Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Bogor

(1)

i Oleh DESI AYU SARI

H24097024

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014


(2)

ii

DESI AYU SARI H24097024. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Pegawai Pada Sekretariat Daerah Kota Bogor. Dibawah Bimbingan SITI RAHMAWATI.

Dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) reformasi birokrasi perlu dilaksanakan. Salah satu area perubahan dalam reformasi birokasi adalah peningkatan sumber daya manusia aparatur. Hasil yang diharapkan adalah aparatur yang berintegritas, netral, kompeten,

capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera. Hal tersebut diawali dengan manajemen perencanaan pegawai berdasarkan beban kerja. Pendistribusian PNS saat ini masih belum mengacu pada kebutuhan organisasi yang sebenarnya. Menumpuknya pegawai di satu unit lain tanpa pekerjaan yang jelas dan kurangnya pegawai di unit lain merupakan suatu contoh yang nyata dari permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan 1) Mengidentifikasi deskripsi pekerjaan pegawai yang ada pada Sekretariat Daerah Kota Bogor, 2) Mengidentifikasi waktu kerja efektif yang digunakan pegawai Sekretariat Daerah Kota Bogor, 3) Menganalisis beban kerja yang ditanggung oleh pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Bogor, 4) Menganalisis jumlah kebutuhan pegawai yang ideal pada Sekretariat Daerah Kota Bogor, 5) Mengidentifikasi alternatif solusi atau implikasi manajerial yang dapat disarankan.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus yaitu semua populasi dijadikan sampel karena jumlah pegawai yang diteliti berjumlah 36 pegawai. Metode perhitungan kebutuhan pegawai yang digunakan yaitu perhitungan pegawai berdasarkan beban kerja dengan pendekatan tugas per tugas jabatan. Langkah-langkah perhitungan kebutuhan pegawai berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil dan Analisis Deskriptif.

Hasil penelitian menunjukan deskripsi pekerjaan dari masing-masing pegawai pada Bagian Pemerintahan, Bagian Hukum dan Bagian Organisasi pada Sekretariat Daerah Kota Bogor sudah jelas dan ditetapkan oleh Keputusan Walikota. Waktu kerja efektif yang dimiliki oleh pegawai adalah 1.440 jam dengan hari kerja efektif selama setahun adalah 288 hari. Jumlah beban kerja setahun yang dimiliki Bagian Pemerintahan adalah 19.842 jam dengan jumlah kebutuhan pegawai 14 orang. Jumlah beban kerja setahun yang dimiliki Bagian Hukum adalah 19.842 jam dengan jumlah kebutuhan pegawai 26 orang. Sedangkan jumlah beban kerja setahun yang dimiliki Bagian Hukum adalah 36.977 jam dengan jumlah kebutuhan pegawai 26 orang. Kemudian jumlah beban kerja setahun yang dimiliki Bagian Hukum adalah 12.707 jam dengan jumlah kebutuhan pegawai 9 orang. Hasil tersebut menunjukan bahwa ada bagian yang memiliki kelebihan jumlah pegawai, sementara ada yang kekurangan banyak pegawai. Namun ada juga bagian yang memiliki perhitungan sama antara kebutuhan dan aktualnya. Oleh karena itu sebaiknya bagian yang menangani kepegawaian pada Sekretariat Daerah Kota Bogor melakukan peninjauan pendistribusian pegawai agar menghasilkan pekerjaan yang optimal dan tepat waktu.


(3)

iii

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Oleh DESI AYU SARI

H24097024

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014


(4)

iv

Nama : Desi Ayu Sari

NIM : H24097024

Menyetujui :

Dosen Pembimbing,

(Dra. Siti Rahmawati, MPd) NIP 19591231 198601 2 003

Mengetahui : Ketua Departemen,

(Dr. Mukhamad Najib, STP, MM) NIP 19760623 200604 1 001


(5)

v

Penulis dilahirkan pada tanggal 30 Desember 1987 di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penulis bernama lengkap Desi Ayu Sari adalah anak pertama dari tiga bersaudara pasangan H. Muhammad Supardi Supriatna dan Hj. Een Nuraeni, S.Pd.

Penulis memulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Ciparigi Bogor pada tahun 1994 dan lulus tahun 2000. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 8 Bogor dan lulus tahun 2003. Pada tahun 2003 Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menegah Atas Negeri 3 Bogor dan lulus pada tahun 2006. Kemudian pada tahun yang sama Penulis melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Penerimaan Mahasiswa Dengan Kemampuan (PMDK) pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen Program Diploma II keahliaan Akuntansi dan lulus pada tahun 2009 dengan memperoleh gelar Ahli Madya atau A.Md. Tahun 2009 Penulis diterima pada Program Sarjana Alih Jenis, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Selain melanjutkan pendidikan pada Program Sarjana Alih Jenis, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Penulis juga bekerja di Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Bogor dimana penulis menjadikan Sekretariat Daerah Kota Bogor sebagai objek penelitian.


(6)

vi

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhamad SAW, keluarga, dan pengikutnya. Tema skripsi penulis yang dipilih dalam penelitian yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai Maret 2014 ini adalah Analisis Beban Kerja, dengan judul Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Bogor disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan tingkat Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih jenis Manajemen Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Besarnya tuntutan masyarakat kepada pemerintah untuk meningkatkan pelayanan publik yang cepat, tepat dan transparan tidak terlepas dari kualitas pegawai yang dimiliki pemerintah. Untuk mendapatkan pegawai yang handal dan kompeten diperlukan perencanaan pegawai yang matang dan berkesinambungan. Adapun perencanaan pegawai yang baik melalui identifikasi analisis pekerjaan dan beban kerja unit organisasi secara keseluruhan. Pelaksanaan analisis beban kerja pada hakekatnya diharapkan agar terpenuhinya tuntutan kebutuhan untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi serta profesionalisme sumber daya manusia yang memadai pada setiap instansi serta mampu melaksanakan tugas-tugas umum pemerintah dan pembangunan secara lancar dengan dilandasi semangat pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.

Penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna,termasuk skripsi yang disusun oleh Penulis. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, Juni 2014 Penulis


(7)

vii

Penulis menyadari dalam penelitian ini banyak pihak yang telah memberikan saran, bimbingan, bantuan, dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung sejak awal penulisan sampai selesainya skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan yang berbahagia ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Dra. Siti Rahmawati, MPd. sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi, dan pengarahan.

2. Farida Ratna Dewi, SE, MM dan Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc selaku dosen penguji yang telah menyediakan waktu memberikan arahan dan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

3. Segenap jajaran, Kepala Bagian, para Kepala Sub Bagian dan Staff Bagian Pemerintahan, Hukum dan Organisasi yang telah mengizinkan untuk melaksanakan penelitian.

4. Ketua Departemen Manajemen Dr. Mukhamad Najib, STP, MM beserta staf pendidik dan staf kependidikan yang telah membantu kelancaran dalam perkuliahan.

5. Keluarga tersayang, suami tercinta Yudha Primadjaya dan Anak tercinta Raeef Eldayyan Habrizi yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, semangat dan doa.

6. Teman-teman perkuliahan pada Sarjana Alih Jenis Manajemen yang telah memberikan semangat, bantuan dan doa.


(8)

viii RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.5. Ruang Lingkup ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia ... 8

2.2. Perencanaan Sumber Daya Manusia ... 8

2.3. Manfaat Perencanaan Sumber Daya Manusia ... 9

2.4. Analisis Pekerjaan ... 10

2.5. Deskripsi Pekerjaan ... 10

2.6. Beban Kerja ... 10

2.7. Menentukan Jumlah Pegawai ... 13

2.8. Penelitian Terdahulu ... 13

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 17

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 17

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 19

3.4. Metode Pengambilan Sampel ... 19

3.5. Metode Pengumpulan Data ... 20


(9)

ix

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 25

4.1. Gambaran Umum Sekretariat Daerah Kota Bogor ... 25

4.2. Deskripsi Pekerjaan ... 26

4.3. Profil Pegawai ... 31

4.3.1 Jenis Kelamin Pegawai ... 32

4.3.2 Umur Pegawai ... 33

4.3.3 Lama Bekerja Pegawai ... 33

4.3.4 Pendidikan Terakhir Pegawai ... 35

4.4. Analisis dan Pengukuran Beban Kerja... 36

4.4.1 Perhitungan Waktu Produktif Bagian Pemerintahan ... 38

4.4.2 Perhitungan Waktu Produktif Bagian Hukum ... 40

4.4.3 Perhitungan Waktu Produktif Bagian Organisasi ... 41

4.5. Analisis Kebutuhan Pegawai ... 44

4.6. Perbandingan Kebutuhan Pegawai... 56

4.6.1 Perbandingan Kebutuhan Pegawai Bagian Pemerintahan ... 56

4.6.2 Perbandingan Kebutuhan Pegawai Bagian Hukum ... 57

4.6.3 Perbandingan Kebutuhan Pegawai Bagian Organisasi ... 59

4.7. Keterkaitan Pengelolaan Jumlah Pegawai antar Bagian ... 59

4.8. Implikasi Manajerial ... 60

KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

Kesimpulan ... 62

Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(10)

x

Halaman

1. Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 16

2. Rumus Perhitungan Waktu Penyelesaian Tugas ... 22

3. Jumlah Hari Kerja Efektif Pegawai Setda Tahun 2013 ... 36

4. Jumlah Penggunaan Waktu Kerja Pegawai Bagian Pemerintahan Setda Kota Bogor ... 38

5. Jumlah Penggunaan Waktu Kerja Pegawai Bagian Hukum Setda Kota Bogor ... 40

6. Jumlah Penggunaan Waktu Kerja Pegawai Bagian Organisasi Setda Kota Bogor ... 42

7. Jumlah Kebutuhan Pegawai Bagian Pemerintahan ... 49

8. Jumlah Kebutuhan Pegawai Bagian Hukum ... 53

9. Jumlah Kebutuhan Pegawai Bagian Organisasi ... 56

10. Perbandingan Jumlah Kebutuhan Pegawai Bagian Pemerintahan pada Setda Kota Bogor dengan Jumlah Aktual Pegawai ... 56

11. Perbandingan Jumlah Kebutuhan Pegawai Bagian Hukum pada Setda Kota Bogor dengan Jumlah Aktual Pegawai ... 57

12. Perbandingan Jumlah Kebutuhan Pegawai Bagian Organisasi pada Setda Kota Bogor dengan Jumlah Aktual Pegawai ... 59


(11)

xi

Halaman

1. Kerangka Pemikiran ... 18

2. Jumlah Pegawai Berdasarkan Bagian ... 32

3. Distribusi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin... 32

4. Distribusi Pegawai Berdasarkan Umur, 2013 ... 33

5. Lama Bekerja Pegawai, 2013... 34

6. Pendidikan Terakhir Pegawai Bagian, 2013 ... 35

7. Diagram Batang Penggunaan Waktu Kerja Produktif Pegawai Bagian Pemerintahan Setda Kota Bogor ... 39

8. Diagram Batang Penggunaan Waktu Kerja Produktif Pegawai Bagian Hukum Setda Kota Bogor ... 41

9. Diagram Batang Penggunaan Waktu Kerja Produktif Pegawai Bagian Organisasi Setda Kota Bogor ... 43


(12)

xii

Halaman

1. Struktur Organisasi Sekretariat Daerah... 65

2. Formulir Work Sampling ... 66

3. Perhitungan Kebutuhan Pegawai Bagian Organisasi ... 67

4. Perhitungan Kebutuhan Pegawai Bagian Pemerintahan ... 72


(13)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) reformasi birokrasi perlu dilaksanakan. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek yakni penataan dan penguatan sumber daya manusia, penguatan organisasi, dan pembenahan ketatalaksanaan. Dengan kata lain, reformasi birokrasi adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdayaguna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintah dan pembangunan nasional. Salah satu area perubahan dalam reformasi birokasi adalah peningkatan sumber daya manusia aparatur. Hasil yang diharapkan adalah aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera. Hal tersebut diawali dengan manajemen perencanaan pegawai berdasarkan beban kerja.

