Respon Imunitas Ayam Broiler dan Total Koloni Escherichia coli Terhadap Penambahan Tepung Daun Kemangi (Ocimum basilicum) Dalam Ransum

RESPON IMUNITAS AYAM BROILER DAN TOTAL KOLONI
Escherichia coli TERHADAP PENAMBAHAN TEPUNG DAUN
KEMANGI (Ocimum basilicum) DALAM RANSUM

IKMA WIDYA NINGSIH

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Respon Imunitas Ayam
Broiler dan Total Koloni Escherichia coli Terhadap Penambahan Tepung Daun
Kemangi (Ocimum basilicum) Dalam Ransum adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013

Ikma Widya Ningsih
NIM D24090022

ABSTRAK
IKMA WIDYA NINGSIH. Respon Imunitas Ayam Broiler dan Total Koloni
Escherichia coli Terhadap Penambahan Tepung Daun Kemangi (Ocimum
basilicum) Dalam Ransum. Dibimbing oleh RITA MUTIA dan IBNU KATSIR
AMRULLAH.
Ocimum basilicum dapat dijadikan sebagai senyawa antibakteri E. coli
penyebab kolibasilosis. Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh
penambahan tepung daun kemangi sebagai antibakteri E. coli dalam ransum
terhadap sistem imun dan total koloni bakteri E.coli dalam eksreta ayam broiler.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 6 perlakuan dan tiga
ulangan dimana 1 petaknya terdiri dari 10 ekor ayam. Pakan perlakuannya yaitu
R0 : ransum kontrol positif, R1 : R0 + infeksi E. coli (kontrol negatif), R2 : R1 +
1% Ocimum basilicum, R3 : R1 + 2% Ocimum basilicum, R4 : R1 + 3% Ocimum

basilicum, dan R5 : R1 + antibiotik. Parameter yang diamati yaitu jumlah koloni
bakteri E. coli dalam eksreta ayam broiler, jumlah leukosit total, persentase
differensiasi leukosit, dan persentase bobot organ limfoid. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penambahan tepung daun kemangi efektif menurunkan
jumlah koloni bakteri E. coli pada eksreta ayam broiler dan efektif meningkatkan
sistem pertahanan tubuh ayam broiler.
.
Kata kunci: antibakteri, leukosit, organ limfoid, Ocimum basilicum, sistem imun

ABSTRACT
IKMA WIDYA NINGSIH. Broiler’s Immunity Response and Total Colony of
Escherichia coli to Ocimum basilicum Supplementation in the Diets. Supervised
by RITA MUTIA and IBNU KATSIR AMRULLAH.
.
Ocimum basilicum can be used as an antibacterial compound of
colibacillosis (Escherichia coli). This study aims to study the response of Ocimum
basilicum supplementation as antibacterial E.coli in the diets to the broiler
immune system and total colony of bacterial E. coli in broiler excreta. The
experiment used completely randomized design with six treatments and three
replications where each plot consisted of 10 broilers. The treatment of diets were

R0: control diets, R1: R0 + E. coli infected (control negative), R2: R1 + 1%
Ocimum basilicum, R3 : R1 + 2% Ocimum basilicum, R4 : R1 + 3% Ocimum
basilicum, and R5 : R1 + antibiotic. The variables observed were total colony of
bacterial E. coli in broiler excreta, total number of leukocytes, percentage of
differential leukocyte, and percentage of lymphoid organs. The results indicate
that the supplementation of Ocimum basilicum reduced total colony of bacterial E.
coli in broiler excreta and the supplementation of Ocimum basilicum increased
immune system of broiler.
Keywords: antibacterial, immune system, leukocytes, lymphoid organs, Ocimum
basilicum

RESPON IMUNITAS AYAM BROILER DAN TOTAL KOLONI
Escherichia coliTERHADAP PENAMBAHAN TEPUNG DAUN
KEMANGI (Ocimum basilicum) DALAM RANSUM

IKMA WIDYA NINGSIH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan

pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi: Respon Tmunitas Ayam Broiler dan Total Koloni Escherichia coli
Terhadap Penambahan Tepung Oalln Kemangi (Ocimum
basilicum) Oalam Ransum
Nama
: Ikma Widya Ningsih
NIM
: 024090022

Oisetlljui oleh

Dr Ir Rita Mlltia, MAgr

Pembimbing I

Tanggal Lulus: (

01

Dr Ir Ibnll Katsir Amrullah, MS
Pembimbing II

. - 13

)

Judul Skripsi : Respon Imunitas Ayam Broiler dan Total Koloni Escherichia coli
Terhadap Penambahan Tepung Daun Kemangi (Ocimum
basilicum) Dalam Ransum
Nama
: Ikma Widya Ningsih
NIM
: D24090022


