he Effectiveness of varietyshow family planning television program
EFEKTIVITAS VARIETY SHOW PROGRAM KELUARGA
BERENCANA MELALUI MEDIA TELEVISI
DAMAYANTI
SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakanbahwa tesis“Efektivitas Varietyshow
Program Keluarga Berencana Melalui Media Televisi”adalah karya saya dengan
arahan dari komisi pembimibing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tesis ini.
Bogor, Agustus 2012
Damayanti
NIM I352100141
ABSTRACT
DAMAYANTI.The Effectiveness of varietyshow family planning television
program.Under direction of AMIRUDDIN SALEH as chairman advisory
committee and RICHARD W.E. LUMINTANG as member.
The study intended to determine and analyze the effectiveness of variety
show family planning television program among teenagers. The variables were
communicator characteristics, message, media and communican aspects. Those
aspec were analyzed partially and simultaneously. the study was located at
SMAN 4 Depok, West Java, during April 2012. The study was designed by using
quasi-experimental method with explanative correlations. Sampling method was
simple random method.Respondens was totally 80 students, devided into two
groups: 40 students as a control group, and 40 students was treated. Data was
analyze by descriptive frequency, Path analysis, t test, and Kendall’s tau b
correlation. Result study indicated the program was highly effective. The treated
group indicated more aware about family planning program than the control
group was. The treated group has more averaged cognitive, affective and
conative level than the control group. Meanwhile the communicator
characteristics, messages, media and communicant aspect explained the
program was more effective for teens, as well as the content, media and
communicants aspects. In case of communicans aspect, merely the message
influenced.
Keywords: effectiveness, varietyshow, family planning television program
RINGKASAN
DAMAYANTI. Efektivitas Varietyshow Program Keluarga Berencana melalui
Televisidibimbing
oleh
AMIRUDDIN
SALEH
dan
RICHARD
W.E.
LUMINTANG.
Dalam usaha menanggulangi ledakan penduduk di masa mendatang,
Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencanangkan
program Keluarga Berencana yang ditujukan bagi kalangan remaja. Hal ini
dikarenakan pada tahun 2000an program ini sempat terabaikan sehingga terjadi
penggelembungan jumlah penduduk pada usia tersebut. Karenanya dibutuhkan
penyampaian pesan agar kalangan remaja dapat ikut berpartisipasi dalam
menyukseskan program Keluarga Berencana. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas varietyshow program KB melalui televisi di kalangan
remaja.
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4
Depok, pada bulan April 2012.Disain penelitian berupa quasi-experimental
dengan kuesioner sebagai alat pengumpul data primer.Pengambilan contoh
dilakukan dengan teknik acak sederhana (simple random sampling) dengan
membagi dua kelas yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan
jumlah 40 siswa tergabung dalam kelompok eksperimen dan 40 siswa tergabung
dalam kelompok kontrol.
Data di analisis secara deskriptif berupa distribusi frekuensi dan analisis
inferensial, untuk melihat sejauhmana situasi peubah dilihat dari peubah lainnya.
Analisis inferensial dilakukan dengan uji statistik untuk menjelaskan secara logis
keterkaitan dan pengaruh antar peubah tersebut melalui analisis path, uji t, dan
korelasi Tau B-Kendall dengan program SPSS 17,0 for windows.
Hasil
penelitian
secara
deskriptif
menunjukkan
bahwa
efektivitas
varietyshowprogram KB efektif sebagai sarana dalam menyampaikan program
KB yang ditujukan bagi remaja dalam hal ini adalah siswa SMAN 4 Depok.Dari
segi pengetahuan, efektif.Dari segi afektif atau sikap dan nilai responden setelah
memperoleh tayangan berupa varietyshow,efektif.Dari segi konatif atau upaya
atau tekad untuk melakukan setelah memperoleh tayangan, efektif.Kelompok
eksperimen memiliki pengetahuan lebih banyak yang berbeda nyata dengan
kelompok kontrol.Terdapat perbedaansangat nyata rata-rata kognitif, afektif,
konatif, dan efektivitas secara keseluruhan antara kelompok kontrol dengan
kelompok eksperimen sesudah perlakuan.Kelompok eksperimen memiliki tidak
saja pengetahuan (kognitif) tetapi juga memiliki sikap dan nilai (afektif) dan
keinginan untuk melakukan program KB (konatif) yang lebih banyak daripada
kelompok kontrol.
Karakteristik komunikator, isi pesan, media dan aspek komunikan
berpengaruh nyata terhadap efektivitas varietyshow program KB. Pesan, media
dan, aspek komunikan memperlihatkan pengaruh yangsangat nyata terhadap
efektivitas varietyshow program KB.Karakteristikkomunikator kebermaknaannya
ditunjukkan
oleh
pengaruh
tidak
langsung
atau
melalui
aspek
komunikan.Karakteristik komunikator, pesan, media dan aspek komunikan
secara bersama-sama mempengaruhi efektivitas varietyshow program KB
sebesar 20,7 persen.
Aspek komunikan menentukan pandangan terhadap efektivitas variety
show programKB.Karakteristik komunikator menunjukkan bahwa terdapat
hubungan nyata dengan aspek kesesuaian format dan kejelasan sumber.Media
memiliki nilai yang rendah dalam menentukan pandangan terhadap aspek
komunikan.
©Hak cipta milik IPB, tahun 2012
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
ataumenyebutkan sumbernya.Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang
wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
EFEKTIVITAS VARIETYSHOW PROGRAM KELUARGA
BERENCANA MELALUI MEDIA TELEVISI
DAMAYANTI
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Penguji Luar Komisi: Dr. Ir. Basita Ginting, MA
Judul Tesis : Efektivitas Varietyshow Program Keluarga Berencana
Melalui Media Televisi
Nama
: Damayanti
NIM
: I352100141
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS
Ketua
Ir. Richard W.E. Lumintang, MSEA
Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi
Komunikasi Pembangunan
Pertanian dan Pedesaan
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS
Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc. Agr
Tanggal Ujian: 8 Agustus 2012
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Alhamdulillahirobbilalamin, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
yang berjudul “Efektivitas Varietyshow Program Keluarga Berencana Melalui
Media Televisi” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
Sains pada program studi Komunikasi Pembangunan Pertanian Pedesaan
(KMP), Sekolah Pascasarjana IPB.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan penghargaan dan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS,
selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir. Richard W.E. Lumintang, MSEA,
selaku anggota komisi pembimbing, karena dengan segala kesabaran, dedikasi
dan motivasi dalam memberikan bimbingan telah memberi arahan dan masukan
hingga tesis ini dapat penulis selesaikan.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Basita Ginting,
MA selaku dosen penguji luar, Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS sebagai Koordinator
Mayor KMP beserta seluruh staf pengajar yang telah memberikan materi dan
ilmunya selama penulis menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor.
Kedua orangtua, Ahmad Masduki dan Fauziah, suami tercinta Bani
Saksono, anak-anak tersayang, Kayne Aqilla Maheswari dan Lawdzai Nuzulul
Azhfar serta kakak dan adik-adik terkasih, Kinana, Khaerunnisa, Fauzan Hilal
dan Adhe Zakir Zia Ahmad yang dengan cinta mereka memberi dukungan,
semangat dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan studi.
Teman seperjuangan yang selalu memberi semangat Maya May Syarah
dan seluruh teman-teman di KMP angkatan 2010, Dewi, Ratih, Babe, Ntong, Ine,
Om Wije, Alim, Lang Lang, Uki, Eli, Poppy dan Om Jack, terima kasih untuk
saling mendukung dan kebersamaan selama dua tahun terakhir dalam
menyelesaikan studi di KMP.Terima kasih juga penulis sampaikan kepada
instansi BKKBN, MNC TV,SMA Kornita, dan SMAN 4 Depok, berbagai pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu serta seluruh staf administrasi
program studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan.
Semoga tesis ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2012
Damayanti
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 18 Nopember 1969 dari
pasangan Bapak Ahmad Masduki dan Ibu Fauziah. Penulis merupakan anak
kedua dari lima bersaudara. Tahun 1999 penulis menikah dengan Bani Saksono
dan telah dikaruniakan putra dan putri yang bernama Kayne Aqilla Maheswari
dan Lawdzai Nuzulul Azhfar.Pendidikan Sekolah Dasar hingga Sekolah
Menengah Atas diselesaikan di Jakarta Selatan. Pendidikan Strata 1 ditempuh di
Program Studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Institut Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (IISIP) Jakarta dari tahun 1990 sampai dengan tahun 1996. Pada tahun
2010 penulis diterima sebagai mahasiswa Magister pada Program Studi
Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Institut Pertanian Bogor.
Penulis adalah salah satu staf pengajar pada Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta.Tahun 2004 penulis bekerja sebagai staf pengajar di
Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika Jakarta. Sebelumnya penulis
bekerja sebagai wartawan dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2004
diantaranya pada Majalah Ekonomi Bulanan Info Bisnis, Tabloid Berita Mingguan
Adil, Majalah Kesehatan Bulanan Nirmala serta bersama teman-teman penulis
juga sempat mengelola majalah internal Puspom ABRI dan Kementerian
Pemuda dan Olah Raga.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL …………….…………………………………………..……….
vi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….…………..
vii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………..……………...
viii
PENDAHULUAN …………………………………………………….…...……….
Latar Belakang …………..…………..…………………………………….. .
Identifikasi Masalah ……………………………………………………….. .
Perumusan Masalah ………………………………………………………. .
Tujuan Penelitian ……………………………………………………………
Manfaat Penelitian …………………………………………………………. ..
1
1
4
4
5
5
TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………… ..
Komunikasi Massa ………………………………………………………… ..
Proses Komunikasi Massa ……………………………………………….. ..
Fungsi Komunikasi Massa ………………………………………………… ..
Komunikator Komunikasi Massa …………………………………………. ..
Efek Komunikasi Massa …………………………………………………… ..
Media Audio Visual ………………………………………………………….
Efektivitas Komunikasi ………………………………………………………
Khalayak Sasaran Media Televisi ………………………………………….
Program Keluarga Berencana ……………………………………………..
7
7
8
9
11
12
13
18
20
23
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ………................... 27
Kerangka Pemikiran …………………………………………………….….. 27
Hipotesis Penelitian ………………………………………………………....30
Metode Penelitian …………………………………………………………... 31
Desain Penelitian ………………………………………………………....... 31
Populasi dan sampel …………………………………………………….….. 33
Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………….………….…. 34
Data dan Instrumentasi …………………………………………………….. 34
Definisi Operasional …………………………………………………………36
Validitas dan Reliabilitas Instrumentasi …………………………………… 38
Pengumpulan Data ……………………………………………………….… 39
Pengolahan dan Analisis Data ……………………………….………….... 41
PEMBAHASAN …………………………………………………………………..…. 43
Gambaran Umum ………………………………………………………….… 43
Keterbatasan penelitian ..……………………………………………………. 49
Efektivitas Variety Show Program KB...…………………...……………….. 50
Efektivitas Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Sebelum
dan Sesudah Perlakuan …………………………………………………… 51
Faktor-faktor Elemen Komunikasi yang Berpengaruh dan Aspekaspek Komunikan dengan Efektivitas Varietyshow Program KB……... 53
Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Efektivitas ………………….. 57
Hubungan Aspek Komunikan dengan Efektivitas Varietyshow
Program KB …………………………………………………………………62
Hubungan Karakteristik Komunikator, Isi Pesan dan Media
dengan Aspek Komunikan Varietyshow Program KB .………………….58
KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………….…….. 73
Kesimpulan ………………………………………………………………….. 73
Saran ………………………………………………………………………… 73
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………...................................75
LAMPIRAN ………………………………………………...................................... 79
DAFTAR TABEL
Halaman
1.
