PENOLAKAN TERHADAP REPRESENTASI PEREMPUAN MODERN ( Analisis Semiotik Pada Video Klip Pink “ Stupid Girl “ )

PENOLAKAN TERHADAP REPRESENTASI PEREMPUAN MODERN( 
Analisis Semiotik Pada Video Klip Pink “ Stupid Girl “ ) 
Oleh: Maya Dianita ( 02220239 ) 
comunication science 
Dibuat: 2007­09­19 , dengan 2 file(s). 

Keywords: Representasi, Perempuan Modern, Semiotik 
Era globalisasi beserta seluruh perangkat penyebarannya yaitu, televisi, majalah, dan bentuk­ 
bentuk media massa yang lain, mampu meciptakan peniruan gaya yang sama pada para 
perempuan diberbagai penjuru dunia. Media massa saat ini sedemikian rupa telah mampu 
mempengaruhi pemikiran para perempuan. Sehingga secara sadar maupun tidak, media beserta 
atributnya ditempatkan menjadi sebuah gaya hidup kaum perempuan dan membentuknya 
menjadi sebuah norma. Secara mendunia, norma­norma penampilan feminine meliputi semua 
aspek fisik perempuan : tubuh ramping, wajah cantik, pakaian trendi dan mahal, juga gerakan 
(movement) yang lemah gemulai. Imbasnya banyak sekali perempuan yang terpengaruh dan 
berlomba untuk menciptakan citra tubuh yang “ideal” tersebut. 
Selain sebagai promosi lagu, ideo klip juga mampu menciptakan suatu bentuk realitas sendiri 
yakni yang berhubungan dengan nlai, ideology, sikap, serta pola perilaku yang erdapat dalam 
masyarakat. Keberadaan video klip bukan hanya digunakan sebagai konsumsi mata dan telinga, 
namun gambar­gambar dan suaranyajuga mampu mengasosiasikan suatu kejadian. Pink dengan 
presentasinya sendiri melaukan penolakan lewat video klipnya berjudul “Stupid Girl” yang ia 

tujukan kepada para perempuan modern. 
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Pink menolak representasi perempuan 
modern dalam video klip “Stupid Girl”. Sedangkan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui 
bagaimana penolakan Pink terhadap representasi perempuan modern dalam video klip “Stupid 
Girl”. 
Penelitian ini menggunakan metode semiotik dengan langkah interpretatif, yaitu menyusun 
pengngkapan atau penafsiran secara akurat dan faktual tentang fenomena yang diteliti. Metode 
yang digunakan adalah analisis semiotik mengacu pada teori Roland Barthes. Teknik 
pengumpulan data dari penelitian ini yaitu dengan melakukan studi dokumentasi dari beberapa 
scene dan shot yang diambil dari video klip serta teknik pendukung lainnya berupa studi pustaka, 
jurnal dan internet. 
Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa penolakan Pink terhadap representasi perempuan 
modern dengan membentuk image buruk terhadap kasus­kasus yang paling banyak dialami oleh 
remaja perempuan. Ia juga mengungkapkan stereotipe­stereotipe yang selama ini melekat pada 
citra perempuan dalam media. Sehingga dengan bukti tersebut Pink memiliki kekuatan dalam 
mengkritik,memprotes, menegaskan dan memberi peringatan untuk tiak mengikuti perilaku­ 
perilaku yang dianggap modern. 
Kesimpulan yang dapat diambil dalam video klip ini yaitu Pink melakukan protes, kritik, 
kecaman dan rasa amarah terhadap representasi terhadap perempuan modern. Penolakan tersebut 
ia arahkan pada perilaku perempuan yang cenderung konsumtif dan menyandarkan hidupnya 

pada penampilan fisik semata. Pink juga mengecam pihak­pihak yang telah membentuk 
stereotype­streotipe perempuan secara sosial budaya. Ia juga mengkritik media yang telah 
melakukan penjajahan budaya terhadap perempuan dengan memasukkan unsur kapitalistik. 
Sehingga membuat perempuan terpasung dalam budaya patriarki di era modern ini.