Disetujui oleh

Dr Ir Rita Mutia, MAgr
Pembimbing I

Dr Ir Ibnu Katsir Amrullah, MS
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Idat Galih Permana, MScAgr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus: (

)

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
yang berjudul “Respon Imunitas Ayam Broiler dan Total Koloni Escherichia coli
Terhadap Penambahan Tepung Daun Kemangi (Ocimum basilicum) Dalam
Ransum”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian tepung
daun kemangi sebagai antibakteri E. coli sebanyak 1%, 2%, dan 3% dalam ransum
terhadap sistem imun ayam broiler dan total koloni bakteri E. coli dalam ekskreta.
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2012 hingga Januari 2013,
lokasi pemeliharaan ayam broiler di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak
Unggas (FAPET IPB), pengukuran organ limfoid di Laboratorium Ilmu Nutrisi
Ternak Unggas (FAPET IPB), analisa parameter darah di Laboratorium Fisiologi
dan Farmakologi (FKH IPB), dan analisa total bakteri E. coli di Laboratorium
Mikrobiologi Pangan (FATETA IPB).
Skripsi ini memuat informasi tentang kandungan nutrisi tepung daun
kemangi dan pengaruh penambahan tepung daun kemangi dalam ransum terhadap
sistem imun ayam broiler dan total koloni bakteri E. coli dalam eksreta. Penulis
menyadari penelitian ini masih banyak kekurangannya, kritik dan saran
diperlukan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat
bermanfaat baik untuk kalangan mahasiswa, peneliti, maupun masyarakat pada
umumnya.
Bogor, Juli 2013


Ikma Widya Ningsih

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR LAMPIRAN

viii

PENDAHULUAN

1

METODE

2


Bahan

2

Alat

3

Lokasi dan Waktu Penelitian

3

Prosedur Penelitian

3

Analisis Data

7


HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah Koloni Bakteri E. coli dalam Ekskreta Ayam Broiler
Pengaruh Perlakuan terhadap Lekosit Total Ayam Broiler

8
8
10

Pengaruh Perlakuan terhadap Persentase Diferensiasi Leukosit dalam Darah
Ayam Broiler
12
Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot Organ Limfoid pada Ayam Broiler

