Software Quality Evaluation of Integrated Library Information System (INLIS) for the Librarianship Task Implementation in the National Library of Indonesia

EVALUASI KUALITAS APLIKASI INTEGRATED LIBRARY
INFORMATION SYSTEM (INLIS) BAGI PELAKSANAAN
TUGAS KEPUSTAKAWANAN DI PERPUSTAKAAN
NASIONAL RI

NURHADISAPUTRA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir Evaluasi Kualitas Aplikasi
Integrated Library Information System (INLIS) bagi Pelaksanaan Tugas
Kepustakawanan di Perpustakaan Nasional RI, adalah karya saya dengan arahan
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Tugas Akhir ini.

Bogor, September 2011

Nurhadisaputra
NRP G652080085

ABSTRACT
NURHADISAPUTRA. Software Quality Evaluation of Integrated Library
Information System (INLIS) for the Librarianship Task Implementation in the
National Library of Indonesia. Under direction of PUDJI MULJONO dan SRI
WAHJUNI.
Integrated Library Information System (INLIS) is software used to perform
the task of librarianship, which was developed by National Library of Indonesia in
cooperation with PT. Quadra Solutions since 2005 until now. This research is
conducted to evaluate INLIS based on three characteristics of the software quality:
functionality of the software, portability of the software and usability of the
software. Black box testing used in this research is to evaluate functionality and
portability of the software, and survey research is used to accommodate the
usability of the software. Result of functionality test shows that INLIS
accomplished 100% in Security system for different user levels, 35.9% in work
form that is used to perform librarianship task, 13% in help menus availability,

100% in record control, 100% in identification of creator, 100% in export and
import data; in portability test shows that INLIS accomplished 100%, which
means INLIS is adaptable in different environments. In usability test, the research
shows 42.48% of respondents are not agree with statements in understandibility
questionnaire, 50% of respondents are not agree with statements in operability
questionnaire, and 43.75% of respondents are not agree with statements in
attractiveness questionnaire. Recommendation of the research is prioritized to
improve INLIS to eliminate bugs and other lacks.
Keywords: Integrated Library Information System (INLIS), Software Quality
Evaluation, Library Software.

RINGKASAN
NURHADISAPUTRA. Evaluasi Kualitas Aplikasi Integrated Library Information
System (INLIS) Bagi Pelaksanaan Tugas Kepustakawanan di Perpustakaan
Nasional RI. Dibimbing oleh PUDJI MULJONO dan SRI WAHJUNI.
Aplikasi Integrated Library Information System (INLIS) adalah sebuah
aplikasi yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan tugas-tugas
kepustakawanan, yang dikembangkan oleh Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas)
bekerjasama dengan PT. Quadra Solutions sejak tahun 2005 hingga saat ini.
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi INLIS berdasarkan tiga karakteristik

kualitas sebuah aplikasi, yaitu: fungsionalitas, portabilitas dan kebergunaannya
sebagai sebuah aplikasi. Penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu metode
pengujian Black box yang dilakukan untuk menguji sistem dan metode kuesioner
untuk mendapatkan hasil dari pengguna sistem.
Hasil dari pengujian yang berkaitan dengan fungsionalitas aplikasi, INLIS
berhasil memenuhi 100% fungsi pengamanan berbagai tingkatan pengguna,
35.9% pemenuhan form kerja yang berlaku pada sebuah database perpustakaan
setingkat nasional, 13% ketersediaan menu bantuan, 100% ketersediaan kontrol
cantuman, 100% ketersediaan data mengenai identitas pengentri, dan 100%
dalam ketersediaan fasilitas ekspor dan impor. Hasil dari pengujian mengenai
portabilitas INLIS, pengujian dilakukan dengan mengujikan INLIS pada browser
yang berbeda-beda, didapatkan hasil bahwa INLIS dapat berjalan di Mozilla
Firefox 4.0, Internet Explorer 7.0, Safari 4.0.5, dan Opera 10. Hasil dari
penyebaran kuesioner kepada pengguna INLIS didapatkan hasil bahwa sebanyak
42.48% responden tidak setuju dengan pernyataan terhadap kemudahan INLIS
untuk dimengerti, sebanyak 50% responden tidak setuju dengan pernyataan
berkaitan operabilitas INLIS, dan 43.75% responden tidak setuju dengan
pernyataan berkaitan atraktivitas INLIS.
Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu adanya perbaikan dan
pengembangan INLIS, dan hal yang paling penting untuk dilakukan adalah

penambahan menu bantuan yang sangat membantu bagi pengguna ketika
berinteraksi dengan INLIS, untuk selanjutnya pendidikan dan pelatihan bagi para
pengguna sangat diperlukan agar INLIS dapat diberdayakan secara maksimal.
Kata Kunci : Integrated Library Information System (INLIS), Evaluasi Qualitas
Aplikasi Komputer, Aplikasi Perpustakaan.

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2011
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin IPB

EVALUASI KUALITAS APLIKASI INTEGRATED LIBRARY
INFORMATION SYSTEM (INLIS) BAGI PELAKSANAAN
TUGAS KEPUSTAKAWANAN DI PERPUSTAKAAN

NASIONAL RI

NURHADISAPUTRA
G652080085

Tugas Akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesional pada
Program Studi Teknologi Informasi untuk Perpustakaan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tugas Akhir: Rindang Karyadin, S.T., M.Kom.

Judul

: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System

(INLIS) bagi Pelaksanaan Tugas Kepustakawanan di
Perpustakaan Nasional RI
Nama
: Nurhadisaputra
NRP
: G652080085
Program Studi : Teknologi Informasi untuk Perpustakaan

Disetujui,
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Pudji Muljono, M.Si.
Ketua

Ir. Sri Wahjuni, M.T.
Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi MTP


Dekan Sekolah Pascasarjana IPB

Aziz Kustiyo, S.Si., M.Kom.

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr.