Perbedaan metode eksperimen sungguhan dan semu ……………………. 31
2.
Rataan skor efektivitas varietyshow program KB(setelah
perlakuan)…………………….…………………………………………………50
3.
Efektivitas varietyshow program KB sebelum(pretest) dansesudah perlakuan
(posttest)……………………………………………………………. 52
4.
Faktor-faktor elemen komunikasi yang berpengaruh dan aspekaspek komunikan dengan efektivitas vareityshow program KB ….….…… 54
5.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas varietyshow
Program KB …………………………………………………………….………. 58
6.
Hubungan aspek komunikan dengan efektivitas varietyshow
Program KB ……………………………………………………………………
63
7.
Hubungan karakteristik komunikator dengan aspek komunikan..…………. 65
8.
Hubungan isi pesan dengan aspek komunikan ……………………..……... 68
9.
Hubungan media dengan aspek komunikan……………………………..…. 71
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Formula Lasswell...………………………………………………………..….. 8
2. Kerangka berpikir penelitian eksperimental kemasan pesan variety
show program KB………………………………………..……………….…..
29
3. The Nonequivalent control group design………………………………….. 32
4. Tayangan pembuka acaravariety show program KB……………………. 43
5. Penyajian musik pada acara variety show program KB …………………..
43
6. Penyajian drama komedi pada acara variety show program KB ………...
44
7. Iklan BKKBN pada acara variety show program KB ………………………
44
8. Penyajian musik 2 pada acara variety show program KB ……................. 45
9. Narasumber yang diwawancarai secara terpisah …………………………
46
10. Narasumber dari BKKBN dan komisi IX DPR ……………………………..
47
11. Penyajian talk show pada variety show program KB …………………….... 48
12. Bagian penutup pada acara variety show program KB …………………..... 49
13. Model analisis path factor-faktor elemen komunikasi yang
berpengaruh dengan efektivitas variety show program KB ………………. 56
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Kuesioner penelitian lapangan ………………………………………………... 81
2. Uji validitas dan reliabilitas……………………………………...………………
89
3. Uji hubungan antar peubah ………………………………………………….... 99
4. Uji beda kelompok kontrol dan eksperimen ………………………………… 109
5. Rekaman video variety show program KB …………………….………….... 113
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Program Keluarga Berencana (KB) yang pada masa orde baru
sukses dilaksanakan, pada saat ini justru terabaikan. Hal ini terlihat dari
data yang disampaikan Kantor Badan Kependudukan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) yang mencatat jumlah penduduk Indonesia 238 juta
jiwa. Jumlah ini meleset sekitar empat juta jiwa dari perkiraan sebanyak
234 juta jiwa.
mengingatkan
Presiden RI
dan
sempat
Soesilo Bambang
dikutip
beberapa
Yudhoyono selalu
media
bahwa
laju
pertumbuhan penduduk di Indonesia sudah “lampu kuning” (BKKBN,
2011a)
Hal tersebut terjadi karena program KB sempat kurang mendapat
perhatian mulai tahun 2000-an hingga ke titik nadir yang mengkhawatirkan
(BKKBN, 2011b). Selain itu Menurut Kepala Komunikasi Informasi dan
Edukasi (KIE) BKKBN Adi Wahyudi, “Adanya kebijakan desentralisasi yang
mengakibatkan BKKBN tidak bisa berbuat banyak untuk mengatur
kependudukan di tingkat daerah.” Menurut data BKKBN dengan Laju
Pertumbuhan Penduduk (LPP) 1,49% per tahun, maka pertambahan
penduduk setiap tahun sekitar 3-4 juta jiwa atau sekitar 10.000 bayi lahir
setiap hari (BKKBN, 2011a). Hal ini berimplikasi tidak hanya pada
kuantitas,
namun
juga
kualitas
sumberdaya
manusia.
BKKBN
mencanangkan kembali program KB agar pada tahun berikut pertumbuhan
jumlah penduduk Indonesia dapat dikendalikan.
Pertumbuhan laju penduduk tersebut, menurut data BKKBN pada
tiga tahun terakhir (tahun 2009 – 2011), jumlah balita lebih kecil dibanding
tiga tahun sebelumnya. Hal ini mengisyaratkan proses sosialisasi cukup
berhasil untuk menekan jumlah kelahiran, namun terjadi penggelembungan
pada usia remaja (BKKBN, 2011b). Hal ini berarti, apabila pada tingkat usia
tersebut kurang diberikan sosialisasi mengenai program KB, kemungkinan
laju penduduk akan kembali tinggi pada tahun-tahun berikutnya. Hal
tersebut akan berimbas pada meningkatnya permasalahan sosial seperti
angka pengangguran yang semakin tinggi, kemiskinan, kepadatan
penduduk, gizi buruk, perumahan dan kesehatan yang kurang memadai
2
serta rendahnya tingkat pendidikan masyarakat yang nantinya juga akan
berimbas pada tingginya angka kriminalitas.
Program KB yang dicanangkan BKKBN saat ini, tidak hanya
difokuskan pada pasangan usia subur (PUS) namun juga pada generasi
mudanya. BKKBN telah mencanangkan program untuk kategori remaja
yaitu yang disebut dengan program Genre (Generasi remaja), sasarannya
adalah kalangan remaja yang telah memasuki masa akil baligh (mensturasi
bagi wanita dan mimpi basah bagi pria) sampai pada usia 24 tahun,
dengan tujuan agar mereka mengetahui dan merencanakan keluarga kecil
sejahtera.
Sosialisasi program KB oleh BKKBN menggunakan komunikasi
langsung dan melalui media, yaitu melalui penyuluh di berbagai daerah,
dan melalui media massa, baik media massa cetak, elektronik maupun
media luar ruang. Media massa cetak yang digunakan melalui berbagai
jenis, seperti brosur, leaflet, pamflet, booklet, majalah bulanan Gemari,
serta media massa cetak lainnya melalui iklan di surat kabar dan majalah.
Media elektronik audio visual yang dilakukan saat ini selain
iklan
komersial, iklan layanan masyarakat, juga info niaga di Indosiar semingu
dua kali dan audio visual televisi variety show di MNC TV yang
diselenggarakan setiap hari sabtu mulai pukul 07.00 sampai 08.00 WIB,
sedangkan media luar ruang yang digunakan berupa poster, baliho, dan
billboard.
Program KB yang disosialisasikan BKKBN ini bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai jenis peralatan yang dapat digunakan
untuk membatasi kelahiran. Program yang saat ini sedang digencarkan
adalah tubektomi dan vasektomi untuk PUS, sementara remaja perlu
mengetahui bagaimana merencanakan pernikahan untuk memperoleh
keluarga yang terencana dan sejahtera.
Di Indonesia, dari segi jenis kelamin, hanya sekitar dua persen lakilaki yang menjadi akseptor keluarga berencana sementara jumlah
perempuan lebih banyak yakni sebesar 98%.
Perempuan masih
merupakan akseptor andalan dalam program keluarga berencana, melalui
program
vasektomi
berpartisipasi.
diharapkan
banyak
dari
kaum
laki-laki
yang
3
Dari penelitian yang dilakukan oleh BKKBN, keluarga pasangan usia
subur yang memiliki banyak anak datang dari keluarga tidak mampu,
sementara kesadaran untuk ikut program KB lebih banyak dilakukan oleh
keluarga dari kalangan menengah ke atas keluarga mampu). Hal ini perlu
mendapat perhatian karena kalangan kelas menengah ke bawah adalah
penduduk yang memiliki kesulitan dalam memperoleh akses informasi
mengenai program KB.
Melihat perkembangan penduduk tiga tahun terakhir, perlu adanya
perhatian terhadap perkembangan penduduk dari kalangan remaja.
Kalangan remaja menjadi perhatian dan sasaran BKKBN agar dapat
menginformasikan
perencanaan
mengenai
pemeliharaan
alat
reproduksi
dan
keluarga sejahtera. Salah satu media informasi yang
digunakan adalah melalui media televisi.
Hal tersebut berkaitan dengan otonomi yang kini tak lagi dimiliki oleh
BKKBN. Sejak diberlakukannya UU No 52 tahun 2009, BKKBN tidak lagi
sebagai Badan Koordinasi Keluarga Berencana, namun menjadi Badan
Kependudukan Keluarga Berencana. Hal ini menyebabkan BKKBN tidak
memiliki otoritas ke daerah-daerah untuk melakukan penyuluhan yang
dikoordinasi dari pusat. Menurut Kepala Komunikasi Informasi dan Edukasi
(KIE) BKKBN Adi Wahyudi, “Pemerintah Daerah melakukan penyuluhan
sendiri-sendiri tidak lagi dikoordinasi oleh BKKBN, oleh karena itu jumlah
penyuluhpun semakin berkurang.” Tidak seperti pada masa orde baru,
BKKBN melakukan koordinasi melalui penyuluh KB sampai ke pelosok
daerah. Hal tersebut diperkuat lagi dengan Pepres No 62 tahun 2010 yang
menyatakan BKKBN sebagai Badan Kependudukan bukan Badan
Koordinasi. Menurut kepala KIE BKKBN, Wahyudi “Penyuluh Lapangan
Keluarga Berencana atau petugas PLKB di mutasi menjadi sekretaris lurah
atau pejabat. BKKBN banyak kehilangan petugas penyuluh yang kini hanya
satu orang di satu kelurahan bahkan ada yang hanya satu orang di satu
kecamatan.”
Berkaitan dengan penggunaan media audio visual televisi, menurut
Iswarahadi (2009) “Televisi memang mempunyai daya tarik yang luar
biasa, karena televisi mempunyai bahasa khusus, yang diarahkan pada
perasaan atau emosi manusia dengan teknologi yang canggih dan
menarik, televisi mampu mempengaruhi jiwa manusia.”
4
Televisi mampu menyebarkan informasi secara serentak dan ditonton
oleh berbagai kalangan. Program acara televisi dirancang sedemikian rupa
agar dapat menarik minat penonton. MNC TV adalah salah satu media
elektronik yang digandeng BKKBN untuk menyosialisasikan program KB
baik untuk kalangan usia PUS maupun Generasi remaja.
Khalayak sasaran MNC TV adalah masyarakat kalangan menengah
ke bawah yang sesuai dengan target pasar program keluarga berencana.
Hal tersebut yang menjadi salah satu pilihan BKKBN bekerjasama dengan
MNC TV untuk menyosialisasikan program KB. Dalam program yang
ditayangkan seminggu sekali tersebut, dibuatkan beberapa acara yang
digabung dalam satu program yaitu variety show.
Selain isi pesan yang disampaikan berkenaan dengan keluarga
berencana, format program dibuat beragam seperti talkshow, humor,
drama, musik dan lagu.
Menurut Kepala KIE BKKBN, Wahyudi, “Hal
tersebut sengaja divariasikan agar dapat menarik minat penonton. Selain
acaranya, penonton akan menikmati sajian musiknya, informasinya
maupun pembawa acaranya, semua disiapkan sedemikian rupa agar
menarik minat penonton.”
Identifikasi Masalah
Televisi merupakan salah satu media yang dapat diakses masyarakat
untuk memperoleh informasi. Kemudahan mengakses informasi tersebut
disebabkan karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk memperolehnya.
Menurut Silih Agung Wisesa (2006) “Televisi mampu menjangkau banyak
orang dalam sebuah komunitas, dan juga mampu menarik minat
masyarakat ketimbang media komunikasi yang lain.”