14

Hubungan Performa Terhadap Sistem Imun Ayam Broiler

16

SIMPULAN DAN SARAN


17

Simpulan

17

Saran

17

DAFTAR PUSTAKA

17

LAMPIRAN

19

RIWAYAT HIDUP

22

UCAPAN TERIMAKASIH

22

DAFTAR TABEL
1

Kandungan nutrien tepung daun kemangi

3

2

Formulasi ransum fase starter (0-21 hari) ayam broiler

4

3

Formulasi ransum fase finisher (22-35 hari) ayam broiler

5

4

Rata-rata total koloni bakteri E. coli dalam ekskreta ayam broiler

9

5

Rataan leukosit total dalam darah ayam broiler

10

6

Rataan persentase heterofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil

12

7

Rataan bobot organ timus, limpa, dan bursa fabrisius

14

8

Performa ayam broiler umur 8-34 hari

16

DAFTAR LAMPIRAN
1

ANOVA leukosit total ayam broiler umur 35 hari

2

Uji lanjut kontras ortogonal leukosit total ayam

19

broiler umur 35 hari

19

3

ANOVA persentase heterofil hari ke-35

19

4

ANOVA persentase limfosit

19

5

Uji lanjut kontras ortogonal persentase limfosit

20

6

ANOVA persentase monosit

20

7

ANOVA persentase eosinofil

20

8

ANOVA bobot timus

20

9

Uji lanjut kontras ortogonal bobot timus

20

10 ANOVA bobot limpa

21

11 ANOVA bobot bursa fabrisius

21

12 Uji lanjut kontras ortogonal bobot bursa fabrisius

21

1

PENDAHULUAN
Keuntungan usaha dalam budidaya ayam broiler ditentukan oleh
keberhasilan dalam pemberian pakan (feeding), bibit (breeding) dan pencegahan
penyakit (management). Sepanjang tahun 2011 sampai saat ini kasus-kasus
penyakit yang sering timbul dalam budidaya ayam broiler disebabkan oleh
gangguan saluran pencernaan salah satunya yaitu penyakit diare atau kolibasilosis
(Medion 2011). Kolibasilosis merupakan penyakit pada unggas yang disebabkan
oleh bakteri E. coli yang bersifat patogen dan dapat menyerang unggas dari semua
kelompok umur. Bakteri E. coli pada keadaan normal sudah berada di dalam
saluran pencernaan, apabila bakteri ini tinggi konsentrasinya dalam eksreta yaitu
sebesar 106 g eksreta-1 maka ayam broiler akan sakit.
Penyakit kolibasilosis apabila menjangkit ayam broiler akan menyebabkan
terganggunya produktivitas, menurunnya sistem imun, serta konversi pakan yang
tidak optimal (Tabbu 2000). Kolibasilosis sering timbul di peternakan karena
sanitasi yang suboptimal, sumber air minum yang tercemar oleh E. coli, dan
peralatan kandang yang kurang memadai. Gejala awal yang terjadi pada penyakit
kolibasilosis adalah ayam menjadi kurus, bulu disekitar pantat kusam, nafsu
makan menurun, dan kotoran encer berwarna kuning (Rukmana 2003). Penularan
penyakit kolibasilosis dapat terjadi melalui kontak langsung antara ayam yang
sakit dengan ayam yang sensitif, penularan biasanya terjadi secara oral melalui
pakan, minuman, dan debu yang tercemar E. coli (Tabbu 2000).
Usaha untuk menekan terjadinya penyakit tersebut adalah dengan
meningkatkan sistem pertahanan tubuh dari ayam. Untuk mengetahui sistem
imunitas tubuh ayam broiler dapat diketahui dari jumlah dan bentuk sel darah
putih serta organ limfoid yang terdiri dari bursa fabrisius, timus, dan limpa.
Penurunan sistem imun ditunjukkan dengan terganggunya fungsi sistem
kekebalan, kerusakan organ limfoid serta terkurasnya antibodi tubuh yang telah
dibentuk. Ukuran sehat pada ayam yaitu dengan adanya sistem pertahanan tubuh
yang kuat terhadap antigen yang masuk. Ciri-ciri ayam yang sehat yaitu bobot
badan sesuai dengan umurnya, gerakan ayam lincah dan aktif, mata dan muka
ayam cerah, berdiri tegak, dan anus bersih tidak ada kotoran yang menempel.
Pengobatan penyakit secara umum dapat menggunakan antibiotik dan obat
herbal. Penggunaan antibiotik dinilai kurang efektif karena dapat meninggalkan
residu pada produk yang dihasilkan dan berkembangnya mikroba resisten dalam
tubuh ternak jika tidak memperhatikan lama pemberian, dosis antibiotik, dan jenis
antibiotik. Indonesia kaya akan tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat
herbal, penggunaan obat herbal memiliki keuntungan karena tidak meninggalkan
residu pada produk yang dihasilkan sehingga masyarakat aman untuk
mengkonsumsinya, salah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai obat herbal
untuk mengatasi penyakit tersebut yaitu kemangi.
Kemangi dapat dijadikan sebagai obat herbal karena kandungan yang
terdapat didalamnya, pada bagian daun dan bunganya dapat dijadikan sebagai obat
penyakit gangguan pencernaan dan diare (Adiguzel et al. 2005). Tanaman
kemangi juga mudah untuk ditanam dan ditemukan, tanaman ini biasanya tumbuh
di pinggir jalan. Tanaman ini biasanya dikonsumsi sebagai lalapan, namun dalam
penelitian ini kemangi digunakan sebagai obat antibakteri E. coli dan

