PROGRAM PELATIHAN TENTANG FORMAT PENILAIANBERDASARKAN KURIKULUM 2013
PADA MATA PELAJARAN FISIKA DI SMA 7 KOTA PADANG
1. Analisis Situasi
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang telah
berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaanya di tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah
percobaan. Di tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI.
Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013,
terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa
Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika. Materi pelajaran tersebut terutama Matematika disesuaikan dengan
materi pembelajaran standar Internasional sehingga pemerintah berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar negeri.
Sungguhpun demikian pada kajian pendahuluan diperoleh gambaran bahwa, sebanyak 20 dari 23 guru SMA 7 Padang yang mengisi angket, 87 persen
guru masih kesulitan dalam memahami cara penilaian kurikulum 2013. 10- 13032015. Lebih jauh hasil penelitian pendahuluan ini mengungkap masalah-
masalah yang dialami sekolah dan guru terkait kurikulum 2013, antara lain : 1 Mengalami kesulitan dalam memahami cara penilaian.
2 kesulitan dalam pembuatan instrumen observasi. 3 kesulitan dalam memahami model-model pembelajaran.
1
4 Penyusunan format penilaian mata pelajaran, utamanya pembelajaran fisika yang disesuaikan dengan kurikulum 2013 kompetensi siswa;
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. 5 Kesulitan membuat instrumen penilaian.
Lebih lanjut berdasar angket yang dibagikan, kepada sebagain guru atau 23 orang guru. Diperoleh gambaran bahwa “87 persen 20 dari 23 guru
mengalami kesulitan dalam memahami cara penilaian, 70 persen 16 dari 23 guru kesulitan dalam pembuatan instrumen observasi, 66 persen 15 dari 23 guru
kesulitan dalam memahami model-model pembelajaran, dan 79 persen 18 dari 23 guru mengalami kesulitan membuat instrumen penilaian.
Di Padang, sekolah yang tetap menerapkan Kurikulum 2013 atau K-13 adalah 3 SMK dan 8 SMA. Di antaranya SMKN 2, SMKN 4 dan SMKN 9,
SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 7, SMAN 10, SMA Don Bosco, dan SMA Semen Padang.
Secaa lebih khusus penelitian ini dilaksanakan pada SMAN 7 dengan berdasarkan pada beberapa pertimbangan : 1 Capaian hasil belajar sekolah
negeri ini lebih rendah berbanding sekolah-sekolah negeri lain yang menerapkan K 13. Yakni SMAN 1, SMAN 2, SMA 3 dan SMAN 10. 2 SMAN 7 terletak di
kawasan pinggir kota yang cenderung memiliki keterbatasan informasi berbanding sekolah-sekolah negeri lain yang lokasinya di tengah-tengah kota. 3
Hasil capaian mata pelajaran fisika di SMAN 7 belum tergolong baik atau masih masuk kategori rendah.
2. Permasalahan Mitra