IV-64
Sementara pada tahun 2013 satu tahun sebelum kondisi financial distress, terdapat 9 bank yang diprediksikan berada dalam kondisi sehat yaitu:
Bank Capital Indonesia Tbk, Bank Central Asia Tbk, Bank Negara Indonesia PerseroTbk, Bank Rakyat Indonesia PerseroTbk, Bank Danamon Indonesia
Tbk, Bank Kesawan Tbk, Bank Mandiri Persero Tbk, Bank Nationalnobu Tbk, dan Bank Pan Indonesia Tbk. Sedangkan 27 bank lainnya diprediksikan akan
mengalami financial distress pada tahun 2014.
IV.4. Hasil Analisis Data
4.4.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian ini disajikan untuk memberikan gambaran atau deskripsi mengenai karakteristik dari hasil perhitungan Y-
Score, dengan total aset bank dikategorikan berdasarkan pada prediki kondisi bank baik yang berada pada zona aman maupun yang berada pada zona distress
dilihat dari jumlah sampel, rata-rata, minimum, maksimum. Berdasarkan 36 sampel bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI yang digunakan
dalam penelitian ini, gambaran statistik deskriptif untuk seluruh variabel yang dianalisis, dapat dilihat pada kedua tabel berikut.
Tabel IV. 15 Statistik Deskriptif Tahun 2012 Satu Tahun Sebelum Kondisi
Financial Distress
STATUS BANK TAHUN 2012 TOTAL ASET
Y-SCORE Zona Aman
N 8
8 Mean
284.708,81 ,43337
Minimum 1.218
,336 Maximum
635.619 ,486
Std. Deviation 242.996,621
,050228
Zona Distress N
28 28
Mean 39.138,18
,56554 Minimum
1.048 ,513
Maximum 197.412
,671 Std. Deviation
49.420,326 ,039213
Total
N 36
36 Mean
93.709,43 ,53617
Minimum 1048
,336 Maximum
635.619 ,671
Std. Deviation 156.251,278
,069253 Total Aset dinyatakan dalam Milyar Rp
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 18
IV-65
Berdasarkan tabel IV.15 dapat diketahui bahwa Bank yang mengalami kondisi financial distress memiliki total aset rata rata sebesar Rp 39.138,18
Milyar. Bank yang mengalami financial distress dengan total aset paling besar yaitu Rp 197.412 Milyar adalah Bank CIMB Niaga Tbk BNGA. Sedangkan
bank yang mengalami financial distress total aset paling kecil yaitu Rp 1.048 Milyar adalah Bank Mitraniaga Tbk NAGA.
Nilai Y-score bank yang mengalami financial distress rata-rata berada pada angka 0,56554. Dengan standar deviasi sebesar 0,039. Bank yang berada
pada zona distress paling tinggi yaitu sebesar 0,671 diperoleh Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk SDRA. Sedangkan Y-score terendah yaitu sebesar 0,513
dimiliki oleh Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk BJTM. Sementara itu, Bank yang berada pada kondisi aman memiliki rata-rata
total aset sebesar Rp 284.708,81 Milyar. Bank berstatus aman dengan total aset paling besar yaitu Rp 635.619 Milyar adalah Bank Mandiri Persero Tbk
BMRI. Sedangkan bank bertatus aman dengan total aset paling kecil yaitu Rp 1.218 Milyar adalah Bank Nationalnobu Tbk NOBU.
Nilai Y-score bank yang berada pada kondisi aman rata-rata berada pada angka 0,43337. Dengan standar deviasi yaitu 0,05. Bank bertatus aman
dengan nilai Y-score paling kecil yaitu sebesar 0,336 diperoleh Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN. Sedangkan Y-score mendekati nilai cut off yaitu
sebesar 0,486 dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk BBRI.
IV-66
Tabel IV. 16 Statistik Deskriptif Tahun 2013 Satu Tahun Sebelum Kondisi
Financial Distress
STATUS BANK TAHUN 2013 TOTAL ASET
Y-SCORE Zona Aman
N 9
9 Mean
288.066,57 ,46889
Minimum 3.877
,420 Maximum
733.100 ,500
Std. Deviation 281.201,780
,025712
Zona Distress
N 27
27 Mean
46.570,80 ,58074
Minimum 1.285
,510 Maximum
218.866 ,720
Std. Deviation 57.772,379
,054697
Total
N 36
36 Mean
106.944,74 ,55278
Minimum 1.285
,420 Maximum
733.100 ,720
Std. Deviation 178.328,412
,069183
Total Aset dinyatakan dalam Milyar Rp Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 18
Berdasarkan tabel IV.16 dapat diketahui bahwa Bank yang mengalami kondisi financial distress memiliki total aset rata rata sebesar Rp 46.570,80
Milyar. Bank yang mengalami financial distress dengan total aset paling besar yaitu Rp 218.866 Milyar tetap ditempati oleh Bank CIMB Niaga Tbk BNGA.