Untuk menarik minat penonton, televisi mengemas beragam acara,
salah satunya melalui variety show yang mempunyai program bervariasi,
dengan menghadirkan pembawa acara, bintang tamu dalam acara talk
show, serta hiburan musik dan drama. Menurut Kepala KIE BKKBN Adi
Wahyudi, “Presenter yang menyajikan program pembawa acara sengaja
dibuat semenarik mungkin, selain itu pesan dikemas sedemikian rupa agar
penonton dapat terus menikmati acara tersebut.”
Untuk mengetahui bagaimana pesan yang dikemas dalam program
variety show tersebut perlu dilakukan penelitian, hal ini penting karena
untuk melihat apakah program tersebut dapat diterima oleh masyarakat
5
sebagai salah satu media yang digunakan dalam menyosialisasikan
program keluarga berencana.
Perumusan Masalah
Untuk mengetahui apakah program keluarga berencana melalui
media televisi dengan format program variety show efektif, dan telah
memenuhi kebutuhan informasi dan harapan pemirsa khususnya generasi
remaja, maka dirumuskan permasalahan yang diteliti sebagai berikut:
1. Sejauhmana efektivitas variety show program KB bagi generasi remaja
di SMAN 4 Depok?
2. Seberapa besar pengaruh bersama antara faktor-faktor elemen
komunikasi dengan efektivitas variety show program KB bagi generasi
remaja di SMAN 4 Depok?
3. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap efektivitas variety
show program KB bagi generasi remaja di SMAN 4 Depok?
4. Seberapa besar hubungan aspek komunikan dengan efektivitas variety
show program KB bagi generasi remaja di SMAN 4 Depok?
5. Seberapa besar hubungan Komunikator, isi pesan dan media dengan
aspek komunikan variety show program KB bagi generasi remaja di
SMAN 4 Depok?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui sosialisasi
program Keluarga Berencana dengan menggunakan media televisi melalui
program acara varietyshow di MNC TV. Secara spesifik bertujuan:
1. Mengidentifikasi efektivitas program KB bagi generasi remaja SMAN 4
Depok dalam menonton acara variety show BKKBN.
2. Menganalisis pengaruh antara faktor-faktor elemen komunikasi dan
aspek-aspek komunikan dengan efektivitas variety show program KB
bagi generasi remaja SMAN 4 Depok.
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada program acara
variety show BKKBN terhadap efektivitas program KB bagi generasi
remaja SMAN 4 Depok.
4. Menganalisis hubungan aspek komunikan dengan efektivitas variety
show program KB bagi generasi remaja SMAN 4 Depok.
6
5. Menganalisis hubungan Komunikator, isi pesan dan media dengan
aspek komunikan variety show program KB bagi generasi remaja SMAN
4 Depok.
Manfaat Peneltian
Dengan adanya tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka
diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat:
1. Secara akademik, hasil peneltian ini dapat memberikan kontribusi dalam
penelitian
dan
pengembangan
keilmuan
di
bidang
komunikasi,
khususnya bidang sosialisasi program melalui media televisi.
2. Bagi Lembaga BKKBN dan Media Massa Elektronik MNC TV, Hasil
penelitian ini diharapkan mampu memberi masukan kepada BKKBN
serta MNC TV dalam mengembangkan program variety show BKKBN.
3. Secara umum, penelitian ini dapat menjadi referensi bagi departemen
dan instansi serta organisasi terkait di seluruh Indonesia dalam upaya
mengembangkan program Keluarga Berencana.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup peneltian ini difokuskan pada bagaimana variety show
program KB BKKBN, penyampai pesan, isi pesan dan media yang
digunakan dalam menyampaikan program KB terhadap efektivitas variety
show program KB BKKBN, selain itu penelitian juga diarahkan untuk
melihat keeratan hubungan antara peubah-peubah tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi Massa
Komunikasi massa diungkapkan secara sederhana, menurut Bittner
(Rahmat, 2005b) adalah “Pesan yang dikomunikasikan melalui media massa
pada sejumlah besar orang.” Definisi tersebut menggambarkan bahwa
komunikasi massa adalah pesan yang menggunakan saluran media massa yang
ditujukan kepada sejumlah besar orang. Komunikasi massa yang termasuk
media massa adalah radio siaran dan televisi yang banyak dikenal sebagai
media elektronik atau media siaran. Selain itu ada surat kabar dan majalah yang
dikenal dengan media cetak. Media lainnya adalah film, dan kini media massa
yang kian berkembang pesat adalah media online (Mc Phail, 2009).
Pengertian komunikasi massa lainnya yang lebih lengkap dikemukakan
oleh ahli komunikasi Gebner (1967). Menurut beliau, komunikasi massa adalah
produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus
pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.
Maletzke (Rahmat, 2005b) menghimpun banyak definisi mengenai
pengertian komunikasi massa yang berkaitan dengan komunikasi melalui media
massa yakni:
1. Komunikasi massa diartikan, bahwa setiap bentuk komunikasi yang
menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media, penyebaran teknis
secara tidak langsung, dan satu arah pada publik yang tersebar (Vermittelt
warden Maletzke).
2. Komunikasi massa dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu
kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi
dan berbagai kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau
sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan
tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar
komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama untuk semua orang
yang mewakili berbagai lapisan masyarakat (Freidsow).
3. Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena
memiliki karakteristik utama sebagai berikut; diarahkan pada khalayak yang
relatif besar, heterogen, dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka
seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat
sekilas; komunikator cenderung bergerak dalam organisasi yang kompleks
melibatkan biaya besar (wright).
8
Dari definisi di atas dapat terlihat bahwa komunikasi massa melibatkan
audiens dalam jumlah yang besar tidak saling mengenal dan pesan yang
disampaikan diterima oleh khalayak sasaran dalam waktu serentak dengan
menggunakan alat-alat khusus dalam hal ini media massa.
Adapun Husaini (2002) mengemukakan, komunikasi secara paradigmatik,
didefinisikan sebagai proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada
orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media.
Proses Komunikasi Massa
Schramm (Ardianto et al., 2009) mengatakan, untuk berlangsungnya suatu
kegiatan komunikasi minimal diperlukan tiga komponen yaitu: source, message
dan destination, atau komunikator, pesan, dan tujuan berkomunikasi.
Lasswell (Ardianto & Erdinaya, 2006) seorang ahli politik di Amerika Serikat
mengemukakan suatu ungkapan yang sangat terkenal dalam teori dan penelitian
komunikasi massa. Ungkapan tersebut merupakan suatu formula dalam
menentukan scientific study dari suatu proses komunikasi massa dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: who (siapa), says what
(berkata apa), in which channel (melalui saluran apa), to whom (kepada siapa)
dan with what effect (dengan efek apa?). Lasswell sendiri menggunakan formula
ini dengan tujuan untuk membedakan berbagai jenis penelitian komunikasi. Hal
ini dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini:
WHO
SAYS WHAT
IN WHICH
TO WHOM
WITH WHAT
CHANNEL
Siapa
Berkata apa
Melalui saluran
EFFECT
Kepada siapa
Dengan Efek
apa
Apa
Komunnikator
Pesan
Media
Penerima
Efek
Control
Analisis Pesan
Analisis Media
Analisis
Analisis Efek
Studies
Khalayak
Gambar 1. Formula Lasswell (Ardianto & Erdinaya, 2006)
Dengan mengikuti Formula Lasswell dapat dipahami bahwa dalam proses
komunikasi massa terdapat lima unsur yang disebut komponen atau unsur dalam
proses komunikasi, yaitu:
9
a. Who (siapa): komunikator, orang yang menyampaikan pesan dalam proses
komunikasi massa, bisa perorangan atau mewakili suatu lembaga, organisasi
maupun instansi.
b. Says What (apa yang dikatakan): pertanyaan umum, dapat berupa suatu ide,
informasi, opini, pesan dan sikap, yang erat kaitannya dengan masalah
analisis pesan.
c. In Which Channel (melalui saluran apa): Media komunikasi atau saluran yang
digunakan untuk melaksanakan kegiatan komunikasi.
d. To Whom (kepada siapa): komunikan atau audience yang menjadi sasaran
komunikasi. Kepada siapa pernyataan tersebut diajukan, berkaitan dengan
masalah penerima pesan. Dalam hal ini diperlukan adanya analisis khalayak
(audience analysis).
e. With What Effect (dengan efek apa): hasil yang dicapai dari usaha
penyampaian pernyataan umum itu pada sasaran yang dituju. Berkaitan
dengan analisis efek (Ardianto & Erdinaya, 2006).
Menurut Husaini (2002) setiap proses komunikasi melibatkan sejumlah
komponen: (1) komunikator (penyampai pesan), (2) pesan (pernyataan yang
didukung oleh lambang), (3) komunikan (penerima pesan), (4) media (sarana
atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh atau banyak), (5) efek
(dampak sebagai pengaruh dari pesan).
Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick (Ardianto &
Erdinaya, 2006) terdiri dari survilance (pengawasan), interpretation (penafsiran),
lingkage
(keterkaitan),
transmission
of
values
(penyebaran
nilai)
dan
entertainment (hiburan):
a. Surveillance (pengawasan)
Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama (1)
warning or beware surveillance (pengawasan peringatan); (2) instrumental
surveillance (pengawasan instrumental). Fungsi pengawasan peringatan terjadi
ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan,
meletusnya gunung merapi, atau serangan militer. Sebuah stasiun televisi
mengelola
program
untuk
menayangkan
sebuah
peringatan
atau
menayangkannya dalam jangka panjang.
Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran
informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam
10
kehidupan sehari-hari. Contoh pengawasan instrumental: Berita tentang film
yang sedang dimainkan di bioskop, produk-produk baru, ide-ide tentang mode,
resep masakan dan sebagainya.
b. Interpretation (Penafsiran)
Media massa tidak saja memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan
penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Contoh nyata penafsiran media
dapat dilihat pada halaman tajuk rencana (editorial) surat kabar. Penafsiran tidak
terbatas pada tajuk rencana. Rubrik artikel yang disajikan pun memberikan
analisis kasus di belakang peristiwa yang menjadi berita utama, misalnya tentang
kebijakan pemerintah, pemilihan umum dan lainnya. Selain surat kabar, radio
siaran, televisi pun memiliki fungsi penafsiran, seperti tayangan acara derap
hukum di SCTV, dan tayangan penafsiran sejenis lainnya. Tujuan penafsiran
media adalah, ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas
wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antar personal atau
komunikasi kelompok.
c. Linkage (Pertalian)
Media massa menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga
membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama
tentang sesuatu. Contoh kasus di Indonesia adalah kasus Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) yang sebelumnya menjabat Menko Polkam dalam jajaran
Kabinet Gotong-Royong Presiden Megawati Soekarnoputri. Ketika beliau jarang
diajak rapat kabinet dan kemungkinan mengundurkan diri, maka tayangan
beritanya di televisi, radio siaran dan surat kabar telah menaikkan pamor Partai
Demokrat yang mencalonkan SBY sebagai Presiden.
d. Transmission of Values (Penyebaran nilai-nilai)
Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu
kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media
massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca.
Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa
yang diharapkan mereka. Televisi sangat berpotensi untuk terjadinya sosialisasi
(penyebaran nilai-nilai) pada anak muda, terutama anak-anak yang telah
melampaui usia 16 tahun, yang banyak menghabiskan waktunya menonton
televisi dibanding kegiatan lainnya.
11
e. Entertainment
Sulit dibantah lagi bahwa kenyataannya hampir semua media menjalankan
fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian
hiburan. Hampir tiga perempat bentuk siaran televisi setiap harinya merupakan
tayangan hiburan. Fungsi dari media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain
adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak. Dengan membaca
berita-berita ringan, atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat membuat
pikiran khalayak segar kembali.
Komunikator Komunikasi Massa
Proses komunikasi massa diawali oleh komunikator (communicator).