Tanggal Ujian : 27 September 2011

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan di Institut Pertanian Bogor
(IPB) melalui beasiswa yang penulis terima dari Perpustakaan Nasional RI,
meskipun dengan perjuangan yang tidak mudah karena penulis harus
mengerahkan segala daya, upaya, pikiran dan waktu untuk mencapainya.
Penelitian ini berjudul Evaluasi Kualitas Aplikasi Integrated Library Information
System (INLIS) bagi Pelaksanaan Tugas Kepustakawanan di Perpustakaan
Nasional RI. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Desember 2010 hingga April

2011. Lokasi penelitian ini bertempat di instansi dimana penulis bekerja yaitu di
Perpustakaan Nasional RI yang berlokasi di jalan Salemba Raya No. 28 A Jakarta.
Penulis menyadari bahwa untuk menyelesaikan penulisan karya ilmiah yang
sempurna tidak mudah, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. Ir. Pudji Muljono, M.Si dan Ibu Ir. Sri Wahjuni, M.T. selaku
pembimbing atas arahan dan masukannya. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada Bapak Rindang Karyadin, S.T., M.Kom. selaku penguji pada
sidang tugas akhir, serta seluruh keluarga dan rekan-rekan di kampus maupun di
Perpustakaan Nasional RI, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga Allah
SWT selalu memberikan ridho-Nya pada setiap niat baik kita. Amin.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, September 2011

Nurhadisaputra

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 13 Oktober 1977 yang merupakan
anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan bapak Ihsanuddin dan ibu
Nurhayati. Pada tahun 2004 penulis menyelesaikan kuliahnya di Institut Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Jakarta pada Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Ilmu

Jurnalistik dengan gelar sebagai Sarjana Sosial. Setelah mendapatkan gelar
sarjananya tersebut penulis sempat bekerja JakTV terlebih dahulu sebelum
menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil di Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia pada tahun 2005. Pada tahun 2009 penulis mendapatkan beasiswa
pendidikan Pascasarjana di Institut Pertanian Bogor yang diperoleh dari institusi
tempat penulis bekerja.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................

xxi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xxiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xxiv
PENDAHULUAN
Latar Belakang .....................................................................................

1


Rumusan Masalah ................................................................................

3

Tujuan ..................................................................................................

3

Manfaat ................................................................................................

4

Ruang Lingkup ....................................................................................

4

TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi ..................................................................................

5


Sistem Informasi Perpustakaan .............................................................

10

Kualitas Perangkat Lunak .....................................................................

12

Pengujian Perangkat Lunak ..................................................................

17

Sistem Informasi Perpustakaan INLIS ..................................................

18

Kepustakawanan ..................................................................................

26

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................................

31

Objek Penelitian ...................................................................................

32

Model dan Variabel Penelitian .............................................................

32

Tahapan Penelitian ...............................................................................

34

Validitas dan Reliabilitas ......................................................................

35

Analisis Data ........................................................................................

36

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pengolahan Bahan Pustaka ...................................................................

39

Arsitektur dan Teknologi INLIS ...........................................................

41

Fungsionalitas ......................................................................................

45

Sistem Pengamanan Berbagai Tingkatan .......................................

45

Workform (Form isian) ..................................................................

46

xx

Halaman
Menu bantuan pada setiap menu/sub menu ....................................

55

Record control (Kontrol cantuman) ...............................................

56

Adanya identitas pengentri ............................................................

56

Ekspor dan impor data ...................................................................

56

Portabilitas ...........................................................................................

59

Usability ..............................................................................................

60

Understandibility ...........................................................................

60

Operabilitas ...................................................................................

63

Attractiveness ................................................................................

69

Pembahasan .........................................................................................

72

Aplikasi INLIS berdasarkan Pengujian Black Box .........................

72

Usability aplikasi INLIS berdasarkan Kuesioner ............................

73

SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ...................................................................................

75

Saran .............................................................................................

76

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

77

LAMPIRAN ...............................................................................................

79

DAFTAR TABEL
Halaman
1

Metode Pengujian INLIS berdasarkan Karakteristik ISO 9126 .............

2

Pengujian Tag Kategori M pada Koleksi Buku, Serial,
Kartografi,Video, film dan Manuskrip ..................................................

3

49

Pengujian Tag Kategori A 440 – 830 pada Koleksi Buku,
Serial, Kartografi, Video, film dan Manuskrip ......................................

6

48

Pengujian Tag Kategori A 010 – 362 pada Koleksi Buku,
Serial, Kartografi, Video, film dan Manuskrip ......................................

5

47

Pengujian Tag Kategori M pada Koleksi Berkas Komputer,
Rekaman Suara, Campuran, Microfische dan Buku Teks ......................

4

34

50

Pengujian Tag Kategori A 010 – 362 pada Koleksi Berkas
Komputer, Rekaman Suara, Campuran, Microfische dan
Buku Teks ............................................................................................

7

52

Pengujian Tag Kategori A 352 – 830 pada Koleksi Berkas
Komputer, Rekaman Suara, Campuran, Microfische dan
Buku Teks ............................................................................................

53

8

Hasil Pengujian Fungsionalitas Modul Katalogisasi INLIS ...................

57

9

Kemudahan INLIS untuk dipelajari ......................................................

60

10 Kemudahan INLIS untuk dioperasikan .................................................

61

11 Efesiensi waktu bekerja dengan INLIS .................................................

61

12 Peningkatan kinerja dari penggunaan INLIS .........................................

62

13 Kejelasan dan kemudahan menu serta form INLIS ...............................

62

14 Ketepatan feedback INLIS ...................................................................

63

15 Ketersediaan fasilitas “undo & redo” pada INLIS ................................

64

16 Peringatan “error message” pada INLIS ...............................................

64

17 Konsep kata yang mudah dimengerti dan dipahami pada
INLIS ...................................................................................................

65

18 Kemudahan menemukan informasi pada INLIS ...................................

65

19 Ketersediaan fasilitas “help index” pada INLIS ....................................

66

20 Pengulangan (Redudancy) data pada INLIS ..........................................

66

xxii

Halaman
21 Waktu akses yang cepat pada INLIS ....................................................

