
Sejak 1000 tahun lalu, perkembangan budidaya jamur dunia yang
sangat maju pesat adalah jamur kancing di Benua Eropa kemudian meluas ke
Amerika dan Australia. Bahkan di dalam bisnis jamur dunia, jamur kancing
menduduki tempat teratas dalam jumlah produksi dan nilai bisnis (H. Unus
Suriawiria, 2001). Berikut ini adalah beberapa urutan negara penghasil jamur
di dunia berdasarkan tingkat produksinya.
Tabel 2.

Urutan negara penghasil beberapa jenis jamur berdasarkan tingkat
produksinya

Nama Umum
Champignon/jamur kancing
Shiitake/hioko/donko/chinese
black mushroom
Jamur merang. hed-bua, paddy
straw mushroom
Jamur winter
Jamur kuping/mouleh/hiratake
Jamur tiram/shimeji
Nameko
Jamur lendir putih
Tuber

Negara Penghasil
Amerika Serikat, Perancis, Nederland, Inggris,
RRC, Taiwan, Australia, Skandinavia
Cina, Jepang, Taiwan, Korea, Indonesia (baru
mulai), Amerika Serikat, beberapa negara
Eropa
Cina, Taiwan, Korea, Filipina, Thailand,
Indonesia, Malaysia
Jepang, Cina, Taiwan, Korea
Cina, Taiwan, Filipina
Cina, Taiwan, Jepang, Thailan, Pakistan,
Indonesia, Singapura, Jerman, Nederland
Jepang
Cina, Taiwan
Jepang

(Sumber : H. Unus Suriawiria, 2001)

4

Jamur tiram merupakan jenis Jamur kayu yang paling mudah
dibudidayakan karena dapat tumbuh diberbagai macam jenis substrat dan
mempunyai

kemampuan

adaptasi

terhadap

lingkungan

yang

tinggi.

Kemampuan produksi jamur tiram pun relatif lebih tinggi, 50-70 % jamur
segar dapat dihasilkan dari 1000 gram substrat kering, bahkan saat ini
produktivitas panen sudah dapat ditingkatkan menjadi 120-150 % (Masyarakat
Agrobisnis Jamur Indonesia (MAJI) Bandung Raya, 2000).
Beberapa kelemahan pada jamur tiram adalah: (1) tangkai yang cukup
panjang sehingga mempersulit pengemasan bila akan dikirim ke tempat lain
atau dipasarkan tanpa mengalami kerusakan. (2) menghasilkan banyak spora
sehingga menjadi permasalahan yang serius bagi kesehatan petani dan
lingkungan, (3) belum semua konsumen menyukai jamur ini terutama di
Eropa, Amerika dan Australia (Masyarakat Agrobisnis Jamur Indonesia
(MAJI) Bandung Raya, 2000).
Jenis jamur tiram yang telah dibudidayakan adalah tiram putih
(Pleurotus ostreatus var florida), tiram abu-abu (Pleurotus sajor-caju), tiram
merah muda (Pleurotus flabellatus, Pleurotus djamor), tiram coklat
(Pleurotus cystidiosus), tiram hitam (Pleurotus sapidus) dan tiram kuning
terang (Pleurotus citrinopileatus, Pleurotus cornucopiae). (Masyarakat
Agrobisnis Jamur Indonesia (MAJI) Bandung Raya, 2000).
Menurut Alexopoulus dalam Daryani (1979), jamur tiram (Pleurotus
spp.) termasuk dalam :
Kelas

: Basidiomycetes

Subkelas : Phragmobasidiomycetes
Ordo

: Agaricales

Family

: Agariceae

Genus

: Pleurotus

Berikut adalah contoh jenis jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) yang
banyak dibudidayakan di kalangan petani jamur.

5

Gambar 1. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) (Cahyana, Muchroji, dan
Bakrun, 2004)
Lokasi ideal jamur yaitu 800 m dpl dan RH 60-90 %. Walaupun
kebanyakan jamur kuping dan jamur tiram dapat tumbuh dengan baik pada
kisaran suhu 25-30 oC, kondisi pertumbuhan optimum dicapai pada kisaran
suhu 16-22 oC (Daryani, 1999). Kemungkinan budidaya jamur di dataran
rendah tidaklah mustahil asalkan iklim ruang penyimpanan dapat diatur dan
disesuaikan dengan keperluan jamur tiram.