Komunikator komunikasi massa pada media cetak adalah para pengisi rubrik,
reporter, redaktur, pemasang iklan, dan lain-lain. Pada media elektronik,
komunikatornya adalah para pengisi program, pemasok program (rumah
produksi),
penulis
naskah,
produser,
aktor, presenter,
personel teknik,
perusahaan periklanan, dan lain-lain (Hiebert et al., 1975).
Komunikator dalam media massa berbeda dengan komunikator dalam
komunikasi antarpersona. Pengirim pesan dalam komunikasi massa bukan
seorang individu melainkan suatu institusi, gabungan dari berbagai pihak yang
ada pada media televisi tersebut (Ardianto et al., 2009).
Menurut Effendy (2000), Komunikator pada media massa diklasifikasikan
sebagai komunikator kolektif (collective communicator) dan komunikator
individual (individual communicator). Pembaca berita, penyiar acara, reporter
olah raga, atau reporter peristiwa adalah komunikator kolektif; sedangkan orangorang di luar crew yang muncul di layar televisi seperti penceramah –apakah itu
mengenai agama, bahasa, psikologi, kesehatan, dan aspek-aspek kehidupan
lainnya yang setiap malam atau hari Minggu muncul di layar televisi– adalah
komunikator individual, meskipun ada di antaranya yang muncul membawakan
lembaganya.
Hovland dan Weis (Ardianto et al., 2009) menyebut ethos (karakter
komunikator menurut Aristoteles) sebagai credibility yang terdiri dari dua unsur
yakni expertise (keahlian) dan trustworthiness (dapat dipercaya). Bila media
massa ingin menampilkan kolom atau narasumber dalam acara talkshow tentang
politik, tentu dia akan memilih pakar politik. Unsur lain dalam persyaratan
menjadi komunikator yaitu acceptability. Di sini masalahnya adalah penerimaan
komunikan terhadap komunikator tidak melulu masalah keahlian tetapi juga
12
menyangkut karakter komunikator yang jujur, tulus, tidak kontroversial, baik
dalam bersikap maupun dalam mengemukakan pernyataan-pernyataannya
(Ardianto et al., 2009).
Efek Komunikasi Massa
Umumnya kita lebih tertarik bukan kepada apa yang kita lakukan pada
media, tetapi kepada apa yang dilakukan media pada kita. Kita ingin tahu bukan
untuk apa kita membaca surat kabar atau menonton televisi, tetapi bagaimana
surat kabar dan televisi menambah pengetahuan, mengubah sikap, atau
menggerakkan perilaku kita inilah yang disebut sebagai efek komunikasi massa
(Rakhmat, 2005b).
Menurut Robert (Schramm & Roberts, 1977) Efek adalah “perubahan
perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa.” Fokusnya pada pesan,
maka efek haruslah berkatian dengan pesan yang disampaikan media massa.
Dampak yang ditimbulkan oleh proses komunikasi dapat diklasifikasikan
menurut kadarnya: (1) dampak kognitif, yaitu perubahan pada intelektualitas
komunikan (bertambahnya pengetahuan), (2) dampak afektif, yaitu lebih tinggi
dari dampak kognitif. Tujuan dari komunikator bukan hanya membuat tahu
komunikan, tetapi menggerakkan hati/perasaan; komunikan diharapkan menjadi
iba, sedih, gembira, marah dan sebagainya, (3) dampak behavioral, yaitu
perubahan tingkah laku pada komunikan (Husaini, 2002).
Menurut Rakhmat (2005b), Efek kognitif terjadi apabila ada perubahan
pada apa yang diketahui, dipahami, data dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan
dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi. Efek
afektif timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau
dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap atau nilai. Efek
behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati; yang meliputi polapola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Marlina Lina, et al.,(2009) dengan
judul penelitian “Perbandingan Efektivitas Media Cetak (Folder dan PosterKalender) dan Penyajian Tanaman Zodia terhadap Peningkatan Pengetahuan
Masyarakat,” menemukan, bahwa (1) efektivitas media dapat ditingkatkan
melalui penggunaan media fisik; (2) peningkatan pengetahuan sangat efektif
melalui kombinasi media; (3) media poster-kalender yang disertai tanaman Zodia
tidak terbukti memiliki pengaruh yang paling tinggi terhadap peningkatan
13
pengetahuan masyarakat; (4) umur, pendidikan dan pendapatan sangat
berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat; (5) sifat inovasi
sangat berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat.
Dalam
penelitian
tersebut
mengungkapkan
bahwa,
menggunakan
kombinasi media sangat efektif dalam peningkatan pengetahuan Masyarakat
terhadap tanaman zodia, demikian juga dengan sifat inovasi yang sangat
berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan. Dari segi aspek komunikan,
umur, pendidikan dan pendapatan sangat berpengaruh terhadap peningkatan
pengetahuan.
Sebuah komunikasi dikatakan efektif, apabila menghasilkan efek-efek atau
perubahan yang sebagaimana diinginkan oleh sumber. Bisa dikatakan, efek
komunikasi menjadi indikator atau tolok ukur keberhasilan komunikasi (Effendy,
2003). Adapun efek dari komunikasi adalah:
a. Efek kognitif: efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, kepercayaan
atau informasi. Dengan kata lain, khalayak yang dari semula tidak tahu
menjadi tahu.
b. Efek afektif; efek ini mengarah pada perasaan setelah mengkonsumsi media.
Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap atau nilai.
c. Efek konatif (behavioral): efek ini bersangkutan dengan niat, tekad, upaya,
dan usaha yang merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati. Efek ini
baru muncul setelah efek kognitif dan efek afektif terjadi dalam diri khalayak.
Media Audio Visual
Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Hubeis (2007)
mengenai tingkat pengetahuan petani melalui media audio-visual video. Unsur
visual, audio, materi, dan penggunaan waktu dalam penayangan penggunaan
pupuk agrodyke melalui video sangat berpengaruh secara signifikan terhadap
peningkatan pengetahuan petani.
Artinya, unsur-unsur dalam penggunaan video tersebut memberikan
dampak kognitif terhadap petani. Audio visual yang dilakukan melalui media
video tersebut dikemas sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan petani.
Berbeda dengan audio-visual video yang ditayangkan oleh BKKBN mengenai
program KB melalui media televisi. Meski sama-sama menggunakan media
audio visual, media televisi adalah media massa yang sasarannya heterogen
sehingga kebutuhan terhadap media televisi akan berbeda dengan media audio-
14
visual video. Dibandingkan dengan media massa lainnya, Televisi mempunyai
kelebihan
yaitu
bersifat
audio
visual
(didengar
dan
dilihat),
dapat
menggambarkan kenyataan dan langsung dapat menyajikan peristiwa yang
sedang terjadi ke setiap rumah para pemirsa dimanapun mereka berada
(Ardianto & Erdinaya, 2006).
Televisi menurut Effendy (1993) merupakan media komunikasi jarak jauh
dengan penayangan gambar dan pendengaran suara. Baik melalui kawat
maupun secara elektromagnetik tanpa kawat.
Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling
berpengaruh pada kehidupan manusia. Sebanyak 99% orang Amerika memiliki
televisi di rumahnya. Tayangan televisi mereka dijejali hiburan, berita dan iklan.
Mereka menghabiskan waktu menonton televisi sekitar tujuh jam dalam sehari
(Agee et al., 2001). Televisi merupakan media yang dapat mendominasi
komunikasi massa, karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan khalayak.
Televisi mempunyai daya tarik yang kuat tidak perlu dijelaskan lagi, karena
televisi mempunyai unsur kata-kata, musik, sound effect serta unsur visual
berupa
gambar.
Gambar
ini
merupakan
gambar
hidup
yang
mampu
menimbulkan kesan yang mendalam pada penonton. Salah satu sifat siaran
televisi adalah langsung, tidak berbelit-belit. Keistimewaan yang dimiliki televisi
ini menyebabkan televisi dianggap lebih efektif dalam penyampaian pesan
kepada khalayak. Aktivitas dalam penyampaian pesan tersebut terlihat pada
keberadaan televisi dalam menjalankan fungsinya dengan baik sebagai media
komunikasi massa.
Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan
radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk.
Fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil
penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, yang menyatakan
bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk
memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi (Ardianto et al.,
2009).
Mengenai unsur hiburan, Penelitian yang juga pernah dilakukan oleh
Bunna Agustina Tandi dengan judul penelitian “Desain media komunikasi untuk
pendidikan konservasi berdasarkan preferensi masyarakat dan efeknya terhadap
perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat di kawasan Lindung
15
Sungai Lesan, Berau, Kalimantan Timur”. Tesis Institut Pertanian Bogor tahun
2010, menyatakan bahwa, lebih efektif menyampaikan media bersifat visual dan
menghibur seperti poster dan lagu untuk masyarakat kampung, sedangkan untuk
masyarakat perkotaan lebih menyukai mendapat informasi melalui media massa
(radio, televisi dan sebagainya). Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan
preferensi masyarakat dalam memilih media untuk menyampaikan informasi.
Dari peneliltian terlihat bahwa, masyarakat yang belum terjangkau oleh
media masa seperti masyarakat kampung menyukai media yang bersifat
menghibur. Unsur hiburan merupakan hal yang penting dalam menyampaikan
informasi.
Ditinjau dari stimulasi alat indera, televisi memiliki tiga karakteristik, yaitu:
1. Audio-visual: Televisi dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audio-visual).
Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik, dan
efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak.
Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting daripada kata-kata.
2. Berpikir dalam gambar: Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir
dalam
gambar.
Pertama,
adalah
visualisasi
(visualization),
yakni
menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar
secara
individual.
Dalam
proses
visualisasi,
pengarah
acara
harus
menunjukkan obyek-obyek tertentu menjadi gambar yang jelas dan
menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Kedua,
penggambaran,
yakni
kegiatan
merangkai
gambar-gambar
individual
sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.
3. Pengoperasian lebih kompleks: Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang.
Peralatan
yang
digunakannya
pun
lebih
banyak
dan
untuk
mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang
terampil dan terlatih (Ardianto & Erdinaya, 2006).
Pesan yang disampaikan media televisi memerlukan pertimbanganpertimbangan lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan itu adalah sebagai berikut (Ardianto &
Erdinaya, 2006):
1. Pemirsa: Individu yang menggunakan media massa elektronik dalam
memenuhi suatu tujuan tertentu. Jadi, setiap acara yang ditayangkan benarbenar berdasarkan kebutuhan pemirsa, bukan acara yang dijejalkan.
16
2. Waktu: Menyesuaikan waktu penayangan dengan minat dan kebiasaan pemirsa. Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan, agar setiap acara yang
ditayangkan secara proposional dapat diterima oleh khalayak sasaran.
3. Durasi: Berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap penayangan
acara. Durasi masing-masing acara disesuaikan dengan jenis acara dan
tuntutan skrip atau naskah. Suatu acara tidak akan mencapai sasaran karena
durasi terlalu singkat.
4. Metode penyajian: Telah kita ketahui bahwa fungsi utama televisi menurut
khalayak pada umumnya adalah untuk menghibur, selanjutnya adalah
informasi. Dengan mengemas pesan sedemikian rupa, yakni menggunakan
metode penyajian tertentu dimana pesan non hiburan dapat mengandung
unsur hiburan. Pada umumnya pesan yang mengandung non hiburan kurang
diminati pemirsa.
Salah satu cara yang dapat digunakan media massa televisi adalah
dengan memanfaatkan kemampuan elektronik yang tepat, dan karya artistik
yang baik, memungkinkan penyajian tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi
penontonnya.