Sedangkan bank yang mengalami financial distress total aset paling kecil yaitu Rp 1.285 Milyar juga tetap ditempati oleh Bank Mitraniaga Tbk NAGA.
Nilai Y-score bank yang mengalami financial distress rata-rata berada pada angka 0,58074. Dengan standar deviasi sebesar 0,055. Bank yang berada
pada zona distress paling tinggi yaitu sebesar 0,720 diperoleh Bank ICB Bumi Putra Tbk BABP. Sedangkan Y-score terendah yaitu sebesar 0,510 dimiliki
oleh Bank NISP OCBC Tbk NISP. Sementara itu, Bank yang berada pada kondisi aman memiliki rata-rata
total aset sebesar Rp 288.066,57 Milyar. Bank berstatus aman dengan total aset paling besar yaitu Rp 733.100 Milyar tetap ditempati oleh Bank Mandiri
Persero Tbk BMRI. Sedangkan bank bertatus aman dengan total aset paling kecil yaitu Rp 3.877 Milyar juga tetap ditempati oleh Bank Nationalnobu Tbk
NOBU.
IV-67
Nilai Y-score bank yang berada pada kondisi aman rata-rata berada pada angka 0,47. Dengan standar deviasi yaitu 0,025. Bank bertatus aman
dengan nilai Y-score paling kecil yaitu sebesar 0,42 diperoleh Bank Mandiri Persero Tbk BBRI. Sedangkan Y-score sama dengan nilai cut off yaitu
sebesar 0,5 dimiliki oleh Bank Kesawan Tbk BKSW.
4.2.1. Analisis Regresi Logistik
Agar pembaca dapat dengan mudah untuk memahami hasil penelitian, penulis akan memulai penjelasan hasil analisis regresi logistik dari estimasi
parameter dan interpretasi.
4.2.1.1. Tahun 2012 Dua Tahun Sebelum Kondisi Financial Distress
Pada tahun 2012, step yang digunakan untuk mengiterpetasikan uji kelayakan model adalah step ke-2 karena pada step ini, terdapat 2
variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap kondisi financial distress bank.
A. Uji Kelayakan Model Regresi Logistik Goodness of fit
Penilaian uji kelayakan model regresi logistik, dapat dilihat dari nilai statistik pada keempat tabel berikut ini.
Tabel IV.17 Iteration History
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients Constant
Step 0 1
38,267 1,111
2 38,139
1,248 3
38,139 1,253
4 38,139
1,253
a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 38,139
c. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 18
Pertama,
dari tabel IV.17 Iteration History diperoleh informasi bahwa nilai -2 Log Likehood yang hanya memasukkan
konstanta saja adalah 38,139. Setelah sembilan variabel independen dimasukan, nilai -2 Log Likehood turun menjadi 6,891 seperti yang
IV-68
disajikan pada tabel IV.19 step ke-2. Hal ini berarti penambahan variabel independen ke dalam model memperbaiki model fit.
Tabel IV.18 Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df
Sig. Step 1
Step 7,182
1 ,007
Block 7,182
1 ,007
Model 7,182
1 ,007
Step 2 Step
10,955 1
,001 Block
18,137 2
,000 Model
18,137 2
,000 Step 3
Step 13,110
1 ,000
Block 31,247
3 ,000
Model 31,247
3 ,000
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 18
Kedua, dari tabel IV.19 Omnibus Tests of Model
Coefficients diperoleh informasi bahwa pada step ke-2 nilai Chi- square model menunjukkan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan variabel independen dalam model penelitian secara simultan dapat
memprediksi kondisi financial distress bank.
Tabel IV.19 Model Summary
Step -2 Log
likelihood Cox Snell R
Square Nagelkerke R
Square 1
30,957
a
,181 ,277
2 20,002
b
,396 ,606
3 6,891
c
,580 ,888
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001. b. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than ,001.
c. Estimation terminated at iteration number 11 because parameter estimates changed by less than ,001.
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 18
Ketiga, dari tabel IV.18 didapatkan nilai 0,606 untuk nilai
Nagelkerke R Square pada step ke-2. Hal ini berarti bahwa kondisi financial distress dapat dijelaskan oleh variabel independen yang
terdapat pada model sebesar 60,6 , sedangkan 30,4 kondisi financial distress bank dijelaskan oleh variabel lainnya diluar
model.
IV-69
Tabel IV.20 Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square
df Sig.
