The Evaluation of Electronic Journal EBSCO using the Conspectus Methods in Bogor Agricultural Universit Library

EVALUASI KOLEKSI JURNAL ELEKTRONIK EBSCO
MENGGUNAKAN METODE CONSPECTUS
DI PERPUSTAKAAN IPB

RATNANINGSIH
G652080155

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir Evaluasi Jurnal Elektronik
EBSCO Menggunakan Metode Conspectus di Perpustakaan IPB adalah karya
saya dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
Tugas Akhir ini.

Bogor, September 2012

Ratnaningsih
NRP G652080155

ABSTRACT
RATNANINGSIH. The Evaluation of Electronic Journal EBSCO using the
Conspectus Methods in Bogor Agricultural Universit Library. Under direction of
Sri Nurdiati and Eko Sri Mulyani.
Since 2009 IPB has subscribed EBSCO electronic journal database.
However, until today the collection IPB has never been evaluated wheather or
not the collection meets the needs of users. This study aims to do the evaluation
by applying conspectus methods. Using the methods, the collection of the journal
will be classified according titles and analyzed their strength and weaknesses.
This research uses electronic journal database EBSCO academic source complete
package which contains 11. 945 journal titles. The data used in the research are
taken from(1) the result from analyzing journal titles by determining the class and
subject classification scheme based on Universal Dewey Classification (UDC)
(2) evaluator response on questionare to determine the collection rate indicator
(0-5) and the scope of the language. Results showed that the distribution of the

number of top journals are on the subject of class-3 (social sciences) by 20%, the
subject of class-5 (pure sciences) by 20% and class 6 (applied and technological
sciences) as much as 36%. The strengths of the collection is on-classes 5 and 6
subjects at level 4 and level 3b. Conspectus method is relevant in an effort to form
a collection of libraries core collection, especially in arround universities.
Keyword : Evaluation of Collection, Conspectus, Academic Source Complete,
EBSCO

RINGKASAN

RATNANINGSIH. Evaluasi Koleksi Jurnal Elektronik EBSCO Menggunakan
Metode Conspectus di Perpustakaan IPB. Dibimbing oleh Sri Nurdiati dan Eko
Sri Mulyani.
Seiring dengan perkembangan teknologi, jenis bahan pustaka saat ini
berkembang dengan cepatnya. Koleksi dalam bentuk elektronik seperti e-journal
menjadi pilihan perpustakaan khususnya perpustakaan perguruan tinggi yang
mayoritas penggunanya adalah mahasiswa, dosen dan peneliti. Salah satu jurnal
elektronik yang dilanggan Institut Pertanian Bogor adalah Academic Source
Complete-EBSCO, merupakan paket yang didesain khusus untuk perguruan
tinggi. Untuk mengetahui klas-subjek dari judul jurnal EBSCO perlu dilakukan

evaluasi yang terpusat pada koleksi. Metode evaluasi koleksi yang dikenal di
perpustakaan adalah metode conspectus.
Tujuan dari penelitian ini adalah, membuat dan menentukan klas-subjek dari
judul-judul jurnal elektronik EBSCO, menganalisis kekuatan dan kelemahan
jurnal elektronik EBSCO dan menerapkan metode conspectus dalam evaluasi
koleksi jurnal eletronik EBSCO
Penelitian ini menggunakan metode conspectus, salah satu model evaluasi
koleksi yang membantu penyusunan kebijakan pengembangan koleksi. Populasi
yang menjadi fokus dalam penelitian adalah bahan literatur elektronik yang
berbentuk jurnal elektronik yang berjumlah 11945 judul jurnal dari berbagai
disiplin ilmu yang pada skema klasifikasi Universal Decimal Classification
(UDC) berada pada kelas 0 – 9. Sampel penelitian menggunakan teknik
stratified random sampling, jumlah sampel ditetapkan sebanyak 340 sampel.
Pengumpulan data dilakukan melalui : (1) Analisis judul jurnal dengan cara
menentukan klas dan subjek berdasarkan skema klasifikasi Universal Dewey
Classification (UDC) (2) Evaluator untuk menentukan indikator tingkat koleksi
dan cakupan bahasa. Evaluator berasal evaluator luar (dosen) sesuai bidang ilmu
terkait dan evaluator dari perpustakaan (inside evaluator).
Hasil penelitian menunjukkan dari penentuan klas subjek diketahui
distribusi jumlah jurnal tertinggi berada pada klas subjek 3 (Ilmu-ilmu sosial), 5

(Ilmu-ilmu murni) dan klas 6 (Ilmu teknologi). Kekuatan koleksi secara umum
pada Academic Source Complete database EBSCO berada pada klas 5 (Ilmuilmu murni) dan klas 6 (Ilmu teknologi) masing-masing klas berada pada level 3b
(Aras pendukung kebutuhan instruksional/kajian tingkat lanjut) dan 4 (Aras
penelitian). Kelemahan jurnal EBSCO dari klas 6 (Ilmu teknologi) adalah subjek
kehutanan, food science, keteknikan karena belum banyak subjek tersebut
tersedia. Subjek kedokteran lebih dominan pada kedokteran untuk umum. Metode
conspectus cukup relevan dalam upaya perpustakaan untuk membentuk koleksi
inti perpustakaan

Keyword : Collection evaluation, conspectus, academic source complete EBSCO

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2012
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh karya tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin IPB.


EVALUASI KOLEKSI JURNAL ELEKTRONIK EBSCO
MENGGUNAKAN METODE CONSPECTUS
DI PERPUSTAKAAN IPB

RATNANINGSIH
G652080155

Tugas Akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesional pada
Program Studi Teknologi Informasi untuk Perpustakaan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

Penguji Luar Komisi Pada Ujian Tugas Akhir : Prof.Dr.Ir. Kudang B.Seminar, M.Sc

8


Judul

: Evaluasi Koleksi Jurnal Elektronik EBSCO Menggunakan
Metode Conspectus di Perpustakaan IPB
Nama
: Ratnaningsih
NRP
: G652080155
Program Studi : Teknologi Informasi untuk Perpustakaan

Disetujui,
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc
Ketua

Dr. Ir. Eko Sri Mulyani, MS
Anggota


Mengetahui

Ketua Program Studi MTP

Dekan Sekolah Pascasarjana IPB

Aziz Kustiyo, S.Si., M.Kom.

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr.

