teknologi penginderaan jauh. Hal ini disebabkan teknologi penginderaan jauh mempunyai beberapa kelebihan, antara lain, menghasilkan data observasi sinoptik
meliputi wilayah luas dalam waktu yang hampir bersamaan dan kemampuan menghasilkan data deret waktu. Dengan diluncurkannya satelit baru, yakni satelit
Aqua MODIS yang membawa sensor multispectral MODIS Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer, dimungkinkan untuk menentukan dan mengukur
parameter permukaan laut, seperti mengukur konsentrasi klorofil-a dan SPL. Berdasarkan data MODIS, dapat ditentukan parameter oseanografi sehingga dapat
membantu dalam mendeteksi daerah penangkapan ikan. Polovina et al. 2001 mengatakan bahwa salah satu cara untuk mengetahui daerah potensial
penangkapan ikan adalah melalui studi daerah penangkapan ikan dalam hubungannya dengan fenomena oseanografi. Dengan menggabungkan beberapa
informasi seperti konsentasi klorofil-a, dan SPL, diharapkan zona penangkapan ikan layang di perairan Utara Aceh dapat ditentukan dengan akurasi yang lebih
baik.
1.2 Perumusan Masalah
Pada umumnya keberadaan daerah penangkapan ikan di perairan Indonesia bersifat dinamis, selalu berubah, dan berpindah mengikuti siklus
biologis yang secara alamiah ikan akan memilih habitat yang sesuai dengan kondisi lingkungannya. Habitat tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi atau
parameter oseanografi perairan, seperti konsentrasi klorofil-a, SPL, cuaca, dan sebagainya yang berpengaruh pada dinamika atau pergerakan ikan baik secara
horizontal maupun vertikal.
Permasalahan utama yang dihadapi oleh nelayan dalam kegiatan penangkapan, antara lain, adalah dalam pencarian sumber daya ikan atau daerah
penangkapan ikan yang umumnya masih berdasarkan pada pengamatan fenomena alam yang diturunkan secara turun temurun tradisional. Permasalahan
selanjutnya, terbatasnya pemahaman pelaku usaha perikanan tangkap dalam menentukan daerah penangkapan ikan fishing ground yang potensial. Pada sisi
lain, permasalahan yang dihadapi oleh nelayan adalah meningkatnya harga bahan bakar minyak yang menyebabkan meningkatnya biaya operasional sehingga jika
diteruskan, akan mengurangi pendapatan nelayan. Oleh karena itu, nelayan memerlukan cara yang lebih efisien dalam mencari daerah penangkapan.
Informasi tentang kandungan klorofil-a dan SPL dari data satelit MODIS di suatu perairan, diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk memprediksi
daerah penangkapan ikan yang potensial dan waktu penangkapan, melalui serangkaian analisis sebaran klorofil-a dan SPL secara spasial dan temporal, serta
mencari hubungan klorofil-a dan SPL terhadap hasil tangkapan. Dengan demikian, proses penangkapan ikan layang di Perairan Utara Aceh dapat
dilakukan lebih efisien, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas nelayan.
Permasalahan lain yang terjadi saat ini adalah pemikiran nelayan, pada umumnya masih beranggapan bahwa untuk menentukan suatu daerah
penangkapan ikan yang potensial hanya didasarkan pada indikator jumlah hasil tangkapan yang diperoleh sebelumnya tanpa memperhatikan ukuran panjang
size ikan yang tertangkap. Padahal, untuk menentukan ikan tersebut layak tangkap atau tidak layak tangkap secara biologis, ukuran panjang size ikan yang
tertangkap menjadi pertimbangan penting dalam menentukan suatu daerah penangkapan ikan yang potensial.
1.3 Hipotesis