1
2.7. Fermentasi Biogas gas methan.
Teknologi fermentasi dapat melibatkan sel-sel hidup yang lengkap mikroba, sel-sel hewan dan tumbuhan atau komponen sel Enzim dan diarahkan
untuk menimbulkan perubahan kimiawi atau fisika yang spesifik pada substansi organik. Konversi bahan organik menjadi metana lewat fermentasi merupakan
proses alami, yang menghasilkan energi dalam keadaan bersih, berenergi tinggi dan berbentuk gas. Produk metana terjadi secara alami pada rawa-rawa, pada endapan
organik dalam sistem akuatik dan pada usus sapi. C
₆H₁₂O₆ → CH₄ + 3CO₂
Mikrobiologi produksi metana sangat kompleks dengan menggunakan berbagai campuran mikroorganisme anaerob. Pada prinsipnya, fermentasi anaerob dari
campuran bahan organik yang kompleks diyakini akan berlangsung melalui tiga fase biokimiawi yang penting. Dengan masing-masing membutuhkan parameter
mikrobiologi yang spesifik. Tahap permulaan memerlukan pelarutan molekul- molekul yang kompleks seperti molekul selulosa, lemak, dan protein, yang
membentuk sebagian besar bahan organik mentah. Hasil tahap ini yang berupa produk yang dapat larut dengan berat molekul rendah kemudian diubah menjadi
asam asam organik; dalam fase akhir aktifitas mikroba, asam-asam ini yang terutama asam-asam asetat mengalami penguraian spesifik oleh bakteri metanogen
menjadi metana dan CO ₂.
Universitas Sumatera Utara
1
Fase 1 fase 2
fase 3
Mikroorganisme dekomposisator lemak
Mikroorganisme bakteri metana
dekomposisatisator protein
mikroorganisme dekomposisator selulosa
Smith, 1988 proses digesti Anaerob Air Limbah merupakan suatu teknik yang sudah
dipraktekkan sejak lama, dan banyak sistem pembuangan air limbah perkotaan memanfaatkan berbagai cara untuk menangkap metana serta mendapatkan energi
bagi kebutuhan pabrik pengolahan air limbah tersebut. Pengembalian energi itu merupakan cara sederhana dan pengembangan berskala besar kelihatan tidak
mungkin terlaksana. Smith,1988.
lemak protein
Selulosa SENYAWA
TERLARUT
C₆H₁₂O₆ → 3 CH₄ + 3CO₂ + 20 Kkal ASAM ORGANIK
CH₄ +
3CO₂
Universitas Sumatera Utara
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kelapa sawit bukan tanaman asli Indonesia, namun kenyataanya mampu hadir dan berkiprah di indonesia tumbuh dan berkembang denan baik perkebunannya dapat
ditemukan antara lain di sumatra utara dan D.I. Aceh dan produk olahanya – minyak sawit menjadi salah satu komoditas perkebunan yang handal. Tim penulis
Minyak Sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada keragaman kegunaan dari
minyak sawit. Minyak sawit disamping digunakan sebaai bahan mentah industri pangan, dapat pula digunakan sebagai bahan mentah industri non-pangan.
Dalam perekonomian indonesia komoditas kelapa sawit memegang peranan yang cukup strategis karena komoditas ini punya prospek yang cerah sebagai sumber
devisa negara . di samping itu, minyak sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng yang banyak di konsumsi di seluruh dunia, sehingga secara terus menerus
mampu menjaga stabilitas harga minyak sawit.risza,1994 Tandan buah sawit yang diolah dipabrik akan menghasilkan minyak sawit,
inti sawit, cangkang, serat dan tandan kosong . Dalam proses pengolahan terdapat bahan tidak termanfaatkan seperti tandan kosong dan air buangan pabrik. Karena
Universitas Sumatera Utara
1
kapasitas yang cukup besar yaitu antara 10 sd 60 tonjam maka bahan buangan tersebut mempengaruhi lingkukngan Biotik dan Abiotik.
Perkembangan areal perkebunan kelapa sawit yang diikuti dengan pembangunan pabrik yang cukup pesat akan mempengaruhi lingkungan sekitar
terutama lingkungan badan penerima limbah. Untuk mengurangi dampak negatif pabrik pengolahan kelapa sawit yang mengacu pada undang-undang No 4 tahun
1982 dan peraturan pemerintah, maka pengendalian limbah pabrik kelapa sawit harus dilakukan dengan baik. Pengendalian limbah pabrik kelapa sawit dapat
dilakukuan dengan cara pemanfaatan, pengurangan volume limbah dan pengawasan mutu limbah.
