TINJAUAN PUSTAKA Potensi Tempurung Kelapa

2. Untuk Kelompok a. Melatih kerjasama dalam tim dalam pemecahan masalah. 3. Untuk Masyarakat dan Mitra a. Meningkatkan produksi arang yang dihasilkan b. Menambah pendapatan mitra karena adanya barang produksi baru yang memiliki nilai jual yang tinggi yaitu berupa asap cair. c. Alat ini dapat mereduksi buangan limbah sisa pembakaran sehingga mengurangi dampak pencemaran lingkungan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Potensi Tempurung Kelapa

Hasil utama kelapa yang banyak dimanfaatkan manusia adalah berupa buahnya untuk dijadikan minyak. Selain itu dari buah kelapa tersebut juga dihasilkan atau didapat bahan-bahan lain yang disebut dengan limbah. Limbah kelapa ini berupa sabut, tempurung, air kelapa, ampas daging kelapa, kelapa batang, dan daun serta akarnya. Limbah ini semakin banyak dan jumlahnya sehingga akan mengganggu lingkungan. Melalui ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang, limbah kelapa tersebut dapat diolah dan diambil manfaatnya untuk menjadi nilai tambah. Salah satu limbah tang mempunyai potensi pemanfaan yang tinggi adalah tempurung kelapa. Masyarakat menganggap tempurung kelapa sebagai limbah, sehingga tidak dimanfaatkan dengan optimal. Tempurung kelapa dapat diolah menjadi bermacam0macam produk olahan ekonomi yang bisa mendatangkan devisa bagi negara. Salah satu produk olahan yang memiliki prospek baik adalah arang tempurung. Arang tempurung kelapa sangat potensial untuk diolah menjadi karbon aktif. Karbon aktif dapat digunakan untuk berbagai industri antara lain industri obat- obatan, makanan, minuman, pengolahan air, dan lain-lain. Arang Tempurung Kelapa Arang tempurung kelapa adalah produk yang diperoleh dari pembakaran tidak sempurna terhadap tempurung kelapa. Sebagai bahan bakar, arang lebih menguntungkan disbanding kayu bakar. Arang memberikan kalor pembakaran yang lebih tinggi, dan asap yang lebih sedikit. Proses pengolahan tempurung kelapa menjadi arang dilakukan dengan cara dibakar. Setumpuk tempurung kelapa dimasukkan ke dalam drum. Kemudian, tempurung kelapa dibakar sedikit demi sedikit hingga penuh. Setelah semalaman barulah kemudian diayak untuk menyaring batok yang berkualitas baik Arang dapat ditumbuk, kemudian dikempa menjadi briket dalam berbagai macam bentuk. Briket lebih praktis penggunaannya disbanding kayu bakar. Arang juga dapat diolah lebih lanjut menjadi arang aktif, dan sebagai bahan pengisi dan pewarna pada industri karet dan plastik. Bahan baku arang yang berkualitas baik adalah tempurung kelapa dalam yang sudah tua. Tempurung tua ditandai dengan warna bagian luarnya yang coklat tua yang ditandai dengan warnanya yang masih keputihan. Arang tempurung ini dapat dipasarkan langsung, bisa pula diolah lebih lanjut menjadi briket atau karbon aktif. Karbon aktif adalah, arang tempurung yang telah disosoh hingga bagian luar yang lebih lunak terkikis, dan tinggalah bagian dalamnya yang sangat keras. Karbon aktif banyak diperlukan oleh industri untuk filter maupun proses kimia. Asap Cair dari Pembakaran Tempurung Kelapa Asap diartikan sebagai suatu suspense partikel-partikel padat dan cair dalam medium gas. Sedangkan asap cair merupakan campuran larutan dari dispersi asap kayu dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap hasil pirolisis kayu. Produksi asap cair merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna yang melibatkan reaksi dekomposisi karena pengaruh panas, polimerasi, dan kondensasi. Asap memiliki kemampuan untuk mengawetkan bahan makanan karena adanya senyawa asam, fenolat, dan karbonil. Asap cair sudah umum digunakan untuk menggantikan pengasapan tradisional dan sudah diproduksi secara komersial. Komponen asap terutama berfungsi untuk memberi cita rasa dan warna yang diinginkan pada produk asapan, dan berperan dalam pengawetan dengan bertindak sebagai antibakteri dan antioksidan. Selain memiliki sifat antibakteri dan antioksidan asap cair juga memiliki sifat merubah tekstur pada produk olahan seperti ikan dan daging serta merubah kualitas nutrisi pada produk olahan. Sifat antioksidan dan antimikroba terutama diperoleh dari senyawa-senyawa fenol yang merupakan salah satu komponen aktif dalam asap selain karbonil, keton, aldehid, asam-asam, lakton, alkohol, furan, dan ester. Antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau memperlambat kecepatan oksidasi terhadap zat- zat yang mengalami autooksidasi. Fenol juga memiliki sifat sebagai pembentuk cita rasa pada produk pengasapan. Asap cair tempurung kelapa mengandung senyawa fenol, yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri atau jamur sehingga dapat digunakan sebagai pengawet maupun disinfektan. Memanfaatkan limbah asap pada industri pembuatan arang tempurung kelapa menjadi asap cair akan menaikkan nilai tambah bagi industri tersebut, bahkan dapat mengatasi pencemaran lingkungan. Cara pembuatan pirolisis asap cair tempurung kelapa dilakukan dengan destilasi kering atau pirolisis. Teknik pirolisis dilakukan secara terpadu yaitu dengan satu kali proses pada satu alat destilasi kering yang sama dan akan dihasilkan bermacam produk sekaligus yang semuanya memiliki nilai guna yang tinggi yaitu arang dan asap cair. Destilasi kering atau pirolisis adalah pengembangan dari teknik karbonasi kayu yang berkembang di masyarakat. Teknik karbonasi yang digunakan masyarakat pada umumnya dengan pembakaran kayu langsung dalam suatu tungku atau drum dengan hasil utamanya arang dan hasil samping yang berupa asap yang dibuang ke udara. Asap yang dihasilkan dari proses karbonatasi tersebut dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca di atmosfer sehingga memiliki kontribusi terhadap pemanasan global. Pembuatan arang degan teknik pirolisis merupakan proses pembakaran bahan kayu dengan suhu tinggi dalam wadah atau tempat kedap udara yang dilengkapi dengan alat kondesor, dalam waktu tertentu, dimana asap yang dihasilkan dari pembakaran tidak dilepaskan ke udara, tetapi dijebak dan dikondensasi sehingga akan terbentuk cairan yang disebut asap cair.

BAB III. METODOLOGI PELAKSANAAN PROGRAM Identifikasi Masalah Dari Alat Kiln Milik Mitra