Tanggung Jawab Pialang Dalam Perdagangan Saham di Pasar Modal

TANGGUNG JAWAB PIALANG DALAM PERDAGANGAN
SAHAM DI PASAR MODAL

TESIS

Oleh :

PURNAMA SARI PUTRI
037005066/HK

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2005
Purnama Sari Putri : Tanggung Jawab Pialang Dalam Perdagangan Saham di Pasar Modal, 2005
USU Repository © 2007

TANGGUNG JAWAB PIALANG DALAM PERDAGANGAN SAHAM
DI PASAR MODAL
P u r n a ma S ar i P u t r i * )
Prof. Dr. Bismar Nasution, SH. MH.**)

Dr. T. Keizerina Devi A. SH. CN. M.Hum. **)
Syafruddin S. Hasibuan, SH. MH. **)
INTISARI
Pialang adalah suatu profesi yang lahir akibat adanya globalisasi sektor pelayanan
jasa, khususnya bidang keuangan yang berarti pengetahuan dan kesadaran hukumnya tidak hanya
sebatas mampu membaca peraturan tentang pasar modal, tetapi juga memakai hukum yang
integratif dengan setiap akibat timbul dan ketentuan, sebagaimana yang diatur dalam UU
No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Di dalam melaksanakan kegiatannya sebagai
pedagang perantara efek, Pialang harus terlebih dahulu memperoleh izin dan Bapepam
(Badan Pengawas Pasar Modal) sebagaimana diatur dalam Pasal 30 ayat 1 UUPM Nomor 8
Tahun 1995 dan Peraturan Bapepam Nomor V. B.1 tentang Perijinan Wakil Perusahaan Efek,
Kep / 25/ PM/ 1996, tanggal 17 Januari 1996, sehingga pialang harus tunduk kepada SRO (Self
Regulation Organization) yang diberikan oleh Bapepam dan sekaligus terhadap semua
peraturan Pasar Modal. Keberadaan Pialang di Pasar Modal merupakan ujung tombak
operasional Pasar Modal, konsekuensi ini tampak dan fungsinya, yaitu : setiap calon investor,
baik investor beli maupun investor jual, baik perorangan maupun badan yang ingin berinvestasi
dan atau bertransaksi di Pasar Modal harus melalui Pialang. Artinya, pertama sekali informasi
tentang Pasar Modal diperoleh Calon Investor diperoleh dan Pialang. Informasi dimaksud disini,
dalam UUPM dikenal dengan istilah Fakta Material. Dalam Pasal 1 angka 7 UUPM menyatakan
bahwa : Informasi atau fakta materil adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai

peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau
keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau
fakta tersebut. Keterbukaan atas informasi fakta material menjadi fenomena hukum yang cukup
dilematis, dimana percepatan maupun keterlambatan informasi akan membawa dampak yang
cukup signifikan terhadap harga saham yang akan diperdagangan di Pasar Modal.
Metode Penelitian yang dipakai yuridis normatif ditambah dengan perbandingan hukum
(law comparative) untuk mengetahui substansi yang diatur oleh hukum yang menyangkut
masalah prinsip keterbukaan Pialang atas fakta material dan tanggung jawab hukum Berta
perlindungan yang diberikan investor sebagai akibat adanya fakta material yang menyesatkan
dan suatu negara yang menganut sistem common law (Amerika Serikat) melalui

Purnama Sari Putri : Tanggung Jawab Pialang Dalam Perdagangan Saham di Pasar Modal, 2005
USU Repository © 2007

Securities Act 1933 dan Securities Act 1934 dan juga subtansi Pialang yang sudah maupun
belum diatur dalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dan selanjutnya dilakukan
penelitian dan analisis yang bersifat deskriptif.
Pengaturan Perundang-undangan mengenai Pasar Modal tentang Pialang belum
diatur secara lengkap dan tegas dalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,
melainkan yang diatur hanya perusahaan efeknya saja, sedangkan pengaturan Pialang