2
meningkatkan sistem imun yang diujikan kepada ayam broiler dalam bentuk
tepung yang sudah digiling.
Kemangi memiki efek antibakteri pada Acinetobacter, Bacillus, Escherichia
coli, Staphylococcus, Brucella, dan Micrococcus (Adiguzel et al. 2005). Kemangi
mengandung minyak atsiri, minyak atsiri daun kemangi mengandung eugenol [2metoksi-4-(2-propenil)fenol] sebesar 61.76% yang tergolong turunan senyawa
fenol yang bersifat sebagai antibakteri (Dev 2011). Mekanisme antibakteri ini
dikarenakan pengikatan senyawa eugenol turunan fenol dengan sel bakteri,
kemudian mengganggu permeabilitas membran dan proses transportasi (Maryati
2007). Kemangi mengandung beta karoten sebesar 4500 µg dalam 100 g bahan
(Sutarno dan Atmowidjojo 2001) yang berperan untuk meningkatkan respon
antibodi (Clarke 2006).
Menurut Dashputre dan Naikwade (2010) kemangi berpotensi sebagai
imunostimulan dan menstimulasi mekanisme kekebalan tubuh spesifik dan non
spesifik. Aktivitas imunostimulan dan antibakteri dari kemangi dapat dikaitkan
dengan adanya senyawa saponin dan tanin. Saponin mempunyai kemampuan
merangsang sel imun yaitu dengan meningkatkan pembentukan antibodi sehingga
dapat berperan sebagai imunostimulator (Francis et al. 2002) selain itu tanin dapat
digunakan sebagai antibakteri karena dapat mengkerutkan dinding sel atau
membran sel sehingga mengganggu permeabilitas sel dan sel tersebut tidak dapat
melakukan aktivitas hidup serta pertumbuhannya terhambat atau mati (Ajizah
2004).
Berdasarkan potensi tersebut diharapkan penggunaan tepung daun kemangi
dalam ransum dapat memberikan kontribusi besar terhadap dunia peternakan
khususnya ayam broiler dalam menurunkan total koloni bakteri E. coli,
meningkatkan sistem pertahanan tubuh, tidak menimbulkan residu pada produk
yang dihasilkan, harga ekonomis, serta mudah diaplikasikan oleh para peternak.
Hipotesa dari penelitian ini adalah penambahan tepung daun kemangi dalam
ransum mampu menurunkan total koloni bakteri E. coli penyebab kolibasilosis
dan meningkatkan sistem imun ayam broiler. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh pemberian tepung daun kemangi sebagai antibakteri E. coli
sebanyak 1%, 2%, dan 3% dalam ransum terhadap sistem imun ayam broiler dan
total koloni bakteri E. coli dalam ekskreta.

METODE
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ayam broiler umur sehari
(DOC) yang diperoleh dari PT Charoend Pokphand Jaya Farm dengan strain Cobb
galur CP 707, daun kemangi yang diperoleh dari Desa Ciaruteun Bogor, biakan
bakteri E. coli yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Pangan Fakultas
Teknologi Pertanian IPB, eksreta ayam broiler, antibiotik ampicol, vitamin, media
agar eosyn methylen blue (EMB), aquades, darah ayam broiler, larutan turk, dan
minyak imersi.

3
Alat
Alat yang digunakan yaitu kandang, tempat pakan, tempat minum,
timbangan, termometer, cawan petri, tabung reaksi, jarum ose, bunsen, spoit,
inkubator, mesin giling pakan, oven, mortar, disposable syringe, tabung vakum
yang mengandung antikoagulan ethylene diamine tetra acetic acid (EDTA),
hemocytometer neubauer, aspirator penghisap darah, mikroskop, dan gelas objek.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan November 2012 sampai Januari 2013.
Lokasi penelitian di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Unggas,
pengukuran organ limfoid di Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Unggas (FAPET
IPB), analisa parameter darah di Laboratorium Fisiologi dan Farmakologi (FKH
IPB), dan analisa total bakteri E. coli di Laboratorium Mikrobiologi Pangan
(FATETA IPB).
Prosedur Penelitian
Pembuatan tepung daun kemangi
Daun kemangi dilayukan terlebih dahulu pada suhu ruang selama 48 jam,
setelah dilayukan daun tersebut dikeringkan dalam oven pada suhu 60 °C selama
24 jam. Daun kemangi yang sudah dikeringkan dalam oven, kemudian akan
digiling dengan mesin untuk dijadikan tepung.
Tabel 1 Kandungan nutrien tepung daun kemangi
Kandungan nutrient
Bahan Kering (%)
Abu (%)
Protein Kasar (%)
Serat Kasar (%)
Lemak Kasar (%)
Energi bruto (kkal kg-1)

Tepung daun kemangi*
86.19
14.56
24.93
18.82
1.42
3629

*Hasil Analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor (2013).

Pembuatan ransum
Pembuatan dan bahan ransum yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dari PT Indofeed Bogor. Bahan pakan yang digunakan yaitu jagung,
dedak padi, tepung ikan, bungkil kedelai, corn gluten meal (CGM), meat bone
meal (MBM), crude palm oil (CPO), CaCO3, NaCl, premix, lysin, dan methionin.
Komposisi ransum dan kandungan nutrien berdasarkan fase dapat dilihat pada
tabel 2 dan 3.

