4 Penyusunan format penilaian mata pelajaran, utamanya pembelajaran fisika yang disesuaikan dengan kurikulum 2013 kompetensi siswa;
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. 5 Kesulitan membuat instrumen penilaian.
Lebih lanjut berdasar angket yang dibagikan, kepada sebagain guru atau 23 orang guru. Diperoleh gambaran bahwa “87 persen 20 dari 23 guru
mengalami kesulitan dalam memahami cara penilaian, 70 persen 16 dari 23 guru kesulitan dalam pembuatan instrumen observasi, 66 persen 15 dari 23 guru
kesulitan dalam memahami model-model pembelajaran, dan 79 persen 18 dari 23 guru mengalami kesulitan membuat instrumen penilaian.
Di Padang, sekolah yang tetap menerapkan Kurikulum 2013 atau K-13 adalah 3 SMK dan 8 SMA. Di antaranya SMKN 2, SMKN 4 dan SMKN 9,
SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 7, SMAN 10, SMA Don Bosco, dan SMA Semen Padang.
Secaa lebih khusus penelitian ini dilaksanakan pada SMAN 7 dengan berdasarkan pada beberapa pertimbangan : 1 Capaian hasil belajar sekolah
negeri ini lebih rendah berbanding sekolah-sekolah negeri lain yang menerapkan K 13. Yakni SMAN 1, SMAN 2, SMA 3 dan SMAN 10. 2 SMAN 7 terletak di
kawasan pinggir kota yang cenderung memiliki keterbatasan informasi berbanding sekolah-sekolah negeri lain yang lokasinya di tengah-tengah kota. 3
Hasil capaian mata pelajaran fisika di SMAN 7 belum tergolong baik atau masih masuk kategori rendah.
2. Permasalahan Mitra
Berdasarkan hasil diskusi antara tim peneliti dengan pihak sekolah, utamanya wakil kepala sekolah bidang kurikulum Dra. Sri Rizami, MSi, maka
2
persoalan yang sangat mendesak untuk dipecahkan adalah hal yang berkaitan dengan penyusunan format penilaian mata pelajaran, khususnya pembelajaran
fisika yang disesuaikan dengan kurikulum 2013 kompetensi siswa; kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Hal ini lebih perlu dipecahkan mengingat
proses belajar mengajar sudah hampir mencapai tahap akhir ujian akhir semester. Pemilihan mata pelajaran fisika sebagai mata pelajaran yang perlu
dikaji secara lebih spesifik, hal ini lebih disebabkan oleh pencapaian siswa untuk materi pembelajaran fisika masih tergolong rendah dan mata pelajaran fisika
masih dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipahami. Disamping itu pihak sekolah berharap pendampingan ini dapat membantu memecahkan
persoalan yang dihadapi guru dan pihak sekolah.
3. Solusi Yang Ditawarkan
Bagi mengatasi persoalan di atas maka, tim peneliti menawarkan kepada mitra dampingan untuk mengadakan “Workshop atau Pelatihan Tentang Format
Penilaian Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Fisika di SMAN 7 Padang”.
Argumentasi dasarnya adalah bahwa, didalam kurikulum 2013 penilaian merupakan bagian penting yang sangat ditekankan pelaksanaannya. Penilaian
kurikulum 2013 menggunakan penilaian otentik yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan KTSP. Dimana berfungsi sebagai alat ukur keberhasilan
dalam pembelajaran di kelas. Penilaian kurikulum 2013 tidak hanya panilian aspek pengetahuan saja, tapi juga menilai aspek sikap dan keterampilan, yang
pada kurikulum KTSP tidak dilakukan. Penilaian ini mengukur aspek-aspek yang dijelaskan dalam indikator, untuk dilihat tingkat keberhasilannya setelah
pembelajaran.
3
Penilaian kurikulum 2013 menggunakan prisnsip-prinsip sebagai berikut : Objektif, Terpadu, Ekonomis, Transparan, Akuntabel dan Edukatif. Sedangkan
pendekatan yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria PAK. PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria
ketuntasan minimal KKM.
Penilaian autentik Authentic Assessment adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah autentik merupakan
sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda
terstandar sekali pun. Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan
dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.
Adapun beberapa aspek-aspek Penilaian dalam kurikulum 2013 yang akan disampaikan dalam pelatihan adalah sebagai berikut :
1. Penilaian Aspek Sikap a. Observasi
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
b. Penilaian Diri Penilaian Diri adalah teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dilakukan sendiri sebelum ulangan oleh peserta didik secara reflektif. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
4
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.
c. Penilaian Antarteman atau penilaian teman sejawat Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling
menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik. Penilaian ini
dilakukan secara berkala setelah proses pembelajaran. d. Jurnal Catatan Guru atau jurnal pendidik
Jurnal Pendidik adalah instrumen penilaian yang digunakan untuk menghimpun catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan
dari hasil observasi.
2. Penilaian Aspek Pengetahuan Aspek Pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut:
• Tes tulis; Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian. • Tes Lisan;
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara lisan dan peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara lisan juga, sehingga
menumbuhkan sikap berani berpendapat. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf.
• Penugasan; Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa
pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.
5
3. Penilaian Aspek Keterampilan Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:
• Penilaian Kinerja; Merupakan suatu penilaian yang meminta peserta didik untuk melakukan suatu
tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya memainkan alat musik, menggunakan
mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari, dan sebagainya. • Penilaian Projek;
Merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periodewaktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasikan, kemampuan melakukan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada muatan tertentu secara jelas.
Pada penilaian projek setidaknya ada 3 tiga hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
1 Kemampuan pengelolaan; Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola
waktu pengumpulan data, serta penulisan laporan. 2 Relevansi;
Kesesuaian tugas projek dengan muatan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam
pembelajaran. 3 Keaslian;
Projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap
projek peserta didik. • Penilaian Portofolio;
Portofolio dalam proses penilaian pembelajaran sering dimaknai sebagai suatu koleksi hasil kinerja peserta didik berupa artefak yang mengungkapkan tahapan
6
perkembangan. Artefak-artefak itu dihasilkan dari pengalaman belajar atau proses pebelajaran peserta didik dalam periode waktu tertentu. Dengan demikian,
portofolio dapat diartikan sebagai suatu koleksi pribadi hasil pekerjaan seorang peserta didik yang menggambarkan taraf pencapaian kompetensi, berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik.
4. Target Luaran