Analisis Modal Kerja Dan Efesiensi Biaya Serta Pengaruhnya Terhadap Rentabilitas Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung

(1)

v

Benazir Walida, The Analysis Of Working Capital and Cost Efficiency Analysis And It’s

Influence To Profitability at PT. Pos Indonesia, Ltd Bandung, Thesis Department of

Management Faculty of Economics, University Computer Indonesia. Under the guidance of

Prof. Dr. Hj. Ria. Ariawati Ratna, MS., Ak.

Working capital management and cost efficiency is required by the company in order to

heighten the level of profitability. It will be better if working capital available in sufficient

quantities and good cost management is needed to reach cost efficiency. The purpose of this

study is to know the development of working capital, cost efficiency, and profitability as well as

to know the impact on working capital and cost efficiecy influence on profitability partially and

simultaneously.

This research uses descriptive method with quantitative approach. Data needed for this

research is financial statement of the balance sheet and income statements. The sampels for the

study taken since the company become PERSERO for 8 years.

Results of data analysis using SPSS 13 for windows shows that simultaneously working

capital and cost efficiency significantly influence the profitability of 143,987%. Furthermore,

partially only cost efficiency significantly influencing profitability while working capital has

impact but not significant on company.


(2)

iv

ABSTRAK

Benazir Walida, Analisis Modal Kerja dan Efisiensi Biaya Serta Pengaruhnya

Terhadap Rentabilitas Pada PT. Pos Indonesia (PERSERO) Bandung, Skripsi

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Dibawah Bimbingan Prof. Dr. Hj. Ria. Ratna Ariawati, MS., Ak.

Manajemen modal kerja dan efisiensi biaya sangat diperlukan oleh perusahaan

agar dapat mempertinggi tingkat rentabilitasnya. Modal kerja sebaiknya tersedia

dalam jumlah cukup dan pengelolaan biaya yang baik sangat diperlukan agar efisiensi

biaya dapat tercapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan

modal kerja, efisiensi biaya, dan rentabilitas serta untuk mengetahui pengaruh modal

kerja dan efisiensi biaya terhadap rentabilitas baik secara parsial maupun simultan.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah laporan keuangan berupa neraca dan

laporan laba rugi. Sampel untuk melakukan penelitian ini diambil dari data

perusahaan sejak berbentuk PERSERO selama 8 tahun.

Hasil analisis data dengan menggunakan

SPSS 13 for windows

menunjukkan

bahwa secara simultan modal kerja dan efisiensi biaya berpengaruh signifikan

terhadap rentabilitas sebesar 143,987%. Selanjutnya secara parsial hanya efisiensi

biaya yang berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas, sedangkan modal kerja

berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap rentabilitas perusahaan.


(3)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

PT. Pos Indonesia (PERSERO) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberikan tanggung jawab untuk melaksanakan peran pemerintah dalam melayani masyarakat seperti keharusan untuk memberikan kemudahan dalam pelayanan komunikasi, pengiriman barang dan pelayanan keuangan terhadap pegawai negeri, transmigran, dan pensiunan di daerah terpencil.

Dalam menjalankan usahanya PT. Pos Indonesia (PERSERO) harus siap menghadapi persaingan yang ada dengan mengantisipasi dan menghadapi segala situasi agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha.

Saat ini PT. Pos Indonesia (PERSERO) sedang menghadapi berbagai masalah serius yang apabila tidak dapat ditangani dengan tepat dapat berdampak terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Tingkat rentabilitas yang dalam kisaran nol persen selama beberapa tahun terakhir, meskipun tidak mencerminkan secara utuh kinerja perusahaan memberikan cukup gambaran potret buram perusahaan. Jika dibandingkan dengan tingkat rentabilitas perusahaan perposan negara-negara tetangga seperti Pos Malaysia 18,5% dan Singapura 28,7%, maka sebenarnya


(4)

2

secara umum bisnis perposan apabila ditangani dengan manajemen yang baik masih memberikan peluang.

Problematik struktural yang dihadapi terutama disebabkan oleh faktor internal dimana pertumbuhan biaya yang antara lain disebabkan besarnya porsi belanja pegawai akibat tuntutan kesejahteraan tidak mampu diimbangi dengan pertumbuhan pendapatan yang memadai.

Beberapa hal yang mempengaruhi berkurangnya pendapatan operasional karena produktivitas karyawan yang rendah dan manajemen perusahaan yang kurang kreatif dalam mengelola pelayanan jasa sehingga banyak tertinggal dalam kemajuan teknologi. Di lain pihak, PT. Pos Indonesia (PERSERO) mengalami masalah eksternal dimana kondisi persaingan yang sangat tajam dimana banyak bermunculan pengelola jasa titipan. Selain itu juga konsumen yang beralih ke produk subsitusi yaitu SMS dan internet. Oleh karena itu, tanpa adanya langkah-langkah yang radikal atau perubahan yang signifikan maka secara perlahan PT. Pos Indonesia (PERSERO) mungkin tidak akan bertahan eksis dalam persaingan atau dengan kata lain terancam kebangkrutan.

Dari observasi pendahuluan yang telah penulis lakukan di PT. Pos Indonesia (PERSERO) dengan mengambil beberapa sampel yang diperoleh dari laporan laba rugi dan neraca dari tahun 2000 sampai 2007 diperoleh hasil sebagai berikut:


(5)

Tabel 1.1 Sampel Survei Awal

Modal Kerja, Efisiensi Biaya dan Rentabilitas Pada PT. Pos Indonesia (PERSERO)

Periode Tahun 2000-2007

Sumber: Laporan Laba Rugi dan Laporan Neraca PT. Pos Indonesia (PERSERO)

Dilihat dari sampel yang diperoleh dari laporan neraca tahun 2000 sampai 2007 ternyata modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan cenderung fluktuatif dari tahun ke tahun dan pada tahun 2006 dan 2007 perusahaan memiliki modal kerja yang berasal dari hutang lancar. Hal ini akan menimbulkan pengembalian disertai bunga yang akan membebankan perusahaan.

Dari tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa efisiensi biaya pada PT. Pos Indonesia (PERSERO) tidak baik dikarenakan melebihi biaya standar yang telah ditetapkan yaitu 99,95% sehingga kita dapat mengambil kesimpulan bahwa PT. Pos Indonesia (PERSERO) perlu melakukan efisiensi biaya agar dapat memperoleh laba yang maksimal.

Tahun

Modal Kerja ( Aktiva Lancar–

Hutang Lancar)

Rasio Efisiensi Biaya= % Biaya

Sesungguhnya-% Biaya Standar (99,95%)

Rentabilitas

Laba/RugiUsaha X 100 %

Modal Usaha

2000 Rp 146.365.973.189 5,26 % 2,77 %

2001 Rp 221.252.793.715 0,17 % 0,11 %

2002 Rp 432.665.877.600 0,33 % 0,16 %

2003 Rp 549.105.283.543 (5,83%) (2,16 %)

2004 Rp 89.937.413.213 (0,64%) (0,32 %)

2005 Rp 19.813.455.931 (9,5%) (5,09 %)

2006 (Rp 5.057.735.156) (7,3%) (3,76 %)


(6)

4

Pada tahun 2001 sampai 2002 tingkat rentabilitas perusahaan dalam kisaran nol sedangkan tahun 2003 sampai 2007 dapat dilihat bahwa rentabilitas perusahaan selalu mengalami minus karena pada tahun 2003 sampai 2007 perusahaan mengalami kerugian.

Kinerja keuangan PT. Pos Indonesia (PERSERO) dapat dilihat melalui rasio rentabilitas. Menurut Bambang Riyanto, (2008:36)

“Rentabilitas adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase.”

Melihat kondisi buruk yang sedang dialami PT. Pos Indonesia (PERSERO) maka perlu diadakan pengelolaan manajemen yang efektif dan efisien dalam melakukan kegiatan operasional.

Dalam melakukan kegiatan operasional, suatu perusahaan memerlukan modal kerja.

Menurut Gitosudarmo, (2000:35)

“Modal kerja yaitu kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar dalam periode tertentu.”

Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan.


(7)

Selain itu perusahaan perlu melakukan efisiensi biaya agar dapat meningkatkan laba.

Menurut Usry, (2004: 12)

“Efisiensi biaya dapat diukur dengan cara membandingkan biaya sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan yang selanjutnya disebut biaya standar.”

Efisiensi biaya ini dimaksudkan agar PT. Pos Indonesia (PERSERO) mampu menjadi pelaku ekonomi yang kuat dan mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat. Meningkatnya biaya ternyata semakin mengurangi kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba. Banyak perusahaan yang tidak memperhatikan adanya kenaikan biaya di luar kemampuan merealisasikan pendapatannya melalui penjualan.

Fenomena ini menunjukkan betapa pentingnya modal kerja dan efisiensi biaya yang akan berpengaruh pada rentabilitas perusahaan.

Atas dasar permasalahan inilah, maka penulis merasa terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Modal Kerja dan Efisiensi Biaya

Serta Pengaruhnya Terhadap Rentabilitas Pada PT. Pos Indonesia (PERSERO).”


(8)

6

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada peneliti menemukan masalah yang sedang dialami PT. Pos Indonesia (PERSERO), yaitu:

1. Tingkat rentabilitas yang dalam kisaran nol persen selama beberapa tahun terakhir yang memberikan gambaran buram kondisi perusahaan.

