Prosedur Analisis Lemak - Improvement of corn quality using physical mechanism and fermentation with Rhizopus oligosporus and its utilization in tilapia (Oreochromis niloticus) feed

e. Prosedur analisis serat kasar -

Kertas filter dipanaskan dalam oven pada suhu 110 o C, kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit. Dipanaskan kembali selama 30 menit dan dinginkan, kemudian ditimbang. Proses tersebut diulang sampai tidak ada perbedaan bobot lebih kecil dari 0,3 mg. - Cawan porselin dipanaskan pada suhu 550 o C selama 1 jam di dalam muffle furnase, kemudian dibiarkan suhu muffle furnase turun sampai 110 o C, selanjutnya cawan porselin dikeluarkan dan didinginkan dalam desikator selama 30 menit. - Sampel sebanyak 1 sampai 2 gram ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer, kalau kandungan lemak sampel 1 dilakukan ekstraksi dengan larutan ether untuk memindahkan lemak, tambahkan 200 ml H 2 SO 4 1,25 panas dan 1 ml iso-amyl alkohol sebagai agen antifoam. - Labu dihubungkan dengan kondensor dan dididihkan selama 30 menit, labu diputar secara periodik agar bahan tidak mengendap. - Labu dipindah dan cairan disaring melalui filter fiber nilon dalam sebuah corong, kemudian dicuci sebanyak 3 kali berturut-turut dengan 40 sampai 50 ml air panas. - Residu yang terdapat dalam filter dipindahkan ke dalam labu original yang berisi sedikit air panas dan ditambahkan dengan 50 ml NaOH 5 panas dan 1 ml iso-amyl alkohol, kemudian diencerkan dengan 200 ml air panas. - Selanjutnya labu dididihkan dan cairan disaring kembali dengan filter fiber nilon, kemudian dicuci sebanyak 5 kali berturut-turut dengan 40 sampai 50 ml air panas. - Residu yang terdapat pada filter dipindahkan dalam kertas filter dan dicuci dengan air, tambahkan 15 ml alkohol dan 10 ml ether. Selanjutnya dikeringkan pada suhu 110 o C sampai tercapai bobot konstan. - Kertas saring dimasukkan ke dalam cawan porselin dipanaskan dalam muffle furnace pada suhu 550 o C selama 1 jam atau sampai beratnya konstan, kemudian didinginkan. - Kadar serat kasar = Berat yang hilang selama pembakaran x 100 Berat sampel Lampiran 5. Penentuan Kadar Asam Fitat Kadar asam fitat ditentukan dengan metoda Davies dan Reid, 1979 . Ekstrak untuk analisis diperoleh dengan cara berikut: sampel dalam bentuk tepung sebanyak 1 g disuspensikan dalam 50 ml air larutan HNO 3 0,5 M. Suspensi ini diaduk menggunakan magnetic stirrer selama 2 jam pada suhu ruang kemudian disaring. Filtrat yang diperoleh digunakan untuk menetapkan kadar asam fitat, Penentuan kadar asam fitat dilakukan dengan cara berikut. Dalam tabung reaksi yang berisi 0,5 ml filtrat, ditambahkan 0,9 ml HNO 3 0,5 ml dan 1 ml FeCl 3 . Kemudian tabung reaksi ditutup, lalu direndam dalam air mendidih selama 20 menit. Setelah didinginkan, ditambah 5 ml amil alkohol dan 1 ml larutan amonium tiosianat. Selanjutnya disentnifus pada kecepatan 1500 rpm selama 10 menit. Setelah terbentuk dua lapisan, lapisan amil alkohol diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer Coleman junior 11 Spectrophotometer G-20 pada panjang gelombang 465 nmdengan blangko amil alkohol, 15 menit setelah penambahan amonium tiosianat. Hasil yang diperoleh dibandingkan pada kurva standar Na-fitat yang diperoleh dengan cara seperti di atas. Untuk pembuatan kurva standar Na-fitat, konsentrasi larutan Na-fitat yang digunakan adalah 0,025 mM, 0,05 mM, 0,075 mM, 0,1 mM, 0,125 mM, 0,15 mM, 0,175mM dan 0,2 mM. Kadar asam fitat dalam sampel dinyatakan dalam mgg bahan kering.