67

22 Kelengkapan fitur yang tersedia pada INLIS ........................................

67

23 Kecepatan proses simpan data (saving) pada INLIS ..............................

68

24 Daya tarik grafis INLIS ........................................................................

69

25 Kenyamanan dalam menggunakan INLIS .............................................

69

26 Kemudahan perbaikan aplikasi INLIS ..................................................

70

27 Tidak adanya kesalahan fungsi pada INLIS ..........................................

70

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1

Model Sistem .......................................................................................

5

2

Model Hubungan Elemen-elemen Sistem .............................................

6

3

Siklus Informasi ...................................................................................

7

4

Konsep Sistem Informasi .....................................................................

7

5

Hubungan Kualitas, Perangkat Lunak dan Karakteristik ......................

14

6

Model Kualitas ISO 9126 .....................................................................

14

7

Diagram Flow Aplikasi INLIS .............................................................

21

8

Model penelitian ..................................................................................

33

9

Alur Kerja Bidang Pengolahan Bahan Pustaka Perpusnas .....................

41

10 Arsitektur 3 tier INLIS .........................................................................

42

11 Graphic User Interface pada login INLIS ............................................

46

12 Tampilan MARC pada INLIS ..............................................................

55

13 Kontrol Cantuman pada INLIS .............................................................

56

14 Identitas pengentri pada INLIS .............................................................

56

15 Menu ekspor dan impor dalam INLIS ..................................................

57

16 Hasil rata-rata jawaban terhadap understandibility INLIS ......................

63

17 Hasil rata-rata jawaban terhadap portabilitas INLIS ..............................

68

18 Hasil rata-rata jawaban terhadap attractiveness INLIS .........................

71

19 Hasil pengujian Usability keseluruhan ..................................................

71

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1

Uji Validitas dan Validitas ...................................................................

79

2

Representasi data Penelitian .................................................................

81

3

Kuesioner .............................................................................................

89

4

Skenario Uji .........................................................................................

92

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kemajuan dunia Teknologi Informasi (TI) telah merambah hampir ke
seluruh bidang kehidupan manusia. Berbagai hal yang sebelumnya hanyalah
sebuah angan-angan kini telah menjadi kenyataan dengan hadirnya TI di dunia.
Dengan hadirnya TI pekerjaan mungkin dilakukan tanpa atau dengan sedikit
sekali campur tangan manusia.
Dalam dunia perpustakaan, kehadiran TI sangat membantu dalam banyak
hal, mulai dari proses klasifikasi hingga temu kembali informasi. Berbagai
aplikasi untuk perpustakaan, baik itu yang berlisensi maupun yang open source,
terus bermunculan dan berkembang mengikuti tuntutan-tuntutan pasar.
Aplikasi-aplikasi perpustakaan yang berlisensi seperti Sistem Informasi
Perpustakaan Terpadu IBRA yang dikembangkan oleh PT. Teratama Technology
System, yang saat ini sudah mencapai versi 4, merupakan salah satu dari sekian
banyak aplikasi perpustakaan berlisensi yang mendapat antusias cukup besar dari
dunia perpustakaan di Indonesia, ini terlihat dari banyaknya institusi-institusi
perpustakaan yang menggunakan aplikasi IBRA tersebut 1. Selain itu, aplikasi
perpustakaan yang bersifat open-source seperti Greenstone Digital Library yang
dikembangkan oleh Waikato University dalam New Zealand Digital Library
Project (NZDL) di New Zealand, atas dukungan dan kerjasama dengan UNESCO
serta The Human Info NGO, Belgia2, cukup mendapat perhatian besar dari dunia
perpustakaan, karena dianggap sebagai motor penggerak semangat open-source di
dunia perpustakaan yang saat ini menjadi alternatif pilihan dari aplikasi-aplikasi
berlisensi.
Tidak sedikit aplikasi-aplikasi perpustakaan baik yang berlisensi maupun
yang bersifat open-source tersebut menyatakan bahwa aplikasi yang mereka
kembangkan dapat mengakomodir seluruh proses bisnis yang ada dalam dunia
1

Syafar. 2009. Sistem Informasi Perpustakaan Terpadu IBRA. http://safari.web.id/info-dvertising/291/sisteminformasi-perpustakaan-terpadu-ibra.html. diunduh pada 25 Maret 2010.

2

Prasetya, Wasi Tri. 2008.Greenstone Digital Library. LIPI. http://www.pdii.lipi.go.id/ greenstone-digitallibrary-2.html

2

perpustakaan. Namun terkadang kurangnya informasi serta proses bisnis dalam
tiap-tiap perpustakaan yang berbeda-beda, dan kebutuhan aplikasi perpustakaan
yang tidak hanya sekedar pada proses katalogisasi dan sirkulasi membuat aplikasiaplikasi perpustakaan tersebut dianggap tidak mampu mengakomodir proses
bisnis yang ada dalam perpustakaan secara menyeluruh, dan banyak perpustakaan
harus mengembangkannya sendiri agar sesuai dengan proses bisnis yang
dilakukannya dan kebutuhan yang dimilikinya.
Demikian pula dengan Perpustakaan Nasional RI yang sejak tahun 1992
menggunakan Virtua, yaitu versi web dari aplikasi perpustakaan yang
dikembangkan oleh Virginia Tech Library System (VTLS). Dalam perjalannanya,
Perpustakaan Nasional RI merasa bahwa Virtua sudah tidak dapat lagi menunjang
seluruh kebutuhan yang diinginkan, serta mahalnya lisensi yang harus selalu
dibayarkan setiap tahunnya kepada VTLS, menjadi titik awal pemikiran bahwa
Perpustakaan Nasional RI harus mengembangkan sendiri aplikasi yang benarbenar mampu mengakomodir seluruh proses bisnis yang terjadi dan memenuhi
seluruh kebutuhan yang diinginkan oleh Perpustakaan Nasional RI.
Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, penerapan teknologi
informasi dalam perpustakaan tidak hanya sebagai penunjang dalam pelaksanaan
tugas subtantif saja namun juga harus mampu sebagai penunjang tugas
administratif. Berdasarkan pemikiran tersebut, Perpustakaan Nasional RI
bekerjasama dengan PT. Quadra Solutions mengembangkan sebuah Sistem
Informasi Perpustakaan Terpadu yang diberi nama INLIS (INtegrated LIbrary
System) yang merupakan sistem informasi berbasis WEB yang dapat diakses dari
manapun,

sehingga

mempermudah

proses

penelusuran

informasi

oleh

penggunanya.
Sistem Informasi perpustakaan INLIS (INtegrated LIbrary System) adalah
sebuah sistem informasi perpustakaan yang berfungsi sebagai sebuah sistem
berbasis teknologi informasi untuk mendukung pelaksanaan tugas subtantif dan
administratif perpustakaan, khususnya di Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia. Sistem Informasi INLIS dikembangkan secara bertahap mulai pada