Sekretariat Daerah Kota Bogor merupakan instansi pemerintah yang ada di Kota Bogor dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas dan kewajiban membantu Walikota antara lain yaitu menyusun kebijakan pemerintahan daerah, mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah, memantau dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah, pembinaan administrasi dan aparatur pemerintah daerah.

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dituntut untuk bekerja secara professional. Namun, pada kenyataannya, profesionalisme yang diharapkan belum sepenuhnya terwujud. Penyebab utamanya karena terjadi ketidaksesuaian antara kompetensi pegawai dengan jabatan yang didudukinya. Ketidaksesuaian tersebut, disebabkan oleh komposisi keahlian atau keterampilan pegawai yang belum proporsional. Demikian pula pendistribusian PNS saat ini masih belum mengacu pada kebutuhan organisasi yang sebenarnya, dalam arti belum didasarkan pada beban kerja yang ada. Menumpuknya pegawai di satu unit lain tanpa pekerjaan yang


(14)

jelas dan kurangnya pegawai di unit lain merupakan suatu contoh yang nyata dari permasalahan tersebut.

Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan perbaikan dalam pelaksanaan manajemen kepegawaian kearah yang lebih baik, terarah, mempunyai pola yang jelas, serta berkesinambungan (sustainable). Salah satu komponen yang sifatnya mendesak untuk ditata saat ini adalah perencanaan pegawai, utamanya perencanaan untuk formasi pegawai. Selama ini perencanaan formasi PNS sebagai bagian manajemen kepegawaian belum sepenuhnya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan organisasi.

Analisa beban kerja (Workload analysis) perlu mendapatkan perhatian dengan serius karena pada prinsipnya bertujuan untuk membuat proses organisasi lebih efektif dan efisien. Dengan diterapkannya metode analisis beban kerja (Workload Analysis) diharapkan dapat terjadi peningkatan hasil kerja Pegawai Negeri Sipil pada Sekretariat Daerah Kota Bogor pada umumnya dan peningkatan kualitas pelayanan publik.

Perencanaan yang merupakan bagian dalam fungsi manajemen selama ini, telah ditempatkan sebagai fungsi pertama dari keseluruhan fungsi-fungsi manajemen. Hal ini menegaskan bahwa betapa pentingnya fungsi perencanaan dalam organisasi, karena merupakan landasan kokoh bagi fungsi-fungsi lainnya seperti fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi pengawasan. Fungsi perencanaan tersebut pada akhirnya akan menjadi barometer dari sejauhmana proses manajemen yang ada telah berjalan dan berfungsi dengan baik. Perencanaan dimulai dengan menghitung jumlah kebutuhan pegawai yang tepat agar organisasi dapat melakukan pengadaan pegawai baru secara efektif dan efisien. Dengan adanya fungsi-fungsi penting tersebut di atas, hendaknya dibutuhkan penghitungan jumlah kebutuhan pegawai yang ideal berdasarkan analisis beban kerja.

Beban kerja yang dibebankan kepada pegawai dapat terjadi dalam tiga kondisi. Pertama, beban kerja sesuai standar.Kedua, beban kerja yang terlalu tinggi (over capacity). Ketiga, beban kerja yang terlalu rendah (under capacity). Beban kerja yang terlalu berat atau ringan akan berdampak terjadinya inefisiensi kerja. Beban kerja yang terlalu ringan berarti terjadi kelebihan tenaga kerja.


(15)

Kelebihan ini menyebabkan pemerintah harus menggaji jumlah pegawai lebih banyak dengan produktifitas yang sama sehingga terjadi inefisiensi biaya. Sebaliknya, jika terjadi kekurangan tenaga kerja atau banyaknya pekerjaan dengan jumlah pegawai yang dipekerjakan sedikit, dapat menyebabkan keletihan fisik maupun psikologis bagi pegawai (Windry, 2010). Oleh karena itu, diperlukan suatu penghitungan jumlah kebutuhan pegawai yang ideal berdasarkan analisis beban kerja pada Sekretariat Daerah Kota Bogor.

Pelaksanaan analisis beban kerja pada hakekatnya diharapkan dapat terpenuhinya tuntutan kebutuhan untuk menciptakan efektifitas dan efisiensi serta profesionalisme sumber daya manusia aparatur yang memadai pada setiap instansi serta mampu melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan secara lancar dengan dilandasi semangat pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara. Hasil analisis beban kerja juga dapat dijadikan dasar untuk meningkatkan produktifitas kerja serta langkah-langkah lainnya dalam rangka meningkatkan pembinaan, penyempurnaan dan pendayagunaan aparatur negara baik dari segi kelembagaan, ketatalaksanaan maupun kepegawaian.

Secara empirik, banyak fenomena yang muncul dalam praktek penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi, seperti dipercaya atasan dalam melakukan banyak tugas, beban kerja yang terlalu banyak sehingga pegawai harus terus bekerja melebihi waktu kerja yang wajar (lembur). Selain beban kerja yang bertumpuk, melakukan pekerjaan yang sama dalam jangka waktu cukup lama, sepertinya sudah menjadi masalah sehari-hari bagi aparat saat ini. Para aparat pemerintah yang memiliki beban kerja sangat berat, akan sering mengeluh dengan pekerjaan mereka. Permasalahannya, kadang pegawai sendiri yang terlalu memaksakan diri untuk bisa menyelesaikan semua pekerjaan secepatnya.

Manajemen yang baik harus dilengkapi dengan adanya kontrol internal, hal ini dilaksanakan untuk menjamin bahwa segala sesuatunya berjalan sesuai ketentuan. Bila pegawai bekerja dengan beban kerja yang tinggi secara terus menerus akan menimbulkan kejenuhan dan pekerjaan tersebut akhirnya banyak yang tak tertangani. Salah satu penyebab utamanya karena terjadi ketidaksesuaian antara kompetensi pegawai dengan jabatan yang didudukinya. Ketidaksesuaian itu disebabkan oleh komposisi keahlian atau keterampilan pegawai yang belum


(16)

proporsional. Demikian pula, pendistribusian pegawai masih belum mengacu pada kebutuhan nyata organisasi, dalam arti belum didasarkan pada beban kerja organisasi. Menumpuknya pegawai disatu unit tanpa pekerjaan yang jelas dan kurangnya pegawai di unit lain merupakan kenyataan dari permasalahan tersebut. Di sisi lain pembentukan organisasi cenderung tidak berdasarkan kebutuhan nyata, dalam arti organisasi yang dibentuk terlalu besar sementara beban kerjanya kecil, sehingga pencapaian tujuan organisasi tidak efisien dan efektif.

Besarnya tuntutan masyarakat kepada Pemerintah Kota Bogor untuk meningkatkan pelayanan publik yang cepat, tepat dan transparan tidak terlepas dari kualitas pegawai yang dimiliki pemerintah. Untuk mendapatkan pegawai yang handal dan kompeten diperlukan perencanaan pegawai yang matang dan berkesinambungan. Adapun perencanaan pegawai yang baik melalui identifikasi analisis pekerjaan dan beban kerja unit organisasi secara keseluruhan. Menurut Moekijat (2008), analisis beban kerja merupakan metode yang biasa digunakan untuk menentukan jumlah atau kuantitas tenaga kerja yang diperlukan.

Beban kerja yang didistribusikan secara tidak merata dapat mengakibatkan ketidaknyamanan suasana kerja karena pegawai merasa beban kerja yang dilakukannya terlalu berlebihan atau bahkan kekurangan. Pada Asisten Tata Praja yaitu Bagian Hukum memiliki beban yang tinggi dengan terlihatnya para pegawai Bagian Hukum yang sering bekerja hingga larut malam dan bekerja diluar hari kerja. Selain itu pada Bagian Pemerintahan masih terlihat pegawai yang tidak menggunakan waktunya untuk bekerja. Namun pada Bagian Organisasi masih terlihat pegawai yang tidak memaksimalkan waktu produktifnya dan tidak jarang pula bekerja hingga diluar jam kerja efektif. Hal itu mengakibatkan pentingnya penelitian ini dilakukan di Sekretariat Daerah Kota Bogor diharapkan memperoleh tingkat efisiensi yang lebih baik/tinggi dari para pegawainya, yang pada gilirannya diharapkan akan mampu meningkatkan tingkat produktivitas unit kerja Sekretariat Daerah Kota Bogor.


(17)

1.2. Rumusan Masalah

Pelaksanaan analisis beban kerja pada hakekatnya diharapkan agar terpenuhinya tuntutan kebutuhan untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi serta profesionalisme sumber daya manusia yang memadai pada setiap instansi serta mampu melaksanakan tugas-tugas umum pemerintah dan pembangunan secara lancar dengan dilandasi semangat pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara. Selain itu pelaksanaan analisis beban kerja dapat dihasilkan suatu tolak ukur bagi pegawai/unit organisasi dalam melaksanakan kegiatannya, yaitu berupa norma waktu penyelesaian pekerjaan, tingkat efisiensi kerja dan standar beban kerja dan prestasi kerja, menyusun formasi pegawai serta penyempurnaan sistem prosedur kerja dan manajemen lainnya.

Pemerintah Kota Bogor selaku pelayan publik harus memiliki pegawai yang diharapkan oleh masyarakat. Pemerintah Kota Bogor diurus oleh Sekretariat Daerah Kota Bogor sebagai koordinator dan perumus kebijakan publik perlu didukung oleh pegawai yang berkualitas. Oleh karena itu dalam perencanaan kepegawaian didasari perhitungan beban kerja yang dimiliki dengan waktu kerja efektif yang telah ditetapkan.Pada saat ini Sekretariat Daerah Kota Bogor masih memiliki masalah dalam bidang kepegawaian, dimana masih ada unit kerja yang memiliki beban kerja yang tinggi namun tidak sepadan dengan jumlah dan kualitas pegawainya. Kurang terdistribusikannya komposisi pekerjaan menjadi hal yang belum terselesaikan. Hal itu akan menyebabkan tujuan organisasi belum tercapai secara optimal dan penggunaan waktu kerja yang belum tepat.

Bagian Hukum yang memiliki pekerjaan yang banyak dan kompleks sehingga para pegawai maupun kepalanya sering bekerja diluar hari dan jam kantor. Hal tersebut mungkin bisa disebabkan jumlah pegawai yang sedikit, kompetensi pegawai yang kurang memadai baik dalam pendidikan maupun pengalaman sehingga mempengaruhi keterampilan pekerjaan, dan umur produktif pegawai yang dimiliki oleh Unit Kerja Bagian Hukum. Selain itu, ada Bagian Pemerintahan dan Bagian Organisasi yang masih terlihat ada beberapa pegawai yang tidak melakukan kegiatan yang produktif bahkan pribadi seperti mengerjakan tugas yang tidak berkaitan dengan beban tugasnya. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beban kerja yang kurang atau kompetensi pegawai yang


(18)

baik sehingga pekerjaan bisa diselesaikan lebih cepat dari target waktu yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana deskripsi pekerjaan pegawai yang ada pada Sekretariat Daerah Kota Bogor?