2. Modal kerja yang mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2004 sampai 2007 sehingga menghambat PT. Pos Indonesia (PERSERO) dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

3. Peningkatan biaya di PT. Pos Indonesia (PERSERO) tidak mampu diimbangi dengan pertumbuhan pendapatan menyebabkan inefisiensi

biaya pada PT. Pos Indonesia (PERSERO).

1.2.2 Rumusan Masalah

Dari masalah yang telah diuraikan, maka timbul beberapa pertanyaan yang merupakan rumusan masalah penelitian yakni sebagai berikut :

1. Bagaimana modal kerja pada PT. Pos Indonesia (PERSERO).

2. Bagaimana efisiensi biaya pada PT. Pos Indonesia (PERSERO).


(9)

4. Seberapa besar pengaruh secara parsial dan simultan antara modal kerja dan efisiensi biaya terhadap rentabilitas pada PT. Pos Indonesia (PERSERO).

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui data dan berbagai informasi mengenai pengaruh modal kerja dan efisiensi biaya terhadap rentabilitas pada PT. Pos Indonesia (PERSERO), sehingga dapat menjelaskan fenomena yang terjadi pada variabel-variabel yang terkait.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui modal kerja pada PT. Pos Indonesia (PERSERO). 2. Untuk mengetahui efisiensi biaya pada PT. Pos Indonesia

(PERSERO).

3. Untuk mengetahui rentabilitas pada PT. Pos Indonesia (PERSERO). 4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh secara parsial dan simultan

antara modal kerja dan efisiensi biaya terhadap rentabilitas pada PT. Pos Indonesia (PERSERO).


(10)

8

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Akademis

1. Bagi peneliti, sebagai uji kemampuan dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh di perkuliahan terkait modal kerja dan efisiensi biaya terhadap rentabilitas.

2. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji dalam bidang yang sama.

3. Bagi pengembangan ilmu manajemen, memberikan referensi tentang keterkaitan antara modal kerja dan efisiensi biaya terhadap rentabilitas.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Bagi PT. Pos Indonesia (PERSERO) diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengelolaan modal kerja dan efisiensi biaya yang baik sehingga dapat digunakan sebagai acuan peningkatan rentabilitas perusahaan.

2. Bagi manajemen perusahaan dapat memberikan informasi mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi rentabilitas perusahaan.


(11)

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Penulis mengadakan penelitian pada PT. Pos Indonesia (PERSERO) yang beralamat di Jalan Cilaki no. 73 Bandung.

1.5.2 Waktu Penelitian

Penelitian dimulai dari bulan Februari 2010 sampai dengan Juli 2010. Secara lebih rinci waktu penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.2

Jadwal Kegiatan Penelitian

Tahap Prosedur Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

1 Pengajuan Judul

2 Persiapan Usulan Penelitian 3 Penyusunan Usulan penelitian 4 Seminar Usulan Penelitian 5 Pengumpulan Data

6 Pengolahan dan Analisis Data 7 Penyusunan Skripsi

8 Sidang Skripsi 9 Penggandaan


(12)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Modal Kerja

Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan, misalnya dapat menutup kerugian dan mengatasi keadaan krisis atau darurat tanpa membahayakan keadaan keuangan perusahaan.

2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja

Menurut Gitosudarmo, (2000:35)

“Modal kerja adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar dalam periode tertentu.”

Menurut Bambang Riyanto, (2008:62)

Modal kerja selalu dalam keadaan berputar atau beroperasi selama perusahaan menjalankan perusahaan. Perputaran modal kerja dimulai pada saat kas diinvestasikan dalam bentuk komponen-komponen atau unsur-unsur modal kerja sampai komponen-komponen modal kerja kembali menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti semakin cepat perputarannya atau semakin tinggi tingkat perputarannya. Lama periode perputaran modal kerjanya tergantung ke berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dalam modal kerja tersebut.


(13)

Menurut Bambang Riyanto, (2008:57) modal kerja dibagi menjadi tiga konsep, yaitu:

a) Konsep Kuantitatif

Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimana dana yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital).

b) Konsep Kualitatif

Pengertian modal kerja disini selain dikaitkan dengan aktiva lancar juga dikaitkan dengan hutang lancar. Dengan demikian maka sebagian dari aktiva lancar ini harus disediakan untuk memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dilakukan, dimana bagian aktiva lancar ini tidak boleh digunakan untuk membiayai perusahaan untuk menjaga likuiditasnya. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja netto (net working capital).

c) Konsep Fungsionil

Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam perusahaan adalah untuk menghasilkan dana.


(14)

12

2.1.1.2 Jenis-jenis Modal Kerja

Bambang Riyanto, (2008:61) menggolongkan jenis-jenis modal kerja sebagai berikut:

a. Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya. Modal kerja permanen ini dapat dibedakan dalam:

1. Modal kerja primer yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.

2. Modal kerja normal yaitu modal kerja yag diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.

b. Modal kerja variabel adalah modal kerja yang berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan dan modal kerja ini dibedakan antara:

1. Modal kerja musiman yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.

2. Modal kerja siklis yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi konjungtur.

3. Modal kerja darurat yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah


(15)

2.1.1.3 Sumber-sumber Modal Kerja

Menurut S. Munawir, (2007:120) pada umumnya sumber-sumber modal kerja perusahaan berasal dari :

a. Hasil operasi perusahaan

Jumlah pendapatan yang nampak dalam laporan perhitungan laba rugi ditambah dengan depresiasi dan amortisasi. Jumlah ini menunjukkan jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan.

b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek).

Surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk jangka pendek adalah salah satu elemen aktiva lancar segera dapat dijual dan akan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan.

c. Penjualan aktiva tidak lancar

Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan.

d. Penjualan saham atau obligasi

Untuk menambah dana atau modal kerja, perusahaan dapat menjual saham atau dapat mengeluarkan obligasi dalam bentuk hutang jangka panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya.


(16)

14

2.1.1.4 Kegunaan Modal Kerja

Dalam kesehariannya suatu perusahaan membutuhkan modal kerja yang cukup untuk membiayai kegiatannya.

Menurut S. Munawir, (2007:116) modal tersebut digunakan untuk:

a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal karena turunnya nilai aktiva lancar.

b. Memungkinkan untuk dapat membayar kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.

c. Memungkinkan bagi perusahaan untuk menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.

d. Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa.

Penggunaan-penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut:

a. Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan, meliputi pembayaran upah, gaji, pembelian bahan atau barang dagangan dan pembayaran-pembayaran lainnya.

b. Kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahaan karena adanya penjualan surat berharga atau efek maupun kerugian yang insidentil lainnya.


(17)

c. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan tertentu dalam jangka panjang.

d. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang atau aktiva tidak lancar lainnya.

e. Pembayaran-pembayaran hutang jangka panjang.

f. Pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan pribadinya.

2.1.2 Efisiensi

Efisiensi sangat penting diterapkan pada perusahaan agar dapat mengontrol segala tindakan yang digunakan perusahaan agar hasil yang dicapai sesuai dengan usaha yang telah dilakukan.

Menurut Mulyadi, (2002 : 63)

“Efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya.”

Efisiensi juga berarti rasio antara input dan output atau biaya dan keuntungan. Efisiensi dalam pekerjaan adalah perbandingan terbalik antara kerja dengan hasil yang dicapai oleh kerja itu. Perbandingan ini dapat dilihat dari dua


(18)

16

1. Segi Hasil

Suatu kegiatan dapat disebut efisien apabila dengan usaha tertentu dapat memberikan hasil maksimal, baik mengenai mutu maupun jumlah satuan.

2. Segi Usaha.

Suatu kegiatan dapat disebut efisien apabila suatu hasil tertentu dapat dicapai dengan usaha yang minimal. Pengertian usaha dapat dilihat dari lima unsur yaitu pikiran, tenaga, waktu, ruang, dan benda termasuk uang.

2.1.3 Biaya

Biaya secara umum adalah sesuatu yang dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya dibutuhkan untuk semua jenis organisasi, baik itu organisasi perusahaan maupun organisasi bukan perusahaan. Seberapa besarnya biaya itu dikeluarkan tergantung dari tujuan yang hendak dicapai.

2.1.3.1 Pengertian Biaya

Menurut Mulyadi, (2002:8)

“Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.”

Dari defenisi biaya menurut Mulyadi tersebut ada 4 unsur pokok, yaitu :

1. Biaya merupakan sumber ekonomi


(19)

3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi

4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

2.1.3.2 Penggolongan Biaya

Menurut Mulyadi, (2002:14), penggolongan biaya adalah sebagai berikut:

a. Objek pengeluaran

Dalam cara penggolongan ini nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya.

b. Fungsi pokok dalam perusahaan

Dalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok yaitu :

1. Biaya Produksi

2. Biaya Pemasaran

3. Biaya Administrasi dan Umum

c. Hubungan biaya dengan sesuatu yang di biayai

Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau dapat departemen dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat di kelompokkan menjadi dua golongan :

1. Biaya Langsung


(20)

18

d. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan sesuatu yang di biayai Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat di golongkan menjadi:

1. Biaya Variabel

2. Biaya Semivariabel

3. Biaya Semitetap

4. Biaya Tetap

e. Jangka waktu manfaat

Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat di golongkan menjadi:

1. Pengeluaran modal

2. Pengeluaran pendapatan

2.1.4 Efisiensi Biaya

Efisiensi biaya sangat diperlukan oleh perusahaan agar realisasi biaya sesuai dengan biaya yang telah direncanakan. Manajer yang dapat meminimumkan biaya penggunaan sumber-sumber daya untuk mencapai keluaran yang telah ditentukan atau dapat memaksimumkan keluaran dengan jumlah masukan yang terbatas disebut manajer yang efisien.