3

tahun 2005 dan hingga saat ini baru 4 modul yang berjalan dari 5 modul
direncanakan.
Sistem

Informasi

Perpustakaan

INLIS

dianggap

paling

mampu

mengakomodir seluruh proses bisnis yang terjadi di Perpustakaan Nasional RI dan
diharapkan mampu menciptakan sebuah Katalog Induk Nasional dimana seluruh
perpustakaan lain tidak perlu lagi memasukkan input katalog jika bahan pustaka
tersebut telah dibuatkan katalognya oleh satu perpustakaan. Dalam penerapan
INLIS, Perpustakaan Nasional RI telah memberikan perhatian yang besar dalam
pengembangannya, dan pengembangan sumber daya manusia pun tak luput dari
perhatian dengan tujuan INLIS dapat diberdayakan secara maksimal.
Untuk itu diperlukan sebuah analisis untuk melihat efektifitas penggunaan
dan

pemanfaatan

INLIS

dalam

pelaksanaan/penyelesaian

tugas-tugas

kepustakawanan agar pengembangan INLIS dapat memberikan kontribusi yang
besar bagi pelaksanaan pekerjaan yang lebih efisien dan efektif.
Rumusan Masalah
Masalah pokok yang mendasari pemilihan topik dalam penelitian ini adalah
sejauhmana INLIS yang dikembangkan oleh Perpustakaan Nasional RI sebagai
pengganti dari aplikasi perpustakaan yang lama dapat mengakomodir kriteriakriteria yang berlaku pada sebuah aplikasi perpustakaan, serta bagaimana tingkat
kebergunaan aplikasi tersebut pada penggunaannya sebagai penunjang kinerja
pustakawan.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1.

Untuk mengetahui seberapa lengkap fasilitas dan fitur yang dimiliki
Integrated Library Information System (INLIS) dalam fungsinya sebagai
sistem informasi perpustakaan.

2.

Untuk mengetahui seberapa jauh pemberdayaan Integrated Library
Information System (INLIS) ini dalam hal efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan tugas-tugas kepustakawanan di Perpustakaan Nasional RI.

4

Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penyusunan tugas akhir ini adalah:
1.

Memberikan bahan acuan, model pemikiran dan pertimbangan bagi para
pustakawan pada umumnya dan pihak manajemen Perpustakaan Nasional RI
pada khususnya, sehingga dapat memaksimalkan pemanfaatan INLIS dalam
penyelesaian tugas-tugas kepustakawanan di Perpustakaan Nasional RI.

2.

Meningkatkan serta memaksimalkan pemanfaatan aplikasi INLIS dalam
pelaksanaan tugas-tugas kepustakawanan di Perpustakaan Nasional RI
Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini mencakup :

1.

Identifikasi sistem informasi perpustakaan INLIS.

2.

Menganalisis dan menguji sistem informasi perpustakaan INLIS pada tahapan
implementasi khususnya pada modul katalogisasi.

3.

Menganalisis pemberdayaan sistem informasi perpustakaan INLIS dalam
pemanfaatannya sebagai sebuah aplikasi perpustakaan.

4.

Pengujian terhadap sistem dilakukan pada tahapan implementasi dengan
metode Black box yang melihat tolak ukur hasil keluaran sistem dari masukan
yang diberikan.

5.

Pengujian pada sistem dilakukan hanya pada tiga karakteristik kualitas
aplikasi yang ada pada ISO 9126 yaitu, fungsionalitas, portabilitas dan
usability.
Pada akhimya, tesis ini diharapkan dapat menjadi dasar pengambilan

keputusan atau rekomendasi bagi manajemen di Perpustakaan Nasional RI untuk
melakukan implementasi INLIS secara lebih efisien dan efektif.

TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menguraikan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan teori
yang digunakan sebagai landasan teoritis penelitian. Tinjauan pustaka dibagi
menjadi enam bagian yang terdiri dari sistem informasi, sistem informasi
perpustakaan, kualitas perangkat lunak, pengujian perangkat lunak, sistem
informasi perpustakaan INLIS, dan kepustakawanan.
Sistem Informasi
Pengertian sistem menurut Murdick (1993) adalah seperangkat elemen yang
digabungkan satu dengan lainya untuk suatu tujuan bersama. Sedangkan definisi
sistem menurut Jogiyanto (2000) sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang
saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai satu tujuan yang telah
ditetapkan. Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang
beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud dan tujuan
yang sama.
Kamus Webster’s Unbriged dalam Al Fatta (2007) mendefinisikan sistem
sebagai elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan atau
organisasi. Definisi sistem informasi menurut Mukhtar (1999), adalah suatu
pengorganisasian peralatan untuk mengumpulkan, menginput, memproses,
menyimpan, mengatur, mengontrol, dan melaporkan informasi untuk pencapaian
tujuan perusahaan. Ciri pokok sistem menurut Gapspert dalam Al Fatta (2007) ada
empat, yaitu sistem itu beroperasi dalam suatu lingkungan, terdiri atas unsurunsur, ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau
tujuan utama. Empat komponen, yakni masukan, pengolahan, keluaran dan
balikan atau control ditunjukkan pada Gambar 1 di bawah.
Masukan /
Input