Program Televisi
Untuk memperoleh perhatian dari pemirsanya, stasiun televisi setiap
harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan
beragam je
BERENCANA MELALUI MEDIA TELEVISI
DAMAYANTI
SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakanbahwa tesis“Efektivitas Varietyshow
Program Keluarga Berencana Melalui Media Televisi”adalah karya saya dengan
arahan dari komisi pembimibing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tesis ini.
Bogor, Agustus 2012
Damayanti
NIM I352100141
ABSTRACT
DAMAYANTI.The Effectiveness of varietyshow family planning television
program.Under direction of AMIRUDDIN SALEH as chairman advisory
committee and RICHARD W.E. LUMINTANG as member.
The study intended to determine and analyze the effectiveness of variety
show family planning television program among teenagers. The variables were
communicator characteristics, message, media and communican aspects. Those
aspec were analyzed partially and simultaneously. the study was located at
SMAN 4 Depok, West Java, during April 2012. The study was designed by using
quasi-experimental method with explanative correlations. Sampling method was
simple random method.Respondens was totally 80 students, devided into two
groups: 40 students as a control group, and 40 students was treated. Data was
analyze by descriptive frequency, Path analysis, t test, and Kendall’s tau b
correlation. Result study indicated the program was highly effective. The treated
group indicated more aware about family planning program than the control
group was. The treated group has more averaged cognitive, affective and
conative level than the control group. Meanwhile the communicator
characteristics, messages, media and communicant aspect explained the
program was more effective for teens, as well as the content, media and
communicants aspects. In case of communicans aspect, merely the message
influenced.
Keywords: effectiveness, varietyshow, family planning television program
RINGKASAN
DAMAYANTI. Efektivitas Varietyshow Program Keluarga Berencana melalui
Televisidibimbing
oleh
AMIRUDDIN
SALEH
dan
RICHARD
W.E.
LUMINTANG.
Dalam usaha menanggulangi ledakan penduduk di masa mendatang,
Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencanangkan
program Keluarga Berencana yang ditujukan bagi kalangan remaja. Hal ini
dikarenakan pada tahun 2000an program ini sempat terabaikan sehingga terjadi
penggelembungan jumlah penduduk pada usia tersebut. Karenanya dibutuhkan
penyampaian pesan agar kalangan remaja dapat ikut berpartisipasi dalam
menyukseskan program Keluarga Berencana. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas varietyshow program KB melalui televisi di kalangan
remaja.
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4
Depok, pada bulan April 2012.Disain penelitian berupa quasi-experimental
dengan kuesioner sebagai alat pengumpul data primer.Pengambilan contoh
dilakukan dengan teknik acak sederhana (simple random sampling) dengan
membagi dua kelas yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan
jumlah 40 siswa tergabung dalam kelompok eksperimen dan 40 siswa tergabung
dalam kelompok kontrol.
Data di analisis secara deskriptif berupa distribusi frekuensi dan analisis
inferensial, untuk melihat sejauhmana situasi peubah dilihat dari peubah lainnya.
Analisis inferensial dilakukan dengan uji statistik untuk menjelaskan secara logis
keterkaitan dan pengaruh antar peubah tersebut melalui analisis path, uji t, dan
korelasi Tau B-Kendall dengan program SPSS 17,0 for windows.
Hasil
penelitian
secara
deskriptif
menunjukkan
bahwa
efektivitas
varietyshowprogram KB efektif sebagai sarana dalam menyampaikan program
KB yang ditujukan bagi remaja dalam hal ini adalah siswa SMAN 4 Depok.Dari
segi pengetahuan, efektif.Dari segi afektif atau sikap dan nilai responden setelah
memperoleh tayangan berupa varietyshow,efektif.Dari segi konatif atau upaya
atau tekad untuk melakukan setelah memperoleh tayangan, efektif.Kelompok
eksperimen memiliki pengetahuan lebih banyak yang berbeda nyata dengan
kelompok kontrol.Terdapat perbedaansangat nyata rata-rata kognitif, afektif,
konatif, dan efektivitas secara keseluruhan antara kelompok kontrol dengan
kelompok eksperimen sesudah perlakuan.Kelompok eksperimen memiliki tidak
saja pengetahuan (kognitif) tetapi juga memiliki sikap dan nilai (afektif) dan
keinginan untuk melakukan program KB (konatif) yang lebih banyak daripada
kelompok kontrol.
Karakteristik komunikator, isi pesan, media dan aspek komunikan
berpengaruh nyata terhadap efektivitas varietyshow program KB. Pesan, media
dan, aspek komunikan memperlihatkan pengaruh yangsangat nyata terhadap
efektivitas varietyshow program KB.Karakteristikkomunikator kebermaknaannya
ditunjukkan
oleh
pengaruh
tidak
langsung
atau
melalui
aspek
komunikan.Karakteristik komunikator, pesan, media dan aspek komunikan
secara bersama-sama mempengaruhi efektivitas varietyshow program KB
sebesar 20,7 persen.
Aspek komunikan menentukan pandangan terhadap efektivitas variety
show programKB.Karakteristik komunikator menunjukkan bahwa terdapat
hubungan nyata dengan aspek kesesuaian format dan kejelasan sumber.Media
memiliki nilai yang rendah dalam menentukan pandangan terhadap aspek
komunikan.
©Hak cipta milik IPB, tahun 2012
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
ataumenyebutkan sumbernya.Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang
wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
EFEKTIVITAS VARIETYSHOW PROGRAM KELUARGA
BERENCANA MELALUI MEDIA TELEVISI
DAMAYANTI
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Penguji Luar Komisi: Dr. Ir. Basita Ginting, MA
Judul Tesis : Efektivitas Varietyshow Program Keluarga Berencana
Melalui Media Televisi
Nama
: Damayanti
NIM
: I352100141
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS
Ketua
Ir. Richard W.E. Lumintang, MSEA
Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi
Komunikasi Pembangunan
Pertanian dan Pedesaan
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS
Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc. Agr
Tanggal Ujian: 8 Agustus 2012
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Alhamdulillahirobbilalamin, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
yang berjudul “Efektivitas Varietyshow Program Keluarga Berencana Melalui
Media Televisi” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
Sains pada program studi Komunikasi Pembangunan Pertanian Pedesaan
(KMP), Sekolah Pascasarjana IPB.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan penghargaan dan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS,
selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir. Richard W.E. Lumintang, MSEA,
selaku anggota komisi pembimbing, karena dengan segala kesabaran, dedikasi
dan motivasi dalam memberikan bimbingan telah memberi arahan dan masukan
hingga tesis ini dapat penulis selesaikan.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Basita Ginting,
MA selaku dosen penguji luar, Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS sebagai Koordinator
Mayor KMP beserta seluruh staf pengajar yang telah memberikan materi dan
ilmunya selama penulis menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor.
Kedua orangtua, Ahmad Masduki dan Fauziah, suami tercinta Bani
Saksono, anak-anak tersayang, Kayne Aqilla Maheswari dan Lawdzai Nuzulul
Azhfar serta kakak dan adik-adik terkasih, Kinana, Khaerunnisa, Fauzan Hilal
dan Adhe Zakir Zia Ahmad yang dengan cinta mereka memberi dukungan,
semangat dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan studi.
Teman seperjuangan yang selalu memberi semangat Maya May Syarah
dan seluruh teman-teman di KMP angkatan 2010, Dewi, Ratih, Babe, Ntong, Ine,
Om Wije, Alim, Lang Lang, Uki, Eli, Poppy dan Om Jack, terima kasih untuk
saling mendukung dan kebersamaan selama dua tahun terakhir dalam
menyelesaikan studi di KMP.Terima kasih juga penulis sampaikan kepada
instansi BKKBN, MNC TV,SMA Kornita, dan SMAN 4 Depok, berbagai pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu serta seluruh staf administrasi
program studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan.
Semoga tesis ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2012
Damayanti
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 18 Nopember 1969 dari
pasangan Bapak Ahmad Masduki dan Ibu Fauziah. Penulis merupakan anak
kedua dari lima bersaudara. Tahun 1999 penulis menikah dengan Bani Saksono
dan telah dikaruniakan putra dan putri yang bernama Kayne Aqilla Maheswari
dan Lawdzai Nuzulul Azhfar.Pendidikan Sekolah Dasar hingga Sekolah
Menengah Atas diselesaikan di Jakarta Selatan. Pendidikan Strata 1 ditempuh di
Program Studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Institut Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (IISIP) Jakarta dari tahun 1990 sampai dengan tahun 1996. Pada tahun
2010 penulis diterima sebagai mahasiswa Magister pada Program Studi
Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Institut Pertanian Bogor.
Penulis adalah salah satu staf pengajar pada Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta.Tahun 2004 penulis bekerja sebagai staf pengajar di
Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika Jakarta. Sebelumnya penulis
bekerja sebagai wartawan dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2004
diantaranya pada Majalah Ekonomi Bulanan Info Bisnis, Tabloid Berita Mingguan
Adil, Majalah Kesehatan Bulanan Nirmala serta bersama teman-teman penulis
juga sempat mengelola majalah internal Puspom ABRI dan Kementerian
Pemuda dan Olah Raga.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL …………….…………………………………………..……….
vi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….…………..
vii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………..……………...
viii
PENDAHULUAN …………………………………………………….…...……….
Latar Belakang …………..…………..…………………………………….. .
Identifikasi Masalah ……………………………………………………….. .
Perumusan Masalah ………………………………………………………. .
Tujuan Penelitian ……………………………………………………………
Manfaat Penelitian …………………………………………………………. ..
1
1
4
4
5
5
TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………… ..
Komunikasi Massa ………………………………………………………… ..
Proses Komunikasi Massa ……………………………………………….. ..
Fungsi Komunikasi Massa ………………………………………………… ..
Komunikator Komunikasi Massa …………………………………………. ..
Efek Komunikasi Massa …………………………………………………… ..
Media Audio Visual ………………………………………………………….
Efektivitas Komunikasi ………………………………………………………
Khalayak Sasaran Media Televisi ………………………………………….
Program Keluarga Berencana ……………………………………………..
7
7
8
9
11
12
13
18
20
23
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ………................... 27
Kerangka Pemikiran …………………………………………………….….. 27
Hipotesis Penelitian ………………………………………………………....30
Metode Penelitian …………………………………………………………... 31
Desain Penelitian ………………………………………………………....... 31
Populasi dan sampel …………………………………………………….….. 33
Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………….………….…. 34
Data dan Instrumentasi …………………………………………………….. 34
Definisi Operasional …………………………………………………………36
Validitas dan Reliabilitas Instrumentasi …………………………………… 38
Pengumpulan Data ……………………………………………………….… 39
Pengolahan dan Analisis Data ……………………………….………….... 41
PEMBAHASAN …………………………………………………………………..…. 43
Gambaran Umum ………………………………………………………….… 43
Keterbatasan penelitian ..……………………………………………………. 49
Efektivitas Variety Show Program KB...…………………...……………….. 50
Efektivitas Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Sebelum
dan Sesudah Perlakuan …………………………………………………… 51
Faktor-faktor Elemen Komunikasi yang Berpengaruh dan Aspekaspek Komunikan dengan Efektivitas Varietyshow Program KB……... 53
Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Efektivitas ………………….. 57
Hubungan Aspek Komunikan dengan Efektivitas Varietyshow
Program KB …………………………………………………………………62
Hubungan Karakteristik Komunikator, Isi Pesan dan Media
dengan Aspek Komunikan Varietyshow Program KB .………………….58
KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………….…….. 73
Kesimpulan ………………………………………………………………….. 73
Saran ………………………………………………………………………… 73
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………...................................75
LAMPIRAN ………………………………………………...................................... 79
DAFTAR TABEL
Halaman
1.