Tanggal Ujian :

Tanggal Lulus :

9

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan di Institut Pertanian Bogor

(IPB). Dengan perjuangan yang tidak mudah karena penulis harus mengerahkan
segala daya, upaya, pikiran dan waktu untuk mencapainya. Penelitian ini berjudul
evaluasi koleksi jurnal elektronik EBSCO menggunakan metode conspectus di
perpustakaan IPB. Penelitian dilaksanakan selama 6 (enam) bulan pada tahun
2011. Lokasi penelitian ini bertempat di Perpustakaan IPB, Kampus IPB
Darmaga-Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Sri Nurdiati dan Ibu
Eko Sri Mulyani selaku pembimbing, serta seluruh keluarga dan rekan-rekan di
kampus maupun di Perpustakaan IPB, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Penulis menyadari bahwa untuk memperoleh penulisan karya ilmiah yang
sempurna tidaklah mudah, semoga Allah SWT selalu memberikan ridho-Nya pada
setiap niat baik kita. Amin.

Bogor, September 2012

Ratnaningsih

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 25 Oktober 1965 yang merupakan
anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Mustari dan ibu Siti

Hasanah. Pada tahun 1989 penulis diterima di Perpustakaan IPB, sambil bekerja
penulis mengikuti pendidikan di PS PIP Diploma dan menyelesaikan kuliah tahun
1992. Selanjutnya penulis mengikuti pendidikan di Jurusan Ilmu Perpustakaan,
Fakultas Ilmu Komunikasi UNINUS-Bandung dan menyelesaikan kuliah tahun
2003. Tahun 2008 penulis diberi kesempatan untuk mengikuti pendidikan di PS
MTiP Sekolah Pascasarjana IPB. Saat ini penulis masih aktif bekerja sebagai staf
bidang Pengelolaan Bahan Perpustakaan di Perpustakaan IPB.

 
 

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI

............................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii

I.

PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.

II.

III.

IV.

Latar Belakang ............................................................................
Rumusan Masalah ......................................................................
Tujuan Penelitian .......................................................................
Manfaat Penelitian ......................................................................
Ruang Lingkup Penelitian ..........................................................


1
3
4
4
4

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Evaluasi Koleksi ........................................................................
2.2. Evaluasi Koleksi Perpustakaan ..................................................
2.3. Jurnal Elektronik ........................................................................
2.4. Koleksi Jurnal Elektronik di Perguruan Tinggi ..........................
2.5. Metode Conspectus .....................................................................
2.6. Conspectus sebagai Sebuah Pendekatan Evaluasi Koleksi.........
2.7. Penerapan Metode Conspectus di Perpustakaan .........................
2.8. Tipe Penelitian Deskriptif ..........................................................
2.9. Database Jurnal Elektronik EBSCO..........................................
2.10. Klasifikasi Universal Decimal Classification (UDC) ...............

5
7
9
10
11
12
19
20
20
21

METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran ....................................................................
3.2. Pendekatan Penelitian ...............................................................
3.3. Populasi dan Sampel ...................................................................
3.4. Unit Analisis dan Variabel ..........................................................
3.5. Prosedur Penelitian .....................................................................
3.5.1. Metode Pengumpulan Data ..............................................
3.5.2. Analisis Data ....................................................................

23
25
25
26
26
26
26

HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Visi,Misi dan Tugas Pokok Perpustakaan IPB ..........................
4.2. Analisis dan Pembahasan ...........................................................
4.2.1. Pembuatan/Penentuan Klasifikasi Subjek Judul Jurnal ...
4.2.2. Penentuan Tingkat Koleksi (Kekuatan dan Kelemahan)
4.2.3. Analisis Cakupan Bahasa.................................................
4.2.4. Komentar Evaluator .........................................................

27
29
30
34
38
39

xii
 

V.

SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan ......................................................................................
5.2. Saran ............................................................................................

41
42

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
LAMPIRAN ....................................................................................................

43
45

 
 

DAFTAR TABEL

1
2
3
4
5
6

Perbandingan jurnal elektronik dan jurnal tercetak ..................................
Indikator level AC, CG, CL ......................................................................
Indikator cakupan bahasa ..........................................................................
Jumlah jurnal elektronik berdasarkan klasifikasi UDC ...........................
Distribusi klasifikasi subjek persepuluhan UDC ......................................
Rekapitulasi hasil penilaian kekuatan dan kelemahan jurnal
Elektronik EBSCO ....................................................................................

10
14
18
25
31
35

DAFTAR GAMBAR

1
2

Komponen kegiatan pengembangan koleksi. ...........................................
Alur penelitian ..........................................................................................

5
24

DAFTAR LAMPIRAN

1
2
3

Data hasil analisis jurnal elektronik EBSCO ...........................................
Data penelitian distribusi klas-subjek ......................................................
Lembar conspectus hasil evaluasi evaluator ............................................

47
63
65

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dewasa ini telah
mengubah perilaku pengguna dalam mencari informasi dan berdampak bagi
lembaga yang bergerak dalam bidang

jasa informasi dan perpustakaan.

Disamping itu, teknologi informasi telah menciptakan suatu rasa penting dan
membuka peluang baru untuk mengembangkan produk dan meningkatkan
layanannya. Sebagai lembaga yang bertugas menyimpan, mengolah, dan
mendistribusikan informasi, perpustakaan dituntut untuk memberikan layanan
kepada penggunanya dengan menyediakan

informasi baik bentuk tercetak

maupun elektronik.
Seiring dengan perkembangan teknologi, jenis bahan pustaka saat ini
berkembang dengan cepatnya. Koleksi dalam bentuk elektronik seperti e-books,
e-journal dan e-magazines menjadi pilihan perpustakaan khususnya perpustakaan
perguruan tinggi yang mayoritas penggunanya adalah mahasiswa, dosen dan
peneliti. Dalam mendukung proses belajar mengajar dan penelitian penggunanya
salah satu koleksi yang dilanggan adalah koleksi jurnal elektronik. Dibandingkan
dengan jenis perpustakaan lainnya, perpustakaan perguruan tinggi merupakan
tempat yang tepat untuk menyediakan jurnal elektronik. Sudut pandang ini dapat
dilihat dari kebutuhan informasi penggunanya. Pengguna perpustakaan perguruan
tinggi dapat dikategorikan pengguna potensial jurnal elektronik. Selain itu dari
segi kebutuhannya lebih jelas yaitu informasi terkini (current information) dalam
bentuk hasil-hasil penelitian atau pendapat para ahli di bidangnya. Alasan
perpustakaan melanggan versi jurnal elektronik adalah disamping dari segi harga
relatif lebih murah dibanding versi tercetak, juga adanya keterbatasan tempat
penyimpanan.
Undang-Undang No. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan pada Pasal 24
ayat 3 menjelaskan perpustakaan perguruan tinggi dapat mengembangkan
sistem layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Dalam