Pengolahan /
Processing

Keluaran /
Output

Gambar 1 Model Sistem. (Al Fatta, 2007)

6

Sementara Mc. Leod (1996) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok
elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu
tujuan. Sumber daya mengalir dari elemen output dan untuk menjamin prosesnya
berjalan dengan baik maka dihubungkan mekanisme kontrol. Untuk lebih jelasnya
elemen sistem tersebut ditunjukkan pada Gambar 2 sebagai berikut:
Tujuan

Mekanisme
Kontrol

Input

Transformasi
g

Output

Gambar 2 Model Hubungan Elemen-elemen Sistem. (Mc Leod, 1996)
Pengertian-pengertian di atas secara jelas memberikan definisi bahwa sistem
adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel-variabel yang
saling teroganisasi, saling berinteraksi dan saling bergantung sama lain. Dari
pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sebuah sistem harus memiliki
masukan (input), proses dan keluaran (output).
Informasi menurut Davis (2002) adalah data yang telah diolah menjadi
sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil
keputusan saat ini atau mendatang. Mc Leod (1996) juga mengatakan bahwa
informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti.
Informasi menurut Mc Fadden (1999) adalah data yang telah diproses
sedemikian

rupa

sehingga

meningkatkan

pengetahuan

seseorang

yang

menggunakannya. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah
data yang masih mentah yang belum dapat berbicara banyak, sehingga perlu
diolah lebih lanjut sehingga menjadi sebuah informasi yang berguna untuk
membuat suatu keputusan atau melakukan suatu tindakan.
Data yang ditangkap dianggap sebagai input, diproses kembali melalui
model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Menurut Burch dan Grudnitski

7

(1986), siklus ini disebut dengan Siklus Informasi (Information Cycle) atau Siklus
Pengolahan Data ( Data Processing Cycle) (Gambar 3.).
Proses

Input
(Data)

Dasar
Data

Output
(information

Data

Penerima

Hasil
Tindakan

Keputusan
tindakan

Gambar 3 Siklus Informasi. (Burch dan Grudnitski, 1986)
Pengertian-pengertian di atas secara jelas memberikan definisi bahwa
informasi adalah data-data suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau
variabel-variabel yang saling teroganisasi, saling berinteraksi dan saling
bergantung sama lain.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) menurut definisi Kertahadi (1995)
adalah suatu

alat untuk menyajikan informasi dengan cara sedemikian rupa

sehingga bermanfaat bagi penerimanya. Tujuannya adalah untuk menyajikan
informasi guna pengambilan keputusan pada perencanaan, pemrakarsaan,
pengorganisasian, pengendalian kegiatan operasi subsistem suatu perusahaan dan
menyajikan sinergi organisasi pada proses. Sistem informasi berdasarkan konsep
masukan, proses dan keluaran (input, processing, output – IPO) dapat dilihat pada
Gambar 4 berikut.
Input
Data

Pengolahan /
Processing

Output
Data

Gambar 4 Konsep Sistem Informasi. (Al Fatta, 2007)

8

Leitch dan Davis (1983) mengemukakan bahwa sistem informasi adalah
suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan
strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporanlaporan yang diperlukan. Sedangkan definisi sistem informasi menurut Sutabri
(2005), adalah proses komunikasi dimana informasi masukan (input) direkam,
disimpan dan diproses untuk menghasilkan informasi keluaran (output) yang
berupa keputusan tentang perencanaan, pengoperasian dan pengawasan.
Sistem informasi menurut Burch dan Grudnitski (1986) terdiri dari
komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan, yaitu:
1.

Blok masukan
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini

termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2.

Blok model
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematika yang

akan memanipulasi data dan data yang tersimpan di basisdata dengan cara yang
sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3.

Blok keluaran
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi

yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan
menajemen serta semua pemakai sistem.
4.

Blok teknologi
Teknologi merupakan alat dalam sistem informasi. Teknologi digunakan

untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan data dan mengakses data,
menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem
secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (human
atau brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).
Teknisi dapat berupa orang-orang yang mengetahui teknologi dan membuatnya
dapat beroperasi. Misalnya teknisi adalah operator komputer, pemprograman,

9

operator pengolahan kata, spesialis telekomunikasi, analisis sistem, penyimpanan
data dan lain sebagainya.
5.

Blok Basisdata
Basisdata (database) merupakan kumpulan dari data yang saling

berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer
dan digunakan perangkat lunak untuk memenipulasinya. Data perlu disimpan di
dalam basisdata untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam
basisdata perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang
dihasilkan berkualitas. Operasi data yang baik juga berguna untuk efisiensi
kapasitas

penyimpananya.

Basisdata

diakses

atau

dimanipulasi

dengan

menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database
Management Sistem).
6.

Blok kendali
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya bencana

alam, api, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri,
kesalahan-kesalahan, ketidak efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa
pengendalian perlu dirancangdan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal
yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahankesalahan dapat langsung cepat diatasi
Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai
sasaran.
Pengertian-pengertian di atas secara jelas memberikan definisi bahwa sistem
informasi secara umum adalah suatu susunan yang sistematik dan teratur dari
jaringan-jaringan aliran informasi yang saling berhubungan dalam prosedur
pengolahan data yang dikembangkan dalam organisasi dengan maksud
memberikan data kepada pengguna, baik data yang bersifat internal maupun data
yang bersifat eksternal untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka
mencapai suatu tujuan.

