Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai Starter

PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI SAMPAH ORGANIK
DENGAN MENGGUNAKAN BOISCA SEBAGAI STARTER

SKRIPSI

Oleh :
DAMAYANTI SINAGA
040308039

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2009
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.

2

PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI SAMPAH ORGANIK
DENGAN MENGGUNAKAN BOISCA SEBAGAI STARTER


SKRIPSI

Oleh

DAMAYANTI SINAGA
040308039/TEKNIK PERTANIAN

Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing

(Ir. Saipul Bahri Daulay,M.Si)
Ketua

(Ainun Rohanah,STP,M.Si)
Anggota


DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2009
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.

3

ABSTRAK
DAMAYANTI SINAGA: Pembuatan Pupuk Cair dari Sampah Organik dengan
Menggunakan Boisca Sebagai Starter, dibimbing oleh SAIPUL BAHRI
DAULAY dan AINUN ROHANAH.
Sampah dapat membawa dampak yang buruk pada kondisi
kesehatan manusia dan rata-rata tiap orang perhari menghasilkan sampah 1-2 kg
dan akan terus bertambah sejalan meningkatnya kesejahteraan dan gaya hidup
masyarakat. Bila sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa ada
pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang
serius. Penelitian ini merupakan salah satu langkah awal untuk mendapatkan cara
pembuatan pupuk cair dari sampah organik dengan menggunakan boisca sebagai

starter. Sampah organik yang digunakan adalah sampah sayuran. Penelitian
dilakukan pada Mei-Juni 2009 di Laboratorium teknik pertanian, Fakultas
Peranian USU, Medan, analisa parameter dilakukan di Laboratorium Pusat
Penelitian Kelapa Sawit, Medan, menggunakan rancangan acak lengkap faktorial.
Parameter yang dianalisis adalah C/N akhir, pH akhir dan rendemen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis Boisca berpengaruh
sangat nyata terhadap C/N dan rendemen pupuk cair kecuali pH akhir. Lama
perendaman berpengaruh sangat nyata terhadap semua parameter. Hasil yang
terbaik diperoleh pada kombinasi dosis boisca 10 ml dengan lama perendaman 21
hari.
Kata Kunci: Pupuk Cair, Starter, Lama Perendaman, C/N, pH dan
Rendemen.

ABSTRACT
DAMAYANTI SINAGA: Preparation of Liquid Compost from organic Wastes
using Boisca as Starter, supervised by SAIPUL BAHRI DAULAY and AINUN
ROHANAH.
Wastes can make bad effect on human health and in average people can
produce wastes around 1- 2 kilos/day and will increase with increasing of
wellfare and society life style. When wastes are thrown away unproperly or in

heaps without good organizing these will make a lot of serious effect for health.
This research was one of preliminary study in making liquid compost from
organic wastes using Boisca as starter. Organic wastes used were vegetables
wastes. The research was performed in Mei-Juni 2009 at Agricultural Mechanic
Laboratory, College of Agriculural, USU, Medan, and parameter were analyzed
at Pusat Penelitian Kelapa Sawit Laboratory, Medan, using factorial completely
randomized design. Parameter analyzed were C/N, pH, and yield.
The results showed that doses of Boisca had highly significant effect on
C/N and yield except pH. Soaking time showed that highly significant effect on all
parameters. The best result was found in combination of 10 ml Boisca and 21
days soaking time
Key Words: Liquid Compost, Starter, Soaking time, C/N, pH and Yield

Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.

4

RIWAYAT HIDUP


Penulis dilahirkan di Kp. Juhar pada tanggal 21 Mei 1986 dari ayah Muller
Sinaga dan ibu S. Siringo-ringo. Penulis merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara.
Tahun 2004 penulis lulus dari SMA KCK Tebing tinggi dan pada tahun
yang sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur ujian tertulis Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru. Penulis memilih Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai pengurus organisasi
Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian (IMATETA) untuk periode 2007-2008 dan
aktif sebagai anggota organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Kebaktian Mahasiswa
Kristen Unit Pelayanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (UKM
KMK UP FP USU).
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Pabrik Lateks
Pekat PTP. Nusantara III Kebun Rambutan Tebing Tinggi pada tahun 2007.

Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.

5


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ” Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan
Boisca Sebagai Start’.
Pada kesempatan ini penulis

menghaturkan sterima kasih sebesar-

besarnya kepada kedua orang tua penulis yang telah meembesarkan, memelihara
dan mendidik penulis selama ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Ir.Saipul Bahri Daulay, M.Si dan kepada Ibu Ainun Rohanah, STP, M.Si
selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan
memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis dari mulai menetapkan
judul, melakukan penelitian, sampai ujian akhir.

