Fokus Permasalahan penelitian Tujuan Penelitian

3. Memperoleh gambaran faktor dominan yang menjadi pendukung dan penghambat implementasi kebijakan fungsionalisasi pengawas sekolah sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010. 4. Memperoleh gambaran mengenai desain pengembangan pengawas sekolah yang harus disusun sebagai upaya menjadikan pengawas SMA di kabupaten Natuna sebagai pengawas yang profesional, setelah diberlakukannya kebijakan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Bagi Pengawas Sekolah a. Mengelola sistem informasi pengawasan berupa profil pengawas, kinerja pengawas sekolah dan rasio penyebaran yang dapat digunakan sebagai input dalam melakukan pemetaan, pembinaan, promosi, dan pengembangan karir pengawas sekolah pendidikan tingkat kabupatenkota, provinsi, dan nasional. b. Mengembangkan analisis kekuatan dan kelemahan proses dan hasil pelaksanaan tugas pengawas sekolah sebagai dasar pengembangan dan perbaikan mutu profesi pengawas sekolah. 2. Manfaat Bagi Kepala Dinas Pendidikan. a. Proses analisis pelaksanaan kebijakan fungsionalisasi pengawas ini dapat dijadikan dasar pembinaan pengawas sekolah, khususnya sebagai analisis kebutuhan, peningkatan kompetensi dan profesionalisme pengawas melalui program pendidikan. b. Dapat menjadi acuan dalam melakukan pengembangan profesi dan perekrutan pengawas dimasa yang akan datang sesuai dengan rasio kebutuhan. 137

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Merujuk pada pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya yang berdasar pada fenomena-fenomena esensial di lapangan, maka dirumuskan kesimpulan sebagai berikut: 1. Profil pengawas SMA di Kabupaten Natuna, baik dari segi kuantitatif maupun kualitatif belum memadahi. Indikatornya dapat dilihat dari spesialisasi latarbelakang pendidikan, usia, golongan dan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, ra si o a n tar a j umla h Pe ngawas Sekolah dengan jumlah sekolah . Jum l ah P en gawa s SMA 3 orang dengan rincian 2 pengawas bidang studi Matematika dan 1 pengawas bidang studi bimbingan dan konseling BK, tingkat pendidikan 2 orang S1, dan 1 orang berpendidikan S2, rata-rata 3 pengawas umurnya di atas 50 tahun dan golongan pengawas rata-rata pengawas madya. Mengenai rasio jum la h pengawas seko lah d en g an jumlah sekol ah ya ng harus diawasi beserta penyeb ar a nn ya, rasio pengawas di kabupaten Natuna adalah 1:12 . K o n di s i tersebut lebih memprihatinkan karena belum ada peng a wa s m ata p e lajaran Bahasa, IPS, TIK, OLahraga dan Seni Budaya . Untuk mengatasi kekurangan jumlah pengawas SMA , sebenarnya ada 14 guru kepala sekolah di Kabupaten Natuna yang potensial untuk diangkat menjadi pengawas sekolah . Pertimban g an yang harus diperhatikan agar pengangkatannya, tidak menimbulkan kekurangan guru , artinya harus diimbangi dengan pengangkatan guru baru setiap tahunnya.