10

Sistem Informasi Perpustakaan
Sistem Informasi Perpustakaan dikembangkan dari pemikiran dasar
bagaimana melakukan otomatisasi terhadap berbagai proses bisnis dalam suatu
perpustakaan. Sistem Informasi Perpustakaan (SIPERPUS) merupakan sebuah
sistem yang terintegrasi untuk menyediakan informasi guna mendukung operasi,
manajemen, dan fungsi pengambilan keputusan dalam Perpustakaan.
Sistem Informasi Perpustakaan (SIPERPUS) merupakan perangkat lunak
yang didesain khusus untuk mempermudah pendataan koleksi perpustakaan,
katalog, data anggota/peminjam, transaksi dan sirkulasi koleksi perpustakaan.
Keseluruhannya

administrasi

dan

operasional

perpustakaan

serta

dapat

menghasilkan bentuk- bentuk laporan yang efektif dan berguna bagi manajemen
perpustakaan (Lutfian, 2009).
Sistem informasi perpustakaan menurut Siregar (2007) adalah suatu sistem
di dalam suatu organisasi pelayanan publik yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi peminjaman, pengembalian dan perpanjangan buku dan
pembuatan laporan harian, bulanan ataupun tahunan guna mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar
tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Sistem informasi perpustakaan menurut Harmawan (2009) merupakan
sistem automasi perpustakaan. Sistem perpustakaan memiliki modul-modul yang
terintegrasi dari sistem yang satu ke sistem yang lain. Modul-modul yang dapat
terintegrasi yaitu:
1.

Modul Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan pokok dari perpustakaan atau pusat

dokumentasi karena kegiatan ini mengusahakan buku-buku yang dibutuhkan
bekerja secara sistematis sehingga dapat ada dalam koleksi. Modul pengadaan ini
berfungsi untuk membuat daftar usulan buku dan daftar pengadaan buku.
2.

Modul Pengkatalogan
Katalog adalah daftar barang yang berada pada suatu tempat, sedangkan

katalog perpustakaan adalah daftar bahan pustaka yang ada dalam perpustakaan,

11

yang tujuannya adalah untuk memudahkan para anggota perpustakaan untuk
mengetahui koleksi perpustakaan dengan cepat. Adapun fungsi modul
pengatalogan adalah untuk mengelola data koleksi buku maupun koleksi berkala.
3.

Modul keanggotaan
Keanggotaan perpustakaan sagat perlu untuk mempermudah pengguna

dalam meminjam koleksi perpustakaan.

Pengurusan keanggotaan setiap

perpustakaan memiliki kebijakan sendiri. Modul keanggotaan berfungsi untuk
mengelola data anggota seperti penambahan, pengeditan dan penghapusan data
anggota.
4.

Modul sirkulasi
Sirkulasi adalah proses transaksi keluar dan masuknya koleksi perpustakaan

yang melibatkan anggota perpustakaan. Pamuntjak (2000) mengemukakan:
“Peminjaman

buku

atau

sirkulasi

adalah kegiatan pengedaran koleksi

perpustakaan, baik untuk dibaca di dalam perpustakaan maupun untuk keluar
perpustakaan. Pelayanan dapat diberikan dengan sistem pelayanan terbuka dan
dengan sistem pelayanan tertutup”.
5.

OPAC
Otomasi perpustakaan akan memudahkan pengguna/pustakawan dalam

menelusur informasi khususnya katalog melalui OPAC (Online Public Access
Catalog). Pengguna/ pustakawan dapat menelusur suatu judul buku secara
bersamaan. Disamping itu, mereka juga dapat menelusur buku dari berbagai
pendekatan, misalnya melalui judul, kata kunci, pengarang, kata kunci pengarang,
subyek, kata kunci subyek, dan sebagainya, sedangkan apabila menggunakan
katalog manual, pengguna/pustakawan hanya dapat akses melalui tiga pendekatan
yaitu judul, pengarang, dan subyek (Harmawan, 2009).
Sistem informasi perpustakaan digunakan untuk memudahkan para
pustakawan dalam mengorganisir dan memberikan layanan bahan pustaka yang
dimilikinya serta memudahkan pengguna untuk mencari bahan pustaka
dibutuhkan. Pembuatan sistem informasi perpustakaan sangat diperlukan pada
semua perpustakaan baik yang menggunakan pelayanan tertutup, maupun

12

pelayanan terbuka. Sekalipun dalam sistem pelayanan terbuka pengguna dapat
masuk ke ruang penyimpanan koleksi untuk mencari dan menemukan sendiri
bahan pustaka yang di butuhkan, namun keberadaan sebuah sistem informasi
perpustakaan sangat diperlukan karena pengguna perpustakaan dapat langsung
mengetahui status keberadaan bahan pustaka yang diinginkan.
Pengertian-pengertian di atas secara jelas memberikan definisi bahwa sistem
informasi perpustakaan adalah sistem yang digunakan dalam perpustakaan untuk
menjembatani proses-proses yang ada dalam perpustakaan baik itu yang bersifat
manajerial maupun operasional, serta menjembatani antara pustakawan sebagai
pengelola perpustakaan dengan pengguna. Sistem informasi perpustakaan harus
mampu menyediakan setidaknya 4 modul utama yaitu modul keanggotaan, modul
katalogisasi, modul sirkulasi dan modul OPAC.
Kualitas Perangkat Lunak
Definisi kualitas, di antaranya menurut Armand Vallin Feigenbaum dalam
Berander dkk (2005), menjelaskan bahwa kualitas ditentukan oleh pelanggan,
tidak ditentukan oleh pembuatnya, tidak oleh penjualnya, juga tidak oleh
manajemen. Kualitas didasarkan atas pengalaman nyata pelanggan dengan suatu
produk atau jasa, diukur menurut kebutuhannya, dinyatakan eksplisit atau implisit,
disadari atau hanya dirasakan, keseluruhannya subyektif.
The Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) dalam
Simarmarta (2010) mendefinisikan kualitas sebagai “the degree to which a system,
component or process meets customer or user needs or expectations”, ini
diartikan bahwa kualitas adalah tingkatan pada sistem, komponen, atau proses
yang sesuai kebutuhan atau harapan dari pelanggan atau pengguna. Menurut
definisi Steve McConnell’s dalam Simarmata (2010) kualitas perangkat lunak
dibagi dalam dua hal yaitu: kualitas internal dan kualitas eksternal. Karakteristik
kualitas eksternal merupakan bagian-bagian dari suatu produk yang berhubungan
dengan para pemakainya, sedangkan karakteristik kualitas internal tidak secara
langsung berhubungan dengan pemakai.