Perbedaan metode eksperimen sungguhan dan semu ……………………. 31
2.
Rataan skor efektivitas varietyshow program KB(setelah
perlakuan)…………………….…………………………………………………50
3.
Efektivitas varietyshow program KB sebelum(pretest) dansesudah perlakuan
(posttest)……………………………………………………………. 52
4.
Faktor-faktor elemen komunikasi yang berpengaruh dan aspekaspek komunikan dengan efektivitas vareityshow program KB ….….…… 54
5.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas varietyshow
Program KB …………………………………………………………….………. 58
6.
Hubungan aspek komunikan dengan efektivitas varietyshow
Program KB ……………………………………………………………………
63
7.
Hubungan karakteristik komunikator dengan aspek komunikan..…………. 65
8.
Hubungan isi pesan dengan aspek komunikan ……………………..……... 68
9.
Hubungan media dengan aspek komunikan……………………………..…. 71
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Formula Lasswell...………………………………………………………..….. 8
2. Kerangka berpikir penelitian eksperimental kemasan pesan variety
show program KB………………………………………..……………….…..
29
3. The Nonequivalent control group design………………………………….. 32
4. Tayangan pembuka acaravariety show program KB……………………. 43
5. Penyajian musik pada acara variety show program KB …………………..
43
6. Penyajian drama komedi pada acara variety show program KB ………...
44
7. Iklan BKKBN pada acara variety show program KB ………………………
44
8. Penyajian musik 2 pada acara variety show program KB ……................. 45
9. Narasumber yang diwawancarai secara terpisah …………………………
46
10. Narasumber dari BKKBN dan komisi IX DPR ……………………………..
47
11. Penyajian talk show pada variety show program KB …………………….... 48
12. Bagian penutup pada acara variety show program KB …………………..... 49
13. Model analisis path factor-faktor elemen komunikasi yang
berpengaruh dengan efektivitas variety show program KB ………………. 56
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Kuesioner penelitian lapangan ………………………………………………... 81
2. Uji validitas dan reliabilitas……………………………………...………………
89
3. Uji hubungan antar peubah ………………………………………………….... 99
4. Uji beda kelompok kontrol dan eksperimen ………………………………… 109
5. Rekaman video variety show program KB …………………….………….... 113
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Program Keluarga Berencana (KB) yang pada masa orde baru
sukses dilaksanakan, pada saat ini justru terabaikan. Hal ini terlihat dari
data yang disampaikan Kantor Badan Kependudukan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) yang mencatat jumlah penduduk Indonesia 238 juta
jiwa. Jumlah ini meleset sekitar empat juta jiwa dari perkiraan sebanyak
234 juta jiwa.
mengingatkan
Presiden RI
dan
sempat
Soesilo Bambang
dikutip
beberapa
Yudhoyono selalu
media
bahwa
laju
pertumbuhan penduduk di Indonesia sudah “lampu kuning” (BKKBN,
2011a)
Hal tersebut terjadi karena program KB sempat kurang mendapat
perhatian mulai tahun 2000-an hingga ke titik nadir yang mengkhawatirkan
(BKKBN, 2011b). Selain itu Menurut Kepala Komunikasi Informasi dan
Edukasi (KIE) BKKBN Adi Wahyudi, “Adanya kebijakan desentralisasi yang
mengakibatkan BKKBN tidak bisa berbuat banyak untuk mengatur
kependudukan di tingkat daerah.” Menurut data BKKBN dengan Laju
Pertumbuhan Penduduk (LPP) 1,49% per tahun, maka pertambahan
penduduk setiap tahun sekitar 3-4 juta jiwa atau sekitar 10.000 bayi lahir
setiap hari (BKKBN, 2011a). Hal ini berimplikasi tidak hanya pada
kuantitas,
namun
juga
kualitas
sumberdaya
manusia.
BKKBN
mencanangkan kembali program KB agar pada tahun berikut pertumbuhan
jumlah penduduk Indonesia dapat dikendalikan.
Pertumbuhan laju penduduk tersebut, menurut data BKKBN pada
tiga tahun terakhir (tahun 2009 – 2011), jumlah balita lebih kecil dibanding
tiga tahun sebelumnya. Hal ini mengisyaratkan proses sosialisasi cukup
berhasil untuk menekan jumlah kelahiran, namun terjadi penggelembungan
pada usia remaja (BKKBN, 2011b). Hal ini berarti, apabila pada tingkat usia
tersebut kurang diberikan sosialisasi mengenai program KB, kemungkinan
laju penduduk akan kembali tinggi pada tahun-tahun berikutnya. Hal
tersebut akan berimbas pada meningkatnya permasalahan sosial seperti
angka pengangguran yang semakin tinggi, kemiskinan, kepadatan
penduduk, gizi buruk, perumahan dan kesehatan yang kurang memadai
2
serta rendahnya tingkat pendidikan masyarakat yang nantinya juga akan
berimbas pada tingginya angka kriminalitas.
Program KB yang dicanangkan BKKBN saat ini, tidak hanya
difokuskan pada pasangan usia subur (PUS) namun juga pada generasi
mudanya. BKKBN telah mencanangkan program untuk kategori remaja
yaitu yang disebut dengan program Genre (Generasi remaja), sasarannya
adalah kalangan remaja yang telah memasuki masa akil baligh (mensturasi
bagi wanita dan mimpi basah bagi pria) sampai pada usia 24 tahun,
dengan tujuan agar mereka mengetahui dan merencanakan keluarga kecil
sejahtera.
Sosialisasi program KB oleh BKKBN menggunakan komunikasi
langsung dan melalui media, yaitu melalui penyuluh di berbagai daerah,
dan melalui media massa, baik media massa cetak, elektronik maupun
media luar ruang. Media massa cetak yang digunakan melalui berbagai
jenis, seperti brosur, leaflet, pamflet, booklet, majalah bulanan Gemari,
serta media massa cetak lainnya melalui iklan di surat kabar dan majalah.
Media elektronik audio visual yang dilakukan saat ini selain
iklan
komersial, iklan layanan masyarakat, juga info niaga di Indosiar semingu
dua kali dan audio visual televisi variety show di MNC TV yang
diselenggarakan setiap hari sabtu mulai pukul 07.00 sampai 08.00 WIB,
sedangkan media luar ruang yang digunakan berupa poster, baliho, dan
billboard.
Program KB yang disosialisasikan BKKBN ini bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai jenis peralatan yang dapat digunakan
untuk membatasi kelahiran. Program yang saat ini sedang digencarkan
adalah tubektomi dan vasektomi untuk PUS, sementara remaja perlu
mengetahui bagaimana merencanakan pernikahan untuk memperoleh
keluarga yang terencana dan sejahtera.
Di Indonesia, dari segi jenis kelamin, hanya sekitar dua persen lakilaki yang menjadi akseptor keluarga berencana sementara jumlah
perempuan lebih banyak yakni sebesar 98%.
Perempuan masih
merupakan akseptor andalan dalam program keluarga berencana, melalui
program
vasektomi
berpartisipasi.
diharapkan
banyak
dari
kaum
laki-laki
yang
3
Dari penelitian yang dilakukan oleh BKKBN, keluarga pasangan usia
subur yang memiliki banyak anak datang dari keluarga tidak mampu,
sementara kesadaran untuk ikut program KB lebih banyak dilakukan oleh
keluarga dari kalangan menengah ke atas keluarga mampu). Hal ini perlu
mendapat perhatian karena kalangan kelas menengah ke bawah adalah
penduduk yang memiliki kesulitan dalam memperoleh akses informasi
mengenai program KB.
Melihat perkembangan penduduk tiga tahun terakhir, perlu adanya
perhatian terhadap perkembangan penduduk dari kalangan remaja.
Kalangan remaja menjadi perhatian dan sasaran BKKBN agar dapat
menginformasikan
perencanaan
mengenai
pemeliharaan
alat
reproduksi
dan
keluarga sejahtera. Salah satu media informasi yang
digunakan adalah melalui media televisi.
Hal tersebut berkaitan dengan otonomi yang kini tak lagi dimiliki oleh
BKKBN. Sejak diberlakukannya UU No 52 tahun 2009, BKKBN tidak lagi
sebagai Badan Koordinasi Keluarga Berencana, namun menjadi Badan
Kependudukan Keluarga Berencana. Hal ini menyebabkan BKKBN tidak
memiliki otoritas ke daerah-daerah untuk melakukan penyuluhan yang
dikoordinasi dari pusat. Menurut Kepala Komunikasi Informasi dan Edukasi
(KIE) BKKBN Adi Wahyudi, “Pemerintah Daerah melakukan penyuluhan
sendiri-sendiri tidak lagi dikoordinasi oleh BKKBN, oleh karena itu jumlah
penyuluhpun semakin berkurang.” Tidak seperti pada masa orde baru,
BKKBN melakukan koordinasi melalui penyuluh KB sampai ke pelosok
daerah. Hal tersebut diperkuat lagi dengan Pepres No 62 tahun 2010 yang
menyatakan BKKBN sebagai Badan Kependudukan bukan Badan
Koordinasi. Menurut kepala KIE BKKBN, Wahyudi “Penyuluh Lapangan
Keluarga Berencana atau petugas PLKB di mutasi menjadi sekretaris lurah
atau pejabat. BKKBN banyak kehilangan petugas penyuluh yang kini hanya
satu orang di satu kelurahan bahkan ada yang hanya satu orang di satu
kecamatan.”
Berkaitan dengan penggunaan media audio visual televisi, menurut
Iswarahadi (2009) “Televisi memang mempunyai daya tarik yang luar
biasa, karena televisi mempunyai bahasa khusus, yang diarahkan pada
perasaan atau emosi manusia dengan teknologi yang canggih dan
menarik, televisi mampu mempengaruhi jiwa manusia.”
4
Televisi mampu menyebarkan informasi secara serentak dan ditonton
oleh berbagai kalangan. Program acara televisi dirancang sedemikian rupa
agar dapat menarik minat penonton. MNC TV adalah salah satu media
elektronik yang digandeng BKKBN untuk menyosialisasikan program KB
baik untuk kalangan usia PUS maupun Generasi remaja.
Khalayak sasaran MNC TV adalah masyarakat kalangan menengah
ke bawah yang sesuai dengan target pasar program keluarga berencana.
Hal tersebut yang menjadi salah satu pilihan BKKBN bekerjasama dengan
MNC TV untuk menyosialisasikan program KB. Dalam program yang
ditayangkan seminggu sekali tersebut, dibuatkan beberapa acara yang
digabung dalam satu program yaitu variety show.
Selain isi pesan yang disampaikan berkenaan dengan keluarga
berencana, format program dibuat beragam seperti talkshow, humor,
drama, musik dan lagu.
Menurut Kepala KIE BKKBN, Wahyudi, “Hal
tersebut sengaja divariasikan agar dapat menarik minat penonton. Selain
acaranya, penonton akan menikmati sajian musiknya, informasinya
maupun pembawa acaranya, semua disiapkan sedemikian rupa agar
menarik minat penonton.”
Identifikasi Masalah
Televisi merupakan salah satu media yang dapat diakses masyarakat
untuk memperoleh informasi. Kemudahan mengakses informasi tersebut
disebabkan karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk memperolehnya.
Menurut Silih Agung Wisesa (2006) “Televisi mampu menjangkau banyak
orang dalam sebuah komunitas, dan juga mampu menarik minat
masyarakat ketimbang media komunikasi yang lain.”
Untuk menarik minat penonton, televisi mengemas beragam acara,
salah satunya melalui variety show yang mempunyai program bervariasi,
dengan menghadirkan pembawa acara, bintang tamu dalam acara talk
show, serta hiburan musik dan drama. Menurut Kepala KIE BKKBN Adi
Wahyudi, “Presenter yang menyajikan program pembawa acara sengaja
dibuat semenarik mungkin, selain itu pesan dikemas sedemikian rupa agar
penonton dapat terus menikmati acara tersebut.”
