Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

xiv , 2 2 2 N N X X S å å - = N N X X S å å - = 2 2 N : Banyaknya subyek peserta tes Instrumen dikatakan reliabel handal jika mempunyai korelasi yang tiggi. Sebaliknya instrumen kurang handal jika mempunyai korelasi rendah. Untuk mengetahui kehandalan satu instrumen dikonsultasikan dengan tabel sebagai berikut : - Tes dikatakan reliabel jika r 11 ≥ r tabel - Tes dikatakan tidak reliabel jika r 11 r tabel Suharsimi Arikunto, 2005 : 97

G. Teknik Analisis Data

1. Uji kesamaan keadaan awal Sebelum diadakan perlakuan terhadap sampel yang diteliti, maka dicari dulu hasil kesamaan keadaan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, untuk mengetahui adakah perbedaan keadaan awal sebelum perlakuan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan uji t dua ekor, sebagai berikut : a. Hipotesis Ho = Tidak ada perbedaan antara keadaan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. H 1 = Ada perbedaan antara keadaan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. b. Rumus yang digunakan xv 2 1 2 1 1 1 X X n n s t hit + - = , dimana 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 - + - + - = n n s n s n s Sudjana, 2005 : 239 dengan : 1 X : rata-rata sampel 1 2 X : rata-rata sampel 2 s : standar deviasi n 1 : jumlah sampel 1 n 2 : jumlah sampel 2 c. Kriteria uji H diterima jika : - t tabel ; df t hitung t tabel ; df H ditolak jika : t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ - t tabel 2. Uji Prasyarat Analisis Dalam penelitian ini digunakan analisis data secara statistik agar subyektifitas peneliti dapat berkurang. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan. Namun sebelum dilakukan uji hipotesis dilakukan uji persyaratan terlebih dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Syarat agar analisis dapat diterapkan adalah dipenuhinya sifat normalitas pada distribusi populasinya. Untuk menguji apakah data yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak, dilakukan uji normalitas. Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah metode Lilliefors. Prosedur uji normalitas dengan menggunakan metode Lilliefors adalah sebagai berikut : 1 Hipotesis H : Sampel dari populasi berdistribusi normal H i : Sampel dari populasi berdistribusi tidak normal xvi 2 Statistik uji L obs : Maks |FZi – SZi| FZ i : Peluang Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi SZ i : Proporsi cacah Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi Z i : skor total atau Sx X X Z i i - = X dan Sx masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel 3 Daerah Kritik L obs ditolak jika L obs ≥ L lab 4 Keputusan Uji L obs L tab = Sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal L obs ≥ L tab = Sampel berasal dari populasi yang terdistribusi tidak normal Sudjana, 2005 : 466 b. Uji Homogenitas Syarat lain yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis dua jalan adalah homogen atau variansi yang sama. Dalam penelitian ini Uji homogenitasnya menggunakan uji Barlett yang prosedurnya sebagai berikut : 1 Hipotesis H : 2 4 2 3 2 2 2 1 . a = a = a = a ; keempat sampel homogen H : 2 2 2 1 a = a , atau 2 3 2 1 a = a , atau 2 4 2 1 a = a , atau 2 3 2 2 a = a , atau 2 4 2 2 a = a ; keempat sampel tidak homogen. Dengan menggunakan rumus dari Bartlett yaitu sebagai berikut : C 303 , 2 2 = c [f log MS err - ∑ƒ j log 2 j S ] ú ú û ù ê ê ë é - - + = å j j f f k C 1 1 1 3 1 1 MS err = ΣSS j f f j =n 1 – 1 S 2 = j j j j j j n SS n SS ; 1 2 2 c c - = - å xvii dimana : k : cacah sampel f : derajat kebebasan untuk MS err = N-k f j : derajat kebebasan untuk 1 n S j 2 j - = j : 1,2,3,..., k N : jumlah seluruh nilai ukuran n j : banyaknya nilai atau ukuran sampel ke-j 2 Daerah kritik H ditolak jika { } 2 1 k ; 2 2 Dk - a c c c = , untuk α = 0,05 3 Keputusan uji H Jika 2 1 ; 2 tabel k hit - a c c Budiyono, 1998 : 62 2. Pengujian Hipotesis a. Analisis Variansi Dua Jalan Langkah-langkah analisa variansi dua Jalan dengan frekuensi tak sama adalah sebagai berikut : 1 Tujuan Analisis Variansi dua jalan dipergunakan untuk menguji signifikansi perbedaan efek baris, efek kolom, dan kombinasi antara baris dan efek kolom terhadap variabel terikat. 