2
 
rangka mendukung proses pengajaran dan penelitian di perguruan tinggi. Dirjen
Dikti menanggapi undang –undang tersebut, dengan melanggan jurnal elektronik
yang dapat diakses oleh perguruan tinggi seluruh Indonesia. Dalam memutuskan
langgan jurnal elektronik

perlu dipertimbangkan dana yang dianggarkan dan

mengikuti petunjuk yang garis besarnya sebagai berikut: (1) melanggan terbitan
berkala (majalah, jurnal) yang penting bagi semua bidang studi (2) secara selektif
melanggan terbitan berkala umum yang bernilai penelitian atau yang dibutuhkan
oleh civitas akademika (Dirjen Dikti, 2005).
Sebagaimana pengembangan perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi
lainnya yang berupaya meningkatkan layanannya dengan menyediakan jurnal
elektronik dan mengacu kepada amanat Undang-Undang No. 43 tahun 2007 Pasal
24 ayat 3, Perpustakaan IPB

mulai melanggan jurnal elektronik tahun 2009

mencakup 3 database: Sciencedirect, Proquest dan EBSCO dengan subjek bidang
pertanian secara luas. Setiap database koleksi elektronik tersebut mempunyai
kelebihan dan kekurangan baik dari cakupan subjek, kemudahan akses, kualitas
informasi, kecepatan akses dan tampilan dari webnya. Saat ini persentasi
penggunaan jurnal elektronik di Institut Pertanian Bogor meningkat karena jurnal
elektronik berisi artikel lengkap dan dapat diakses secara online dari mana saja,
selama jaringan internet tersedia. Jurnal elektronik EBSCO yang dilanggan oleh
perpustakaan IPB merupakan paket yang didesain khusus untuk perguruan tinggi,
yaitu Academic Search Complete.

Jika dilihat dari cakupan subjek yang

terkandung dari jurnal elektronik EBSCO yang dilanggan oleh Perpustakaan IPB,
sampai saat ini belum dapat diketahui apakah sudah dapat memenuhi kebutuhan
pemustaka khususnya civitas academica dalam mendukung tugas akhir dan
penelitiannya. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka diperlukan evaluasi
koleksi yang terus menerus. Evaluasi adalah tahap akhir dalam suatu kegiatan
manajemen yang memiliki peran vital dalam menentukan berhasil atau tidaknya
sistem yang telah diterapkan. Oleh karena itu, evaluasi koleksi sangat penting
dalam suatu perpustakaan guna mengetahui kekuatan yang ditandai dengan
kedalaman, keluasan dan kelengkapan koleksi jurnal elektronik sekaligus untuk
mengetahui kelemahan jurnal elektronik yang dilanggan. Salah satu metode yang
dapat digunakan untuk melakukan evaluasi koleksi adalah metode conspectus,

3
 
yang merupakan salah satu dari metode untuk mengukur koleksi buku secara
kualitatif yang pertama kali disusun oleh RLG (Research Libraries Group) pada
tahun 1980, yang memberikan penilaian koleksi berdasarkan area subjek. Masingmasing area subjek menggambarkan informasi mengenai alasan untuk
penyimpanan koleksi sekaligus menjadi deskripsi koleksi yang ada (Matheson,
2010). Metode conspectus mempresentasikan sebuah proses penilaian koleksi
sebagai bagian dari rangkaian kegiatan manajemen perpustakaan khususnya yang
terkait dengan alokasi pengadaan bahan perpustakaan. Cakupan yang bisa
diperoleh dengan metode ini antara lain, penyusunan kebijakan pengembangan
koleksi, alokasi ruang penyimpanan, penentuan prioritas preservasi, alokasi staf,
efisiensi anggaran, akreditasi, penerapan prioritas pengolahan serta untuk
pembuatan proposal pendanaan (Ferguson et.al, 1987). Peran metode conspectus
dalam evaluasi koleksi adalah memacu efektivitas fungsi perpustakaan yang dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Metode conspectus adalah salah satu pendekatan dalam evaluasi koleksi
2. Evaluasi koleksi adalah salah satu unsur dalam kebijakan pengembangan
koleksi
3. Kebijakan pengembangan koleksi adalah panduan yang mengarahkan
fungsi perpustakaan agar koleksinya sesuai dengan misinya serta
kebutuhan informasi penggunanya (IFLA, 2001)
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar

belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan metode conspectus dalam evaluasi koleksi jurnal
elektronik EBSCO
2. Apa saja klasifikasi-subjek yang terkandung dari judul-judul
elektronik EBSCO
3. Bagaimana kekuatan dan kelemahan jurnal elektronic EBSCO

jurnal

4
 
1.3 Tujuan
1. Menerapkan metode conspectus dalam evaluasi koleksi jurnal eletronik
EBSCO
2. Membuat dan menentukan klasifikasi subjek dari judul-judul

jurnal

elektronik EBSCO
3. Menganalisis kekuatan dan kelemahan jurnal elektronik EBSCO

1.4 Manfaat Penelitian
1. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran klas dan
subjek yang tercakup dari jurnal elektronik EBSCO
2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan Perpustakaan IPB mengetahui
evaluasi koleksi dengan metode conspectus sebagai alat penilaian untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan koleksi yang standar.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dilaksanakan di Perpustakaan Insitut Pertanian Bogor
2. Database jurnal elektronik yang menjadi objek adalah database jurnal
elektronik EBSCO yang dilanggan sejak tahun 2009

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Evaluasi Koleksi
Dalam ilmu perpustakaan istilah untuk membangun koleksi perpustakaan
dikenal dengan istilah pengembangan koleksi (collection development). Kegiatan
pengembangan koleksi mencakup semua kegiatan untuk memperluas koleksi yang
ada di perpustakaan mulai dari kegiatan seleksi sampai evaluasi. Koleksi
perpustakaan harus terbina dari suatu seleksi yang sistematis dan terarah
disesuaikan dengan tujuan, rencana dan anggaran yang tersedia.(Seminar dan
Yulia, 2004).
Dari definisi di atas dijelaskan bahwa evaluasi adalah komponen dari
kegiatan pengembangan koleksi. Evans (2000) menggambarkan evaluasi adalah
salah satu komponen dari pengembangan koleksi. Gambar 1. Menunjukkan
komponen kegiatan pengembangan koleksi.

