Aspek Perusahaan Hasil Penelitian

3. Bagian Pengembangan Usaha 4. Bagian Teknik dan Sarana 5. Bagian Keuangan 6. Bagian Sumber Daya Manusia

4.1.4 Aspek Perusahaan

Pada dasarnya usaha-usaha yang dilaksanakan oleh kantor Pos Indonesia meliputi usaha pokok dan usaha penunjang serta aneka layanan dan pelayanan usaha pos.

1. Usaha pokok Pos terdiri dari:

a. Layanan Fisik 1 Layanan Surat Pos 2 Layanan Paket Pos 3 Layanan Keuangan 4 Layanan Filateli b. Layanan elektronik dengan Wasantara-Net W-NET sebagai tulang punggungnya, untuk menyajikan fasilitas-fasilitas : 1 Internet : a Surat elektronik E-MAIL b Warung Pos Elektronik Warposnet c Internet untuk jaringan korporasi Coorporate Net working 2 Elektronik Data Interchange EDI untuk membantu jaringan komunikasi berbagai data, antara lain : a Surat bisnis elektronik SBE :  Direct mail  Weselpos elektronik  Advertansi elektronik  Internet hibrida

2. Usaha penunjang terdiri dari:

a. Penyewaan ruang atau tempat b. Usaha transportasi c. Freight and forwading d. Belanja lewat pos

3. Berbagai layanan keagenan

Pelayanan jasa keagenan yang dilakukan oleh PT. Pos Indonesia PERSERO untuk kepentingan pihak ketiga, yang meliputi: a. Penabungan dan pembayaran untuk Bank Tabungan Negara BTN b. Takesra dan Kukesra c. Pembayaran telepon d. Pembayaran pajak-pajak e. Pemotongan pensiun eks bank kreditur f. Pembayaran pensiun TASPEN dan ASABRI g. Penjualan benda untuk direktorat pajak