2 Asumsi Dasar a Populasi-popupasi berdistribusi normal dengan variansi sama. b Pemilihan sampel secara acak random sampling. Dalam penelitian ini digunakan variansi dua jalan model X ijk = μ + α ij + β j + αβ ij + ∑ ijk Budiyono, 1998: 225 dimana : X ijk : pengamatan ke-k dibawah faktor A kategori i, faktor B kategori j µ : Rerata xviii α : Efek faktor A kategori i β : Efek faktor B kategori j αβ ij : Interaksi antara A dan B ∑ ijk : Galat yang terdistribusi normal N i : 1,2,...,p ; p : cacah kategori A j : 1,2,...,p ; q : cacah kategori B k : 1,2,...,n ; n : cacah kategori pengamatan setiap sel a Hipotesis · H 0A : tidak ada perbedaan pengaruh antara tingkat penguasaan alat laboratorium kategori tinggi dan kategori rendah terhadap kemampuan kognitif pada pokok materi Suhu dan Kalor. · H 1A : ada perbedaan pengaruh antara tingkat penguasaan alat laboratorium kategori tinggi dan kategori rendah terhadap kemampuan kognitif pada pokok materi Suhu dan Kalor. · H 0B : tidak ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran dengan menggunakan keterampilan proses melalui metode eksperimen dan metode demonstrasi terhadap kemampuan kognitif pada pokok materi Suhu dan Kalor. · H 1B : ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran dengan menggunakan keterampilan proses melalui metode eksperimen dan metode demonstrasi terhadap kemampuan kognitif pada pokok materi Suhu dan Kalor. · H 0AB : tidak ada interaksi pengaruh antara penguasaan alat laboratorium dan pembelajaran dengan menggunakan keterampilan proses melalui metode mengajar terhadap kemampuan kognitif pada pokok materi Suhu dan Kalor. · H 1AB : ada interaksi pengaruh antara penguasaan alat laboratorium dan pembelajaran dengan menggunakan keterampilan proses melalui metode mengajar terhadap kemampuan kognitif pada pokok materi Suhu dan Kalor. b Komputasi xix ijk 2 k 2 ijk 2 ijk ij n X X SS ÷ ø ö ç è æ - = å å : jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij ij AB : Rataan pada sel ij å = j , i ij AB G : Jumlah rataan semua sel. Tabel 3.1. Data kemamuan kognitif siswa ditinjau dari kemampuan penggunaan alat laboratorium B A B 1 B 2 A 1 A 1 B 1 A 1 B 2 A 2 A 2 B 1 A 2 B 2 Keterangan : B : penguasaan alat laboratorium B 1 : penguasaan alat laboratorium kategori tinggi B 2 : penguasaan alat laboratorium kategori rendah A : Metode mengajar A 1 : pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen A 2 : pendekatan keterampilan proses melalui metode demonstrasi Tabel 3.2 Rerata sel AB B A B 1 B 2 Total A 1 A 1 B 1 A 1 B 2 A 1 = ..... A 2 A 2 B 1 A 2 B 2 A 2 = ..... Total B 1 = ...... B 2 = .... G c Komponen jumlah kuadrat 1 pq G 2 xx 2 å ij SS ijk 2 k 2 ijk 2 ijk ij n X X SS ÷ ø ö ç è æ - = å å 3 å i 2 q Ai 4 å j 2 j p B 5 å ij 2 j i n B A d Jumlah Kuadrat SS a = h n { 3 – 1 } SS b = h n { 4 – 1 } SS ab = h n { 5 - 4 – 3 + 1 } SS err = å ij ij SS + SS tot = h n { å ij ij SS + 5 -1 } e Derajat kebebasan df df a = p – 1 df b = q – 1 df ab = p – 1 q – 1 xxi df er = pq n – 1 = N – pq + df tot = N- 1 f Rerata kuadrat MS a = a a df SS MS b = b b df SS MS ab = ab ab df SS MS err = err err df SS g Statistik uji F a = err a MS MS F b = err b MS MS F ab = err ab MS MS h Daerah kritik DK a = F a ≥ F α ; p – 1 , N - pq DK b = F b ≥ F α ; p – 1 , N - pq DK ab = F ab ≥ F α ; p – 1 q – 1 , N - pq i Keputusan uji Kriteria Hipotesis H o ditolak jika: H 01 ditolak jika F a ≥ F α ; p – 1 , N – pq H 02 ditolak jika F b ≥ F α ; p – 1 , N - pq H 03 ditolak jika F ab ≥ F α ; p – 1 q – 1 , N – pq j Rangkuman Analisis Tabel 3.3 Rangkuman Analisis Sumber Variansi SS df MS F P xxii Efek Utama A baris B kolom Interaksi AB Kesalahan SS a SS b SS ab SS err df a df b df ab df err MS a MS b MS ab MS err F a F b F ab - α atau α α atau α α atau α - Total SS tot df tot - - - b. Uji lanjut ANAVA Uji lanjut ANAVA adalah tindakan lanjut dari anava hasil variansi menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak. Tujuannya untuk melakukan pelacakan terhadap perbedaan rerata setiap pasangan kolom, baris, dan setiap pasangan sel. Dalam penelitian ini digunakan uji Scheffe. Statistik uji yang digunakan adalah : ú ú û ù ê ê ë é + - = j i err 2 j 1 ij n 1 n 1 MS X X F F = k-1 F ij Daerah kritik F ≥ k-1 F α; k-1, N-k Keterangan : i X : rerata kolom ke-i j X : rerata kolom ke-j MS err : rerata kuadrat kesalahan n i : banyaknya observasi ke kolom i n j : banyaknya observasi ke kolom j n : cacah semua observasi k : cacah kolom, perlakuan treatment α : taraf signifikansi Tabel 3.5 Komparasi Ganda metode Scheffe Komparasi rerata Rerata Statistik Uji P xxiii ú ú û ù ê ê ë é + - = j i err 2 j 1 ij n 1 n 1 MS X X F Keputusan uji H ditolak jika F ≥ F α; k-1, N-k H diterima jika F F α; k-1, N-k Budiyono; 1998 : 64