Gambar 1. Komponen Kegiatan Pengembangan Koleksi
Definisi evaluasi menurut Evans (2000) adalah komponen terakhir dalam proses
pengembangan koleksi. Evaluasi bisa digunakan untuk berbagai tujuan yang

6
 
berbeda baik internal maupun eksternal perpustakaan. Agar evaluasi berjalan
efektif, kebutuhan-kebutuhan masyarakat pengguna harus dipertimbangkan, yang
pada akhirnya terkait dengan community analysis.
Evaluasi koleksi adalah kegiatan menilai koleksi perpustakaan baik dari
segi ketersediaan koleksi bagi pengguna maupun pemanfaatan koleksi

oleh

pengguna. Tujuan dari evaluasi koleksi pada perpustakaan perguruan tinggi
adalah :
1. mengetahui mutu, lingkup, dan kedalaman koleksi
2. menyesuaikan koleksi dengan tujuan dan program perguruan tinggi
3. mengikuti perubahan, perkembangan sosial budaya, ilmu dan teknologi
4. meningkatkan nilai informasi
5. mengetahui kekuatan dan kelemahan koleksi
6. menyesuaikan kebijakan penyiangan koleksi (Dirjen DIKTI, 2005)
Sementara itu, pada tingkat yang lebih luas evaluasi koleksi bertujuan
untuk mengetahui seberapa jauh koleksi yang ada dapat memenuhi kebutuhan
informasi pengguna. Kebutuhan informasi pada lingkungan perguruan tinggi
harus meliputi informasi tingkat dasar, informasi yang mendukung perkuliahan
untuk tingkat sarjana dan informasi subjek khusus untuk kebutuhan penelitian
(American Library Association, 1990).
Perpustakaan melakukan evaluasi untuk beberapa alasan, seperti:


Untuk mengembangkan program pengadaan yang cerdas dan realistis
berdasarkan pada data koleksi yang sudah ada



Untuk menjadi bahan pertimbangan pengajuan anggaran untuk pengadaan
koleksi berikutnya



Untuk menambah pengetahuan staf pengembangan koleksi terhadap
keadaan koleksi
Pengembangan koleksi yang efektif bertujuan untuk menghasilkan suatu

rencana kebijakan koleksi yang dapat memperbaiki kelemahan dari koleksi

7
 
perpustakaan dan mempertahankan keunggulan dari koleksi perpustakaan saat ini.
Faktor yang menjadi penyebab perpustakaan gagal dalam memformulasikan atau
memperbaiki kebijakan pengembangan koleksinya antara lain karena kurangnya
pengetahuan mengenai kekuatan koleksi, pengguna koleksi serta tingkat
pemanfaatan koleksi yang dapat mendukung kebijakan pengembangan koleksi di
perpustakaan (Evans, 2000)
2.2 Evaluasi Koleksi di Perpustakaan Perguruan Tinggi
Evaluasi koleksi perpustakaan difokuskan dengan penentuan kekuatan dan
kelemahan koleksi perpustakaan. Penilaian terhadap koleksi seringkali memakan
waktu (time consumming) dan menuntut biaya yang tinggi. Akan tetapi, kegiatan
ini diperlukan untuk menjamin bahan literatur perpustakaan tetap mutakhir dan
relevan (Peters, 1998).

Pustakawan dituntut untuk senantiasa proaktif dalam

mengidentifikasi peta kekuatan dan kelemahan koleksi.
Dengan melakukan evaluasi koleksi, pustakawan dapat mengetahui
seberapa baik atau seberapa buruk bahan literatur yang tersedia dalam memenuhi
kebutuhan

atas perguruan tinggi. Dengan demikian akan tercipta sebuah

komunikasi antara pustakawan, staf pengajar, pengguna perpustakaan dalam
merespon kebutuhan informasi (Hernon, 1990). Evaluasi koleksi dapat dilakukan
dengan dua cara, yakni kuantitatif dan kualitatif. Evaluasi koleksi secara
kuantitatif dapat menggambarkan keadaan jumlah koleksi perpustakaan. Pada
kenyataannya, seringkali evaluasi koleksi tidak dapat dilakukan secara kuantitatif
sehingga perlu pendekatan kualitatif yang menekankan pada mutu kelengkapan
dan kedalaman koleksi. Pendekatan kualitatif dapat memberikan data yang lebih
bernilai yang tidak dapat terungkapkan oleh pendekatan kuantitatif, pendekatan
kualitatif mulai banyak digunakan dalam bidang pendidikan, manajemen, bisnis,
ilmu informasi dan perpustakaan (Matthew, 1992).
Evaluasi koleksi adalah sebuah pendekatan logis dan sistematis dalam
mengetahui kekuatan dan kelemahan koleksi dalam
tahapan dalam kegiatan evaluasi :

perpustakaan. Ada tiga

8
 

1. Tahap Persiapan (Preparation)
Pada tahap ini, perpustakaan menentukan tujuan yang akan dicapai dan sarana
yang diperlukan untuk melakukan evaluasi. Selain itu, diperlukan pula
sumber daya staf yang terlatih. Kegiatan selanjutnya adalah menentukan
“wilayah” yang harus dievaluasi.
2 Tahap Penelitian Evaluasi ( evaluation research)
Pada

tahap

ini

pertanyaan-pertanyaan

penelitian

dikembangkan

dan

diimplementasikan secara khusus. Dilakukan pula perancangan bentuk dan
metodologi evaluasi untuk mengetahui efektifitas program, koleksi serta
administrasi perpustakaan.
3 Tahap Pengembangan Keorganisasian ( organizational development)
Pada tahap terakhir ini, perpustakaan dapat memperkirakan hasil evaluasi dan
membuat penilaian berkaitan dengan jasa atau aktivitas yang seharusnya
diperbaiki atau dikembangkan (Hernon, 1990).
Evaluasi koleksi merupakan salah satu dari kegiatan pembinaan koleksi
yang bertujuan untuk mengetahui secara lebih jelas siapa yang dilayani
perpustakaan, koleksi apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk perencanaan
pengembangan bahan literatur lebih lanjut, bagaimana menilai koleksi agar
relevansinya dapat dipertahankan (Pendit, 2009). Pengembangan koleksi
perpustakaan harus selalu diarahkan kepada pemakai dan bukan hanya untuk
memperoleh koleksi standar yang relatif. Evaluasi koleksi sebagai dasar
pengembangan koleksi juga mencegah perpustakaan dikendalikan oleh individu
atau keadaan yang memaksakan pembelian bahan literatur secara acak atau tidak
sesuai dengan visi dan misi perpustakaan (IFLA, 2001).
Data hasil evaluasi koleksi dapat diformulasikan oleh staf pengembangan
koleksi sebagai dasar perencanaan untuk terus memelihara koleksi yang kuat dan

