Alat dan Lokasi Spesifikasi Alat Cara Kerja

commit to user

BAB III METODOLOGI

A. Alat dan

Bahan 1. Alat yang digunakan a. Nebulizer b. Heater c. Blower d. Pipa Kaca e. Selang f. Karet sumbat g. Gelas ukur h. Kuas i. Filter 2. Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan adalah ekstrak temulawak berupa cairan diperoleh dengan cara menumbuk rimpang temulawak sebanyak 750 gram kemudian memeras air perasannya sampai volumenya 1 liter. commit to user Desain Alat Rangkaian Alat Overall nebulizer controller Blower Heater Pipa Kaca Gambar 3.1 Rangkaian Alat Ultrasonic Nebulizer Spray Dryer

B. Lokasi

Tempat yang digunakan untuk pelaksanaan pengujian alat dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret. commit to user

C. Spesifikasi Alat

a. Ultrasonic Nebulizer Kapasitas : 150 ml Volt : 230 V AC Frequency : 50 Hz Power Consumption : 80 VA Fungsi : Mengubah larutan temulawak menjadi droplet b. Heater Daya : 600 Watt Fungsi : Menguapkan air dalam droplet c. Pipa Kaca Daya Tahan Panas : 500ºC Fungsi : Untuk mengalirkan droplet kabut d. Blower Size : 2 in Volt : 220 V Amp : 1 A Cycles : 5060 RPM : 30003600 Fungsi : Menarik serbuk yang dihasilkan commit to user

D. Cara Kerja

1. Pembuatan Larutan Ekstrak Temulawak a. Menimbang 750 gr rimpang temulawak, kemudian mengupas dan menumbuknya hingga halus. b. Memeras temulawak yang sudah ditumbuk dan menampung hasil perasan. c. Menyaring hasil perasan yang diperoleh, mengambil filtrat dan melarutkannya dengan air hingga volume 1000 ml. 2. Cara Kerja untuk Variasi Suhu Konsentrasi Larutan Umpan 0.75 grml a. Merangkai alat sesuai dengan gambar rangkaian alat yang ada. b. Memasang filter pada kaca yang terletak di dekat heater. c. Mengisi nebulizer dengan larutan ekstrak temulawak sebanyak 50 ml d. Mengeset kecepatan udara pembawa pada nebulizer dengan kecepatan konstan sebesar 1 skala. e. Mengeset kecepatan pengkabutan nebulizer dengan kecepatan konstan sebesar 1 skala. f. Menyalakan heater dan mengeset suhu pada heater sesuai dengan variasi suhu yang diinginkan. g. Menghidupkan nebulizer sehingga cairan precursor terevaporasi dan tersembur ke dalam heater. h. Melakukan pemanasan ± 4 jam untuk setiap variabel suhu. Pada akhir pemanasan, filter diambil, dipisahkan serbuknya dan ditimbang serbuk temulawak yang diperoleh. i. Mengukur volume larutan ekstrak temulawak yang tersisa di nebulizer. j. Menghitung yield yang diperoleh, kemudian menganalisa serbuknya. k. Melakukan eksperimen dengan variasi suhu 160, 180 dan 200 o C. commit to user 3. Cara Kerja untuk Variasi Konsentrasi Larutan a. Membuat larutan ekstrak temulawak berbagai konsentrasi 0.3 grml, 0.45 grml, dan 0.6 grml dengan cara pengenceran dari larutan ekstrak temulawak 0.75 grml. b. Merangkai alat sesuai dengan gambar rangkaian alat yang ada. c. Memasang filter pada kaca yang terletak di dekat heater. d. Mengisi nebulizer dengan larutan ekstrak temulawak sebanyak 50 ml e. Mengeset kecepatan udara pembawa pada nebulizer dengan kecepatan konstan sebesar 1 skala. f. Mengeset kecepatan pengkabutan nebulizer dengan kecepatan konstan sebesar 1 skala. g. Menyalakan heater dan mengeset suhu pada heater 180 o C h. Menghidupkan nebulizer sehingga cairan precursor terevaporasi dan tersembur ke dalam heater. i. Melakukan pemanasan ± 4 jam untuk setiap variabel beda konsentrasi larutan ekstrak temulawak. Pada akhir pemanasan, kain diambil, dipisahkan serbuknya dan ditimbang serbuk temulawak yang diperoleh. j. Mengukur volume larutan ekstrak temulawak yang tersisa di nebulizer. k. Menghitung yield yang diperoleh, kemudian menganalisa serbuknya. l. Melakukan eksperimen dengan variasi beda konsentrasi larutan ekstrak temulawak 0.3 grml, 0.45 grml, dan 0.6 grml. commit to user

E. Gambar Ultrasonic Nebulizer Spray Dryer