(21)

Menurut Carter dan Usry, (2004: 12)

“Efisiensi biaya dapat diukur dengan cara membandingkan biaya sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan yang selanjutnya disebut biaya standar.”

Untuk mencapai suatu efisiensi dalam suatu usaha diperlukan suatu pengendalian karena dengan pengendalian , biaya yang dikeluarkan bisa ditekan seminimal mungkin. Pengendalian dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:

a. Pengurangan Biaya

Morine, (1998:3) menyatakan bahwa di dalam bisnis apapun terdapat tiga kemungkinan cara untuk meningkatkan laba, yaitu:

1. Meningkatkan volume penjualan

2. Meningkatkan harga penjualan

3. Mengurangi Biaya

Oleh sebab itu, salah satu cara di atas yang dapat digunakan untuk pencapaian efesiensi dengan cara mengurangi biaya, dimana tindakan tersebut merupakan bagian dari pengendalian biaya.


(22)

20

b. Penggunaan Biaya Standar

Menurut Abas Kartadinata, (2000: 213).

“Biaya Standar dalah biaya yang ditentukan lebih dulu untuk memproduksikan suatu unit atau sejumlah unit produk dalam jangka waktu produksi berikutnya.”

Biaya yang ditentukan lebih dulu itu meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Oleh sebab itu biaya standar merupakan biaya yang direncanakan untuk suatu produk berdasarkan kondisi usaha saat ini.

2.1.5 Rentabilitas

2.1.5.1 Pengertian Rentabilitas

Menurut Bambang Riyanto, (2008:35)

“Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.”

Rentabilitas mempunyai arti yang penting bagi perusahaan yaitu bahwa rentabilitas dapat mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan maka dengan demikian tingkat rentabilitas yang tinggi merupakan


(23)

2.1.5.2 Jenis-jenis Rentabilitas

Menurut Bambang Riyanto, (2008:36) disebutkan bahwa rentabilitas dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Rentabilitas Ekonomi

Menurut Bambang Riyanto, (2008:36)

“Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase. “

Modal yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja di dalam perusahaan (operating capital/assets). Dengan demikian maka modal yang yang ditanamkan dalam perusahaan lain atau modal yang ditanamkan dalam efek (kecuali perusahaan-perusahaan kredit) tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi.

Demikian pula laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan, yaitu yang disebut laba usaha (net operating income).

Rentabilitas Ekonomi= Laba Usaha x 100 %


(24)

22

b. Rentabilitas Modal Sendiri

Menurut Bambang Riyanto, (2008:44)

“Rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal di satu pihak dengan modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak.”

Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak perseroan sedangkan modal yang diperhitungkan adalah modal sendiri yang bekerja di dalam perusahaan.

2.2. Kerangka Pemikiran

Suatu perusahaan dalam hal ini PT. Pos Indonesia dalam menjalankan usahanya membutuhkan modal kerja.

Menurut Gitosudarmo, (2000:35)

“Modal kerja adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar dalam periode tertentu.”

Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal untuk membiayai kegiatan

operasinya sehari-hari. Dana yang dikeluarkan itu diharapkan akan kembali lagi masuk ke perusahaan dalam jangka pendek sehingga dapat dipergunakan dalam proses produksi.


(25)

Modal kerja yang cukup sangat penting untuk kelangsungan perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jagka panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya maka besar kemungkinannya akan kehilangan pendapatan dan keuntungan.

Modal kerja yang terus menurun pada PT. Pos Indonesia (PERSERO) disebabkan oleh besarnya hutang lancar dibandingkan aktiva lancar. Ada dampak buruk dari besarnya hutang lancar karena akan menyebabkan besarnya bunga yang harus dibayar oleh perusahaan.

Laba perusahaan akan terus menurun dikarenakan besarnya biaya tidak dapat diimbangi oleh pendapatan. Oleh karena itu, perlu ada langkah khusus yang harus diambil oleh perusahaan. Salah satu cara meningkatkan laba yaitu dengan efisiensi biaya.

Menurut Carter dan Usry, (2004: 12)

“Efisiensi biaya dapat diukur dengan cara membandingkan biaya sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan yang selanjutnya disebut biaya standar.”

Menilai suatu perusahaan telah bekerja secara efektif dan efisien untuk menghasilkan laba bukan hanya dinilai dari tingkat dana yang besar melainkan dengan menghitung rentabilitasnya. Dimana diharapkan setiap perusahaan dapat mencapai tingkat rentabilitas yang maksimal.


(26)

24

Hal ini dapat dilihat dari pengertian rentabilitas yang dikemukakan oleh Bambang Riyanto, (2008:35), yaitu sebagai berikut:

“Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.”

Banyak teori yang berpendapat bahwa modal kerja dan efisiensi biaya akan sangat mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat rentabilitas. Akan tetapi teori tersebut tidak selamanya benar dan harus diuji kebenarannya. Hal itu telah dibuktikan dengan penelitian terdahulu.

Tabel 2.1

Tabel Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian/ Tahun Judul Hasil/ Kesimpulan Persamaan Perbedaan Bintang Dwi Ramadhan/ 2005 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Perusahaan Pada PT. Pos Indonesia

(PERSRERO) Bandung

Modal kerja tidak berpengaruh terhadap rentabilitas perusahaan. Variabel bebas X1 (Modal Kerja) dan Variabel terikat Y (Rentabilitas)

1. Metode statistika menggunakan uji

paramentas r. 2. Metode penelitian yang digunakan hanya

metode deskriptif.

Maisyaroh Sulistyoningsi/

2006

Analisis Efisiensi Biaya Pada Bank Umum Syariah Di

Indonesia Menggunakan X-Efisiensi Pengukuran X-Efisiensi dapat diterima dalam melakukan analisis efisiensi

biaya

Variabel bebas X2 (Efisiensi Biaya)

1. Unit analisis adalah

pada Bank Umum

Syariah di Indonesia. 2. Menggunakan uji asumsi klasik yang mencakup pengujian multikolinearitas,

autokorelasi dan


(27)

Moch Toha Inderato /2007

Pengaruh Efisiensi Modal Kerja

Terhadap Rentabilitas Pada

Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKP-RI) Kabupaten Wonogiri Tahun 1996-2005 Pengaruh signifikan efisiensi modal kerja terhadap rentabilitas Variabel bebas X1 (Modal Kerja) dan Variabel Terikat Y (Rentabilitas)

1. Unit analisis adalah pada Pusat Koperasi. 2. Hanya menggunakan

uji F. Purbo Kusmardani/ 2007 Pengaruh Efisiensi Pengedalian Biaya dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada KPRI Kota Semarang Tahun 2005 Efisiensi biaya dan perputaran modal kerja berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi. Variabel terikat Y (Rentabilitas)

1. Unit analisis pada KPRI Kota Semarang

Tahun 2005. 2. Menggunakan evaluasi ekonometri, seperti uji normalitas,

uji multikolenieritas, dan uji heterokesdatisitas. Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan dapat ditunjukkan hasil

yang tidak konsisten untuk waktu dan tempat berbeda. Maka dari itu penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut temuan-temuan empiris mengenai modal kerja dan efisiensi biaya.

Teori Penghubung Modal Kerja dan Efisiensi Biaya Terhadap Rentabilitas

Menurut S. Munawir, (2007:33)

Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efesiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan membandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut rendabel.


(28)

26

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dapat diukur dengan rentabilitas perusahaan tersebut. Apabila rentabilitas yang dicapai tinggi, berarti perusahaan tersebut mempunyai kemampuan menghasilkan laba yang tinggi. Rentabilitas yang tinggi dapat dicapai dengan menekan biaya operasional. Semakin tinggi tingkat efesiensi biaya, akan semakin tinggi tingkat rentabilitasnya dan sebaliknya bila semakin tidak efesien dalam penggunaan modal kerja akan semakin rendah rentabilitasnya.

Paradigma mengenai pengaruh modal kerja dan efisiensi biaya terhadap rentabilitas perusahaan adalah seperti gambar di bawah ini :

Gambar 2.1

Paradigma Pengaruh Modal Kerja dan Efisiensi Biaya Terhadap Rentabilitas

Modal Kerja (X1) - Aktiva Lancar - Hutang Lancar

Gitosudarmo (2000:35)

Rentabilitas (Y)

Bambang Riyanto (2008:35) Efisiensi Biaya (X2)

- Biaya Standar - Biaya Sesungguhnya Carter dan Usry (2004: 12)


(29)

2.3. Hipotesis

“Adanya pengaruh modal kerja dan efisiensi biaya terhadap rentabilitas pada PT. Pos Indonesia (PERSERO) Bandung.”


(30)

28 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan objek penelitian, yaitu:

1. Modal Kerja 2. Efisiensi Biaya 3. Rentabilitas

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif.

