PERCOBAAN NO : 9 2. JUDUL PERCOBAAN : TUJUAN TEORI PENDAHULUAN

LAPORAN LAB TEKNIK PENGUKURAN FREKUENSI TINGGI Percobaan No.9 Pengukuran Radio Penerima Oleh: Kelompok IKelas 3A 1 1. Adiena Nursukma 121331001 2. Andriani Puspa R. 121331002 3. Arum Arieski M. 121331003 4. Chalimi Kaffa 121331004 5. Erni Safitri 121331005 6. Faishal Arif U. 121331006 7. Frieda Anjani 121331007 8. Heriyadi Kusumah 121331008 Tanggal Laporan : 6012015 PRODI TELEKOMUNIKASI – TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JANUARI 2015

1. PERCOBAAN NO : 9 2. JUDUL PERCOBAAN :

PENGUKURAN RADIO PENERIMA

3. TUJUAN

3.1 Mahasiswa mampu mengukur Sensitivitas radio penerima 3.2 Mahasiswa mampu mengukur Selektivitas radio penerima 3.3 Mahasiswa mampu mengukur Quieting radio penerima 3.4 Mahasiswa mampu mengukur Squelch radio penerima 3.5 Mahasiswa mampu mengukur Ftrekuensi Bayangan radio penerima 3.6 Mahasiswa mampu mengukur Distorsi Audio radio penerima 3.7 Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik radio penerima

4. TEORI PENDAHULUAN

Untuk menentukan apakah sebuah radio penerima termasuk dalam radio penerima yang baik, banyak faktor yang dapat digunakan. Spesifikasi radio penerima biasanya akan sangat berpengaruh pada penampilan dan unjuk kerja. Berikut ini spesifikasi radio penerima yang dapat digunakan dan diterapkan untuk produk rumah tangga ataupun radio penerima komunikasi. Spesifikasi Penampilan Radio Penerima : 1. Kepekaan Sensitivitas Berapa sinyal terlemah yang dapat diterima dengan reproduksi sinyal pemodulasi asli yang dapat diterima. Kepekaan terbaik dibatasi oleh derau yang dibangkitkan di dalam penerima, sehingga derau keluaran merupakan salah satu faktor dalam menilai kepekaan. Dalam spesifikasi radio penerima, kepekaan sensitivitas didefinisikan sebagai tegangan masuk pembawa minimum yang akan menghasilkan suatu perbandingan daya sinyal ke derau SNR = Signal to Noise Ratio tertentu pada keluaran dari bagian IF. Beberapa jenis detektor terutama FM dapat menghasilkan perbaikan dalam SNR. Pada penerima AM, definisi lain dari kepekaan adalah tegangan pembawa masuk minimum yang termodulasi 50 pada 1000 Hz yang menghasilkan SNR tertentu pada keluaran detektor. Dengan demikian, sensitivitas sebuah radio penerima juga ditentukan oleh penguatan gain dari tingkat penguat RF dan penguat IF, serta derau thermal yang dapat terjadi pada komponen-komponen yang digunakan khususnya pada resistor dan semikonduktor yang digunakan. 2. Squelch Untuk mengatasi masalah tingkat kebisingan tinggi ketika tidak ada sinyal hadir sirkuit yang dikenal sebagai Squelch biasanya digunakan. Squelch mendeteksi ketika ada sinyal hadir dan memotong audio, sehingga menghilangkan suara di kondisi ini. Tingkat untuk ini biasanya hadir dalam radio domestik, tetapi sering kali ada penyesuaian tingkat untuk PMR atau handheld transceiver, atau scanner dan penerima profesional. 3. Quieting Salah satu keuntungan dari FM adalah ketahanan terhadap kebisingan. Ini adalah salah satu alasan utama mengapa digunakan untuk siaran audio berkualitas tinggi. Namun ketika ada sinyal hadir, tingkat kebisingan yang tinggi hadir pada output dari penerima. Jika sinyal FM tingkat rendah diperkenalkan dan tingkat perlahan-lahan meningkat maka akan ditemukan bahwa tingkat kebisingan mengurang. Dari tingkat quieting dapat disimpulkan. Ini adalah penurunan tingkat kebisingan dinyatakan dalam desibel ketika sinyal dari kekuatan yang diberikan diperkenalkan ke input dari himpunan. Biasanya siaran tuner harus memberikan tingkat quieting dari 30 dB untuk tingkat input sekitar mikrovolt. 4. Selektivitas Selektivitas adalah ukuran dari kemampuan penerima untuk ditala pada stasiun pemancar yang dikehendaki dan membedakan dari sinyal-sinyal yang tidak dikehendaki. Spesifikasi radio penerima dalam hal selektivitas ditentukan oleh tanggapan frekuensi rangkaian yang mendahului detektor. Dalam penerima konvensional, selektivitas ditentukan terutama oleh filter dalam bagian IF, tetapi tertekannya tanggapan lancung pada frekuensi bayangan, frekuensi IF dan lainnya dikendalikan oleh rangkaian tala RF. Secara teori, semakin sempit lebar pita penguat IF, maka akan semakin tinggi selektivitas. Namun apabila lebar pita penguat IF terlalu sempit, maka penalaan juga akan sulit dan akan berpengaruh pada kualitas audio yang dihasilkan khususnya pada penerapan AM. Radio penerima dengan spesifikasi baik akan dapat dengan mudah ditala pada stasiun pemancar yang dikehendaki. 5. Penolakan Bayangan Image Rejection Penolakan Bayangan adalah Perbandingan antara masukan frekuensi bayangan dan masukan pembawa yang diinginkan, yang menghasilkan keluaran yang sama dari tingkat pencampur. Penolakan bayangan ini biasanya dinyatakan dalam dB. Nilai standar untuk penolakan bayangan adalah sekitar -50 dB untuk penerima komunikasi. Harga tersebut dapat berubah-ubah menurut penalaan. 6. Distorsi Penerimaan sinyal dalam suatu sistem komunikasi dapat dirusak oleh adanya kontaminasi sinyal transmisi. Sinyal ini akan mengakibatkan rusaknya sinyal yang diterima tidak sesuai dengan yang dikirim. Distorsi adalah sebuah perubahan suara yang terjadi ketika amplitudo sinyal melebihi jangkauan yang tersedia. Hasilnya adalah timbulnya artifact harmonis tambahan seiring bentuk waveform berubah. Fase distorsi atau lebih dikenal dengan delay distortion merupakan distorsi yang terjadi akibat kecepatan sinyal yang melalui medium berbeda-beda sehingga tiba pada penerima dengan waktu yang berbeda. Tidak begitu berpengaruh pada komunikasisuara tetapi merugikan pada komunikasi data.

5. SETUP PENGUKURAN