9
 
memperbaiki koleksi yang lemah. Semua aktifitas evaluasi harus sejalan dengan
fungsi dan tujuan perpustakaan, serta kebutuhan komunitas. Bila evaluasi koleksi
dilakukan secara rutin, akan meringankan tugas dan proses tersebut akan
membawa koleksi perpustakaan semakin dekat dengan kebutuhan komunitas yang
dilayani.
2.3 Jurnal Elektronik
Arus informasi dalam ilmu pengetahuan modern tumbuh jauh melebihi
batas-batas

yang

memungkinkan

untuk

dapat

menanganinya

dengan

menggunakan pendekatan konvensional. Komunikasi ilmiah pada semua tingkat
dengan cepat disambungkan dengan berbagai teknologi informasi yang muncul.
Beberapa tahun terakhir ditandai dengan berbagai perkembangan yang luar biasa
dalam dunia informasi, khususnya dengan adanya integrasi berbagai jaringan yang
berbeda ke dalam dunia informasi global, jaringan komputer secara signifikan
telah mentransformasikan pertukaran informasi dalam ilmu pengetahuan.
Perkembangan jurnal-jurnal elektronik dan pertumbuhan distribusi jurnal-jurnal
yang ada secara elektronik menjanjikan sebuah literatur ilmiah. Perubahan paling
radikal disebabkan oleh layanan-layanan informasi hypermedia World Wide Web
(WWW) yang memberikan berbagai kesempatan dalam pertukaran informasi tanpa
batas secara virtual.
Jurnal elektronik mengikuti beberapa model dalam penerbitannya. Jurnal
elektronik adalah terbitan serial seperti bentuk tercetak tetapi bentuk elektronik,
biasanya terdiri atas tiga format yaitu: teks, teks dan grafik serta full image (dalam
bentuk pdf) (Tresnawan, 2006). Di masa yang akan datang, nampaknya jurnal
yang diterbitkan secara full text dalam bentuk elektronik akan berkembang lebih
pesat. Hal ini seiring dengan kemajuan di bidang teknologi informasi sebagai
penopang utama penerbitan jurnal elektronik (Odlyzko, 2001).
Jurnal elektronik dapat juga diartikan sebagai salah satu cara
menyebarluaskan jurnal tercetak lewat jaringan digital. Jurnal elektronik bisa
sepenuhnya dalam format digital, atau setengah digital misalnya data jurnal
dengan abstrak dalam format digital. Jurnal juga ada yang lahir sudah berbentuk
digital dan tidak punya media dalam bentuk hardcopy (tercetak) dimana akses

10
 
terhadap jurnal elektronik tersebut ada yang sifatnya free based (gratis) maupun
fee based (berbayar) (Lancaster, F.W and Sandore, Beth). Selanjutnya mengenai
perbandingan jurnal elektronik dengan jurnal tercetak menurut Tresnawan (2006)
dapat dipaparkan pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Perbandingan Jurnal Elektronik dan Jurnal Tercetak
No

Kriteria

Elektronik

Tercetak

1

Kemutakhiran

Mutakhir

Mutakhir

2

Kecepatan diterima

Cepat

Lambat

3

Penyimpanan

Sangat mengirit tempat

Makan tempat

4

Pemanfaatan

24 Jam

Terbatas Jam Buka

5

Kesempatan Akses

Bisa bersamaan

Antri

6

Penelusuran

Otomatis tersedia

Harus dibuat

7

Waktu Penelusuran

Cepat

Lama

2.4 Koleksi Jurnal Elektronik di Perguruan Tinggi
Bagi sebagian besar Perguruan Tinggi, berlangganan jurnal ilmiah
internasional terlalu mahal dan tidak terjangkau dengan anggaran yang ada. Di
beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand, pemerintah negara
tersebut melanggankan jurnal internasional secara nasional (nation-wide
subscribtion) untuk seluruh atau sebagian besar perguruan tinggi mereka. Melalui
langganan secara nasional tersebut bisa diperoleh harga per mahasiswa atau per
titik akses yang jauh lebih rendah daripada berlangganan secara sendiri-sendiri.
Dengan kemajuan teknologi informasi, saat ini sebagian besar jurnal internasional
terkemuka sudah tersedia dalam bentuk media digital (e journal). Salah satu
sumber informasi di internet untuk pengembangan layanan perpustakaan adalah
jurnal elektronik (e journal) (Tresnawan, 2006). Perpustakaan tentunya perlu
menyediakan koleksi elektronik demi memenuhi tuntutan IPTEK yang terus
berkembanga. Dengan adanya koleksi elektronik diharapkan perpustakaan dapat
menyediakan informasi sesuai kriteria informasi yang dibutuhkan oleh civitas
akademika yaitu cepat, hemat waktu, biaya serta tenaga dan terkini.

11
 
Bentuk koleksi elektronik pertama kali muncul pada sekitar awal tahun
70an dalam bentuk pangkalan data terpasang (online database) komersial.
Pangkalan data ini dapat diakses secara jarak jauh melalui hubungan dial-up dan
tersedia melalui penyedia (vendor). Keberadaan pangkalan data komersial ini
merupakan perkembangan yang cukup signifikan pada waktu itu. Hal tersebut
memungkinkan pengguna untuk dapat mengakses informasi dari jarak jauh dan
melakukan penelusuran teks lengkap (Full-Text-Searching) (Rowley, J. 2001).
Perkembangan jenis sumberdaya ini meningkat luar biasa cepat dan juga
sangat mempengaruhi masyarakat perguruan tinggi di Indonesia dalam hal
pemanfaatan sumberdaya tersebut. Keragaman media dan cara penyebarannya
yang semakin menambah marak koleksi jurnal sebuah perpustakaan membuat
pustakawan semakin ditantang dan dituntut untuk benar-benar selektif mengikuti
perkembangan jurnal elektronik agar tidak salah menentukan kebijakan dalam
melanggan jurnal untuk lembaganya. Beberapa vendor penyedia informasi
menghimpun jurnal elektronik ke dalam pangkalan data berupa pangkalan data
terpasang (online database) jurnal elektronik dan CD ROM. Saat ini, umumnya
pangkalan data jurnal elektronik terpasang dapat diakses langsung melalui
jaringan internet, sedangkan jurnal CD ROM biasanya merupakan kumpulan
jurnal elektronik beragam subjek, lengkap dengan fasilitas penelusuran dan
memanfaatkan CD ROM sebagai media penyimpanan datanya (Woodward, et.al
1998). Pemanfaatan jurnal elektronik membutuhkan keterampilan penelusuran
elektronis, mengunduh artikel, navigasi di dalam halaman artikel maupun antar
artikel, sampai mencetak artikel, dimana keterampilan ini tidak dibutuhkan untuk
membaca jurnal tercetak.
2.5 Metode Conspectus
Metode conspectus belum terlalu dikenal baik oleh masyarakat maupun di
kalangan pustakawan di Indonesia. Metode ini lebih banyak berkembang di
Amerika Serikat, Inggris dan Canada. Conspectus RLG merupakan salah satu
standar yang diformat oleh Research Libraries Group (RLG) untuk menilai
intensitas koleksi, kekuatan dan kelemahan koleksi dari satu atau beberapa