Media tanam diusahakan

mengandung kadar air sebesar 50-65 %, PH 6-7. Bahan yang digunakan selain
serbuk gergaji ditambah bekatul, kapur (CaCO3), gips (CaSO4), dan tepung
biji-bijian pada proses pembuatan media tanam (Cahyana, 1997 dalam
Paramita, 1999).
Jamur memiliki kandungan senyawa yang sangat baik. Senyawasenyawa tersebut berbeda-beda komposisinya di dalam setiap jenis jamur.
Kandungan nutrisi beberapa jenis jamur kayu tercantum dalam Tabel 3 pada
Lampiran 3, kandungan vitamin dan mineral beberapa jenis jamur kayu
tercantum dalam Tabel 4, dan kandungan asam amino esensial beberapa jamur
konsumsi dan telur ayam (gram/100 gram protein) tercantum dalam Tabel 5.

6

Tabel 4. Kandungan vitamin dan mineral beberapa jenis jamur kayu
Jenis
Thiamin
Riboflavin
Niasin
Vitamin C
Kalsium
Fosfor
Besi
Natrium

Persentase Kandungan
(mg/100 gr Bahan Kering)
Shiitake
Kuping
Tiram
7,8
6,9
4,8
4,9
5,6
4,7
54,9
105,8
108,7
0
0
0
12
95
33
171
150,2
134,8
4,0
8,4
15,2
19
9,1
83,7

(Sumber : H. Unus Suriawiria, 2001)

Tabel 5. Kandungan asam amino esensial beberapa jamur konsumsi dan telur
ayam (gram/100 gram protein)
Jenis asam
amino
Leusin
Isoleusin
Valin
Triptofan
Lisin
Treonin
Fenilalanin
Metionin
Histidin
Total

Jamur
kancing
7,5
4,5
2,5
2,0
9,1
5,5
4,2
0,9
2,7
38,9

Jamur
shiitake
7,9
4,9
3,9
tt
3,9
5,9
5,9
1,9
1,9
36,0

Jamur
tiram
7,5
5,2
6,9
1,1
9,9
6,1
3,5
3,0
2,8
46,0

Jamur
merang
4,5
3,4
5,4
1,5
7,1
3,5
2,6
1,1
3,8
32,9

Telur
ayam
8,8
6,6
7,3
1,6
6,4
5,1
5,8
3,1
2,4
47,1

(Sumber: Chang dan Miles, 1989)

Budidaya Jamur Tiram (Pleurotus spp.) meliputi pembuatan bibit,
budidaya, hama dan penyakit, serta analisis biaya.
1. Pembuatan Bibit
Secara umum pembuatan bibit dilakukan dengan melalui beberapa
tahap, yaitu pembuatan kultur murni, pembuatan bibit induk, dan
pembuatan bibit produksi atau semai (Cahyana, Muchroji, dan Bakrun,
2004).

7

a. Syarat Mutu Bibit
Menurut H. Unus Suriawiria (2001), mutu bibit jamur ditentukan oleh
beberapa persyaratan, antara lain sebagai berikut :


Kualitas kontaminasi atau kehadiran jamur liar pada bibit harus
tidak ada (0%) atau jika masih ada karena beberapa sebab, nilainya
tidak lebih dari 3 %. Jika kualitas kontaminasi jamur tiram tinggi,
maka :
-

pertumbuhannya akan mendesak pertumbuhan jamur tiram
yang dipelihara.



-

nilai bibit akan menurun.

-

panen akan gagal.

Stabilitas pertumbuhan bibit atau pertumbuhan miselia jamur tiram
yang tidak baik, tidak merata, dan tidak padat akan mengurangi
pertumbuhan jamur tiram di dalam substrat tanam. Misalnya, dari 1
buah (botol atau kantung plastik) seharusnya dapat menjadi bibit
sekitar 50 – 70 substrat tanam (ST). Jika hal ini dipaksakan maka
akan banyak substrat tanam (ST) yang sudah diberi bibit tidak akan
ditumbuhi jamur tiram.



Nilai BER (biological efficiency ratio), yaitu produksi jamur tiram
segar (dalam gram) per satuan substrat tanam (ST) sangat
berpengaruh. Misalnya nilai BER = 15, artinya dari 1 kg berat
substrat tanam (ST) akan dihasilkan 150 gr jamur tiram segar.
Apabila nilai BER lebih tinggi maka nilai bibit menjadi lebih tinggi
pula.