13

Pengertian-pengertian di atas secara jelas memberikan definisi bahwa untuk
menilai kualitas perangkat lunak dapat didasarkan pada karakteristik perangkat
lunak itu sendiri dan berdasarkan pada pemenuhan kebutuhan pengguna perangkat
lunak tersebut. Dari pemahaman tersebut maka dapat dipahami bahwa untuk
menentukan kualitas perangkat lunak haru melakukan pengujian terhadap
perangkat lunak tersebut serta melakukan pengujian terhadap penggunanya.
Definisi

kualitas

menurut

The

International

Standards

Organization (ISO) mendefinisikannya sebagai: “the totality of features and
characteristics of a product or service that bear on its ability to satisfy specified
or implied needs”, yang diartikan bahwa kualitas adalah totalitas fitur-fitur dan
karakteristik-karakteristik dari produk atau layanan yang berpengaruh pada
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu atau kebutuhan tersirat. ISO
menyoroti pada fitur-fitur dan karakteristik dari produk atau layanan dalam
kemampuannya memenuhi kebutuhan yang ditentukan. menyediakan model yang
berbasikan obyek dalam 3 konteks dasar yaitu: quality, requirements dan
characteristics.
Kualitas perangkat lunak adalah keberadaan karakteristik dari suatu produk
yang dijabarkan dalam kebutuhannya, artinya kita harus melihat terlebih dahulu
karakteristik

apa

yang

berhubungan

atau

tidak

dengan

kebutuhan

yang diiinginkan oleh pemakai. Mengetahui karakteristik tersebut diperlukan
untuk mengurangi kontra produktif dari kualitas perangkat lunak yang dimaksud
dan relevan atau tidak perangkat lunak tersebut untuk kebutuhan suatu organisasi.
Pada Gambar 5 di bawah menunjukkan hubungan antara perangkat lunak, dimana
untuk memenuhi suatu kebutuhan diperlukan karakteristik yang sesuai.
Keberadaan

hubungan

antara

kebutuhan

dan

karakteristik

dimungkinkannya statemen yang jelas tentang kualitas suatu produk.

menjadikan

14

Gambar 5 Hubungan Kualitas, Perangkat Lunak dan Karakteristik.
(Simarmata, 2010)
Berander dkk (2005) selanjutnya menyebutkan terdapat beberapa model
kualitas secara terstruktur dan kuantitatif, di antaranya menurut International
Organization for Standardization (ISO) 9126 yang berisi mengenai standar
evaluasi kualitas perangkat lunak dan merupakan pengembangan dari ISO 90001.
Ada enam ukuran kualitas yang ditetapkan oleh ISO 9126, yaitu fungsionalitas,
kehandalan (reliability), kebergunaan (usability), efisiensi, portabilitas, serta
keterpeliharaan (maintainability). Penelitian ini menggunakan beberapa faktor
model kualitas ISO 9126, karena model tersebut memiliki seperangkat kriteria
yang relevan untuk menguji aplikasi INLIS. Model kualitas tersebut dapat
digambarkan secara ringkas sebagai berikut:

Gambar 6 Model Kualitas ISO 9126. (Berander dkk, 2005)

15

ISO 9126 mengidentifikasi enam karakteristik kualitas perangkat lunak
utama serta sub-karakteristiknya untuk melengkapi enam karakteristik tersebut,
yaitu:
1.

Functionality: kemampuan perangkat lunak dalam memenuhi fungsi produk
perangkat

lunak yang menyediakan kepuasan kebutuhan pengguna.

Fungsionalitas perangkat lunak mempunyai 5 sub-karakteristik, yaitu :
a. Suitability: Kemampuan perangkat lunak untuk menyediakan serangkaian
fungsi yang sesuai untuk tugas-tugas tertentu dan tujuan pengguna;
b. Accuracy: Kemampuan perangkat lunak dalam memberikan hasil yang
presisi dan benar sesuai dengan kebutuhan;
c. Security: Kemampuan perangkat lunak untuk mencegah akses yang tidak
diinginkan, menghadapi penyusup (hacker) maupun otorisasi dalam
modifikasi data;
d. Interoperabilitas: Kemampuan perangkat lunak untuk berinteraksi dengan
satu atau lebih sistem tertentu;
e. Compliance: Kemampuan perangkat lunak dalam memenuhi standar dan
kebutuhan sesuai peraturan yang berlaku.
2.

Reliability: kemampuan perangkat lunak untuk perawatan dengan level
performansi. Reliability atau keandalan perangkat lunak mempunyai 3 subkarakteristik, yaitu :
a. Maturity: Kemampuan perangkat lunak untuk menghindari kegagalan
sebagai akibat dari kesalahan dalam perangkat lunak;
b. Fault tolerance: Kemampuan perangkat lunak untuk mempertahankan
kinerjanya jika terjadi kesalahan perangkat lunak;
c. Recoverability: Kemampuan perangkat lunak untuk membangun kembali
tingkat kinerja dan memulihkan data yang rusak.

3.

Efficiency: kemampuan yang berhubungan dengan sumber daya fisik yang
digunakan ketika perangkat lunak dijalankan. Efesiensi perangkat lunak
memiliki 2 sub-karakteristik, yaitu :

16

a. Time behavior: Kemampuan perangkat lunak dalam memberikan respon
dan waktu pengolahan yang sesuai saat melakukan fungsinya;
b. Resource behavior: Kemampuan perangkat lunak dalam menggunakan
sumber daya yang dimilikinya ketika melakukan fungsi yang ditentukan
4.

Maintainability: kemampuan yang dibutuhkan untuk membuat perubahan
perangkat lunak. Maintanability memiliki 4 sub-karakteristik, yaitu :
a. Analyzability:

Kemampuan

perangkat

lunak

dalam

mendiagnosis

kekurangan atau penyebab kegagalan;
b. Changeability: Kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi tertentu;
c. Stability: Kemampuan perangkat lunak untuk meminimalkan efek tak
terduga dari modifikasi perangkat lunak;
d. Testability: Kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi dan
divalidasi perangkat lunak lain
5.