4. Layanan Pos terdiri dari:

a. Surat Pos Merupakan layanan standar pengiriman berita yang tersedia semua kantor pos dengan tarif seragam, baik untuk perhubungan di dalam maupun di luar negeri Jenis surat pos antara lain : Surat, Kartu Pos, Warkat Pos, Barang cetakan, Majalah sekogram braille dan bungkusan. b. Surat Kilat Merupakan layanan kiriman Pos dalam negeri yang menjangkau seluruh Indonesia dengan skala prioritas kecepatan dalam penyaluran dan pengantarnya. c. Surat Kilat Khusus SKH Merupakan layanan yang terdokumentasi sebagai solusi tepat kiriman pos dalam negeri sehingga dapat dilakukan jejak guna mengetahui status kiriman Jaringan SKH tersebar di 22 kota di Indonesia dengan waktu tempuh 24 jam sampai 48 jam. d. Ratron Merupakan layanan surat elektronik yang merupakan hibrida atau surat secara fisik dengan kombinasi transmisi data melalui jaringan telekomunikasi Hasil transfer data berupa copy naskah asli akan diantar kepada alamat penerima. e. Express Mail Service EMS Merupakan layanan pengiriman berita atau barang sebagai solusi tepat kiriman pos internasional dengan fasilitas jejak lacak guna mengetahui status kiriman Jaringan EMS tersebar di 46 negara terkemuka dengan waktu tempuh antara satu sampai dengan tiga hari. f. Ratron Simpati Merupakan layanan surat elektronik untuk bebagai ucapan simpati hasil transfer data berupa pesan pribadi dalam bentuk surat ataupun kartu ucapan yang akan diantarkan ke alamat yang akan dituju. g. Surat Bisnis Elektronik SBE Merupakan layanan hibrida antara transmisi data elektronik dengan fisik surat pos. Jenis layanan ini sangat cepat untuk pengiriman surat atau berbagai jenis tagihan dalam jumlah besar sehingga merupakan solusi korespondensi. h. Wesel Pos Merupakan layanan transfer uang sebagai solusi kiriman uang keseluruh Indonesia. Tersedia beberapa jenis layanan tambahan untuk wesel pos yang terdiri dari : 1 Wesel Kilat 2 Wesel Kilat Khusus 3 Wesel pos elektronik Westron 4 Wesel pos berlangganan 5 Wesel pos luar negeri ke dari beberapa Negara i. Giro Pos Merupakan layanan keuangan untuk penampungan, penyimpanan dan pembayaran berbagai transaksi, baik untuk pemegang rekening perorangan maupun perusahaan atau keperluan bisnis di seluruh Indonesia. j. Cek Pos Wisata CPW Merupakan layanan keuangan sebagai dana perjalanan karena dapat diuangkan di semua kantor pos. Harga nominal CPW mulai dari Rp 10000 sampai dengan Rp 25000. Beberapa hotel, travel biro dan tempat-tempat lainnya telah menerima CPW sebagai alat pembayaran. k. Paket Pos Merupakan layanan untuk pengiriman barang yang dapat dilakukan di semua kantor pos baik untuk perhubungan domestik maupun internasional, terdiri dari : 1 Paket pos darat atau laut untuk perhubungan darat atau laut 2 Paket pos udara untuk perhubungan udara l. Filateli Merupakan upaya peningkatan kualitas dan memperkaya khazanah hobi mengumpulkan perangko atau filateli, telah dikembangkan pula produk- produk filateli yang lebih atraktif dengan tema penerbitan bervariasi. Filateli adalah benda koleksi yang banyak diminati para penggemarnya, maka usaha bisnis filateli telah ditangani oleh satu divisi agar lebih fleksibel dan akrab dalam melangkah bersama filateli dalam masyarakat. m. Belanja Lewat Pos BLP Merupakan solusi belanja jarak jauh berbagai produk. Manfaat bagi konsumen adalah mendapatkan produk-produk pilihan dengan harga yang sama diseluruh Indonesia. Deksripsi dan ilustrasi produk digelar dalam satu brosur yang diterbitkan secara berkala. BLP dapat langsung mengakses pasar nasional tanpa harus membangun jaringan distribusi sendiri. n. Pos Plus Merupakan layanan dengan nilai tambah yang dikemas melalui sarana pelayanan pos plus sehingga layanan pos lebih “customized” sesuai dengan kebutuhan pelanggan, terdiri dari : 1 Kiriman Hari Ini Sampai KHIS 2 Kiriman Esok Sampai KES 3 Penangan khusus atas kiriman o. Wasantara Net W-NET Merupakan layanan pertukaran informasi melalui internet sebagai solusi komunikasi baik untuk lingkup dalam maupun luar negeri. p. Pos Serba Ada Poserba Merupakan pengembangan fasilitas pelayanan fisik kantor pos dengan mengacu pada konsep “one stop shopping”. Hadir untuk melayani tuntas segala kebutuhan tentang pos yang dikemas dalam tatanan arus untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi setiap pengunjung yang datang. Poserba menyediakan semua kebutuhan yang berhubungan dengan pos dan berbagai alat tulis termasuk kartu ucapan dan benda filateli dalam kemasan khusus. Poserba berada baik di kantor pos maupun di tempat yang lain yang strategis. q. Pos Pemasaran Keliling Posarling Merupakan perekayasaan kapasitas layanan pengantar pos yang lain selain mengantarkan kiriman pos juga ditambah dengan pelayanan kebutuhan pos lainnya seperti penjualan benda pos dan materai, penerimaan kiriman pos, dan lain-lain sehingga lebih mendekatkan kepada layanan pos pada masyarakat. Posarling hadir mengunjungi masyarakat setiap hari dengan sepeda motor dan seragam khas serta di lengkapi dengan bunyi melodi yang menandai kehadiran posarling yang siap untuk memberikan layanan pos. r. Hallo Pos 161 Merupakan kemudahan untuk dapat menghubungi kantor pos melalui saluran pos melalui saluran telepon yang praktis yang diwujudkan dalam Hallo Pos 161 yang merupakan media informasi dan layanan pos. Pelayanan ini bertujuan agar pelanggan hemat waktu dan biaya serta merupakan upaya untuk selalu dekat dengan jangkauan pelayanan pos. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Perkembangan Modal Kerja Pada PT. Pos Indonesia PERSERO Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas atau operasinya sehari-hari selalu membutuhkan modal kerja working capital. Modal kerja ini misalnya digunakan untuk membayar gaji pegawai dan pengeluaran-pengeluaran lainnya yang berguna untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari. Ada beberapa konsep modal kerja yang dikemukakan beberapa ahli. Adapun konsep modal kerja yang digunakan peneliti adalah konsep kualitatif yang menitikberatkan pada kualitas modal kerja. Menurut konsep ini modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang lancar. Perubahan aktiva lancar dan hutang lancar yang terjadi pada suatu periode akan berpengaruh terhadap modal kerjanya. Meningkatnya modal kerja ditunjukkan dengan peningkatan unsur-unsur aktiva lancarnya dibandingkan hutang lancarnya. Begitu pula sebaliknya penurunan modal kerja ditunjukkan dengan peningkatan unsur-unsur hutang lancarnya dibandingkan aktiva lancarnya. Modal Kerja = Aktiva Lancar - Hutang Lancar Tujuan laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode dengan menunjukan sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode tersebut. Adapun besarnya perkembangan modal kerja pada PT. Pos Indonesia PERSERO dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.1 Analisis Modal Kerja PT Pos Indonesia PERSERO Tahun 2000 – 2007 Dalam Rupiah Sumber : Laporan Neraca PT Pos Indonesia Data Diolah Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Modal Kerja Perkembangan Selisih Persentase 2000 1.430.731.426.649 1.284.365.453.460 146.365.973.189 - - 2001 1.528.443.125.298 1.307.190.331.593 221.252.793.715 74.886.820.526 51,16 2002 1.517.295.869.2581 1.084.630.991.658 432.665.877.600 211.413.083.885 95,55 2003 1.847.677.586.072 1.298.572.302.529 549.105.283.543 116.439.405.943 26,91 2004 1.708.454.401.761 1.618.516.988.548 89.937.413.213 459.167.870.330 83,62 2005 1.891.816.956.556 1.872.003.500.625 19.813.455.931 70.123.957.282 77,97 2006 2.576.527.449.039 2.581.585.184.195 5.057.735.156 24.871.191.087 125,53 2007 4.012.709.888.146 4.044.346.795.619 31.636.907.47 26.579.172.319 525,52 Data-data dari tabel diatas apabila digambarkan dalam bentuk grafik, maka akan tampak seperti grafik dibawah ini : Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Modal Kerja Tahun 2000-2007 PT Pos Indonesia PERSERO Sumber: Laporan Neraca Dalam menganalisis sumber dan penggunaan modal kerja didasarkan pada laporan neraca tahun 2000 sampai 2007. Dari analisis ini dapat diperoleh darimana sumber-sumber modal kerja diperoleh dan dipergunakan untuk apa saja modal kerja tersebut. 