Stabilitas penyimpanan bibit setelah produksi sampai digunakan
rata-rata harus antara 2 – 3 bulan (di dalam ruangan dengan
temperatur antara 1 – 6 0C). Selama waktu tersebut, pertumbuhan
miselia jamur tiram di dalam tempatnya (kantung plastik atau
botol) akan stabil,

misalnya

tidak terbentuk bintik-bintik

kecoklatan maupun bintik berwarna lain (hitam, biru, hijau)
sebagai tanda terkontaminasi.

8

b. Pembuatan Kultur Murni (Biakan Murni)
Biakan murni jamur merupakan miselium jamur yang tumbuh
pada media agar-agar miring di tabung kaca. Biakan murni harus
diketahui dengan pasti urutan keturunannya. Hal ini sangat penting
agar dapat diperhitungkan berapa kali perbanyakan yang dapat
dilakukan sehingga bibit yang dihasilkan masih berkualitas baik.
Biakan murni dapat diperoleh dengan cara membuat sendiri.
Pembuatan biakan murni dilakukan melalui tiga tahap
pekerjaan sebagai berikut (Cahyana, Muchrodji, dan Bakrun, 2004) :
b.1. Pembuatan media agar (media tanam untuk biakan murni)
Media agar bisa dibuat sendiri dengan menggunakan
bahan-bahan yang mudah diperoleh di pasar. Bahan-bahan yang
diperlukan adalah sebagai berikut :
-

Kentang

: 100 gram

-

Dextrose (gula putih)

: 10 gram

-

Agar batang atau tepung

: 3,9 – 4 gram

-

Aquades

: 500 ml

-

Kapur (CaCO3) dan cuka encer sebagai pengatur pH
Cara pembuatan sendiri media agar dari PDA (potatoes

dextrose agar) adalah sebagai berikut (Cahyana, Muchrodji, dan
Bakrun, 2004) :
1. Kentang dikupas kemudian dicuci dan diiris-iris setebal 1 cm.
2. Irisan kentang direbus ke dalam panci sampai diperoleh air
rebusan yang kekuning-kuningan, yaitu ketika kentang mulai
lunak.
3. Air rebusan kentang disaring dengan menggunakan kain
saring.
4. Filtrat diambil sebanyak 200 ml lalu ditambahkan dextrose
(gula putih) dan agar batang atau tepung. Selanjutnya semua
bahan dimasak sampai larut.
5. Keasaman larutan diatur antara 6,8 – 7 dengan menambahkan
CaCo3 atau larutan asam cuka encer.

9

Catatan :
-

Jika pH < 6,8 • tambahkan CaCo3 hingga mencapai pH
yang dikehendaki.

-

Jika pH > 7 • tambahkan asam cuka hingga mencapai
pH yang dikehendaki.

6. Larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml.
Tabung ditutup rapat dengan menggunakan kapas atau kapuk
yang digulung dan ditutup dengan menggunakan kertas
permanen.
7. Media dalam tabung reaksi dimasukkan ke dalam autoklaf
dan disterilisasi pada suhu 121 oC, tekanan 1,1 atm, selama
15 – 20 menit.
8. Setelah selesai disterilisasi, tabung diambil dan dimiringkan.
Tabung dibiarkan sampai media menjadi dingin dan beku.

b.2 Pemilihan induk tanaman
Pemilihan induk tanaman dilakukan dengan memilih bibit
jamur yang berkualitas dan bersifat unggul. Ciri-ciri induk
tanaman jamur yang bersifat unggul adalah sebagai berikut
(Cahyana, Muchrodji, dan Bakrun, 2004) :
-

Jamur tiram berukuran besar, bulat teratur, tebal, dan
batangnya bulat kokoh.

-

Jamur tiram tidak terserang hama penyakit.

-

Jamur tiram tidak mengalami kelainan fisik, seperti keriting
atau mekar tidak sempurna.

Pemeliharaan induk sebaiknya dilakukan sejak awal dari
penyiapan media, substrat tumbuh, dan pembatasan jumlah
tanaman (rumpun).