Di samping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf
pengajar dan pegawai di Program Studi Teknik Pertanian Departemen Teknologi
Pertanian, serta semua rekan mahasiswa yang tak dapat disebut satu per satu di

sini yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga
skripsi ini bermanfaat.

Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.

6

DAFTAR ISI

Hal
ABSTRACT .................................................................................................... i
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................vii
PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................................. 1
Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3

Kegunaan Penelitian ..................................................................................... 3
TINJAUAN LITERATUR
Sampah ......................................................................................................... 4
Jenis-jenis Sampah........................................................................................ 4
Pupuk organik.................................................................................................... 5
Pupuk Cair Organik ...................................................................................... 6
Prinsip Pengomposan .................................................................................... 7
Pengomposan Anaerobik .............................................................................. 9
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengomposan ......................................... 10
Boisca ........................................................................................................... 13
Perbandingan C/N ......................................................................................... 14
pH .....................................................................................................................14
Rendemen .........................................................................................................15
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 16
Bahan dan Alat Penelitian ............................................................................. 16
Metode Penelitian ......................................................................................... 17
Model Rancang Penelitian ............................................................................ 18
Prosedur Penelitian ....................................................................................... 19
Parameter Penelitian ..................................................................................... 21

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemberian Dosis Boisca ................................................................................ 23
Lama Perendaman......................................................................................... 23
Perbandingan C/N ......................................................................................... 24
pH .....................................................................................................................27
Rendemen .........................................................................................................28
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ...................................................................................................... 32
Saran ................................................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 34
LAMPIRAN ....................................................................................................

Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.

7

DAFTAR TABEL

Hal

1. Kandungan C/N dari Berbagai sumber bahan organik…………………... 9
2. Jenis mikroorganisme yang terdapat dalam
kultur boisca serta peranannya………………………………………….. 14
3. Pengaruh pemberiaan dosis boisca terhadap
perbandingan C/N, rendemen, dan pH pupuk cair…………………….. 23
4. Pengaruh lama perendaman terhadap nilai
perbandingan C/N, pH, dan rendemen………………………………...

23

5. Uji LSR efek utama pengaruh pemberian posis boisca
terhadap perbandingan C/N pupuk cair……………………………….. 24
6.

Uji LSR efek utama pengaruh lama perendaman
terhadap perbandingan C/N pupuk cair………………………………... 26

7.

Uji LSR efek utama pengaruh lama perendaman

terhadap perbandingan pH pupuk cair………………………………... 27

8.

Uji LSR efek utama pengaruh pemberian dosis
terhadap perbandingan rendemen pupuk cair………………………… 29

9. Uji LSR efek utama pengaruh lama perendaman
terhadap perbandingan pH pupuk cair………………………………... 30

Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.

8

DAFTAR GAMBAR

Hal
1. Hubungan dosis boisca dengan perbandingan C/N………………… 25
2. Hubungan lama perendaman dengan perbandingan C/N…………… 26
3.

Hubungan lama perendaman dengan perbandingan pH…………… 28

4. Hubungan dosis boisca dengan perbandingan rendemen………….. 29
5. Hubungan lama perendaman dengan perbandingan rendemen……. 30

Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.

9

DAFTAR LAMPIRAN

Hal
1. Data Perbandingan C/N Pupuk Cair……………………………… 36
2. Uji Statistik Perbandingan C/N Pupuk Cair……………………….

36

3. Data p/H Pupuk Cair………………………………........................

37

4. Uji Statistik Perbandingan pH s Pupuk Cair……………………….

37

5. Data Rendemen Pupuk Cair………………………......................

38

6. Uji Statistik Perbandingan Rendemen Pupuk Cair………………...

38

7. Daftar Dwikasta……………………………………………………

39

8. Flowchart Pembuatan Pupuk Cair………………………………….

40

9. Gambar Proses Pengomposan………………………………………

41

10. Gambar Komposter………………………………………………..

42

Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.

10

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sampah dapat membawa dampak yang buruk pada kondisi kesehatan
manusia. Bila sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa ada
pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang
serius. Tumpukan sampah rumah tangga yang dibiarkan begitu saja akan
mendatangkan tikus got dan serangga (lalat, kecoa, lipas, kutu, dan lain-lain) yang
membawa kuman penyakit.
Di tengah kepadatan aktifitas manusia, penanganan sampah masih menjadi
permasalahan serius yang belum bisa tertangani dengan tuntas, terutama di kotakota besar. Pasalnya, rata-rata tiap orang perhari dapat menghasilkan sampah 1-2
kg dan akan terus bertambah sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan dan
gaya hidup masyarakat. Sampah yang tidak mendapat penanganan yang serius
bisa mengakibatkan pencemaran, baik polusi udara, polusi air, maupun polusi
tanah.
Persentase kandungan unsur hara dalam pupuk anorganik relatif tinggi
sehingga petani cenderung memakai pupuk ini. Namun belakangan ini, harga
pupuk anorganik semakin naik. Hal ini tentu saja menambah beban biaya bagi
petani. Selain itu pupuk anorganik dapat menimbulkan ketergantungan dan dapat
membawa dampak kurang baik, misalnya tanah menjadi rusak akibat penggunaan
yang berlebihan dan terus menerus akan menyebabkan tanah menjadi keras, air
tercemar, dan keseimbangan alam akan terganggu (Indriani,2004).

Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.

11

Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan penelitian yang dapat
merubah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Salah satunya adalah
memanfaatkan sampah khususnya sampah organik untuk bahan baku pupuk cair
sehingga dapat mengurangi penumpukan sampah dan dapat membantu petani
dalam menyediakan pupuk.
Sebenarnya permasalahan sampah bisa dikurangi jika penanganannya
dimulai dari rumah ke rumah dengan cara mengolahnya menjadi kompos. Selama
ini pupuk kompos yang dihasilkan dari sampah organik dalam bentuk padat
memang banyak. Namun, jarang yang berbentuk cair, padahal kompos cair ini
lebih praktis digunakan, proses pembuatannya relatif mudah, dan biaya
pembuatan yang dikeluarkan juga tidak terlalu besar (Hadisuwito, 2007).

Bahan baku pupuk cair yang sangat bagus dari sampah organik yaitu
bahan organik basah atau bahan organik yang mempunyai kandungan air tinggi
seperti sisa buah-buahan atau sayur- sayuran. Selain mudah terkomposisi, bahan
ini juga kaya akan nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Semakin besar kandungan
selulosa dari bahan organik (C/N rasio) maka proses penguraian oleh bakteri akan
semakin lama (Purwendro dan Nurhidayat, 2006).

Boisca adalah kultur bakteri yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan
mikroorganisme

di

dalam

lingkungan

hidup.

Boisca

dapat

menekan

mikroorganisme yang merugikan dan mendukung tanaman/ikan/ternak secara
optimal. Bakteri Indegenious mampu mengurai bahan organik dalam waktu
singkat menjadi senyawa sederhana yang dibutuhkan tanaman. Kemampuaannya
memfermentasi

bahan-bahan

organik

telah

memungkinkan

ikan/ternak

Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.

12

memperoleh pakan dan pencernaan yang sehat. Kekuatan dekomposisinya dapat
mengubah limbah padat/cair menjadi bahan yang bermanfaat bagi lingkungan.
Boisca dapat diaplikasikan pada budidaya berbagai jenis tanaman, ikan dan
ternak, pembuatan kompos, pembuatan pakan ikan/ternak, perbaikan kualitas
tanah/air, pengolahan limbah sampah organik (Hadisuwito, 2007).

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuat pupuk cair dari sampah organik.
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan penulis untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat
untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Teknik pertanian
Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara.
2. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang akan melanjutkan
penelitian ini.
3. Sebagai informasi bagi masyarakat dalam pembuatan pupuk cair.

Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.

TINJAUAN PUSTAKA

Sampah

Sampah adalah sisa-sisa bahan yang telah mengalami perlakuan, telah
diambil bagian utamanya, telah mengalami pengolahan, dan sudah tidak
bermanfaat, dari segi ekonomi sudah tidak ada harganya lagi dan dari segi
lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan kelestarian alam
(Amurwaraharja, 2006).
Jenis-jenis Sampah


Sampah organik
Sampah organik berasal dari makluk hidup, baik manusia, hewan, maupun
tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi menjadi sampah organik basah
dan sampah organik kering. Istilah sampah organik basah dimaksudkan
sampah yang mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya
kulit buah dan sisa sayuran. Sedangkan bahan yang termasuk sampah
organik kering adalah sampah yang mempunyai kandungan air yang
rendah. Contoh sampah organik kering adalah kayu atau ranting kering,
dan dedaunan kering.



Sampah anorganik
Sampah anorganik bukan berasal dari makhluk hidup. Sampah ini berasal
dari bahan yang bisa diperbaharui (recycle) dan sampah ini sangat sulit
terurai oleh jasad renik. Jenis sampah ini misalnya bahan yang terbuat dari
plastik dan logam.

Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.

14



Sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun)
Sampah B3 merupakan jenis sampah yang dikategorikan beracun dan
berbahaya bagi manusia. Umumnya, sampah ini mengandung merkuri
seperti kaleng bekas cat semprot atau minyak wangi (Purwendro dan
Nurhidayat, 2007).

Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik atau
makhluk hidup yang telah mati. Bahan organik ini akan mengalami pembusukan
oleh mikroorganisme sehingga sifat fisiknya akan berbeda dari semula. Pupuk
organik termasuk pupuk majemuk lengkap karena kandungan unsur haranya lebih
dari satu unsur dan mengandung unsur mikro (Hadisuwito, 2007).
Berdasarkan cara pembuatannya, pupuk organik terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu:
Pupuk organik alami dan pupuk organik buatan. Jenis pupuk yang
tergolong dalam kelompok pupuk organik alami benar-benar langsung diambil
dari alam, seperti dari sisa hewan, tumbuhan, tanah baik dengan atau tanpa
sentuhan teknologi yang berarti. Pupuk yang termasuk ke dalam kelompok ini
antara lain: pupuk kandang, kompos, pupuk hijau, humus dan pupuk burung.
Pupuk organik buatan dibuat untuk memenuhi kebutuhan pupuk tanaman
yang bersifat alami atau non kimia, berkualitas baik, dengan bentuk, ukuran, dan
kemasan yang praktis, mudah didapat, didistribusikan, dan diaplikasikan, serta
dengan kandungan unsur hara yang lengkap dan terukur. Berdasarkan bentuknya
ada dua jenis pupuk organik buatan yaitu: padat dan cair
(Marsono dan Paulus, 2001).

Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.

15

Jenis sampah organik yang bisa diolah menjadi pupuk organik adalah:
a. Sampah sayur baru
b. Sisa sayur basi, tetapi ini harus dicuci dulu, peras, lalu buang airnya
c. Sisa nasi
d. Sisa ikan, ayam, kulit telur
e. Sampah buah (anggur, kulit jeruk, apel dan lain-lain). Tapi tidak termasuk
kulit buah yang keras seperti kulit salak.
Sampah organik yang tidak bisa diolah:
a. Protein seperti daging, ikan, udang, juga lemak, santan, susu karena
mengundang lalat sehingga tumbuh belatung.
b. Biji-biji yang utuh atau keras seperti biji salak, asam, lengkeng, alpukat
dan sejenisnya. Buah utuh yang tidak dimakan karena busuk dan berair
seperti papaya, melon, jeruk, anggur.
c. Sisa sayur yang berkuah harus dibuang airnya, kalau bersantan harus
dibilas air dan ditiriskan ( Litauditomo, 2007).
Pupuk Cair organik
Menurut Simamora, dkk (2005) pupuk cair organik adalah pupuk yang
bahan dasarnya berasal dari hewan atau tumbuhan yang sudah mengalami
fermentasi dan bentuk produknya berupa cairan. Kandungan bahan kimia
didalamnya maksimum 5 %. Penggunaan pupuk cair memiliki beberapa
keuntungan sebagai berikut:
1. Pengaplikasiannya lebih mudah jika dibandingkan dengan pengaplikasian
pupuk organik padat.
2. Unsur hara yang terdapat di dalam pupuk cair mudah diserap tanaman.

Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.

16

3. Mengandung mikroorganisme yang jarang terdapat dalam pupuk organik
padat.
4. Pencampuran pupuk

cair

organik

dengan

pupuk

organik

padat

mengaktifkan unsur hara yang ada dalam pupuk organik padat tersebut.
(Simamora dkk, 2005)
Sedangkan menurut Hadisuwito (2007). Pupuk organik cair adalah larutan
dari hasil pembusukan bahan - bahan organik yang berasal dari sisa tanaman,
kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur.
Kelebihan dari pupuk organik ini adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi
hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan hara
secara cepat.
Dibandingkan dengan pupuk cair anorganik, pupuk organik cair umumnya
tidak merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering mungkin. Selain
itu, pupuk ini juga memiliki bahan pengikat, sehingga larutan pupuk yang
diberikan kepermukaan tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman.
(Hadisuwito, 2007).
Prinsip Pengomposan
Bahan organik tidak dapat langsung digunakan atau dimanfaatkan oleh tanaman
karena perbandingan C/N dalam bahan tersebut relatif tinggi atau tidak sama
dengan C/N tanah. Nilai C/N tanah sekitar 10-12. Apabila bahan organik
mempunyai kandungan C/N mendekati atau sama dengan C/N tanah maka bahan
tersebut dapat digunakan atau diserap tanaman. Namun, umumnya bahan organik
yang segar mempunyai C/N yang tinggi, seperti jerami padi 50-70, daun-daunan >

Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.

17

50 (tergantung jenisnya), cabang tanaman 15-60 (tergantung jenisnya), kayu yang
telah tua dapat mencapai 400.
Prinsip pengomposan adalah menurunkan C/N rasio bahan organik sehingga
sama dengan tanah (