12
 
perpustakaan. Metode ini dapat diterapkan baik di perpustakaan umum,
perpustakaan khusus maupun perpustakaan perguruan tinggi. Kode yang dibangun
oleh Research Libraries Group dimaksudkan sebagai sarana atau alat untuk
membandingkan intensitas koleksi yang sifatnya standar dan

ditujukan bagi

kegiatan pemanfaatan bersama koleksi antar beberapa perpustakaan.
Berdasarkan standar ini manajer perpustakaan harus mengevaluasi koleksi
perpustakaannya subjek demi subjek. Kriteria koleksi yang dievaluasi meliputi
segala jenis bahan, baik buku, majalah atau jurnal, laporan penelitian, maupun
bahan non tercetak seperti bentuk mikro, CD ROM, atlas, rekaman suara maupun
video. Evaluasi yang dilakukan bisa menurut urutan nomor kelas dengan notasi
DDC (Dewey Decimal Classification), UDC (Universal Decimal Classification)
dan LCC (Library of Congress Classification) ataupun menurut subjek. Namun
pada umumnya studi tentang conspectus ini menggunakan standar yang banyak
digunakan di wilayah yang hendak dicakup dalam penelitian. Meskipun demikian,
hal itu tidak sepenuhnya menjadi patokan karena dalam perkembangannya,
kebanyakan studi tentang Conspectus menggunakan pembagian berdasarkan
subjek disiplin ilmu yang berkembang saat ini (Forcier, 1988).
2.6. Conspectus sebagai Sebuah Pendekatan Evaluasi Koleksi
Conspectus adalah seperangkat kode standar, alat, survai yang digunakan
untuk memberikan penilaian koleksi secara sistematis (Powell, Nancy, 1992).
Metode conspectus dapat memberikan penilaian berdasarkan subjek terhadap
kekuatan koleksi perpustakaan. Pada masing-masing subjek, perpustakaan
menandai dengan kode alfanumerik yang mengindikasikan tingkat dan bahasa
koleksi yang ada.
WLN Collection Assessment Manual 4th juga menjelaskan lebih spesifik
tentang karakteristik dan elemen dari conspectus:

13
 
1) Struktur
Struktur conspectus disusun secara hirarkis dimulai dari pembagian divisi
yang luas sampai pembagian subjek yang sangat spesifik. Perpustakaan dapat
menggunakan salah satu atau seluruh dari hirarki ini. Struktur conspectus adalah
sebagai berikut:
a. Divisi adalah hirarki yang paling pertama dari conspectus. Terdapat 24
divisi yang tidak diatur berdasarkan skema klasifikasi
b. Kategori adalah pembagian lebih lanjut dari divisi. Terdapat 500
penjabaran kategori yang diidentifikasi berdasarkan skema klasifikasi
Library of Congress (LC) maupun Dewey.
c. Subjek adalah hirarki yang ketiga karenanya lebih bersifat spesifik dan
terdiri atas 4000 subjek.
2) Kode Standar
Conspectus menggunakan nilai tingkatan numerik untuk memberikan
gambaran mengenai Current Collection, Acquisition Commitment, dan
Collection Goal. Penilaian numerik menggunakan indikator skala 0-5 di
mana masing-masing level adalah kode standar yang menjelaskan jenis
aktivitas yang dapat didukung oleh aras koleksi (collection level).
a. Acquisition Commitment (AC) menjelaskan tingkat pertumbuhan
koleksi. AC merefleksikan aras aktivitas aktual mengenai sejauh mana
koleksi berkembang, dan bukan aras yang direkomendasikan oleh
kebijakan pengembangan koleksi.
b. Collection Goal (CG) mengindikasikan kebutuhan informasi aktual
dan kebutuhan informasi yang dapat diantisipasi berdasarkan misi,
program, dam pengguna perpustakaan. Indikator pada kegiatan ini
merefleksikan penambahan atau penghapusan kurikulum yang
mendorong
perpustakaan.

perubahan

prioritas

pengembangan

koleksi

pada

14
 
c. Current Collection (CC) menggambarkan kekuatan koleksi relatif
dalam suatu area subjek tertentu. Kekuatan koleksi meliputi seluruh
bahan literatur dalam berbagai format, seperti monograf, jurnal,
mikrofilm, bahan audio-visual, peta, realia, dan lain sebagainya.
Termasuk juga bahan literatur yang disirkulasikan serta koleksi yang
disirkulasikan.

Pemilihan

CL

mendeskripsikan

sumber

daya

perpustakaan secara menyeluruh. Indikator level dalam conspectus
dijelaskan pada Tabel 2 :
Tabel. 2
Kode

Indikator level untuk AC,CG dan CL
Aras

Deskripsi

0

Out of Scope (Diluar Perpustakaan tidak, belum, atau tidak
merencanakan untuk mengoleksi bahan
Cakupan)
literatur pada subjek tersebut, karena subjek
tersebut dianggap tidak relevan dengan
kebutuhan pengguna atau di luar tujuan
lembaga induk

1

Minimal Level

1a

1b

Koleksi yang dimiliki merupakan karyakarya utama (basic work) dalam suatu
subjek pengetahuan. Bahan literatur tersebut
akan selalu di-review secara berkala untuk
memperoleh informasi yang mutakhir,
sedangkan edisi lama akan diambil di rak.

Pada tingkat ini, perpustakaan hanya
Minimal Level Uneven
Coverage (Aras Minimal, memiliki bahan literatur yang terbatas pada
karya-karya
utama
dan
tidak
Cakupan Tidak Merata)
memperlihatkan cakupan subjek yang
sistematis
Minimal Level
Even Coverage
(Aras Minimal, Cakupan
Merata)

Pada tingkat ini perpustakaan hanya
memiliki sedikit literatur-literatur pada
suatu subjek, namun memiliki sejumlah
literatur inti yang ditulis oleh pengarangpengarang utama serta cakupan bahan
literatur yang dimiliki cukup representatif.

15
 
Lanjutan

Kode
2

Aras
Basic Information Level
(Aras Informasi Dasar)

Deskripsi
Perpustakaan menyimpan koleksi yang
selektif dalam rangka penyebaran disiplin
ilmu atau subjek yang bersangkutan.
Cakupan bahan literatur antara lain :
1. Kamus atau ensiklopedi bidang ilmu
2. Akses ke pangkalan data bibliografi
3. Edisi terseleksi dari karya-karya utama
pada disiplin ilmu yang bersangkutan
4. Penelitian-penelitian penting menyangkut aspek historisnya
5. Buku Pegangan
6. Jurnal-jurnal ilmiah utama pda disiplin
ilmu yang bersangkutan
Penekanan pada tingkat
ini adalah
menyediakan bahan literatur utama (core
material) untuk mendefinisikan suatu
subjek.

