Throughput Penerapan Jaringan CDN

4.2.2.3 Throughput

Nilai perbandingan throughput dari 20 kali percobaanSingle Server dan jaringan CDN ditunjukkan pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 PerbandinganThroughput Single Server dan Jaringan CDN Percobaan Throughput bps Single Server LC RR WRR 1 164509.809 281036.167 253021.033 250925.400 2 160367.506 280361.367 250547.000 249443.600 3 160492.384 271078.000 251187.967 250129.100 4 146886.398 280532.133 250932.733 249870.900 5 154594.656 280970.400 250541.667 249427.400 6 160159.040 280150.767 250467.633 249657.033 7 159697.122 280792.267 246542.533 248756.800 8 160564.811 280110.833 247307.500 249474.933 9 159946.632 280046.567 249940.867 249601.067 10 155335.889 280215.300 251406.200 249725.900 11 160399.101 280173.833 251726.000 250564.500 12 154972.411 280384.867 253235.000 250367.867 13 154792.533 280321.900 249307.967 249985.167 14 154888.178 280545.567 250235.600 249315.800 15 155108.433 280665.633 250680.200 249042.700 16 155124.167 254785.739 250275.067 249894.300 17 160659.327 280420.433 250594.967 249595.567 18 154572.067 280672.000 251065.167 250291.967 19 159854.009 279955.400 250593.567 249471.467 20 153448.117 258499.800 231759.100 230527.033 Rata-Rata 157318.629 277585.949 249568.388 248803.425 Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan jaringan CDN maka nilai throughput akan semakin tinggi dan dengan demikian besarnya packet yang berhasil dikirim juga akan semakin bagus. Dapat dilihat bahwa besar nilai Universitas Sumatera Utara rata-rata throughput setelah 20 kali percobaan diatas 200000 bps, dibandingakan dengan single server yang memiliki nilai throughput lebih kecil dari 200000 bps. Gambar 4.11 menunjukkan perubahan nilai throughput dalam 20 kali percobaan.Dapat dilihat bahwa nilai throughput 20 kali percobaan pada single server dibawah jaringan CDN. Gambar 4.11Karateristik Perbandingan ThroughputSetiap Percobaan Gambar 4.12 menunjukkan perbandingan throughput antara single server dan jaringan CDN. Gambar 4.12 PerbandinganThroughput Single Server dan jaringan CDN 50000 100000 150000 200000 250000 300000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 T hr o ug hp ut bps Urutan Percobaan Single Server LC RR WRR 50000 100000 150000 200000 250000 300000 T hr o ug hp ut bps Single Server Jaringan CDN Single Server Algoritma LC Algoritma RR Algoritma WRR Universitas Sumatera Utara Nilaithroughput jaringan CDN lebih tinggi daripada jaringan Single Server. Ini berarti dengan jaringan CDN maka kemampuan jaringan akan lebih meningkat dalam mentransmisikan bit-bit video. Dari simulasi yang sudah dilakukan, nilai delay, packet loss, dan throughput dari algoritma least connection lebih baik daripada algorima round robin dan weighted round robin. Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan Berdasarkan simulasi dan analisa data, adapun beberapa kesimpulan pada Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Dari hasil simulasi single server dan jaringan CDN, penggunaan jaringan CDN akan meningkatkan QoS dari jaringan internet, ini dibuktikan dengan nilai parameter delay, packet loss, dan throughtput yang semakin membaik dengan menggunakan algoritma jaringan CDN. 2. Nilai rata-rata 20 kali percobaan delay pada single server yaitu0.279 detik. Setelah penerapan jaringan CDN dengan Load Balancer ketiga algoritma maka delay yang diperoleh lebih baik. Dengan algoritma LC diperoleh delay 0,075 detik atau turun 0.204 detik. Dengan algoritma RR diperoleh delay 0,134 detik atau turun 0,145 detik. Dengan algoritma WRR diperoleh delay 0,087 detik atau turun 0,192 detik. 3. Nilai rata-rata 20 kali percobaan packet loss pada single server yaitu44,19. Setelah penerapan CDN dengan Load Balancer ketiga algoritma diperoleh packet loss yang lebih baik. Dengan algoritma LC diperoleh packet loss2.82 atau turun 41,35. Dengan algoritma RR diperoleh packet loss13.95 atau turun 30,52. Dan dengan algoritma WRR diperoleh packet loss14,09 atau turun 30,1. 4. Nilai rata-rata 20 kali percobaan throughput pada single server yaitu157319 bps. Setelah penerapan jaringan CDN dengan Load Balancer ketiga algoritma Universitas Sumatera Utara maka delay yang diperoleh lebih baik. Dengan algoritma LC diperoleh throughput 277586 bps atau naik 43,33. Dengan algoritma RR diperoleh throughput 249568 bps atau naik 36,96. Dan dengan algoritma WRR diperoleh throughput 248803 bps atau naik 36,77 . 5. Dari ketiga algoritma Load Balancer least connection, round robin RR, dan weighted round robin WRR yang memiliki nilai rata-rata dari parameter yang lebih baik adalah algoritma least connection.

5.2. Saran

Adapun saran untuk tugas akhir ini adalah: 1. Untuk tugas akhir selanjutnya dapat dilakukan dengan penambahan jumlah client dan server. 2. Untuk tugas akhir selanjutnya dapat dilakukan penerapan Load Balancer dengan algoritma lain. Universitas Sumatera Utara