xxix populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 7 dan 8. Uji homogenitas menggunakan uji Bartlett diperoleh harga statistik uji
c
2 hitung
= 0, 569 untuk tingkat signifikansi α = 0,05. Angka ini tidak melebihi harga
kritik yaitu : 3,841. Dengan demikian diperoleh keputusan uji bahwa H
o
diterima, hal ini menunjukkan bahwa populasi tersebut homogen, perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9. Kesamaan keadaan awal Fisika antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dilakukan dengan menggunakan uji-t. Dari tabel distribusi t diketahui harga t
tabel
= 1,99 dengan df = 44 + 44 – 2 = 86 dan taraf signifikansi 5 dan dari hasil perhitungan uji t didapatkan t
hitung
= 0,84 sehingga - t
tabel
t
hitung
t
tabel
= -1,99 0,84 1,99. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan keadaan awal antara siswa kelompok eksperimen dengan
siswa kelompok kontrol. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10.
C. Uji Prasyarat Analisis
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Variansi Dua Jalan 2x2 isi sel tak sama. Namun demikian uji tersebut baru dapat
dilakukan bila terpenuhi uji prasyarat yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas menggunakan teknik uji Lilliefors dan uji
homogenitas menggunakan uji Bartlett. Hasil uji prasyarat ini adalah sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas dengan
metode Lilliefors diperoleh harga statistik uji L
o
untuk taraf signifikansi 0,05 pada masing-masing kelas yakni sebagai berikut :
Tabel 4.8 Harga Statistik Uji beserta Harga Kritik pada Uji Normalitas kelompok
Statistik Uji L
o
Harga Kritik
xxx 1.
Eksperimen 2.
Kontrol 0,0793
0,1018 0,1336
0,1336
Dari tabel 4.3 diatas tampak bahwa harga statistik uji L
o
masing- masing kelompok tidak melebihi harga kritiknya. Dengan demikian diperoleh
keputusan bahwa H
o
diterima. Ini berarti bahwa sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 16 dan 17. 2.
Uji Homogenitas Uji homogenitas menggunakan uji Bartlett diperoleh harga statistik uji c
2 hitung
= 0,342 untuk tingkat signifik ansi α = 0,05. Angka ini tidak melebihi harga
kritik yaitu : 3,841. Dengan demikian diperoleh keputusan uji bahwa H
o
diterima, hal ini menunjukkan bahwa populasi tersebut homogen, perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 18.
D. Hasil Pengujian Hipotesis
1. Uji Analisis Variansi Dua Jalan Isi Sel Tak Sama
Dari hasil uji normalitas dan uji homogenitas dapat diketahui bahwa prasyarat uji telah terpenuhi, maka data yang diperoleh dapat dianalisis dengan
ANAVA dua jalan. Dari hasil uji ANAVA dua jalan 2x2 diperoleh harga F
a
= 6,376; F
B
= 48,739 dan F
AB
= 0,045. Harga F
tabel
pada taraf signifikansi 5 dengan df = 1 dan jumlah kesalahan error 84 atau F
0,05; 1,84
diperoleh harga 3,96. Hasil pengujian terangkum dalam tabel 4.4 sebagai berikut :
Tabel 4.9 Rangkuman Anava Kemampuan kognitif Fisika Sumber
Variansi SS
df MS
F
obs
F
α
P
xxxi Efek
Utama ABaris
BKolom Interaksi
AB Ralat
167,49 1280,22
1,19 2206,40
1 1
1 84
167,49 1280,26
1,19 26,27
6,38 48,38
0,04 -
3,96 3,96
3,96 -
0,05 0,05
0,05
total 3655,28
87 -
- -
-
Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16 Keputusan uji dari hasil analisis ini adalah berupa kesimpulan hasil
pengujian hipotesis, yakni : a.
F
a
= 6,38 F
0,05; 1.84
= 3,96; maka H
0a
ditolak. Hal ini menunjukkan ada perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan ketrampilan proses
melalui metode eksperimen dan demonstrasi terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Suhu dan Kalor.
b. F
B
= 48,74 F
0,05; 1,84
= 3,96; maka H
0b
ditolak. Hal ini menunjukkan ada perbedaan pengaruh antara penguasaan alat laboratorium siswa kategori
tinggi dan kategori rendah terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Suhu dan Kalor.
c. F
AB
= 0,04 F
0,05; 1,84
= 3,96; maka H
0ab
diterima. Hal ini menunjukkan tidak ada interaksi pengaruh antara penggunaan pendekatan keterampilan proses
melalui metode eksperimen dan metode demonstrasi, dan penguasaan alat laboratorium terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Suhu
dan Kalor 2.
Uji Lanjut ANAVA Untuk mengetahui lebih lanjut tentang masalah di atas, maka
dilakukan uji komparasi ganda antar rerata dengan menggunakan metode Scheffe, yang rangkuman analisisnya sebagai berikut :
Tabel 4.10 Rangkuman Komparasi Ganda
xxxii Komparasi
Rerata Rerata
Statistik Uji 1
1
j i
j i
ij
n n
MSerr X
X F
+ -
= Harga
Kritik P
i
X
j
X
A
1
vs A
2
B
1
vs B
2
73,66 75,60
69,05 67,11
17,83 60,20
3,96 3,96
0,05 0,05
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa : a.
F
A12
= 17,83 F
0,05; 1,84
= 3,96 maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara baris A
1
penggunaan pendekatan ketrampilan proses melalui metode eksperimen dengan baris A
2
penggunaan pendekatan ketrampilan proses melalui metode demonstrasi. Dapat disimpulkam bahwa pendekatan keterampilan proses melalui
eksperimen memberikan pengaruh lebih baik terhadap kemampuan kognitif siswa dari pada pendekatan keterampilan proses melalui metode demonstrasi.
b. F
B12
= 60,20 F
0,05; 1,84
= 3,96 maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kolom B
1
penguasaan alat laboratorium kategori tinggi dan kolom B
2
penguasaan alat laboratorium kategori rendah. Dapat disimpulkan bahwa siswa yang
mempunyai penguasaan alat laboratorium kategori tinggi memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kemampuan kognitif siswa dari pada siswa
yang mempunyai penguasaan alat laboratorium kategori rendah.
E. Pembahasan Hasil Analisis