4

Tabel 2 Formulasi ransum fase starter (0-21 hari) ayam broiler
Bahan pakan
Jagung Kuning
(%)
Dedak Padi (%)
CGM (%)
Bungkil Kedelai
(%)
MBM (%)
Tepung Ikan (%)
CPO (%)
DCP (%)
CaCO3 (%)
NaCl (%)
Premix (%)
Methionin (%)
Lysin (%)
Tepung Daun
Kemangi (%)
Komposisi
nutrien
Energi bruto
(kkal kg-1)
Energi metabolis
(kkal kg-1)
Bahan
kering (%)
Protein
kasar (%)
Lemak
kasar (%)
Serat
kasar (%)
Kalsium (%)
Phosphor (%)
1)

R1
52.0

Perlakuan
R22)
R32)
55.2
54.2

R42)
54.2

R51)
52.0

5.0
5.0
23.0

5.0
5.0
23.0

2.8
26.3

3.8
26.3

3.8
26.3

5.0
5.0
23.0

6.0
3.0
3.3
0.8
1.0
0.2
0.5
0.1
0.1
-

6.0
3.0
3.3
0.8
1.0
0.2
0.5
0.1
0.1
-

4.0
4.5
3.5
0.8
1.0
0.2
0.5
0.1
0.1
1.0

4.0
4.5
3.5
0.8
1.0
0.2
0.5
0.1
0.1
2.0

4.0
4.5
3.5
0.8
0.2
0.5
0.1
0.1
3.0

6.0
3.0
3.3
0.8
1.0
0.2
0.5
0.1
0.1
-

2984.00

2984.00

-

-

-

2984.00

-

-

3109.29

3125.08

3161.37

-

1)

R0
52.0

1)

80.91

80.91

89.68

89.62

89.59

80.91

20.53

20.53

23.49

23.76

24.01

20.53

0.29

0.29

6.36

6.25

6.26

0.29

10.43

10.43

2.57

2.73

2.92

10.43

1.61
1.21

1.61
1.21

1.23
0.50

1.15
0.50

0.77
0.50

1.61
1.21

Hasil Analisa Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor (2013); 2)Hasil perhitungan manual tanpa memperhitungkan energi metabolismedari
penambahan tepung daun kemangi 1%-3%.

5

Tabel 3 Formulasi ransum fase finisher (22-35 hari) ayam broiler
Bahan pakan
Jagung kuning
(%)
Dedak padi (%)
CGM (%)
Bungkil kedelai
(%)
MBM (%)
Tepung ikan (%)
CPO (%)
DCP (%)
CaCO3 (%)
NaCl (%)
Premix (%)
Methionin (%)
Lysin (%)
Tepung daun
kemangi (%)
Komposisi
nutrien
Energi bruto
(kkal kg-1)
Energi metabolis
(kkal kg-1)
Bahan kering
(%)
Protein kasar
(%)
Lemak kasar (%)
Serat kasar (%)
Kalsium (%)
Phosphor (%)

R1
54.3

Perlakuan
R22)
R32)
60.0
60.0

R42)
60.0

R51)
54.3

8.5
5.0
19.5

8.5
5.0
19.5

2.0
4.0
20.3

2.0
4.0
20.3

2.0
4.0
20.3

8.5
5.0
19.5

2.0
4.0
4.0
0.8
1.0
0.2
0.5
0.1
0.1
-

2.0
4.0
4.0
0.8
1.0
0.2
0.5
0.1
0.1
-

3.0
3.0
4.0
0.8
1.0
0.2
0.5
0.1
0.1
1.0

3.0
2.0
4.0
0.8
1.0
0.2
0.5
0.1
0.1
2.0

3.0
2.0
4.0
0.8
0.2
0.5
0.1
0.1
3.0

2.0
4.0
4.0
0.8
1.0
0.2
0.5
0.1
0.1
-

3842.00

3842.00

-

-

-

3842.00

-

-

1)

R0
54.3

1)

3167.44 3176.23 3212.52

-

88.84

88.84

89.70

89.64

89.62

88.84

19.62

19.62

20.75

20.50

20.75

19.62

5.09
5.62
0.89
0.89

5.09
5.62
0.89
0.89

7.00
2.74
1.04
0.45

6.99
2.92
0.98
0.41

7.00
3.11
0.60
0.41

5.09
5.62
0.89
0.89

1)

Hasil Analisa Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor (2013); 2)Hasil perhitungan manual setelah penambahan tepung daun kemangi 1%-3%.