146.365.973.189 221.252.793.715 432.665.877.600 549.105.283.543 89.937.413.213 19.813.455.931 -5.057.735.156 -31.636.907.475 -Rp100.000.000.000,00 Rp0,00 Rp100.000.000.000,00 Rp200.000.000.000,00 Rp300.000.000.000,00 Rp400.000.000.000,00 Rp500.000.000.000,00 Rp600.000.000.000,00 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 M o d a l K e r ja Tahun Perkembangan Modal Kerja Pada PT. Pos Indonesia PERSERO Modal Kerja Pada tahun 2001 sampai 2003 dapat dilihat bahwa modal kerja mengalami peningkatan yang cukup besar. Hal itu terjadi karena adanya kenaikan pada aktiva lancar terutama pada kas dan bank, investasi jangka pendek, dan piutang usaha sehingga perusahaan dapat memiliki modal kerja yang cukup untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Pada tahun 2001 mengalami kenaikan persentase sebesar 51,16 sehingga terjadi kenaikan modal kerja sebesar Rp 74.886.820.526,00 dan jumlah modal kerja mengalami perkembangan menjadi Rp 221.252.793.715. Pada tahun 2002 mengalami kenaikan persentase sebesar 95,55 sehingga terjadi kenaikan modal kerja sebesar Rp 211.413.083.885 dan modal kerja mengalami perkembangan menjadi Rp 432.665.877.600. Pada tahun 2003 pun mengalami kenaikan persentase sebesar 26,91 sehingga terjadi kenaikan modal kerja sebesar Rp 116.439.405.943 dan modal kerja mengalami perkembangan menjadi Rp 549.105.283.543. Adapun penjelasan mengenai penyebab meningkatnya modal kerja pada PT. Pos Indonesia PERSERO disebabkan peningkatan yang terdiri dari: 1. Kas Seperti diketahui bahwa dengan adanya peningkatan jumlah kas yang ada dalam perusahaan berarti makin tinggi tingkat likuiditasnya. Ini bahwa perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak memenuhi kewajiban finansialnya. Besarnya kas karena keuntungan dari operasi perusahaan. 2. Investasi jangka pendek Investasi jangka pendek pada PT. Pos Indonesia PERSERO yaitu dalam bentuk deposito, sertifikat bank dan surat-surat berharga. 3. Piutang Usaha Saat ini PT Pos Indonesia PERSERO memberikan sistem pelayanan one line mengenai setoran angsuran sepeda motor, serta kartu kredit, dan itupun bekerjasama dengan Bank Muamalat dan BTN. Hal tersebut menyebabkan peningkatan pada piutang usaha. Dengan adanya piutang usaha yang besar maka perusahaan dapat memperbesar volume penjualannya karena piutang akan berputar terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja. Dalam keadaan yang normal dan dimana penjualan pada umumnya dilakukan dengan kredit, piutang memiliki tingkat yang lebih tinggi daripada inventory. Pada tahun 2004 sampai 2005 dapat dilihat penurunan yang besar terjadi pada modal kerja sebesar 83,62 dan 77,97. Hal itu disebabkan oleh adanya penurunan aktiva lancar terutama pada kas dan bank karena kerugian yang dialami perusahaan. Namun sebaliknya terjadi peningkatan pada hutang lancar yaitu pada hutang usaha yang jumlahnya besar. Pada tahun 2004 terjadi penurunan persentase sebesar 83,62 sehingga terjadi penurunan modal kerja sebesar Rp 459.167.870.330 dan modal kerja menjadi Rp 89.937.413.213. Pada tahun 2005 terjadi penurunan persentase sebesar 77,97 sehingga terjadi penurunan modal kerja sebesar Rp 70.123.957.282 dan modal kerja menjadi Rp 19.813.455.931. Penurunan kas dan bank disebabkan PT. Pos Indonesia PERSERO sedang mengalami penurunan usaha karena adanya persaingan dengan jasa pengiriman terkait seperti TIKI dan jasa pengiriman sejenisnya. Selain itu penurunan jumlah pengiriman dengan menggunakan jasa PT. Pos Indonesia PERSERO searah dengan meningkatnya penggunaan jasa fitur komunikasi lainnya seperti layanan pesan singkat SMS dan melonjaknya layanan telekomunikasi suara di tengah tren penurunan tarif, dan berkembangnya situs jaringan sosial seperti Facebook. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya dimana perusahaan dapat membiayai modal kerja dari aktiva lancar yang dimiliki, pada tahun 2006 dan 2007 modal kerja diperoleh dari hutang lancar sehingga dapat terlihat bahwa perusahaan sudah tidak mampu membiayai kegiatan operasional sehari-hari sendiri. Adanya penurunan pada aktiva lancar karena adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap sehingga mengurangi modal kerja. Selain itu, hal yang sangat mempengaruhi besarnya hutang lancar karena adanya peningkatan yang besar pada hutang usaha yang dimiliki oleh perusahaan. Pada tahun 2006 terjadi penurunan persentase sebesar 125,53 sehingga modal kerja terjadi penurunan sebesar Rp 24.871.191.087 dan modal kerja menjadi Rp 5.057.735.156. Pada tahun 2007 terjadi penurunan persentase sebesar 525,52 sehingga modal kerja terjadi penurunan sebesar Rp 26.579.172.319 dan modal kerja menjadi Rp 31.636.907.475 .

4.2.2 Analisis Perkembangan Efisiensi Biaya Pada PT. Pos Indonesia PERSERO