1 14,499
7 ,043
2 3,859
7 ,796
3 ,220
7 1,000
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 18
Keempat, Tabel IV.20 Hosmer and Lemeshow Test
menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada step ke-2 adalah 0,796
lebih besar dari 0,05 sehingga hipotesis nol diterima, yaitu model fit cocok dengan data penelitian dan dapat model dapat diterima.
B. Ketepatan Prediksi Model Regresi Logistik
Tabel IV.21 Classification Table
Observed Predicted
STATUS BANK TAHUN 2012
Correct Zona
Aman Zona
Distress Step
1 STATUS BANK
Zona Aman 4
4 50,0
Zona Distress 28
100,0 Overall Percentage
88,9 Step
2 STATUS BANK
TAHUN 2012 Zona Aman
6 2
75,0 Zona Distress
2 26
92,9 Overall Percentage
88,9 Step
3 STATUS BANK
TAHUN 2012 Zona Aman
8 100,0
Zona Distress 1
27 96,4
Overall Percentage 97,2
a. The cut value is ,500
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 18 Berdasarkan output pada step ke-2 yang disajikan pada
Tabel IV.21 diperoleh informasi dari 8 bank yang penulis prediksi berada pada zona aman, 2 bank diantaranya yang masuk ke dalam
zona distress sehingga ketepatan klasifikasi adalah 75. Sedangkan, dari 28 bank yang penulis prediksi masuk ke zona
distress, 2 bank diantaranya masuk ke dalam zona aman sehingga ketepatan klasifikasi adalah 92,9 . Secara keseluruhan, model
IV-70
regresi biner logistik mampu memprediksi 88,9 kondisi financial distress yang terjadi pada bank.
C. Estimasi Parameter dan Interpretasi
Tabel IV.22 Variables in the Equation
B S.E.
Wald df Sig.
ExpB Step 1
a
SIZE -1,627
,700 5,407 1 ,020
,197 Constant
4,726 1,688 7,843
1 ,005 112,872
Step 2
b
SIZE -2,808
1,134 6,126 1 ,013
,060 TLTA
42,466 16,549 6,585 1 ,010
2,773E18 Constant
-29,261 12,565 5,423 1 ,020
,000 Step 3
c
SIZE -7,770
4,726 2,703 1 ,100
,000 TLTA
149,209 95,255 2,454 1 ,117
6,318E64 CLCA
12,999 9,369 1,925
1 ,165 441997,069 Constant
-128,261 82,576 2,413 1 ,120
,000
a. Variables entered on step 1: SIZE. b. Variables entered on step 2: TLTA.
c. Variables entered on step 3: CLCA.
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 18
Berdasarkan tabel IV.17 diperoleh informasi bahwa variabel independen yang bisa digunakan untuk memprediksi kondisi
financial distress pada bank pada tahun 2012 adalah SIZE dan TLTA, karena masing-masing variabel ini memiliki signifikansi
0,013 dan 0,01 yang lebih kecil dari 0,05. Variabel SIZE memiliki tanda koefisien negatif dan
memiliki nilai Exp B atau Odds Ratio sebesar 2,773 x 10
18
. Berdasarkan informasi tersebut, maka variabel SIZE berpengaruh
negatif terhadap prediksi kondisi financial distress suatu bank. Jika variabel TLTA dianggap konstan, peningkatan variabel SIZE
sebesar 1 akan menurunkan peluang terjadinya kondisi financial distress sebanyak 2,773 x 10
18
kali pada bank. Variabel TLTA memiliki tanda koefisien positif dan
memiliki nilai Exp B atau Odds Ratio sebesar 0,060. Berdasarkan informasi tersebut, maka variabel TLTA berpengaruh positif
terhadap prediksi kondisi financial distress suatu bank. Jika variabel SIZE dianggap konstan peningkatan variabel TLTA
IV-71
sebesar 1 akan meningkatkan peluang terjadinya kondisi financial distress sebanyak 0,060 kali pada bank.
Model prediksi untuk tahun 2012 prediksi dua tahun sebelum kondisi financial distress adalah sebagai berikut:
4.2.1.2. Tahun 2013 Satu Tahun Sebelum Kondisi Financial Distress
Pada tahun 2013, step yang digunakan untuk mengiterpetasikan uji kelayakan model adalah step ke-2 karena pada step ini, terdapat 2
variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap kondisi financial distress bank.
A. Uji Kelayakan Model Regresi Logistik Goodness of fit
Penilaian uji kelayakan model regresi logistik, dapat dilihat dari nilai statistik pada keempat tabel berikut ini.
Tabel IV.23 Iteration History
a,b,c