Analisa Univariat HASIL DAN PEMBAHASAN

4 subjek penelitian merupakan pasien PPOK, pasien mengkonsumsi obat yang sejenis asmacap selama 3 bulan terakhir, pasien tidak mengkonsumsi obat bronkodilator theopillines , obat jenis kortikosteroid dan anxiolytics , anti depressant dan sedasi, serta penambah nafsu makan Vitamin B kompleks, Kobazim, Bio ATP, Neurodex selama 3 bulan terakhir, pasien bersedia menjadi responden penelitian, pasien bisa berkomunikasi dengan baik, pasien tidak menderita tuberculosis, bronkiektasis, kanker paru, gagal ginjal kronik dan Diabetes mellitus, sedangkan kriteria eksklusinya adalah pasien tidak datang selama pengambilan data serta pasien mengundurkan diri dari penelitian. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien yang tercatat sebagai pasien rawat jalan di Rumah Sakit Paru Ario Wirawan Salatiga dengan diagnosis PPOK yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Perhitungan besar sampel dalam penelitian menggunakan software sample size dengan menggunakan rumus Hypothesis tests for a population means one-sided test berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian dilakukan dengan cara Consecutive Sampling .

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisa Univariat

1. Distribusi Sampel Penelitian Menurut Asupan Makan Distribusi sampel penelitian menurut asupan makan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Distribusi Sampel Penelitian Menurut Asupan Makan Asupan Makan Kategori Frekuensi n Energi Kurang 30 100 Total 30 100 Karbohidrat Kurang 27 90 Cukup 3 10 Total 30 100 Protein Kurang 30 100 Total 30 100 Lemak Kurang 27 90 Cukup 3 10 Total 30 100 5 Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan energi, karbohidrat, protein, dan lemak subjek penelitian sebagian besar dalam kategori kurang jika dibandingkan dengan perhitungan kebutuhan masing-masing subjek penelitian, Hal ini dikarenakan asupan makan pada pasien PPOK tidak adekuat. Asupan makan yang tidak adekuat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu anoreksia, cepat kenyang, sesak, kembung dan lemah. Nafsu makan pasien PPOK cenderung menurun yang disebabkan oleh faktor humoral yaitu karena adanya produksi IL-6 yang berpengaruh terhadap penurunan nafsu makan pada pasien PPOK Itoh, 2013. Pasien PPOK juga sering mengalami hiperventilasi paru yang disertai diafragma mendatar dan penurunan volume abdomen. Hal tersebut menyebabkan rasa kenyang dan kembung ketika makan. Pasien PPOk seringkali mengeluh mudah lelah ketika makan dan mengalami sesak nafas ketika makan atau minum. Lelah pada saat makan disebabkan oleh sesak nafas dan dapat berpengaruh terhadap nafsu makan pasien, karena mengunyah dan menelan makanan dapat mengubah pola nafas dan menurunkan pengambilan oksigen Oxygen Uptake. Faktor lain yang berpengaruh buruknya asupan makan adalah depresi dan kesulitan belanja atau menyiapkan makanan Fasitasari, 2013. Asupan energi yang masuk melalui makanan harus seimbang dengan kebutuhan energi individu. Asupan energi yang tidak seimbang akan menimbulkan masalah kesehatan. Asupan energi kurang dari kebutuhan maka tubuh akan menggunakan cadangan energi tubuh. Apabila kondisi ini berlangsung lama akan terjadi penurunan berat badan dan status gizi Linder, 2006. 2. Distribusi Sampel Penelitian Menurut Status Merokok Distribusi sampel penelitian menurut status merokok dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Distribusi Sampel Penelitian Menurut Status Merokok Status Gizi Frekuensin Persentase Ringan 8 26,7 Sedang 11 36,7 Berat 11 36,7 Total 30 100,0 6 Sebanyak 11 subjek 36,7 subjek penelitian merupakan perokok berat. Efek merokok pada sistem pernafasan tergantung pada intensitas paparan, waktu paparan selama pertumbuhan dan fungsi paru basal Fasitasari, 2013. 3. Distribusi Sampel Penelitian Menurut Status Gizi Distribusi sampel penelitian menurut status gizi dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Distribusi Sampel Penelitian Menurut Status Gizi Status Gizi Frekuensin Rendah 26 86.7 Normal 4 13.3 Total 30 100.0 Sebagian besar subjek penelitian mempunyai status gizi rendah yaitu sebanyak 26 subjek 86,7. Status gizi rendah disebabkan beberapa faktor, yaitu penurunan asupan makan, peningkatan energi ekspenditur pengeluaran energi dan faktor pengaruh humoral. Penurunan asupan makan menyebabkan ketidakseimbangan antara asupan energi dengan energi yang dibutuhkan oleh tubuh. Penurunan nafsu makan berhubungan dengan penurunan aktifitas fisik, kecenderungan depresif atau sesak nafas ketika makan Itoh et al, 2013. Status gizi rendah pada PPOK juga disebabkan oleh peningkatan energi ekspenditur karena meningkatnya kerja pernafasan yang tidak disertai dengan asupan makan yang adekuat. Pengeluaran energi istirahat pada pasien PPOK mengalami peningkatan dan sering menunjukan kondisi kurus atau malnutrisi pada pasien. Faktor lain penyebab status gizi rendah pada PPOK adalah faktor pengaruh humoral, seperti inflamasi, sitokin, adipokin dan hormon yang berpengaruh terhadap gizi. Inflamasi siskemik pada PPOK merupakan karakteristik meningkatnya produksi infalmasi sitokin, seperti IL-6, IL-8, TNF- α dan chemokine . Pembentukan TNF- α yang meningkat oleh monosit darah perifer dapat menunjukan malnutrisi yang parah pada pasien PPOK, selain itu penurunan nafsu makan pada pasien PPOK berhubungan dengan produksi IL-6 Itoh et al, 2013. 7

3.2 Analisis Bivariat

Dokumen yang terkait

Perbandingan Kadar C- Reactive Protein Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Stabil dengan Eksaserbasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

2 70 87

Perbandingan nilai Limfosit T CD8+ pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik dengan laki-laki dewasa sehat perokok di RSUP H.Adam Malik Medan

0 68 74

Gambaran EKG Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

6 113 83

Hubungan Keparahan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Stabil Dengan Disfungsi Ereksi

0 67 108

Pseudomonas Aeruginosa Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Eksaserbasi Akut Dan Hubungannya Dengan Derajat Keparahan PPOK

0 63 73

Karakteristik Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis Stabil yang Datang Berobat ke Poliklinik Paru RS. Tembakau Deli Medan

3 52 62

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ASUPAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA PASIEN PENYAKIT PARU Hubungan Antara Asupan Energi Dan Asupan Protein Dengan Status Gizi Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (Prok) Rawat Jalan Di Rumah Sakit Paru Dr. A

0 4 25

SKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN MAKAN DAN STATUS MEROKOK DENGAN STATUS Hubungan Asupan Makan Dan Status Merokok Dengan Status Gizi Pada Pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronik (Ppok) Rawat Jalan Di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga.

0 1 17

PENDAHULUAN Hubungan Asupan Makan Dan Status Merokok Dengan Status Gizi Pada Pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronik (Ppok) Rawat Jalan Di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga.

0 1 6

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN POLA MAKAN DENGAN FUNGSI PARU PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN POLA MAKAN DENGAN FUNGSI PARU PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI BALAI BESAR KESEHATAN

0 1 16