Pembangunan instalasi pengendalian limbah dilakukan bersamaan dengan pembanguna pabrik kelapa sawit dengan sistem yang didasarkan kepada kapasitas
dan kualitas yang diinginkan. Naibaho.1998 Pemakaian energi bahan bakar yang berasal dari fosil secara global dan
terus menerus telah meningkatkan kebutuhan akan sumber energi alternatif. Kini penghargaan terhadap sistem energi biologi semakin bertambah dan kemajuan
Bioteknologi dalam bidang ini akan segera membuatnya menjadi proses pilihan sebagai realitas ekonomi. Biomassa seperti residu pengolahan hutan, pertanian serta
hewan, limbah organik industri dan ternak, sekarang dapat di koversikan melalui proses fisik-kimiawi dan atau Fermentasi utuk membuat bahan bahan pengganti
Petrokimia serta membersihkan bahan bakar fosil. Karena sumber-sumber bahan
Universitas Sumatera Utara
1
bakar fosil akan habis dan menjadi semakin mahal , konversi residu organik menjadi bahan bakar cair akan merupakan pertimbangan yang semakin menarik dan
semakin ekonomis. Biomassa dapat dianggap sebagai sumber energi yang dapat diperbaharui
renewable, dan sumber energi ini dapat diubah menjadi energi langsung atau menjadi senyawa senyawa pembawa energi lewat pembakaran langsung, sistem
pencernaan anaerob, destilasi, destilasi destruksi, gasifikasi, hidrolisis kimiawi dan hidrolisis biokimiawi.
Konversi biomassa yang dihasilkan menjadi bahan bakar yang dapat digunakan bisa dilakukan dengan cara biologi atau kimiawi ataupun gabungan
keduanya. Dua jenis produk akhir yang utama adalah Metana atau Etanol, walaupun produk akhir lainnya dapat timbul sesuai dengan biomassa permulaanya
dan dengan proses yang dipakai: sebagai contoh, bahan bakar padat, hidrogen, gas energi rendah, metanol dan hidrokarbon rantai panjang. Smith,1998
Pencemaran yang ditimbulkan industri karena ada limbah keluar pabrik mengandung bahan beracun dan bahan berbahaya. Bahan pencemar keluar bersama
bahan buangan melalui media udara, air, dan bahan padatan. Bahan buangan yang keluar pabrik masuk dalam lingkungan dapat diidentifikasi sebagai sumber
pencemar. pencemaran terjadi akibat adanya bahan beracun dan berbahaya dalam limbah lepas yang masuk lingkungan hingga terjadi perubahan kualitas lingkungan.
Sumber bahan beracun dan berbahaya dapat diklasifikasikan: 1 industri kimia
Universitas Sumatera Utara
1
organik dan anorganik, 2 pengguna bahan beracun dan berbahaya sebagai bahan baku atau bahan penolong dan 3 peristiwa kimia-fisika,biologi dalam pabrik.
Agusnar,2008
Sementara pemerintah, dunia industri dan masyarakat mengamati bahwa pendekatan ujung pipa the end of pipe yang merupakan salah satu upaya strategis
untuk melindungi lingkungan hidup bukanlah metode yang efektif dan hemat biaya. Masih banyak kendala dilapangan. Oleh karena itu disusun beberapa kriteria prinsip
pengelolaan atau manajemen limbah baik senyawa kimia organik maupun senyawa anorganik atau campurannya sebagai berikut:
Pollution prevention principe berarti upaya untuk meminimalisasi
timbunan limbah senyawa kimia organik maupu senyawa kimia anorganik atau prinsip pencegahan pencemaran.
Polluter pays principe berarti pihak penghasil bahan pencemar atau
kontaminan senyawa kimia harus membayar semua biaya yang dikeluarkan untuk memproses limbah senyawa kimia organik dan senyawa anorganik.
Crade to grave principe berarti pengawasan limbah dimulai sejak
dihasilkan di tempat proses sampai limbah limbah dibuang. Limbah dan hasil samping dapat memberikan nilai ekonomis bagi pemrakarsa. Hal ini
termasuk penerapan teknologi bersih terhadap proses dan bahan baku industri.
Universitas Sumatera Utara
1
Pengolahan dan penimbunan limbah harus sedekat mungkin dengan
sumber limbah.
Non discriminatory principe berarti semua limbah senyawa senyawa kimia
organik dan senyawa kimia anorganik harus diperlakukan sama dalam pengolahan dan penanganannya.
Memeperhatikan dan melaksanakan pembangunan berkelanjutan
sustainable development. Suharto,2011 1.2.Permasalahan
Yang menjadi pokok permasalahan dalam hal ini ialah bagaimana mengatasi air buangan limbah cair pada pabrik pengolahan kelapa sawit di
PT.Multimas Nabati asahan,Tbk serta pamanfaatnya sebagai biogas dalam unit refinery dan pengurangan beban pencemaran limbah yang dapat merusak
lingkungan hidup serta dampak dampak lainya.
1.3.Tujuan
- Untuk mengetahui bagaimana manfaat dari Limbah Cair Kelapa Sawit LCPKS menjadi gas methan biogas melalui proses fermentasi Anaerobic.
- untuk mengetahui jumlah limbah yang direduksi oleh tanki Anaerob memenuhi standart yang ditetapkan Menteri Lingkungan Hidup untuk dibuang ke badan air
yaitu laut. - untuk mengetahui metode yang lebih baik dalam teknologi pengolahan limbah
kelapa sawit.
Universitas Sumatera Utara
1
1.3. Manfaat