2. Berapa waktu kerja efektif yang digunakan pegawai Sekretariat Daerah Kota Bogor?

3. Berapa besar beban kerja yang ditanggung oleh pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Bogor?

4. Bagaimana jumlah kebutuhan pegawai yang ideal pada Sekretariat Daerah Kota Bogor?

5. Bagaimana alternatif solusi atau implikasi manajerial yang dapat disarankan? 1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi deskripsi pekerjaan pegawai yang ada pada Sekretariat Daerah Kota Bogor.

2. Mengidentifikasi waktu kerja efektif yang digunakan pegawai Sekretariat Daerah Kota Bogor.

3. Menganalisis beban kerja yang ditanggung oleh pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Bogor.

4. Menganalisis jumlah kebutuhan pegawai yang ideal pada Sekretariat Daerah Kota Bogor.

5. Mengidentifikasi alternatif solusi atau implikasi manajerial untuk Sekretariat Daerah Kota Bogor.

1.4.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan

pertimbangan untuk Sekretariat Daerah Kota Bogor dalam kaitannya dengan topik penelitian.


(19)

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.5.Ruang Lingkup Penelitian

Sekretariat Daerah Kota Bogor terdiri dari 3 (tiga) Asisten Daerah, yaitu Asisten Tata Praja yang mencakup 3 (tiga) bagian, Asisten Administrasi Kemasyarakatan dan Pembangunan yang mencakup 3 (tiga) bagian, dan Asisten Administrasi Umum mencakup 3 (tiga) bagian. Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Kota Bogor terdapat pada Lampiran 1. Penelitian ini terfokus beban kerja dan penghitungan jumlah kebutuhan pegawai negeri sipil pada level staf yang bekerja pada Bagian Pemerintahan, Bagian Hukum dan Bagian Organisasi dan pada Sekretariat Daerah Kota Bogor pada Tahun 2013.


(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur unsur manusia (cipta, rasa dan karsa) sebagai asset suatu organisasi demi terwujudnya tujuan organisasi dengan cara memperoleh, mengembangkan dan memelihara tenaga kerja secara efektif. Adapun menurut Mangkuprawira (2004), manajemen sumber daya manusia merupakan penerapan pendekatan SDM dimana secara bersama-sama tedapat dua tujuan yang ingin dicapai yaitu tujuan untuk perusahan dan pegawai serta tidak dapat dipisahkan dalam kesatuan kebersamaan yang utuh.

Berdasarkan pengertian MSDM di atas maka fungsi-fungsi MSDM dapat dibagi menjadi dua (Tanjung dan Arep, 2003) yaitu:

1. Fungsi Manajerial adalah fungsi manajemen yang berkaitan langsung dengan aspek-aspek manajerial yaitu fungsi perencanaan, pengorgansiasian dan pengendalian.

2. Fungsi operasional adalah fungsi yang berkaitan langsung dengan aspek-aspek operasional SDM meliputi perekrutan, seleksi, penempatan, pengangkatan, pelatihan dan pengembangan, kompensasi, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja.

Menurut Hasibuan (2003), MSDM mempunyai 11 (sebelas) fungsi yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian.

2.2.Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan Manajemen Sumber Daya Manusia, yang menjadi focus perhatian adalah langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen guna lebih menjamin bahwa organisasi tersedia tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan dan pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat, kesemuanya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah dan akan ditetapkan (Siagian, 2007).


(21)

Menurut Mangkunegara (2003), pengertian perencanaan sumberdaya manusia merupakan suatu proses menentukan akan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan ramalan, pengembangan, pengimplementasian dan pengontrolan kebutuhan tersebut yang terintegrasi dengan rencana organisasi agar tercapai ekonomis. Sedangkan menurut Nawawi (2003) mengartikan perencanaan sumber daya manusia sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan memilih program-program atau kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan kondisi di masa depan yang diinginkan.

2.3.Manfaat Perencanaan Sumber Daya Manusia

Situasi dimana adanya ketidakpastian dan keterbatasan sumber daya maka member petunjuk bahwa sumber dana, sumber daya dan sumber daya manusia harus direncanakan dan digunakan sedemikian rupa sehingga daripadanya diperoleh manfaat semaksimal mungkin. Perencanaan yang matang memungkinkan hal itu terjadi. Terdapat enam perencanaan sumber daya manusia menurut Siagian (2006):

1. Organisasi dapat memanfaatkan sumberdaya manusia yang sudah ada dalam organsiasi secara lebih baik.

2. Produktivitas kerja dari tenaga yang sudah ada dapat ditingkatkan melalui wujud adanya penyesuaian-penyesuaian tertentu seperti peningkatan disiplin kerja dan keterampilan.

3. Perencanaan sumber daya manusia berkaitan dengan penentuan kebutuhan akan tenaga kerja di masa depan, baik dalam arti jumlah dan kualifikasinya untuk mengisi berbagai jabatan dan menyelenggarakan berbagai aktivitas baru kelak.

4. Menghasilkan informasi ketenagakerjaan mencakup jumlah tnaga kerja yang dimiliki, masa kerja setiap pekerja, status perkawinan dan jumlah tanggungan, jabatan yang pernah dipangku dan lain sebagainya.

5. Sebagai bahan pendukung untuk penelitian tentang situasi pasar kerja seperti permintaan pemakai tenaga kerja dan jumlah pencari pekerjaan.

6. Dapat dijadikan dasar bagi penyusunan program kerja bagi satuan kerja yang menangani sumber daya manusia dalam organisasi.


(22)

2.4.Analisis Pekerjaan

Menurut Hasibuan (2005), analisis pekerjaan perlu dilakukan agar dapat mendesain organisasi serta menetapkan uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan. Analisis pekerjaan menganalisis dan mendesain pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya dan mengapa pekerjaan harus dikerjakan dalam suatu perusahaan agar tujuan tercapai. Menurut Mangkuprawira (2004) mendefinisikan analisis pekerjaan merupakan kegiatan pengumpulan data tentang pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan dan kemudian di analisis untuk berbagai kebutuhan. Di dalamnya terdapat syarat-syarat teknis analisis pekerjaan yang diperlukan yaitu:

1. Melibatkan semua komponen pegawai dan pimpinan secara aktif.

2. Prosedurnya harus dapat diaplikasikan dan dikelola secara akurat, absah, dan efisien serta efektif.

3. Harus dinamis sejalan dengan perubahan-perubahan lingkungan internal dan eksternal.

4. Pelaksanaan analisis jabatan memiliki pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang memadai.

2.5.Deskripsi Pekerjaan

Menurut Mangkuprawira (2004) deskripsi pekerjaan menggambarkan tugas-tugas, tanggung jawab, syarat-syarat kerja dan kegiatan pekerjaan utama. Menurut Cahayani (2005) deskripsi pekerjaan merupakan gambaran pekerjaan (tanggungjawab) yang harus dilaksanakan (baik secara singkat maupun panjang lebar) dan memuat pihak-pihak terkait dengan posisi tersebut. Selain itu menurut Arep dan Tanjung (2003) deskripsi pekerjaan menjelaskan adanya identifikasi pekerjaan, hubungan tugas dan tanggung jawab, standar wewenang dan pekerjaan, hal-hal seperti alat, mesin dan bahan baku yang akan dipergunakan, ringkasan pekerjaan serta penjelasan tentang jabatan di bawah dan di atasnya.

2.6.Beban Kerja

Menurut Mangkuprawira (2001) beban kerja seseorang sudah ditentukan dalam bentuk standar kerja perusahaan/instansi menurut jenis pekerjaannya. Apabila sebagian besar pegawai bekerja sesuai dengan standar perusahaan tidak


(23)

jadi masalah. Sebaliknya, jika bekerja di bawah standar mungkin karena beban kerjanya berlebih, sementara jika di atas standar terjadi kemungkinan pemberian estimasi standar yang rendah disbanding kapasitas pegawai itu sendiri. Heizer dan Render (1996) yang dikutip dari Kurnia (2010) menyampaikan standar tenaga kerja adalah jumlah waktu yang diperlukan rata-rata tenaga kerja, untuk mengerjakan aktivitas kerja khusus dalam kondisi kerja yang normal. Atau dengan kata lain standar tenaga kerja dapat digunakan untuk menetapkan jumlah personil, agar mampu menghasilkan produksi yang diharapkan perusahaan. Lebih jauh dikatakan, bahwa untuk menentukan standar tenaga kerja dapat dilakukan dalam empat cara, yakni berdasarkan pengalaman masa lalu, pengkajian waktu, standar waktu sebelum penentuan, dan pengambilan contoh kerja.

Menurut BKN (2001), beban kerja adalah frekuensi rata-rata masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Adapun menurut Hasibuan (2005), analisis beban kerja adalah penentuan jumlah pekerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Menurut Simamora (1995), analisis beban kerja adalah baik jumlah karyawan maupun klasifikasi karyawan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.

Beban kerja merupakan aspek pokok yang menjadi dasar untuk perhitungan formasi pegawai. Beban kerja juga merupakan sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus dicapai dalam suatu rata-rata pekerjaan pegawai. Perhitungan dapat dilakukan melalui metode umum yaitu perhitungan untuk jabatan fungsional umum dan jabatan fungsional tertentu yang belum ditetapkan standar kebutuhannya oleh instansi Pembina. Perhitungan kebutuhan pegawai dalam jabatan dalam modul pedoman perhitungan tersebut menggunakan acuan dasar data pegawai yang ada serta peta dan uraian jabatan, maka alat pokok yang dipergunakan dalam menghitung kebutuhan pegawai adalah uraian jabatan yang telah tersusun rapi. Jumlah kebutuhan pegawai dihitung dengan mengidentifikasi beban kerja melalui beberapa pendekatan, yaitu hasil kerja, objek kerja, peralatan kerja, tugas pertugas jabatan. Berikut ini uraian lebuh lanjut mengenai pendekatan-pendekatan yang dapat dilakukan untuk menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja, sesuai dengan modul Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja yaitu:


(24)

1. Pendekatan hasil kerja

Hasil kerja adalah produk atau output jabatan. Metode dengan pendekatan hasil kerja adalah menghitung formasi dengan mengidentifikasi beban kerja dari hasil kerja jabatan.Metode ini dipergunakan untuk jabatan yang hasil kerjanya fisik atau bersifat kebendaan, atau hasil kerja non fisik tetapi dapat dikuantifisir. Perlu diperhatikan, bahwa metode ini efektif dan mudah digunakan untuk jabatan yang hasil kerjanya hanya satu jenis.Informasi yang diperlukan dalam menggunakan metode ini adalah wujud hasil kerja dan satuannya, jumlah beban kerja yang tercermin dari taget hasil kerja yang harus dicapai, dan standar kemampuan rata-rata untuk memperoleh hasil kerja. 2. Pendekatan Objek Kerja

Objek kerja yaitu pelaksanaan pekerjaannya. Metode ini dipergunakan untuk jabatan yang beban kerjanya bergantung dari jumlah objek yang harus dilayani. Pendekatan melalui metode ini memerlukan informasi tentang wujud objek kerja dan satuan, jumlah beban kerja yang tercermin daari banyaknya objek yang harus dilayani, dan standar kemampuan rata-rata untuk melayani objek kerja.

