Pengertian Wakaf Pengelolaan Wakaf

PROGRAM STUDI AKUNTANSI-FEB UMS, 25 JUNI 2014 ISBN: 978-602-70429-2-6 101

1. Pengertian Wakaf

Secara etimologi, wakaf berasal dari perkataan Arab “ Waqf ” yang berarti “ al-Habs ”. Ia merupakan kata yang berbentuk masdar infinitive noun yang pada dasarnya berarti menahan, berhenti, atau diam. Apabila kata tersebut dihubungkan dengan harta seperti tanah, binatang dan yang lain, ia berarti pembekuan hak milik untuk faedah tertentu Ibnu Manzhur: 9359. Sebagai satu istilah dalam syari’ah Islam, wakaf diartikan sebagai penahanan hak milik atas materi benda al- ‘ain untuk tujuan menyedekahkan manfaat atau faedahnya al- manfa‘ah. Sedangkan dalam buku-buku fiqh , para ulama berbeda pendapat dalam memberi pengertian wakaf. Perbedaan tersebut membawa akibat yang berbeda pada hukum yang ditimbulkan. Dari definisi wakaf tersebut, dapat disimpulkan bahwa wakaf bertujuan untuk memberikan manfaat atau faedah harta yang diwakafkan kepada orang yang berhak dan dipergunakan sesuai dengan ajaran syariah Islam. Hal ini sesuai dengan tujuan dan fungsi wakaf yang disebutkan pasal 4 dan pasal 5 UU no. 41 tahun 2004 yang menyatakan wakaf bertujuan memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya. Sementara fungsi wakaf adalah untuk mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.

2. Pengelolaan Wakaf

Menurut Hasan 2010 pada masa kejayaan Islam pengelolaan wakaf tidak terlepas dari campur tangan pemerintahan, dalam sejarah peradaban Islam pemerintah mengambil peran secara aktif untuk mengelola dan mengembangkan harta wakaf. Di Indonesia pengelolaan wakaf dilaksanakan oleh nazhir yaitu pihak yang menerima harta benda wakaf dari Wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya. Dalam Undang- undang No.41 Tahun 2004 tentang Wakaf pasal 7 menyebutkan nazhir meliputi tiga yaitu, perseorangan; organisasi; atau; badan hukum. Dalam mengelola wakaf diatur dalam Pasal 42, 43, dan 44 Undang-undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf sebagai berikut: a. Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukkannya. b. Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf oleh Nazhir harus dilaksanakan sesuai dengan prinsip syari’ah. c. Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf dilakukan secara produktif. d. Dalam hal pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf diperlukan penjamin, maka digunakan lembaga penjamin syariah. PROGRAM STUDI AKUNTANSI-FEB UMS, 25 JUNI 2014 ISBN: 978-602-70429-2-6 102 e. Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, Nazhir dilarang melakukan perubahan peruntukan harta benda wakaf kecuali atas dasar izin tertulis dari Badan Wakaf Indonesia. Izin sebagaimana dimaksud pada ayat 1 hanya dapat diberikan apabila harta benda wakaf ternyata tidak dapat dipergunakan sesuai dengan peruntukan yang dinyatakan dalam ikrar wakaf.

3. Pengelolaan Wakaf di Indonesia