Pengertian Opini Politik Opini Politik

2.1.2 Pengertian Opini Politik

Menurut Sjamsudin 1993: 7, pengertian opini politik pada dasarnya dapat dinyatakan sebagai orientasi politik, yaitu merupakan cara pandang yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap objek politik yang berhubungan erat dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh masyarakat. Opini politik setiap orang berbeda-beda sesuai dengan dari pengetahuan dan nilai-nilai yang dimilikinya. Selanjutnya menurut Sjamsudin 1993: 8, opini atau orientasi politik seseorang bisa saja berubah sesuai dengan pengetahuan yang didapatnya dan nilai-nilai yang dimilikinya. Nilai-nilai itulah yang akan mempengaruhi, dan kadang-kadang dapat membentuk, keseluruhan sikap masyarakat terhadap objek politik. Itulah yang muncul atau terpolakan ke atas permukaan sebagai opini politik masyarakat Nilai-nilai tersebut dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal, yakni faktor yang berasal dari luar individu, yang dapat berupa informasi, pengetahuan, lingkungan, teman sepermainan dan sebagainya. Sedangkan faktor internal, yakni faktor yang berasal dari dalam diri individu, berupa pendidikan, keluarga dan sebagainya. Menurut Goeltom dalam Mediastutie 2006: 15, opini atau orientasi politik adalah suatu cara pandang masyarakat baik yang homogen maupun heterogen dalam struktur masyarakat tersebut, yang dilatar belakangi oleh nilai-nilai dalam masyarakat maupun yang berada diluar masyarakat. Sehingga dapat membentuk sikap dan menjadi terpola oleh mereka untuk memandang suatu objek politik Menurut Almond 1990: 35, opini politik seseorang dapat dilihat secara sistematis jika memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Pengetahuan apa yang dimiliki seorang tentang negara dan sistem politikya dalam pengertian umum, sejarah, ukuran lokasi, kekuasaan, sifat-sifat konstitusional dan lain-lain. Bagaimana perasaan-perasaannya terhadap karakteristik sistemik ini, dan bagaimana pendapatnya tentang kelebihan atau kekurangan serta penilainnya terhadap karakteristik yang sistemik tersebut? 2. Bagaimana pemahaman seorang tentang struktur dan peranan, kaum elit politik dan pengajuan-pengajuan kebijaksanaan yang diperkenalkan di dalam arus pembuatan kebijaksanaan yang bersifat ”upward”? bagaimana perasaan dan pendapatnya tentang segala struktur, dan individu-individu, keputusan- keputusan yang dilibatkan dalam seluruh rangkaian proses ini? Bagaimana perasaan dan pendapatnya terhadap hal-hal tersebut? 3. Bagaimana pemahaman yang dimiliki tentang arus pengokohan kebijaksanaan yang ”downward” struktur-struktur, individu-individu, keputusan-keputusan yang dilibatkan dalam seluruh rangkaian proses ini? Bagaimana perasaan dan pendapatnya terhadap hal-hal itu? 4. Bagaimana perasaan pribadinya sebagai anggota sistem politik tersebut? Bagaimana pemahamannya tentang haknya, kekusaannya, kewajibannya dan strategi untuk dapat memasuki kelompok orang-orang yang berpengaruh? Bagaimana penilaiannya terhadap kemampuan norma-norma partisipasi dan penampilan apa yang diketahui dan dipergunakannya dalam membuat penilaian politik, atau dalam menyampaikan pendapatnya. Menurut Almond 1990: 36-37, opini politik seseorang atau masyarakat berhubungan dengan empat macam obyek politik, yaitu: 1. Sistem politik secara keseluruhan Meliputi antara lain: intenistas pengetahuan, ungkapan perasaan yang ditandai oleh apresiasi terhadap sejarah, ukuran lingkup lokasi, persoalan kekuasaan, karakteristik konstitusional negara atau sistem politiknya. 2. Proses input Meliputi anatara lain intensitas pengetahuan dan perbuatan tentang proses penyaluran segala tuntutan yang diajukan atau diorganisasi oleh masyarakat, termasuk prakara untuk menerjemahkan atau mengkonversi tuntutan-tuntutan tersebut sehingga menjadi kebijaksanaan yang otoritatif sifatnya dengan demikian proses input antara lain meliputi pula pengamatan atas partai politik, kelompok kepentingan, dan alat komunikasi massa yang berpengaruh dalam kehidupan politik sebagai sarana penampung berbagai tuntutan. 3. Proses output Meliputi antara lain: intensitas pengetahuan dan perbuatan tentang proses aktivitas berbagai cabang pemerintahan yang berkenan dengan penerapan dan pemaksaan keputusan otoritatif. Singkatnya berkenaan dengan fungsi pembuatan peraturanperundang-undangan oleh lembaga legislatif, fungsi pelaksanaan aturan oleh eksekutif termasuk birokrasi dan fungsi peradilan. 4. Diri sendiri Meliputi antara lain: intensitas pengetahuan dan frekuensi perbuatan seseorang dalam mengambil peranan di arena sistem politik. Dipersoalkan apakah yang menjadi hak, kekuasaan dan kewajibannya. Apakah yang bersangkutan dapat memasuki lingkungan orang atau kelompok yang mempunyai pengaruh atau bahkan bagaimana caranya untuk meningkatkan pengaruhnya sendiri. Kemudian lebih lanjut dipersoalkan kriteria apakah yang dipakai dalam membentuk pendapat dalam masyarakat atau sebagai seluruh sistem politik.

2.2 Masyarakat Desa