Pengertian konflik interpersonal Jenis konflik interpersonal

lelah mental, kehilangan spontanitas dan kreativitas, dan kehilangan semangat hidup. Serta yang ketiga adalah deviasi perilaku yang mencakup kehilangan kepercayaan kepada orang lain, mudah mempersalahkan orang lain, mudah membatalkan janji atau tidak memenuhi janji, suka mencari kesalahan orang lain atau menyerang orang lain, terlalu membentengi atau mempertahankan diri, meningkatnya frekuensi absensi, meningkatkan penggunaan minuman keras dan mabuk, sabotase, meningkatnya agresivitas dan kriminalitas.

2.3 Konflik Interpersonal

2.3.1 Pengertian konflik interpersonal

Dwijanti 2000, menyatakan bahwa konflik interpersonal merupakan konflik yang berkaitan dengan perselisihan antara dua orang anggota organisasi dan terjadi karena adanya perbedaan individual atau pun keterbatasan sumber daya dan ketidaksesuaian tindakan antara pihak yang berhubungan. Dana 2006, mengatakan bahwa konflik interpersonal merupakan konflik yang paling sederhana dan merupakan jenis konflik yang paling umum dijumpai ditempat kerja. Salah satu sifat dari konflik interpersonal adalah perlu diperhatikannya hasil-hasil bersama kedua belah pihak maupun hasil-hasil individual masing-masing pihak yang terlibat dalam konflik yang bersangkutan Winardi, 2004. Suprihanto dkk 2003, menjelaskan bahwa konflik interpersonal terjadi jika antara seseorang dengan orang lain secara individual berada dalam ketidaksesuaian. Lebih lanjut Suprihanto dkk 2003, juga mengatakan bahwa konflik interpersonal ini bisa terjadi di dalam kelompok maupun antara individu dari kelompok atau dengan individu anggota kelompok lainnya Trisni 2000, menjelaskan bahwa konflik interpersonal adalah suatu hal yang tidak terhindarkan dalam kelompok sosial. Pengertian lain dari Trisni 2000, bahwa konflik interpersonal adalah suatu konsekuensi dari komunikasi yang buruk, salah pengertian, salah perhitungan, dan proses-proses lain yang tidak kita sadari. Dengan demikian konflik interpersonal adalah pertentangan pendapat, ide atau gagasan dalam sebuah organisasi antara indivdu satu dengan yang lainnya yang akan mengakibatkan terhambatnya aktivitas di dalam organisasi tersebut.

2.3.2 Jenis konflik interpersonal

Ada lima jenis konflik interpersonal menurut Verderber Fink dalam Wijaya, 2014 yaitu : 1 Pseudo conflict atau konflik semu adalah konflik yang ada namun tidak nyata. Konflik ini terjadi pada situasi ketidakcocokan antara kebutuhan atau ide dari pasangan. Bentuk umum dari konflik ini adalah desakan menggoda, mengejek, mentertawakan. Konflik sebenarnya sudah ada, namun apabila ada pihak yang mengalah, konflik tidak terjadi. Namun apabila konflik tersebut membuat salah satu pihak tersakiti atau tetap berpegang pada ide masing-masing, maka konflik akan menjadi nyata. 2 Fact conflict disebut juga dengan simple conflict terjadi ketika informasi dari satu orang dibantah oleh yang lain. Konflik ini sederhana karena kebenaran informasi yang dibantah dapat dicari kebenarannya. 3 Value conflict terjadi ketika nilai-nilai yang dianut seseorang berbeda dengan yang lain. Apa yang baik dan yang buruk, berharga atau tidak, yang diinginkan atau yang tidak diinginkan, bermoral atau tidak bermoral. Value conflict terjadi ketika kita berbeda pada apayang kita anggap baik buruk atau ketika kita berbeda pada nilai-nilai yang kita prioritaskan. 4 Policy conflict terjadi ketika dua orang di dalam sebuah hubungan memiliki ketidakselarasan dalam rencana apa yang seharusnya dilakukan, tindakan, atau perilaku dalam menyelesaikan masalah. Kebijakan apa yang harus diambil bergantung pada situasi dan kebudayaan yang mendasari. Ini adalah tipe konflik yang sering terjadi pada banyak pasangan atau hubungan. Konflik ini tidak dapat menemukan apa yang benar dan apa yang salah karena konflik ini berbicara tentang apa yang seharusnya. 5 Ego conflict terjadi ketika orang memiliki pandangan untuk menang untuk memperbaiki pandangan positif tentang dirinya. Konflik ego terjadi ketika kedua pihak memiliki ukuran tentang siapa dirinya, seberapa berkompetennya mereka, dan seberapa banyak yang mereka tahu. Dalam konflik ini, memenangkan situasi konflik menjadi satu-satunya yang dibutuhkan.

2.3.3 Penyebab terjadinya konflik