Untuk mengetahui bagaimana pesan yang dikemas dalam program
variety show tersebut perlu dilakukan penelitian, hal ini penting karena
untuk melihat apakah program tersebut dapat diterima oleh masyarakat
5
sebagai salah satu media yang digunakan dalam menyosialisasikan
program keluarga berencana.
Perumusan Masalah
Untuk mengetahui apakah program keluarga berencana melalui
media televisi dengan format program variety show efektif, dan telah
memenuhi kebutuhan informasi dan harapan pemirsa khususnya generasi
remaja, maka dirumuskan permasalahan yang diteliti sebagai berikut:
1. Sejauhmana efektivitas variety show program KB bagi generasi remaja
di SMAN 4 Depok?
2. Seberapa besar pengaruh bersama antara faktor-faktor elemen
komunikasi dengan efektivitas variety show program KB bagi generasi
remaja di SMAN 4 Depok?
3. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap efektivitas variety
show program KB bagi generasi remaja di SMAN 4 Depok?
4. Seberapa besar hubungan aspek komunikan dengan efektivitas variety
show program KB bagi generasi remaja di SMAN 4 Depok?
5. Seberapa besar hubungan Komunikator, isi pesan dan media dengan
aspek komunikan variety show program KB bagi generasi remaja di
SMAN 4 Depok?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui sosialisasi
program Keluarga Berencana dengan menggunakan media televisi melalui
program acara varietyshow di MNC TV. Secara spesifik bertujuan:
1. Mengidentifikasi efektivitas program KB bagi generasi remaja SMAN 4
Depok dalam menonton acara variety show BKKBN.
2. Menganalisis pengaruh antara faktor-faktor elemen komunikasi dan
aspek-aspek komunikan dengan efektivitas variety show program KB
bagi generasi remaja SMAN 4 Depok.
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada program acara
variety show BKKBN terhadap efektivitas program KB bagi generasi
remaja SMAN 4 Depok.
4. Menganalisis hubungan aspek komunikan dengan efektivitas variety
show program KB bagi generasi remaja SMAN 4 Depok.
6
5. Menganalisis hubungan Komunikator, isi pesan dan media dengan
aspek komunikan variety show program KB bagi generasi remaja SMAN
4 Depok.
Manfaat Peneltian
Dengan adanya tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka
diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat:
1. Secara akademik, hasil peneltian ini dapat memberikan kontribusi dalam
penelitian
dan
pengembangan
keilmuan
di
bidang
komunikasi,
khususnya bidang sosialisasi program melalui media televisi.
2. Bagi Lembaga BKKBN dan Media Massa Elektronik MNC TV, Hasil
penelitian ini diharapkan mampu memberi masukan kepada BKKBN
serta MNC TV dalam mengembangkan program variety show BKKBN.
3. Secara umum, penelitian ini dapat menjadi referensi bagi departemen
dan instansi serta organisasi terkait di seluruh Indonesia dalam upaya
mengembangkan program Keluarga Berencana.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup peneltian ini difokuskan pada bagaimana variety show
program KB BKKBN, penyampai pesan, isi pesan dan media yang
digunakan dalam menyampaikan program KB terhadap efektivitas variety
show program KB BKKBN, selain itu penelitian juga diarahkan untuk
melihat keeratan hubungan antara peubah-peubah tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi Massa
Komunikasi massa diungkapkan secara sederhana, menurut Bittner
(Rahmat, 2005b) adalah “Pesan yang dikomunikasikan melalui media massa
pada sejumlah besar orang.” Definisi tersebut menggambarkan bahwa
komunikasi massa adalah pesan yang menggunakan saluran media massa yang
ditujukan kepada sejumlah besar orang. Komunikasi massa yang termasuk
media massa adalah radio siaran dan televisi yang banyak dikenal sebagai
media elektronik atau media siaran. Selain itu ada surat kabar dan majalah yang
dikenal dengan media cetak. Media lainnya adalah film, dan kini media massa
yang kian berkembang pesat adalah media online (Mc Phail, 2009).
Pengertian komunikasi massa lainnya yang lebih lengkap dikemukakan
oleh ahli komunikasi Gebner (1967). Menurut beliau, komunikasi massa adalah
produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus
pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.
Maletzke (Rahmat, 2005b) menghimpun banyak definisi mengenai
pengertian komunikasi massa yang berkaitan dengan komunikasi melalui media
massa yakni:
1. Komunikasi massa diartikan, bahwa setiap bentuk komunikasi yang
menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media, penyebaran teknis
secara tidak langsung, dan satu arah pada publik yang tersebar (Vermittelt
warden Maletzke).
2. Komunikasi massa dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu
kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi
dan berbagai kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau
sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan
tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar
komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama untuk semua orang
yang mewakili berbagai lapisan masyarakat (Freidsow).
3. Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena
memiliki karakteristik utama sebagai berikut; diarahkan pada khalayak yang
relatif besar, heterogen, dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka
seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat
sekilas; komunikator cenderung bergerak dalam organisasi yang kompleks
melibatkan biaya besar (wright).
8
Dari definisi di atas dapat terlihat bahwa komunikasi massa melibatkan
audiens dalam jumlah yang besar tidak saling mengenal dan pesan yang
disampaikan diterima oleh khalayak sasaran dalam waktu serentak dengan
menggunakan alat-alat khusus dalam hal ini media massa.
Adapun Husaini (2002) mengemukakan, komunikasi secara paradigmatik,
didefinisikan sebagai proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada
orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media.
Proses Komunikasi Massa
Schramm (Ardianto et al., 2009) mengatakan, untuk berlangsungnya suatu
kegiatan komunikasi minimal diperlukan tiga komponen yaitu: source, message
dan destination, atau komunikator, pesan, dan tujuan berkomunikasi.
Lasswell (Ardianto & Erdinaya, 2006) seorang ahli politik di Amerika Serikat
mengemukakan suatu ungkapan yang sangat terkenal dalam teori dan penelitian
komunikasi massa. Ungkapan tersebut merupakan suatu formula dalam
menentukan scientific study dari suatu proses komunikasi massa dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: who (siapa), says what
(berkata apa), in which channel (melalui saluran apa), to whom (kepada siapa)
dan with what effect (dengan efek apa?). Lasswell sendiri menggunakan formula
ini dengan tujuan untuk membedakan berbagai jenis penelitian komunikasi. Hal
ini dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini:
WHO
SAYS WHAT
IN WHICH
TO WHOM
WITH WHAT
CHANNEL
Siapa
Berkata apa
Melalui saluran
EFFECT
Kepada siapa
Dengan Efek
apa
Apa
Komunnikator
Pesan
Media
Penerima
Efek
Control
Analisis Pesan
Analisis Media
Analisis
Analisis Efek
Studies
Khalayak
Gambar 1. Formula Lasswell (Ardianto & Erdinaya, 2006)
Dengan mengikuti Formula Lasswell dapat dipahami bahwa dalam proses
komunikasi massa terdapat lima unsur yang disebut komponen atau unsur dalam
proses komunikasi, yaitu:
9
a. Who (siapa): komunikator, orang yang menyampaikan pesan dalam proses
komunikasi massa, bisa perorangan atau mewakili suatu lembaga, organisasi
maupun instansi.
b. Says What (apa yang dikatakan): pertanyaan umum, dapat berupa suatu ide,
informasi, opini, pesan dan sikap, yang erat kaitannya dengan masalah
analisis pesan.
c. In Which Channel (melalui saluran apa): Media komunikasi atau saluran yang
digunakan untuk melaksanakan kegiatan komunikasi.
d. To Whom (kepada siapa): komunikan atau audience yang menjadi sasaran
komunikasi. Kepada siapa pernyataan tersebut diajukan, berkaitan dengan
masalah penerima pesan. Dalam hal ini diperlukan adanya analisis khalayak
(audience analysis).
e. With What Effect (dengan efek apa): hasil yang dicapai dari usaha
penyampaian pernyataan umum itu pada sasaran yang dituju. Berkaitan
dengan analisis efek (Ardianto & Erdinaya, 2006).
Menurut Husaini (2002) setiap proses komunikasi melibatkan sejumlah
komponen: (1) komunikator (penyampai pesan), (2) pesan (pernyataan yang
didukung oleh lambang), (3) komunikan (penerima pesan), (4) media (sarana
atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh atau banyak), (5) efek
(dampak sebagai pengaruh dari pesan).
Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick (Ardianto &
Erdinaya, 2006) terdiri dari survilance (pengawasan), interpretation (penafsiran),
lingkage
(keterkaitan),
transmission
of
values
(penyebaran
nilai)
dan
entertainment (hiburan):
a. Surveillance (pengawasan)
Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama (1)
warning or beware surveillance (pengawasan peringatan); (2) instrumental
surveillance (pengawasan instrumental). Fungsi pengawasan peringatan terjadi
ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan,
meletusnya gunung merapi, atau serangan militer. Sebuah stasiun televisi
mengelola
program
untuk
menayangkan
sebuah
peringatan
atau
menayangkannya dalam jangka panjang.
Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran
informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam
10
kehidupan sehari-hari. Contoh pengawasan instrumental: Berita tentang film
yang sedang dimainkan di bioskop, produk-produk baru, ide-ide tentang mode,
resep masakan dan sebagainya.
b. Interpretation (Penafsiran)
Media massa tidak saja memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan
penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Contoh nyata penafsiran media
dapat dilihat pada halaman tajuk rencana (editorial) surat kabar. Penafsiran tidak
terbatas pada tajuk rencana. Rubrik artikel yang disajikan pun memberikan
analisis kasus di belakang peristiwa yang menjadi berita utama, misalnya tentang
kebijakan pemerintah, pemilihan umum dan lainnya. Selain surat kabar, radio
siaran, televisi pun memiliki fungsi penafsiran, seperti tayangan acara derap
hukum di SCTV, dan tayangan penafsiran sejenis lainnya. Tujuan penafsiran
media adalah, ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas
wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antar personal atau
komunikasi kelompok.
c. Linkage (Pertalian)
Media massa menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga
membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama
tentang sesuatu. Contoh kasus di Indonesia adalah kasus Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) yang sebelumnya menjabat Menko Polkam dalam jajaran
Kabinet Gotong-Royong Presiden Megawati Soekarnoputri. Ketika beliau jarang
diajak rapat kabinet dan kemungkinan mengundurkan diri, maka tayangan
beritanya di televisi, radio siaran dan surat kabar telah menaikkan pamor Partai
Demokrat yang mencalonkan SBY sebagai Presiden.
d. Transmission of Values (Penyebaran nilai-nilai)
Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu
kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media
massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca.
Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa
yang diharapkan mereka. Televisi sangat berpotensi untuk terjadinya sosialisasi
(penyebaran nilai-nilai) pada anak muda, terutama anak-anak yang telah
melampaui usia 16 tahun, yang banyak menghabiskan waktunya menonton
televisi dibanding kegiatan lainnya.
11
e. Entertainment
Sulit dibantah lagi bahwa kenyataannya hampir semua media menjalankan
fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian
hiburan. Hampir tiga perempat bentuk siaran televisi setiap harinya merupakan
tayangan hiburan. Fungsi dari media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain
adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak. Dengan membaca
berita-berita ringan, atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat membuat
pikiran khalayak segar kembali.
Komunikator Komunikasi Massa
Proses komunikasi massa diawali oleh komunikator (communicator).