3. Pendekatan Peralatan Kerja

Peralatan kerja adalah peralatan yang digunakan dalam bekerja. Metode ini digunakan untuk jabatan yang beban kerjanya bergantung pada peralatan kerjanya. Adapun informasi yang diperlukan dalam metode ini adalah satuan alat kerja, jabatan yang diperlukan untuk pengoperasian alat kerja, jumlah alat kerja yang dioperasikan dan rasio jumlah pegawai perjabatan peralatan kerja (RPK).

4. Pendekatan Tugas per tugas Jabatan

Metode ini digunakan untuk menghitung kebutuhan pegawai pada jabatan yang hasil kerjanya banyak jenisnya. Informasi yang diperlukan untuk dapat menghitung dengan metode ini adalah uraian tugas beserta jumlah beban untuk setiap tugas, waktu penyelesaian tugas dan jumlah waktu kerja efektif perhari rata-rata.


(25)

2.7. Menentukan Jumlah Pegawai

Penentuan jumlah pegawai yang tepat pada posisi yang tepat merupakan salah satu bentuk perbaikan kualitas sumber daya manusia dalam perusahaan terutama karena peran strategis sumber daya manusia sebagai pelaksana dari fungsi-fungsi instansi yaitu perencanaan; yang meliputi penentuan tujuan dan standar, menetapkan sistem dan prosedur, serta menetapkan rencana atau proyeksi untuk masa depa, pengorganisasian; yang meliputi pemberian tugas khusus kepada setiap sumber daya manusia, membangun Satuan Daerah Perangkat Kerja (SKPD), mendelegasikan wewenang kepada sumber daya manusia, menetapkan analisis pekerjaan, membangun komunikasi, manajemen staf; yang meliputi penetapan jenis atau tipe sumber daya manusia yang akan ditempatkan, merekrut calon pegawai, mengevaluasi kinerja, mengembangkan, melatih dan mendidik pegawai, kepemimpinan; yang meliputi pengupayaan agar orang lain dapat menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, meningkatkan semangat kerjanya, memotivasi kerja pegawai, pengendalian : yang meliputi penetapan standar pencapaian hasil kerja, standar mutu, melakukan review atas hasil kerja, melakukan tindakan perbaikan sesuai kebutuhan, pengawasan dan pelaksana operasional pemerintahan seperti keuangan dan administrasi; yang meliputi melakukan audit terhadap kemungkinan adanya ketidakcocokan dalam pelaksanaan ataupun sistem prosedur yang berlaku hingga tidak menimbulkan resiko yang tidak baik bagi pemerintahan di masa depan (Rivai, 2004)

2.8.Penelitian Terdahulu

Penelitian pertama yang relevan dengan penelitian yang dilakukan adalah penelitian berjudul Analisis Pengukuran Beban Kerja Karyawan pada Divisi Produksi (Studi Kasus PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, Bogor) yang dilakukan oleh Siti Hanifah Sufiati (2007). Hasil penelitiannya adalah perusahaan perlu menghitung tingkat beban kerja dengan kesesuaian jumlah karyawan yang dimiliki, sehingga ada keseimbangan antara beban kerja dengan jumlah karyawan yang efektif dan efisien. Permasalahan yang terjadi pada unit member yaitu pembagian tugas yang belum jelas untuk masing-masing karyawan dan belum adanya pelatihan mengenai pemberian pucuk daun teh sedangkan permasalahan


(26)

pada unit pelayuan yaitu kurangnya perhatian dari atasan dan insentif lembur yang kecil. Begitu pula permasalahan pada unit penggilingan dan oksidasi enzymatic

yaitu kurangnya pelatihan untuk pemeliharaan mesin dan kondisi kerja yang bising. Adapun permasalahn unit sortasi yaitu kurangnya pelatihan dan insentif yang kecil sedangkan permasalahan pada unit pengepakan yaitu kurangnya perhatian dari atasan, kurangnya pelatihan mengenai proses pengepakan dan penempatan karyawan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan keahlian. Berdasarkan hasil perhitungan PBK III, jumlah karyawan yang efisien unit member yaitu sebanyak lima orang, unit pelayuan sebanyak empat orang, unit penggilingan sebanyak dua orang, unit pengeringan sebanyak empat orang, unit sortasi sebanyak lima orang dan unit pengepakan sebanyak tujuh orang karyawan.

Menurut Teguh Setyawan dalam skripsinya yang berjudul Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Seksi MDF Bogor Centrum Kantor Daerah Telkom Bogor) menyatakan bahwa berdasarkan analisis persepsi karyawan, persepsi karyawan tentang analisis pekerjaan dan kondisi pekerjaan sudah baik. Permasalahan yang terjadi adalah tentang jam kerja yang kurang diperhatikan, peralatan yang sering dipinjam orang lain dari unit lain dan datangnya tugas dari manajemen kadang bersamaan dengan target kerja yang tinggi. Berdasarkan PBK I, II, dan III diperoleh beban kerja riil Seksi MDF sebesar 2125,76 jam per orang per tahun. Angka tersebut adalah 117% dari waktu efektif karyawan selama satu tahun. Hal ini mengindikasikan terjadinya over capacity beban kerja pada karyawan. Dari hasil perhitungan dengan rumus jumlah karyawan yang efektif dan efisien untuk bekerja di Seksi MDF adalah Sembilan orang. Ini berarti manajemen harus menambah satu orang karyawan untuk bekerja di Seksi MDF.

Selain itu apabila target perusahaan ditingkatkan menjadi 1000 PSB POTS per bulan dan 750 PSB Speedy per bulan, maka jumlah karyawan yang efektif dan efisien untuk bekerja pada Seksi MDF adalah 12 orang. Solusi permasalahan terkait beban kerja pada seksi MDF adalah dengan memberi instruksi kepada petugas lapangan untuk saling menghargai jam kerja karyawan lain, menambah peralatan kerja dan meminimalisir dipinjamnya peralatan kerja oleh unit lain, pengaturan waktu pemberian tugas dari manajemen agar tidak bersamaan dengan


(27)

target yang tinggi, serta merencanakan perbaikan rak utama yang sudah penuh dengan kabel.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Niken Proborini dalam skripsi yang berjudul Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Pegawai pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang Sebelas. Hasil dari penelitian ini adalah penggunaan waktu kerja untuk pegawai Administrasi dan Keuangan serta pegawai Humas, adalah jumlah hari kerja efektif yang selama sembilan bulan setelah dikurangi total hari libur yang ada alah 160 hari persembilan bulan, dengan jumlah hari kerja efektif adalah sebesar 224.000 menit persembilan bulan untuk unit Humas dan 117.600 untuk bagian Administrasi dan Keuangan. Jumlah rata-rata jam kerja yang digunakan untuk tidak bekerja berdasarkan perhitungan yang dilakukan untuk pegawai bagian Administrasi dan Keuangan adalah 74,51 persen untuk kegiatan produktif, 7,19 persen untuk jenis kegiatan yang tidak produktif dan 18,30 persen untuk jenis kegiatan pribadi, sedangkan untuk bagian Humas 54,90 persen untuk kegiatan produktif, 22,35 persen untuk kegiatan tidak produktif dan 22,75 untuk kegiatan pribadi.

Kinerja dari masing-masing pegawai pada bagian Administrasi dan Keuangan cukup berbeda, dimana pegawai yang telah lebih dari lima tahun bekerja di sana, dari segi kecepatan pengerjaan tugas-tugas mereka memang lebih cepat daripada pegawai lainnya. Namun meski demikian, para pelanggan lebih banyak memilih untuk dilayani oleh pegawai III yang lama bekerjanya baru satu tahun sehingga produktifitas pegawai III terbilang tinggi. Sementara itu untuk pegawai I bagian Humas, dengan pendidikan Sarjana dan masa kerja yang cukup lama yaitu 15 tahun, menjadikan proses penyelesaian tugas pegawai ini menjadi cukup cepat. Begitupun dengan pegawai Humas III dan pegawai Humas IV. Hal yang dapat disimpulkan terkait dengan jumlah kebutuhan pegawai yaitu bagian Administrasi dan Keuangan terlihat bahwa kebutuhan pegawai yang dianjurkan telah seimbang, sementara untuk Bagian Humas, diketahui bahwa jumlah kebutuhan pada bagian Humas dianjurkan hanya dua orang saja, namun pada kenyataannya jumlah pegawai yang ada adalah lima orang.

Berikut adalah ringkasan mengenai perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1.


(28)

Tabel 1. Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Tahun Persamaan Perbedaan

1 Siti Hanifah Sufiati

Analisis Pengukuran Beban Kerja Karyawan pada Divisi Produksi (Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, Bogor)

2007 Metode dan alat analisis

Lokasi penelitian, tahun penelitian,

2 Teguh Setyawan

Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Seksi MDF Bogor Centrum Kantor Daerah Telkom Bogor)

2010 Metode dan alat analisis Lokasi penelitian, tahun penelitian, objek penelitian 3 Niken

Proborini

Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Pegawai pada Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) Tirta

Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang Sebelas.

2011 Metode dan alat analisis Lokasi penelitian, tahun penelitian, objek penelitian


(29)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Sekretariat Daerah Kota Bogor memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas dalam rangka melaksanakan program kerja yang telah disusun dalam Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Daerah Kota Bogor.Renstra tersebut ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Daerah Kota Bogor. Rencana Strategis Sekretariat Daerah Kota Bogor tahun 2010-2014 disusun dengan maksud untuk menyatukan seluruh kebijakan, program dan kegiatan yang direncanakan oleh Sekretariat Daerah Kota Bogor dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Adapun tujuannya adalah tersedianya acuan program dalam pelaksaaan tugas pokok dan fungsi Sekretariat Daerah Kota Bogor, secara terencana dan berkesinambungan dalam kurun waktu Tahun 2010-2014.

Guna mendukung program tersebut diperlukan manajemen kepegawaian yang dikelola dengan baik. Perencanaan pegawai berfungsi bagi organisasi untuk menentukan pegawai yang tepat untuk menduduki berbagai jabatan dan pekerjaan pada waktu yang tepat. Upaya perencanaan pegawai tersebut akan menentukan berapa jumlah jumlah pegawai dan ukuran volume dari beban pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai. Beban kerja yang ditetapkan sebaiknya sesuai dengan standar jam kerja optimal. Setiap unit kerja atau jabatan masing-masing memiliki beban kerja yang berbeda sehingga jumlah pegawai harus disesuaikan dengan beban kerja yang diberikan pada setiap unitnya. Apabila jumlah pegawai yang ada dan volume beban kerja terjadi ketidaksesuaian maka diperlukan penambahan atau pengurangan pegawai, penambahan atau pengurangan tugas/deskripsi pekerjaan.

