Gambaran umum Dusun Gunung Butak , Giripanggung, Tepus, Gunung Kidul,

Pada tahun 1949 – 1979, kurang lebih tiga puluh tahun di pimpin oleh Dukuh yang pertama kali Bapak somodinejo, setelah dari kepala dukuh tersebut.Yang kedua di kepalai oleh bapak Hadi Suroto, dengan masa jabatan hingga tahun 2010. Tahun 2010 sampai sekarang kepala dukuh yang ke tiga bapak Sugiran. b. Letak geografis Gunung Butak berada disebelah selatan padukuhan Pringapus dan Luas Wilayah padukuhan Gunungbutak seluas 82.6357 m2 ini dihuni oleh 4 RT. Tabel 4. 8 Batasan-batasan Gunungbutak Batasan Arah Nama batasan Daerah Timur Padukuhan Cabe, Desa Botodayon, kecamatan. Rongkop. Selatan Padukuhan pringapus, Desa Giripanggung, kecamatan. Tepus. Barat Padukuhan Trenggulung, Desa Giri panggung, Kecamatan. Tepus. Utara Padukuhan Banjar, Desa Giri Panggung, Kecamatan Tepus. Melihat dari tabel bahwa posisi tempat penelitian berada pada timur padukuhan cabe, desa Botodayon, kecamatan Rongkop, kemudian berada pada selatan padukuhan pringapus, Desa Giri Panggung kecamatan Tepus, barat yaitu padukuhan Trenggulung, dan sebelah utara dari padukuhan Banjar. Tabel 4. 9 Jumlah usia penduduk Usia Jumlah 0 hingga 17 Tahun 110 18 hingga 56 Tahun 320 56 Tahun keatas 96 Melihat jumlah usia pada tempat penelitian yang terdapat pada tabel diatas, untuk usia 0 tahun hingga 17 tahun berjumlah 110 orang, kemudian pada usia 18 tahun hingga 56 tahun berjumlah 320 orang, dan yang terakhir pada usia 56 tahun keatas berjumlah 96 orang. Dan data terakhir pada tahun 2015. Tabel 4. 10 Jumlah penduduk berdasarkan Gender Jumlah Penduduk 528 jiwa jumlah laki-laki 266 jiwa jumlah perempuan 262 jiwa Jumlah kepala keluarga 116 Jiwa Jumlah penduduk berdasarkan gander yang terdapat pada tabel diatas, bahwa jumlah penduduk semuanya ialah sebanyak 528 jiwa, adapun untuk jumlah penduduk kalangan laki-laki berjumlah 266 jiwa, kemudian untuk kalangan perempuan berjumlah sekitar 262 jiwa, dan total kepala keluarga ialah 116 kepala keluarga. Tabel 4. 11 Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan Setara pendidikan Jumlah SD 196 Tidak Lulus SD 79 SMP 96 SMA 21 D1-D3 S1-S2 Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan seperti yang ada pada tabel di atas, bahwa angka terbanyak pada tabel tersebut mendominasi pada tingkat pelajar pendidikan sekolah dasar atau SD yang berjumlah 196 anak, untuk yang tidak lulus menempuh sekolah dasar sabanyak 79 anak, kemudian untuk tingkat pendidikan SMP sebanyak 96 anak dan yang terakhir untuk tingkat pendidikan SMA sebanyak 21 anak. Pendidikan tingkat yang lebih atas sama sekali belum ada, maksimal pendidikannya hanya tingkat sekolah menengah atas atau SMA. c. Kondisi Masyarakat Gunung Butak dengan jumlah 4 RT Jumlah total masyarakat 4 RT dengan mayoritas mata pencaharianya adalah buruh dan petani. Tercatat satu jiwa saja sebagai Pegawai Negri Sipil PNS. Sementara itu, latarbelakang pendidikanya rata-rata lulusan SD Sekolah Dasar dan SMP Sekolah Menengah Pertama.

2. Sejarah berdirinya Dhompet Dhuafa dan gambaran umum program kampung ternak

a. Sejarah berdirinya Dhompet Dhuafa Dompet Dhuafa Republika merupakan lembaga milik masyarakat indonesia yang bertujuan untuk mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf. serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaanlembaga. Dhompet Dhuafa Kelahirannya berawal dari empati kolektif komunitas jurnalis yang banyak berinteraksi dengan masyarakat miskin, sekaligus kerap jumpa dengan kaum kaya. Berdasarkan hal tersebut diigagaslah manajemen galang kebersamaan, dengan siapapun yang peduli kepada nasib dhuafa Gagasan munculnya Dhompet Dhuafa dari munculnya Koran Republika, berawal dari perbincangan antara pemilik Republika dengan CDP Corps Dakwah Perdesaan. Dalam perbincangan tersebut CDP melaporkan kegiatan Dakwah yang meliputi mengajar ilmu pengatahuan umum, ilmu agama dan pemberdayaan masyarakat miskin. Dalam perbincangan Parni Hadi sebagai Pemimpin Republika menemukan sebuah keprihatinan dalam manajemen Dakwah. Parni Hadi mengetahui bahwa honor untuk mengelola Dakwah kurang dari cukup, yaitu mendapatkan upah hanya 6000 rupiah, Hal tersebut menginspirasikan membentuk lembaga Dhompet Dhuafa. Republika lalu mengajak segenap masyarakat untuk ikut menyisihkan sebagian kecil penghasilannya. Pada 2 Juli 1993, sebuah rubrik di halaman muka Harian Umum Republika dengan tajuk “Dompet Dhuafa” pun dibuka. Kolom kecil tersebut mengundang pembaca untuk turut serta pada gerakan peduli yang diinisiasi Harian Umum Republika. Pada tanggal tersebut kemudian ditandai sebagai hari jadi Dompet Dhuafa Republika. Rub rik “Dompet Dhuafa” mendapat sambutan luar biasa, hal ini ditandai dengan adanya kemajuan yang signifikan dari pengumpulan dana masyarakat. Maka, muncul kebutuhan untuk memformalkan aktivitas yang dikelola Keluarga Peduli di Republika. Pada 4 September 1994, Yayasan Dompet Dhuafa Republika pun didirikan. Empat orang pendirinya adalah Parni Hadi, Haidar Bagir, Sinansari Ecip, dan Erie Sudewo. Sejak itu, Erie Sudewo ditunjuk mengawal Yayasan Dompet Dhuafa dalam mengumpulkan dan menyalurkan dana Ziswaf dalam wujud aneka program kemanusiaan