Pemeliharaan ayam broiler
Pengacakan kandang dilakukan sebelum ayam masuk ke kandang dengan
menyusun nomor perlakuan dan ulangan terlebih dahulu pada setiap petak. Anak
ayam broiler umur sehari (DOC) yang baru datang dimasukkan kedalam kandang
dan diberi minum air gula, setelah itu anak ayam broiler diberi pakan kontrol
selama 7 hari dan pada hari ke-8 sampai hari ke-34 ayam tersebut diberi pakan

6
perlakuan. Kandang dibersihkan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Tempat
minum, pakan, dan alas kandang dibersihkan pada pagi dan sore hari. Lampu
dinyalakan pada sore hari dan dimatikan pada pagi hari, tirai kandang dibuka pada
pagi hari dan ditutup pada sore hari.
Infeksi tantang bakteri Escherichia coli dan pengambilan ekskreta ayam
broiler
Seluruh ayam percobaan diinfeksi tantang oleh bakteri E. coli pada hari ke14 pemeliharaan dengan konsentrasi 106 CFU ml-1 atau sebanyak 1 ml, tetapi pada
ayam percobaan yang dijadikan kontrol positif tidak diinfeksikan. Ekskreta ayam
broiler diambil pada hari ke-13 dan hari ke-34 pemeliharaan.
Perhitungan jumlah bakteri Escherichia coli dalam ekskreta ayam broiler
(Lay 1994)
Perhitungan koloni bakteri E. coli dilakukan dengan metode pengenceran,
metode ini dilakukan dengan menambahkan aquades sebanyak 5 ml ke dalam
sampel ekskreta sebanyak 1 g yang berada di tabung film. Kemudian campuran
sampel ekskreta dan aquades diaduk hingga homogen, setelah itu diambil
sebanyak 0.05 ml sampel ekskreta dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1
(pengenceran 1). Lalu dari tabung pengenceran 1 diambil sebanyak 0.05 ml dan
dimasukkan ke dalam tabung pengenceran 2. Hal yang sama terus dilakukan
sampai pada tabung pengenceran ke lima. Masing-masing tabung pengenceran
diambil 0.1 ml dan dibiakkan ke dalam 5 buah cawan petri. Setelah itu masingmasing cawan petri diberi media agar eosin metilen blue (EMB), agar bakteri E.
coli dapat tumbuh. Kemudian diinkubasikan selama 24 jam pada suhu kamar,
setelah itu dilakukan perhitungan koloni bakteri.
Koloni gram-1 = Jumlah koloni x _______1________
Faktor pengenceran
Pengambilan sampel darah ayam broiler
Pengambilan sampel darah dilakukan pada hari ke-35, sampel darah diambil
sebanyak 10 ml dari vena axilaris yang ada di bagian ventral sayap dengan
menggunakan disposable syringe bervolume 10 ml, kemudian sampel darah
dimasukkan ke dalam tabung vakum yang mengandung antikoagulan ethylene
diamine tetra acetic acid (EDTA).
Perhitungan leukosit total (Sastradipradja 1989)
Penghitungan jumlah leukosit total dilakukan dengan menggunakan
hemocytometer neubauer. Sampel darah dihomogenkan, kemudian dihisap dengan
menggunakan pipet leukosit dan aspirator sampai tera 0.5. Selanjutnya, larutan
Turk dihisap hingga tera 11, aspirator dicabut kemudian dihomogenkan secara
manual, yaitu dengan cara memutar membentuk angka 8. Selanjutnya sampel
dibuang sekitar 2-3 tetes, setelah itu dimasukkan ke dalam kamar hitung dan
ditutup dengan gelas penutup. Pembacaan jumlah leukosit total dilakukan pada
kamar hitung untuk leukosit menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x40.

7
Jumlah leukosit total mm-3 darah = b x 50 butir
Pemeriksaan dan perhitungan diferensiasi leukosit (Sastradipradja 1989)
Mikroskop dipersiapkan dengan lensa obyektif 100x dan lensa okuler 10x.
Seluruh permukaan preparat diperiksa, preparat ditetesi dengan minyak imersi
untuk melihat diferensiasi leukosit dibawah mikroskop, dan diamati jenis
diferensiasi leukosit seperti heterofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil.
Setelah jenis diferensiasi leukosit diamati, selanjutnya dihitung persentase (%)
masing-masing jenis pada preparat ulas darah tersebut.
Diferensiasi leukosit (%) = Σ Jenis diferensiasi leukosit x 100 %
100
Bobot organ limfoid
Organ limfoid yang diukur bobotnya yaitu limpa, bursa fabrisius, dan timus.
Masing-masing organ limfoid dihitung bobotnya dengan menggunakan timbangan.