hanya diatur dengan peraturan – peraturan di bawah undang – undang pokoknya, seperti
dimuat dalam berbagai Peraturan-Peraturan Bapepam. Demikian halnya dengan
penerapan prinsip keterbukaan, dimana UUPM secara garis besar telah mengatur prinsip
keterbukaan (Pasal 78 ayat 1, Pasal 90, 91, 92, 93), tetapi tidak dialokasikan secara khusus
kepada Pialang.
Dengan demikian, kalau ditelaah lebih jauh UU No. 8 Tahun 1995 belum
mencerminkan pengaturan pialang sebagai perantara pedagang efek di Indonesia secara
maksimal, demikian halnya dengan tanggung jawab hukum Pialang juga belum diatur
secara terperinci di dalam UUPM, sehingga tidak jarang terjadi berbagai praktek curang
di Pasar Modal, seperti Insider Trading,
Exchange – Based Transaction, Pre-Arranged Trade, Churning, Front Trading
(Trading Ahead of the Customers), Cross Trading, Pump Manipulation, dan Cornering
dan lain sebagainya yang pada prinsipnya timbul sebagai akibat adanya fakta material yang
menyesatkan yang melibatkan Pialang. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa bisnis Pasar
Modal merupakan bisnis kepercayaan dan untuk menjaga kepercayaan Investor, sangat perlu
diterapkan bagi seluruh pelaku Pasar Modal, khususnya dalam konteks ini adalah Pialang,
tentang pentinganya Standar Moral yang Tinggi (High Standard Morality) dalam
menjalankan fungsinya dan menjunjung tinggi azas prinsip keterbukaan (disclosure) dalam
melakukan transaksi saham di Pasar Modal.
Kata Kunci:

Pialang
Prinsip Keterbukaan
Fakta Material

*) Mahasiswi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
**) Dosen Pembimbing Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Purnama Sari Putri : Tanggung Jawab Pialang Dalam Perdagangan Saham di Pasar Modal, 2005
USU Repository © 2007

THE LIABILITY OF STOCKBROKER IN STOCK EXCHANGE
IN CAPITAL MARKET
Purnama Sari Putri *
Bismar Nasution **
T. Keizerina Devi A. **
Syafruddin S. Hasibuan **
ABSTRACT
Stockbroker is a profession which exists as the consequence of the globalization in
service sector especially in the sector of finance. It is believed that a stockbroker not only knows
the stock exchange regulations but also their application integrated with any consequence inflicted

by the regulation regulated in Law No.8/1995 on Stock Exchange. Paragraph 1 of Article 30 in
Law No.8/1995 on Stock Exchange, Regulation of Bapepam Number V.B.I on Permit for Stock
Company Representative, and the Decree of Jakarta Stock Exchange No.Kep/25/PM/1996 of
January 17, 1996 oblige a stockbroker, before operating, to have a work permit issued by
Bapepam (Stock Exchange Supervising Board). This makes stockbroker subject to the Self
Regulation Organization (SOR) issued by the Bapepam and to all stock exchange regulations.
Any prospective investors, individuals, or groups (bodies) must contact the stockbroker first to
obtain relevant information about stock exchange they need, called material fact in Article 1 Point
7 of Law of Stock Exchange, whose transparency has become an adequately dilemmatic legal
phenomenon where in the acceleration or the delay of information will result in an
adequately significant impact on the stock rate to be traded in the stock exchange.
This study employs juridical normative and law comparative methods to examine the
legally regulated substance related to the problem of the Principle of Stockbroker's Transparency
on Material Fact and Legal Responsibility and Protection given to the investor as the
consequence of the existence of ambiguous material fact of a country following the Common Law
System (the United State) through Securities Act 1993 and Securities Act 1934 and the substance
of stockbroker which has or has not been regulated in Law No.8/1995 on Stock Exchange. The
data obtained were analyzed using the descriptive analysis method. The result of this study
shows that Law No.8/1995 does not maximally regulate stockbrokers and their legal responsibility
because it only regulates stock traders while stockbrokers are regulated in Bapepam Regulation.

The principle of Transparency basically regulated in Article 78 Paragraph 1, Articles 90, 91, 92,
and 93 of Law of Stock Exchange is not specifically allocated to stockbroker. Illegal practices such
as Insider Trading, Exchange-Based Transaction always happen caused by the
ambiguous material fact whose distribution is believed to have involved stockbrokers. The
executors of stock exchange, especially stockbrokers, need to maintain the trust of investors by
prioritizing high standard morality in their activities and respect the principle of
transparency in transacting stock in stock exchange.
Key words: Stockbroker, principle of transparency, material fact.

* Student of School of Postgraduate Studies, University of Sumatera Utara
** Lecturers of School of Postgraduate Studies, University of Sumatera Utara

Purnama Sari Putri : Tanggung Jawab Pialang Dalam Perdagangan Saham di Pasar Modal, 2005
USU Repository © 2007