Menurut Husein Umar, (2002:55)

Metode deskriptif merupakan suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan fakta-fakta atau kejadian yang ada dan kemudian diolah menjadi data dan selanjutnya diadakan suatu analisis yang pada akhirnya akan menghasilkan hipotesa.

Metode deskriptif ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah nomor 1, 2 , dan 3 yaitu untuk menggambarkan atau menganalisis modal kerja, efisiensi biaya dan rentabilitas pada PT. Pos Indonesia (PERSERO).


(31)

Menurut Husein Umar, (2002:55)

Metode verifikatif merupakan metode yang digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesa. Dengan metode ini peneliti dapat mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependennya.

Metode ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah nomor 4 yaitu seberapa besar pengaruh secara parsial dan simultan antara modal kerja dan efisiensi biaya terhadap rentabilitas pada PT. Pos Indonesia (PERSERO).

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian.

Menurut Sugiyono, (2007:13) proses penelitian dapat disimpulkan seperti teori sebagai berikut:

Proses penelitian meliputi: 1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrumen penelitian 7. Kesimpulan


(32)

30

Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan di atas, maka desain pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Sumber Masalah

Peneliti melakukan survei awal untuk menentukan fenomena yang terjadi untuk dijadikan sebagai sumber masalah sebagai dasar penelitian.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan melalui suatu pertanyaan, yang akan diuji dengan cara yang relevan dan penemuan yang relevan.

3. Konsep dan Teori yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara, maka peneliti

dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berpikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.

4. Pengajuan Hipotesis

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berpikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga


(33)

dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional. Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah modal kerja dan efisiensi biaya berpengaruh terhadap rentabilitas..

5. Metode Penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah, tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian kali ini metode penelitian yang digunakan adalah metode

survei dengan teknik analisis data menggunakan metode statistik deskriptif dan kuantitatif.

6. Menyusun Instrumen Penelitian

Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen pada penelitian ini berbentuk rasio dan data keuangan perusahaan berupa laporan keuangan dalam bentuk annual report. Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu.


(34)

32

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan proses penguraian variabel penelitian kedalam subvariabel, dimensi, indikator sub vaiabel, dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor.

Sesuai dengan masalah penelitian tersebut, maka terdapat 3 jenis variabel yang digunakan yaitu :

1. Variabel Independent (X1) dalam penelitian ini adalah modal kerja. 2. Variabel Independent (X2) dalam penelitian ini adalah efisiensi biaya. 3. Variabel Dependent (Y) dalam penelitian ini adalah rentabilitas.


(35)

Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

VARIABEL KONSEP VARIABEL INDIKATOR Ukuran Sumber

Data

Skala

Modal Kerja (Varibel X1)

Modal kerja adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar dalam periode tertentu.

Gitosudarmo (2000:35)

- Aktiva Lancar - Hutang Lancar

Modal Kerja= Aktiva Lancar - Hutang

Lancar

Rupiah Laporan Neraca

Rasio

Efisiensi Biaya (Variabel X2)

Efisiensi biaya dapat diukur dengan cara membandingkan biaya sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan yang selanjutnya disebut biaya standar.

Carter dan Usry (2004: 12)

- Biaya Standar - Biaya

Sesungguhnya

Rasio Efesiensi Biaya= % Biaya standar - % biaya sesungguhnya % Laporan Laba Rugi Rasio Rentabilitas (Variabel Y)

Rentabilitas adalah

perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang

dipergunakan untuk

menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase.

Bambang Riyanto (2008:36)

Tingkat Rentabilitas Ekonomi= Laba Usaha x 100 %

Modal Usaha % Laporan Laba Rugi dan Laporan Neraca Rasio


(36)

34

3.2.3 Metode Penarikan Sampel

Menurut Sugiyono, (2007:115)

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah laporan neraca dan laporan laba rugi pada PT. Pos Indonesia (PERSERO).

Menurut Sugiyono, (2007:116)

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Penarikan sampel merupakan suatu praktik statistik yang berhubungan dengan pemilihan observasi individual yang ditujukan untuk memahami populasi yang terkait, khususnya untuk kepentingan pembuatan inferensi statistik. Masing-masing observasi dilakukan untuk mengukur satu atau lebih karakteristik dari entitas yang dapat diamati yang dihitung untuk membedakan objek-objek yang diamati.

Adapun metode penarikan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah rancangan sampel non probabilitas. Menurut Sugiyono, (2001:120)

“Non probability sampling adalah metode pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.”


(37)

Adapun jenis teknik sampling non probabilitas yang digunakan oleh peneliti adalah sampling purposive. Menurut Sugiyono, (2007:122)

“Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.”

Adapun sampel yang digunakan oleh peneliti adalah laporan keuangan PT. Pos Indonesia (PERSERO) dari tahun 2000 sampai 2007 dimana pada tahun tersebut terjadi penurunan yang signifikan pada kinerja keuangan perusahaan.

3.2.4 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

3.2.4.1 Jenis Data

Pada jenis data yang digunakan adalah data yang bersifat kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka, rumus-rumus dan perbandingan terutama analisis laporan keuangan perusahaan. Sedangkan pada sumber data, data-data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Data primer

Merupakan data yang dikumpulkan langsung dan berhubungan secara langsung dengan penelitian yang dilaksanakan.

b. Data sekunder

Merupakan data pendukung data primer, baik berupa data sekunder internal jika berasal dari organisasi perusahaan maupun data sekunder eksternal yang berasal dari luar perusahaan.


(38)

36

Adapun Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan pada PT. Pos Indonesia (PERSERO) yang telah dipublikasi.

3.2.4.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara perolehan data yang diterapkan peneliti. Untuk memperoleh data primer penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

• Pengamatan (Observasi)

Penulis mengadakan pengamatan langsung ke lokasi tempat penelitian untuk mengetahui secara langsung keadaan yang sebenarnya serta mengukur pencatatan secara cermat dan sistematis sehingga data yang diperoleh merupakan data yang sebenarnya.

• Wawancara

Penulis mengumpulkan data dengan mengadakan tanya jawab langsung tentang masalah yang diajukan dalam penelitian terhadap pihak manajemen PT. Pos Indonesia (PERSERO).

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam memperoleh data sekunder, yaitu melalui:

• Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengumpulkan teori-teori yang mendasari penelitian, yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan analisis terhadap data dan informasi yang didapatkan dari perusahaan. Dalam penelitian ini penulis mempelajari buku-buku, artikel, dan literatur


(39)

lainnya yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Penulis lakukan yaitu dengan melakukan studi pustaka yang berhubungan dengan modal kerja, efisiensi biaya, dan rentabilitas guna mendapatkan informasi-informasi lain yang lebih akurat selain dari pihak perusahaan.

• Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2008:82) Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang, bisa berbentuk catatan harian, foto, gambar, dan sejarah kehidupan. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan modal kerja, efisiesnsi biaya, dan rentabilitas.

3.2.5 Metode Analsisis dan Perancangan Hipotesis

3.2.5.1 Metode Analisis

Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis lebih lanjut dengan alat-alat bantu, berupa dasar-dasar teori yang telah dipelajari sebelumnya. Sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai obyek yang diteliti, dan dapat digunakan untuk menarik kesimpulan.

Untuk melakukan pengujiannya diperlukan serangkaian langkah yang akan dimulai dari operasionalisasi variabel, teknik pengumpulan data, penentuan populasi dan sampel, serta metode analisis dan rancangan pengujian hipotesis.


(40)

38

Adapun analisis penelitiannya akan dilakukan melalui analisis deskriptif dan verifikatif.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab tujuan penelitian kesatu, kedua, dan ketiga. Maksud dan tujuan digunakannya metode ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kebenaran atas informasi yang didapat, apakah dapat dipertanggungjawabkan atau tidak.

Langkah-langkah analisis deskriptif dengan melakukan perbandingan tahun dasar dengan tahun sekarang kemudian dibuat dalam bentuk grafik.

Adapun metode yang digunakan untuk menganalisis setiap variabel yang ada adalah dengan meggunakan metode analisis rasio.

Menurut Amin Wijaya, (2002:138)

“Metode analisis rasio adalah cara analisis dengan mempergunakan perhitungan-perhitungan rasio atas kuantitatif yang disajikan dalam neraca maupun rugi laba.”

a. Analisis Rasio Efisiensi Biaya

Menurut Carter dan Usry, (2004: 12)

“Efisiensi biaya dapat diukur dengan cara membandingkan biaya sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan yang selanjutnya disebut biaya standar.”

Untuk mencapai suatu efisiensi dalam suatu usaha diperlukan suatu pengendalian karena dengan pengendalian , biaya yang dikeluarkan bisa ditekan


(41)

seminimal mungkin. Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan biaya standar.

Untuk menghitung rasio efesiensi biaya dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

% Biaya sesungguhnya = Total Biaya Usaha X 100 % Pendapatan Operasional Bruto

Biaya standar yang digunakan pada PT. Pos Indonesia (PERSERO) adalah sebesar 99,95%. Hal tersebut dapat diperoleh berdasarkan pertimbangan dari manajemen perusahaan yang berharap perusahaan dapat memperoleh laba 3 Miliar dengan Pendapatan sebesar 6 Triliun.