Analisis Data
Rancangan percobaan dan analisis data
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan dengan
menggunakan model matematika sebagai berikut (Steel dan Torrie 1993) :
Perlakuan pada penelitian ini yaitu :
Yij = μ + άi + εij
Yij
Μ
αi:
εij

: Nilai pengamatan
: Nilai rata-rata sesungguhnya.
: Pengaruh perlakuan teknik pemberian tepung daun kemangi ke-i
: Pengaruh galat percobaan akibat perlakuan ke-i pada satuan
percobaan ke-j

Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan analisis ragam analyses
of variance (ANOVA) dan jika perlakuan berbeda nyata maka dilakukan uji
kontras ortogonal dengan perbandingannya sebagai berikut :
1. Membandingkan R0 dengan R1 bertujuan untuk menguji apakah ayam
yang tidak diinfeksi E. coli mempunyai sistem pertahanan tubuh yang
normal dan ayam yang diinfeksi E. coli mempunyai sistem pertahanan
tubuh dibawah normal.
2. Membandingkan R0 dengan R2, R3, R4 bertujuan untuk menguji
apakah penambahan tepung daun kemangi dapat meningkatkan leukosit
total dan mempertahankan bobot bursa fabrisius jika dibandingkan
dengan ayam yang tidak diinfeksi E. coli (R0).
3. Membandingkan R1 dengan R2, R3, R4, R5 bertujuan untuk menguji
apakah penambahan tepung daun kemangi dapat meningkatkan leukosit

8
total dan mempertahankan bobot bursa fabrisius jika dibandingkan
dengan ayam yang diinfeksi E. coli (R1).
4. Membandingkan R2, R3, R4 dengan R5 bertujuan untuk untuk menguji
apakah penambahan tepung daun kemangi dapat meningkatkan leukosit
total dan mempertahankan bobot bursa fabrisius jika dibandingkan
dengan zat aktif dari antibiotik.
5. Membandingkan R1 dengan R5 bertujuan untuk menguji apakah
penambahan zat aktif dari antibiotik dapat meningkatkan leukosit total
dan mempertahankan bobot bursa fabrisius jika dibandingkan dengan
ayam yang diinfeksi E. coli (R1).
Perlakuan
Perlakuan pada penelitian ini yaitu :
1. R0 : Ransum standar (kontrol positif)
2. R1 : R0 + infeksi E. coli (kontrol negatif)
3. R2 : R1 + daun kemangi 1%
4. R3 : R1 + daun kemangi 2%
5. R4 : R1 + daun kemangi 3%
6. R5 : R1 + antibiotik ampicol 1g 2 l-1 air
Peubah yang diamati
Peubah yang diamati dalam penelitian ini antara lain :
1. Total koloni bakteri E. coli dalam eksreta (CFU gram-1)
2. Leukosit total (ribu mm-1)
3. Persentase diferensiasi leukosit (%) : limfosit, heterofil, eosinofil, basofil,
dan monosit
4. Bobot organ limfoid (g) : limpa,bursa fabrisius, dan timus

HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah Koloni Bakteri E. coli dalam Ekskreta Ayam Broiler
Jumlah E. coli yang banyak di dalam eksreta menunjukkan banyaknya
populasi E. coli di saluran pencernaan. Hasil pengamatan terhadap rata-rata total
koloni bakteri E. coli dalam eksreta ayam broiler pada hari ke-13 dan ke-34
pemeliharaan disajikan pada Tabel 4.
Rata-rata total koloni bakteri E. coli dalam eksreta ayam broiler pada hari
ke-13 dan hari ke-34 dianalisis secara deskriptif. Total koloni bakteri E. coli
dalam ekskreta ayam broiler pada hari ke-13 sangat bervariasi. Hal ini
menunjukkan bahwa ayam penelitian memiliki total koloni E.coli yang berbeda
dalam eksreta pada setiap perlakuan walaupun belum dilakukan penginfeksikan
bakteri E.coli. Bakteri E. coli pada keadaan normal sudah berada di dalam saluran
pencernaan, apabila bakteri ini tinggi konsentrasinya dalam eksreta yaitu sebesar
106 g eksreta-1 maka ayam broiler akan sakit. Rata-rata total koloni bakteri E. coli
ayam penelitian pada hari ke-13 yaitu 105-107 CFU gram-1 eksreta.

9
Total koloni bakteri E. coli pada hari ke-34 menunjukkan hasil yang
bervariasi. Hal ini terjadi karena sebelum dilakukan penginfeksian bakteri E. coli
pada hari ke-13 total koloni bakteri E. coli juga sudah bervariasi. Hal tersebut
menunjukkan bahwa ayam penelitian mempunyai kemampuan berbeda untuk
melawan bakteri patogen yang ada di dalam saluran pencernaan pada setiap
perlakuan.