Komunikator komunikasi massa pada media cetak adalah para pengisi rubrik,
reporter, redaktur, pemasang iklan, dan lain-lain. Pada media elektronik,
komunikatornya adalah para pengisi program, pemasok program (rumah
produksi),
penulis
naskah,
produser,
aktor, presenter,
personel teknik,
perusahaan periklanan, dan lain-lain (Hiebert et al., 1975).
Komunikator dalam media massa berbeda dengan komunikator dalam
komunikasi antarpersona. Pengirim pesan dalam komunikasi massa bukan
seorang individu melainkan suatu institusi, gabungan dari berbagai pihak yang
ada pada media televisi tersebut (Ardianto et al., 2009).
Menurut Effendy (2000), Komunikator pada media massa diklasifikasikan
sebagai komunikator kolektif (collective communicator) dan komunikator
individual (individual communicator). Pembaca berita, penyiar acara, reporter
olah raga, atau reporter peristiwa adalah komunikator kolektif; sedangkan orangorang di luar crew yang muncul di layar televisi seperti penceramah –apakah itu
mengenai agama, bahasa, psikologi, kesehatan, dan aspek-aspek kehidupan
lainnya yang setiap malam atau hari Minggu muncul di layar televisi– adalah
komunikator individual, meskipun ada di antaranya yang muncul membawakan
lembaganya.
Hovland dan Weis (Ardianto et al., 2009) menyebut ethos (karakter
komunikator menurut Aristoteles) sebagai credibility yang terdiri dari dua unsur
yakni expertise (keahlian) dan trustworthiness (dapat dipercaya). Bila media
massa ingin menampilkan kolom atau narasumber dalam acara talkshow tentang
politik, tentu dia akan memilih pakar politik. Unsur lain dalam persyaratan
menjadi komunikator yaitu acceptability. Di sini masalahnya adalah penerimaan
komunikan terhadap komunikator tidak melulu masalah keahlian tetapi juga
12
menyangkut karakter komunikator yang jujur, tulus, tidak kontroversial, baik
dalam bersikap maupun dalam mengemukakan pernyataan-pernyataannya
(Ardianto et al., 2009).
Efek Komunikasi Massa
Umumnya kita lebih tertarik bukan kepada apa yang kita lakukan pada
media, tetapi kepada apa yang dilakukan media pada kita. Kita ingin tahu bukan
untuk apa kita membaca surat kabar atau menonton televisi, tetapi bagaimana
surat kabar dan televisi menambah pengetahuan, mengubah sikap, atau
menggerakkan perilaku kita inilah yang disebut sebagai efek komunikasi massa
(Rakhmat, 2005b).
Menurut Robert (Schramm & Roberts, 1977) Efek adalah “perubahan
perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa.” Fokusnya pada pesan,
maka efek haruslah berkatian dengan pesan yang disampaikan media massa.
Dampak yang ditimbulkan oleh proses komunikasi dapat diklasifikasikan
menurut kadarnya: (1) dampak kognitif, yaitu perubahan pada intelektualitas
komunikan (bertambahnya pengetahuan), (2) dampak afektif, yaitu lebih tinggi
dari dampak kognitif. Tujuan dari komunikator bukan hanya membuat tahu
komunikan, tetapi menggerakkan hati/perasaan; komunikan diharapkan menjadi
iba, sedih, gembira, marah dan sebagainya, (3) dampak behavioral, yaitu
perubahan tingkah laku pada komunikan (Husaini, 2002).
Menurut Rakhmat (2005b), Efek kognitif terjadi apabila ada perubahan
pada apa yang diketahui, dipahami, data dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan
dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi. Efek
afektif timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau
dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap atau nilai. Efek
behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati; yang meliputi polapola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Marlina Lina, et al.,(2009) dengan
judul penelitian “Perbandingan Efektivitas Media Cetak (Folder dan PosterKalender) dan Penyajian Tanaman Zodia terhadap Peningkatan Pengetahuan
Masyarakat,” menemukan, bahwa (1) efektivitas media dapat ditingkatkan
melalui penggunaan media fisik; (2) peningkatan pengetahuan sangat efektif
melalui kombinasi media; (3) media poster-kalender yang disertai tanaman Zodia
tidak terbukti memiliki pengaruh yang paling tinggi terhadap peningkatan
13
pengetahuan masyarakat; (4) umur, pendidikan dan pendapatan sangat
berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat; (5) sifat inovasi
sangat berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat.
Dalam
penelitian
tersebut
mengungkapkan
bahwa,
menggunakan
kombinasi media sangat efektif dalam peningkatan pengetahuan Masyarakat
terhadap tanaman zodia, demikian juga dengan sifat inovasi yang sangat
berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan. Dari segi aspek komunikan,
umur, pendidikan dan pendapatan sangat berpengaruh terhadap peningkatan
pengetahuan.
Sebuah komunikasi dikatakan efektif, apabila menghasilkan efek-efek atau
perubahan yang sebagaimana diinginkan oleh sumber. Bisa dikatakan, efek
komunikasi menjadi indikator atau tolok ukur keberhasilan komunikasi (Effendy,
2003). Adapun efek dari komunikasi adalah:
a. Efek kognitif: efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, kepercayaan
atau informasi. Dengan kata lain, khalayak yang dari semula tidak tahu
menjadi tahu.
b. Efek afektif; efek ini mengarah pada perasaan setelah mengkonsumsi media.
Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap atau nilai.
c. Efek konatif (behavioral): efek ini bersangkutan dengan niat, tekad, upaya,
dan usaha yang merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati. Efek ini
baru muncul setelah efek kognitif dan efek afektif terjadi dalam diri khalayak.
Media Audio Visual
Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Hubeis (2007)
mengenai tingkat pengetahuan petani melalui media audio-visual video. Unsur
visual, audio, materi, dan penggunaan waktu dalam penayangan penggunaan
pupuk agrodyke melalui video sangat berpengaruh secara signifikan terhadap
peningkatan pengetahuan petani.
Artinya, unsur-unsur dalam penggunaan video tersebut memberikan
dampak kognitif terhadap petani. Audio visual yang dilakukan melalui media
video tersebut dikemas sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan petani.
Berbeda dengan audio-visual video yang ditayangkan oleh BKKBN mengenai
program KB melalui media televisi. Meski sama-sama menggunakan media
audio visual, media televisi adalah media massa yang sasarannya heterogen
sehingga kebutuhan terhadap media televisi akan berbeda dengan media audio-
14
visual video. Dibandingkan dengan media massa lainnya, Televisi mempunyai
kelebihan
yaitu
bersifat
audio
visual
(didengar
dan
dilihat),
dapat
menggambarkan kenyataan dan langsung dapat menyajikan peristiwa yang
sedang terjadi ke setiap rumah para pemirsa dimanapun mereka berada
(Ardianto & Erdinaya, 2006).
Televisi menurut Effendy (1993) merupakan media komunikasi jarak jauh
dengan penayangan gambar dan pendengaran suara. Baik melalui kawat
maupun secara elektromagnetik tanpa kawat.
Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling
berpengaruh pada kehidupan manusia. Sebanyak 99% orang Amerika memiliki
televisi di rumahnya. Tayangan televisi mereka dijejali hiburan, berita dan iklan.
Mereka menghabiskan waktu menonton televisi sekitar tujuh jam dalam sehari
(Agee et al., 2001). Televisi merupakan media yang dapat mendominasi
komunikasi massa, karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan khalayak.
Televisi mempunyai daya tarik yang kuat tidak perlu dijelaskan lagi, karena
televisi mempunyai unsur kata-kata, musik, sound effect serta unsur visual
berupa
gambar.
Gambar
ini
merupakan
gambar
hidup
yang
mampu
menimbulkan kesan yang mendalam pada penonton. Salah satu sifat siaran
televisi adalah langsung, tidak berbelit-belit. Keistimewaan yang dimiliki televisi
ini menyebabkan televisi dianggap lebih efektif dalam penyampaian pesan
kepada khalayak. Aktivitas dalam penyampaian pesan tersebut terlihat pada
keberadaan televisi dalam menjalankan fungsinya dengan baik sebagai media
komunikasi massa.
Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan
radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk.
Fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil
penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, yang menyatakan
bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk
memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi (Ardianto et al.,
2009).
Mengenai unsur hiburan, Penelitian yang juga pernah dilakukan oleh
Bunna Agustina Tandi dengan judul penelitian “Desain media komunikasi untuk
pendidikan konservasi berdasarkan preferensi masyarakat dan efeknya terhadap
perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat di kawasan Lindung
15
Sungai Lesan, Berau, Kalimantan Timur”. Tesis Institut Pertanian Bogor tahun
2010, menyatakan bahwa, lebih efektif menyampaikan media bersifat visual dan
menghibur seperti poster dan lagu untuk masyarakat kampung, sedangkan untuk
masyarakat perkotaan lebih menyukai mendapat informasi melalui media massa
(radio, televisi dan sebagainya). Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan
preferensi masyarakat dalam memilih media untuk menyampaikan informasi.
Dari peneliltian terlihat bahwa, masyarakat yang belum terjangkau oleh
media masa seperti masyarakat kampung menyukai media yang bersifat
menghibur. Unsur hiburan merupakan hal yang penting dalam menyampaikan
informasi.
Ditinjau dari stimulasi alat indera, televisi memiliki tiga karakteristik, yaitu:
1. Audio-visual: Televisi dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audio-visual).
Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik, dan
efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak.
Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting daripada kata-kata.
2. Berpikir dalam gambar: Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir
dalam
gambar.
Pertama,
adalah
visualisasi
(visualization),
yakni
menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar
secara
individual.
Dalam
proses
visualisasi,
pengarah
acara
harus
menunjukkan obyek-obyek tertentu menjadi gambar yang jelas dan
menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Kedua,
penggambaran,
yakni
kegiatan
merangkai
gambar-gambar
individual
sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.
3. Pengoperasian lebih kompleks: Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang.
Peralatan
yang
digunakannya
pun
lebih
banyak
dan
untuk
mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang
terampil dan terlatih (Ardianto & Erdinaya, 2006).
Pesan yang disampaikan media televisi memerlukan pertimbanganpertimbangan lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan itu adalah sebagai berikut (Ardianto &
Erdinaya, 2006):
1. Pemirsa: Individu yang menggunakan media massa elektronik dalam
memenuhi suatu tujuan tertentu. Jadi, setiap acara yang ditayangkan benarbenar berdasarkan kebutuhan pemirsa, bukan acara yang dijejalkan.
16
2. Waktu: Menyesuaikan waktu penayangan dengan minat dan kebiasaan pemirsa. Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan, agar setiap acara yang
ditayangkan secara proposional dapat diterima oleh khalayak sasaran.
3. Durasi: Berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap penayangan
acara. Durasi masing-masing acara disesuaikan dengan jenis acara dan
tuntutan skrip atau naskah. Suatu acara tidak akan mencapai sasaran karena
durasi terlalu singkat.
4. Metode penyajian: Telah kita ketahui bahwa fungsi utama televisi menurut
khalayak pada umumnya adalah untuk menghibur, selanjutnya adalah
informasi. Dengan mengemas pesan sedemikian rupa, yakni menggunakan
metode penyajian tertentu dimana pesan non hiburan dapat mengandung
unsur hiburan. Pada umumnya pesan yang mengandung non hiburan kurang
diminati pemirsa.
Salah satu cara yang dapat digunakan media massa televisi adalah
dengan memanfaatkan kemampuan elektronik yang tepat, dan karya artistik
yang baik, memungkinkan penyajian tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi
penontonnya.
Program Televisi
Untuk memperoleh perhatian dari pemirsanya, stasiun televisi setiap
harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan
beragam je