Biaya Standar = Rp 6.000.000.000.000 – Rp 3.000.000.000 = Rp 5.997.000.000.000

Biaya Standar dinyatakan dalam % = Rp 5.997.000.000.000 ×100 % Rp 6.000.000.000.000

= 99,95%


(42)

40

b. Analisis Rasio Rentabilitas

Menurut Bambang Riyanto, (2008:36)

“Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase.”

Untuk menghitung rasio rentabilitas ekonomi dapat digunakan rumus sebagai berikut:

2. Analisis Verifikatif

Digunakan untuk menjawab tujuan penelitian keempat yaitu seberapa besar pengaruh modal kerja dan efisiensi biaya berpengaruh secara parsial

maupun simultan terhadap rentabilitas. Dengan menggunakan analisis sebagai berikut :

a. Anaisis regresi berganda (Multipel)

Menurut Umi Narimawati (2008: 5) analisis regresi berganda ialah:

“Suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tergantung dengan skala interval”.

Analisis regresi berganda bertujuan untuk menerangkan besarnya pengaruh modal kerja dan efisiensi biaya terhadap rentabilitas pada PT. Pos Indonesia (PERSERO). Persamaan analisis regresi berganda secara umum untuk menguji hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tingkat Rentabilitas Ekonomi= Laba Usaha x 100 % Modal Usaha


(43)

Menurut Sugiyono (2007:278)

Persamaan Regresi Berganda untuk dua prediktor adalah:

Dimana:

Y = Tingkat Rentabilitas

a = Konstanta Regresi

b1 = Koefisien Regresi

b2 = Koefisien Regresi

X1 = Modal Kerja

X2 = Efisiensi Biaya

b. Analisis Korelasi

Analisis korelasi ini membahas mengenai hubungan antara variabel X dan variabel Y, sedangkan ukuran yang dipakai untuk mengetahui seberapa besar hubungan atau seberapa kuat hubungan yang terjadi antara variabel-variabel tersebut dinamakan dengan koefisien korelasi. Langkah-langkah yang digunakan di dalam analisis korelasi sebagai berikut:


(44)

42

1. Korelasi Berganda(Multiple Correlation)

Sedangkan untuk korelasi simultan antara variabel independen (X1,X2) dengan variabel dependen (Y) dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

1 1 2 2

2

1 b XY b XY

RYX X

Y2

2. Korelasi Linear

Korelasi ini digunakan untuk mengukur derajat hubungan serta arah hubungan secara parsial antara variabel independen (X1,X2) dengan variabel dependen (Y). Dengan rumus korelasi linier sebagai berikut:

 

 

    2 2 2 2 Y Y n X X n Y X Y X n i i i i XY

r

Dimana :

r = Koefisien korelasi

Xi = Variabel independen (X1,X2)

Y = Variabel dependen


(45)

Nilai koefisien baik secara parsial maupun simultan harus terdapat dalam batas -1≤R≤1. Untuk menentukan tingkat hubungan dari koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Untuk menentukan tingkat ketepatan penulis mendasarkan pada ketetapan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2004:183), adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Tingkat Hubungan Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 – 0.199 Sangat rendah

0.20 – 0.399 Rendah

0.40 – 0.599 Sedang

0.60 – 0.799 Kuat

0.80 – 1.00 Sangat kuat

(Sumber : Sugiyono, 2004:183)

Nilai koefisien korelasi menurut Husein Umar (2000:47) berkisar antara -1 sampai +1 yang kriteria pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut :

 Jika nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif, yaitu makin besar variabel X maka semakin besar variabel Y.

 Jika nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif, yaitu semakin kecil nilai variabel X maka semakin besar variabel Y atau sebaliknya semakin besar variabel X maka semakin kecil variabel Y.


(46)

44

 Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X dengan variabel Y.

c. Koefisien Determinasi

1. Koefisien determinasi secara simultan

Digunakan untuk mengetahui berapa persentase variabel modal kerja dan efisiensi biaya dengan rentabilitas, maka penulis menggunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut:

KD = r² x 100 % Dimana:

KD = Koefisien Determinasi R = Koefisien Korelasi

2. Koefisien determinasi secara parsial

Digunakan untuk mengetahui berapa persentasi variabel:

 Modal kerja terhadap rentabilitas

 Efisiensi biaya terhadap rentabilitas

Maka penulis menggunakan rumus koefisien determinasi yaitu:

Dimana :

B = standar koefisien Beta (nilai b1,b2)

Zero order = matrik korelasi variabel bebas dengan variabel terikat. KD = B x zero order x 100%


(47)

3.2.5.2 Perancangan Hipotesis

Menurut Sugiyono (2007: 377) hipotesis adalah:

”Hipotesis didefinisikan sebagai dugaan atas jawaban sementara mengenai suatu masalah yang masih perlu diuji secara empiris untuk mengetahui apakah pernyataan atau dugaan jawaban itu dapat diterima atau tidak”. Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini berupa hubungan yang ada antara variabel independen (variabel X) itu sendiri dan ada atau tidaknya pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel independen (variabel X) terhadap variabel dependen (variabel Y) secara langsung.

Sedangkan untuk menguji hubungan variabel-variabel penelitian dapat menggunakan korelasi ganda (multiple correlation) dan untuk menentukan diterima atau tidaknya hipotesis, digunakan statistik uji t untuk korelasi pearson dan uji F untuk korelasi ganda.

Rancangan pengujian hipotesis ini akan dimulai dengan penetapan hipotesis penelitian, kemudian akan dilakukan pemilihan dan perhitungan tes statistik serta penetapan tingkat signifikansi. Hipotesis yang akan diuji dan dibuktikan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya hubungan dari variabel-variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah pengujian hipotesis nol (Ho) yang menyatakan bahwa koefisien korelasi tidak berarti atau tidak signifikan sedangkan hipotesis alternatif (Hi) menyatakan bahwa koefisien korelasinya berarti atau signifikan.

1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan

Pengujian hipotesis secara simultan, dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:


(48)

46

a. Menentukan Hipotesis Penelitian

Ho: = 0 : Modal kerja dan efisiensi biaya secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas.

Hi: ≠ 0 : Modal kerja dan efisiensi biaya secara simultan berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas.

b. Menentukan Tingkat Signifikansi

Menentukan tingkat signifikansi sebesar 5% (α = 0,05) dengan derajat

kebebasan (db = n-k-1)= 8-2-1=5

Dimana:

n = ukuran sampel

k = banyaknya variabel bebas

c. Uji Signifikansi F

Untuk menguji model regresi yang menjelaskan bentuk hubungan dan pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, digunakan uji F, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

F

hitung

= R e

( R e )

/

/ 1

g r e s i s i d u

J K k


(49)

Dimana:

JKresidu = Koefisien Korelasi Ganda n = Jumlah sampel

k = Jumlah variabel bebas

d. Pengambilan Kesimpulan

Nilai F dari hasil perhitungan diatas kemudian diperbandingkan dengan Ftabel atau Fhitung yang diperoleh dengan mempergunakan tingkat resiko atau significance 5% dan degree of freedom pembilang dan penyebut, yaitu V1 = k dan V2 = (n-k-1) dimana kriteria yang digunakan adalah:

jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak

Bila terjadi penerimaan H0, maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya model regresi multipel yang diperoleh sehingga mengakibatkan tidak signifikan pula pengaruh dari variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen


(50)

48

Daerah Daerah

Penerimaan Ho Penolakan Ho

0 F tabel Gambar 3.1

Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 (uji F)

2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial

Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh signifikan antar variabel penelitian. Pengujian hipotesis secara parsial dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan Hipotesis Penelitian

1. Ho: = 0: Modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas. Hi: ≠ 0 : Modal kerja berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas.

2. Ho : = 0: Efisiensi Biaya tidak berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas.


(51)

b. Menentukan Tingkat Signifikansi

Menentukan tingkat signifikansi sebesar 5% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan (db = n - 2) = 8 - 2 = 6

r = nilai koefisien korelasi

n = jumlah sampel

c. Mencari t Hitung

Mencari t hitung 2 pihak dengan menggunakan software SPSS 13.0 atau dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

1 2

( 1 x2..xk) 1 2

(1 )

( 1)

yx

y x x x

P t

R C R

n k

 

 

dimana :

R = koefisien korelasi

Pyxn = perkalian Matrik Invers dengan Matrik Transpose Y n = jumlah data

d. Pengambilan Kesimpulan

1). H0 diterima jika nilai hitung statistik uji (thitung) berada di daerah penerimaan H0, dimana -ttabel<thitung<ttabel

2). H0 ditolak jika nilai hitung statistik uji (thitung) berada di daerah penolakan H0, dimana thitung ≥ ttabel dan -thitung ≤ - ttabel


(52)

50

Gambar 3.2


(53)

51 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Sejarah Perusahaan

Sejarah perkembangan PT. Pos Indonesia (PERSERO) erat hubungannya dengan sejarah yang telah melalui beberapa zaman, yaitu zaman penjajahan Belanda, zaman penjajahan Jepang, serta zaman kemerdekaan Indonesia. Kantor Pos pertama yang didirikan di Indonesia adalah di Jakarta pada tanggal 26 Agustus 1746 oleh Gubernur Jenderal GW Van Wheff bersama dengan ditemukannya telegraf dan telepon yang disingkat PTT. Pada tahun 1764 Dinas Pos sebagai jawatan berada dibawah pengawasan Directure Production On Avile Magazine Tahun. Tahun 1875 dinas pos disatukan dengan dinas telegraf dan disebut Post en Telegraf. Sejak tahun 1884 jawaban telepon disatukan sehingga mulai tahun 1906 disebut dengan post telegraf en telepondients (PTT). Pada tahun 1922 kantor pos pusat PTT yang semula di Wel Hevreden (Gambir-Jakarta) pindah ke gudang Bungerlijke Openbabe Worken (BOW) yang saat ini lebih dikenal dengan dinas pekerjaan umum di Bandung.