BAB IV HASIL PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Pembelajaran fisika dengan pendekatan keterampilan proses ditinjau dari kemampuan awal matematika Pada pokok bahasan impuls dan momentum

0 10 101

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KETRAMPILAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA POKOK BAHASAN GERAK LURUS

0 12 171

REMIDIASI PENGAJARAN FISIKA MELALUI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES POKOK BAHASAN GERAK ROTASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKAUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA DI SMA TAHUN AJARAN 2006 2007

0 5 73

Pembelajaran fisika dengan pendekatan induktif melalui metode eksperimen dan demonstrasi pada pokok bahasan kalor ditinjau dari kemampuan awal siswa SMA kelas x

0 12 126

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING DAN KETRAMPILAN PROSES DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP

1 14 115

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA.

0 0 2

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR PADA MATERI POKOK ELASTISITAS DI SMA TAHUN AJARAN 2005/2006.

0 0 49

PENGEMBANGAN METODE DISKUSI FOTO KEJADIAN FISIKA DALAM PEMBELAJARAN POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR PADA SISWA SMA

0 0 3

PENGEMBANGAN METODE DISKUSI FOTO KEJADIAN FISIKA DALAM PEMBELAJARAN POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR PADA SISWA SMA

0 0 8

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PAPAN PERMAINAN MONOPOLI FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR SKRIPSI

0 0 17