Setiap pegawai pasti memiliki beban pekerjaan, jika ada gap dari beban kerja standar dan beban kerja riil maka diperlukan analisis beban kerja. Langkah awal penentuan beban kerja riil yaitu dengan mengidentifikasi deskripsi pekerjaan masing-masing pegawai. Hasil dari pengukuran beban kerja berdasarkan deskripsi pekerjaan akan diperoleh jumlah pegawai yang ideal atau dibutuhkan dan pada akhirnya bisa dijadikan rekomendasi bagi pihak kepegawaian dalam hal ini Badan


(30)

Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kota Bogor untuk merencanakan sumber daya manusia yang tepat. Hal itu dikarenakan badan ini bertugas menyelenggarakan manajemen PNS yang mencakup perencanaan, pengembangan kualitas sumber daya PNS dan administrasi kepegawaian, pengawasan dan pengendalian,mendukung perumusan kebijakan kesejahteraan PNS, serta memberikan bimbingan teknis kepada unit organisasi yang menangani kepegawaian daerah. Kerangka pemikiran disajikan dalam bentuk bagan alir. Aliran proses pemikiran dari rumusan di atas tersaji pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Perhitungan Jumlah Pegawai

Rekomendasi Sekretariat Daerah

Kota Bogor

Visi dan Misi

Volume Beban Kerja Jumlah Pegawai

Perencanaan Sumber Daya Manusia

Beban Kerja Riil Beban Kerja Standar

Deskripsi Pekerjaan Analisis dan Pengukuran


(31)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Instansi Sekretariat Daerah Kota Bogor. Lokasi penelitian beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No 10, Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai dengan Maret 2014. 3.3.Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara dan penyebaran formulir. Data primer yang diambil bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa informasi mengenai tugas-tugas pokok pekerjaan pegawai, sedangkan data kuantitatif berupa angka penggunaan waktu kerja produktif dan tidak produktif, rata-rata waktu penyelesaian suatu tugas pokok (standar kemampuan rata-rata) dan beban tugas pokok atau beban kerja.

Adapun sumber data diperoleh secara langsung dengan cara penyebaran kuesioner dan wawancara mendalam dengan para pegawai, serta wawancara dengan para pegawai tentang berbagai hal yang menunjang penelitian ini. Data sekunder diperoleh dari buku-buku, jurnal-jurnal, informasi dari internet dan data-data tentang pegawai dan unit kerja terkait.

3.4. Metode Pengambilan Sampel

Populasi penelitian yaitu PNS Kota Bogor pada Instansi Sekretariat Daerah Kota Bogor. Sampel pada penelitian ini diambil dari semua aktifitas pokok atau tugas pokok yang dilakukan oleh pegawai level staf yang bekerja pada Bagian Pemerintahan, Bagian Hukum dan Bagian Organisasi pada Sekretariat Daerah Kota Bogor. Tercatat jumlah populasi sebanyak 36 pegawai, karena populasinya kecil maka penentuan sampel menggunakan metode sensus yaitu semua populasi dijadikan sampel sebanyak 36 pegawai. Tahapan pengambilan sampelnya adalah menyebarkan formulir terhadap sumber daya manusia, observasi atau pengamatan langsung terhadap sumber daya manusia dan wawancara secara mendalam yang dilakukan terhadap subyek kasus.


(32)

3.5.Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer mengenai beban kerja atau beban kerja pegawai diperoleh melalui metode work sampling. Metode work sampling tersebut dilakukan melalui pengamatan dimana aktivitas yang diamati dalam penelitian akan dikelompokkan menurut kategori kegiatan produktif, tidak produktif dan pribadi (Ilyas, 2004). Pengamatan dilakukan selama jam kerjadengan jarak waktu pengamatan setiap sepuluh menit yang dilakukan selama 8 jam waktu kerja selama 3 hari untuk masing-masing bagian.

Kegiatan produktif merupakan semua kegiatan yang berhubungan dengan tugas pokok pekerjaan karyawan tersebut. Kegiatan tidak produktif meliputi kegiatan yang dilakukan pegawai yang tidak bermanfaat bagi pekerjaan, seperti mengobrol dengan rekannya, bermalas-malasan, terlambat dan lain sebagainya. kegiatan pribadi merupakan kegiatan yang dilakukan pegawai untuk menghabiskan waktu pribadinya seperti istirahat, sholat dan makan. Hasil pengamatan akan dicatat dalam formulir work sampling.

Pengumpulan data primer berupa standar kemampuan rata-rata waktu penyelesaian dan kuantitas beban tugas-tugas pokok pekerjaan responden dilakukan melalui metode wawancara. Selain itu pengumpulan data untuk mengidentifikasi tugas-tugas pokok responden dilakukan dengan penggabungan antara metode wawancara dan pengamatan. Pengumpulan data sekunder melalui studi kepustakaan yang dilakukan dengan cara membaca dan mengutip informasi dari buku, skripsi, situs-situs internet, maupun dokumen-dokumen yang dimiliki oleh institusi.

3.6.Pengolahan dan Analisis Data

Langkah pertama yang dilakukan dalam pengolahan data yaitu melakukan pemeriksaan terhadap data yang telah diperoleh pada lembar pengamatan work sampling. Pemeriksaan ditinjau dari segi kelengkapan atau jika ada kesalahan maupun ketidakkonsistenan data pengamatan. Kegiatan atau waktu kerja yang telah dikelompokkan berdasarkan kategori kegiatan produktif, tidak produktif dan pribadi masing-masing kemudian dihitung jumlahnya. Selanjutnya data yang


(33)

berasal dari lembar pengamatan dipindahkan ke dalam Microsoft Excel untuk diolah.

Langkah kedua adalah memasukkan data tentang frekuensi rata-rata tugas pokok yang dilakukan dan standar kemampuan rata-rata waktu penyelesaian tugas-tugas pokok pekerjaan pegawai setiap bagian. Melalui data tersebut, kemudian menghitung WPT (Waktu Penyelesaian Tugas) yang dikonversikan selama setahun. WPT tersebut dikonversi menjadi beban kerja responden yang diamati dengan satuan menit pertahun.

Langkah ketiga yaitu menghitung Full Time Equivalent (FTE). FTE akan didapatkan dari beban kerja responden selama satu tahun dibagi dengan waktu kerja efektif selama satu tahun. Dari perhitungan FTE tersebut, maka akan didapatkan jumlah kebutuhan pegawai yang efektif dan efisien.

3.7.Penghitungan Analisa Beban Kerja

Melalui pengelompokkan kegiatan-kegiatan selama pengamatan, dapat diketahui persentase waktu kerja yang digunakan oleh pegawai untuk melakukan kegiatan yang produktif, tidak produktif maupun pribadi. Dengan demikian gambaran penggunaan waktu kerja dapat dijelaskan.

Berdasarkan standar kemampuan rata-rata pencapaian waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas pokok serta kuantitas beban tugas dalam setahun dapat diketahui beban kerja untuk setiap tugas-tugas pokok. Besarnya frekuensi melakukan aktifitas dalam satuan waktu menunjukkan besarnya beban kerja. Beban kerja yang diperoleh kemudian menjadi dasar untuk melakukan perhitungan terhadap jumlah kebutuhan tenaga kerja.

Metode perhitungan kebutuhan tenaga kerja yang digunakan yaitu perhitungan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja dengan pendekatan tugas per tugas jabatan. Langkah-langkah perhitungan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja dengan pendekatan tugas per tugas jabatan sesuai Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 75 Tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil yaitu sebagai berikut:


(34)

1. Menetapkan Waktu Kerja

Waktu kerja yang dimaksud adalah waktu kerja efektif, artinya waktu kerja yang secara efektif digunakan untuk bekerja. Waktu kerja efektif terdiri atas hari kerja efektif dan jam kerja efektif.

a. Hari kerja efektif adalah jumlah hari dalam kalender dikurangi hari libur dan cuti. Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Hari Kerja Efektif = ( A - ( B + C + D )) Keterangan :

A= Jumlah Hari Menurut Kalender

B = Jumlah Hari Sabtu dan Minggu dalam Setahun C = Jumlah Hari Libur dalam Setahun

D = Jumlah Cuti Tahunan

Hari libur dapat berupa hari libur nasional dan hari libur kedaerahan, karena itu bagi tiap-tiap daerah menghitung sendiri hari libur kedaerahannya.

b. Jam kerja efektif adalah jumlah jam kerja formal dikurangi dengan waktu kerja yang hilang karena tidak bekerja (allowance) seperti buang air, melepas lelah, istirahat, makan, dan sebagainya. Allowance diperkirakan rata-rata sekitar 30 persen dari jumlah jam formal. Dalam menghitung jam kerja efektif sebaiknya digunakan ukuran 1 (satu) minggu.

2. Menyusun Waktu Penyelesaian Tugas

Waktu penyelesaian tugas merupakan hasil perkalian dari jumlah beban suatu tugas pokok dengan standar kemampuan rata-rata waktu penyelesaian tugas tersebut. Rumus perhitungan waktu penyelesaian tugas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rumus Perhitungan Waktu Penyelesaian Tugas

No. Uraian Tugas Pokok BT SKR WPT (BT x SKR) 1

2 3 Dst


(35)

Keterangan :

BT = Jumlah Beban Tugas dalam Waktu Tertentu

SKR = Standar Kemampuan Rata-Rata Waktu Penyelesaian Tugas WPT = Waktu Penyelesaian Tugas

Standar Kemampuan Rata-rata dapat berupa standar kemampuan yang diukur dari satuan waktu yang digunakan atau satuan hasil. Standar kemampuan dari satuan waktu disebut dengan Norma waktu sedangkan standar kemampuan dari satuan hasil disebut dengan Norma Hasil.

Rumusnya adalah:

Norma Waktu

=

... (1)

Norma Hasil =

...(2)

3. Perhitungan beban kerja berdasarkan pendekatan hasil kerja

Hasil kerja adalah produk atau output jabatan dengan menghitung formasi dengan mengidentifikasi beban kerja dari hasil kerja jabatan satu jenis. Rumus menghitung dengan pendekatan metode ini yaitu:

Analisa beban kerja = ∑

x 1 orang ... (3) 4. Perhitungan beban kerja berdasarkan pendekatan tugas per tugas jabatan

Metode ini untuk menghitung kebutuhan pegawai pada jabatan yang hasil kerja dalam jabatan banyak jenisnya. Rumus menghitung dengan pendekatan metode ini yaitu:

Analisa beban kerja = ∑

... (4)

5. Menghitung Kebutuhan Pegawai

Kebutuhan pegawai dengan demikian dapat dihitung setelah waktu penyelesaian tugas ditentukan. Rumus perhitungan jumlah kebutuhan pegawai yaitu:

KP =

 WKE WPT


(36)

Keterangan :

KP = Kebutuhan Pegawai WKE = Waktu Kerja Efektif WPT = Waktu Penyelesaian Tugas 3.8.Analisis Deskriptif

Analisis data deskriptif banyak digunakan untuk mengkaji gambaran suatu variabel, misalkan profil pada perusahaan, kelompok kerja, kelompok konsumen dan subyek lain tentang karakteristiknya seperti besar, komposisi, efisiensi, kesukaan dan lain-lain (Sumarni dan Wahyuni, 2006). Menurut Travers (1978) dalam Umar (2005), analisis deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilaksanakan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.


(37)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Gambaran Umum Sekretariat Daerah Kota Bogor

Sekretariat Daerah merupakan unsur staf yang pada hakekatnya menyelenggarakan fungsi koordinasi perumusan kebijakan, pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Sekretariat Daerah dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah dan berada di bawah serta bertanggung jawab kepada Walikota. Berdasarkan Peraturan Walikota Bogor Nomor 25 Tahun

2010 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Tata Kerja dan Uraian Tugas Jabatan Struktural di lingkungan Sekretariat Daerah, disebutkan bahwa Tugas Pokok Sekretaris Daerah adalah melaksanakan sebagian fungsi Pemerintahan daerah di bidang kesekretariatan. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Sekretaris Daerah menyelenggarakan fungsi penyusunan kebijakan pemerintahan daerah, pengkoordinasian pelaksanaan tugas Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah, pembinaan administrasi dan aparatur pemerintah daerah dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas fungsinya.