Selama dalam pedudukan Jepang, jawatan PTT terpecah-pecah mengikuti struktur organisasi pemerintahan militer Jepang sehingga pada masa itu terdapat jawatan PTT swasta, Jawa, Sulawesi, dll. Sejak tanggal 17 Agustus 1945 diproklamasikan, namun penyerahan jawatan PTT dari tangan Jepang ke tangan pemerintah Republik Indonesia ternyata tidak berjalan sebagaimana mestinya.


(54)

52

Oleh karena itu pada tanggal 27 September 1945 pemuda yang bergabung dalam angkatan muda PTT dengan gagah berani merebut kekuasaan sebagai Hari Bhakti Parpostel. Sebagai kepala jawatan PTT yang pertama adalah Mas Soeharto didampingi oleh R.Pijar sebagai wakilnya. Kemudian perkembangan selanjutnya jawatan PTT sebagai perusahaan negara yang bersumber pada IBW (Indesche Bedrjun Wef) dinyatakan telah memenuhi syarat untuk dijadikan perusahaan negara sesuai dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 19 tahun 1966 yang menyatakan bahwa semua perusahaan yang seluruh modalnya merupakan kekayaan negara maupun karena nasionalisasi berdasarkan Undang-Undang No. 8 tahun 1928 menjadi perusahaan negara.

Melihat perkembangan tersebut keluarlah Peraturan Pemerintah No. 240 tahun 1965 menyatakan PN Postel dipisah menjadi PN Telekomunikasi diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1965 dan PN Pos dan Giro dengan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1965.

Selanjutnya, sesuai dengan Undang-Undang No. 9 tahun 1964 yang menetapkan status BUMN menjadi perusahaan jawatan perusahaan Pos dan Giro berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1978 Dengan Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1983 ditetapkan tata cara pengawasan dan pembinaan perusahaan jawatan, perusahaan umum, dan perusahaan PERSERO untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan tersebut Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1978 yang mengatur tentang Perum Pos dan Giro dengan Peraturan Pemerintah


(55)

No. 24 tahun 1084, dan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1995 tanggal 27 Februari 1995 Perum Pos dan Giro berubah status menjadi PT. Pos Indonesia (PERSERO) sejak tanggal 20 Juni 1995 denan akta notaris Soetjipto, SH No. 117.

Visi dan Misi perusahaan sesuai dengan keputusan Direksi Nomor 32/Dirut/2000 tentang penyempurnaan visi dan misi adalah sebagai berikut:

1. Visi

“Pos Indonesia adalah penyedia jasa pos yang berbasis informasi dan bernilai tinggi bagi masyarakat diseluruh nusantara serta dapat berkompetisi dalam industri global.”

2. Misi

a. Mengelola perusahaan sesuai dengan prinsip bisnis yang sehat dengan didukung oleh teknologi tepat guna dan sumber daya manusia yang professional.

b. Menyediakan layanan komunikasi, logistik, transaksi keuangan dan layanan pos lainnya yang memiliki nilai tambah tinggi bagi kepuasan pelanggan.

c. Mengembangkan usaha yang memiliki daya saing kuat, baik di pasar domestik maupun di pasar global.


(56)

54

d. Memberikan pelayanan untuk kemanfaatan umum yang menjangkau seluruh pelosok tanah air dengan perlakuan yang sama guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa serta memperat hubungan antar bangsa.

4.1.2 Struktur Organisasi

PT. Pos Indonesia (PERSERO) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di lingkungan Departemen Perhubungan, dipimpin oleh suatu direksi yang bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Bentuk struktur yang digunakan PT. Pos Indonesia (PERSERO) adalah bentuk Line and Staf Organization (Garis dan staf), bentuk ini biasanya digunakan pada perusahaan-perusahaan besar yang memiliki kesatuan perintah Struktur organisasi PT. Pos Indonesia (PERSERO) berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Pos Indonesia (PERSERO) Nomor 28A/DIRUT/ 1999 tentang organisasi, disusun dalam tiga tingkatan, yaitu tingkat pusat, tingkat daerah, dan tingkat unit pelaksana teknis.

Organisasi tingkat pusat terdiri atas : 1. Direksi

2. Direktorat Operasi

3. Direktorat Perencanaan, Teknis dan Sarana 4. Direktorat Keuangan

5. Direktorat Sumber Daya Manusia 6. Satuan Pengawas Intern


(57)

7. Sekretariat Perusahaan

8. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Adapun struktur organisasi pada Kantor Pusat PT. Pos Indonesia (PERSERO) secara jelas dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 4.1


(58)

56

4.1.1 Deskripsi Tugas

Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari struktur organisasi tingkat pusat:

1. Direksi

a. Memimpin, mengurus dan mengelola perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan serta senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan.

b. Menyiapkan rencana jangka panjang serta rencana kerja dan anggaran tahunan perusahaan.

c. Mengangkat dan memberhentikan pegawai perseroan sesuai dengan peraturan kepegawaian.

d. Menetapkan gaji, pension atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi para pegawai perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi perusahaan.

e. Memberikan segala keterangan tentang keadaan dan jalannya perusahaan, baik dalam bentuk laporan tahunan, maupun laporan berkala menurut cara dan waktu yang telah ditentukan dalam anggaran dasar perusahaan.

2. Direktorat Operasi

a. Membina dan mengendalikan kegiatan pelayanan jasa komunikasi, logistik serta jasa keuangan atau keagenan dan filateli, baik untuk hubungan dalam negeri maupun luar negeri.


(59)

b. Membina dan mengembangkan operasi pelayanan serta jaringan unit dan titik layanan.

c. Mengendalikan dan mengelola kegiatan usaha bisnis pelayanan jasa. d. Menetapkan jaringan lalu lintas pos dan jaringan layanan serta kebijakan

penetapan modal transportasi serta pengembangan fasilitas fisik pelayanan. 3. Direktorat Perencanaan, Teknik dan Sarana

a. Melakukan pembinaan dan penyelenggaraan kegiatan perencanaan strategis serta pengelolaan dan pengolahan data.

b. Menetapkan kebijakan dan analisis kebutuhan teknologi dan sarana kebutuhan teknologi.

c. Menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan Direktorat Perencanaan, Teknik dan Sarana.

4. Direktorat Keuangan

a. Melakukan pengendalian keuangan perusahaan meliputi penetapan dan pengembangan kebijaksanaan sistem dan prosedur akuntansi keuangan anggaran dan investasi serta struktur biaya dan harga pokok industri. b. Melakukan pengelolaan keuangan melliputi penetapan pengembangan

kebijaksanaan pengelolaan keuangan, pengelolaan kas dan pengendalian penyertaan modal karyawan.


(60)

58

5. Direktorat Sumber Daya Manusia

a. Melakukan pengelolaan dan penyelenggaraan pelatihan sumber daya manusia.

b. Melakukan perencanaan dan pengembangan pengorganisasian dan sistem manajemen.

c. Melakukan pengelolaan kesejahteraan. 6. Satua Pengawas Intern (SPI)

a. Melakukan pemeriksaan, pengujian, dan penilaian terhadap pengendalian manajemen, peningkatan pengekonomisan, keefesienan dan keefektifan. b. Melakukan pemeriksaan, pengjian dan penilaian terhadap pengolahan dan

pertanggung jawaban keuangan serta kinerja usaha.

c. Melakukan pengkoordinasian pengelolaan tugas pemeriksaan serta melaksanakan tata usaha dan rumah tangga pengawasan intern.

7. Sekretaris Perusahaan

a. Melakukan penyelenggaraan kesekretariatan direktur utama, pengkoordinasian dan penyajian informasi perusahaan.

b. Melakukan penyelenggaraan hubungan masyarakat dan keprotokolan. c. Melakukan penelahaan perundang-undangan, penanganan masalah hukum

dan perikatan.

d. Melakukan penyelenggaraan hubungan kerjasama luar negeri atau internasional.


(61)

e. Melakukan penyelenggaraan dan pengelolaan rumah tangga kantor pusat. 8. Pusat Perencanaan dan Penelitian Terapan

a. Melakukan penyelenggaraan dan pengelolaan kegiatan penelitian terapan, baik dalam bidang operasi maupun non operasi yang tidak dapat memberikan manfaat yang layak bagi perusahaan guna menunjang keberhasilan perusahaan.

b. Melakukan penyelenggaraan kerjasama teknik dan proyek.