2a

Basic information Level
(Introductory)
(Aras Informasi Dasar,
Pengantar)

Koleksi pada tingkat ini mencakup bahan
rujukan utama dan karya-karya yang dapat
memberikan penjelasan lebih lanjut seperti :
1) Buku teks
2) Kajian historis dari perkembangan suatu
subjek
3) Karya umum yang berkaitan dengan
topik-topik utama pada suatu subjek
yang dilengkapi dengan tabel, skema,
dan illustrasi
4) Jurnal-jurnal ilmiah terseleksi

2b

Basic Information Level
(Advance)
(Aras Informasi Dasar,
Mahir)

Pada tingkat ini bahan literatur yang
dimiliki hanya disediakan dalam rangka
pengumpulan informasi dasar tentang suatu
subjek atau pengantar bagi mahasiswa baru
Pada tahap yang lebih lanjut ini,
perpustakaan mengoleksi bahan literatur
dasar tentang subjek
tertentu dengan
cakupan yang lebih luas dan lebih dalam
untuk mendefinisikan dan memperkenalkan
suatu subjek. Karya-karya dasar dalam
bentuk :

16
 
Lanjutan

Kode

Aras

Deskripsi
1) Buku teks
2) Kajian historis, bahan literatur rujukan
berkaitan dengan topik-topik tertentu
dari suatu subjek
3) Jurnal-jurnal ilmiah yang selektif
Informasi dasar tahap lanjut yang
disediakan untuk mendukung mata kuliah
dasar mahasiswa, di samping memenuhi
kebutuhan informasi dasar bagi universitas.

3

Study/Instructional
Support Level (Aras
Pendukung Kebutuhan
Instruksional /Kajian

Yang ditekankan pada tingkat ini adalah
bahan literatur yang dikoleksi perpustakaan
harus mendukung suatu disiplin ilmu.
Bahan literatur yang tersedia meliputi
cakupan yang lebih luas untuk karya utama
dalam berbagai format, sejumlah bahan
retrospektif yang bernilai klasik, koleksi
yang lengkap dari karya-karya penulis
penting pada suatu disiplin ilmu, koleksi
terpilih untuk karya-karya penulis sekunder,
jurnal-jurnal terpilih untuk cakupan subjek,
akses menuju pangkalan data CD ROM, dan
bahan rujukan utama yang berisi bibliografi
yang mendukung subjek yang bersangkutan.

3a

Study or Instructional
Support Level, Introductory
(Aras
Pendukung
Kebutuhan
Instruksional/kajian,
pengantar)

Tingkat ini merupakan subdivisi dari tingkat
3 yang memberikan sumber dalam rangka
memelihara cabang pengetahuan dari suatu
subjek. Koleksi pada tahap ini sama dengan
apa yang tercakup pada tingkat 3 yang
meliputi karya-karya utama dari suatu
bidang disiplin ilmu dalam berbagai format,
bahan literatur retrospektif klasik, jurnaljurnal utama dari suatu subjek, akses
menuju pangkalan data CD ROM, serta
bahan rujukan yang mencakup informasi
bibliografi yang berhubungan dengan
bidang disiplin ilmu yang bersangkutan.
Yang menjadi perbedaan dengan tingkat
sebelumnya adalah meskipun bahan literatur
mendukung perkuliahan program sarjana
dan program kajian mandiri namun tidak
cukup untuk mendukung progra magister

17
 
Lanjutan

Kode

Aras

Deskripsi

3b

Study or Instructional
Support Level, Advanced
(Aras
Pendukung
Kebutuhan
Instruksional/Kajian,
Tingkat Lanjut)

Pada aras ini, koleksi mencakup bahan
literatur yang dianggap memenuhi syarat
untuk memelihara suatu bidang disiplin
ilmu. Koleksi meliputi jurnal-jurnal utama
dari topik-topik primer dan sekunder dari
suatu subjek, bahan literatur penting
retrospektif, literatur substantif yang
memberikan kedalaman kajian untuk
kepentingan riset dan evaluas, akses menuju
pangkalan data CD ROM, bahan rujukan
yang berisi sumber bibliografis utama pada
suatu subjek. Pada tingkat ini, bahan
literatur sudah memadai untuk program
sarjana dan magister.

4

Research
Penelitian

tingkat riset ini, perpustakaan
mengoleksi bahan literatur yang tidak
dipublikasikan seperti hasil penelitian, tesis
dan disertasi. Termasuk juga di dalamnya
laporan penelitian hasil penemuan baru,
hasil eksperimen ilmiah, dan informasi
penting untuk kepentingan penelitian.
Bahan literatur juga mencakup rujukan
penting dan monograf terseleksi, jurnaljurnal ilmiah yang lebih luas dan beragam.
Bahan literatur lama tetap disimpan untuk
kepentingan kajian historis. Tingkat ini
ditujukan untuk program doktor dan
penelitian murni

5

Comprehensive Level (Aras Pada tingkat komprehensif atau menyeluruh
Komprehensif)
ini, bahan literatur mencakup semua koleksi

Level

(Aras Pada

yang ada pada tingkat-tingkat sebelumnya
yang tersedia dalam berbagai format serta
cakupan bahasa yang lebih luas.
Sumber : Washington Research Library Consortium, 1992

Sumber daya informasi elektronik diasumsikan sama dengan bahan
literatur tercetak sepanjang kebijakan koleksi perpustakaan memungkinkan
penggunaan sumber informasi elektronik, misalnya jurnal elektronik atau
informasi yang tersimpan dalam pangkalan data lokal. Informasi online bersifat
ekuivalen dengan bahan literatur tercetak jika :

18
 
1. Ketersediaan akses ke sumber informasi elektronik sama tersedianya
dengan bahan literatur tercetak
2. Terdapat terminal-terminal pengaksesan yang cukup
3. Perolehan sumber informasi elektronik tidak meminta biaya tambahan
kepada pengguna (IFLA, 2001)
Indikator kedalaman koleksi mempresentasikan sebuah aras-aras yang
berkelanjutan dari Basic Information Level sampai Research Level. Perbedaan
dalam tiap aras diukur berdasarkan kualitas dan kuantitas bahan literatur. Setiap
kenaikan tingkat suatu bahan literatur akan mencakup unsur, format dan
karakteristik pada aras sebelumnya. Artinya adalah bahan literatur yang ada pada
Research Level (4) mengandung karakteristik yang tidak hanya terdapat pada aras
tersebut juga mencakup karakteristik aras-aras sebelumnya, yakni Basic
Information Level (1), Study (2), Instructional Support (3)
3. Kode Cakupan Bahasa
Cakupan bahasa sangat berkaitan erat dengan aras koleksi, Selain itu
representasi bahan berbahasa Inggris dan bahasa lainnya merupakan salah satu
dimensi penting dalam menjelaskan keadaan koleksi.
Tabel 3 Indikator Cakupan Bahasa
Kode
E

F

W

Y

Jenis

Penjelasan

English

Bahan literatur berbahasa Inggris mendominasi,
sedangkan koleksi dalam bahasa lain hanya tersedia
sedikit atau bahkan tidak sama sekali
Selected non- Bahan literatur yang bukan berbahasa Inggris
English
tersedia secara terseleksi untuk melengkapi bahan
Language
literatur berbahasa Inggris
Wide Selection Seleksi yang luas dari koleksi dalam berbagai
bahasa dan tidak ada kebijakan membatasi bahan
Language
literatur berdasarkan bahasa tertentu
One-Non
English
Language

