IV-56
Pada tahun 2012, terdapat 12 bank yang memperoleh nilai FUTL negatif yaitu: Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk, Bank Capital
Indonesia Tbk, Bank Mestika Dharma Tbk, Bank Rakyat Indonesia PerseroTbk, Bank Danamon Indonesia Tbk, Bank Maspion Indonesia
Tbk, Bank Bumi Arta Tbk, Bank Sinar Mas Tbk, Bank Artha Graha International Tbk, Bank Windu Kentjana International Tbk, Bank Mega
Tbk, Bank Pan Indonesia Tbk dimana nilai FUTL paling kecil yaitu -0,083 diperoleh Bank Sinar Mas Tbk.
Sementara itu, pada tahun 2013 jumlah bank yang memperoleh nilai FUTL negatif bertambah menjadi 16 bank, yaitu: Bank Rakyat
Indonesia Agro Niaga Tbk, Bank Central Asia Tbk, Bank Bukopin Tbk, Bank Negara Indonesia PerseroTbk, Bank Tabungan Negara Persero
Tbk, Bank Mutiara Tbk, Bank Pundi Indonesia Tbk, Bank Jabar Banten Tbk, Bank Bumi Arta Tbk, Bank Permata Tbk Bank Sinar Mas Tbk, Bank
Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, Bank Victoria International Tbk, Bank Mitraniaga Tbk, Bank Nationalnobu Tbk, Bank Himpunan Saudara 1906
Tbk. Dari ke-16 bank tersebut, Bank Jabar Banten Tbk memperoleh nilai FUTL paling kecil yaitu -0,171.
Pada tahun 2012 nilai FUTL secara rata-rata tercatat 0,038 sedangkan pada tahun 2013 terjadi penurunan menjadi 0,0003. Kondisi ini
menunjukkan bahwa secara-rata jumlah dana arus kas masuk bank-bank tersebut lebih besar dibandingkan dengan jumlah dana keluar, sehingga
nilai FUTL positif. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah dana dari kegiatan operasi masih mampu membiayai total kewajiban bank.
7. X7-INTWO 1 Jika Total Kewajiban melebihi Total Asset atau 0
Total Kewajiban lebih kecil Total Asset Dummy Variabel
Baik pada tahun 2012 maupun pada tahun 2013, tidak terdapat satu pun bank yang mengalami kerugian selama dua tahun berturut-turut. Hal
ini bisa terjadi karena dua kondisi: pertama, bank mengalami laba negatif pada tahun ke-t namun pada tahun berikutnya bank tersebut meningkatkan
kinerja sehingga terjadi peningkatan laba; kedua, bank tidak dapat mempertahakan atau meningkatkan kinerja sehingga terjadi penurunan
IV-57
laba yang menyebabkan kerugian pada tahun selanjutnya t+1. Karena nilai variabel INTWO yang sama pada setiap bank, baik pada tahun 2012
maupun 2013, maka pada kesempatan selanjutnya variabel ini tidak akan penulis sertakan ke dalam analisis data menggunakan regresi logistik.
Tabel IV.9 Perkembangan INTWO
NO NAMA BANK
OENEG 2012
2013
1 Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk
2 Bank ICB Bumi Putra Tbk
3 Bank Capital Indonesia Tbk
4 Bank Ekonomi Raharja Tbk
5 Bank Central Asia Tbk
6 Bank Bukopin Tbk
7 Bank Mestika Dharma Tbk
8 Bank Negara Indonesia PerseroTbk
9 Bank Nusantara Parahyangan Tbk
10 Bank Rakyat Indonesia PerseroTbk
11 Bank Tabungan Negara Persero Tbk
12 Bank Mutiara Tbk
13 Bank Danamon Indonesia Tbk
14 Bank Pundi Indonesia Tbk
15 Bank Jabar Banten Tbk
16 Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk
17 Bank Kesawan Tbk
18 Bank Maspion Indonesia Tbk
19 Bank Mandiri Persero Tbk
20 Bank Bumi Arta Tbk
21 Bank CIMB Niaga Tbk
22 Bank Internasional Indonesia Tbk
23 Bank Permata Tbk
24 Bank Sinar Mas Tbk
25 Bank Swadesi Bank of India Indonesia Tbk
26 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
27 Bank Victoria International Tbk
28 Bank Artha Graha International Tbk
29 Bank Mayapada International Tbk
30 Bank Windu Kentjana International Tbk
31 Bank Mega Tbk
32 Bank Mitraniaga Tbk
33 Bank NISP OCBC Tbk
34 Bank Nationalnobu Tbk
35 Bank Pan Indonesia Tbk
36 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan Microsoft Excel
IV-58
8. X8-OENEG 1 Jika Laba Bersih 2 Tahun Berturut-Turut Negatif