PT. Pos Indonesia (PERSERO) menggunakan sistem desentralisasi dalam hal struktur organisasi dan pendelegasian wewenang dalam perusahaan. Hal ini terlihat adanya direktorat-direktorat yang memegang kekuasaan dan bertanggung jawab langsung kepada direktur utama sehingga para karyawan yang berada dibawah kepemimpinan direktorat-direktorat tidak bertanggung jawab secara langsung kepada direktur utana, tetapi bertanggung jawab dan melaksanakan perintah dari direktur masing-masing

Struktur organisasi tingkat wilayah PT. Pos Indonesia (PERSERO) dibedakan dalam 3 tipe, yaitu Tipe A, Tipe B, dan Tipe C. Wilayah pos dipimpin oleh Kepala Wilayah Pos (Kanwilpos) yang bertanggung jawab kepada Direksi PT. Pos Indonesia (PERSERO).

Wilayah usaha pos ini terbagi menjadi: 1. Sekretariat Wilayah


(62)

60

3. Bagian Pengembangan Usaha 4. Bagian Teknik dan Sarana 5. Bagian Keuangan

6. Bagian Sumber Daya Manusia 4.1.4 Aspek Perusahaan

Pada dasarnya usaha-usaha yang dilaksanakan oleh kantor Pos Indonesia meliputi usaha pokok dan usaha penunjang serta aneka layanan dan pelayanan usaha pos.

1. Usaha pokok Pos terdiri dari:

a. Layanan Fisik

1) Layanan Surat Pos 2) Layanan Paket Pos 3) Layanan Keuangan 4) Layanan Filateli

b. Layanan elektronik dengan Wasantara-Net (W-NET) sebagai tulang punggungnya, untuk menyajikan fasilitas-fasilitas :

1) Internet :

a) Surat elektronik (E-MAIL)

b) Warung Pos Elektronik (Warposnet)


(63)

2) Elektronik Data Interchange (EDI) untuk membantu jaringan komunikasi berbagai data, antara lain :

a) Surat bisnis elektronik (SBE) :

Direct mail

 Weselpos elektronik

 Advertansi elektronik

 Internet hibrida

2. Usaha penunjang terdiri dari:

a. Penyewaan ruang atau tempat b. Usaha transportasi

c. Freight and forwading d. Belanja lewat pos

3. Berbagai layanan keagenan

Pelayanan jasa keagenan yang dilakukan oleh PT. Pos Indonesia (PERSERO) untuk kepentingan pihak ketiga, yang meliputi:

a. Penabungan dan pembayaran untuk Bank Tabungan Negara (BTN) b. Takesra dan Kukesra

c. Pembayaran telepon d. Pembayaran pajak-pajak

e. Pemotongan pensiun eks bank kreditur f. Pembayaran pensiun TASPEN dan ASABRI


(64)

62

g. Penjualan benda untuk direktorat pajak

4. Layanan Pos terdiri dari:

a. Surat Pos

Merupakan layanan standar pengiriman berita yang tersedia semua kantor pos dengan tarif seragam, baik untuk perhubungan di dalam maupun di luar negeri Jenis surat pos antara lain : Surat, Kartu Pos, Warkat Pos, Barang cetakan, Majalah sekogram (braille) dan bungkusan.

b. Surat Kilat

Merupakan layanan kiriman Pos dalam negeri yang menjangkau seluruh Indonesia dengan skala prioritas kecepatan dalam penyaluran dan pengantarnya.

c. Surat Kilat Khusus (SKH)

Merupakan layanan yang terdokumentasi sebagai solusi tepat kiriman pos dalam negeri sehingga dapat dilakukan jejak guna mengetahui status kiriman Jaringan SKH tersebar di 22 kota di Indonesia dengan waktu tempuh 24 jam sampai 48 jam.

d. Ratron

Merupakan layanan surat elektronik yang merupakan hibrida atau surat secara fisik dengan kombinasi transmisi data melalui jaringan telekomunikasi Hasil transfer data berupa copy naskah asli akan diantar kepada alamat penerima.


(1)

6

2004 99,95% 100,59% (0,64%) 5,19%

2005 99,95% 109,45% (9,5%) (8,86%)

2006 99,95% 107,25% (7,3%) 2,2%

2007 99,95% 103,77% (3,82%) 3,48%

Pada tahun 2000 sampai 2002 dapat terlihat bahwa efisiensi biaya dapat tercapai oleh perusahaan. Hal tersebut karena biaya sesungguhnya masih berada di bawah biaya standar yang diberlakukan oleh perusahaan.

Berbeda dari tahun sebelumnya pada tahun 2003 sampai 2007 terjadi inefisiensi biaya. Hal tersebut dibuktikan dengan biaya sesungguhnya berada di atas 99,95 % yang merupakan biaya standar yang digunakan. Ini berarti pihak-pihak dalam perusahaan belum mampu melaksanakan efisiensi biaya dengan baik.

Dengan inefisiensi biaya, PT. Pos Indonesia (PERSERO) belum dapat meningkatkan keuntungan dari usaha yang dilakukannya. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Pos Indonesia (PERSERO) tersebut belum mampu mengelola biaya yang digunakan dengan efisien.

c. Analisis Rentabilitas Pada PT. Pos Indonesia (PERSERO) Analisis Rentabilitas PT Pos Indonesia (PERSERO) Tahun 2000 – 2007

Tahun Laba Usaha Modal Usaha Rentabilitas Perkembangan

2000 48.311.940.499 1.743.954.698.339 2,77 % -

2001 2.352.824.799 2.114.025.777.252 0,11 % (2,66%)

2002 3.950.985.844 2.382.532.481.054 0,16 % 0,05%

2003 (63.309.349.416) 2.925.020.301.938 (2,16 %) (2,32%) 2004 (7.348.004.164) 2.331.433.287.948 (0,32 %) (1,84%) 2005 (121.272.248.619) 2.381.369.075.029 (5,09 %) (4,77%) 2006 (115.903.112.608) 3.080.145.140.334 (3,76 %) 1,33% 2007 (63.657.487.713) 4.708.530.667.259 (1,35 %) 2,41% Dari semua tingkat rentabilitas yang diperoleh dapat diketahui bahwa kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu dikatakan rendah. Dari hal tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa perusahaan tidak dapat mengolah modal sendiri dan modal asing tersebut untuk kegiatan usaha sehingga perolehan laba yang diperoleh tidak optimal.

Fluktuasi laba yang naik turun banyak dipengaruhi oleh tingginya biaya dan rendahnya pendapatan. Tingginya biaya terutama pada biaya operasional yang tinggi terutama dari biaya pengantaran. Hal tersebut karena PT. Pos Indonesia (PERSERO) tidak hanya mengejar keuntungan semata, namun harus melayani kebutuhan masyarakat akan jasa kirim sampai ke seluruh wilayah nusantara.

d. Analisis Modal Kerja dan Efisiensi Biaya Serta Pengaruhnya Terhadap Rentabilitas Pada PT. Pos Indonesia (PERSERO)


(2)

7

Y = -0,005 + 0,00000000000073892 X1 + 0,499 X2

Dari hasil persamaan regresi berganda tersebut masing-masing variabel dapat diinterpretasikan hubungannya dengan rentabilitas perusahaan sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar -0,005 menyatakan bahwa, jika nilai modal kerja dan efisiensi biaya sama dengan nol dan tidak ada perubahan, maka nilai rentabilitas adalah sebesar -0,005.

b. Modal Kerja memiliki nilai koefisien regresi berganda positif sebesar 0,00000000000073892. Hal ini mengandung arti apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap, maka perubahan modal kerja sebesar satu unit akan menaikkan rentabilitas sebesar 0,00000000000073892.

c. Efisiensi biaya memiliki nilai koefisien regresi berganda positif sebesar 0,499. Hal ini mengandung arti apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap, maka perubahan efisiensi biaya sebesar satu unit akan menaikkan rentabilitas sebesar 0,499 unit.

2. Analisis Korelasi a. Korelasi Berganda

Berdasarkan tabel, hasil perhitungan koefisien korelasi berganda (R) adalah sebesar 0,991. Hal ini menunjukkan keeratan hubungan antara modal kerja dan efisiensi biaya dengan rentabilitas termasuk kriteria sangat tinggi.

b. Korelasi Parsial

Coefficientsa

-,005 ,210 -,024 ,982

,00000000000073892 ,000 ,064 1,065 ,336 ,261 ,430 ,062 ,499 ,031 ,977 16,371 ,000 ,989 ,991 ,956 (Constant)

Modal_Kerja Efisiensi_Biaya Model

1

B Std. Error Unstandardized Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Zero-order Partial Part Correlations

Dependent Variable: Rentabilitas a.

Model Summary

,991a ,983 ,976 ,38190

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), Efisiensi_Biaya, Modal_Kerja a.


(3)

8

Berdasarkan tabel diatas, hasil perhitungan koefisien korelasi pearson dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Besarnya koefisien korelasi (r) antara modal kerja dengan rentabilitas adalah sebesar 0,261 dan memiliki hubungan yang rendah. Nilai r = 0,261 menunjukkan hubungan linier positif antara modal kerja dengan rentabilitas artinya semakin besar modal kerja maka semakin besar rentabilitas.

b. Besarnya koefisien korelasi (r) antara efisiensi biaya dengan rentabilitas sebesar 0,989 dan memiliki hubungan yang sangat kuat. Nilai r = 0,989 menunjukkan hubungan linier positif antara efisiensi biaya dengan rentabilitas artinya semakin besar efisiensi biaya maka semakin besar rentabilitas.