Tabel 4 Rata-rata total koloni bakteri E. coli dalam ekskreta ayam broiler
Perlakuan

R0
R1
R2
R3
R4
R5

Total koloni bakteri E. coli (CFU gram-1)*
Hari ke-13
Hari ke-34
(Sebelum infeksi E. coli)
(Sesudah infeksi E. coli)
6.0 x 107
2.0 x 106
9.4 x 106
5.1 x 106
7
4.1 x 10
7.3 x 106
5
2.0 x 10
7.5 x 106
2.3 x 105
1.6 x 106
7
2.3 x 10
1.7 x 107

*Hasil Analisa Laboratorium Mikrobiologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor (2013); R0: Ransum standar (kontrol positif), R1: R0 + infeksi E. coli (kontrol
negatif), R2: R1 + tepung daun kemangi 1%, R3: R1 + tepung daun kemangi 2%, R4: R1 + tepung
daun kemangi 3%, R5: R1 + antibiotik; CFU : colony forming unit.

Penambahan tepung daun kemangi sebesar 1% dan kontrol positif mampu
menurunkan total koloni bakteri E. coli sedangkan penambahan tepung daun
kemangi sebesar 2% dan 3% mengalami peningkatan total koloni bakteri E. coli,
kemudian penambahan antibiotik dan kontrol negatif memiliki total koloni bakteri
E. coli yang tetap.
Penurunan total koloni E. coli pada perlakuan kontrol positif diduga karena
pada perlakuan ini ayam penelitian tidak diinfeksikan bakteri E. coli dan asupan
makanan yang masuk memiliki nutrisi yang baik sehingga total koloni E. coli
pada hari ke-34 menurun. Penambahan tepung daun kemangi sebesar 1% mampu
menurunkan total koloni E. coli pada hari ke-34 karena daun kemangi
mengandung minyak atsiri yang dapat dijadikan sebagai antibakteri E. coli.
Menurut Dev (2011) minyak atsiri daun kemangi tersusun atas senyawa
eugenol sebesar 61.76% yang dapat dijadikan sebagai antibakteri E. coli. Daun
kemangi yang diekstrak dengan ethanol memiki efek antibakteri pada
Acinetobacter, Bacillus, Escherichia, dan Staphylococcus. Selain itu daun
kemangi yang diekstrak dengan methanol dan heksan menunjukkan aktivitas
antibakteri terhadap Acinobacter, Bacillus, Brucella, Escherichia, Micrococcus,
dan Staphylococcus (Adiguzel et al. 2005).
Minyak atsiri yang terkandung pada daun kemangi lebih efektif terhadap
bakteri gram negatif, hal ini dikarenakan bakteri gram negatif memiliki
konsentrasi lipid yang tinggi di dalam dinding selnya dan zat lipid ini akan larut
dalam senyawa alkohol sehingga dengan adanya minyak atsiri daun kemangi yang
mengandung eugenol (turunan fenol) akan merusak dinding sel bakteri dan

10
menembus ke dalam sel sehingga sel akan mengalami kerusakan, kemudian
bakteri gram negatif mempunyai lapisan peptidoglikan yang tipis terdiri dari 1-2
lapisan dan susunan dinding selnya tidak kompak sehingga memiliki
permeabilitas yang cukup tinggi dengan permeabilitas yang tinggi maka zat aktif
dari minyak atsiri akan mudah menembus membran sel bakteri gram negatif
(Maryati 2007).
Menurut Dashputre dan Naikwade (2010) kemangi mengandung tanin, yang
dapat dijadikan sebagai antibakteri (Ajizah 2004). Mekanisme tanin dapat
dijadikan sebagai antibakteri yaitu tanin dapat mengkerutkan dinding sel atau
membran sel sehingga mengganggu permeabilitas sel dan sel tersebut tidak dapat
melakukan aktivitas hidup dan pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati
(Ajizah 2004).
Penambahan tepung daun kemangi sebesar 2% dan 3% tidak dapat langsung
dikatakan meningkat, karena pada perlakuan ini ayam penelitian diinfeksikan oleh
bakteri E. coli dan diduga total koloni E. coli meningkat tetapi tidak diketahui
pada hari keberapa meningkat, kemudian diduga pula total koloni berangsur
menurun sampai hari ke-34 tetapi jumlahnya lebih besar dibandingkan pada hari
ke-13. Penambahan antibiotik memiliki jumlah koloni E. coli yang tetap hal ini
diduga karena zat aktif yang berupa ampicilin mampu untuk menekan
pertumbuhan bakteri E. coli (Medion 2010).
Pengaruh Perlakuan terhadap Lekosit Total Ayam Broiler
Leukosit atau sel darah putih mempunyai fungsi utama dalam sistem
pertahanan yang kuat terhadap setiap agen infeksi (Subowo 2009). Rataan leukosit
total ayam broiler pada hari ke-35 pemeliharaan disajikan pada tabel 5.
Berdasarkan analisis ragam perlakuan berpengaruh nyata (P