Bahan literatur didominasi oleh salah satu bahasa
selain bahasa Inggris

Sumber : Washington Research Library Consortium, 1992

19
 
Seperangkat kode bahasa diberikan kepada subjek tersebut untuk
mengidentifikasi variasi bahasanya. Adapun kode-kode bahasa tersebut antara
lain, E untuk literatur berbahasa Inggris, F untuk literatur terseleksi yang bukan
berbahasa Inggris, Y untuk literatur dengan seleksi yang luas dari koleksi dalam
berbagai bahasa, dan W untuk bahan literatur didominasi oleh salah satu bahasa
selain bahasa Inggris (Nissinger, 1992).
2.7. Penerapan Metode Conspectus di Perpustakaan
Metode Conspectus mempunyai tujuan utama yaitu untuk memfasilitasi
pengambilan keputusan tentang pengembangan koleksi dengan berdasarkan
kebutuhan informasi penggguna dengan ketersediaan dana yang dimiliki. Evaluasi
bahan literatur metode conspectus dapat menggambarkan pemetaan skala prioritas
dalam hal kebijakan pengembangan sumber daya informasi perpustakaan
(Fragkou-Batsion, 2005).
Penerapan metode conspectus pernah dilakukan oleh Fragkou, di 5 (lima)
perpustakaan di Yunani khusus untuk subjek fisika, kimia dan informatika. Ini
merupakan penerapan metode conspectus yang pertama kalinya untuk koleksi
jurnal ilmiah. Fragkou menggunakan metode conspectus sebagai alat analisis
deskriptif tentang kedalaman, keluasan, format dan kelengkapan koleksi jurnal
bidang fisika, kimia dan informatika yang mengarah pada evaluasi koleksi pada
lima perpustakaan di Yunani tersebut. Gambaran mengenai koleksi inti (core list)
adalah tujuan akhir dari penelitian oleh Fragkou. Metode conspectus model
evaluasi koleksi yang membantu penyusunan kebijakan pengembangan koleksi
dapat menjadi dasar bagi kerjasama perpustakaan yang lebih luas dalam konteks
lokal, wilayah, negara dan internasional (IFLA, 2001). Penerapan metode
conspectus kebanyakan dilakukan pada perpustakaan Perguruan Tinggi karena
untuk mengetahui kekuatan spesialisasi subjek, sedangkan di perpustakaan umum
adalah sebagai alat untuk menilai kekuatan koleksi perpustakaan yaitu sesuai
dengan visi, misi serta tujuan dari perpustakaan.

20
 
2.8. Tipe Penelitian Deskriptif
penelitian deskriptif, yaitu jenis penelitian yang memberikan gambaran
atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap
objek yang diteliti. Penelitian deskriptif mempunyai ciri-ciri (1) berhubungan
dengan keadaan yang terjadi saat itu, (2) menguraikan satu variabel saja atau
beberapa variabel namun diuraikan satu persatu, dan (3) variabel yang diteliti
tidak dimanipulasi atau tidak ada perlakuan. Tujuan utama digunakannya metode
ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan
pada saat penelitian dilakukan dan untuk memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala
tertentu (Sevilla, 1993)
Penelitian deskriptif disebut juga penelitian taksonomi (taxonomic research) yang
dimaksudkan untuk mengeksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau
kenyataan sosial dengan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan
dengan masalah dan unit yang akan diteliti. Jenis penelitian ini tidak sampai
mempersoalkan jalinan hubungan antarvariabel dan tidak juga dimaksudkan untuk
menarik generaliasi yang menjelaskan variabel-variabel anteseden penyebab
kenyataan sosial.
2.9. Database Jurnal Elektronik EBSCO
EBSCOhost Research Database merupakan sebuah sistem informasi dan
referensi ilmiah yang dapat diakses secara online melalui internet. EBSCO
menyediakan akses ke berbagai basis data yang menyediakan informasi ilmiah
dalam bentuk fulltext maupun hanya sekedar informasi bibliografis dalam
berbagai bidang ilmu. Salah satu basis data dari EBSCO adalah Academic Search
Complete (ASC) yang didesain khusus untuk perguruan tinggi, merupakan basis
data full-text ilmiah multidisiplin yang paling komprehensif dan berharga. Selain
berisi full-text basis data ini juga berisi indeks dan abstrak lebih dari 11.600
jurnal. Koleksi ilmiah ini menawarkan unmatched cakupan informasi full-text
dalam berbagai bidang ilmu seperti : peternakan, biologi, kimia, matematika,
teknik sipil, teknologi pertanian, ilmu dasar, science, kedokteran hewan, zoologi
dan bidang lainnya. Saat ini EBSCO banyak digunakan (dilanggan) oleh berbagai

21
 
perguruan tinggi di Indonesia, diantaranya Universitas Gajah Mada, Universitas
Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya dan sebagainya
2.10. Klasifikasi Universal Decimal Classification (UDC)
Sistem klasifikasi Universal Decimal Classification (UDC) adalah sistem
klasifikasi bahan perpustakaan yang dikembangkan oleh pakar bibliografi Belgia,
Paul Otlet dan Henri la Fontaine pada akhir abad ke-19. Bagan klasifikasi ini
dikembangkan berdasarkan bagan klasifikasi Dewey Decimal Classification
(DDC), dengan menggunakan tambahan simbol-simbol untuk mengindikasikan
berbagai aspek dari subjek dan hubungan antar subjek. Oleh karena itu bagan
tersebut mengandung elemen faset dan analisis-sintetik. Bagan klasifikasi ini
kebanyakan digunakan perpustakaan khusus karena dapat membuat subjek yang
spesifik. Universal Decimal Classification (UDC) terus dimodifikasi dan
diperluas selama beberapa tahun untuk menyesuaikan diri dengan pertumbuhan
ilmu pengetahuan dan secara terus menerus dikembangkan untuk menyesuaikan
dengan perkembangan. Universal Decimal Classification (UDC) dapat digunakan
untuk mengklasifikasi berbagai bentuk media dan tidak terbatas pada buku atau
media tercetak saja, tetapi juga dapat digunakan untuk mengklasifikasi film,
video, rekaman suara, peta, jurnal dan koleksi museum. Sistem klasifikasi
Universal Decimal Classification (UDC) didasarkan pada sistem desimal dan
membagi ilmu pengetahuan ke dalam sepuluh kelompok utama. Untuk
memudahkan membaca, angka dalam Universal Decimal Classification (UDC)
diberi titik setelah 3 digit. Misalnya angka 61 adalah Ilmu Kedokteran, kemudian
subdivisi di ba