3. Koefisien Determinasi

a. Koefisien determinasi secara simultan

Perhitungan koefisien determinasi dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu program SPSS 13.0 for windows. Dari tabel model summary diatas dapat dilihat bahwa nilai KD sebesar 0,983 yang berarti modal kerja dan efisiensi biaya berpengaruh terhadap rentabilitas sebesar 98,3% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

b. Koefisien determinasi secara parsial

Dengan menggunakan program SPSS 13.0 for windows , diperoleh nilai koefisien determinasi parsial antara modal kerja dan efisiensi biaya terhadap rentabilitas.

Dari perhitungan di atas rentabilitas dipengaruhi oleh modal kerja sebesar 1,7% dan rentabilitas dipengaruhi oleh efisiensi biaya sebesar 96,6%

4. Pengujian Hipotesis

Correlations

1 ,202 ,261 ,631 ,532

8 8 8

,202 1 ,989**

,631 ,000

8 8 8

,261 ,989** 1 ,532 ,000

8 8 8

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Modal_Kerja

Efisiensi_Biaya

Rentabilitas

Modal_Kerja Efisiensi_Biaya Rentabilitas

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Coefficientsa

-,005 ,210 -,024 ,982

,00000000000073892 ,000 ,064 1,065 ,336 ,261 ,430 ,062 ,499 ,031 ,977 16,371 ,000 ,989 ,991 ,956 (Constant)

Modal_Kerja Efisiensi_Biaya Model

1

B Std. Error Unstandardized Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Zero-order Partial Part Correlations

Dependent Variable: Rentabilitas a.


(4)

9

a. Pengujian Hipotesis Secara Simultan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perbandingan Fhitung dengan Ftabel adalah Ho diterima karena Fhitung (143,987) > Ftabel (5,79), yang artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara modal kerja dan efisiensi biaya terhadap rentabilitas.

b. Pengujian Hipotesis Secara Parsial

- Pengaruh modal kerja terhadap rentabilitas adalah dilihat dari tingkat signifikansi efisiensi biaya sebesar 0,000 > α = 0,05, atau Ho diterima karena -ttabel (-2,447) < thitung (1,065) < ttabel (2,447). Dari hasil pengujian hipotesis diatas, tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara modal kerja terhadap rentabilitas dapatdigambarkan sebagai berikut.

- Pengaruh efisiensi biaya terhadap rentabilitas adalah dilihat dari tingkat signifikansi efisiensi biaya sebesar 0,000 < α = 0,05, atau Ho ditolak, dan berdasarkan hasil yang diperoleh dari perbandingan thitung dengan ttabel adalah Ho ditolak karena : thitung (16,371) ≥ ttabel (2,447) dan -thitung (-16,371) ≤ - ttabel (-2,571), ini berarti efisiensi biaya berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas. Maka hipotesis yang dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara efisiensi biaya terhadap rentabilitas secara parsial.

5. Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan

1. Perkembangan modal kerja pada PT. Pos Indonesia (PERSERO) mengalami fluktuasi dari tahun 2001 sampai 2007. Adanya peningkatan persentase disebabkan adanya kenaikan pada aktiva lancar terutama pada saldo kas dan bank, investasi jangka pendek, dan piutang usaha. Pada tahun 2004 sampai 2005 dapat dilihat penurunan yang besar terjadi pada modal kerja sebesar 83,62% dan 77,97%. Hal itu terjadi karena penurunan saldo kas dan bank disebabkan penurunan usaha karena adanya persaingan dengan jasa pengiriman terkait, seperti TIKI. Berbeda dari tahun sebelumnya pada tahun 2006 dan 2007 modal kerja tidak tersedia dalam jumlah yang cukup. Disini perusahaan sudah tidak mampu membiayai kegiatan operasional sehari-hari sendiri karena jumlah hutang lancar melebihi aktiva lancar.

2. Perkembangan efisiensi biaya pada PT. Pos Indonesia (PERSERO) dapat dikatakan tidak baik. Hal ini dapat terlihat dari rata-rata rasio efisiensi biaya yang dicapai pada PT. Pos Indonesia (PERSERO) yang berada di bawah 0,05 %. Itu berarti biaya sesungguhnya melebihi biaya standar yang diterapkan yaitu sebesar 99,95%. Dengan adanya inefisiensi biaya berarti perusahaan tidak dapat mengelola biaya terutama biaya SDM dengan baik sehingga laba yang diperoleh menurun.

ANOVA b

42,001 2 21,001 143,987 ,000a

,729 5 ,146

42,731 7

Regression Residual Total Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Efisiensi_Biaya, Modal_Kerja a.

Dependent Variable: Rentabilitas b.

Coefficientsa

-,005 ,210 -,024 ,982

,00000000000073892 ,000 ,064 1,065 ,336 ,261 ,430 ,062 ,499 ,031 ,977 16,371 ,000 ,989 ,991 ,956 (Constant)

Modal_Kerja Efisiensi_Biaya Model

1

B Std. Error Unstandardized Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Zero-order Partial Part Correlations

Dependent Variable: Rentabilitas a.


(5)

10

3. Rentabilitas perusahaan mengalami fluktuasi dari tahun 2001 sampai 2007. Sejak tahun 2001 sampai 2002 rata-rata rasio rentabilitas yang terjadi pada kisaran nol persen. Disini dapat dilihat bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang rendah dalam mengelola modalnya tersebut untuk menghasilkan laba. Berbeda dari tahun sebelumnya sejak tahun 2003 perusahaan memiki rasio rentabilitas negatif. Hal itu menunjukkan perusahaan sudah tidak mampu lagi mengelola modalnya tersebut karena bukan laba yang diperoleh melainkan kerugian.

4. Modal kerja dan efisiensi biaya berpengaruh signifikan secara simultan terhadap rentabilitas tetapi secara parsial hanya efisiensi biaya yang berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas, sedangkan modal kerja berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap rentabilitas.

b. Saran

1. Perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan manajemen modal kerja dengan baik. Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar perusahaan dapat berperasi dengan seekonomis mungkin dan perusahaan tidak mengalami kesulitan ketika timbul krisis atau kekacauan keuangan. Dan perusahaan harus memperhatikan bahwa tidak selamanya modal kerja harus tersedia dalam jumlah yang berlebihan karena menunjukkan dana yang tidak produktif.

2. Perusahaan harus dapat secara efisien untuk mengelola biaya usaha agar laba perusahaan dapat dicapai secara optimal. Salah satu cara yaitu dengan mengontrol dan mengelola biaya yang ada dengan sehemat mungkin dan tepat sasaran serta dapat menghindari pemborosan yang mungkin terjadi. Selain itu perusahaan dalam mengimbangi biaya tenaga kerja maka efisiensi biaya perlu ditingkatkan antara lain dengan memacu produktivitas kerja dan mendorong agar karyawan itu bisa kreatif dan inovatif untuk menghasilkan produk yang unggul.

3. PT. Pos Indonesia harus memperhatikan cara untuk dapat mempertinggi rentabilitasnya. Hal tersebut dapat dicapai melalui pengelolaan modal yang baik yang akan digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Selain itu perusahaan dapat melakukan beberapa cara di bawah ini: • Dengan menambah biaya usaha sampai tingkat tertentu

• Dengan mengurangi pendapatan dari penjualan sampai tingkat tertentu

4. Hasil penelitian yang telah penulis lakukan menunjukkan bahwa modal kerja dan efisiensi biaya berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas. Namun secara parsial efisiensi biaya yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap rentabilitas. Sehingga masalah efisiensi biaya yang harus segera dibenahi oleh perusahaan dengan menekan biaya terutama biaya SDM. Bagi pihak lain yang tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai masalah modal kerja dan efisiensi biaya dan pengaruhnya terhadap rentabilitas, sebaiknya melakukan penelitian lebih lanjut ke perusahaan BUMN lainnya sehingga dapat dijadikan bahan perbandingan.


(6)

104

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Riyanto. 2008. Dasar Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta.

Bintang Dwi Ramadhan. 2005. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Perusahaan Pada PT Pos Indonesia. Skripsi. Bandung. Universitas Widyatama.

Carter & Usry. 2004.Akuntansi Biaya. Salemba Empat. Jakarta. Gitosudarmo. 2000. Manajemen Keuangan.BPFE.Yogyakarta.

Husein Umar. 2002. Metode Riset Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Mulyadi. 2002. Akuntansi Biaya edisi 5. STIE YKPN, Yogyakarta.

Maisyaroh Sulistyoningsih. 2006. Analisis Efisiensi Biaya Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Menggunakan X-Efisiensi. Skripsi. Semarang. Universitas Negeri Semarang.

Moch Toha Inderato.2007. Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Pada Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKP-RI) Kabupaten Wonogiri tahun 1996-2005. Skripsi. Semarang. Universitas Negeri Semarang.

Morine. 1998. 100 Teknik Meningkatkan Laba. Pustaka Binaman Presindo. Jakarta.

Purbo Kusmardani. 2007. Pengaruh Efisiensi Pengendalian Biaya dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi pada KPRI Kota Semarang Tahun 2005. Skripsi. Semarang. Universitas Negeri Semarang.

S. Munawir.2007. Analisis Laporan Keuangan. Transito. Bandung. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Alvabeta. Bandung. Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta, Bandung.

Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen SDM aplikasi contoh & perhitungannya. Agung Media, Jakarta.