IV-49
3. X3-WCTA Working Capital to Total Asset
Tabel IV.5 Perkembangan WCTA
NO NAMA BANK NAMA BANK
2012 2013
1 Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk
-0,282 -0,144
2 Bank ICB Bumi Putra Tbk
-0,333 -0,366
3 Bank Capital Indonesia Tbk
0,115 0,262
4 Bank Ekonomi Raharja Tbk
-0,038 -0,155
5 Bank Central Asia Tbk
-0,304 -0,288
6 Bank Bukopin Tbk
-0,383 -0,452
7 Bank Mestika Dharma Tbk
-0,596 -0,422
8 Bank Negara Indonesia PerseroTbk
0,034 -0,162
9 Bank Nusantara Parahyangan Tbk
-0,114 -0,378
10 Bank Rakyat Indonesia PerseroTbk
-0,287 -0,311
11 Bank Tabungan Negara Persero Tbk
-0,493 -0,558
12 Bank Mutiara Tbk
-0,296 -0,290
13 Bank Danamon Indonesia Tbk
0,167 0,053
14 Bank Pundi Indonesia Tbk
-0,522 -0,593
15 Bank Jabar Banten Tbk
-0,390 -0,164
16 Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk
-0,293 -0,412
17 Bank Kesawan Tbk
-0,194 -0,283
18 Bank Maspion Indonesia Tbk
-0,048 -0,203
19 Bank Mandiri Persero Tbk
-0,302 -0,292
20 Bank Bumi Arta Tbk
-0,184 -0,221
21 Bank CIMB Niaga Tbk
-0,377 -0,303
22 Bank Internasional Indonesia Tbk
-0,327 -0,330
23 Bank Permata Tbk
-0,483 -0,496
24 Bank Sinar Mas Tbk
-0,266 -0,219
25 Bank Swadesi Bank of India Indonesia Tbk
0,002 -0,244
26 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
-0,456 -0,416
27 Bank Victoria International Tbk
-0,099 -0,308
28 Bank Artha Graha International Tbk
-0,357 -0,333
29 Bank Mayapada International Tbk
-0,048 0,013
30 Bank Windu Kentjana International Tbk
-0,315 -0,315
31 Bank Mega Tbk
-0,234 -0,335
32 Bank Mitraniaga Tbk
-0,189 -0,226
33 Bank NISP OCBC Tbk
-0,296 -0,232
34 Bank Nationalnobu Tbk
-0,048 -0,065
35 Bank Pan Indonesia Tbk
0,029 -0,079
36 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
-0,624 -0,520
Average -0,245
-0,272 Min
-0,624 -0,593
Max 0,167
0,262
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan Microsoft Excel
IV-50
Berdasarkan tabel IV.5 diperoleh informasi bahwa Bank Danamon Indonesia Tbk memperoleh nilai WCTA paling tinggi pada
tahun 2012 dengan 0,167. Sedangkan untuk tahun 2013 ditempati oleh Bank Capital Indonesia Tbk dengan perolehan nilai WCTA sebesar 0,262.
Perolehan nilai WCTA yang besar dari keduanya, dapat diartikan bahwa modal kerja bersih, yaitu sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar
efektif digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan tanpa mengganggu pembayaran kewajiban jangka pendek kepada nasabah
maupun pihak-pihak lainnya. Berbeda dengan Bank Danamon Indonesia Tbk dan Bank Capital
Indonesia Tbk, kondisi terbalik justru dialami oleh Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk dan Bank Pundi Indonesia Tbk yang tercatat
mendapatkan nilai WCTA pada tahun 2012 dan 2013 masing-masing hanya -0,624 dan -0,593. Kondisi tersebut menandakan bahwa kedua bank
tersebut mengalami kesulitan likuiditas paling tinggi diantara bank-bank lainnya dikarenakan jumlah kewajiban lancar keduanya lebih besar dari
jumlah aset lancar yang dimiliki. Sehingga kegiatan operasional menjadi tidak lancar.
Secara rata-rata, nilai WCTA seluruh bank sampel penelitian menunjukkan angka -0,245 untuk tahun 2012 dan -0,272 untuk tahun 2013
dikarenakan banyaknya bank-bank mengalami perolehan nilai WCTA yang negatif yang mendominasi sampel penelitian. Bahkan bank-bank
besar sepertiBank Central Asia Tbk, Bank Rakyat Indonesia PerseroTbk, Bank Tabungan Negara Persero Tbk, dan Bank Mandiri Persero Tbk
tercatat mengalami nilai WCTA negatif selama dua tahun berturut-turut. Hanya Bank Negara Indonesia Persero Tbk yang berhasil memperoleh
nilai WCTA positif pada tahun 2012 sebesar 0,034 meskipun di tahun 2013 nilai WCTA bank ini berada pada posisi -0,162. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa meskipun bank-bank tersebut memiliki total aset yang besar, total kewajiban lancar bank juga sama besarnya sehingga nilai
WCTA menjadi kecil atau dapat dikatakan bahwa bank-bank tersebut tersebut tidak likuid.
IV-51
4. X4-CLCA Current Liability to Current Asset