Visi Sekretariat Daerah Kota Bogor “Terwujudnya Sekretariat Daerah Kota Bogor sebagai Penyelenggara Administrasi Pemerintahan dan Pelayanan yang Profesional dalam Menunjang Kota Perdagangan dengan Sumber Daya Manusia yang Produktif dan Pelayanan Prima”.

Dalam rangka mewujudkan visi di atas, misi yang akan diemban oleh Sekretariat Daerah Kota Bogor adalah:

1. mewujudkan sistem pemerintahan yang efektif dan efisien dalam menunjang pelayanan publik;

2. meningkatkan koordinasi dan fasilitasi Sekretariat Daerah kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dan Instansi lainnya.

Nilai-nilai yang terkandung dalam mewujudkan visi dan misi yang harus terus dipertahankan dan dijadikan motivasi dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari meliputi cepat, tepat, professional, transparan, tanggung jawab, kebersamaan dan kredibilitas. Nilai-nilai dominan di atas merupakan salah satu prasyarat yang


(38)

harus dimiliki oleh setiap jajaran Sekretariat Daerah Kota Bogor sebagai penyelenggara administrasi pemerintahan.

Kredibilitas Sekretariat Daerah Kota Bogor sebagai pusat penyelenggaraan administrasi pemerintahan banyak tergantung dari sejauh mana setiap unsur sumber daya manusia di lingkungan Sekretariat Daerah Kota Bogor mampu menunjukkan kredibilitasnya.Integritas pribadi didorong rasa tanggung jawab dan kebersamaan sebagai bagian dari integral dari Sekretariat Daerah Kota Bogor dalam menyelenggarakan administrasi pemerintahan yang akan memberikan kontribusi terhadap penciptaan suasana yang kondusif terhadap lingkungan internal yang pada gilirannya akan memberikan dampak positif terhadap lingkungan eksternal, sehingga potensi yang dimiliki Sekretariat Daerah Kota Bogor dapat berfungsi secara optimal.

Dalam melaksanakan tugas, Sekretaris Daerah salah satunya dibantu oleh Asisten Tata Praja yang membawahi dan mengkoordinasikan:

a. Bagian Pemerintahan b. Bagian Hukum c. Bagian Organisasi 4.2.Deskripsi Pekerjaan

Deskripsi Pekerjaaan pada setiap Bagian sudah tersusun dengan jelas berdasarkan Peraturan Walikota Bogor Nomor 25 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Tata Kerja dan Uraian Tugas Jabatan Struktural di lingkungan Sekretariat Daerah Kota Bogor. Pada setiap Bagian dibagi menjadi beberapa Sub Bagian dan setiap Sub Bagian dibantu oleh beberapa jabatan yang disebut dengan Jabatan Fungsional Umum. Pegawai pada umumnya mengetahui tugas dan tanggung jawabnya berdasarkan jabatan yang diembannya, akan tetapi belum mengetahui standar pekerjaan yang seharusnya dipenuhi. Deskripsi pekerjaan pada setiap bagian lebih jelasnya diuraikan dibawah ini:

1. Bagian Pemerintahan

Bagian Pemerintahanyang mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan, merumuskan kebijakan, pengkoordinasian di bidang bina pemerintah Kecamatan dan Kelurahan, pemerintahan umum dan pertanahan. Dipimpin oleh seorang Kepala Bagian dan 3 (tiga) Kepala Sub Bagian yaitu


(39)

Sub Bagian Pemerintahan Umum, Sub Bagian Bina Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan, dan Sub Bagian Pertanahan. Setiap Sub Bagian dibantu oleh beberapa staf yang disebut jabatan fungsional umum. Cakupan pekerjaan pada bagian ini cukup luas, namun pekerjaan tersebut sesuai dengan keterampilan yang dimiliki masing-masing pegawai.

Jabatan fungsional umum pada Sub Bagian Pemerintahan Umum yaitu: a. Pengadministrasi Surat Masuk dan Keluar yang memiliki tugas

mengelola surat dan pemeliharaan kearsipan pada Bagian Pemerintahan dan Asisten Tata Praja.

b. Bendahara Pengeluaran Pembantu yang memiliki tugas membantu Bendahara Pengeluaran Sekretariat Daerah dalam pengelolaan keuangan di Bagian Pemerintahan seperti membuat Laporan penggunaan kas, pajak, pengajuan anggaran setiap bulan kepada Bagian Keuangan Sekretariat Daerah dan sebagainya.

c. Bendahara Gaji dan Kepegawaian yang memiliki tugas pengelolaan gaji, tunjangan-tunjangan, rekapitulasi kehadiran pegawai, pembuatan konsep kepegawaian dan sebagainya.

d. Pengadministrasi keuangan pemerintahan umum yang memiliki tugas penyusunan dokumen pertanggungjawaban penggunaan anggaran pada setiap kegiatan, penyusunan konsep Rencana Keuangan Anggaran (RKA) dan Dokumen Penggunaan Anggaran (DPA) dan sebagainya. e. Pengurus Barang Unit yang memiliki tugas pengelolaan barang milik

daerah, penyusunan usulan barang inventaris dan pemeliharaan barang unit yang dimiliki oleh Bagian Pemerintahan.

Jabatan Fungsional Umum pada Sub Bagian Bina Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan yaitu:

a. Pengadministrasi Keuangan Bina Kecamatan Kelurahan yang memiliki tugas penyusunan dokumen pertanggungjawaban penggunaan anggaran pada setiap kegiatan, penyusunan konsep Rencana Keuangan Anggaran (RKA) dan Dokumen Penggunaan Anggaran (DPA) dan sebagainya.


(40)

b. Pelaksana Teknis Sub Bagian Pembinaan Kecamatan dan Kelurahan memiliki tugas melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan dilingkup kecamatan dn kelurahan.

c. Pengolah Data Perangkat Kecamatan yang memiliki tugas penyusunan konsep bahan kerja, membuat laporan pembinaan dan monitoring ke kecamatan dan kelurahan.

Jabatan Fungsional Umum pada Sub Bagian Pertanahan yaitu:

a. Pengadministrasi Keuangan Pertanahan yang memiliki tugas penyusunan dokumen pertanggungjawaban penggunaan anggaran pada setiap kegiatan, penyusunan konsep Rencana Keuangan Anggaran (RKA) dan Dokumen Penggunaan Anggaran (DPA) dan sebagainya.

b. Petugas Teknis Pertanahan yang memiliki tugas melaksanakan mediasi dan fasilitasi masalah pertanahan, pembuatan surat keputusan penetapan/penunjukan lokasi dan sebagainya.

2. Bagian Hukum

Bagian Hukum yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan, pengkoordinasian, penyiapan dan perumusan produk-produk Hukum Daerah, Bantuan Hukum, Pengkajian dan Dokumentasi Hukum. Dipimpin oleh seorang Kepala Bagian dan 3 (tiga) Kepala Sub Bagian yaitu Sub Bagian Perundang-Undangan, Sub Bagian Bantuan Hukum dan Sub Bagian Pengkajian dan Dokumentasi. Setiap Sub Bagian dibantu oleh beberapa staf yang disebut jabatan fungsional umum. Cakupan pekerjaan pada bagian ini luas, karena pembuatan semua peraturan daerah, keputusan walikota, peraturan walikota se-Kota Bogor harus diperiksa dan dikelola oleh Bagian Hukum. Hal ini mengakibatkan pegawai pada bagian ini harus kompeten dan ahli dibidangnya.

Jabatan Fungsional Umum pada Sub Bagian Perundang-undangan yaitu Penyusun dan Perancang Undang-undang yang memiliki tugas membantu penyusunan produk hukum daerah yang diantaranya inventarisasi program legislasi daerah, penyusunan rancangan peraturan daerah, membantu pembahasan rancangan peraturan daerah, penetapan rancangan peraturan


(41)

daerah menjadi peraturan daerah, mengoreksi rancangan peraturan walikota, dan mengoreksi rancangan keputusan walikota.

Jabatan Fungsional Umum pada Sub Bagian Bantuan Hukum yaitu:

a. Fasilitator Penanganan Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara yang memiliki tugas membantu kegiatan Pembinaan Keluarga Sadar Hukum, Pembinaan Masyarakat Taat Hukum, Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia, fasilitasi penanganan perkara perdata dan tata usaha negara dan sebagainya.

b. Pengadministrasi Keuangan Bantuan Hukumyang memiliki tugas penyusunan dokumen pertanggungjawaban penggunaan anggaran pada setiap kegiatan, penyusunan konsep Rencana Keuangan Anggaran (RKA) dan Dokumen Penggunaan Anggaran (DPA) dan sebagainya.

Jabatan Fungs.ional Umum pada Sub Bagian Pengkajian dan Dokumentasi yaitu:

a. Pengadministrasi surat masuk dan keluar yang memiliki tugas pengelolaan surat dan kearsipan dan sebagainya.

b. Bendahara Pengeluaran Pembantu yang memiliki tugas membantu Bendahara Pengeluaran Sekretariat Daerah dalam pengelolaan keuangan di Bagian Pemerintahan seperti membuat Laporan penggunaan kas, pajak, pengajuan anggaran setiap bulan kepada Bagian Keuangan Sekretariat Daerah dan sebagainya.

c. Bendahara Gaji dan Kepegawaian yang memiliki tugas pengelolaan gaji, tunjangan-tunjangan, rekapitulasi kehadiran pegawai, pembuatan konsep kepegawaian dan sebagainya.

d. Penganalisa dan Pengkaji Produk Hukum Daerah serta Peraturan Perundangan yang memiliki tugas membantu pengelolaan Lembaran Daerah dan Berita Daerah, membantu acara sosialisasi peraturan daerah dan peraturan walikota, pelayanan informasi hukum, penyusunan/pengkajian naskah perjanjian/kesepakatan, dan memasukan dan memperbaharui data produk hukum.


(42)

3. Bagian Organisasi

Bagian Organisasi yang mempunyai tugas pokok perumusan kebijakan, pembinaan dan pengkoordinasian bidang pengelolaan, pengkajian dan analisa jabatan, ketatalaksanaan serta pendayagunaan aparatur. Dipimpin oleh seorang kepala Bagian dan 3 (tiga) Kepala Sub Bagian yaitu Sub Bagian Ketatalaksanaan, Sub Bagian Kelembagaan dan Analisa Jabatan dan Sub Bagian Pendayagunaan Aparatur. Setiap Sub Bagian dibantu oleh beberapa staf yang disebut jabatan fungsional umum. Cakupan pekerjaan pada bagian ini cukup luas karena menyangkut perumusan kebijakan pelayanan publik Kota Bogor dan pembentukan Satuan Kerja Perangkat Daerah se-Kota Bogor. Jabatan Fungsional Umum Sub Bagian Ketatalaksanaan yaitu:

a. Analis Data Ketatalaksanaan yang memiliki tugas mengetik, menyusun, mengolah data mengenai ketatalaksanaan, dan menyiapkan bahan kerja untuk melaksanakan rapat-rapat dan sebagainya.

b. Pengadministrasi surat yang memiliki tugas mengelola kearsipan, pendistribusian surat keluar

c. Bendahara Pengeluaran Pembantu yang memiliki tugas membantu Bendahara Pengeluaran Sekretariat Daerah dalam pengelolaan keuangan di Bagian Pemerintahan seperti membuat Laporan penggunaan kas, pajak, pengajuan anggaran setiap bulan kepada Bagian Keuangan Sekretariat Daerah dan sebagainya.

d. Bendahara Gaji dan Kepegawaian yang memiliki tugas pengelolaan gaji, tunjangan-tunjangan, rekapitulasi kehadiran pegawai, pembuatan konsep kepegawaian dan sebagainya.

e. Pengelola Administrasi Keuangan yang memiliki tugas penyusunan dokumen pertanggungjawaban penggunaan anggaran pada setiap kegiatan, penyusunan konsep Rencana Keuangan Anggaran (RKA) dan Dokumen Penggunaan Anggaran (DPA) dan sebagainya.

f. Jabatan Fungsional Umum pada Sub Bagian Kelembagaan dan Analisa Jabatan yaitu :


(43)

a. Analis Jabatan yang memiliki tugas mengetik, menyusun, mengolah data mengenai kelembagaan dan analisa jabatan, dan menyiapkan bahan kerja untuk melaksanakan rapat-rapat dan sebagainya.

b. Pengelola Pengadministrasi keuangan kelembagaan yang memiliki tugas penyusunan dokumen pertanggungjawaban penggunaan anggaran pada setiap kegiatan, penyusunan konsep Rencana Keuangan Anggaran (RKA) dan Dokumen Penggunaan Anggaran (DPA) dan sebagainya.