10

b.3. Isolasi
Isolasi merupakan suatu upaya untuk mendapatkan biakan
murni jamur tiram. Pembuatan biakan murni adalah tahap paling
penting dalam menjamin kemurnian bibit jamur tiram yang akan
dihasilkan. Terdapat dua cara melakukan isolasi sebagai berikut
(Cahyana, Muchrodji, dan Bakrun, 2004) :
b.3.1. Teknik kultur jaringan
Isolasi dengan kultur jaringan dilakukan dengan
cara mengambil jaringan tubuh buah jamur tiram
(eksplan) dan menanamnya pada media agar miring.
Teknik kultur jaringan dilakukan sebagai berikut :
1. Alat dan bahan yang dibutuhkan disiapkan.
2. Kotak inokulasi (inkas) dibersihkan dan disterilkan
dengan menggunakan alkohol 70% atau dengan
formalin 2%.
3. Lampu spiritus dalam kotak inokulasi dihidupkan
selama 30 – 60 menit sebelum digunakan untuk
isolasi.
4. Alat-alat dalam kotak inokulasi disterilkan dengan
menggunakan alkohol (jika perlu dibakar di atas
lampu spiritus).
5. Bakal induk (eksplan) disiapkan dengan cara aseptis.
Eksplan diambil dengan cara memotong bagian dalam
tanaman,

yaitu

pada

ketiak

daun,

dengan

menggunakan pisau isolasi steril yang tajam dengan
ukuran 3 mm2.
6. Media PDA miring yang telah dibuat disiapkan
kemudian eksplan dimasukkan ke dalam media
dengan cara aseptis dan secepatnya ditutup rapat
dengan menggunakan kapas penutupnya.
7. Media yang telah ditanami eksplan dinkubasikan
dalam inkubator pada suhu 26 oC selama 2 – 3 hari.

11

8. Hasil inkubasi diamati.
Catatan :
-

Jika tidak tumbuh miselia atau tumbuh miselia,
tetapi terkontaminasi dengan mikroba lain (jamur
atau bakteri), maka isolasi gagal.

-

Jika di sekitar eksplan tumbuh miselia jamur
berwarna putih secara merata, maka isolasi
berhasil.

9. Biakan murni yang sudah jadi siap digunakan dalam
pembuatan bibit induk.
Catatan :
-

Simpan biakan murni dengan menggunakan
label/etiket untuk menghindari kesalahan.

-

Jika bibit belum digunakan, sebaiknya biakan
murni disimpan dengan baik dan perlu dilakukan
peremajaan setiap 2 – 4 minggu sekali agar stok
biakan murni selalu tersedia dengan kondisi yang
baik.

b.3.2. Teknik kultur spora
Prinsip dasar teknik kultur spora adalah isolasi dari
spora jamur yang fertil (subur). Teknik sama dengan
kultur jaringan. Perbedaan dengan kultur jaringan terletak
pada pengambilan eksplan. Bagian yang diambil sebagai
eksplan adalah bagian lamella (bilah) karena spora jamur
sebagian besar menempel pada lamella.
c. Pembuatan Bibit Induk
Bibit induk adalah bibit yang diperoleh dari inokulasi biakan
murni dan digunakan sebagai inokulan (bibit yang akan diinokulasi)
dalam pembuatan bibit semai atau bibit produksi (bibit siap tanam).
Pembuatan bibit induk dilakukan melalui dua tahap kegiatan, yaitu

12

pembuatan media tanam dan inokulasi (Cahyana, Muchroji, dan
Bakrun, 2004).
c.1. Pembuatan media bibit induk (media tanam untuk biakan
induk)
Media bibit induk terdiri dari bahan dasar serbuk kayu
atau campuran biji-bijian dan serbuk kayu. Media bibit induk
dianggap media yang lebih baik daripada bahan dasar serbuk
kayu, karena dengan adanya penambahan biji-bijian tersebut
maka kandungan nutrisi media akan lebih banyak sehingga
diharapkan jamur dapat tumbuh lebih baik. Bahan-bahan dengan
presentase berat adalah sebagai berikut (Cahyana, Muchrodji,
dan Bakrun, 2004) :
- Biji-bijian (jagung, sorgum, atau padi)

: 60%

- Serbuk kayu yang halus

: 40%

- Kapur (CaCO3 atau CaOH)

: 0,5 – 1 %

- Gips

: 0,1 – 1 %

- Air

: secukupnya
Cara pembuatan media bibit induk adalah sebagai berikut

(Cahyana, Muchrodji, dan Bakrun, 2004) :
1. Biji-bijian yang akan digunakan sebagai media dicuci sampai
bersih kemudian direndam dalam air selama 24 jam.
2. Biji-bijian yang b