Portability: kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan perangkat
lunak yang dikirim ke lingkungan berbeda. Portability memiliki 4 subkarakteristik, yaitu :
a. Adaptability: Kemampuan perangkat lunak untuk diadaptasikan pada
lingkungan yang berbeda-beda;
b. Instalability:

Kemampuan perangkat

lunak

untuk diinstal dalam

lingkungan yang berbeda-beda;
c. Co-existence: Kemampuan perangkat lunak untuk berdampingan dengan
perangkat lunak lainnya dalam satu lingkungan dengan berbagi sumber
daya
d. Replaceability: Kemampuan perangkat lunak untuk digunakan sebagai
sebagai pengganti perangkat lunak lainnya
6.

Usability: kemampuan yang berhubungan dengan penggunaan perangkat
lunak. Usability perangkat lunak memiliki 3 sub-karakteristik, yaitu :
a. Understandibility: Kemampuan perangkat lunak dalam kemudahan untuk
dipahami;

17

b. Operabilitas: Kemampuan perangkat lunak dalam kemudahan untuk
dioperasikan;
c. Attractiveness: Kemampuan perangkat lunak dalam menarik pengguna
ISO 9126 adalah standar terhadap kualitas perangkat lunak yang diakui
secara internasional. Terpenuhinya item-item pada ISO 9126 pada sebuah
perangkat lunak tidak serta merta memberikan sertifikat ISO terhadap perangkat
lunak tersebut karena standar ISO juga harus dipenuhi dari sisi manajemen
pembuat perangkat lunak tersebut, dengan kata lain jika manajemennya tidak
memenuhi standar ISO maka hasil kerjanyapun tidak dapat diberikan sertifikat
standar ISO.
Penelitian menggunakan standar ISO 9126 sebagai pengujian terhadap
kualitas perangkat lunak INLIS. Penelitian ini hanya meneliti tiga karakteristik
yang terdapat pada ISO 9126, yaitu fungsionalitas, portabilitas dan usability.
Pengujian Perangkat Lunak
Pengujian merupakan bagian tak terpisahkan dari suatu perangkat lunak.
Proses pengujian juga mempengaruhi masa penggunaan suatu perangkat lunak.
Semakin rinci proses pengujian yang dilakukan, akan semakin lama rentang waktu
yang diperlukan antara maintenance satu dan selanjutnya.
Definisi pengujian perangkat lunak menurut Myers (2004) adalah proses
menjalankan program dengan maksud menemukan kesalahan. Sedangkan menurut
IEEE (1990) pengujian perangkat lunak adalah sebuah proses yang dijalankan
pada sebuah sistem operasi atau komponennya pada kondisi tertentu, dengan
pengamatan atau pencatatan hasil yang kemudian dievaluasi dari beberapa aspek
sistem dan komponen. Pengujian perangkat lunak ini juga merupakan proses
analisis item perangkat lunak untuk mendeteksi perbedaan antara kondisi yang
ada dengan yang diinginkan dan mengevaluasi fitur item perangkat lunak.
Pengujian perangkat lunak adalah proses untuk memberikan informasi
tentang kualitas produk yang diuji. Pengujian tidak terbatas pada proses eksekusi
sebuah program atau aplikasi dengan tujuan menemukan kesalahan namun dapat
juga untuk mengetahui sejauhmana kualitas perangkat lunak yang dibuat.

18

Dalam penelitian ini pengujian perangkat lunak digunakan untuk
menganalisa sejauhmana perangkat lunak INLIS mampu memenuhi item-item
yang menjadi penilaian ISO 9126. Sudut pandang pengujian ini dilakukan untuk
mencegah subjektivitas responden jika dilakukan analisa sistem dengan
melakukan survey terhadap pengguna INLIS.
Pengujian sistem dapat digunakan berbagai metode, diantaranya pengujian
black box dan pengujian white box. Dalam penelitian ini, pendekatan yang
digunakan dalam pengujian sistem menggunakan metode black box, metode ini
digunakan dengan asumsi tidak mengenal struktur internal dari program.
Pengujian black box berkonsentrasi untuk menemukan kondisi dimana
program tidak berjalan sesuai dengan spesifikasi (fungsional), berusaha
menemukan kesalahan fungsi yang tidak benar atau tidak ada, kesalahan interface,
kesalahan pada struktur data atau akses database, serta kesalahan perilaku atau
performa. Menurut Myers (2004) Pengujian black box testing digunakan untuk
menguji fungsi-fungsi khusus dari perangkat lunak. Kebenaran perangkat lunak
yang diuji hanya dilihat berdasarkan keluaran yang dihasilkan dari data atau
kondisi masukan yang diberikan untuk fungsi yang ada tanpa melihat bagaimana
proses untuk mendapatkan keluaran tersebut. Dari keluaran yang dihasilkan,
kemampuan program dalam memenuhi kebutuhan pemakai dapat diukur sekaligus
dapat diiketahui kesalahan-kesalahannya.
Menurut Beizer (1995) pada pengujian dengan black box testing, seorang
penguji tidak akan secara langsung berhubungan dengan control flow, data flow,
dan code program. Seorang penguji memperhatikan kesesuaian antara output dari
input yang diberikan. Untuk bisa menemukan semua kesalahan menggunakan
strategi ini, diperlukan exhaustive input testing (menggunakan segala macam
kemungkinan sebagai input). Input tidak hanya valid input, tetapi juga kombinasi
yang mungkin dimasukkan.
Sistem Informasi Perpustakaan INLIS
Sistem Informasi Perpustakaan Terpadu (INtegrated LIbrary System/INLIS),
yaitu sebuah sistem berbasis teknologi informasi yang didesain dan dikembangkan

19

untuk mendukung pelaksanaan tugas subtantif dan administratif perpustakaan,
khususnya di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Perpustakaan Nasional
sebelum mengembangkan INLIS telah menerapkan otomasi perpustakaan dengan
menggun