Jabatan Fungsional Umum pada Sub Bagian Pendayagunaan Aparatur yaitu :

a. Analis Data Pendayagunaan Aparatur yang memiliki tugas mengetik, menyusun, mengolah data mengenai pelayanan publik, dan menyiapkan bahan kerja untuk melaksanakan rapat-rapat dan sebagainya.

b. Pengelola administrasi keuangan yang memiliki tugas penyusunan dokumen pertanggungjawaban penggunaan anggaran pada setiap kegiatan, penyusunan konsep Rencana Keuangan Anggaran (RKA) dan Dokumen Penggunaan Anggaran (DPA) dan sebagainya.

4.3.Profil Pegawai

Aspek demografi pegawai merupakan aspek penting yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kinerja pegawai. Faktor demografi pegawai akan mempengaruhi kinerja pegawai dalam proses bekerja setiap harinya. Analisa demografi pegawai diperlukan untuk mengetahui sifat dan komposisi pegawai yang didasarkan pada jenis kelamin, umur, lama bekerja dan pendidikan terakhir.

Melalui analisis demografi pegawai akan diketahui komposisi pegawai. Dengan mengetahui komposisi pegawai, pihak kepegawaian dapat menentukan kondisi kerja yang sesuai dengan kemampuan pegawainya, sehingga positioning pegawai menjadi lebih tepat. Pegawai yang diteliti berjumlah 36 orang. Jumlah pegawai pada setiap bagian tersaji pada Gambar 2.


(1)

WPT

No Sub Bagian Nama Jabatan Uraian Tugas BT SKR

13 Mengurus pembayaran tagihan telepon 12 kali 1 jam/kegiatan 12

15 Mengikuti Rapat 5 kali 3 jam/kegiatan 15

16 Mengetik surat/nota dinas 864 surat 0,5 jam/surat 432

1.153 d. Pengadministrasi Keuangan 1 Menyiapkan bahan kerja 94 kali 1 jam/kegiatan 94 2 Menyusun rencana kegiatan pengadministrasi keuangan 94 kali 1 jam/kegiatan 94

3 Membuat laporan hasil penyusunan rencana kegiatan kepada pimpinan 94 kali 1 jam/kegiatan 94

4 Membuat RKA kegiatan di lingkup subbag Pengkajian dan Dokumentasi 3 dokumen 3 jam / dokumen 9

5 Membuat DPA kegiatan di lingkup subbag Pengkajian dan Dokumentasi 3 dokumen 2 jam / dokumen 6

6 Melaksanakan asistensi DPA kegiatan di lingkup subbag BKK 3 kali 2 jam/kegiatan 6

7 Melaksanakan entry data DPA kegiatan dilingkup subbag BKK 3 kali 2 jam/kegiatan 6

8 Membuat laporan hasil pembuatan dan asistensi kepada pimpinan 10 laporan 2 jam/laporan 20

9 Menyiapkan nota pencairan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan 36 nota 3 jam/nota 108

10 Memfasilitasi seluruh kebutuhan pelaksanaan kegiatan di lingkup subbag Pengkajian dan Dokumentasi 707 kali 1 jam/kegiatan 705

11 Mencatat dan mengadministrasikan setiap pengguna anggaran 707 kali 1 jam/kegiatan 705

12 Membuat laporan pengeluaran kepada pimpinan 141 laporan 1 jam/laporan 141

13 Membuat SPJ kegiatan di lingkup subbag Pengkajian dan Dokumentasi 48 kali 8 jam/kegiatan 384

14 Membuat laporan hasil pengelolaan dan pertanggungjawaban 41 laporan 1 jam/laporan 41

2.413 e. Pengurus Barang Unit 1 Menyiapkan bahan kerja 288 kali 0,5 jam/kegiatan 144

2 Menyusun rencana kerja pengelolaan barang 24 kali 2 jam/kegiatan 48

3 Melakukan Pengecekan barang unit 24 kali 2 jam/kegiatan 48

4 Melakukan Pengkodean barang unit 8 kali 25 jam/kegiatan 125

5 Menyusun laporan kondisi dan mengusulkan kebutuhan barang unit 24 laporan 10 jam/laporan 240

6 Melakukan pemeliharaan barang unit 24 kali 5 jam/kegiatan 120

7 Membuat Laporan pelaksanaan kegiatan pengelolaan barang unit 12 laporan 5 jam/kegiatan 60

8 Membuat daftar kebutuhan sarana atau prasarana tiap ruang 12 laporan 2 jam/laporan 24

9 Membuat usulan barang inventaris atau unit 12 laporan 2 jam/laporan 24

10 Membuat daftar pengumuman barang inventaris 2 laporan 10 jam/laporan 20

853 1 Membantu mengelola Lembaran Daerah dan Berita Daerah a Menyiapkan bahan kerja 64 laporan 0,5 jam/laporan 32

b Menyusun rencana kerja 64 laporan 1 jam/laporan 64

c Mengkoreksi/mengedit Lembaran Daerah dan Berita Daerah 64 buku 5 jam/buku 320

d Mengkoordinasikan pembagian/penyebaran Lembaran Daerah dan Berita Daerah kepada SKPD 4 kali 4 jam/kegiatan 8

e Mengkoordinasikan pembagian/penyebaran spanduk infomasi Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota di tiap Kecamatan dan Kelurahan 1 kali 5 jam/kegiatan 5

f Membuat laporan hasil pengolahan Lembaran Daerah dan Berita Daerah 64 laporan 2 jam/laporan 128 2 membantu dalam acara sosialisasi Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota

a Menyiapkan bahan sosialisasi 1 laporan 0,5 jam/laporan 0,50

Jumlah Beban Tugas

Jumlah Beban Tugas

Jumlah Beban Tugas f. Penganalisa dan pengkaji

produk hukum daerah serta peraturan perundangan


(2)

WPT

No Sub Bagian Nama Jabatan Uraian Tugas BT SKR

b Menyusun jadwal sosialisasi 1 kali 1 jam/kegiatan 1

c Mengadakan rapat persiapan sosialisasi 1 kali 3 jam/kegiatan 3

d Pelaksanaan sosialisasi Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah di 6 (enam)

Kecamatan 1 kali 30 jam/kali 0,50

e Membuat laporan hasil sosialisasi Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota 1 laporan 2 jam/laporan 2 3 Membantu dalam penyusunan dan pengkajian Naskah Perjanjian/Kesepakatan

a Menyiapkan bahan Naskah Perjanjian/Kesepakatan 350 laporan 1 jam/laporan 350

b Menyusun rencana kerja 350 laporan 4 jam/laporan 1.400

c Membahas Naskah Perjanjian/Kesepakatan dengan SKPD terkait 50 rapat 5 jam/rapat 250 d Pembuatan Naskah Perjanjian/Kesepakatan dengan SKPD terkait 350 naskah 4 jam/kegiatan 1.400 e

Membuat laporan hasil penyusunan dan pengkajian Naskah Perjanjian/Kesepakatan 350 laporan 4 jam/laporan 1.400 4 Membantu dalam pelayanan Sistem Informasi Hukum

a Menyiapkan bahan informasi hukum 240 laporan 0,5 jam/laporan 120

b Memberikan bahan dan informasi hukum 240 laporan 2 jam/laporan 480

c Membuat laporan hasil pelayanan Sistem Informasi Hukum 240 laporan 1 jam/laporan 240 5 Entry dan updating data produk hukum

a Menyiapkan bahan kerja 24 laporan 0,5 jam/laporan 12

b Menyusun rencana kerja 24 laporan 1 jam/laporan 24

c Scanning data produk hukum 64 data 5 jam/data 320

d Entry data produk hukum pada website Sistem Informasi Hukum 64 data 4 jam/data 256 e Updating data produk hukum pada website Sistem Informasi Hukum 24 data 3 jam/data 72 f Membuat laporan hasil entry data produk hukum 24 data 1 jam/data 24 6.912 2 Perundang-undangan

1 Program Legislasi Daerah

a Menyiapkan bahan kerja 20 laporan 1 jam/laporan 20

b Menyusun rencana kerja 20 laporan 1 jam/laporan 20

c Inventarisasi Raperda yang akan disusun dalam tahun sidang berikutnya 33 raperda 2 jam/raperda 66 d Inventarisasi raperda berdasarkan hasil masukan dari SKPD 20 raperda 40 jam/raperda 800 e

Penentuan skala prioritas raperda yang akan disusun dalam tahun sidang berikutnya 20 raperda 3 jam/raperda 60 f Pembahasan skala prioritas raperda dengan Balegda 22 raperda 24 jam/raperda 528 g Mengkoordinasikan penyusunan raperda dengan SKPD berdasarkan hasil pembahasan

dengan Balegda 22 kali 8 jam/kegiatan 176

2 Penyusunan Raperda

a Menyiapkan bahan kerja 20 laporan 0,5 jam/laporan 10

b Menyusun rencana kerja 20 laporan 1 jam/laporan 20

c

Penyusunan dan pembahasan raperda dari SKPD yang dilaksanakan oleh tim penyusun 20 raperda 16 jam/raperda 320 d Pengharmonisasian raperda oleh tim penyusun 20 raperda 8 jam/raperda 160

e Pengharmonisasian naskah akademik 17 raperda 24 jam/raperda 408

g. Penyusun dan Perancang Undang-Undang


(3)

WPT

No Sub Bagian Nama Jabatan Uraian Tugas BT SKR

f Pembahasan raperda dengan tim asistensi 20 raperda 16 jam/raperda 320

g Konsultasi dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat 17 kali 2 jam/kegiatan 34

h Pengharmonisasian raperda hasil pembahasan dengan tim asistensi 17 kali 8 jam/kegiatan 136

i Penyampaian raperda dari Walikota ke DPRD (nota penyampaian) 6 surat 1 jam/surat 6

