Latar Belakang Penjadwalan Operasi Bedah Menggunakan Integer Programming : Studi Kasus Optimasi Waktu Target Ahli Bedah di Rumah Sakit Jakarta Eye Center

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di beberapa negara, ruang operasi menjadi hambatan di sebagian besar rumah sakit. Permintaan operasi yang besar, keterbatasan peralatan operasi dan ketersediaan dari ruang operasi dan juga ahli bedah mempersulit manajemen rumah sakit mengambil keputusan untuk membuat proses penjadwalan operasi bedah Ayag et al. 2010. Biasanya, di rumah sakit sudah ada angka pasti untuk waktu penggunaan ruang operasi yang tersedia dikarenakan keterbatasan ruang operasi dan aturan rumah sakit Magerlalein Martin 1978. Alokasi waktu ruang operasi dan jadwal bedah umumnya ditentukan dengan dua strategi penjadwalan yang berbeda: strategi blok dan strategi nonblok. Blok didefinisikan sebagai unit waktu terkecil untuk ruang operasi tertentu yang dapat diberikan kepada ahli bedah tertentu. Dalam strategi penjadwalan blok, jumlah waktu yang tetap di hari tertentu ditugaskan untuk ahli bedah di waktu ruang operasi blok, sedangkan strategi penjadwalan nonblok, ahli bedah bersaing untuk waktu ruang operasi karena memiliki sistem siapa yang pertama datang itulah yang pertama dilayani. Sistem nonblok memiliki beberapa kelemahan seperti menunggu lama karena memiliki sistem siapa yang pertama datang itulah yang pertama dilayani Magerlalein Martin 1978. Namun, sistem blok juga memiliki beberapa kelemahan, seperti menunda operasi bedah darurat karena operasi pasien yang sudah terjadwal harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum dilakukan operasi bedah lainnya, dan menghilangkan kesempatan untuk menyediakan waktu mempergunakan ruang operasi yang tidak terpakai bagi prosedur pembedahan lainnya jika ahli bedahnya membatalkan operasi terlalu dekat dengan jadwal operasi bedah atau tidak menggunakan seluruh waktu yang dialokasikan dan menyelesaikan pembedahan lebih awal Ozkarahan 1995. Meskipun memiliki kekurangan, penjadwalan blok adalah strategi yang paling banyak digunakan ketika mengalokasikan waktu ruang operasi untuk kelompok bedah dan operasi dikarenakan penjadwalan blok memiliki kelebihan, yaitu penurunan persaingan untuk mendapatkan waktu ruang operasi diantara para ahli bedah. Model integer digunakan untuk meminimalkan total waktu underallocation penalty pada batasan jumlah ruang operasi yang ditugaskan. Di sini, perbedaan antara jam target yang ditetapkan untuk setiap ahli bedah dan waktu sebenarnya yang telah ditetapkan didefinisikan sebagai “waktu operasi underallocation”. Umumnya, ketika jadwal tersebut dibuat tanpa prosedur metodologis, konflik mungkin terjadi antara ahli bedah dan perawat ruang operasi selama jadwalnya subyektif dan tidak konsisten. Selain itu, ketika perawat ruang operasi tidak ada maka akan terjadi hambatan dan kemungkinan kualitas dari penjadwalan akan rendah. Penjadwalan waktu ruang operasi yang tidak efisien bisa mengakibatkan penundaan operasi yang membuat biaya rumah sakit menjadi mahal bagi pasien dan rumah sakit itu sendiri. Pada dasarnya, penjadwalan tersebut adalah bentuk suatu perencanaan dari pihak rumah sakit dalam hal operasi bedah untuk mengetahui apakah fasilitas-fasilitas yang tersedia di rumah sakit sudah memadai atau belum di saat permintaan operasi cukup besar. Permasalahan penjadwalan operasi bedah ini akan dimodelkan sebagai masalah Integer Programming dengan masalah kendala spesifik didasarkan pada ketersediaan ahli bedah, peralatan, dan ketersediaan ruang operasi yang terbatas untuk mengalokasikan waktu ruang operasi dengan strategi blok. Model ini berdasarkan pada artikel berjudul “Determining Master Schedule of Surgical Operations by Integer Programming: A Case Study ” yang ditulis oleh Z Ayag tahun 2007.

1.2 Tujuan