3 Pembahasan raperda a Menyiapkan bahan kerja 20 laporan 0,5 jam/laporan 10

b Expose raperda dengan Pansus 17 laporan 8 jam/laporan 136

c Pembahasan raperda luar gedung 17 kali 24 jam/kegiatan 408

d Finalisasi raperda 17 raperda 5 jam/raperda 85

e Evaluasi raperda ke Gubernur (Pajak, Retribusi, APBD, Tata Ruang) 13 raperda 5 jam/raperda 65

f Penyempurnaan raperda hasil evaluasi 13 raperda 5 jam/raperda 65

4 Penetapan raperda menjadi perda 22 perda 5 jam/perda 110

5 Rancangan Peraturan Walikota a Menyiapkan bahan kerja 44 laporan 1 jam/laporan 44

b Menyusun rencana kerja 44 laporan 1 jam/laporan 44

c Menelaah dan mengkoreksi rancangan peraturan walikota 44 raperwal 8 jam/raperwal 352

d Rapat pembahasan Raperwal (tim Perwal) 44 raperwal 5 jam/raperwal 220

e Penetapan Raperwal menjadi Perwali 44 perwal 1 jam/perwal 44

6 Rancangan Keputusan Walikota a Menyiapkan bahan kerja 404 laporan 1 jam/laporan 404

b Menyusun rencana kerja 404 laporan 2 jam/laporan 808

c Menelaah dan mengkoreksi rancangan keputusan walikota 404 laporan 5 jam/laporan 2.020 d Rapat pembahasan Raperwal (tim Kepwal) 404 laporan 5 jam/laporan 2.020 e Penetapan Raperwal menjadi Keputusan Walikota 404 laporan 1 jam/laporan 404

10.323 h. Pengadministrasi Keuangan 1 Menyusun rencana kegiatan Pengadministrasi Keuangan a Menyiapkan bahan kerja 47 laporan 0,5 jam/laporan 24

b Menyusun rencana kegiatan pengadministrasi keuangan 47 laporan 1 jam/laporan 47

c Membuat laporan hasil penyusunan rencana kegiatan kepada pimpinan 47 laporan 0,5 jam/laporan 24

2 Membuat dokumen keuangan pelaksanaan kegiatan di lingkup Subbag Perundang-undangan a Membuat RKA kegiatan di lingkup Subbag Perundang-undangan 1 dokumen 25 jam/dokumen 25

b Membuat DPA kegiatan di lingkup Subbag Perundang-undangan 1 dokumen 25 jam/dokumen 25

c Melaksanaan asistensi DPA kegiatan di lingkup Subbag Perundang-undangan 1 dokumen 2 jam/dokumen 2

d Melaksanakan entry data DPA kegiatan di lingkup subbag Perundang-undangan 1 dokumen 2 jam/dokumen 2

e Membuat Laporan hasil pembuatan dan asistensi kepada pimpinan 1 dokumen 2 jam/dokumen 2

3 Mengelola keuangan pada setiap pelaksanaan kegiatan di lingkup Subbag Perundang-undangan a Menyiapkan nota pencairan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan 1 kali 2 jam/kegiatan 2

b Memfasilitasi seluruh kebutuhan pelaksanaan kegiatan di lingkup subbag Perundang-undangan 288 kali 1 jam/kegiatan 288


(4)

WPT

No Sub Bagian Nama Jabatan Uraian Tugas BT SKR

c Mencatat dan mengadministrasikan setiap penggunaan anggaran 288 kali 1 jam/kegiatan 288 d Membuat laporan pengeluaran kepada pimpinan 47 laporan 1 jam/laporan 47 4 Membuat Surat Pertanggung Jawaban pelaksanaan kegiatan di lingkup Subbag

Perundang-undangan

a Membuat SPJ kegiatan di lingkup subbag Perundang-undnagan 12 kali 2 jam/kegiatan 24 b Membuat laporan hasil pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan kepada

pimpinan 12 laporan 1 jam/laporan 12

811

3 Bantuan Hukum 1 Membantu dalam kegiatan Pembinaan Keluarga Sadar Hukum (KADARKUM)

a Menyiapkan bahan kerja 4 laporan 0,5 jam/laporan 2

b Menyusun rencana kerja 4 laporan 1 jam/laporan 4

c Rapat Persiapan pembentukan KADARKUM dan Tim Pembinanya bersama Kecamatan, Kelurahan, SKPD terkait serta Instansi Vertikal lainnya dilingkungan Pemerintah Kota Bogor

4 kali 3 jam/kegiatan 12 d Menyiapkan draft Keputusan Walikota Bogor tentang Pembentukan dan pembina

KADARKUM 4 draft 3 jam/draft 12

e Mempersiapkan materi pembinaan yang akan diberikan kepada KADARKUM 4 materi 40 jam/materi 160 f

Mengkoordinasikan materi yang telah disiapkan dengan Tim Pembina KADARKUM 4 kali 16 jam/kegiatan 64 g Memberikan pembinaan kepada KADARKUM bersama Tim Pembina 4 kali 3 jam/kegiatan 12 h Membuat laporan hasil Pembinaan Keluarga Sadar Hukum 4 laporan 1 jam/laporan 4 2 Membantu dalam Kegiatan Pembinaan Masyarakat Taat Hukum (BINMATKUM)

a Menyiapkan bahan kerja 20 laporan 4 jam/laporan 80

b Menyusun rencana kerja 20 laporan 0,5 jam/laporan 10

c Membuat materi BINMATKUM 20 materi 32 jam/materi 640

d Mengadakan rapat persiapan BINMATKUM 20 kali 2 jam/kegiatan 40

e Pelaksanaan BINMATKUM di 20 (dua puluh) Kelurahan di Kota Bogor 20 kali 3 jam/kegiatan 60 f Membuat laporan hasil pelaksanaan BINMATKUM 20 laporan 1 jam/laporan 20 3

Membantu dalam Kegiatan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) a Menyiapkan Draft Peraturan Daerah Kota Bogor yang akan diharmonisasikan dengan

nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM) 4 draft 8 jam/draft 32

b Menyusun rencana kerja pembahasan Harmonisasi Peraturan Daerah Kota Bogor

bersama Panitia Pelaksana RANHAM Kota Bogor 4 laporan 0,5 jam/laporan 2 i. Fasilitator Penanganan Perkara

Perdata dan TUN


(5)

WPT

No Sub Bagian Nama Jabatan Uraian Tugas BT SKR

c Mengadakan rapat bersama Panitia Pelaksana RANHAM Kota Bogor untuk

membahas Harmonisasi Peraturan Daerah Kota Bogor dengan nilai-nilai HAM 4 kali 3 jam/kegiatan 12 d Merekapitulasi dan mengharmonisasikan usulan harmonisasi Peraturan Daerah Kota

Bogor dari masing masing anggota Panitia Pelaksana RANHAM 4 kali 16 jam/kegiatan 64 e Membuat laporan hasil harmonisasi Peraturan daerah Kota Bogor dengan nilai-nilai

HAM 4 laporan 1 jam/laporan 4

f Membantu dalam Pembuatan Jawaban, Replik, Duplik, Kesimpulan, Memori Banding, Kontra Memori Banding

g Menyiapkan bahan Pembuatan Jawaban, Replik, Duplik, Kesimpulan, Memori

Banding, Kontra Memori Banding 60 laporan 24 jam/laporan 1.440

h Menyusun rencana kerja 60 laporan 0,5 jam/laporan 30

i Membahas Pembuatan Jawaban, Replik, Duplik, Kesimpulan, Memori Banding,

Kontra Memori Banding bersama Tim Bantuan Hukum Kota Bogor 60 kali 40 jam/kegiatan 2.400 j Finalisasi Pembuatan Jawaban, Replik, Duplik, Kesimpulan, Memori Banding,

Kontra Memori Banding 60 kali 8 jam/kegiatan 480

k Membuat laporan hasil finalisasi Jawaban, Replik, Duplik, Kesimpulan, Memori

Banding, Kontra Memori Banding 60 laporan 1 jam/laporan 60

5 Membantu dalam Fasilitasi Penanganan Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara

a Menyiapkan bahan kerja 10 laporan 0,5 jam/laporan 5

b Menyusun rencana kerja 10 laporan 1 jam/laporan 10

c

Membuat Nota Dinas terkait perkara perdata dan tata usaha negara yang ditangani 10 nota 1 jam/nota 10 d Membuat Surat Kuasa Khusus terkait perkara perdata dan tata usaha negara yang

ditangani 10 surat 1 jam/surat 10

e Menghadiri sidang di Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tata Usaha Negara 100 kali 8 jam/kegiatan 800 f Membuat laporan hasil pelaksanaan sidang 100 laporan 1 jam/laporan 100 6 Membantu dalam penyelesaian sengketa hukum barang milik daerah

a Menyiapkan bahan kerja 4 laporan 0,5 jam/laporan 2

b Menyusun rencana kerja 4 laporan 1 jam/laporan 4

c

Membahas dan mengkaji sengketa hukum barang milik daerah bersama SKPD terkait 4 kali 40 jam/kegiatan 160 d Mempersiapkan pengadaan jasa konsultan hukum/pengacara untuk pembuatan Legal

opinion dan konsultansi Hukum 4 kali 8 jam/kegiatan 32

e Membuat laporan hasil penyelesaian sengketa hukum barang milik daerah 4 laporan 1 jam/laporan 4 6.781 Jumlah Beban Tugas


(6)

WPT

No Sub Bagian Nama Jabatan Uraian Tugas BT SKR

j. Pengadministrasi Keuangan 1 Menyusun rencana kegiatan Pengadministrasi Keuangan

a Menyiapkan bahan kerja 47 laporan 0,5 jam/laporan 24

b Menyusun rencana kegiatan pengadministrasi keuangan 47 laporan 1 jam/laporan 47 c Membuat laporan hasil penyusunan rencana kegiatan kepada pimpinan 47 laporan 0,5 jam/laporan 24 2 Membuat dokumen keuangan pelaksanaan kegiatan di lingkup Subbag Bantuan

Hukum

a Membuat RKA kegiatan di lingkup Subbag Bantuan Hukum 4 dokumen 25 jam/dokumen 100 b Membuat DPA kegiatan di lingkup Subbag Bantuan Hukum 4 dokumen 25 jam/dokumen 100 c Melaksanaan asistensi DPA kegiatan di lingkup Subbag Bantuan Hukum 4 dokumen 2 jam/dokumen 8

d 4 dokumen 2 jam/dokumen 8

e Membuat Laporan hasil pembuatan dan asistensi kepada pimpinan 4 dokumen 2 jam/dokumen 8 3 Mengelola keuangan pada setiap pelaksanaan kegiatan di lingkup Subbag Bantuan

Hukum

a Menyiapkan nota pencairan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan 4 kali 2 jam/kegiatan 8 b Memfasilitasi seluruh kebutuhan pelaksanaan kegiatan di lingkup subbag Bantuan

Hukum 1152 kali 1 jam/kegiatan 1.152

c Mencatat dan mengadministrasikan setiap penggunaan anggaran 1152 kali 1 jam/kegiatan 1.152 d Membuat laporan pengeluaran kepada pimpinan 188 laporan 1 jam/laporan 188 4 Membuat Surat Pertanggung Jawaban pelaksanaan kegiatan di lingkup Subbag

Bantuan Hukum

a Membuat SPJ kegiatan di lingkup subbag Bantuan Hukum 48 kali 2 jam/kegiatan 96 b Membuat laporan hasil pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan kepada

pimpinan 48 laporan 1 jam/laporan 48

2.962

36.977

25,68 JUMLAH WPT

Jumlah Beban Tugas JUMLAH PEGAWAI